ABSTRAKSI
Engine air Intake ice protection adalah sistem yang harus dimiliki setiap pesawat terbang
modern yang akan melaksanakan penerbangan dalam kondisi suhu rendah atau pada ketinggian
diatas 30.000 ft. Engine air intake ice protection secara umum berfungsi sebagai pencegah
terjadinya es pada air intake pesawat terbang saat melakukan penerbangan. Pada beberapa kasus
saat engine air intake ice protection akan digunakan, terjadi kasus pin valve yang digunakan untuk
membuka/menutup valve tidak bekerja dengan baik.
Tujuan penulis mengerjakan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menjelaskan penyebab
terjadinya “Stuck open valve engine air intake ice protection”, apa akibatnya dari valve yang terbuka
secara terus-menerus dan cara penanggulangannya.
Engine air intake ice protection valve mengalami macet pada posisi terbuka disebabkan
karena valve yang mengalami korosi pada bagian dalam anti-ice valve, sehingga mengakibatkan
stuck (macet). Valve yang mengalami stuck open karena terjadi hot corrosion pada pin valve maupun
disekitar area valve lainnya.
Akibatnya pesawat dapat mengalami kerusakan pada engine nose cowl karena terlepasnya
lapisan dalam (accoustic panel) engine pesawat pada nose cowl karena suhu yang tinggi. Sebagai
pencegahan awal engine air intake ice protection valve harus sering dilakukan pemeriksaan dan
perawatan secara berkala sesuai prosedur. Apabila sudah terjadi kerusakan pada engine air intake
ice protection valve sebagai pooling part, pengantian komponen harus dilakukan sesuai dengan
Aircraft Maintenance Manual (AMM).
56
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
pada engine air intake yang berfungsi memberikan tanda bekerjanya valve untuk
mencegah terjadinya formasi es pada mengalirkan udara panas dari bleed air ke
sekitar inlet engine selama penerbangan engine inlet selanjutnya pada saat control
dan tetap terjaga agar dapat beroperasi switch anti-ice system diposisi “ON”,
dengan baik. ternyata anti-ice system tidak bekerja yang
Rumusan Masalah ditandai dengan tidak munculnya tanda
Rumusan masalah dari sebagai berikut : “ENG A.ICE” pada panel engine anti-ice
a. Apa penyebab terjadi kerusakan pada system (dapat dilihat pada gambar 2).
engine air intake ice protection valve di
Pesawat Airbus A330-200 PK-GPK,
sehingga tidak dapat mengalirkan
thermal anti icing dengan baik?
b. Apa akibat yang ditimbulkan terhadap
operasional engine dari pesawat?
c. Bagaimana cara penanggulangannya
agar engine air intake ice protection
Gambar 1.Lokasi terjadinya stuck open
dapat beroperasi kembali dengan baik?
valve
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan adalah untuk
menganalisa faktor-faktor apa yang
menyebabkan terjadinya stuck dan apa
akibat yang ditimbulkan dari terjadinya
stuck open engine air intake ice protection
valve, serta cara perbaikinya agar dapat
kembali beroperasi dengan baik.
Deskripsi Masalah
Gambar 2 Skema control anti-ice system
Pada saat melakukan perawatan pada A330-200, (Technical training Manual
pesawat Airbus A330-200 PK-GPK milik A330 chapter 30,2015)
57
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
58
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
temperature tinggi. Korosi pada suhu tinggi Sistem pneumatik adalah sistem
mencakup reaksi langsung antara logam yang memanfaatkan udara sebagai
dengan gas. Untuk lingkungan tertentu penghantar tenaga atau energy. Pada
kerusakan dapat terjadi akibat reaksi pesawat Airbus A330-200 sistem ini
dengan lelehan garam, atau fused salt yang digunakan untuk Air conditioning and
terbentuk pada suhu tinggi, korosi ini biasa pressurization, Engine starting dan Thermal
disebut hot corrosion, atau korosi panas. anti-icing system. Udara yang bertekanan
Sistem Anti-ice Airbus A330-200 62 psi disediakan untuk pneumatic system
Pesawat akan mendapatkan berasal dari compressor high pressure,
masalah bila terjadi es pada saat Auxiliary Power Unit (APU) dan Ground
penerbangan dan tidak segera diatasi, pneumatic suppli cart. Dapat dilihat pada
maka dari itu pesawat mememerlukan gambar 6
sistem pencegahan terjadinya es yang Dalam sistem pneumatik untuk
biasa terbentuk dibagian engine air intake mengalirkan udara bertekanan dari
dan wing. Es yang terbentuk pada wing compressor bleed menuju ke sistem
dapat meningkatkan drag dan mengurangi diperlukan adanya saluran pipa (duct) dan
lift sedangkan es yang terbentuk pada katup pengontrol (shut-off valve). Katup ini
engine air intake akan mempengaruhi berfungsi untuk menahan tekanan tetap
thrust, dimana udara yang masuk ke pada tempatnya sampai pada saat akan
compressor untuk pembakaran berkurang dipergunakan.
dan udara dalam keadaan suhu yang Pada pneumatic system terdapat
dingin, sehingga thrust yang dihasilkan oleh beberapa komponen yang berfungsi
engine akan mengalami penurunan. mengalirkan bleed air dari source sampai
ke system yang akan menggunakan bleed
air, berikut adalah komponen-komponen
tersebut
a. Crossbleed Valve
Crossbleed valve merupakan valve
yang digunakan untuk mengatur dan
mengarahkan udara yang akan masuk ke
Gambar 6.Skema Distribusi Pneumatic pneumatic system. Valve ini dapat
system Airbus A330-200, (Technical
digunakan secara manual maupun
training Manual A330 chapter 30,2015)
otomatis
Sistem Pneumatik Airbus A330-200
b. Overpressure Valve
59
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
Overpressure valve adalah valve terjadinya es pada air intake section yaitu
yang terpasang dari aliran pneumatic pada inlet nose cowl dan compressor inlet
system untuk melindungi sistem dari case. Udara panas antara 262°-302°F untuk
tekanan yang berlebihan. pencegahan terjadinya es ini pada
c. High Pressure Valve umumnya diambil dari compressor tingkat
High pressure valve beroperasi akhir.
secara pneumatik untuk membatasi
pressure agar tetap safety pada valve.
Tekanan minimal pada saat valve bekerja
adalah 12 psi
d. Pressure Regulating Valve
Pressure regulating valve berfungsi
untuk mengatur tekanan bleed pada
engine. Bentuk valve ini adalah tipe
butterfly. Gambar 7.Piccolo tube engine anti-ice
system, (Technical training Manual A330
Engine Thermal Anti-Ice System
chapter 30,2015)
Thermal anti-icing system yaitu Pada engine nose cowl leading
sistem pencegahan es dengan edge, udara bertekanan berasal dari engine
menggunakan udara panas yang dihasilkan bleed air compressor stage 3 dan diatur
oleh engine bleed air dengan suhu antara oleh anti-ice valve. Untuk valve ini untuk
262°-302°F, untuk mencegah timbulnya es masing-masing engine diatur dengan
didaerah engine nose dome, inlet guide control switch, sehingga engine cowl anti
vane dan engine inlet cowl. Aliran udara ini icing system beroperasi secara bersama-
dikontrol oleh anti-ice valve untuk masing- sama dengan tekanan yang melewati anti-
masing engine, kedua valve ini ice valve 62 psi dan masuk ke dalam piccolo
dioperasikan dengan control switch di tube. Seperti yang dapat dilihat pada
cockpit yaitu di bagian overhead panel gambar 7 diatas
melalui sistem computer yang ada PEMBAHASAN
dipesawat seperti Zona Controller (ZC), Penyebab Kerusakan Sistem Engine Anti-
Engine Interface and Vibration Monitoring Ice Airbus A330-200
Unit (EIVMU) . Sebagaimana yang telah dijelaskan
Cara Kerja Engine Anti-Ice System pada bab sebelumnya bahwa pada saat
Engine thermal anti-ice menerima pesawat Airbus A330-200 berada pada
udara bertekanan dari engine bleed air ketinggian terbang dimana suhu dapat
yang digunakan untuk mencegah mencapai -30°C ataupun lebih, sehingga
60
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
61
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
a. Actuator rusak diposisi valve stuck ini valve berhubungan langsung dengan
open udara dengan suhu yang tinggi diatas
Actuator adalah suatu piston yang 262°F. Apabila material pada valve
membantu anti-ice valve untuk bergerak terpapar suhu panas yang tinggi secara
dengan menggunakan pneumatic dan terus-menerus, maka pada material akan
electrical untuk mengoperasikan valve. terbentuk korosi karena reaksi kimia (hot
Apabila actuator rusak, maka piston corrosion)
actuator tidak dapat menggerakan pin Engine anti-ice valve mengatur
valve, walaupun control switch telah “OFF”. aliran udara panas dari engine bleed air ke
Bila anti-ice valve dimatikan kemudian inlet guide vane dan engine inlet cowl.
tekanan dari bleed air terus mengalir ke Posisi valve ini dapat dilihat pada gambar 9
engine air intake berarti actuator rusak. dibawah ini
Setelah melakukan pengecekan komponen
ini ternyata tidak ada tekanan yang
mengalir, jadi actuator tidak rusak.
b. Anti-ice valve (butterfly) stuck pada
posisi valve membuka
Butterfly valve adalah suatu valve
utama yang membuka dan menutup aliran
udara yang bertekanan dari bleed air ke
engine inlet. Apabila terjadi kerusakan, Gambar 9.Posisi engine anti-ice valve pada
engine Trent 700, (Aircraft Maintenance
dalam kasus ini dalam posisi valve terbuka
Manual A330 chapter 30,2015)
dan macet. Setelah melakukan pengecekan
dicockpit ternyata panel pada engine anti- Jika valve ini rusak atau tidak
ice system (EIS) tidak muncul tanda “ENG berfungsi, maka udara panas tidak akan
A.ICE”, walaupun posisi control switch mengalir dengan sempurna, sehingga
“ON”. Berarti terbukti bahwa anti-ice valve gumpalan es yang akan terbentuk pada
(butterfly) mengalami stuck open engine inlet cowl tidak akan hancur atau
Jadi kerusakan pada engine anti-ice cair
system terletak pada valve yang tidak Akibat Kerusakan Sistem Engine Anti-ice
dapat bergerak atau stuck pada posisi Airbus A330-200
membuka, yang disebabkan oleh korosi. Seperti yang telah disebutkan
Korosi dapat terbentuk pada bagian valve dalam bab sebelumnya bahwa es yang
yang sering mengalami perlakuan panas terbentuk pada pesawat mempengaruhi
dari hasil kerja engine itu sendiri. Dalam hal performa dan efisiensi kerja engine
62
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
63
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
64
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
65
INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 – 9245
Daftar Pustaka
1. Wide Body, Technical Training
Manual General Familiarization
Course Airbus A330-200
2. Aircraft Maintenance Manual
(AMM) A320-200,Rev. date
January 01, 2015
3. Aircraft Maintenance Manual
(AMM) Air Intake – Description and
Operation Chapter 30-20
66