1 Pengertian Kontrol
Kontroler otomatis pertama yang digunakan pada proses industri ditemukan oleh James
Watt yang dinamakan James Watt’s flyball governor, ditemukan pada tahun 1769 untuk
mengontrol kecepatan sebuah mesin uap. Semua menggunakan komponen-komponen
mekanik, kecepatan diukur pada poros keluaran dan digunakan untuk menggerakan bola
terbang dengan kecepatannya untuk mengontrol katup yang akan mengaliri uap ke mesin.
Ketika kecepatan bertambah, berat bola akan naik dan bergerak menjauhi aksis poros,
sehingga akan menutup katub. Bola terbang mendapatkan tenaga dari mesin untuk bergerak,
sehingga pengukuran kecepatan menjadi kurang akurat.
Teknik kontrol berkaitan dengan pemahaman dan pengontrolan bahan dan kekuatan alam
untuk kepentingan umat manusia. Tujuan pemahaman dan kontrolan saling melengkapi
karena sistem kontrol yang efektif mensyaratkan bahwa sistem dapat dipahami dan
dimodelkan. Selain itu, teknik kontrol harus mempertimbangkan sistem yang sulit dipahami
seperti sistem proses kimia. Tantangan saat ini untuk pengontrolan adalah pemodelan dan
pengontrolan modern, kompleks, sistem yang saling terkait seperti sistem kontrol lalu lintas,
proses kimia, dan sistem robot .
Teknik kontrol didasarkan pada dasar-dasar teori umpan balik dan analisis sistem linear,
dan mengintegrasikan konsep-konsep teori jaringan dan teori komunikasi. Oleh karena itu
teknik kontrol tidak terbatas pada disiplin ilmu saja tapi berlaku juga untuk teknik
aeronautika, kimia, mekanik, lingkungan, sipil, dan listrik.
Sebuah sistem kontrol adalah sebuah interkoneksi dari komponen membentuk konfigurasi
sistem yang akan memberikan respon sistem yang diinginkan. Dasar analisis sistem adalah
dasar yang disediakan oleh teori sistem linear, yang mengasumsikan hubungan sebab-akibat
untuk komponen sistem. Oleh karena itu komponen atau proses yang dikontrolkan dapat
diwakili oleh blok, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2. Hubungan input-output
merupakan hubungan sebab-akibat dari proses, yang pada gilirannya merupakan pengolahan
sinyal input untuk memberikan variabel sinyal output, sering dengan amplifikasi daya.
Proses /
Masukan Keluaran
Plant
Keluaran /
Masukan / Tranduser Proses /
Referensi Masukan
Kontroler + Plant
+ Variabe
Terukur
Error Keluaran /
Masukan / Tranduser Proses / Variabe
Referensi Masukan
- Kontroler + Plant
+
Terukur
Tranduser
Keluaran /
Sensor
Gambar 1.5
Blok sistem kontrol tertutup
Sistim kontrol rangkaian tertutup dapat diilustrasikan seperti cara kerja pembangkit uap
(boiler), dimana air akan dipanaskan hingga mendidih dan menghasilkan uap sebagai
keluaran. Air adalah sebagai masukan dan sebagai pengontrol level air adalah
pelampung. Apabila pelampung sudah mencapai tinggi tertentu (referensi level air) maka
katup yang bertindak sebagai aktuator akan menutup saluran masuk air. Pada sistim
tertutup ini tidak diperlukan pengamatan ketinggian air, karena secara otomatis saluran
air akan tertutup apabila pelampung sudah mencapai level tertentu, demikian pula
sebaliknya.
Gambar 1.6 Cara kerja boiler