Definisi Aeromodelling
Kejuaraan yang diadakan di tingkat daerah 1 ( satu ) kali dalam setahun oleh
FASI PROVINSI sebelum dilaksanakannya kejuaraan resmi tingkat nasional
dalam hal ini KEJURNAS.
b. Kejuaraan Nasional ( KEJURNAS )
Kejuaraan yang diadakan di tingkat nasional 1 ( satu ) kali dalam setahun oleh
PORDIRGA AEROMODELLING PB FASI atau pihak yang ditunjuk.
c. Babak Kwalifikasi PON
Kejuaraan resmi tingkat nasional yang diadakan untuk menentukan peserta dan
daerah yang berhak mengikuti PON oleh KONI Pusat dengan penyelenggara
Fannin Penyelenggara Pertandingan yang disahkan oleh PB PON dan
pengawas teknis dari PORDIRGA AEROMODELLING PB FASI. Babak
kwalifikasi PON juga merupakan kejurnas untuk tahun tersebut.
d. Pekan Olah Raga Nasional
Kejuaraan resmi tingkat nasional yang diadakan oleh KONI Pusat 1 ( Satu ) kali
dalam 4 tahun yang merupakan bagian cabang olah raga yang dipertandingkan
pada PON dimana untuk penyelenggaraannya diatur oleh masing-masing induk
olah raga. Pada tahun pelaksanaan PON, Kejurnas ditiadakan.
e. Seleksi Tim Nasional
Kejuaraan resmi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh PORDIRGA
AEROMODELLING PB FASI untuk menentukan susunan peserta yang akan
mewakili Tim Nasional dalam Kejuaraan Tingkat Intemasional atau sesuai
dengan hasil kejurnas terakhir.
f. Kejuaraan Terbuka
1. Kejuaraan yang diselenggarakan oleh PORDIRGA AEROMODELLING PB
FASI dan pesertanya tidak perlu membawa mandat untuk mewakili daerahnya.
2. Kejuaraan yang dilaksanakan oleh institusi/organisasi yang mendapat
persetujuan Pordirga.
g. Kejuaraan Internasional
Kejuaraan yang diselenggarakan di Indonesia dengan peserta luar negeri
negara dan mengikuti peraturan resmi FAI atau merupakan bagian kalender
resmi FAI serta dilaksanakan oleh/atau disetujui Pordirga.
5. Kategori Peserta
Peserta kejuaraan resmi untuk tingkat daerah terdiri dan anggota klub-klub
aeromodelling yang tergabung dalam FASI PROVINSI dimana peserta terbaik atau
pemenangnya akan ditunjuk oleh FASI PROVINSI dan KONI Provinsi sebagai wakil
daerah dalam kejuaraan resmi tingkat nasional.
Kategori Peserta Resmi Tingkat Nasional
a. Yang berhak mengikuti kejuaraan resmi untuk tingkat nasional baik
KEJURNAS, Babak Kwalifikasi PON, PON dan Seleksi Tim Nasional adalah
pemenang kejuaraan daerah FASI PROVINSI.
b. Khusus PON calon peserta dan jenis pertandingan yang boleh diikuti
adalah yang terdaftar dalam babak kwalifikasi yang ditetapkan oleh
PORDIRGA AEROMODELLING PB FASI
c. Setiap team dari masing-masing daerah harus dipimpin seorang
Team Manager.
d. Seleksi team nasional diikuti oleh pemenang kejuaraan daerah dan peserta yang
pernah memenangi kejuaraan resmi nasional. Pemenang seleksi nasional berhak
mewakili Indonesia di kejuaraan ditingkat Internasional.
e. Nomor Peserta Pertandingan ditentukan oleh PORDIRGA AEROMODELLING PB
FAST
c. Advance
AIRFOIL TERMINOLOGY
Airfoil adalah suatu bidang seperti sayap pesawat terbang yang direncanakan
untuk memperoleh reaksi udara bila bidang tersebut bergerak di udara. Airfoil yang
efisien adalah airfoil yang penampangnya seperti tetesan air. Pada umumnya
permukaan atas airfoil selalu cembung sedangkan permukaan bawahnya bisa
cembung, cekung atau rata seperti gambar di bawah ini.
Bagian-bagian Airfoil
Definisi :
Pesawat Out Door Hand Launched Glider adalah Pesawat Model yang dapat terbang
dengan gaya yang ada pada pesawat itu sendiri. Cara menerbangkannya adalah
dengan dilempar pakai tangan untuk mencapai ketinggian tertentu, baru mulai
penerbangannya.
Bentuknya bebas, luas sayapnya minimal 187,50 cm2, maksimal 800 cm2
Bahan dan Peralatan
A. Bahan untuk Pembuatan Pesawat OHLG
Kayu Balsa Medium, tebal 4-6 mm , 1/2 sheet
Kayu Balsa Medium, tebal 11/2 - 2 mm, 1/2 sheet
Kayu Spruse, tebal 4 mm, lebar 2 cm, panjang 50 cm
B. Peralatan yang Digunakan untuk Pembuatan
Pesawat OHLG
Cutter
Ampelas kasar dan ampelas halus, dilengkapi landasan ampelas dari kayu
yang rata selebar penghapus papan tulis dan pines
Jarum pentul
Pukul besi
Gergaji besi
Alat-alat tulis: penggaris baja, pensil, spidol.
C. Bahan Lem Kayu PVC atau Acetone + Cellulose
D. Bahan Pelapis/Dope Super Thiner + Foam atau Herin + Foam
Kuas berukuran ¾ inch
1 Pembuatan Sayap/Wing
Waktu pembuatan wing, untuk pemula ± 4 x 45 menit
Bahan kayu balsa Medium ukuran panjang 37,40 cm, lebar 8 cm, tebal bahan
0,60 cm. Bahan tersebut setelah dihaluskan dengan ampelas, tentukan
bagian atas dan bawah. Pada bagian atas buat garis lurus (high point line),
garis ini merupakan garis puncak atau garis paling tinggi dalam membentuk
air foil.
Pada bagian depan (leading edge) dan bagian belakang (thrilling edge) yang
diberi tanda arsir dihilangkan dengan cara: Taruh bahan wing di atas meja
yang rata, kemudian dengan
menggunakan cutter kita serut searah dengan arah serat kayu.
Setelah mendekati bentuk air foil, baru kita menggunakan ampelas dengan
alas yang rata untuk mengampelas bagian atas sampai halus.
Apabila bentuk air foil sudah benar, kita potong bagian yang diarsir
menggunakan cutter sesuai garis. Lalu betulkan bentuk air foil dari bekas
yang dipotong dengan ampelas. Makin ke ujung dibuat makin tipis dengan
bagian kanan dan kiri sama.
Bahan wing kita letakkan di atas tripleks atau papan yang rata, lalu potong
bagian tip, baik wing kanan maupun wing kiri. Kita juga menggunakan jarum
pentul untuk bagian tengah dengan sudut alpha yang dinamakan sudut
hydral pada kedua ujung sampai membentuk wing tip hydral. Untuk
membantu pembuatan, kita gunakan jarum pentul dan agar sudut hydral
sama, maka dibutuhkan penyangga dengan ketinggian 2,50 cm.
Bahan kayu balsa medium/soft, dengan panjang 14 cm, lebar 5,70 cm tebal
antara 11/2 - 2 mm.
Pada bagian depan (LE) dibuat bentuk bulat menggunakan ampelas sampai
rata, makin ke belakang dibuat makin tipis seperti pisau yang tajam.
Dari bahan yang sudah dibentuk dengan garis, potong sesuai dengan garis
yang ada. Hilangkan bagian yang diarsir menggunakan cutter yang betul-
betul tajam. Hati-hati dalam memo-tong agar tidak terdapat bagian yang
rusak. Arah potongan dari LE ke ujung kanan dan kiri, lalu haluskan bentuk
potongan tadi.
Stabillo dilihat dari samping di mana bagian depan (LE) berbentuk bulat
sedangkan bagian TE juga ditipiskan sampai tajam.
Di sini sudah terlihat bentuk stabillo yang sudah dibentuk sesuai konstruksi
dan sudah dihaluskan. Jangan lupa bed garis bantu untuk membagi dua yang
sama, untuk memudahkan pada waktu assembling stabillo dan body. Yang
perlu diingat adalah pada pemasangannya jangan sampai terbalik, yaitu pada
bagian atas yang cembung.
Bahan dari kayu balsa medium, panjang 5,70 cm, lebar 3,70 cm, sedangkan
ketebalannya 11/2 - 2 mm.
Perhatikan arah serat yaitu tegak lurus.
Buat bentuk fin sesuai gambar konstruksi. Hilangkan bagianbagian yang diarsir,
gunakan cutter potong dari arah LE ke TE. Hati-hati jangan sampai rusak dalam
memotong karena bahannya tipis, apatagi bagian ujung TE mudah sekali pecah.
Merupakan pandangan bawah bagian fin. Pada bagian depan (LE) juga dibuat
bulat dengan menggunakan ampelas halus yang menggunakan alas ampelas
yang rata. Makin ke belakang dibuat makin tipis dengan mengurangi bagian
samping kanan dan kiri yang sama dan rata. Pada ujungnya tetap berbentuk
tajam agar mudah dimainkan atau dibengkok ke kanan dan ke kid pada waktu
penerbangannya.
Merupakan bentuk fin yang sudah jadi sesuai dengan konstruksi. Pada bagian
depan dibuat halus menggunakan ampelas halus. Tidak usah menggunakan landasan,
tetapi gunakan landasan tangan langsung agar dapat merasakan kehalusan bagian fin
ini. Potongan bagian bawah biarkan agak kasar karena dapat membantu assembling
dengan body. Lem akan merekat lebih kuat.
Langkah-langkah pembuatan body
Pembuatan body
Bahan pembuatan body biasanya kayu spruse yang mempunyai sifat lentur dan
kuat, tetapi lebih berat dibandingkan bahan body balsa keras (hard).
Ada juga yang menggunakan bahan body dari bamboo, tetapi bahan bamboo ini
mempunyai kelenturan yang sangat tinggi sehingga pada waktu pelemparan
sampai waktu penerbangan mudah sekali berubah posisi bagian-bagiannya
sehingga mengakibatkan pesawat terbang tidak stabil.
Yang paling ideal adalah kayu balsa keras atau ditingkatkan dengan bahan
fiberglass
Bahan dari kayu balsa keras atau dari kayu spruse atau juga bisa menggunakan
kayu ramin. Ukuran body panjang 48 cm, lebar 2 cm, dengan ketebalan 4-5 mm.
Buat bentuk body sesuai dengan gambar konstruksi, buat garis lengkung dari LE
ke depan agar bentuk nose lebih indah dan tidak ada drag (gaya hambat).
Selanjutnya, tank garis lurus dari letak sayap bagian bawah ke ujung body
bagian belakang. Gunakan pemotong dengan cutter. Bentuk body ini paling
mudah karena dengan bentuk seperti ini dudukan wing dan stabillo sudah
simetris dan rata, jangan lupa panjang nose dibuat sama dengan chord (lebar
wing). Panjang dan TE sampai ujung body biasanya dibuat 2 sampai 3 panjang
chord.
Setelah bagian yang diarsir dipotong terlihat bentuk body yang sudah siap
assembling, hanya perlu dihaluskan dulu pada bagian nose dan bagian
potongan-potongan yang diarsir agar
semakin ke ujung bahan semakin tipis dan dibuat halus. Khusus pada letak wing
dan stabillo tetap dibuat kasar agar tem pada waktu assembling tem dapat
merekat lebih erat.
Di sini untuk menjelaskan letak wing apabila nanti dipasang pada body, begitu
pula letak stabillo dan fin. Pada gambar ini juga dijelaskan letak ballast
(pemberat) yang terpasang pada nose. Dengan demikian, diharapkan pembaca
dapat memahami dengan lebih jelas bagaimana dan di mana meletakkan
bagian-bagian yang lain pada body seperti letak wing, letak stabillo, dan letak fin.
Bahannya dari balsa medium atau balsa keras dengan tebal 3-4 mm.
Bahan ini bisa dari potongan pada pembuatan wing tip lalu, sesuaikan
dengan bentuk wing dan kebiasaan melempar atlit/pelempar pesawat
OHLG. Apabila pelempar menggunakan tangan kanan, maka
pemasangan finger rest sebaiknya di sebelah kanan/kid dad letak wing
pada body sehingga pada waktu pelemparan yang keraspun bagian triling
adge (TE) tidak akan rusak.
Bahan dengan kayu balsa medium atau hard dengan panjang 5,50 cm,
lebar 4,40 cm, dan ketebalan 0,30-0,40 cm. Perhatikan arah serat,
sebaiknya tegak lurus. Ingat, bahan ini nantinya akan dipotong menjadi
dua sama untuk bagian kanan dan kiri pada sayap yang melekat pada
body.
Di sini sangat jelas bentuk finger rest yang akan dipasang sehingga pada
bagian diarsir kita potong menggunakan cutter dan kita hilangkan. Kita
ben garis tengah agar lebih jelas menentukan bagian atas dan bawah.
Peralatan dan bahan yang perlu disiapkan untuk assembling antara lain:
1. Papan tripleks yang lurus dan rata ukuran 1 m2.
2. Lem Acetone + Cellulose atau Alteco atau lem kayu
yang cepat kering.
3. Jarum pentul.
4. Pukul besi/hammer.
5. Gergaji besi.
Apabila peralatan dan bahan lem sudah siap, bagian yang akan
diassembling kita kasarkan dengan gergaji besi agar lem yang menempel
pada masing-masing bagian lebih kuat.
Dudukan wing pada body kita beri lem, lalu kedua bagian tersebut kita
satukan pada dudukan yang tepat. Agar lebih kuat dapat kita pasangkan
jarum pentul secukupnya sampai lem kering. Jangan lupa dengan kedua
mata kita, kita amati dan pandangan depan bahwa letak wing harus tetap
tegak lurus terhadap body, kemudian dari pandangan atas, jarak wing tip
kanan dan jarak wing tip kin juga harus tetap sama.
Kalau sudah kering dan kuat, barulah jarum pentul kita lepas dengan hati-
hati.
Model Speed
Model CL Speed merupakan pesawat model piston yang mana gaya angkat
diperoleh dari gaya-gaya aerodinamis yang bekerja pada permukaan-permukaan
pendukungnya, yang tidak boleh berubah (kecuali bidang kontrol) selama
penerbnagan.
Tujuan dari model speed adalah memperoleh kecepatan maksimum dengan
tenaganya sendiri selama jarak (jumlah lap) tertentu
Karakteristik Model
b. Pada setiap penerbangan resmi, perhitungan resmi dimulai pada saat model
melewati tonggak lap setelah pilot memberikan aba-aba, dimana jarak antara
aba-aba diberikan dan perhitungan resmi dimulai minimum ½ lap
c. Perhitungan resmi hanya dilakukan untuk 10 lap