BAB II
LANDASAN TEORI
Udara dipermukaan bumi ini terdiri atas campuran dari bermacam-macam gas.
Komposisi dari macam-macam gas tersebut adalah sebagai berikut : 78 % vol.
Gas 21 % vol. nitrogen, dan 1 % gas lainnya seperti carbon dioksida, argon,
helium, krypton, neon dan xenon. Dalam sistem pneumatik udara difungsikan
sebagai media transfer dan sebagai penyimpan tenaga (daya) yaitu dengan cara
dikempa atau dimampatkan. Udara termasuk golongan zat fluida karena sifatnya
yang selalu mengalir dan bersifat compressible (dapat dikempa). Sifat-sifat udara
senantiasa mengikuti hukum-hukum gas. Karakteristik udara dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
b. Volume udara tidak tetap.
c. Udara dapat dikempa (dipadatkan).
d. Berat jenis udara 1,3 kg/m³.
e. Udara tidak berwarna.(hal 458)(5)
5
Bab II Landasan Teori
6
Bab II Landasan Teori
7
Bab II Landasan Teori
Udara dapat dimampatkan, oleh sebab itu adalah tidak mungkin untuk
mewujudkan kecepatan – kecepatan torak dan pengisian yang
perlahan-lahan dan tetap tergantung dari bebannya.
b. Gangguan suara (bising).
Udara yang di tiup keluar menyebabkan kebisingan (desisan) mengalir
keluar, yang terutama dalam ruang – ruang kerja yang sangat
mengganggu.
c. Kegerbakan (volatile).
Udara mampat sangat gerbak (volatile). Terutama dalam jaringan –
jaringan udara mampat, oleh sebab itu pemakaian udara mampat
meningkatkan secara luar biasa dan karenanya harga pokok energi “
berguna” sangat tinggi.
d. Kelembaban udara
Kelembaban udara dalam udara mampat pada waktu suhu menurun dan
tekanan meningkat dipisahkan sebagai tetesan - tetesan air (air embun).
e. Bahaya pembekuan.
Pada waktu pemuaian (expansion) tiba – tiba (di belakang pemakai
udara mampat) dan penurunan suhu yang bertalian dengan pemuaian
tiba –tiba ini, dapat terjadi pembentukan es.
f. Kehilangan energi dalam bentuk kalor.
Energi kompresi adiabatik dibuang dalam bentuk kalor dalam
pendingin antara dan akhir.
g. Pelumasan udara mampat.
Oleh karena tidak adanya sistem pelumasan untuk bagian – bagaian
yang bergerak, maka bahan pelumas ini dimasukkan bersamaan dengan
udara yang mengalir, untuk itu bahan pelumas harus dikabutkan dalam
udara mampat.
h. Gaya tekan terbatas.
Dengan udara mampat hanya dapat dibangkitkan gaya yang terbatas
saja. Untuk gaya – gaya besar, pada suatu tekanan bisa dalam jaringan,
dibutuhkan diameter piston yang besar.(hal 9-10)(8)
2.2 Peralatan Dalam Sistem Pneumatik
8
Bab II Landasan Teori
2.2.1 Kompresor
Suatu alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida
mampu mampat yaitu gas atau udara. Tujuan meningkatkan tekanan dapat untuk
mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu sistem proses yang lebih besar
(dapat sistem fisika ataupun kimia).
Penggerak kompressor berfungsi untuk memutar kompressor, sehingga
kompressor dapat bekerja secara optiomal. Penggerak kompressor yang sering
digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar seperti gambar 12.
Kompressor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua phase atau motor
bensin. Sedangkan kompressor berdaya besar memerlukan motor listrik 3 phase
atau mesin diesel. Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya digunakan
bilamana lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik atau cenderung non
stasioner. Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik kebanyakan digerakkan
oleh motor listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung
stasionar (tidak berpindah-pindah).(hal 466)(5)
9
Bab II Landasan Teori
10
Bab II Landasan Teori
11
Bab II Landasan Teori
12
Bab II Landasan Teori
13
Bab II Landasan Teori
14
Bab II Landasan Teori
Tabung (tube) yang terbuat dari tembaga, kuningan atau aluminium. Ini
termasuk konduktor yang semi fleksible dan untuk instalasi yang
sesekali dibongkar-pasang.
Selang fleksible yang biasanya terbuat dari plastik, teflon, karet dan
biasa digunakan untuk instalasi penghubung antara kompresor, tabung
dan air dryer.
2.4.2 Konektor
Konektor berfungsi untuk menyambungkan atau menjepit konduktor
(selang atau pipa) agar tersambung erat pada bodi komponen pneumatik. Bentuk
ataupun macamnya disesuaikan dengan konduktor yang digunakan. Adapun
macam-macam konektor dapat kita lihat pda gambar berikut.
15
Bab II Landasan Teori
16
Bab II Landasan Teori
Tabel 2.14 Simbol dan Gambar Katup Sinyal Pneumatik. (hal 471-480 )(5)
Tabel d
17
Bab II Landasan Teori
Simbol penekan katup sinyal memiliki beberapa jenis, antara lain penekan
manual, roll, tuas, dan lain-lain. sesuai dengan starndar Deutsch Institut fur
Normung (DIN) dan ISO 1219, terdapat beberapa jenis penggerak katup, antara
lain :
18
Bab II Landasan Teori
19
Bab II Landasan Teori
Pengaturan ini tergantung pada banyak sedikitnya tuntutan yang harus dipenuhi
pada gerakan aktuator yang diperlukan.
20
Bab II Landasan Teori
Gambar 2.18 Motor Piston Radial dan Motor Axial. (hal 479 )(5)
21
Bab II Landasan Teori
dengan;
P = Tekanan (Kpa)
F = Gaya (N)
A = Luas (cm2) ( 1 )
22
Bab II Landasan Teori
2. Gaya tekan total yang diperlukan untuk safety factor dari pneumatik
Ftot F + R ............................................................................. (2.4) (4)
R (gesekan) = 5% . F
P = Tekanan kerja, untuk penaumetik rata-rata.
menggunakan tekanan kerja ( P ) bar Sehingga,
d2 =( F+R) / (p x 7.86 ) ........................................ ……...... (2.5) (4)
Gaya tekan yang diperlukanharus ditambah 5% karena pada saat sistem
bekerjaakan terdapat losses berupa gesekan yang harus diantisipasi sehingga
pneumatic dapat bekerja dengan baik.
23
Bab II Landasan Teori
Debit kompresor adalah jumlah udara yang harus dialirkan kedalam silinder
pneumatik, dapat dihitung dengan cara:
Qs = (π/4) . (ds))2 . ( v ) ....................................................... (2.6) (6)
Dimana:
Q = Debit kompresor (l/min)
ds = diameter silinder = 25 mm
v = kecapatan piston direncanakan 900 mm/menit = 15 mm/dtk
Perhitungan debit kompresor diperlukan untuk menghitung berapa jumlah
udara yang diperlukan. Perhitungan tersebut akan digunakan untuk mendapatkan
nilai daya compressor yang sesuai untuk sistem pneumatik. Berikut adalah
perhitungan nilai daya kompresor :
3.2. Daya Kompresor
Daya kompresor dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Ns = (Qs) . (ῃ tot) ................................................................. (2.7) (8)
Dimana:
Ns = Daya kompresor (l/min)
Qs = Debit kompresor (l/dtk)
ῃ tot = Effisiensi total = 0,8
24
Bab II Landasan Teori
25
Bab II Landasan Teori
2.8 Conveyor
Belt conveyor atau ban berjalan adalah alat transportasi yang paling efisien
dalam pengoperasiannya jika dibandingkan dengan alat berat untuk jarak jauh
26
Bab II Landasan Teori
Poros adalah salah satu elemen mesin yang berbentuk silindris memanjang
dengan penampang yang biasanya berbentuk lingkaran yang memiliki fungsi
sebagai penyalur daya atau tenaga melalui putaran sehingga poros ikut berputar.
Jadi, poros bisa dikatakan transmisi atau penghubung dari sebuah elemen mesin
yang bergerak ke sebuah elemen mesin yang akan digerakan. Ada berbagai
macam penamaan poros, mulai dari shaft maupun axis ada juga yang menyebut
poros sebagai as namun disini as lebih berperan sebagai poros yang statis dan
tidak ikut berputar sebagai penyalur daya atau tenaga.
Ada beberapa jenis atau macam - macam poros bila ditinjau dari
spesifikasinya masing - masing antara lain:
a) Poros Transmisi
Poros transmisi merupakan poros yang mengalami pembebanan
puntir (torsi), pembebanan lentur murni, maupun kombinasi dari
pembebanan torsi dengan lentur.
b) Spindel
27
Bab II Landasan Teori
28
Bab II Landasan Teori
2.10.2 Spur
Spur merupakan roda gigi yang paling sederhana. Terdiri dari silinder atau
piringan dengan gigi - gigi yang terbentuk secara radial / berporos. Ujung dari gigi
- gigi tersebut berbentuk lurus dan tersusun paralel terhadap aksis rotasi. Roda
gigi ini hanya dapat dihubungkan secara paralel. Contoh spur ini terdapat di gear
box pada mesin.
29
Bab II Landasan Teori
30
Bab II Landasan Teori
31
Bab II Landasan Teori
32
Bab II Landasan Teori
33
Bab II Landasan Teori
Gambar 2.34 Jenis – jenis rumah bantalan (bearing) / pillow block (26)
34
Bab II Landasan Teori
35
Bab II Landasan Teori
36
Bab II Landasan Teori
37
Bab II Landasan Teori
b) Infrafara heater
Heater sejenis lampu neon ini seringkali digunakan pada oven yang
digunakan untuk makanan. Karena sifatnya yang bersih sangat cocok digunakan
pada oven makanan. Infrara heater tidak cocok digunakan pada media basah
karena mudah pecah, dan juga tidak cocok digunakan pada tempat yang mudah
kena benturan karena sifatnya hampir seperti kaca yang tidak tahan benturan.
Infrafara heater yang sering digunakan ada dua macam yaitu warna
hitam dan warna putih, secara fungsi keduanya sama, sedangkan dari segi
ketahanannya warna hitam lebih tahan dan sedikit lebih mahal dari sisi
harganya bila dibandingkan dengan yang warna putih.
38
Bab II Landasan Teori
c) Cartridge heater
Cartridge heater adalah jenis heater yang terbuat dari pipa stainless steel
dengan kegunaan untuk memanaskan matras (mould) kemudian panas di matras
digunakan untuk proses produksi. Aplikasi jenis cartridge heater sering kali pada
mesin - mesin packaging (mesin kemasan).
Cartridge heater hanya bisa digunakan pada jenis media kering, jarang
sekali cartridge heater digunakan pada media basah atau cair hal ini karena
design cartridge heater hanya pada media kering. Dimensi cartridge heater
sangat beragam. Bisa dibuat di dimensi kecil dengan diameter 6 mm sampai
dengan 30 mm. Panjangnya bisa mulai dari dimensi 40 mm sampai dengan 1200
mm.
d) Strip heater
Elemen pemanas (element heater) jenis strip heater, sering dikenal juga
sebagai komponen pemanas, adalah cara sederhana menggunakan luas permukaan
untuk mentransfer panas secara efektif. Strip heater berbahan stainless steel
merupakan produk pemanas industri yang sangat baik dan dapat dengan mudah
39
Bab II Landasan Teori
e) Fin heater
Fin heater atau lebih dikenal dengan heater sirip digunakan untuk
memanaskan ruangan kering yang menggunakan blower untuk tujuan agar udara
panas yang ditimbulkan oleh fin heater dapat tersirkulasi dengan baik pada
ruangan tersebut.
Fin heater sering kali digunakan untuk memanaskan ruangan dimana
ruangan tersebut diisi dengan berbagai macam bahan yang ingin dikeringkan. Bisa
kayu, bisa bahan olahan atau rempah rempah seperti kunyit dan sejenisnya. Tetapi
juga bisa digunakan sebagai oven untuk menjaga agar material didalamnya tetap
pada temperatur tertentu, misalnya digunakan untuk oven trafo agar tidak
mengalami kelembaban.
40
Bab II Landasan Teori
f) Tubular heater
Tubular heater adalah jenis heater yang terbuat dari pipa stainless steel
dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan dari media produksi yang akan
dipanaskan. Tubular heater dapat digunakan di media kering dan media cair
seperti air, oli, chamical dan residu.
Secara umum kegunaan tubular heater sangat luas karena dapat dibentuk
sesuai dengan kebutuhan. Termasuk untuk ukuran daya, tubular heater bisa
menyesuaikan. Range daya tubular heater sangat luas mulai dari watt kecil
puluhan watt sampai dengan watt besar ribuan watt bisa dibuat dengan tubular
heater.
g) Bobin heater
Elemen pemanas (element heater) jenis bobin heater adalah pemanas
(heater) yang menggunakan isolator ceramic yang aplikasinya seringkali
dimasukan dalam pipa kemudian udara panas didalam pipa di sirkulasikan
menggunakan tiupan angin atau blower.
Sesuai tipikalnya bobin heater hanya bisa digunakan pada media kering,
hal ini karena bobin heater menggunakan element terbuka tidak memungkinkan
untuk bersentuhan dengan media cair. Fungsi ceramic bobin disamping sebagai
pelindung element juga sebagai penghantar panas untuk didistribusikan kemana
panas tersebut akan digunakan.
41
Bab II Landasan Teori
h) Band heater
Band heater adalah jenis element pemanas (element heater) yang
digunakan untuk memanaskan media yang terletak didalam tabung. Band heater
sendiri letaknya berada diluar tabung (disabukkan ke tabung) dengan demikian
tabung akan menjadi rambatan panas antara band heater dan media didalam
tabung yang akan dipanaskan.
Aplikasi yang lainnya adalah untuk memanaskan pipa dengan diameter
tertentu. Misalnya didalam suatu jaringan pipa yang berisi media panas yang
harus dijaga panasnya selama mengalir didalam pipa, maka pipa tersebut harus
dipanaskan terus dengan jalan memberi band heater pada tiap - tiap section pada
pipa tersebut. Dengan begitu pipa akan terjaga temperaturnya pada suhu tertentu
sehingga media yang ada didalamnya bisa mengalir (tidak beku) sesuai yang
dikehendaki.
i) Immersion heater
Adalah jenis elemen pemanas (element heater) yang digunakan untuk
memanaskan media cair seperti air, oli, residu dan bahan - bahan kimia khusus
yang dalam prosesnya memerlukan perlakuan panas. Immersion heater terbuat
dari pipa stainless steel dibentuk mengikuti kebutuhan yang sudah ditentukan oleh
design mesinnya.
Aplikasi penggunaan immersion heater sangat luas. Dapat digunakan pada
industri manufacture untuk memproses pemanasan bahan baku atau misalnya di
hotel berbintang seringkali digunakan untuk pengadaan air panas untuk di
distribusikan ke kamar - kamar hotel. Bisa digunakan untuk kapal laut sebagai alat
pemproses residu sebagai bahan bakar kapal laut.
42
Bab II Landasan Teori
43
Bab II Landasan Teori
44
Bab II Landasan Teori
2.18 Rangka/Body
2.19 Pulley
45
Bab II Landasan Teori
belt conveyor dengan kondisi operasi tertentu sebaiknya dipilih tipe pulley yang
tepat.
46
Bab II Landasan Teori
Gambar 2.1 Perpindahan panas secara konduksi pada dinding.(hal 18) (2)
Gambar 2.2 Perpindahan panas secara konveksi dari sebuah plat.(hal 10) (7)
47