Anda di halaman 1dari 69

Helikopter

Definisi / Pengertian Umum


UU Penerbangan No.1 Thn 2009
BAB – I , Pasal 1.5
Helikopter adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap
putar yang rotornya digerakkan oleh mesin.

CASR Part 1

Helicopter means a rotorcraft that, for its horizontal motion, depends


principally on its engine driven rotors or an aircraft which is heavier than
air, capable of flying with rotary wings, and travels by its own power.
Kelebihan
Helikopter dapat melakukan hal yang tidak
dapat dilakukan oleh pesawat terbang

1. Dapat terbang langsung keatas dan kebawah.


*hampir semua pesawat terbang tidak dapat melakukan hal ini
2. Dapat melakukan lepas landas dan mendarat tanpa landasan
terbang.
3. Dapat melakukan manuver yang tidak dapat dilakukan oleh
pesawat terbang.
4. Dapat terbang mundur atau kearah samping.
5. Dapat melayang pada suatu posisi diudara tanpa bergerak.
History
1483, Leonardo DaVinci
- Berbentuk Helix
- Seperti Sekrup yang terbang
- Menunjukkan dasar
pemahaman bahwa atmosfer
dapat mendukung beban
akibat berat namun tidak ada
ketentuan mengenai torsi
yang terjadi di fuselage
History
1800s, Forlanini (Italy)
- Menggunakan mesin uap
- Menggunakan sayap yang saling meng “counter” atau disebut
sayap kupu-kupu.
- Dapat terbang keatas (tanpa pilot) hingga 40 feet (12 m) selama
20 menit
History

1907, Cornu (France)


- Helikopter pertama yang dipiloti
- Dapat terbang beberapa detik.
- Menggunakan mesin dengan Internal combustion
- Tidak dapat dikontrol namun cukup seimbang
History

1909, Igor Sikorsky (Russia)


- Coaxial rotor yang counter rotating
- Penggunaan pertama kali rotor dengan bentuk airfoil
History

1920, Petroczy & Von Karmon (Austria)


- Counter rotating, coaxial, airfoil
- Menggunakan 3 mesin dengan tenaga 40 HP
- Tidak dapat dikontrol, hanya untuk terbang keatas
History

1923, de Bothezat (U.S.)


- Menggunakan 4 rotor
- Menggunakan sistem transmisi power yang kompleks
- Low Power
- Berhasil beberapa kali melakukan terbang selama 1 menit
diketinggian 2 m
History

1923, de la Cierva (Spain)


- Mengembangkan Autogyro
- Berhasil menyelesaikan beberapa masalah control dengan
memperbolehkan rotor untuk melakukan flap
History

1936, Focke-Wulfie (Germany)


- FW-61 berhasil memecahkan rekor ketahanan dan kecepatan
- Paling banyak diterbangkan oleh seorang pilot wanita jerman
terkenal bernama Hannah Reich
History

1939, Sikorsky (U.S.)


- VS-300, memecahkan semua rekor yang dibuat oleh FW-61
- Menggunakan rotor dengan 3 bilah, tail rotor 2 bilah, dan 2
horizontal outrigger rotor untuk kestabilan dan kontrol
Configurations
 Autogyros
- Dikembangkan oleh de la Cierva
- Menggunakan free-spinning
main rotor dan juga mesin
seperti pada pesawat
terbang/propeller untuk
melakukan gerakan maju
kedepan
- Tidak ada power yang diberikan
pada rotor, rotor berputar akibat
aksi dari udara sehingga tidak
dapat terbang atau melayang
secara vertical.
Configurations
 Dual Rotor
 2 counter rotating main rotors :
- Tidak diperlukan tail rotor
- Dapat terpisah atau coaxial
 Banyak digunakan disepanjang
sejarah helicopter, namun saat
ini mulai jarang (Boeing,
Kaman)
Configurations
 Single Rotor
 Desain yang paling banyak
digunakan
 1 Main rotor untuk lift dan
control
 Tail rotor untuk anti-torque
 FAA menyebutnya
“Auxiliary Rotor”
 Lebih tepatnya dikenal
dengan “Anti-torque Rotor”
Kellet-Hughes, XH-17
“Flying Crane”

Sikorsky, A CH-54A “Tarhe”


Configurations
 Tilt Rotor
 Engine dan main rotor
“Proprotors” dipasangkan pada V22 - Osprey
wing tip
 Dapat berotasi pada bidang
horizontal untuk takeoff
dan land seperti pada
helicopter
 Dapat berotasi pada bidang
vertical untuk berfungi
seperti propeller untuk
melakukan manuver high
speed dan forward flight
Types of Rotor
 General
 Dapat merubah blade angle
atau pitch angle untuk control
actions
 Dinamakan “Feathering”
 Berotasi disepanjang axis dari
bilah rotor (blade)
Types of Rotor
 General
 Flap atau Teeter
Types of Rotor
 General
 Lead/Lag (Hunt or Drag)
Types of Rotor
 Semi-Rigid Rotor
 2-bladed
 Blade dapat melakukan
Feather dan seluruh
rotor dapat teeter
 Sangat popular pada
desain helikopter awal
(Bell dan perusahaan
lain)

Mast ~ Tiang
Semi-Rigid Bell 206
Types of Rotor
 Fully Articulated Rotor
 3 atau lebih blade
 Blade dapat melakukan Feather, individually flap dan hunt
 Hunting dibatasi oleh mechanical damper
Types of Rotor
 Fully Articulated Rotor
 Adalah yang paling rumit namun paling “smooth” saat terbang
 Permasalahan : Berpotensi terjadinya ground resonance
 Ground resonance is an imbalance in the rotation of a
helicopter rotor when the blades become bunched up on one
side of their rotational plane and cause an oscillation in phase
with the frequency of the rocking of the helicopter on its
landing gear.
Hughes 500
(McDonnell-
Douglas, Boeing)
Sikorsky S58
Astar 350
Types of Rotor
 Rigid
 2 atau lebih blade
 Blade dapat melakukan feather namun gaya-gaya (forces)
yang lain akan diserap menjadi bending pada blade (no flap
and lead/lag)
 Paling kuat dan dapat melakukan manuver paling banyak,
namun membutuhkan material komposit untuk menahan
kegagalan fatigue
Lockheed AH-56
“Cheyenne”
Principles of Flight
 Brief Introduction
 Pada bagian ini akan dijelaskan pengenalan mengenai
“principles of flight” pada helicopter.
 Pada helikopter, lift dan thrust dibangkitkan dengan
menggunakan bilah pada rotor dan bukan dengan
menggunakan sayap seperti pada pesawat terbang.
 Namun pada prinsipnya, bilah rotor adalah sayap yang
berputar pada suatu central axis.
Principles of Flight
 Lif
 Untuk membangkitkan gaya angkat yang lebih besar, bilah
pada rotor harus dapat melakukan pitch sehingga sudut
serang meningkat.

 Control pada pilot yang dapat melakukan hal ini disebut


“Collective pitch control”
Principles of Flight
 Horizontal Flight
 Untuk mendapatkan thrust, rotor disc dimiringkan pada
arah thrust yang diinginkan.
 Control pada pilot yang dapat melakukan hal ini disebut
“Cyclic pitch control” atau “stick”
Principles of Flight
 Horizontal Flight
 Untuk mendapatkan thrust, rotor disc dimiringkan pada
arah thrust yang diinginkan.
 Control pada pilot yang dapat melakukan hal ini disebut
“Cyclic pitch control” atau “stick”
Principles of Flight
 Horizontal Flight
 Untuk mendapatkan thrust, rotor disc dimiringkan pada
arah thrust yang diinginkan.
 Control pada pilot yang dapat melakukan hal ini disebut
“Cyclic pitch control” atau “stick”
Principles of Flight
 Horizontal Flight
 Untuk mendapatkan thrust, rotor disc dimiringkan pada
arah thrust yang diinginkan.
 Control pada pilot yang dapat melakukan hal ini disebut
“Cyclic pitch control” atau “stick”
Principles of Flight
 Torque Reaction
 Adalah gaya yang berusaha untuk membuat fuselage
berputar berlawanan arah dengan bilah rotor (Torque)
 Hal ini dilawan dengan menggunakan tail rotor yang
mendorong fuselage ke arah yang berlawanan
 Dengan cara mengubah pitch pada bilah dari tail rotor,
maka helikopter dapat melakukan yaw.
 Helikopter dengan 2 main rotor, maka setiap rotornya akan
berputar ke arah yang berlawanan.
Principles of Flight
 Torque Reaction
Forces on the Rotors
 Static Forces
 Gaya gravitasi dapat membuat
bilah rotor bending ke bawah.
Dinamakan “Droop”
 Dibutuhkan suatu Droop Stop
untuk menghindari terlalu
rendahnya bending dari bilah
rotor yang dimungkinkan
untuk menabrak tail boom
 Terutama untuk tipe
rotor Fully Articulated
pada RPM rendah.
Forces on the Rotors
 Turning Forces
 Gaya sentrifugal akan berusaha untuk menahan bilah rotor
untuk tetap lurus namun lift akan berusaha untuk
membuat bilah rotor bending.
 Hal ini adalah yang dinamakan Coning
 Upward bending membuat menjadi Cone Shape
 Lift meningkat maka akan lebih berbentuk Coning
Forces on the Rotors
 Torque
 Permasalahan yang muncul
adalah tail rotor dapat
menyebabkan “translating
tendency” atau “drift”
 Adalah pergerakan dari
seluruh helicopter dalam
arah thrust dari tail rotor.
 Dapat dikompensasi
dengan sedikit
memiringkan mast dari
main rotor
Forces on the Rotors
 Gyroscopic Precession
 Setiap benda yang berotasi (dalam kasus ini adalah main
rotor) maka akan bersikap seperti gyroscope dan memiliki
2 karakteristik :
 Rigidity
 Precession
 Rigidity menahan adanya perubahan dari posisi awalnya
relatif terhadap ruang dan bukan terhadap bumi.
 Precession adalah suatu keadaan dimana efek dari suatu
gaya yang diberikan pada suatu benda yang berputar maka
akan terjadi 90° kemudian dalam arah rotasi.
Forces on the Rotors
 Gyroscopic Precession
Forces on the Rotors
 Gyroscopic Precession
 Untuk terbang = maka perlu
untuk memiringkan “rotor disc”
pada arah yang diinginkan untuk
terbang
 Dengan mengubah vektor
lift & thrust pada suatu
arah yang diinginkan =
Gerakan helikopter pada
arah tersebut.
 Untuk melakukannya = perlu
dilakukan perubahan pitch pada
90° lebih awal
Forces on the Rotors
 Gyroscopic Precession
 Untuk terbang = maka perlu
untuk memiringkan “rotor disc”
pada arah yang diinginkan untuk
terbang
 Dengan mengubah vektor
lift & thrust pada suatu
arah yang diinginkan =
Gerakan helikopter pada
arah tersebut.
 Untuk melakukannya = perlu
dilakukan perubahan pitch pada
90° lebih awal
Forces on the Rotors
 Gyroscopic Precession
Forces on the Rotors
 Ground Effect
 Peningkatan lift dalam jarak ½ diameter rotor dari ground
 “Cushion of Air”
 Terjadi akibat adanya perubahan angle of attack pada jarak
yang dekat dengan ground karena adanya perubahan dari
relative wind
Forces on the Rotors
 Ground Effect
 Out of Ground Effect (OGE)
 Rotor wash (Gerakan vertikal kebawah akibat rotor)
dapat dengan bebas bergerak kebawah = menimbulkan
angle of attack beserta lift dan tip vortex yang besar
Forces on the Rotors
 Ground Effect
 In Ground Effect (IGE)
 Rotor wash dipaksa untuk bergerak keluar dan juga
kebawah = mengurangi down vector = meningkatkan
angle of attack + tip vortex yang lebih kecil
Forces on the Rotors
 Flight Forces
 Forward Flight :
 Thrust vector
dimiringkan pada
arah yang
diinginkan =
kehilangan lift ke
atas =
membutuhkan
peningkatan power
 Sama seperti
pesawat saat
berbelok
Controls
 Axes of Flight
Forces on the Rotors
 Flight Controls
 3 basic controls : Cyclic, Collective, Pedals
Forces on the Rotors
 Flight Controls
 Miscellaneous

Anda mungkin juga menyukai