PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesawat terbang adalah salah satu moda transportasi yang cukup penting di
Indonesia, Geografis Negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menuntut
dibutuhkannya transportasi yang dapat menjangkau seluruh daerah dengan efektif.
Dengan kecepatan pesawat udara komersial yang bisa mencapai 700 – 800 km/jam,
jarak yang jauh dapat ditempuh dengan waktu yang singkat. Dengan semakin
berkembangnya maskapai di Indonesia sekarang ini masyarakat juga tidak perlu
kerepotan untuk menikmati layanan pesawat terbang.
Semakin berkembangnya jaman diikuti dengan perkembangan teknologi, salah
satunya dalam manufaktur pesawat terbang. Teknologi dan sistem pada pesawat udara
semakin berkembang untuk menghasilkan penerbangan yang aman, efisien, nyaman
dan biaya yang lebih rendah. Dalam perkembangan teknologi tersebut membuat sistem
pesawat lebih komplek dan banyak dan salah satunya pada salah satu bagian utama
yaitu landing gear. Landing gear yang pada awalnya yang terpasang tetap hingga
sekarang yang dapat di simpan dalam fuselage pesawat.
Landing gear adalah salah satu komponen utama pada pesawat yang berfungsi
untuk menopang berat pesawat dan disalurkan ke struktur pesawat saat berada di
ground. Disamping untuk menopang beban pesawat landing gear berfungsi juga
sebagai alat manouver pesawat ketika sedang taxi. Landing gear dilengkapi dengan
beberapa sistem untuk membantu operasinya antara lain sistem hidraulik, sistem ram
air turbine, sistem ground sensing, sistem indikasi dan peringatan, serta beberapa
lainnya dan sistem extension-retraction yang mengatur muncul dan disimpannya
landing gear.
Berdasarkan uraian di atas, penyusun tertarik untuk menyusun laporan akhir
tentang “Sistem Extension dan Retraction pada Main Landing Gear Pesawat Boeing
1
777-300ER” sehingga dengan adanya penjelasan mengenai sistem tersebut dapat
menambah wawasan sebelum terjun pada dunia kerja.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui komponen-komponen utama pada sistem extension-retraction
landing gear pesawat Boeing 777-300ER
2. Mengetahui cara kerja sistem extension-retraction pada main landing gear
pesawat Boeing 777-300ER
3. Mengetahui masalah yang sering terjadi pada sistem landing gear pesawat
Boeing 777-300ER
4. Mengetahui prosedur fault isolation pada sistem extension-retraction
landing gear pesawat Boeing 777-300ER
2
1.4 Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak menyimpang dari lingkup permasalahan, maka dalam
hal ini penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Pembahasan hanya pada komponen utama pada sistem extension-retraction
main landing gear pada pesawat boeing 777-300ER.
2. Pembahasan hanya pada cara kerja sistem extension-retraction main landing
gear pada pesawat Boeing 777-300ER.
3. Prosedur fault isolation yang dibahas mengenai
4. Prosedur perawatan mengambil contoh tes fungsional dan penggantian
komponen uplock hook mengacu pada AMM Boeing 777-300ER
1.5 Manfaat
Dengan memahami sistem extension-retraction dan komponen-komponen pada
main landing gear Boeing 777-300ER, diharapkan dapat membantu menemukan
sumber masalah yang terjadi dan dapat membantu penanganan masalah jika terjadi
gangguan pada landing gear sehingga pesawat terbang tetap dalam keadaan safety di
ground maupun in-flight dan memberikan kenyamanan untuk cockpit crew, cabin crew
serta yang paling utama adalah penumpang.
3
2. Metode Studi Literatur
Pada metode ini penulis mengkaji berbagai teori dari buku-buku referensi
dan browsing internet
3. Metode Wawancara
Metode wawancara dengan melakukan tanya jawab langsung dengan
teknisi dan instruktur pengajar PT. GMF AeroAsia Tbk. yang
berkompeten dalam bidang tersebut untuk mengetahui permasalahan
yang ada di lapangan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landing Gear
Landing gear adalah salah satu komponen utama pada pesawat yang berfungsi
untuk menopang berat pesawat dan disalurkan ke struktur pesawat saat berada di
ground. Disamping untuk menopang beban pesawat landing gear berfungsi juga
sebagai alat manouver pesawat ketika sedang taxi. Landing gear dilengkapi dengan
sistem hidrolik untuk menggerakannya, salah satu contohnya adalah untuk sistem
extension dan retraction. Selain itu beberapa jenis pesawat memiliki Landing gear
yang dilengkapi dengan door agar saat terbang aliran udara yang melewati daerah
landing gear tidak terganggu. Untuk memfasilitasi pengoperasiannya di permukaan
yang keras seperti runway bandara kebanyakan landing gear memiliki roda. Fungsi
landing gear tidak hanya digunakan pada pesawat komersil modern saja, namun
dapat ditemukan juga pada helikopter, balon udara, dan beberapa pesawat lama.
Desain dari landing gear akan menyesuaikan dengan kegunaan dan kondisi
lingkungan sekitar, seperti landing gear skis yang digunakan pada permukaan
bersalju. Sedangkan landing gear pada helikopter didesain sederhana karena tidak
mendapat gaya kejut yang besar saat landing layaknya pesawat komersial
Pada proses desain dari landing gear ada banyak aspek yang harus
diperhatikan antara lain adalah tipe dari landing gear, tetap atau dapat disimpan,
tinggi, wheel base, wheel track, jarak landing gear dan pusat gravitasi pesawat,
ukuran strut, ukuran roda, tempat penyimpanan landing gear saat disimpan (jika
dapat disimpan), dan beban dari setiap strut ( Mohammad Sadraey).
Penjelasan secara lebih rinci mengenai syarat desain ditambah penjelasan dapat
dilihat pada Tabel 2.1.
5
Tabel 2.1 Syarat desain pada landing gear
No Syarat Penjelasan
Pemilihan jenis landing gear seperti
1 Jenis landing gear tricycle, bicycle, seaplane, dan
lainnya.
Jarak dari sambungan landing gear
2 Tinggi dan fuselage sampai dasar roda
pesawat.
Walaupun landing gear salah satu komponen penting pada pesawat, namun saat
penerbangan landing gear menghasilkan drag yang dapat menambah konsumsi bahan
bakar. Oleh karena itu landing gear modern dapat ditarik kembali atau retract
sehingga mengurangi drag dan meningkatkan kecepatan pesawat. Pada gambar 2.1
dapat dilihat beberapa parameter utama landing gear. Tinggi landing gear adalah
jarak antara titik terbawah landing gear (dasar dari ban) sampai titik sambungan
antara landing gear dan pesawat. Sejak landing gear dapat dipasang pada fuselage
ataupun sayap, arti dari tinggi dari landing gear memiliki arti yang berbeda.
6
Gambar 2.1 Parameter utama pada landing gear
Sumber : Aircraft Design a System Engineering Approach Page 480 diakses tanggal
23 Mei 2019
Tinggi landing gear dipengaruhi oleh defleksi dari shock absorber. Jadi tinggi
landing gear sering diukur ketika pesawat di darat dalam kondisi berat take-off
maksimal dan landing gear terdefleksi maksimal. Wheel base menunjukan jarak
antara landing gear utama dengan nose gear atau tail gear. Serta jarak landing gear
utama antara kanan dan kiri. Parameter-parameter tersebut sangat penting untuk suatu
desain untuk menjaga kekuatan, ketahanan, dan keamanan landing gear saat
beroperasi.
7
2.2 Konfigurasi Landing Gear
Berdasarkan beberapa syarat dan parameter yang telah disebut pada sub.bab
sebelumnya, landing gear memiliki beberapa konfigurasi. Secara umu ada sembilan
konfigurasi dari landing gear, yakni sebagai berikut ( Mohammad Sadraey) :
1. Single Main
2. Bicycle
3. Tail Gear
5. Quadricycle
6. Multi-bogey
7. Releasable Rail
8. Skid
8
2.2.1 Single Main
Konfigurasi landing gear yang paling sederhana adalah single main. Ini
termasuk satu gear utama yang besar yang mengangkat sebagian besar berat
pesawat dan beban, ditambah satu gear yang sangat kecil didepan. Dalam hal
ukuran, pastilah gear utama yang lebih besar (baik strut maupun roda)
dibandingkan dengan yang sekunder. Kedua roda gigi ini terletak pada bidang
simetris pesawat. Gear utama terletak didekat pusat gravitasi pesawat, sedangkan
gear lainnya terletak lebih jauh. Dalam sebagian besar kasus, gear utama terletak
di depan pusat gravitasi pesawat dan yang lainnya berada dibelakang pusat
gravitasi (di bawah bagian ekor). Dalam hal dimana gear utama di belakang pusat
gravitasi, gear sekunder biasanya ditukar menjadi skid dibawah badan bagian
depan. Mayoritas sailplane menggunakan single main landing gear karena
kesederhanaannya.
2.2.2 Bicycle
Seperti namanya, bicycle landing gear ini mempunyai dua gear utama,
satu di belakang dan satu di depan pusat gravitasi pesawat, dimana keduanya
memiliki ukuran yang sama. Untuk mencegah terjadinya jungkit ke samping, dua
roda kecil sama ukuran di pasang pada sisi sayap. Jarak antara dua gear ke pusat
gravitasi pesawat adalah sama, dan kedua gear tersebut mengangkut beban yang
sama. Bicycle landing gear ini memiliki fitur yang sama dengan single main dan
nyatanya merupakan kelanjutan dari single main. Konfigurasi ini tidak lah modern
diantara desainer pesawat dikarenakan ketidakstabilan pada saat di tanah.
Keuntungan dari konfigurasi ini adalah murah bagi pesawat dengan badan yang
kecil dan konfigurasi sayap tinggi.
9
Gambar 2.3 Bicycle landing gear
Sumber : https://www.airliners.net/photo/Untitled/PZL-Bielsko-SZD-48-
Jantar-Standard-3/1685550 diakses tanggal 25 Mei 2019
2.2.3 Tail Gear
Tail-gear landing gear memiliki dua roda utama di depan pusat gravitasi
pesawat dan sebuah roda kecil dibawah ekor pesawat. Roda di depan pusat
gravitasi pesawat sangat dekat dengan pusat tersebut (jika dibandingkan dengan
roda belakang) dan mengangkat banyak berat pesawat dan bebannya, sehingga
disebut juga dengan roda utama. Dua gear utama memiliki jarak yang sama
terhadap pusat gravitasi dan mengangkat beban yang sama juga. Roda belakang
jauh terhadap pusat gravitasi dan juga mengangkat beban yang lebih kecil
sehingga disebut juga sebagai gear pembantu. Bagian beban total yang diangkat
oleh gear utama adalah sekitar 80-90%, sehingga gear ekor hanya mengangkut
sekitar 10-20%. Konfigurasi landing gear ini disebut juga dengan landing gear
konvensional karena merupakan landing gear utama sejak 50 tahun pertama
sejarah penerbangan. Sekarang ini hanya sekitar 10% pesawat yang diproduksi
dengan menggunakan tail-gear. Dalam rangka untuk mengurangi drag, pada
beberapa pesawat menggunakan sebuah skid (pelat rata vertikal) daripada roda
ekor. Landing gear seperti itu disebut juga dengan tail-dragger. Pesawat dengan
menggunakan tail-gear ini stabil di tanah. Namun, secara umum tidak stabil
apabila sedang berbelok.
10
Gambar 2.4 Tail gear
Sumber : https://www.aircraftsystemstech.com/p/landing-gear.html diakses
tanggal 25 Mei 2019
2.2.4 Tricycle
11
ditingkatkan. Selain itu, karena jumlah roda yang meningkat, daerah luas roda
depan akan berkurang, segingga kinerja pesawat meningkat terutama saat take-off.
Alasan lain untuk memiliki beberapa roda adalah untuk menyesuaikan volume
total roda agar mencocokkannya dengan ukuran geometri sayap atau badan
pesawat. Biasanya, apabila berat pesawat adalah antara 70000 lb – 200000 lb,
maka digunakan dua roda depan. Untuk pesawat yang lebih berat lagi bebannya
(seperti 840000 lb) digunakan empat roda depan untuk membagi beban tersebut.
12
melakukan take-off dan landing secara lurus. Hal ini tentu menyebabkan pesawat
dengan konfigurasi ini memakan waktu yang lebih lama untuk take-off jika
dibandingkan dengan konfigurasi tricycle.
13
yang disebut sebagai “bogey” yang terhubung ke ujung strut (topangan). Pesawat
dengan landing gear multi-bogey ini sangat stabil pada tanah dan selama taxi.
Dari berbagai pengaturan landing gear, multi-bogey ini adalah yang paling mahal
dan paling kompleks dalam manifakturnya. Ketika berat pesawat lebih dari
200000 lb, digunakan beberapa bogey masing – masing beroda 4 – 6.
2.2.7 Skid
Helikopter dan beberapa pesawat dengan posisi take-off dan landing secara
vertikal tidak perlu taxi di tanah, sehingga mereka dilengkapi dengan struktur
sejenis balok yang disebut dengan skid, bukan menggunakan landing gear
pesawat yang biasa. Konfigurasi dari skid menggunakan 3 – 4 balok penyangga
tetap yang terdefleksi keluar ketika beban seperti berat pesawat diaplikasikan.
Defleksi dari skid memainkan peran shock absorber selama operasi pendaratan.
Namun karena sifat dari balok, maka tidak seefisien oleo shock absorber. Desain
dari skid jika dibandingkan dengan landing gear biasa yang dilengkapi dengan
roda jauh lebih sederhana. Persamaan dasar untuk defleksi balok dan tegangan
bending dapat digunakan dalam merancang dan menganalisis skid. Selain itu,
beban lelah dan umur lelah harus diperhitungkan untuk memprediksi ketahanan
selip.
1. Peluncuran.
14
3. Mengambang
Sebuah pesawat laut biasanya mendarat pada air pertama – tama dengan
badannya dan kemudian memanfaatkan skid khusus untuk tetap stabil. Bentuk
bawah badan pesawat (atau lambung) merupakan bagian utama dari landing gear
seaplane ini. Bentuk badan mesti di desain untuk memenuhi persyaratan diatas
serta syarat desain asli badan pesawat tersebut untuk dapat menampung muatan.
Persyaratan peluncuran dan pengurangan beban tiba – tiba air sering
mempengaruhi rancangan dari bentuk bawah badan pesawat, sedangkan
kebutuhan persyaratan mengambang mempengaruhi ketinggian pesawat.
Stabilitas statis lateral pada air biasanya didukung oleh sayap yang terpasang pada
skid. Skid tersebut mesti diletakkan sehingga mereka menyentuh air ketika pesawat
laut menyamping sekitar kurang dari 10֯.
15
2.3 Fixed dan Retracable Landing Gear
Lebih lanjut pesawat dapat dibagi menjadi 2 kategori: fixed dan retractable.
Beberapa pesawat kecil, ringan, dan satu mesin biasanya memiliki fixed landing gear.
Fixed berarti bahwa landing gear terpasang dengan posisi yang tetap pada struktur
pesawat dan berada pada aliran udara saat pesawat terbang. Pada landing gear jenis
retractable memiliki mekanisme yang lebih kompleks sehingga menambah beban
pada pesawat. Pada pesawat dengan kecepatan yang rendah penambah beban ini tidak
sebanding dengan keuntungan yang didapat dari penurunan drag, sehingga tetap
digunakan fixed landing gear. Namun pada pesawat dengan kecepatan yang tinggi
drag yang dihasilkan dari landing gear semakin besar maka dari itu digunakan
retractable landing gear.
Main landing gear harus dapat menyerap gaya kebawah yang besar dari
pesawat. Berapa jumlah landing gear dengan bannya yang terpasang pada sebuah
pesawat tergantung massa dari pesawat tersebut. Dalam perkembangan pesawat
komersial dengan semakin besarnya pesawat, landing gear diproduksi dengan versi
dua roda atau lebih. Jumlah roda yang lebih banyak membantu menyebarkan gaya
sehingga dapat mengurangi dampak dari gaya yang besar. Landing gear dengan
jumlah roda empat atau enam disambungkan dengan bogie atau juga biasa disebut
gear trucks.
Bogie beam dan roda biasanya memiliki rapatan sesak dan penting untuk
dipastikan ketika landing gear disimpan posisi dari boogie tetap pada tilted posistion.
Posisi ini saat kondisi boogie 90 derajat dengan garis horizontal, namun beberapa
jenis landing gear memiliki sudaut lain. Sebuah boogie tilt jack biasa digunakan
untuk menahan boogie tetap pada posisinya dan posisi ini tidak boleh berubah agar
landing gear tidak macet ketika akan dikeluarkan.
16
Gambar 2.8 Boogie beam
Sumber:https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S13506307040
01153 diakses tanggal 23 juni 2019
2.5 Hidrolik
Kata hidrolik berasal dari Bahasa Yunani yakni “hydro” yang berarti air dan
“aulos” yang berarti pipa. Sistem hidrolik adalah merupakan salah satu system
penggerak kendali dan roda pesawat terbang. Sistem hidrolik adalah sebuah system
yang memanfaatkan tekanan fluida (zat cair) untuk melakukan gerakan. Prinsip kerja
hidrolik adalah mentransmisikan energi atau power dari satu tempat ke tempat lain
secara efisien, dan jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan
merambat ke segala arah dengan tidak bertambah dan berkurang kekuatannya
(Hukum Archimedes).Zat cair juga memiliki sifat tidak dapat dikompresikan, berbeda
dengan fluida gas.
17
Sistem hidrolik pada pesawat terbang mengambil power dari engine dan
mengubahnya menjadi hidrolik power dengan menggunakan pompa hidrolik.tenaga
yang dihasillan akan disebarkan melalui pipa-pipa di dalam pesawat. Tenaga hidrolik
dapat diubah kembali menjadi tenaga mekanik dengan actuator atau turbin untuk
menggerakan komponen-komponen pada pesawat.
2. Respon cepat
1. Bahaya tekanan tinggi fluida hidrolk, oleh karena itu harus dipastikan
bahwa semua sambungan kuat dan tidak bocor.
18
3. Fluida dari sirkuit yang tercemar oleh kotoran akan menyebabkan
peralatan hidrolik menjadi lemah dan cepat rusak.
Sumber : http://fismath.com/bunyi-hukum-pascal-dan-rumus-hukum-
pascal/ diakses tanggal 23 juni 2019
Tekanan (P) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per
satuan luas (A). Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan
dari suatu cairan atau gas. Maka dapat didefinisikan sebagai berikut :
𝑭
𝑷 = 𝑨 (𝑵/𝒎^𝟐 ) …………………………. (2.1)
19
Dimana :
P = Tekanan (bar)
F = Gaya (N)
Satuan dari tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan
suhu. Bila tekanan semakin tinggi maka suhu akan semakin tinggi.
Fluida yang digunakan pada hidrolik yang bersifat inkompresibel
bermanfaat untuk mengirimkan gaya dari satu titik ke titik lainnya sepanjang
jalur yang dilewati fluida tersebut. Dapat dilihat dari persamaan di atas maka
kita dapat memperbesar gaya yang dihasilkan dengan memperkecil luas
penampang.
20
Rumus tekanan hidrostatik dapat diformulasikan dengan:
P = ρgh…………………………. (2.2)
Dimana:
2.6.3 Viskositas
Hampir seluruh cairan dapat digunakan pada system hidrolik, namun untuk
dipesawat ada beberapa persyaratan sehingga cairan hidrolik pada pesawat
21
menggunakan 3 jenis bahan dasar yang berbeda yaitu sayur, mineral, dan sintetis. 3
jenis cairan tadi dapat menyediakan pelumasan yang bagus. Viskositas ketiganya tadi
cukup rendah untuk mengurangi gesekan dengan pipa dan dapat bekerja pada
kecepatan operasi yang tinggi, namun tidak terlalu rendah sehingga tidak
menyebabkan kebocoran. Dan mereka dapat mencegah korosi pada system dan
memiliki jarak suhu operasi yang lebar.
Cairan hidrolik memiliki warna yang berbeda sesuai dengan kegunaannya dan
cairan yang memiliki spesifikasi yang berbeda tidak dapat dicampur. Cairan yang
memiliki spesifikasi yang sama namun berbeda pabrikan mungkin dapat dicampur
jika diperbolehkan oleh manual. Penggunaan cairan yang tidak sesuai dengan
ketentuan dapat menyebabkan kerusaka pada seal, pipa, dan beberapa material non-
metal.
Cairan ini normalnya tidak berwarna dan harus digunakan pada seal dan
pipa karet murni. Sering ditemukan pada sistem pengereman tidak
jarang juga pada sistem hidrolik power
Cairan ini normalnya berwarna merah dan harus digunakan pada seal
dan pipa sintetis. Cairan ini sering digunakan untuk system pengereman
pesawat ringan, system hidrolik power, dan shock absorber.
22
2.8 Komponen Sistem Hidrolik
1. Reservoir
23
2. Aktuator
Sumber : https://cellcode.us/quotes/single-cylinder-acting-hook.html
diakses tanggal 20 Mei 2019
3. Filter
24
kertas berpori hanya dapat digunakan sekali. Setelah digunakan, mereka
hancur. Dalam sistem hidrolik modern, filter dibuat dari kasa kawat. Kasa ini
bisa dibuat dari tembaga atau baja tahan korosi. Ukuran lubang di kain kasa
menentukan sejauh mana sistem hidrolik disaring dan ditunjukkan dalam
mikron (1 mikron =0,001 mm). Filter dalam sistem hidrolik bervariasi dari 5
hingga 15 mikron. Filter modern juga dilengkap indicator yang menunjukan
filter tersumbat atau tidak.
25
Pada system hidrolik, katup memiliki fungsi untuk mengatur tekanan
dan aliran fluida. Menurut pemakainnya, katup hidrolik dibagi menjadi tiga
macam, antara lain :
26
✓ Untuk membatasi daya yang bekerja pada sistem
✓ Fixed flowcontrol
Sistem ini berfungsi untuk menaikan landing gear menuju kompartmen atau
dinamakan proses retraction. Hal ini bertujuan unuk mengurangi drag sehingga
pesawat dapat terbang lebih cepat dan mengurangi penggunaan bahan bakar. Untuk
menggerakan sistem ini dibutuhkan tenaga hidrolik, tenaga hidrolik didapat dari
pompa yang diputar oleh engine (Engine Driven Pumps), namun juga dilengkapi
cadangan sehingga ketika terjadi kegagalan pada engine driven pump sistem dapat
berjalan.
27
Gambar 2.13 Sistem extension-retraction pada pesawat kecil
Sumber : https://www.aircraftsystemstech.com/p/landing-gear-retraction.html
diakse tanggal 29 Mei 2019
Untuk pesawat kecil sistem ini menggunakan sambungan secara mekanik yang
tersambung pada tuas yagn dapat dioperasikan oleh pilot, juga ada yang dapat
dioperasikan secara elektrik yaitu dengan motor dan reduction gear. Gerakan rotasi
pada motor dikonversi ke gerakan linear untuk menggerakkan gear karena hal ini
dapat memungkinkan meringankan beban dari gear.
Pada dunia penerbangan keselamatan adalah hal yang sangat penting, karena
tingkat bahaya jika terjadi kegagalan saat pesawat terbang akan berdampak sangat
fatal. Bahaya akibat kegagalan pesawat dapat diminimalisir dengan melakukan
perawatan yang sesuai dengan prosedur. Perawatan adalah sebuah usaha atau
pekerjaan untuk menjaga kondisi pesawat sesuai dengan rancang bangunnya,
sehingga dapat beroperasi secara aman. Setiap maskapai punya punya tanggung
jawab untuk menjaga pesawatnya tetap dalam kondisi aman dan laik udara. (GMF
Learning Services,2015, 21.1 : 4)
a. Line Maintenance
b. Base Maintenance
28
Perawatan ini dilakukan pada base station sebuah maskapai ata MRO.
Pengerjaan perawatan ini jenis pengerjaan yang membutuhkan cukup banyak
manpower dan fasilitas yang lengkap untuk melakukan segala jenis perawatan
pesawat.
c. Minor Maintenance
Perawatan ini dilakukan 24 jam atau kurang dan normalnya terdiri dari
perawatan rutin sampai dengan “A-Check” dan pekerjaan tidak rutin.
Berdasarkan program perawatan yang digunakan, perawatan minor dapat
terdiri dari beberapa “C-Check”.
d. Intermediate Maintenance
Perawatan yang membutuhkan pengerjaan lebih dari tujuh hari. Terdiri dari
inspeksi struktur, perbaikan, pengecatan ulang, pembersihan kabin, modifikasi
besar. Perawatan ini dilakukan di base station.
A. Process-oriented Maientenance
29
Metode ini menggunakan tiga proses perawatan utama untuk menyelesaikan
jadwal perawatan. Proses ini disebut hard time (HT), on-condition (OC), condition
monitoring (CM). Secara umum, hard time adalah removal dari sebuah item pada
interval yang sudah ditentukan, biasanya ditentukan dalam begitu banyak flight
hours atau flight cycles atau juga dapat menggunakan calendar time. On-condition
memiliki arti bahwa item tersebut akan diperiksa pada inteval tertentu (in
hours, cycles atau calendar time) untuk menentukan serviceability. Condition
monitoring melibatkan pemantauan dari failure rates, removal rates, dan
lainnya untuk memfasilitasi maintenance planning. (GMF Learning
Services,2015, 21.1 : 11)
1. Hard Time
Saat interval HT tercapai komponen akan dilepas dari pesawat dan akan
dioverhaul, perbaiki atau dibuang walaupun kondisinya masih memungkinkan
untuk digunakan. Ini akan dilakukan sebelum komponen melebihi waktu
intervalnya. Komponen yang dioverhaul atau perbaiki akan mengembalikan
kondisi komponen sehingga aman untuk digunakan kembali sampai interval
selanjutnya. Idealnya, hard time akan diterapkan pada sebuah komponen yang
selalu mengalami kegagalan pada “x” hours. Komponen ini kemudian akan
diganti pada scheduled maintenance period terakhir sebelum akumulasi dari
“x” hours ini, dengan demikian operator akan memperoleh maximum hours
30
dari komponen sehingga komponen tersebut tidak akan mengalami kegagalan
lagi untuk selanjutnya. (GMF Learning Services,2015, 21.1 : 11)
Hard time juga diterapkan pada item yang memiliki efek merugikan
langsung pada safety dan reliability degradation. Sebagai contoh, yaitu
structural inpection, landing gear overhaul, dan replacemement life-limited
engine parts. Selain itu, mechanical linkages actuators, hydraulic pumps dan
motor, electric motor dan generator, serta item serupa yang mengalami siklus
keausan juga dikategorikan pada hard time dan untuk item yang sekali pakai
juga sangat ekonomis jika dikategorikan pada hard time. (GMF Learning
Services,2015, 21.1 : 11-12)
2. On-Condition
31
digunakan untuk mengukur penurunan life expectancy atau untuk memprediksi
kegagalan yang akan terjadi. Contoh OC check yaitu : tire tread dan brake
linings, scheduled boroscope inspections of engines, engine oil analysis dan
flight engine performance analysis. (GMF Learning Services,2015, 21.1 : 13)
Dua poin yang harus diingat tentang proses on-condition adalah (1) jika
on-condition check dapat diselesaikan untuk memastikan serviceability dengan
10 probabilitas yang masuk akal sampai OC check berikutnya, atau jika
evaluasi data OC yang dikumpulkan akan memprediksi kegagalan dalam waktu
dekat, maka proses OC akan mencapai maximum life pada komponen dan
engine dan (2) penerapan on-condition dibatasi oleh persyaratan untuk
pengukuran kondisi atau data prediksi kegahalan yang bersangkutan. (GMF
Learning Services,2015, 21.1 : 13)
3. Condition Monitoring
32
Karena item CM dioperasikan sampai adanya kegagalan, ATA
menyatakan bahwa item tersebut harus sesuai dengan kondisi sebagai berikut:
33
keselamatan pesawat atau kelaikan udara jika terjadi kegagalan dan kerusakan,
seperti coffe maker, toilet, passanger entertainment system, dan lain lain.
(GMF Learning Services,2015, 21.1 : 15)
34
consequence dari failure approach dimana analisis kegagalan dilakukan pada
tingkat manajemen tertinggi sistem pesawat udara daripada component level
pada MSG-2. MSG-3 logic ini dikeluarkan untuk mengidentifikasi scheduled
maintenance task untuk mencegah kegagalan atau kerusakan dan
mempertahankan komponen dalam keadaan sistem yang handal. Terdapat tiga
kategori task yang dikembangkan oleh MSG-3, yaitu Airframe system task,
Structural system task, dan Zonal task. (GMF Learning Services,2015, 21.1 :
16)
i. Lubrication
ii. Servicing
iii. Inspection
35
Pemeriksaan kuantitatif untuk menentukan apakah setiap fungsi dari suatu
item berfungsi dalam batas yang ditentukan. Pemeriksaan ini mungkin
memerlukan penggunaan equipment tambahan.
v. Operational Check
Sebuah task untuk menentukan apakah suatu item telah memenuhi tujuan
yang akan dicapai. Hal ini merupakan failure-finding task dan tidak
memerlukan toleransi kuantitatif atau peralatan apapn selain item itu
sendiri
vii. Restoration
viii. Discard
Removal dari service sebuah item pada batas lifetime yang telah
ditentukan.
a. Environmental Deterioration
36
Kemunduran fisik dari kekuatan suatu item atau resistansi terhadap
kegagalan sebagai akibat dari interaksi kimia dengan iklim atau
lingkungannya. Kerusakan lingkungan mungkin tergantung waktu
b. Accidental Damage
Kerusakan fisik pada suatu item disebabkan oleh kontak atau dampak
dari objek yang bukan bagian dari pesawat, atau kerusakan sebagai akibat dari
human error yang terjadi pada manfaktur, penggunaan kendaraan
bermotor, atau kinerja pada saat maintenance.
c. Fatigue Damage
Inisiasi retakan atau crack yang terjadi akibat siklus pembebanan dan
pelebaran dari crack itu sendiri.
37
bantu inspeksi seperti mirrors, hand lens, dan lain lain. Surface cleaning
dan detailed acess procedures mungkin juga diperlukan.
38
program. Zonal maintenance dan inspection ini memiliki dua jenis
tingkatan, meliputi General visual inspection dan Detailed visual
inspection
39
BAB III
SISTEM EXTENSION DAN RETRACTON PADA MAIN LANDING GEAR
PADA PESAWAT BOEING 777-300ER
Sistem extension-retraction adalah salah satu sistem pada landing gear yang
berfungsi untuk menarik landing gear kedalam kompartmen dan mengeluarkannya.
Sistem ini juga berfungsi untuk membuka dan menutup landing gear door.
40
Sistem ini dilengkapi dengan sistem hidrolik untuk tenaga penggeraknya. Setiap
main landing gear (MLG) memiliki beberapa komponen antara lain :
• door
• uplock assembly dan actuator
• retract actuator
• drag brace dan side brace
• uplock
• SLG tilt fuse
• SLG stow fuse
• Semi-levered gear (SLG) hydraulic strut
• door priority/relief valve
• door actuator
• door uplock hook dan door lock actuator
• side brace downlock actuator
• drag brace downlock actuator
41
1. Door/Wheel Well Door
• Relief valve
• Aktuator Uplock hook dan door lock
• Drag brace
• MLG uplock
• MLG door
• Aktuator MLG door
42
Gambar 3.4 Komponen pada wheel well door
Sumber : AMM B777-300ER ATA 32-32-00 Page 219 08/2011 diakses tanggal 2
Juni 2019
2. Aktuator Retract
Komponen ini berfungsi sebagai penggerak untuk menarik (retract) landing
gear. Aktuator akan mengangkat landing gear ketika terbang dan mengeluarkan
landing gear ketika akan mendarat. Aktuator ini berjenis piston dan ujung dari
batang piston menempel pada sisi dalam shock strut. Ujung dari kepala actuator
menempel pada trunnion dapat dilihat pada gambar. Berat dari retract actuator ini
mencapai 109 kg. Lokasi komponen ini berada pada sisi dalam main landing gear
shock strut.
43
Gambar 3.5 retract actuator
Sumber : AMM B777-300ER ATA 32-32-00 Page 221 04/2012 diakses tanggal
2 Juni 2019
Gambar 3.6 MLG side brace dan drag brace downlock actuators
Sumber : AMM B777-300ER ATA 32-32-00 Page 221 04/2012 diakses
tanggal 2 Juni 2019
Komponen ini adalah actuator yang berfungsi untuk mengunci atau melepaskan
toggle sehingga side brace atau drag brace dapat bergerak ketika MLG ditarik
44
atau dikeluarkan. Aktuator side brace dan drag brace memiliki jenis yang sama
sehingga dapat ditukar. Aktuator ini adalah silinder hidrolik yang akan memanjang
untuk mengunci toogle dan memendek untuk melepaskan toggle sehingga dapat
bergerak.
45
4. Aktuator dan operated sequence valve untuk door
Aktuator ini berfungsi untuk membuka atau menutup main gear door saat
proses extension-retracton, sedangkan operated sequence valve mengatur aliran
cairan hidrolik menuju actuator. Aktuator tersebut ujungnya terpasang pada
reaction beam yang tersambung dengan keel beam dan ujung lainnya terpasang
pada landing gear door seperti pada gambar 3.8.
46
Hubungan mekanis antara sequence valve dan door itu terdiri dari :
• Control rod
• Input crank
• Input link
• Intermediate crank
• Valve link
5. Uplock Hook dan Lock Actuator
Dua komponen di atas adalah bagian dari uplock assembly. Fungsi dari uplock
hook adalah menahan door agar tetap tertutup. Sedangkan lock actuator (pengunci
aktuator) akan mengunci atau melepas uplock hook saat landing gear beroperasi.
Dua komponen ini terletak pada struktur penahan untuk uplock. Struktur ini berada
pada sisi luar dari door dan terpasang pada atap door.
Untuk Membuka MLG door, aktuator akan menggerakkan uplock hook ke
posisi tidak terkunci. Ini akan mengeluarkan roller dan door dapat terbuka. Saat
door ditutp, roller akan terpasang pada uplock hook. Gerakan dari door dan
tekanan pada aktuator akan menggerakan uplock hook pada posisi terkunci.
47
6. MLG Uplock Assy, Uplock Actuator, dan Uplock Operates Sequence Valve
MLG uplock assy berfungsi untuk menahan MLG pada posisi atas atau
tersimpan pada kompartmen, MLG uplock assy akan terbuka jika uplock actuator
membukanya ketika proses ekstensi. Dan uplock-operated sequence valve akan
mengatur sehingga door akan membuka atau menutup. MLG uplock assembly
menggunakan model pengunci posisi over-center untuk menjaga MLG tetap di
atas dan terkunci. Dua pegas menahan uplock hook tetap pada posisinya.
Saat proses retraction, hook uplock assembly akan terpasang pada roller door.
Gerakan dari gear akan menggerakan uplock ke posisi terkunci over-center. Lalu
sequence valve akan menyuplai tekanan untuk memanjangkan actuator uplock. Ini
untuk memastikan mekanisme uplock bergerak menuju posisi over-center dan
terkunci dan pegas akan menahan mekanisme uplock. Ketika proses ektensi,
aktuator menggerakan uplock ke posisi tidak terkunci. Ini akan melepaskan
landing gear dari posisi terkunci.
48
7. Drag Brace-Operated Sequence Valve
Komponen ini akan mengontrol menutupnya door saat landing gear
dikeluarkan, ketika drag brace mulai bergerak akan menggerakan valve ke posisi
not down atau down yang akan direspon dengan gerakan door .Lokasi komponen
ini berada di wheel well pada spar belakang sayap.
49
ada di depan truck beam dan ujung lainnya terpasang pada main gear shock strut.
Hidrolik strut memiliki komponen antara lain piston, batang piston, dan floating
piston.
• Upper cylinder
• Larger diamerter lower cylinder
• Floating piston
• Rod
Floating piston memiliki lengan sekitar tiga kali dari stow cylinder. Floating
piston memiliki orifice untuk menahan kecepatan aliran fluida yang
menyambungkan upper cylinder dan lower cylinder. Orifice dapat tertutup untuk
50
mencegah cairan mengalir antara dua silinder. Normalnya posisi dari orifice adalah
terbuka untuk mengatur posisi dari truck ketika extension-retraction, touchdown,
mendarat, taxi,dan diam dan orifice akan tertutup ketika takeoff.
SLG strut akan menggerakkan landing gear pada tiga posisi yaitu:
1. Tilt Position
Saat posisi landing gear turun dan terkunci, tekanan hidrolik akan mengalir ke
dua sisi floating piston dan sisi main piston yang terdapat rod. Tekanan tadi
akan menarik truck pada posisi kemiringan 11,1 derajat dengan roda depan
lebih tinggi, posisi ini yang disebut tilt position.
51
Gambar 3.14 Locked Position
52
Gambar 3.15 Stow Position
Sumber : AMM B777-300ER ATA 32-32-00 Page 237 08/2012 diakses
tanggal 13 Juni 2019
4. Static Position
Saat mendarat orifice dalam kondisi terbuka, dan rod akan bebas bergerak
untuk menyesuaikan gerakan truck karena bentuk dari runway.
53
9. SLG Hyraulic Strut Fuse
Fuse pada SLG ini berfungsi untuk mencegah kehilangan cairan pada sistem
hidrolik jika ada kebocoran pada jalur aliran hidrolik ke actuator. Lokasinya
berada di atas truck dekat dengan MLG beam.
Posisi awal landing gear sebelum pengangkatan (retraction) yaitu dibawah dan
terkunci, door tertutup dan terkunci, SLG pada posisi tilt, Drag brace-operated
sequence valve “DOWN”, uplock-operated sequence valve “DOWN”, dan door-
operated sequence valve “NOT OPEN”. Ketika tuas landing gear digerakkan pada
posisi “UP”, katup Bypass akan bergerak pada posisi UP, dan tekanan hidrolik akan
mengalir menuju jalur retract. Tekanan akan melewati drag brace-operated sequence
valve dan uplock-operated sequence valve dan menggerakkan truck positioner actuator
mengubah tuck menjadi stow position. Tekanan tadi yang melewati sequence juga akan
membuka wheel well door namun sebelum masuk ke aktuator untuk menggerakan
door, tekanan akan melewati priority/relief valve untuk memastikan tekanan yang
menuju aktuator truck posisitoner sudah mencukupi untuk menggerakan truck ke posisi
54
stow. Ketika wheel well door hampir terbuka penuh, door-operated sequence valve
akan bergerak ke posisi “Open” yang menandakan bahwa wheel well door telah terbuka
dan landing gear dapat diangkat. Tekanan yang melewati door-operated sequence
valve akan mengalir menuju aktuator untuk menarik landing gear (retraction
actuator). Ketika landing gear mulai bergerak saat itu juga menggerakan drag brace-
operated sequence valve menjadi posisi not down. Ketika landing gear bergerak
menuju kompartmen, roller yang berada pada shock strut akan menggerakan uplock ke
posisi mengunci dan ini akan menggerakan uplock-operated sequence valve pada
posisi terkunci. Perubahan posisi uplock-operated sequence valve akan menghilangkan
tekanan pada SLG hidrolik strut dan tekanan yang terperangkap pada strut akan
menahan truck pada posisi stow. Setelah itu tekanan akan menuju actuator uplock untuk
memastikan mekanisme uplock terkunci.
55
3.3 Urutan Kerja Extension Main Landing Gear
Kondisi awal sebelum proses extension landing gear berada di kompartmen dan
terkunci, wheel well door tertutup dan terkunci, SLG hydraulic strut pada posisi stow,
drag brace -operated sequence valve posisi “NOT DOWN”, uplock-operated sequence
valve posisi “LOCKED”, dan door-operated sequence valve pada posisi “NOT
OPEN”.
Saat lever landing gear digerakkan pada posisi “DN”, selector valve akan
bergerak pada posisi down dan membuat tekanan hidrolik mengalir ke jalur ekstensi.
Tekanan hidrolik akan melewati drag brace-operated sequence valve untuk menahan
truck pada posisi stow dan menuju aktuator door lock untuk melepaskan door.
Kemudian aktuator door akan memanjang setetlah mendapat tekanan melewati
priority/relief valve dan door akan terbuka. Saat door hamper terbuka penuh, door-
operated sequence valve bergerak pada posisi “OPEN” dan tekanan hidrolik akan
menuju uplock actuator untuk melepas mekanisme uplock. Pada dasarnya pada proses
ekstensi landing gear tidak membutuhkan tenaga hidrolik untuk turun, landing gear
akan turun karena bebannya sendiri. Saat landing gear 20 derajat sebelum penuh turun,
drag brace-operated sequence valve akan bergerak menuju posisi “DOWN”.
Selanjutnya tekanan hidrolik akan menggerakan SLG hydraulic strut pada posisi tilt
dan menuju drag brace serta side brace downlock actuators untuk mengunci landing
gear. Tekanan dari drag brace-operated sequence valve akan melewati uplock-
operated sequence valve dan door release/safety valve module. Tekanan ini akan
menuju door actutator dan door lock actuator dan door akan tertutup. Saat door akan
tertutup roller pada door akan menggerakan uplock pada posisi terkunci. Tekanan pada
door lock actuator akan menggerakan uplock pada posisi over-center. Posisi akhir
landing gear turun dan terkunci, door tertutup dan terkunci, SLG hydraulic strut pada
posisi tilt, drag brace-operated sequence valve pada posisi “DOWN’, uplock-operated
sequence valve pada posisi “UNLOCKED”, dan door-operated sequence valve pada
56
posisi “NOT OPEN”. Selama landing gear turun beberapa aktuator dan sistem hidrolik
tetap bertekanan.
Fault isolation adalah suatu proses untuk menentukan kerusakan atau masalah
pada suatu komponen atau sistem, atau juga dapat disebut “fault diagnosis”. Pada
perawatan pesawat juga dilakukan fault isolation yang mengacu pada fault isolation
manual (FIM). Dibawah ini akan menjelaskan proses fault isolation pada sistem
57
extensioan-retraction dengan contoh masalah pada penarikan (retraction) landing
gear.
A. Initial Evaluation
1) Lakukan tuga ini untuk memastikan selector/bypass valve tidak macet
pada mode bypass. Dapat dengan cara melakuka tes operasional
mengacu AMM TASK 32-31-00-710-801
CATATAN: Bypass valve didesain untuk kembali pada posisi normal
dengan tekanan saat landing gear dikeluarkan.
2) Lakukan tes fungsional pada sistem extension-retraction (pesawat
berada pada jack) mengacu AMM TASK 32-30-01-720-801
(a) Jika main landing gear tidak dapat di angkat, lakukan prosedur
fault isolation dibawah
(b) Jika main landing gear dapat ditarik maka itu adalah kesahalan
intermitten.
B. Fault Isolation Procedure
1) Mengganti uplock-operated sequence valve:
(a) Mengacu pada:
Main Landing Gear Uplock-Operated Sequence Valve Removal,
AMM TASK 32-32-10-020-801,
Main Landing Gear Uplock-Operated Sequence Valve Installation,
AMM TASK 32-32-10-420-801.
(b) Lakukan konfirmasi perbaikan setelah selesai melakukan
penggantian di atas.
2) Mengganti door uplock actuator
(a) Mengacu pada:
Main Landing Gear Door Uplock Actuator Removal, AMM TASK
32-32-15-020-801,
58
Main Landing Gear Door Uplock Actuator Installation, AMM
TASK 32-32-15-420-801.
(c) Lakukan konfirmasi perbaikan setelah selesai melakukan
penggantian di atas.
3) Mengganti door priority/relief valve
(a) Mengacu pada:
Main Landing Gear Door Priority/Relief Valve Removal, AMM
TASK 32-32-17-020-801,
Main Landing Gear Door Priority/Relief Valve Installation, AMM
TASK 32-32-17-420-801.
(b) Lakukan konfirmasi perbaikan setelah selesai melakukan
penggantian di atas.
4) Mengganti door actuator:
(a) Mengacu pada:
Main Landing Gear Door Actuator Removal, AMM TASK 32-32-
14-020-801,
Main Landing Gear Door Actuator Installation, AMM TASK 32-
32-14-420-801.
(b) Lakukan konfirmasi perbaikan setelah selesai melakukan
penggantian di atas.
5) Mengganti drag brace downlock actuator:
(a) Mengacu pada:
Main Landing Gear Door Actuator Removal, AMM TASK 32-32-
14-020-801,
Main Landing Gear Door Actuator Installation, AMM TASK 32-
32-14-420-801.
(b) Lakukan konfirmasi perbaikan setelah selesai melakukan
penggantian di atas.
59
6) Mengganti side brace downlock actuator
(a) Mengacu pada:
Main Landing Gear Side Brace Downlock Actuator Removal,
AMM TASK 32-32-04-020-804-002,
Main Landing Gear Side Brace Downlock Actuator Installation,
AMM TASK 32-32-04-420-804-002.
(b) Lakukan konfirmasi perbaikan setelah selesai melakukan
penggantian di atas.
60
C. Repair Confirmation
Lakukan tes fungsional pada sistem extension-retraction (pesawat
berada di jack)
Tes fungsional ini berfungsi untuk mengecek seluruh aktuator dan sequence
valve pada sistem ini bekerja secara benar dan urutan yang benar. Selain itu juga untuk
melakukan tes lockup untuk hydraulic strut pada SLG. Tes ini dilakukan dalam
kondisi pesawat berada pada jack. Alat yang dibutuhkan untuk melakukan tes ini
adalah stopwatch dengan akurasi sampai 1 detik.
(1) Jika downlock pin belum terpasang, dapat melakukan tugas ini: Landing
Gear Downlock Pins Installation, TASK 32-00-30-480-801.
- LG LEVER LOCK
61
(4) Menutup access panel.
(7) Melakukan tugas ini untuk memberi aliran listrik pada pesawat TASK 24-
22-00-860-805.
(9) Menekan tombol “GEAR OVRD” yang berada pada landing gear module
di dalam flight compartment.
CATATAN: Saat tes berjalan, mungkin pesan CONFIG GEAR akan muncul
pada EICAS. Ini operasi yang benar pada pesawat. Tidak perlu melakukan
tindakan untuk menghilngkan pesan tersebut. Pesan itu akan otomatis hilang
setelah tes telah selesai.
CATATAN: Melakukan tes ini untuk satu dari dua main landing gear.
62
MENYEBABKAN CEDERA PADA PERSONEL DAN KERUSAKAN
PADA PERLENGKAPAN.
(3) Memastikan pesan dibawh ini tidak tampil pada EICAS saat tes berjalan:
(4) Memastikan area di sekitar door tidak ada orang atau perlengkapan.
i. Menggerakan tuas pengendali landing gear pada posisi “UP’ dan mulai
hitung dengan stopwatch.
ii. Memastikan EICAS menunjukan bahwa landing gear yang sedang diuji
sedang dalam kondisi transit.
CATATAN: Mulai hitung waktu ketika door mulai terbuka dan matikan
saat door sudah tertutup.
63
CATATAN: Perhatikan landing gear dan door saat melakukan ini,
jangan gunakan indikasi yang berada pada flight compartment.
CATATAN: Semua nose dan main gear door akan bergerak saat tes ini.
iv. Memastikan tampilan landing gear pada EICAS berubah dari tampilan
normal ke tampilan expanded dalam 40 detik atau lebih.
vi. Memastikan EICAS menampilkan bahwa landing gear yang diuji naik
dan terkunci.
i. Gerakan tuas pengendali landing gear pada ke posisi “DN’, dan mulai
stopwatch pertama.
ii. Memastikan tampilan landing gear pada EICAS berubah dari tampilan
expanded ke tampilan normaldan menampilkan bahwa semua landing
gear dalam posisi transit.
64
CATATAN: Mulai stopwatch kedua, saat door pada landing gear yang
diuji mulai membuka. Hentikan ketikan saat door tertutup.
CATATAN: Nose dan main gear door semua akan bergerak saat tes.
vi. Jika drag brace pada main landing gear tidak terkunci, melakukan
langkah ini:
65
CATATAN: Transduser tekanan untuk indikasi truck tilt
tersambung dengan jalur hidrolik untuk downlock actuator.
vii. Jika tekanan hidrolik benar, landing gear terlumasi dan drag brace
lock link tidak akan terkunci,melakukan tugas ini: Main Landing Gear
Drag Brace Down Lock - Conditional Test, TASK 32-30-01-720-804
ix. Untuk landing gear yang diuji, melakukan ini: Landing Gear
Downlock Pins Installation, TASK 32-00-30-480-801.
xi. Menekan tombol GEAR OVRD yang berada di landing gear module
pada flight compartment.
66
3) Pilih item mengikuti item dibawah pada Maintenance Access
Terminal (MAT):
a) ONBOARD MAINTENANCE
b) LINE MAINTENANCE
c) GROUND TESTS
e) SYSTEM TEST
4) Pilih item pada pada MAT untuk landing gear yang diuji:
67
3.5.2 Penggantian Uplock Hook
(3) Untuk sistem hidrolik, melakukan tugas: Main Hydraulic System and the
Reservoir Depressurization, TASK 29-11-00-860-807
(4) Jika downlock pin belum terpasang pada nose dan main landing gear,
lakukan pemasangan downlock, TASK 32-00-30-480-801
(6) Melakukan tugas: Landing Gear Ground Door Release System Operation
(Membuka Pintu). TASK 32-00-40-860-802
(8) Melakukan tugas ini: Main Landing Gear Uplock Spring Removal, TASK
32-32-20-000-801
(9) Melakukan tugas ini: Alternate Uplock Release Actuator Removal, TASK
32-35-03-000-801
68
i. Melakukan langkah di bawah ini untuk melepas uplock hook assembly dari
frame assembly :
(1) Melepas cotter pin [1], nut [6], dan washer [2]
(2) Melepas hook attachment pin [4] untuk melepaskan uplock hook assembly
[5] dari frame assembly
Sumber: AMM B777-300ER ATA 32-32-00 Page 404 09/2016 diakses tanggal
15 Juni 2019
ii. Melakukan langkah di bawah ini untuk melepas uplock hook assembly dari
lower link assembly :
(1) Melepas cotter pin [10], nut [11], dan washer dari lower link pin
(2) Melepas lower link pin [7] untuk melepas uplock hook assembly [5] dari
lower link assembly.
69
Gambar 3.20 Hook attachment (B-B)
(1) Jika downlock pin belum terpasang pada nose dan main landing gear, lakukan
pemasangan downlock, TASK 32-00-30-480-801
ii. Memasang uplock hook assembly [5] pada posisinya di uplock assembly.
70
(2) Memasang lower link pin [7] masuk uplock hook assembly [5] dan lower
link assembly. [8]
(3) Memasang washer [9] dan nut [11] pada lower link pin [7].
(4) Mengencangkan nut [11] 55.0 in-lb (6.2 Nm) sampai 100.0 in-lb (11.3 Nm).
(5) Memasang cotter pin [10] pada nut [11] dan lower link pin [7]
iv. Melakukan langkah ini untuk menyambungkan uplock hook assembly [5]
ke frame assembly.
(1) Memasang hook attachment pin [4] melewati frame assembly [3] dan
uplock hook assemblt [5].
(2) Memasang washer [2] dan hook attachment nut [6] pada hook attachment
pin [4].
(3) Mengencangkan nut [6] 100in-lb (11.3 Nm) sampai 300.0 in-lb (33.9 Nm)
(4) Memasang cotter pin [1] pada hook attachment nut [6] dan hook attachment
pin [4].
vi. Melakukan tugas ini: Main Landing Gear UpLock Spring Installation,
TASK 32-32-20-400-801.
vii. Memastikan sirkuit braker yang tadi dibuka, dikembalikan pada posisi
tertutp.
71
DAPAT MENYEBABKAN CEDERA PADA PERSONAL ATAU
KERUSAKAN PADA PERALATAN.
ii. Melakukan tugas ini: Landing Gear Ground Door Release System Operation
(Close the Doors), TASK 32-00-40-860-801.
iii. Untuk sistem hidrolik lakukan tugas ini: Main Hydraulic System Power
Removal, TASK 29-11-00-860-808.
72
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penyusunan laporan akhir studi ini
adalah:
73
4.2 Saran
Dari berbagai macam data dan keterangan yang telah ditulis dan dibahas
mengenai sistem extension-retraction pada landing gear Boeing 777-300ER ada
beberapa saran yang perlu disampaikan yaitu:
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan yang ada perhatikan keamanan dan lakukan
pekerjaan sesuai AMM (Aircraft Maintenance Manual) revisi terbaru.
Perhatikan CAUTION dan WARNING secara seksama.
2. Untuk pembahasan berikutnya seperti perawatan beberapa komponen yang
tidak dapat dijelaskan penulis mungkin bisa ditambahkan pada penulisan
laporan akhir studi selanjutnya oleh pihak lain.
74
DAFTAR PUSTAKA