Anda di halaman 1dari 73

Aerodynamic and Helicopter

Performance
Basic Airframe Helicopter (A2)

POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA


September, 2020

1
Introduction to the Helicopter
• Helicopter : pesawat yang mendapatkan lift dan propelled dari satu
atau lebih horizontals rotors, masing-masing2 rotor terdiri dari 2 atau
lebih rotor blades

05/03/2022 Introduction to The Helicopter 2


Introduction to the Helicopter
• Keunggulan :
• Mendapatkan lift tanpa
memerlukan pergerakan
kedepan
• Dapat hover, take off dan
landing secara vertical
tanpa memerlukan
Runway
• Dapat digunakan pada
congested/isolated area
dimana tidak terjangkau
oleh fixed wing aircraft

05/03/2022 Introduction to The Helicopter 3


Rotor System
• Rotating part dari pada helicopter
untuk menghasilkan lift
• Main rotors
• Horizontal mounted
• Vertical lift
• Tail rotors
• vertical mounted
• Horizontal lift
• To counteract torque effect
• Tilt rotors
• dipasang diujung wings
• bisa berputar / transisi
• dari Horisontal mounted - lift
• ke Vertikal mounted - thrust
05/03/2022 Introduction to The Helicopter 4
The Main Rotors
• The rotor mast
• Hollow cylindrical metal shaft yang
memanjang keatas penghubung transmission
ke rotor Hub/head
• The rotor Hub
• Tempat terpasangnya rotor blades di ujung
atas rotor mast
• The Rotor Blades
• Blades dengan penampang melintang
berbentuk airfoil, berputar menghasilkan
gaya lift.
05/03/2022 Introduction to The Helicopter 5
The Tail Rotor / antitorque rotor
• Single main rotor > torque effects
• Body helicopter berputar berlawanan
arah putaran main rotor
• Hkm. Newton III : every action has an
equal and opposite reaction.
• 3 jenis antitorque :
• Tradisional tail rotor
• Fenestron (fantail)
• NOTAR®
Introduction to The Helicopter 6
NOTAR®
1. Air intake 
2. Variable pitch fan 
3. Tail boom with Coandă
Slots 
4. Vertical stabilizers 
5. Direct jet thruster 
6. Downwash 
7. Circulation control tailboom
cross-section 
8. Anti-torque lift

Variable pitch fan > High volume low-pressure air > exit two coanda
slots > create boundary layer > changes airflow direction > creates
thrust 7
Rotors Configuration
Boeing CH47 Chinook

• Tandem rotor / dual rotor • Intermeshing rotors


• Counter-rotating rotor • dua rotor berputar
• Mempu membawa beban lebih saling berlawanan Kamov Ka-32A-12
dengan blade yg lebih pendek • Terpasang pada Dua
• Engine power untuk lift semua rotor mast yang
• Most powerfull & fastest rotor membentuk sudut
system tertentu
Kaman K-max
• Coaxial rotor • Sehingga blade dapat
• Dua rotor dalam satu mast saling ber-intermesh
• Berputar counter-rotating tanpa saling
saling berlawanan bertabrakan satu sama
lainya
05/03/2022 Introduction to The Helicopter 8
The Tail Rotor
• Tradisional tail rotor
• Dapat menekan atau
menarik tailboom
• Meng-counter
torque hasil reaksi
putaran main rotor
• Diputar oleh engine
dengan shaft yang
• TGB : Tailrotor GearBox
terhubung pada • IGB : Intermediate GearBox
main transmission • AHB : Aft Hanger Bearing
gear box • FHB :Fore Hanger Bearing
MGB
• MGB : Main transmission GearBox

05/03/2022 Introduction to The Helicopter 9


The Flight Control (primary flight control)
• Cyclic / Cyclic stick
• Joystick type & T-bar cyclic type
• Merubah pitch-nya rotor blades salah satu
sisi shg menghasilkan lift yang berbeda
• Sehingga rotor disk akan dimiringkan
(tilting) pada arah tertentu
• Menghasilkan pergerakan helicopter pada
arah tersebut.
• Cyclic kedepan > rotor disk miring ke depan,
• bgt juga kesamping/kebelakang

05/03/2022 Introduction to The Helicopter 10


The Flight Control (primary flight control)
Collective and throttle control
 merubah pitch angle pada seluruh rotor
blade secara bersamaan
Menaikan / menurunkan total lift /trust
Menaikan / menurunkan altitude/airspeed
fungsi throttle untuk mempertahankan
engine power yang cukup supaya rpm rotor
tetap pada putaran maksimum untuk
menghasilkan lift.
 twist grip type /fully governed system type

05/03/2022 Introduction to The Helicopter 11


The Flight Control (primary flight control)
Collective and throttle control
 merubah pitch angle pada seluruh rotor
blade secara bersamaan
Menaikan / menurunkan total lift /trust
Menaikan / menurunkan altitude/airspeed
fungsi throttle untuk mempertahankan
engine power yang cukup supaya rpm rotor
tetap pada putaran maksimum untuk
menghasilkan lift.
 twist grip type /fully governed system type

05/03/2022 Introduction to The Helicopter 12


Fligth Conditions
two basic fligth conditions
Forward Fligth
Hover
o Sikap terbang paling menantang
o Karena menghasilkan gusty air
o yang melawan fuselage & control surface
o Interaksi 3 control surface
o Cyclic untuk kanan kiri maju mundur
o Pedals untuk arah nose heading
o Collective untuk kontrol ketinggian

Introduction to The Helicopter 13


CHAPTER SUMMARY

Introduction to the helicopter memberikan gambaran latar belakang


sebuah helicopter, berbagai manfaat penggunaannya, memberikan
terminologi dasar dan penjelasan tentang komponen-komponen atau
bagian-bagian daripadanya dan teori dasar bagaimana helicopter bisa
terbang.

14
Aerodynamic of Flight
Forces acting on the Aircraft
• Lift : gaya angkat
• Weight : gaya berat
• Thrust : gaya dorong
• Drag : gaya hambat

05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 15


Aerodynamic of Flight
Lift
 dihasilkan ketika sebuah benda
merubah arah aliran fluida atau ketika
fluida mendapatkan gaya untuk
bergerak oleh benda yang melaluinya.
Faktor yang mempengaruhi besar kecil
lift :
Kecepatan aliran udara
Kerapatan masa udara
Wing area
Coefficient lift
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 16
Aerodynamic of Flight
Lift
Angle of Attack : sudut antar chord line dan
relative wind direction
Lift dihasilkan ketika masa udara dibelokan
dan selalu tegak lurus dengan RWD
• Symmetric airfoil : harus pada positif AoA untuk
menghasilkan positive lift
• pada 0⁰ AoA tidak ada lift yang di hasilkan
• Pada negatif AoA maka lift negatif yang dihasilkan

 Sedangkan cambered airfoil/nonsymmetric airfoil :


tetap menghasilkan lift positif meskipun AoA pada
0⁰ dan negatif AoA
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 17
Aerodynamic of Flight
Lift
Angle of Attack : sudut antar chord line dan
relative wind direction
Lift dihasilkan ketika masa udara dibelokan
dan selalu tegak lurus dengan RWD
• Symmetric airfoil : harus pada positif AoA untuk
menghasilkan positive lift
• pada 0⁰ AoA tidak ada lift yang di hasilkan
• Pada negatif AoA maka lift negatif yang dihasilkan

 Sedangkan cambered airfoil/nonsymmetric airfoil :


tetap menghasilkan lift positif meskipun AoA pada
0⁰ dan negatif AoA
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 18
Aerodynamic of Flight
Lift
Selain pada airfoil, lift juga dihasilkan pada:
o Plat datar dengan sudut kemiringan tertentu
o Silinder yang berputar,
o Bola yang berputar dll
 Aliran fluida yang bertemu leading edge sebuah
benda terbagi dua arah keatas dan kebawah
Perubahan arah secara tiba-tiba pada bagian atas
benda menghasilkan area bertekanan rendah
Karena adanya gradien tekanan dan viscosity, aliran
fluida yang mengalir diatas benda ter-accelerate
kebawah sepanjang permukaan atas benda.
Disaat yang bersamaan area dibawah benda
menghasilkan area dengan tekanan yang tinggi
Pada akhirnya lift dapat dihasilkan
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 19
Bernoulli principle the Velocity & pressure relationship

• Hukum kekekalan energi : “energi


tidak dapat dihasilkan atau
dimusnahkan dan jumlah energi
masuk pada sistem harus sama
dengan energi keluar”
• Kaitannya dengan gaya • Jika Aliran pipa konstan tidak dipercepat atau
aerodinamika pada airfoil, energi diperlambat
yang dimaksud adalah: • Mass flow rate pada titik 1,2,3 adalah sama besar
• dynamic pressure sebagai energi • Jika luasan penampang pipa mengecil, maka
kinetik kecepatan fluida yang mengalir akan meningkat
• static pressure sebagai energi
potensial.
untuk mempertahankan mass flow rate konstan.
• Dengan kata lain fluida akan mengalami percepatan
• Masa udara yang mengalir setiap
berbanding lurus terhadap penyempitan luasan
satuan luas disebut “mass flow
area penampang pipa
rate”
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 20
Bernoulli principle the Velocity & pressure relationship

• Bernoulli menyatakan “peningkatan kecepatan akan meningkatkan tekanan


dinamis”
• Selama tekanan total harus konstan (energi kekal) tekanan statik pada sisi-sisi venturi
akan turun
• Dimana tekanan total adalah Ptotal = Pdynamic + Pstatic
• Fenomena ini disebut dengan istilah venturi effect
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 21
Bernoulli principle the Velocity & pressure relationship

Ventury flow
• Static pressure :
• komponen tekanan yang tidak
bergerak diukur pada fluida yang
mengalir atau pun statis
• gaya yang bekerja pada suatu
satuan luas (psi / psf)
• dynamic pressure :  Jika pipa venturi tinggal 1/2 bagian bawah nya saja,
• komponen tekanan yang terjadi udara masih dapat terakselerasi saat melalui
akibat dari pergerakan aliran udara permukaan cembung, karena lapisan udara sedikit
• Ptotal = Pdynamic + Pstatic terhambat tepat di permukaan tersebut.
 Akselerasi ini menyebabkan static pressure diatas
• Ketika aliran melalui constriction bagian cembung turun dan menghasilkan perbedaan
area static pressure akan turun tekanan sbg akibat perubahan tekanan statis dan
saat velocity meningkat dinamis
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 22
Extra lift generation
Hukum III Newton
• Sebelumnya dijelaskan gaya lift dihasilkan karena
hukum kontinyuitas udara yang konstan mengalir
melewati airfoil (constriction tube) mengakibatkan
percepatan udara di bagian upper chamber yang lebih
cepat dibanding aliran udara dibagian lower chamber
sehingga menghasilkan perbedaan tekanan.
(mayoritas)
• Gaya lift dihasilkan pula pada bagian bawah
permukaan airfoil / rotor blades ketika terkena
terpaan udara alirannya akan menyimpang ke bawah.
(minoritas)
• Berdasarkan hukum III Newton aliran yang ter-deflect
kebawah (action) akan menghasilkan gaya keatas (lift)
sebagai reaction-nya.
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 23
Aerodynamic of Flight
Weight
 untuk mengangkat helicopter vertikal,
rotor disk harus menghasillkan gaya lift
sama besar dengan gaya weight-nya
dengan arah berlawanan. Hk. I Newton
Jika helicopter banking pada altitude
konstant maka beban rotor disk
bertambah berat.
G-loads / load factor :

05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 24


Aerodynamic of Flight
Weigth
 untuk mengatasi penambahan beban
load factor helicopter harus dapat
menghasilkan lift yang lebih.
Jika tidak akibatnya akan kehilangan
ketinggian
Sudut banks <30⁰ load factor kecil
Sudut banks>30⁰ load factor melonjak
weigth (lb) Bank θ⁰ Load Factor x weigth (lb) load factor (Gs)
1600 30 1848 1.15
1600 60 3200 2.00
1600 80 9214 5.76

05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 25


load factor (G)
Bank θ⁰ Cos θ 1/Cos θ Load Factors
0 1.00 1.00 9.00
8.00
10 0.98 1.02
7.00
20 0.94 1.06
6.00
30 0.87 1.15
5.00
40 0.77 1.31
4.00
50 0.64 1.56 3.00
60 0.50 2.00 2.00
70 0.34 2.92 1.00
80 0.17 5.76 0.00
90 0.00 16,324,552,277,619,100.00 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

 Weight pada helicopter akan dibebankan pada masing masing rotor blade-nya
 Jika rotor blade-nya 2 maka masing-masing terbebani 50% gross weight
 Jika rotor blade-nya 3 maka masing-masing terbebani 33% gross weight

 Turbulensi merupakan salah satu hal yang meyebabkan kenaikan load factor
 Turbulensi akan merubah arah relative wind direction sehingga angle of attack
membesar secara tiba2 dan meningkatkan beban rotor blade 26
Aerodynamic of Flight
Thrust
 thrust dihasilkan sama seperti lift yaitu dari
main rotor disk.
Bedanya pd helicopter thrust dapat diarahkan
ke depan samping & belakang
Resultan gaya lift dan thrust menentukan arah
terbang helicopter

Menyatakan kemampuan rotor disk untuk
menghasilkan dan mempertahan kan gaya lift.
tail rotor menghasilkan thrust dikontrol oleh
pedals sebagai anti torque dan juga untuk
helicopter
05/03/2022 yawing. Aerodinamic of Fligth 27
Aerodynamic of Flight
Drag – gaya yang menghambat pergerakan helicopter di udara dan muncul
ketika gaya lift dihasilkan

 sifat drag selalu paralel terhadap RWD


Terdiri dari 3 jenis ;
 Profile drag
 Induced drag
 Parasite drag
Profile drag – drag yang timbul dari gesekan
blades dengan udara
Profile drag
 Form drag – timbul dari adanya turbulent wake
yg disebabkan adanya separation aliran udara
dari permukaan geometri
 Skin friction drag - timbul dari gesekan aliran
udara dengan permukaan yang kasar yang
mengakibatkan
05/03/2022 terjadinya small eddies
Aerodinamic of Fligth 28
Aerodynamic of Flight
Induced Drag
 Induced drag – drag timbul dari sirkulasi aliran
udara disekitar rotor blade ketika menghasilkan lift
area bertekanan tinggi di bagian bawah blades
bercampur dengan area bertekanan rendah diatas
blade pada trailing edge dan rotor tips.
Menimbulkan vortex yang muncul dibelakang masing-
masing blades ketika gaya lift dihasilkan
Vortex ini akan membelokan airstream kebawah di
area sekitar wing dan menghasilkan peningkatan
downwash, timbul drag
Jika AoA membesar, vortices menguat maka induced
drag meningkat pula.
Induced drag berbanding terbalik terhadap kecepatan
shg drag ini hanya muncul pada kecepatan rendah.
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 29
Aerodynamic of Flight
Parasite Drag
 drag yang timbul kapanpun selama helicopter
bergerak di udara terutama pada High speed
Berbanding lurus terhadap airspeed
Dihasilkan oleh komponen selain airfoil seperti : rotor
mast, tail, landing gear
Parasite drag bertambah secara kuadratik terhadap
velocity
 jika airspeed ditingkatkan 2x lipat maka parasite drag
meningkat 4x lipat lebih besar
total drag adalah jumlah keseluruhan dari 3 jenis gaya
drag
Profile drag relatif konstan terhadap kecepatan
titik terendah kurva total drag menunjukan kecepatan
optimal dimana drag paling rendah
Titik 05/03/2022
dimana lift to drag ratio L/Dmax paling besar
Aerodinamic of Fligth 30
Airfoil Istilah dan definisi
• Blade span : panjang rotor blade dari titik pusat putaran sampai ke tip
• Chord line : garis menghubungkan leading edge –trailling edge
• Chord : panjang logitudinal chordline
• Mean chamber line : garis rata2 permukaan atas&bawah/chamber airfoil
• Chamber: garis curva permukaan airfoil
• Leading edge : ujung depan airfoil
• Fligthpath velocity : arah dan kecepatan airfoil melewati udara
• Pada pesawat sama dengan true airspeed (TAS)
• Pada helicopter = rotational velocity
• RWD : aliran udara relatif terhadap airfoil
• Trailing edge : ujung belakang airfoil
• Induced flow : aliran udara downward yang melalui rotor disk
• Resultant RWD : relative wind yang dipengaruhi induced flow
• AoA : sudut antara RWD dan chordline
• AOI : sudut antara chordline dan rotor hub (blade pitch angle)
• Center of pressure : titik pusat gaya aerodinamik pada garis chordline
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 31
Airfoil jenis-jenis airfoil
• Symmetrical airfoil
• Permukaan atas dan bawah simetri
• Chordline dan mean chamber line segaris
• Main rotor blades menggunakan airfoil simetri
• Zero lift pada posisi sudut serang 0⁰
• Nonsymmetrical airfoil
• Permukaan atas dan bawah berbeda
• tingkat lengkung permukaan atas lebih besar
• Chordline dan mean chamber line tidak segaris
• pada posisi sudut serang 0⁰ dan negatif tetap menghasilkan
positif lift
• Keunggulan : lift yg dihasilkan lebih besar, L/Dmax lebih tinggi,
stall characteristic-nya lebih bagus
• Kelemahan : Center of Pressure dapat bergerak sampai 20%
panjang chordline, biaya produksinya lebih tinggi
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 32
Airfoil blade twist
• Terjadi perbedaan kecepatan rotational • Hub/mast: titik pemasangan rotor hub
relative wind sepanjang blade dan sumbu putar blades
• Sehingga perlu didesain dengan twist untuk:

TIP : titik terjauh dari rotor blades
• Meringankan internal stress
• Root: titik pasang blades ke hub
• Menyamakan distribusi lift sepanjang blade
• Blade didesain dengan pitch angle semakin • twist : AoI yg membesar dari root ke tip
besar dari root ke tip

05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 33


Airflow an Reactions in the Rotor disk
relative wind
• adalah aliran udara relatif terhadap
airfoil
• Pergerakan Airfoil di udara
menghasilkan relative wind .
• Arahnya paralel dan berlawanan
terhadap pergerakan airfoil
• dua bagian aliran udara yang dilalui
rotor blade:
• Horizontal part
Disebabkan oleh putaran dan gerakan
helicopter di udara
• Vertical part
Disebabkan udara yang ditekan mengalir
kebawah melalui rotor blades dan setiap
aliran udara relatif terhadap blades saat
helicopter climbing/descending.
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 34
Airflow and Reactions in the Rotor disk
Rotational relative wind (tip path plane)

dihasilkan sebagai akibat dari putaran


rotor blades
Mengalir berlawanan arah fligthpath
airfoil
Sejajar terhadap plane of rotation
Secara konstan berubah arah sesuai
putaran rotor blades
Kecepatannya tinggi pd bag tips,
menurun secara teratur kearah sumbu
putaran (center of the mast)

05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 35


Airflow and Reactions in the Rotor disk
resultan relative wind
• Adalah rotational relative yang dipengaruhi oleh induced
flow
• Miring kebawah pada sudut tertentu dan berlawanan arah
thd efective fligthpath daripada airfoil
• Digunakan sebagai acuan untuk menentukan lift, drag dan
total aerodynamic force (TAF) pada airfoil
• Ketika heli bergerak horisontal, airspeed (yg merupakan
komponen rotational relative wind) mempengaruhi
resultant relative wind
• Komponen airspeed ditambahkan atau di kurangkan pada
vektor rotational relative wind
• (+) pada advancing blade
• (-) pada retreating blade
• Adanya airspeed relative wind juga mempengaruhi induced
flow
• Induced flow semakin kecil dengan adanya pergerakan
helikopter kedepan
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 36
Airflow and Reactions in the Rotor disk induced flow (downwash)

• Blades pada sudut flat pitch, tdk ada lift atau relative wind. (warna merah)
induced flow yg dihasilkan • Akibatnya AoA mengecil karena adanya
• jika blades pitch angle naik rotor disk akan downwash.
memicu aliran downward • Downwash paling besar ketika helikopter posisi
• menghasilkan vektor komponen udara hover dan kondisinya tanpa angin dari sekitar
downward yang di tambahkan pada rotational
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 37
in GROUND EFFECT

• Ground effect , meningkatkan efisiensi rotor disk induced drag, induced flow juga berkurang sehingga
• karena adanya interferensi airflow ketika hover dekat pitch angle rendah, engine power rendah
dengan tanah • Ground effect akan maksimal jika helikopter hover
• Tekanan dan kerapatan udara akan meningkat shg diatas permukaan padat dan rata.
mengurangi kecepatan udara kebawah. • ketinggian hover sekitar satu kali rotor diameter untuk
• Ground effect berdampak : relativ wind semakin maksimum rotor efisiensi
horisontal, vektor lift semakin tegak, mengurangi
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 38
out of GROUND EFFECT

• Ground effect akan tidak bermanfaat pitch angle yang diperlukan juga
jika heli ketinggiannya diatas IGE atau membesar, gaya drag meningkat,
jika ada angin dari sekitar. akhirnya engine power yang
• karena vektor induced flow velocity dibutuhkan juga meningkat.
meningkat, AoA mengecil, lift mengecil,
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 39
Rotor Blade angle
angle of incidence

• Dua sudut yang diperhitungkan untuk rotordisk • Disebut jg sbg blade pitch angle
sehingga menghasilkan lift • jika tidak ada induced flow sudut AoA=AoI
• Angle of incidence
• Angle of attack
• Jika ada induced flow maka airspeed mempengaruhi
relative winds Sehingga AoA ≠ AoI
• Angle of Incident ; sudut antara chord line main
rotor/tail rotor dan disk-nya • Collective dan cyclic merubah angle of incidence –
AoA-coefficient of lift – merubah lift yang dihasilkan
• Lebih ke arah sudut mekanis daripada sudut airfoil itu sendiri
aerodinamik
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 40
Rotor Blade angle
angle of attack

• Sudut antara chordline dan resultant relative wind • Perubahan ini juga mempengaruhi AoA – merubah coefficient of lift (Cl) –
• Merupakan sudut aerodinamis yg sulit diukur pada akhirnya mempengaruhi gaya lift yang dihasilkan rotor disk
• Dpt berubah tanpa merubah blade pitch angle. • Sedangkan cyclc feathering merubah AoA pada salah satu sisi rotor disk saja
sehingga lift dihasilkan juga tidak sama.
• Jika AoA meningkat, lift meningkat
• Kontrol cyclic feathering disebut juga sbg attitude control, kontrol ini tidak
• Jika terus meningkat lift akan berkurang, karena bagian atas airfoil terjadi merubah lift yg dihasilkan, hanya merubah kemiringan daripada rotor disk
separasi kemudian turbulent, drag naik
• Perubahan AoA dipengaruhi paling banyak oleh perubahan airspeed saat
• Terdapat critical angle, titik puncak AoA dimana lift dihasilkan optimal, climb atau descent
selebihnya timbul drag, lift menurun
• Flapping adalah gerakan naik turun rotor blades pada poros horisontal
• Kontrol collective feathering merubah blade pitch angle / AoI sama besar
pada arah yg sama dan pada semua rotor blades secara serentak.
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 41
POWERED
FLIGTH
hovering fligth

• Powered fligth; hovering, vertical, forward, sideward, • Shg interaksi ketiga kontrol ini membuat hovering sulit.
or rearward • Kemampuan helikopter untuk hover adalah hasil
• Most challenging dalam menerbangkan helikopter. kombinasi dari dua komponen vektor lift
• menghasilkan gusty air yang melawan fuselage dan 1. Gaya lift dari main rotor untuk mengatasi gravitasi ,weigth
dan
fligth control surface
2. komponen vektor thrust yang secara horisontal
• Kontrol input pada saat hover: memperlambat atau mempercepat heli pada arah yang di
• Cyclic yang digunakan untuk mengeliminasi drift pada inginkan
bidang datar • Merubah AoA dengan collective, drag naik shg power
• Throttle/governor digunakan untuk maintain 100% rotor dari engine harus dinaikan juga untuk menjaga rotor
rpm
speed konstan 100% rpm
• Collective untuk maintain altitude
• Pedals digunakan untuk kontrol nose heading • Saat hover gaya drag yang timbul : induced drag
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 42
POWERED FLIGTH
hovering fligth

• sedikit profile drag dan parasite drag dari memutar main rotor disk
rotor hub, cowlings dan landing gear • Jika power naik – maka torque naik
• Konsekuensi penting dalam produksi gaya• Untuk meng-counteract tendensi torque ini
thrust adalah torque – Hk. III Newton digunakan antitorque atau tail rotor pada
• Jika engine memutar main rotor disk hampir moyoritas desain helicopter.
counter clockwise maka fuselage heli akan• Pilot dapat mengatur jumlah gaya thrust
cenderung berputar clockwise yang dihasilkan tail rotor dengan
• Jumlah torque berbanding lurus thd jumlah menggunakan anti-torque pedals.
engine
05/03/2022
power yang digunakan untuk
Aerodinamic of Fligth 43
POWERED FLIGTH translating tendency (drift)
• adalah sebuah kecenderungan pergeseran
helikopter searah dengan gaya thrust yang
dihasilkan oleh tail rotor pd saat hover untuk heli
yg menggunakan single main rotor
• Berikut beberapa metode untuk counteract dari
pada tendensi drift pada helikopter jika putaran
main rotor disk adalah counterCW
• MGB didesain agak geser ke kiri jika dilihat dari
belakang
• Kontrol cyclic di riging miring kekiri sedikit untuk
mengkonter drift kekanan
• Helicopter fuselage dimiringkan ke kiri untuk heli
yang mempunyai titik pusat tail rotor yang
dibawah main rotor
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 44
POWERED FLIGTH translating tendency (drift)
• Pada forward flight, tail rotor terus menekan
kekanan, nose heading sedikit miring ke kiri, shg
membentuk sudut kecil terhadap arah angin, main
rotor disk mendatar, dan slip ball pada turn & bank
Indicator
• kondisi ini disebut inherent side slip
• Metode lain untuk mengkonter drift untuk heli yg
lebih besar adalah vertical fin / stablizer / pylon
• Menempatkan tail rotor diatas pylon membuatnya
lebih segaris dengan horizontal plane-nya torque,
• Shg airframe / body tdk lebih miring jika dilihat dari
tail rotor
• keuntungan lain, resiko tail rotor terkena object luar
lebih rendah
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 45
POWERED FLIGTH pendular action
• Pd Heli dengan single main rotor, fuselage-
nya seolah2 seperti digantung pada satu titik
tertentu dan bebas berosilasi baik secara
longitudinal ataupun lateral sbgmana seperti
sebuah pendulum
• Pendular action dapat terjadi secara
berlebihan karena overcontrolling, oleh
karena itu kontrol pergerakan heli harus
smooth dan tidak berlebihan
• Horizontal stabilizer membantu heli tetap
level pada saat forward fligth
• Horizontal stabilizer dapat menyebabkan tail
strike jika terbang rearward
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 46
POWERED FLIGTH Coning action
• Putaran rotor disk menyebabkan adanya gaya
sentrifugal yang cenderung menarik blades lurus
keluar dari main rotor hub
• semakin besar putaran , gaya sentrifugal semakin
besar
• Gaya sentrifugal maksimal ditentukan oleh rpm
putaran operasional rotor maksimal
• Jika gaya lift pada blades meningkat, blades
mengalami dua gaya yg besar secara bersamaan
• Gaya sentrifugal dan gaya lift
• Hasil dari dua gaya ini rotor blades mengalami
conical path
• Rotor disk berubah dari datar menjadi bentuk
sedikit kerucut (cone)
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 47
POWERED FLIGTH coriolis effect
• Coriolis effect dinyatakan juga sebagai hukum kekekalan
momentum sudut angular momentum conservation law
• Menyatakan bahwa nilai dari momentum sudut suatu benda yang
berputar tidak akan berubah kecuali ada gaya luar yg
mempengaruhinya
• Suatu benda berputar akan tetap terus berputar dengan
kecepatan putaran tetap sampai ada gaya luar yang merubah
kecepatan putarannya
• , dimana L adalah angular momentum, I adalah inertia adalah
kecepatan sudut dan r adalah radius
• Pada saat rotor blades berputar pada rotor hub-nya mengalami
angular momentum
• Pada saat rotor mulai mengerucut karena manufer G-load ,
diameter rotor disk menyusut – kecepatan putaran blade naik –
rpm naik – lift naik
• Kenaikan rpm ini ditahan Pilot dengan menaikan collective pitch
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 48
POWERED FLIGTH gyroscope precession
• putaran daripada main rotor helikopter mirip
seperti sebuah gyroscope
• Gyroscope mempunyai dua sifat, rigidity in space
& precession
• Precession adalah jika ada gaya luar diterima
oleh sebuah gyroscope, gaya akan diteruskan 90
derajat searah putarannya
• ketika kontrol cyclic dioperasikan salah satu sisi
blade AoI-nya naik – cenderung terjadi flap up,
sedangkan sisi blade lainnya mengalami flap
down
• Karena rotor disk seperti gyro, blade pitch angle
yang menerima inputan dari kontrol cyclic, akan
mecapai perubahan maksimalnya setelah 90
derajat searah putaran.
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 49
VERTICAL FLIGHT
• Hovering termasuk vertical flight
• Peningkatan AoI dengan rpm konstan
menghasilkan tambahan lift , heli naik
• Penurunan pitch menyebabkan heli turun
• Dalam kondisi tanpa angin, jika vektor lift
– thrust lebih rendah dibandingkan
weight dan drag heli descends secara
vertikal
• jika vektor lift – thrust lebih besar
dibandingkan dengan weight dan drag
heli ascends secara vertikal

05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 50


forward FLIGHT
• Di dalam forward fligth, kondisi tidak ada
perubahan airspeed atau vertical speed 4
gaya lift, thrust, drag, dan weight harus
setimbang
• Sekali tip-path plane miring kedepan total
vektor lift – thrust juga miring kedepan
• Vektor resultan lift – thrust di uraikan
menjadi dua komponen yaitu gaya lift
vertikal keatas, gaya thrust horisontal
searah dengan arah terbang heli
• Weigth selalu kebawah dimana W = m x g
• Gaya drag berlawanan dengan arah gerak
heli05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 51
forward FLIGHT
• Pada kondisi lurus dan level , tdk ada
akselerasi kedepan (konstan heading dan
altitude) 4 gaya sama besar
• Jika Lift > weight heli terakselerasi vertikal
• Jika thrust < drag heli slow downs
• Ketika heli mulai bergerak kedepan, akan
mengalami kehilangan altitude karena lift
terbagi menjadi komponen thrust
• Ketika heli akan mulai akselerasi dari posisi
hover, rotor disk akan mendapatkan
efisiensi tambahan karena adanya
translational lift ,shg power menjadi
berlebih
05/03/2022
diatas yg diperlukan untuk Aerodinamic
hoverof Fligth 52
Airflow in Forward FLIGHT
• airflow pada saat forward fligth dan
hover berbeda
• Di forward fligth, airflow berlawanan
dengan flight path
• kecepatan aliran udara = forward speed
• Advancing blade > retreating blade
• Advancing reduce AoA Retreating
increase AoA
• Hasil dari perbedaan velocity ini adalah
adanya dissymmetry of lift
• adalah perbedaan lift antara advancing
dan retreating
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 53
Dissymetry of Lift
Perbedaan lift ini dapat menyebabkan heli
menjadi tidak terkontrol sehingga harus di
compensating, correcting, eliminating
Jika tidak dpt menyebabkan heli rolling kekiri
karena adnya perbedaan lift
untuk menyamakan lift seluruh rotor disk main
rotor blade melakukan flaping dan feathering
secara otomatis
Pada articulated rotor disks, >3 blades, terdapat
horizontal hinge (flapping hinge) untuk
memungkinkan invidual rotor blades untuk
bergerak flap up dan flap down pada saat
berputar
semi-rigid rotordisk , 2 blades, - teetering hinge
memungkin kan blades flapping .
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 54
Dissymetry of Lift
Pada posisi A : sehingga blade mengalami
• Blade mencapai maks up flap stall, dan juga low relatiif
velocity wind
• AOA turun, lift turun • Retreating blade stall
gejalanya adalah:
Pada posisi C : • Nose pitch up, vibration and
• blade mencapai maks down rolling tendency ke kiri untuk
flap velocity helikopter dengan putaran
main rotor CCW
• AoA naik , gaya lift naik
• Pilots menghindari retreating
• Sehingga hasil akhirnya gaya blade stall dengan tidak
lift sama besar melebihi never exceed speed
• Kombinasi flap up dan flap (VNE)
down ini dibatasi oleh • Blade flapping digunakan
maximum forward speed untuk mengatasi
• Pada high forward speed, AoA diissymmetry of lift
melewati critical angle
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 55
Translational lift
 Ketika transisi ke forward flight baik dari posisi
hover / take off dari ground terjadi translational
lift
 Translational lift adalah lift tambahan yang
diperoleh ketika masuk pada horizontal fligth
dikarenakan peningkatan efisiensi daripada sistem
rotor
 Translational lift menyebabkan nose up atau pitch
up disebut juga sebagai blowback
 Tendensi ini disebabkan kombinasi pengaruh dari
dissimetry of lift dan transverse flow.
 transverse flow adalah perbedaan gaya lift yg
diterima rotor blades depan dan belakang pada
saat forward fligth
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 56
Translational lift

• Pada saat hover rotor disk semakin efisien jika ada • Keterangan gambar, pola aliran pada forward
angin datang atau saat mulai bergerak horizontal flight dgn kecepatan 1-5 knots
• Tail rotor juga semakin efisien secara • induced flow mengalir turun pada bagian
aerodinamika saat transisi dari hover menuju belakang rotordisk semakin horisontal
forward flight

05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 57


Translational lift

• Keterangan gambar, pola aliran pada forward banyak mendekati nose daripada helikpter
flight dgn kecepatan 10-15 knots • induced flow mengalir turun pada bagian
• Pola aliran udara sedikit sebelum masuk area belakang rotordisk semakin horisontal
effective translational lift
• Di bagian depan rotordisk downwash semakin

05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 58


Effective Translational lift
• Heli transisi ke forward flight sekitar kecepatan
16-24 knot,
• Masuk area ETL, dapat lift tambahan
• Vortices sudah berlalu shg rotor disk mulai
bekerja pada aliran udara yang relatif tidak ada
gangguan
• Aliran udara semakin horisontal, induces flow
semakin berkurang
• Drag sebagai akibat dari peningkatan AoA juga
sudah mulai teratasi
• Peningkatan efisiensi ini terus berlanjut sampai Bersamaan dengan peningkatan efisiensi ini
tercapai best climb airspeed dan total drag pada helikopter mengalami pitches up atau nose up dan
titik terendah roll kekanan.
• Translation of thrust terjadi ketika tail rotor Tendensi ini adalah hasil dari kombinasi , dissimetry
semakin efisien secara aerodinamik selama of lift, gyroscopic precession, dan transverse flow
transisi dari hover ke forward fligth effect
05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 59
Transverse Flow Effect
• Perbedaan antara lift bagian depan
dan belakang daripada rotor disk
• Transverse flow effect menyebabkan
rotor blades flap up pada advancing
dan flap down pada retreating
• ditandai dengan adanya vibrations
pada airspeed sekitar 12-15 knots,
sedikit dibawah ETL

05/03/2022 Aerodinamic of Fligth 60


Sideward Flight
• Tip-path plane dimiringkan ke samping
(sideward) ke arah yang dituju,
menyebabkan vektor total gaya lift-thrust
miring ke samping.
• Komponen vertikal lift masih lurus tetapi
komponen horizontal thrust bekerja ke
arah samping, dengan drag yang arahnya
berlawanan dengan thrust
• pergerakan input kontrol baik cyclic
collective dan pedals harus smooth
• Perhatian yg ekstrim harus diberikan
ketika heli bermanuver kesamping
05/03/2022 Aerodinamic of Flight 61
Rearward Flight
• Tip-path plane dimiringkan ke belakang (rearward)
yang akibatnya memiringkan vektor resultant ke
belakang.
• Drag bergerak ke depan dengan komponen lift
lurus ke atas dan weight lurus ke bawah.
• Potensi bahaya adalah posisi horizontal stabilizer yg
membuat ujung tail heli cenderung turun.
• Manuver terbang ini harus melihat jangan sampai
skids membuat kontak dg ground
• Perlu melihat obstacles dan terrain sebelum posisi
rearward flight
• mengurangi airspeed akan membantu memitigasi
resiko dan menjaga altitude hover yang lebih tinggi
dengan posisi rearward.
05/03/2022 Aerodinamic of Flight 62
Turning Flight
• Dilakukan dengan menambah angle of bank, lift akan miring ke
arah horizontal. Lift akan dibagi menjadi dua komponen.
• 1. Lift bekerja ke atas, dengan vertical component yaitu opposing
weight.
• 2. Lift bekerja secara horizontal dengan opposing inertia
(centrifugal force) sebagai komponen horizontal (centripetal force)
• Karena resultan lift bekerja secara horzontal, efek lift secara
vertikal akan berkurang.
• Untuk menyeimbangkan berkurangnya vertical lift, AOA pada
rotor blade harus ditambah untuk menjaga altitude.
• semakin curam/lancip (?) sudut bank, semakin besar AOA yang
dibutuhkan untuk maintain altitude.
• Collective pitch harus ditambah untuk menjada altitude dan
airspeed.
• Collective pitch mengatur angle of incindence bersama faktor lain
yang menentukan AOA pada rotor disk.
05/03/2022 Aerodinamic of Flight 63
AUTO ROTATION

• Adalah kondisi terbang dimana main freewheeling unit, yaitu mekanisme


rotor disk diputar oleh angin dari special clutch agar main rotor tetap
bawah. bergerak walaupun engine tidak bekerja
• Normalnya angin mengalir dari atas ke • Dibuat agar heli bisa mendarat dengan
bawah selamat walaupun terjadi engine failure.
• Autorotation angin dari bawah saat • Semua desain helikopter harus
helicopter descends mempunyai kemampuan ini sebelum
• Dilakukan secara mekanis oleh mendapatkan sertifikat (type sertificate
data sheet – TCDS)
05/03/2022 Aerodinamic of Flight 64
VERTICAL AUTOROTATION
• Hampir semua autorotation dilakukan dengan forward speed.
• Vertical autorotative descent untuk yang tanpa adanya forward
speed
• pada kondisi ini, gaya yang menyebabkan blade berputar jumlahnya
sama pada semua posisi blade pada plane of rotation – nya .
• Oleh karena itu Dissymetry of lift yang dihasilkan oleh helicopter
airspeed bukanlah termasuk faktor pertimbangan lagi. (berlaku
hanya pada autoration tanpa forward speed)
• Dibagi menjadi 3 region of autorotation , driven region , driving
region dan stall region
• Perbedaan vektor gaya pada setiap region berbeda karena rotational
relative wind lebih mengecil dari tip ke root daripada rotor blade
• juga blade twist memberikan lebih banyak positive AoA pada driving
region dibandingkan pada driven region
• Kombinasi vektors aliran udara inflow up + rotational relative wind
menghasilkan berbagai variasi gaya gaya aerodinamika pada setiap
titik sepanjang rotor blade
05/03/2022 Aerodinamic of Flight 65
VERTICAL AUTOROTATION - driven region – propeller region

• Area dekan blade tip mencakup 30% radius • Wilayah driven region bergantung pada
• Gaya TAF bekerja di belakang sumbu y menghasilkan • blade pitch
gaya drag keseluruhan • rate of descent,
• driven region menghasilkan lift tapi tidak sebanding • rotor rpm.
dengan drag.
• Hasilnya adalah deceleration putaran blade.
05/03/2022 Aerodinamic of Flight 66
VERTICAL AUTOROTATION – equilibrium points

• Terdapat titik equibrilium pada blade, • Lift dan drag pada titik tersebut setimbang
• diantara driven region dan driving region B dan tidak menghasilkan acceleration
• diantara driven region dan stall region D ataupun deceleration.
• pada titik tersebut, TAF sejajar dengan
sumbu rotasi.
05/03/2022 Aerodinamic of Flight 67
VERTICAL AUTOROTATION - driving region – autorotative region

• 25-70% dari blade radius. • rotor rpm.


• menghasilkan gaya yang dibutuhkan untuk memutar blade • Jika collective naik, pitch naik pd seluruh region, hal ini
saat autorotation. menyebabkan titik equilibrium geser ke tengah, driven
• gaya aerodinamik total pada driving region sedikit miring ke region naik
depan sumbu y • Bgt jg sebaliknya jika driving region mengecil maka, stall
• menghasilkan continual acceleration force. region juga membesar
• Kemiringan gaya ini menghasilkan thrust, dengan tendensi • Jika area driving region menyusut maka rpm rotor blade
untuk memberikan akselerasi pada blade akan turun
• driving region bervariasi thdp ; • Rotor rpm konstan diperoleh dengan mengatur collective
• blade pitch setting, shg gaya akselerasi rotro blade dari driving region seimbang
• rate of descent,
05/03/2022 Aerodinamic ofuntuk
Flight mengakomodir gaya deselerasi dari driven dan 68 stall
VERTICAL AUTOROTATION – stall region

• 25% bagian dari rotor blade (yang di dekat root)


• bekerja di atas AOA maksimum (critical stall angle).
• menyebabkan drag.
• memperlabat putaran blade.

05/03/2022 Aerodinamic of Flight 69


AUTOROTATION (FORWARD FLIGHT)

• Dihasilkan sama seperti vertical autorotation


• Bedanya karena akibat adanya flaping down pada retreating
dan flaping up pada bagian advancing maka terjadi perbedaan
AoA.
• AoA retreating > AoA advancing, shg gaya lift pada
autorotation dengan forward fligth lebih besar pada area
retreating drpd advancing
• Akibatnya banyak area advancing blade yang masuk pada
driven region
• Sedangkan pd retreating byk areanya masuk pd stall region
• Sebelum touch down, posisi heli harus di-flare , nose up,
terjadi sedikit kenaikan rpm pada posisi flare karena adanya
perubahan pola aliran udara pada rotor blade
05/03/2022 Aerodinamic of Flight 70
CHAPTER SUMMARY
Aerodynamic of fligth memberikan teori dasar-dasar aerodynamic dan
bagaimana teori tersebut terkait dengan penerbangan helikopter.
Chapter ini juga menjelaskan bagaimana aerodinamika mempengaruhi
penerbangan helikopter dan seberapa pentingnya untuk memahami
prinsip-prinsip aerodinamika dan perlakuan korektif terhadap dampak
daripada gaya-gaya aerodinamika tersebut. Sebagai tambahan
informasi terkait aerodinamika dapat dirujuk chapter aerodynamics of
fligth dari buku Pilot’s Handbook of Aeronautical Knowledge.

71
Helicopter Stability and Control
• Pesawat harus cukup stabil untuk mempertahankan sikap terbang yang halus dan recover dari berbagai
gaya-gaya yang mengganggu
• Untuk mendapatkan performance yang terbaik, setiap pesawat harus memberikan respon yang tepat
dari setiap pergerakan kontrolnya
• Kontrol ini adalah memberikan gaya aerodinamika yang memacu pesawat untuk mengikuti sikap
terbang yang diinginkan
• Dengan kata lain pesawat harus merespon dengan mudah dan tepat setiap pergerakan dari kontrolnya
• Control surface yang berbeda digunakan untuk mengontrol pesawat terhadap 3 sumbu utamanya .
• Pergerakan control surface pada pesawat merubah pola aliran udara pada permukaan pesawat
• Sehingga merubah stabilitas daripada gaya gaya yang bekerja untuk menjaga pesawat terbang lurus
dan level.

05/03/2022 Aerodinamic of Flight 72


Helicopter Stability and Control

• 3 terminologi tentang stability


• Stability
• Karakteristik pesawat cenderung untuk menyebabkan nya terbang hands off pada flight
path yang lurus dan level
• Maneuverability
• Karakteristik pesawat untuk diarahkan pada arah yang ditentukan sepanjang fligth path
dan mampu menahan gaya stress yang diterimanya
• Controllability
• Kualitas respon pesawat terhadap input kontrol yang ditentukan pada saat pesawat
bermanuger

05/03/2022 Aerodinamic of Flight 73

Anda mungkin juga menyukai