Disusun Oleh:
SUPARJON
141.03.1146
PROGRAM STRATA-1
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2018
THESIS
Written by :
SUPARJON
141.03.1146
i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
PERSEMBAHAN :
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
PESAWAT KT-1B” .
memperoleh gelar Sarjana (S-1) pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada :
baik moril maupun materil dalam setiap langkah yang tidak ada henti –
hentinya.
2. Bapak Dr. Ir. Amir Hamzah, MT selaku Rektor Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
3. Ibu Nidia Lestari, ST., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Institut
4. Bapak Dr. Ir. Sudarsono, MT. selaku pembimbing I dan Bapak Ir. Joko
memberikan banyak ilmu serta solusi dari setiap masalah dalam penulisan
skripsi.
v
5. Seluruh Bapak/Ibu dosen Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan
perkuliahan.
6. Sahabat – sahabatku (Rekan Edi, Rekan Farhan, Rekan Dyah, Rekan Dian,
Rekan Berto, dan Adik Asiyah) yang telah membantu serta memberikan
kebersamaannya.
8. Seluruh teman angkatan 2014 khususnya program studi S-1 Teknik Mesin
akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT
Suparjon
vi
DAFTAR ISI
2.2.5 Tipe landing gear yang digunakan pada pesawat KT-1B ................... 12
vii
2.3 Landing Gear Pesawat KT-1B .................................................................... 13
viii
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 39
4.1 Analisis........................................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
ANALISIS BEBAN STRUKTUR LANDING GEAR PADA
PESAWAT KT-1B
1 2 2
Suparjon , Dr. Ir. Sudarsono, M.T. , Ir. Joko Waluyo, M.T.
1
Program Studi Teknik Mesin S-1, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
2
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta
E-mail : suparjon10@gmail.com
INTISARI
Analisis beban struktur landing gear pesawat KT-1B adalah secara garis besar
untuk menentukan pembebanan landing gear pada saat di darat, berkerja berdasarkan
beban yang diterima, dan mampu menahan beban maksimal. Tujuan skripsi ini adalah
untuk melakukan pembebanan maksimum, menganalisis kemampuan landing gear pada
saat mendapatkan beban. Penelitian ini dilakukan beberapa tahapan metode penelitian
dari mulai pengolahan data sampai proses validasi perhitungan dan analisis data.
Pembebanan maksimum pada nose landing gear dan main landing gear pada analisis
beban struktur landing gear pada pesawat KT-1B dalam kondisi pesawat berada di darat
adalah berat pesawat untuk take off weight 26500,402 N. Hasil analisis pembebanan
pada landing gear pesaawat KT-1B dalam keadaan static dan dinamik adalah beban
static maksimum pada main landing gear 11599,1 N, beban static maksimum pada nose
landing gear 8695,4 N, beban static minimum pada nose landing gear 3302,1 N, beban
dinamika pada nose landing gear 15894,6 N dan beban dinamika pada main landing gear
18797,6 N. Beban pada pesawat berpengaruh terhadap rancangan landing gear pesawat
KT-1B dan karakteristik dari pesawat tersebut untuk menjaga kestabilan sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam pengoprasian pesawat dan menjamin keselamatan.
Kata Kunci: Landing gear, take-off, pesawat KT-1B, dan analisis beban
xii
BAB I
PENDAHULUAN
pesawat. Landing gear berfungsi menahan beban pesawat saat berada di darat
karakteristiknya pesawat itu sendiri. Pada pesawat KT-1B jenis landing gear
landing gear dan dua main landing gear. Dengan bentuk tricycle sehingga
pesawat lebih stabil saat di ground. Landing gear tersebut harus mampu
menyerap landing loads dan ground handling yang kuat. Diharapkan tidak
terjadi kegagalan akibat struktur yang tidak kuat. Untuk mengetahui batas
analisis struktur.
hambatan angin atau drag ketika mengudara. Selama terbang fungsi landing
mengalami dua jenis pembebanan yaitu beban static dan beban operasional.
1
2
struktur maka akan terlihat beban yang didapatkan oleh landing gear.
pada saat di darat, bekerja berdasarkan beban yang diterima, dan mampu
pesawat dan beban yang diangkut. Dalam tahap analisis landing gear ada
Beban Struktur Langding Gear Pada Pesawat KT-1B, secara garis besar
operasi penerbangan ?
pembeban pada nose landing gear, main landing gear, pembebanan ketika
pembebanan.
skill yang dimiliki oleh mahasiswa. Serta sebagai syarat untuk lulus
4. Untuk pembaca yang sekiranya laporan skripsi ini dapat memberikan suatu
pengetahuan.
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PENGUJI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
5
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang landasan teori yang berkaitan dengan tema
skripsi, teori dasar yang dipakai dalam analisis beban struktur landing gear,
tinjauan pustaka terhadap penulis terdahulu yang ada kaitan dengan tema
skripsi.
struktur landing gear pada pesawat KT-1B, prinsip kerja serta langkah atau
urutan apa yang harus dilakukan dalam analisis dan metode-metode yang telah
BAB V PENUTUP
ditujukan pada para analisis lebih lanjut agar lebih baik untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
menahan beban pesawat saat didarat yaitu beban selama beroperasi di darat
software Mathcad 14. Berat pesawat MA60 untuk take off sebesar
adalah 20056,892 newton dan main landing gear adalah 98421,922 newton.
gear sebesar 0,067 meter dan defleksi ban maksimum main landing gear
Batas beban static main landing gear adalah 92% atau masing-masing
main gear adalah 46%. Batas beban static minimum nose landing gear adalah
landasan. Panjang stroke saat touchdown pada nose landing gear adalah
0,107 meter dan main landing gear adalah 0,114 meter. Sehingga dapat
6
7
disimpulkan fungsional landing gear pada AMM sudah sesuai. Dalam hal ini
dimulai pada 1988 oleh KAI, pesawat bermesin Turboprop ini adalah
kecepatan 350 KIAS (Knots Indicated Air Speed) dan percepatan gravitasi
landing gear adalah perlu dihitung dengan jumlah beban ban per sturt untuk
untuk nose landing gear statis dan pengereman beban. Beban sebelumnya
dihitung dan dibagi dengan jumlah roda main landing gear untuk
landing gear paling banyak digunakan. Roda belakang dari pesawat lebih
dekat dengan center of gravity dan menompang berat fuselage dan beban
lainnya, sehingga disebut main landing gear. Dua gear utama tersebut
terletak pada jarak yang sama dari center of gravity dengan sumbu X dan
jarak yang sama di sumbu Y ( sisi kiri dan sisi kanan ), sehingga keduanya
menerima beban yang sama. Landing gear depan ini jauh dari center of
gravity dibandingkan dengan main landing gear, dengan itu menerima beban
mampu menahan gaya yang diterima selama masih dalam batas pakai yang
(landing).
hambatan angin atau drag ketika mengudara. Selama terbang fungsi landing
9
termasuk klasifikasi berat pesawat itu sendiri, namun desain pesawat harus
KT-1B adalah pesawat latih dasar turbo prop pertama yang dimiliki
TNI-AU dengan menggunakan kursi lontar (ejection seat), pesawat ini datang
sebanyak tujuh pesawat dengan tail number LD-0101 sampai dengan LD-
0107 pesawat ini merupakan jenis pesawat latih dasar yang digunakan untuk
latihan siswa instruktur penerbang, adapun Gambar 2.1 Pesawat KT-1B dan
c. Length : 10.260 m
e. Height : 3.670 m
2.2.2 Engine
SHP)
d. Compression Ratio : 9 :1
Grade JP-4, JP-5 Alternative ASTM D 1655, Jet A, Jet A-1, Jet B
12
2.2.3 Propeller
sehingga susunan tiga memiliki satu roda di depan yang disebut nose
landing gear, dan dua roda di belakang atau disebut main landing gear.
Dapat di lihat gambar 2.2 tipe roda tiga (tricycle) pada pesawat KT-1B.
13
roda pendarat yang dapat ditarik masuk secara penuh, dioperasikan secara
hydraulic dan di kontrol oleh listrik, main landing gear dapat ditarik
tenaga hydraulic ini digunakan oleh nose dan main landing gear actuator
pada ruang roda landing gear, unit ini di lipat ke arah belakang kedalam
ruang roda oleh nose landing gear actuator dan berada dalam kondisi
terkunci secara mekanmis oleh pengait ketika landing gear control handle
diposisikan pada keadaan, pintu Nose L/G, dan dibuka dan ditutup ketika
landing gear direntangkan dan dilipat dan dapat lihat gambar 2.3 nose
landing gear.
pada main L/G bay (ruang roda), apabila L/G Control handle ada posisi
UP, main L/G door actuator akan bekerja untuk membuka inboard door,
setelah main L/G dilipat, pintu-pintu tersebut akan tertutup, ketika L/G
sepenuhnya terlipat unit tersebut akan berada dalam posisi terkunci secara
mekanis oleh penganti dan inboard door juga pada posisi terkunci oleh
internal lock dan dapat dilihat pada gambar 2.4 komonen-komponen main
landing gear.
16
4) Outboard door
7) Inbord door
2. Taxiing
3. Take off
4. Terbang/level flight
5. Landing
Terjadi setelah kondisi vertical load, yang mana gaya reaksi longitudinal
atau gelombang yang memiliki arah getaran yang sama dengan arah
dengan aliran udara normal di atas sayap, dikenal sebagai akor. Jika tepi
terdepan dan trailing edge sejajar, akord dari sayap adalah konstan
memiliki sayap yang meruncing dan menyapu dengan hasil bahwa lebar
besar dimana akan bertemu dengan badan di akar sayap dan semakin
Keterangan :
Koordinat awal pesawat KT-1B dimulai dari satu meter dari nose
koordinat pesawat.
( ) ( ) ( )
.............................. (2.3)
Koordinat YT dirumuskan :
( ) ( ) ( )
................................ (2.4)
Keterangan :
( ) ( ) ................................... (2.5)
( ) ( ) ................................. (2.6)
X TO ( ) .............................................................. (2.7)
Y TO ( ) ............................................................... (2.8)
Keterangan :
(m)
(m)
.................................................................. (2.9)
Keterangan :
4. Menempatkan main landing gear MAC pada posisi yang paling efisiensi
terhadap beban.
5. Garis dari C.G aft 8o-15o terhadap garis vertical sampai bertemu dengan
garis vertical pusat main landing gear untuk menentukan letak main
landing gear.
berputarnya pesawat.
landing gear dan main landing gear dirumuskan : (M. Sadraey, hal. 48)
.......................................................... (2.10)
Keterangan :
() c ................................................................................. (2.11)
Kemudian,
.......................................................................... (2.12)
23
Keterangan :
Beban pada landing gear terjadi menjadi 2 macam, yaitu beban static
dan beban dinamik. Sebelumnya akan diperhitungkan jarak dari kedua center
of gravity.
1. Beban static merupakan beban yang berkerja pada saat pesawat dalam
Keterangan :
fowar, menentukan jarak nose landing gear ke aft dan main landing gear
ke aft.
( )
Pm (2.13)
Keterangan :
ns : jumlah strut
( )
................................................. (2.14)
Keterangan :
F : wheelbase (m)
( )
......................................................... (2.15)
Keterangan :
F : wheelbase (m)
2. Beban dinamik
pengaruh gaya eksitasi luar yang terjadi dengan cepat. ( sumber : Jan
( )
= + ......................................... (2.16)
26
Keterangan :
( )
Pn dyn = Pm + ....................................... (2.17)
Keterangan :
........................................................................................... (2.18)
Keterangan :
V : kecepatan (m/s)
R : radius (m)
28
( ) ............................................................................. (2.19)
Keterangan :
pison rod yang berfungsi untuk mengatasi atau meredam saat menerima
beban.
.............................................................................. (2.20)
Keterangan :
2. Gaya total
Keterangan :
kemampuan peredam akibat impact landing load yang diterima oleh strut
Untuk mengetahui besar energy kinetic yang diredam pesawat pada saat
( )( )
......................................................................... (2.22)
keterangan :
Wt : touchdown rate ( )
dinamik maksimum untuk setiap landing gear dengan batas nilai stroke.
30
setiap ban yang ditinjau pada saat melakukan pengereman yaitu : (Jan
( ){ ( )( )}
......................................... (2.23)
( )
Keterangan :
( )( )
[{ } ]
................................................ (2.24)
Keterangan :
Wt : touchdown rate ( )
3. Kemudian, untuk panjang stoke strut main landing gear dirumuskan : (Jan
( )( )
[{ } ]
........................................................ (2.25)
Keterangan :
METODE PENELITIAN
Mulai
Mengumpulkan data
Keterangan :
Pengolahan data
Validasi Tidak
perhitungan dan
analisis data
ya
Kesimpulan
Selesai
32
33
Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan metode penelitian dari mulai
pengolahan data sampai proses validasi perhitungan dan analisis data. Adapun
1. Metode observasi
dianalisis.
2. Metode pustaka
3. Metode wawancara
narasumber yang memiliki kemampuan dan ahli dalam bidang yang akan
dibahas.
34
sudah didapatkan dari pesawat KT-1B dalam bentuk yang berarti untuk
menganalisa apa-apa saja yang digunakan pada saat analisis beban struktur
pesawat rancangan Korea pertama dimulai pada 1988 oleh KAI, pesawat
dirancang oleh computer. Adapun data spesifikasi dapat dilihat gambar 3.2
6 Propeller 2.413 m
Beban pada landing gear terjadi menjadi 2 macam, yaitu beban static
dan beban dinamik. Sebelumnya akan diperhitungkan jarak dari kedua center
of gravity.
1. Beban static merupakan beban yang berkerja pada saat pesawat dalam
take-off.
pison rod yang berfungsi untuk mengatasi atau meredam saat menerima
beban.
kemampuan peredam akibat impact landing load yang diterima oleh strut
landing gear
KT-1B ini penulis menggunakan proses dari penyusunan data-data yang telah
ini. Data-data tersebut diperoleh dari hasil perhitungan dan pengamatan dari
data observasi, literature yang kemudian dianalisa menjadi sebuah data yang
deskriptif.
BAB IV
4.1 Analisis
landing gear pada pesawat KT-1B. Secara garis besar langkah analisis sebagai
berikut.
No Komponen Besaran
39
40
19 Radius 30 m
25 Load factor 2
massa operational empty weight dan massa take off weight sehingga
pada berat pesawat ketika take off (GWTO) yang diterima pada pesawat
KT-1B.
3. MAC dapat dilihat gambar 4.1 adalah representasi dua dimensi dari
gaya angkat tunggal dan sesaat di sekitar pusat aerodinamis MAC. Oleh
karena itu, bukan hanya panjangnya tetapi juga posisi MAC seringkali
penting. Secara khusus, posisi pusat gravitasi (CG) suatu pesawat biasanya
diukur relatif terhadap MAC, sebagai persentase jarak dari ujung depan
berikut :
43
kordinat pesawat.
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
3,685 m
2). Menentukan posisi center of gravity YT untuk take off weight dalam
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
44
aerodynamic chord
( ) ( )
( ) ( )
0,1967 m
( ) ( )
( ) ( )
1,059 m
X TO )
X TO ( )
X TO ( )
X TO 12,48 % MAC
Y TO )
Y TO ( )
Y TO ( )
Y TO
45
tersebut menunjukan untuk mencari tinggi main landing gear (HLG main),
tinggi nose landing gear (HLG nose) dan tinggi center of gravity (Hcg)
Untuk tinggi main landing gear, sebelum ditetntukan wing airfoil KT-1B
C = 1,576 m
( )
tw =( ) C
tw = 0,08 x 1.576 m
tw = 0,126 m
Sehingga,
HLG main =
HLG main =
fowar, menentukan jarak nose landing gear ke aft dan main landing gear
ke aft.
1. Beban static merupakan beban yang berkerja pada saat pesawat dalam
Keterangan :
Gwto = 2702,289 kg
g = 9,807 m/s2
ns =2
48
( )
Pm max
( ) ( )
Pm max
Pm max = 11599,1 N
( )
( ) ( )
8695,4 N
( )
( ) ( )
49
2. Beban dinamik
pengaruh gaya eksitasi luar yang terjadi dengan cepat. ( sumber : Jan
( )
= +
( )
=8695,4 N +
15894.008 N
( )
Pn dyn = Pm max +
( )
Pn dyn = 11599,1 N +
Pn dyn = 18797.6 N
50
( )
= 9537.64 N
51
m : 2702,289 kg
( )
( )
= 0,006 radian
= 0,34 derajat
0,0157 m2
Keterangan ;
1psi = 6894,76 pa
52
2) Gaya total
Ftotal = P. A
F1 = P1. Apiston
F1 = 551581 Pa . 0,0157 m2
F1 = 8659,8 N
Keterangan :
F2 = P2. Apiston
F2 = 965266Pa . 0,0157 m2
F2= 15154,6 N
1) Luas penampang
0,012 m2
53
2) Gaya total
F1 = P1. Apiston
F1 = 6618,972 N
F2 = P2. Apiston
F2 = . 0,012 m2
F2= 11583,1 N
masing-masing landing gear dalam kondisi negative travel pada saat touch
down.
melakukan pengereman
( ){ ( ) ( )}
( )
( ){ ( ) ( )}
( )
54
b. Jadi panjang stroke untuk shock strut nose landing gear pada saat
touch down
( ) ( )
[{ } ]
( ) ( )
[{ } ]
c. Energy kinetic yang harus diredam nose landing gear pada saat
touch down
( )( )
[{ } ]
( )
[{ } ]
55
untuk empty wight adalah 2085,624 kg(force) dan untuk take off weight
menentukan titik koordinat awal atau titik O pesaawat KT-1B dimulai dari
dua wheel yang terdiri dari dua ban, sehingga beban tersebut akan
2) Beban static maksimum nose landing gear yaitu 8695,4 N, dapat dlihat
pada gambar 4.6 hard nose landing gear landing gaya ketika pada
dilihat gambar 4.7 hard main landing gear landing gaya pada saat take
off.
Hasil dari perhitungan berat pesawat dan berat pada saat take off
dimasukin dalam tabel 4.3 beban yang diijinkan pada landing gear
Berat total ketika pada saat take off 6769 lbs 26500,402 N
KT-1B dan beban yang dihasilkan oleh beban static, beban dinamik pada
nose landing gear dan main landing gear tidak terjadi pembebanan yang
melebihi dari beban yang diijinkan oleh pesawat KT-1B. maka dari analisi
beban total take off weight dan landing weight itu sama-sama besar beban
yang diterima.
adalah 9537,64 N
2) Berikut ini hasil dari perubahan besar nilai reaksi gaya yang
3) Tekanan pada shock strut dengan gaya tekanan 140 presure adalah
sebesar 15154,6 N.
6) Tekanan pada shock strut dengan gaya tekanan 140 presure adalah
sebesar 11583,1 N.
pada landing gear untuk mengetahui energy kinetic pada saat touchdown,
saat toch down. Berat pesawat ketika landing adalah 2085,624 kg,
sehingga energy kinetic yang direndam pesawat tersebut pada saat touch
Dibawah ini analisis stroke pada shock strut landing gear sebagai beikut :
pengeraman adalah
2) Panjang stroke untuk shock strut nose landing gear pada saat touch
3) Energy kinetic yang harus direndam nose landing gear pada saat touch
down adalah
energy kalor dan dibuang secara bertahap melalui aliran fluida sehingga
menjamin keselamatan.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Pembebanan maksimum pada nose landing gear dan main landing gear
pada analisis beban struktur landing gear pada pesawat KT-1B dalam
kondisi pesawat berada di darat adalah berat pesawat untuk take off
weight 26500,402 N
keadaan static dan dinamik adalah beban static maksimum pada main
landing gear 11599,1 N, beban static maksimum pada nose landing gear
8695,4 N, beban static minimum pada nose landing gear 3302,1 N, beban
dinamika pada nose landing gear 15894,6 N dan beban dinamika pada
61
62
5.2 SARAN
2. Dalam perhitungan analisis harus dilakukan dengan teliti dan jeli sehingga
hasil yang diketahui mendekati beban yang diijinkan pada pesawat KT-1B.
3. Lebih baik jika menganalisi terdapat software yang dapat terlihat lansung
Currey, Norman S., 1988, Aircaft Landing Gear Design: Principles and
Practices: AIAA education series.
P. Muhamad Jalu., 2015, “Analisis Statik Kekuatan Struktur Fitting Pada Landing
Gear Pada Pesawat N-219”, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto. Vol
VII, hlm 106.
Prabowo. Bima Aji., 2013, Analisis Beban Struktur Landing Gear Pada Pesawat
XI’AN MA60. Tugas Akhir Teknik Penerbangan, Sekolah Tinggi
Teknologi Adisudjipto, Yogyakarta.
Powered. MediaWiki., 2017, “Mean Aerodynamic Chord (MAC)”, bermuat di :
www.skybrary.aero/index.php/, diakses 12 Desember 2018.
Roskam. Dr. Jan., 1985, Airplane Design, Part IV Aircraft Tire Contruction.
Ottawa, Kansas, 66067.
Sandraey, Muhammad., 2013, Aircraft desingn A Systems Enggineering
Approach, Daniel Webster College, New Hampshire, USA.
Technical Manual 2012, Flight Manual. T.O. 1T-KT1B-1 REV.A.
Technical Manual 2012, Aircraft General. T.O. 1T-KT1B-2-1 REV.A.
Technical Manual 2012, Structural Repair. T.O. 1T-KT1B-3.
Technical Manual 2012, Basic Weight Checklist and Loading Data. T.O. 1T-
KT1B-5 REV.A.
DAFTAR SIMBOL