Anda di halaman 1dari 13

HELIKOPTER

DEFINISI
 Helikopter merupakan alat transportasi yang digerakan oleh rotor dan memiliki kemampuan
mendarat dan terbang secara vertikal. Helikopter juga bisa bergerak maju dan mundur di
udara, selain itu helikopter memiliki kemampuan mengapung di udara. Karena
kemampuannya ini helikopter banyak di manfaatkan untuk berbagai kepentingan.Helikopter
mendapatkan daya untuk bergerak dari rotor yang berputar. Rotor helikopter memiliki bentuk
aerofoil yang mirip dengan sayap pada pesawat terbang. Saat rotor berputar udara akan
bergerak pada permukaan atas rotor mengakibatkan tekanan diatas rotor rendah dari yang
dibawah rotor sehingga helikopter terangkat keatas.
 Helikopter mesin diciptakan oleh penemu Slovakia Jan Bahyl. Dibandingkan dengan pesawat
sayap – tetap lainnya, helikopter lebih komplex dan lebih mahal untuk dibeli dan
dioperasikan, lumayan lambat, memiliki jarak jelajah dekat dan muatan yang terbatas.
Sedangkan keuntungannya adalah gerakannya; helikopter mampu terbang di tempat, mundur,
dan lepas landas dan mendarat secara vertikal. Terbatas dalam fasilitas penambahan bahan
bakar dan beban/ketinggian, helikopter dapat terbang ke lokasi mana pun, dan darat di mana
pun dengan lapangan sebesar rotor dan setengah diameter. Landasan helikopter disebut
helipad.
Sejarah Helikopter Kata helikopter berasal dari bahasa Yunani helix (spiral) dan pteron
(sayap). Sesuai dengan namanya, Helikopter merupakan pesawat sayap-berputar yang dapat
bergerak naik turun secara vertikal dan bermanuver di udara memanfaatkan tenaga yang
dihasilkan dari oleh satu atau lebih rotor (propeller) horizontal besar. Helikopter pertama
dibuat oleh Paul Cornu pada tahun 1907. Helikopter ini adalah pesawat terbang yang pertama
yang dapat lepas landas secara vertikal yang menggunakan dua rotor baling-baling
berdiameter 6 meter sebagai pengganti sayap pesawat dan mampu terbang pada ketinggian
1,5 meter dan bertahan selama 1 menit Pada bulan Januari 1924, Raul Pateras de Pescara,
seorang kebangsaan Argentina yang bekerja di Eropa membuat helikopter Pescara yang
mampu terbang selama 10 menit, dan pada 18 April 1924 berhasil mengukir rekor dunia
helikopter dengan jarak terbang 736 meter selama 4 menit 11 detik, namun pada 4 Mei 1924
Etienne Oemichen berkebangsaan Perancis berhasil membuat rekor dunia baru yakni jarak
terbang 1,692 km, waktu terbang 14 menit dengan ketinggian 15 meter. Pada Oktober 1930,
Corradino D’Ascanio berkebangsaan Italia menciptakan helikopter D’Ascanio dan berhasil
menempuh jarak separuh mil pada ketinggian 59 ft ( 18 meter) selama 8 menit dan 45 detik
Era baru perkembangan helikopter terjadi pada September 1939, sebuah helikopter Amerika
pertama yang didesain oleh Igor Skorsky keturunan Rusia yang lahir di Amerika melalui
Vought-Sikorsky Company. Helikopter ini bernama Sikorsky’s VS-300, merupakan
helikopter pertama yang sukses menggunakan rotor/baling-baling belakang (Tail Rotor) yang
berfungsi untuk menetralkan tenaga putaran yang diproduksi oleh baling-baling utama. Jenis-
Jenis Helikopter Setelah perang dunia ke-2 perkembangan helikopter terjadi sangat pesat
untuk berbagai tujuan. Beberapa jenis helikopter yang ada saat ini antara lain:
1. U.S. Army CH-137
2. Textron 206B-3 JetRanger III
3. V-22 Osprey
4. Sikorsky S-92A
5. CH-47 Chinook
6. RAH-66 Comanche
7. Westland Lynx
1. 1. Helikopter U.S. Army CH-137
Helikopter U.S. Army CH-137 merupakan helikopter militer AS yang digunakan untuk
mobilisasi pasukan dan peralatan perang
1. 2. Helikopter Bell Textron 206B-3 JetRanger III Helikopter Bell Textron 206B-3
JetRanger III merupakan helikopter sipil yang digunakan kepolisian di negara bagian Texas,
Amerika Serikat
1. 3. Helikopter V-22 Osprey
V-22 Osprey merupakan helikopter yang rotornya dapat diputar arah vertikal untuk keperluan
lepas landas maupun pendaratan dan jika rotor diputar horisontal helikopter tersebut dapat
melaju seperti layaknya pesawat terbang biasa. Pesawat ini dikembangkan atas kerjasama
antara Bell/Bel Textron Helikopter dan Boeing.
1. 4. Helikopter Sikorsy S-92A
Helikopter Sikorsky S-92A merupakan helikopter yang digunakan untuk mengangkut
orang/penumpang maupun barang. Desain Helikopter merupakan modifikasi dari helikopter
militer UH-60L Black Hawk dan SH-60B Sea Hawk. Helikopter ini mampu mengangkut
hingga 20 orang penumpang dan mempunyai kapasitas beban lebih dari 4,6 ton.
1. 5. Helikopter CH-47 Chinook
Helikopter Ch-47 Chinook merupakan helikopter pengangkut ber-rotor ganda yang dibuat
tahun 1961 untuk keperluan militer Amerika Serikat.
1. 6. Helikopter RAH-66 Comanche
Helikopter RAH-66 Comanche merupakan helikopter pengintai yang dilengkapi senjata dan
pertama kali diterbangkan tahun 1996 untuk keperluan angkatan perang AS. Helikopter ini
hasil kerjasama antara Sikorsky cabang korporasi dan perusahaan Boeing. Helikopter dengan
dua awak ini mampu terbang dengan kecepatan 320 km/jam.
1. 7. Helikopter Westland Lynx
Helikopter Westland Lynx merupakan helikopter buatan Inggris tercepat di dunia saat ini,
dengan kecepatan 249,10 mph (400,80 km/jam). Catatan waktu tercepat ini diperoleh bulan
Agustus 1986 yang dipiloti oleh John Egginton. PRINSIP KERJA
 Helikopter bisa terbang karena gaya angkat yang dihasilkan oleh aliran udara yang dihasilkan
dari bilah – bilah baling – baling rotornya. Baling – baling itu yang mengalirkan aliran udara
dari atas ke bawah. Aliran udara tersebut sedemikian deras sehingga mampu mengangkat
benda seberat belasan ton.
1. 1. Airfoil
Pada dasarnya, prinsip dasar terbang dari pesawat bersayap tetap (fixed wing) dengan
helikopter yang dikenal juga pesawat bersayap putar. Kuncinya ada pada dua kekuatan besar
yang bekerja terpadu, menghasilkan gaya angkat dan daya dorong yang besar.
 Pada helikopter, fungsi sayap digantikan oleh baling-baling yang setiap baling-balingnya
meski berukuran lebih kecil dari sayap pesawat biasa, namun ketika diputar, curvanya relatip
sama dengan sayap pesawat. Untuk mendapatkan gaya angkat, baling-baling rotor harus
diarahkan pada posisi tertentu sehingga dapat membentuk sudut datang yang besar.
Prinsipnya sama dengan pesawat bersayap tetap, pada helikopter ada dua gaya besar yang
saling memberi pengaruh. Aliran udara yang bergerak ke depan baling – baling menekan
baling – baling sehingga bilah baling – baling terdorong balik ke belakang menghasilkan
suatu gaya angkat kecil. Tetapi ketika ketika aliran udara bergerak cepat melewati bagian atas
dan bawah bilah – bilah baling – baling, tekanan udara yang besar diantara baling-baling
otomatis akan mengembang ke seluruh permukaan yang bertekanan lebih rendah,
menyebabkan baling-baling terdorong ke atas dan helikopterpun terangkat. Yang perlu
diingat, meski bilah-bilah baling-baling itu hanya beberapa lembar, namun dalam keadaan
berputar cepat, ia akan membentuk suatu permukaan yang rata dan udara yang menekannya
ke atas menimbukan tekanan besar yang akhirnya menghasilkan gaya angkat yang besar pula.
Prinsip ini sama dengan fungsi propeler pada pesawat bermesin turboprop dan sama pula
dengan “kitiran” mainan anak-anak itu. Beberapa helikopter yang digunakan dalam perang,
seperti Mi-26 Hind misalnya dilengkapi dengan sayap kecil yang disebut canard, fungsi
pertamanya untuk meringankan beban rotor utama dan yang kedua untuk meningkatkan laju
kecepatan dan memperpanjang jangkauan jelajah. Fungsi lain adalah sebagai gantungan
senjata, rudal dan lain-lainnya. Dengan menambahkan sayap pendek ini, maka perbedaan
fungsional antara pesawat tetap dengan helikopter menjadi samar. Pesawat bersayap tetap
juga ada yang mampu terbang-mendarat secara vertikal (Vertical Take-off Landing/VTOL).
Contoh: Harrier dari jenis Sea Harrier atau AV-8 Harrier. Kelebihan pesawat bersayap tetap,
terutama soal terbangnya karena pesawat berjenis ini memiliki platform yang lebar sehingga
relatif lebih stabil saat melakukan penerbangan. Soal menerbangkannya, itu persoalan
mengatur kemudi guling pada sayap dan stabilizer tegak dan datar yang ada pada ekornya.
Tetapi pada Helikopter tidaklah demikian. Ketika bilah – bilah baling – baling rotornya
menghasilkan gaya angkat rotornya sendiri sendiri bekerja memindahkan udara di atasnya ke
bawah sebanyak banyaknya. Disaat itu berat udara yang dipindahkan mengurangi berat
helikopter sehingga helikopter itu terangkat. Dan bila helikopter itu terangkat, berarti terjadi
keseimbangan berat antara udara yang dipindahkan dari atas ke bawah dengan bobot
helikopternya. Untuk mengoperasikan helikopter itu ada alat kemudi yang biasa disebut
collective pitch dan cyclic pitch masing-masing berfungsi sebagai pengatur gaya angkat dan
pendorong helikopter untuk melaju ke depan.
1. 2. Tail Rotor
 Begitu pula halnya dengan konfigurasi rotor, bukan hanya sekedar bisa berputar lalu terbang
dan mengambang. Sebab saat baling-baling diputar akan selalu menimbulkan tenaga putaran
yang disebut dengan istilah umum torque. Untuk menghilangkan atau menangkal tenaga
putar yang bisa menyebabkan badan helikopter itu berputar, maka perlu dipasang antitorque.
Antitorque ini dapat berupa tail rotor atau rotor ekor yang dipasang pada ekor pesawat yang
juga berfungsi sebagai rudder. Konfigurasi ini dapat dilihat pada helikopter umumnya seperti
Bell-412, Bell-205 atau UH-1 Huey, atau NBO-105, dan AS-330 Puma atau AS-335 Super
Puma, AH-64 APACHE atau Mi-24 HIND. Selain menggunakan tail rotor, masih ada
beberapa desai yang lain. Misalnya yang menggunakan sistem tandem seperti yang
digunakan pada helikopter Boeing CH-47 Chinook atau CH-46 Sea Knight. Kedua rotor
tersebut yang bersama-sama berukuran besar masing-masing ditempatkan di depan dan di
belakang badan helikopter. Keduanya simetris namun memiliki putaran yang berlawanan
arah . Maksudnya untuk saling meniadakan efek putaran yang ditimbulkan satu sama lain,
intermesh dalam bahasa populernya. Cara lain adalah dengan konfigurasi egg-beater.
Konfigurasi rancang bangun seperti ini digunakan pada helikopter Ka-25 Kamov buatan
Rusia atau Kaman HH-43 Husky. Kedua baling-baling yang sama besarnya itu diletakkan
dalam satu poros, terpisah satu sama lain dimana yang satu diletakkan diatas rotor lainnya.
Keduanya berputar berlawanan arah. Maksudnya untuk menghilangkan efek putaran atau
torque. 1. 3. Rotor Aktif atau Tilt Rotor dan Sayap Aktif atau Tilt Wing Tinggal
landas dan mendarat helikopter berkarakter terbang seperti pesawat bersayap tetap
merupakan konsep yang dianut oleh helikopter jenis ini. Cara termudah adalah
menggabungkan konsep kerja pesawat helikopter dengan pesawat bersayap tetap dalam satu
wujud.
 Prinsip kerjanya secara teknis bila rotor utama diarahkan ke atas maka gerakan vertikal yang
dilakukan helikoter dapat dilakukan sedangkan saat rotor diarahkan ke depan atau ke
belakang (sebagai pursher atau pendorong) maka karakter terbang seperti pesawat tetap dapat
diperoleh. Gerakan rotor seperti ini tidak perlu melibatkan sayap. Sebenarnya pengembangan
rotor aktif ini masih diliputi kegamangan, masalahnya adalah sistem tadi bisa saja disebut
pesawat bersayap tetap karena memiliki sayap yang berlumayan besar, sekaligus memiliki
ekor pesawat yang berkonfigurasi dengan pesawat bersayap tetap biasa. Akhirnya konsep ini
disebut konsep hybrid. Contoh helikopter ini: V-22 Osprey. Selain konsep rotor aktif, ada
pula konsep sayap aktif, dimana yang digerakkan bukanlah rotor seperti pada rotor aktif
melainkan sayap pesawatnya. Sementara mesin tetap pada kedudukannya. Contoh helikopter
ini: TW-68 (Ishida Corporation, Jepang) Rancangan ini disebut – sebut memiliki rancangan
yang lebih ringkas dibandingkan dengan rotor aktif.
BAGIAN – BAGIAN UTAMA PADA HELIKOPTER
a) Bilah rotor (rotor blade) merupakan bentuk aerofoil yang sudutnya bisa diubah-ubah
dan berfungsi untuk menimbulkan gaya angkat dan gaya dorong. Rotor blade melekat pada
main rotor dengan bantuah rotor hub.
b) Tail rotor terletak dibagain belakan helikopter, rotor ini merupakan rotor kecil yang
berputar secara fertikal. fungsi rotor ini untuk mmebelokan helikopter sesuai arah yang
dinginkan. selain itu tail rotor juga berfungsi untuk melawan torsi yang ditimbulkan oleh
main rotor saat berputar (aksi dan reaksi)
c) Swash plate mempunyai dua bagian utama utama yaitu satu pelat yang tetap warna biru
dan pelat yang berputar warna merah. Swash plate ini yang berfungsi untuk mengatur
pergerakan pesawat dengan cara mengatur sudut serang udara pada rotor blade. CARA
HELIKOPTER TERBANG Seperti yang kita singgung di atas, helikopter memiliki
kemampuan yang unik saat mengudara. Berikut ini bagaimana cara helikopter terbang. Untuk
lebih paham lebih baik kita lihat sekilas tentang bentuk aerofoil baling-baling
helikopter Setiap baling-baling heli memiliki bentuk aerofoil yang mirip dengan sayap pada
pesawat terbang. Daya angkat yang ditimbulkannya tergantung pada sudut serang (angel of
attack) dan kecepatan baling-baling saat berputar. Collective control Gerakan ini berfungsi
untuk menaikan dan menurunkan helikopter. Gerakan ini di dapat dengan cara menaikan atau
menurukan swash plate terhadap poros rotor utama tanpa mengubah sudut nya. Karena
perubahan sudut serang (pith angel) serentak atau kolektif maka gerakan naik heli akan selalu
konstan terhadap putaran baling-balingnya. Cyclic control Gerakan iniberhubungan dengan
gerakan memutar dan maju. Untuk bergerak maju sudut serang blade di ubah dengan cara
memiringkan swash plate. Karena sudut serang pada masing-masing blade tidak sama, maka
gaya angkat pun berubah. Perbedaan gaya angkat inilah yang digunakan untuk memajukan,
memundurkan, atau memutar peawat.
KAJIAN PUSTAKA
 Materi dan Ilmu Fisika yang tercantum pada Helikopter :
a) Ada beberapa macam gaya yang bekerja pada benda benda yang terbang di udara.
Namun hingga saat ini, setidaknya ada 3 penjelasan yang diterima untuk fenomena
munculnya gaya angkat pada sayap: prinsip Bernoulli, Hukum III Newton, dan efek Coanda.
Sayap pesawat memiliki kontur potongan melintang yang unik: airfoil. Pada airfoil,
permukaan atas sedikit melengkung membentuk kurva cembung, sedangkan permukaan
bawah relatif datar. Bila sekelompok udara mengenai kontur airfoil ini, maka ada
kemungkinan bahwa udara bagian atas akan memiliki kecepatan lebih tinggi dari bagian
bawah. Hal ini disebabkan karena udara bagian atas harus melewati jarak yang lebih panjang
(permukaan atas airfoil adalah cembung) dibandingkan udara bagian bawah.
b) Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa semakin tinggi kecepatan fluida (untuk
ketinggian yang relatif sama), maka tekanannya akan mengecil. Dengan demikian akan
terjadi perbedaan tekanan antara udara bagian bawah dan atas sayap: hal inilah yang
mencipakan gaya angkat.
c) Hukum III Newton menekankan pada prinsip perubahan momentum manakala
udara dibelokkan oleh bagian bawah sayap pesawat. Dari prinsip aksi – reaksi, muncul gaya
pada bagian bawah sayap yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan sayap untuk
membelokkan udara. Sedangkan penjelasan menggunakan efek Coanda menekankan pada
beloknya kontur udara yang mengalir di bagian atas sayap. Bagian atas sayap pesawat yang
cembung memaksa udara untuk mengikuti kontur tersebut. Pembelokan kontur udara tersebut
dimungkinkan karena adanya daerah tekanan rendah pada bagian atas sayap pesawat (atau
dengan penjelasan lain: pembelokan kontur udara tersebut menciptakan daerah tekanan
rendah). Perbedaan tekanan tersebut menciptakan perbedaan gaya yang menimbulkan gaya
angkat. Gaya-gaya aerodinamika ini meliputi gaya angkat (lift), gaya dorong (thrust), gaya
berat (weight), dan gaya hambat udara (drag). Gaya-gaya inilah yang mempengaruhi profil
terbang semua benda-benda di udara, mulai dari burung-burung yang bisa terbang mulus
secara alami sampai pesawat terbang yang paling besar sekalipun. Namun hal mendasar yang
menyebabkan pesawat itu bisa mengudara adalah lebih kepada karena gaya angkat yang lebih
tunduk kepada hukum Newton ketiga, yang secara sederhana berbunyi : SETIAP AKSI
(daya) AKAN MENDAPAT REAKSI YANG BERLAWANAN ARAH DAN SAMA
BESAR.
ANATOMI HELIKOPTER
1. Cockpit, merupakan kabin awak/pilot yang terletak di bagian paling depan dari sebuah
helikopter untuk mengendalikan/mengoperasikan helikopter.
2. Landing skids, merupakan bagian bawah helikopter untuk menyangga kedudukan
helikopter ketika berada di landasan.
3. Engine, Transmision, fuel, merupakan komponen utama dari sebuah helikopter yang
berfungsi menggerakkan semua mekanik yang ada dan tentunya memerlukan bahan bakar
untuk menjalankan mesin yang disuplai dari tangki bahan bakar yang berada di bawah bagian
belakang dari badan utama helikopter
4. Tail boom, merupakan tuas yang terletak di belakang badan utama helikopter yang
berfungsi untuk menstabilkan gerak/manuver helikopter. Kegunaan Helikopter Helikopter
digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain:
1. Keperluan militer
2. Keperluan Riset
3. Keperluan Kepolisian
4. Keperluan kemanusiaan dan penyelamatan (SAR)
1. Keperluan militer antara lain untuk:
Pengintaian dan
Mobilisasi pasukan Penyerangan
pengawasan wilayah

2. Keperluan Riset sebagai alat transportasi penelitian


3. Keperluan Kepolisian sebagai alat patroli
4. Keperluan kemanusiaan dan penyelamatan (SAR) antara lain untuk:
Pengiriman bantuan ke manusiaan Penyelamatan/Evakuasi korban

HUKUM NEWTON II Sebuah benda bermassa m yang mendapat gaya sebesar F akan
memmperoleh percepatan sebanding dengan gaya tersebut dan berbanding terbalik dengan
massanya Bila pada benda tersebut bekerja berbagai gaya, maka percepatannya dapat
ditentukan dari hukum Newton II :
F = Gaya [N = newton]

m = Massa [kg]

a = Percepatan [m/s2 ]
Contoh masalah : [Dinamika I Gerak Vertikal] Sebuah helikopter bermassa 15000 kg
mengangkat sebuah truk bermassa 4500 kg dengan percepatan sebesar 1,4 m/s2. Truk disebut
diangkat dengan menggunakan kabel baja, Gaya angkat yang diterima oleh baling-baling
helikopter arahnya vertikal ke atas. Tentukan besarnya tegangan pada kabel baja dan
besarnya gaya angkat pada baling-baling helikopter.

https://carolinwindiasri.wordpress.com/2012/09/09/makalah-mengenai-prinsip-kerja-
helikopter-dan-penerapan-ilmu-fisika-yang-digunakan/
Halikopter adalah mesin penerbang sejati. Helikopter bisa lepas landas dan mendarat tanpa
landasan pacu. Halikopter bisa melayang di udara dan melakukan manuver 3600. Helikopter
menggunakan prinsip airfoil untuk menghasilkan gaya angkat. Bila baling-balingnya
bergerak relatif terhadap udara bentuk airfoil khusunya akan menghasilkan gaya angkat dan
membuatnya terbang. Baling-balingnya mehasilkan rotasi dari mesin.Lebih khusunya mesin
turboshaft yang berfungsi untuk memutar poros rotor.

Gaya angkat yang dihasilkan oleh airfoil bervariasi dengan sudut datang yang dibentuk.
Umunya semakin besar sudut datangnya maka semakin besar gaya angkatnya. Jika baling-
baling helikopter berada pada sudut datang yang berbeda pada setiap baling-balingnya mka
apa yang terjadi. Maka gaya angkat pada masing-masing helikopter akan berbeda pula
sehingga akan menyebabkan torsi helikopter. Untuk menjaga agar baling-baling helikopter
terjaga pada sudut tertentu maka digunkan mekanisme pelat swash. Torsi yang dihasilkan ini
akan membuat helikopter bisa bergerak sesuai keinginan. Bisa naik, turun, maju, mundur, ke
kanan, ke kiri, atau bahkan bisa berputar.

Setiap helikopter terdapat rotor ekor. Rotor ekor berfungsi untuk mencegah badan helikopter
berputar. Hal ini diakibatkan karena konsekuensi dari hukum newton ke-3 yang disebabkan
dari baling-baling rotor.

Bagaimana mengendalikan helikopter sesuai dengan arah yang kita inginkan?

Hal ini bisa dijelaskan dengan prinsip airfoil. Gaya angkat yang dihasilkan dari airfoil
bervariasi terhadap sudut datangnya yang dibentuk. Umumnya, semakin besar sudut
datangnya maka semakin besar sudut angkatnya.

Sekarang apa yang terjadi bila sebuah baling-baling berada pada sudut tertentu dengan
baling-baling pada sudut yang lain. Variasi gaya angkat pasti akan menghasilkan torsi yang
memutar helikopter. Anda bisa mengamati gerakan indah yang dibutuhkan untuk mencapai
distribusi gaya angkat yang tidak seragam ini. Jelas bahwa baling-baling harus mengubah
sudut datangnya sehingga pada satu titik tertentu selalu sama. Gearkan baling-baling yang
rumit itu mudah dilakukan dengan mekanisme pelat swash. Dengan memiringkan pelat swash
bawah maka dapat memiringkan sudut datang baling-baling yang bervariasi. Itu berarti
dengan kita mempertahankan plat swash ini.kita dapat mempertahankan sudut positif pada
bagian belakang dan sudut negatif pada bagian depan sehingga dapat menghasilkan torsi
sesuai sudut baling-baling. Hal ini disebut dengan pitch siklik.

Jika plat swash bawah diangkat tanpa memiringkannya maka pilah-pilah sudut datang pada
halikopter akan sama. Hal ini maka gaya pada setiap baling-baling akan sama dan halikopter
bisa naik atau turun tanpa memiringkannya. Kontrol baling-baling ini disebut dengan pitch
kolektif.

Dengan mempertahankan sudut-sudut datang pada masing-masing baling-baling halikopter


putrarawit – Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan
tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan
Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup
sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil
dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernamaDaniel Bernoulli.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk persamaan
Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang
lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).
Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-
termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll.

Aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:

 Aliran bersifat tunak (steady state)


 Tidak terdapat gesekan (inviscid)
Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran kerapatan
massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah:
udara, gas alam, dll.

Penerapan Hukum Prinsip Bernoulli dalam pesawat terbang


Penampang sayap pesawat terbang memiliki bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian
atasnya lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk sayap tersebutmenyebabkan
kecepatan aliran udara bagian atas lebih besar daripada di bagian bawahsehingga tekanan udara
di bawah sayap lebih besar daripada di atas sayap. Hal inimenyebabkan timbulnya daya angkat
pada sayap pesawat. Agar daya angkat yangditimbulkan pada pesawat semakin besar, sayap
pesawat dimiringkan sebesar sudut tertentuterhadap arah aliran udara. Perhatikanlah

(a) Ketika sayap pesawat horizontal, sayap tidak mengalami gaya angkat.
(b)Ketika sayap pesawat dimiringkan, pesawat mendapat gaya angkat sebesar F – F
1 2

dengan:
F1 – F2 = gaya angkat pesawat terbang (N),
A= luas penampang sayap pesawat (m2),
v1= kecepatan udara di bagian bawah sayap (m/s),
v2= kecepatan udara di bagian atas sayap (m/s), dan
ρ = massa jenis fluida (udara).
Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang juga merupakan salah satu contoh Hukum
Bernoulli.
Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang yang sedang
mengangkasa .
1. Berat Pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi Bumi
2. Gaya angkat yang dihasilkan oleh kedua sayap pesawat
3. Gaya ke depan yang disebabkan oleh mesin pesawat
4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gerakan udara.
Bagian depan sayap dirancang melengkung ke atas. Udara yang ngalir dari bawah berdesak2an
dengan temannya yang ada di sebelah atas. Mirip seperti air yang ngalir dari pipa yang
penampangnya besar ke pipa yang penampangnya sempit. Akibatnya, laju udara di sebelah atas
sayap meningkat. Karena laju udara meningkat, maka tekanan udara menjadi kecil. Sebaliknya,
laju aliran udara di sebelah bawah sayap lebih rendah, karena udara tidak berdesak2an (tekanan
udaranya lebih besar). Adanya perbedaan tekanan ini, membuat sayap pesawat didorong ke atas.
Karena sayapnya nempel dengan badan si pesawat, maka si pesawat ikut2an terangkat.
itulah sedikit informasi tentang penerapah Hukum bernoulli yang digunakan pesawat terbang……
https://putrarawit.wordpress.com/2015/03/14/prinsip-kerja-pesawat-terbang-hukum-
bernoulli/
Gaya angkat pada helikopter dengan menggunakan persamaan bernoulli.
Baling-baling helikopter mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian yang
atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan aliran udara
di bagian atas lebih besar dari pada di bagian bawah (v2 > v1).
Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan :

P1 + ½ r.v12 + r g h1 = P2 + ½ r.v22 + r g h2

Ketinggian baling-baling helikopter dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga r g h1 =


r g h2 .
Dan persamaan di atas dapat ditulis :

P1 + ½ r.v12 = P2 + ½ r.v22

P1 – P2 = ½ r.v22 - ½ r.v12

P1 – P2 = ½ r(v22 – v12)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan P1 > P2 untuk luas
penampang baling-baling halikopter F1 = P1 . A dan F2 = P2 . A dan kita dapatkan bahwa F1
> F2. Beda gaya pada bagian bawah dan bagian atas (F1 – F2) menghasilkan gaya angkat pada
pesawat terbang. Jadi, gaya angkat pesawat terbang dirumuskan sebagai :

F1 – F2 = ½ r A(v22 – v12)

Dengan r = massa jenis udara (kg/m3)

Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa helikopter dapat terangkat ke atas jika
gaya angkat halikopter lebih besar daripada berat helikopter. Jadi, apakah suatu helikopter
dapat terbang atau tidak tergantung dari berat helikopter, kelajuan helikopter, dan ukuran
baling-balingnya. Makin besar kecepatan helikopter, makin besar kecepatan udara, dan ini
berarti gaya angkat halikopter makin besar. Demikian pula, makin besar ukuran baling-baling,
semakin besar pula gaya angkatnya.
Supaya halikopter dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar daripada berat
halikopter ( F1 - F2 > mg ). Jika telah berada pada ketingian tertentu dan pilot ingin
mempertahankan ketinggianya (melayang di udara), maka kelajuan halikopter harus diatur
sedemikian rupa sehingga gaya angkat sama dengan gaya berat halikopter ( F1 - F2 = mg ).

http://trianimafis.blogspot.com/2013/11/gaya-anggkat-pesawat-terbang.html
1. Main rotor & Drive shaft, merupakan baling-baling penggerak utama
dan poros kendali dari sebuah helikopter yang terletak di bagian atas.
Putaran baling-baling dari Main rotor akan menghasilkan tenaga untuk
mengangkat dan menjalankan helikopter.
2. Cockpit, merupakan kabin awak/pilot yang terletak di bagian paling
depan dari sebuah helikopter untuk mengendalikan/mengoperasikan
helikopter.
3. Landing skids, merupakan bagian bawah helikopter untuk menyangga
kedudukan helikopter ketika berada di landasan.
4. Engine, Transmision, fuel, merupakan komponen utama dari sebuah
helikopter yang berfungsi menggerakkan semua mekanik yang ada dan
tentunya memerlukan bahan bakar untuk menjalankan mesin yang
disuplai dari tangki bahan bakar yang berada di bawah bagian
belakang dari badan utama helikopter
5. Tail boom, merupakan tuas yang terletak di belakang badan utama
helikopter yang berfungsi untuk menstabilkan gerak/manuver
helikopter.
6. Tail rotor , merupakan baling-baling ekor yang berfungsi untuk
meredam efek putaran yang dihasilkan oleh rotor utama agar badan
helikopter tidak berputar dalam arah kebalikan (counter-rotating).
https://royskots.wordpress.com/2012/02/14/bagian-bagian-helikopter/

Anda mungkin juga menyukai