b.
c.
BAB II
UNIT KERJA TERKAIT
2.1 Pelaksana Tugas Operasi
Untuk melaksanakan tugas operasi pengangkatan dan pemindahan pesawat udara yang
rusak, diperlukan adanya koordinasi yang baik antar PT Angkasa Pura I(Persero )Bandara
Udara Ngurah Rai dengan operator pesawat udara maupun dengan pihak / instansi luar.
2.2 Pejabat / Dinas Intern terkait
Pejabat / Dinas Intern PT Angkasa Pura I(Persero) Bandar Udara Ngurah Rai-Denpasar :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Dinas Pengamanan
h.
Dinas PKP-PK
i.
j.
Dinas Bangunan
k.
l.
Dinas A2B
m.
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
3.1 Umum
Untuk melaksanakan kegiatan operasi pengangkatan dan pemindahan pesawat udara yang
rusak, organisasi dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Kelompok Perencana
b. Kelompok Pendukung
c. Kelompok Pelaksana
3.1.1 Kelompok Perencana
a.
b.
c.
pesawat sipil.
Komandan Lanud Ngurah Rai menyangkut pesawat Militer.
BAB IV
PERTANGGUNG JAWABAN
1.
2.
Pelaporan tentang adanya kecelakaan pesawat udara kepada instansi induk dan
instansi terkait lainnya dilakukan oleh koordinator dan operator pesawat udara sesuai
mekanisme jalur komunikasi yang telah ditetapkan masin-masing.
3.
Segala biaya dan resiko yang timbul dari operasi pengangkatan dan pemindahan
pesawat udara yang rusak menjadi tanggung jawab operator pesawat udara yang
bersangkutan atau Ground Support Agent yang ditunjuk.
4.
5.
6.
7.
BAB V
TINDAKAN OPERASI PEMINDAHAN PESAWAT UDARA YANG RUSAK
5.1 Tindakan Umum
Tindakan ini dititik beratkan pada upaya mengatasi gangguan yang dapat menghalangi
kelangsungan operasional Bandara Ngurah Rai
kerusakan yang lebih parah dari pesawat udara yang mengalami kecelakaan tersebut,
sebagai dampak dari operasi pemindahan pesawat udara yang rusak.
5.2 Tindakan PT Angkasa Pura I (persero) Bandara Ngurah Rai
Tindakan yang dilakukan PT Angkasa Pura.I( Persero ) Bandara Ngurah Rai :
a. Menerbitkan Notam jika diperlukan
b. Mengkoordinasikan seluruh operasi Bandara dengan unit-unit pelayanan lalu lintas
udara guna kesinambungan dari operasi pesawat udara, selama mungkin.
c. Menentukan rintangan-rintangan (obstacle) yang terdapat dalam wilayah Bandar
udara sesuai dengan tolok ukur tentang rintangan (Clearance Criteria) dari ICAO,
dan mengadakan pertimbangan apakah terdapat bagian dalam wilayah pergerakan
ini yang harus di tutup.
d. Mengadakan pengamanan terhadap tempat kecelakaan dan mengadakan koordinasi
dengan pejabat penyelidikan kecelakaan mengenai tindakan-tindakan yang harus
diambil sebelum operasi pemindahan pesawat udara di mulai.
e. Menyediakan kendaraan permulaan/penuntun dan petugas, untuk mengawal
peralatan perusahaan penerbangan ke tempat kecelakaan.
f. Mendirikan pos komando pemindahan ditempat kecelakaan bila dianggap perlu.
g. Memeriksa semua wilayah sebelum dibukanya kembali operasional Bandara.
h. Membuat laporan dan dokumentasi tentang proses operasi pengangkatan dan
pemindahan pesawat udara yang rusak dari awal hingga selesai.
i. Menentukan lokasi penempatan pesawat udara yang dipindahkan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor keamanan, ketertiban, dan kelancaran operasional
Bandara.
j. Merevisi Juklak pemindahan pesawat udara yang rusak berdasarkan masukan,
temuan dan pengalaman selama operasi pemindahan pesawat udara di lapangan.
Ops.LLP,
Manager Ops. Bandara (Ketua kelompok Pelaksana), Manager Teknik Umum &
Peralatan, Operator pesawat udara, perwakilan industri pesawat udara, dan
konsultan pengangkatan pesawat udara.
Rencana tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Rute-rute yang akan di lewati termasuk pengawalan yang diperlukan.
2. Pengeluaran BBM dan barang lain yang dapat meringankan berat pesawat
udara.
3. Persyaratan dan siap pakainya peralatan untuk pemindahan pesawat udara.
4. Penggunaan dari peralatan Bandar udara dan peralatan operator pesawat
udara.
5. Pengiriman alat pendukung tambahan dari operator pesawat udara dan
bandara lain ke lokasi.
6. Keadaan cuaca, terutama bila derek pengangkat atau operasi pneumatic
elevator diperlukan.
7. Lampu penerangan dilokasi.
8. Rencana menghadapi segala kemungkinan, bila timbul kesulitan pada rencana
semula.
a.Menyediakan kendaraan pertolongan dan pemadam kebakaran, apabila
diperlukan.
b. Mengadakan pengawasan terhadap petugas dan peralatan Bandar udara
yang ditugaskan untuk operasi pemindahan.
c.Membuat keputusan atas nama penguasa Bandar udara, apabila
diperlukan, untuk pelaksanaan pemindahan dari pesawat udara yang
rusak.
BAB VI
PROSEDUR DAN METODE OPERASI
6.1 Prosedur
1. Dalam pelaksanaan pemindahan pesawat udara yang rusak, dan harus mendapat perhatian
dalam pelaksanaannya adalah:
a.
b.
c.
Tidak terjadi kerusakan pesawat udara yang lebih parah, sebagai dampak
dari operasi pemindahan.
2.
Untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang baik antara unsur yang terkait dalam
pelaksanaan operasi dan perlunya penyiapan peralatan yang diperlukan dalam operasi
pemindahan sesuai kebutuhan baik jumlah maupun jenisnya.
3.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
4. Operasi pemindahan pesawat udara yang rusak dapat dilaksanakan setelah ada izin dari
pejabat yang berwenang, kecuali dalam keadaan luar biasa demi keselamatan pesawat
udara lain sehingga yang rusak harus dipindahkan, maka dapat ditempuh langkahlangkah:
a.
b.
Lokasi atau posisi dari semua komponen besar di atas tanah harus diberi
tanda.
c.
menetapkan kondisi pesawat terbang dan setelah itu adalah masalah cuaca,
BAB VII
PROSEDUR OPERASI SALVAGE
7.1 SEBELUM OPERASI:
7.1.1. COMPRESSOR
.a Cek oli mesin
.b Cek air radiator.
.c Cek bateray
.d Cek bahan bakar
.e Cek kelep kelep out let.
.f Cek tekanan compressor dengan engine On.
.g Cek tekanan ban.
7.1.2. LIHTING :
.a Cek oli mesin.
.b Cek bahan baker.
.c Cek tekanan ban.
.d Cek trouble shoting( mesin posisi hidup)
7.1.3. WIND (DEREK ).
.a Cek oli.
.b Cek bahan baker.
.c Cek tekanan ban.
.d Cek persneleng.
.e Cek seling dari karatan.
.f Cek bateray.
.g Cek jangkar.
7.1.4. ELEVATOR ( AIR BAG )
.a Cek kebocoran.
.b Cek nevel in or out
7.1.5. CONSUL :
a. Cek on or off.
b. Cek pressure gauge.
c. Cek legulator
7.2.3.COMPRESSOR :
a. Switch pada posisi on.
b. Hidupkan mesin compressor.
c. Cek tekanan udara melalui valve pembuangan.
d. Buka valve outlet pada compressor untuk menyalurkan udara ke consul.
e. Tutup va;ve outlet setelah udara terpenuhi.
7.2.4. TIRPOR :
a. Letakkan tirpor pada tempat yang telah ditentukan
b. Buka handle lock ke un lock.
c. Masukkan seling ke lubang tirpor.
d. Lepas handle unlock ke posisi lock.
e. Pasang groud anchor dan kaitkan dengan tirpor.
f. Hubungkan seling ke pesawat.
g. Release ke depan dan kebelakang.
7.2.5.BANTALAN :
a. Rakit bantalanlempengan sesuai kebutuhan.
b. Letakkan pada tanah yang ratadibawah pesawat.
c. Letakkan bantalan busa diatas bantalan lempengan diatas kantong udara.
7.2.6 TRACK WAY :
a. Rakitkan track way sesuai kebutuhan .
b. Letakkan di bawah roda pesawat, disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Meletakan track way dibawah roda pesawat dengan posisi melintang.
7.2.7 WIND :
a. Letakkan wind pada tempat yang telah ditentukan.
b. Pasang jangkar
c. Tarik seling handle lock off.
d. Start engine handle lock on.
e. Handle rem off.
f. Handle coupling netral.
g. Handle perseneleng posisi R
h. Lepaskopling dan tambah gas.
GENERAL MANAGER
AIRLINES
SECURITY
DAN
PERTAMINA
CONTROLER
MANAGER
GENERAL
LABOUR
POREMAN
LIFTHING
POREMAN
TETERING
MAINTENANC
E
POREMAN
CONSOL
ELICTRICAL
TRANSPOR
TATION
JENIS ALAT
PEMILIK
SALVAGE EQUITMEN
PT .AP I
(PERSERO
CRANE FORKLIP
PT
MARANTUS
( BENUA )
CRANE FORCLIP
PORKLIP 7 - 8 TON
LOADER
PUSHBEACK CAR ( 3 )
FORKLIP ( 3 )
TRACTOR 2,5 ( 15 )
TOWBAR 767,747,
PT.PARUNA
TIRTA
PRAKASIA
PELABUHAN
( BENUA )
PT. SAGITA
CARGO
PELABUHAN
BENUA
PT. BUMI
PASIR
MANDIRI
PELABUHAN
BENUA
PT.JAS
GROUND
HANDLING
TELPONE
0361 751011
EXT 5000
PERSON KONTAK
GENERAL MANAGER
AP.I
BANDARA NGURAH RAI
( HERU
LEGOWO,SE,MM.
0361 758628
BRENCH MANAGER
PT.MARANTUS ( BENUA
)
MOCH. ROHIM
0361 723364
KEPALA CABANG
PT.PARUNA TIRTA
PRAKASIA
PELABUHAN BENUA
0361 702881
KEPALA CABANG
TEDDY
0361 725728
PIMPINAN PROYEK
PT. BUMI PASIR
MANDIRI
YUYUN YANWAR
0361 751011
BAGIAN MANTENANCE
PT.JAS BANDARA
NGURAH RAI
EXT. 5442
757,DC 10,
A 330,A310.
N
O
7
JENIS ALAT
PUSHBEACK CAR ( 4 )
TRACTOR : WB (4 ),NB
(4)
BAGASI (19)
TOWBAR B.737
(3),B767(1)
DC 10(3),MD 83 (1),F.27
(1)
F.28 (1),A.330 (2), A.300
(2)
TOWBAR
CN.235,F.27,F.28,
HS.748,DMC.6 (a. 1 UNIT
)
CRANE 10 TON (2),11
TON (1)
ESCAPATOR (1),FORKLIP
2 TON
MOTOR GRADER (1),
FIBRATOR ROLLER 8 - 10
TON (1)
WALLES 10 TON (4 )
PEMILIK
PT.GAPURA
ANGKASA
PT.MNA
TELPONE
PERSON KONTAK
0361 751011
WORK SHOP
PT.GAPURA
EXT.5426
0361 751011
PT.MNA
EXT. 5265
P.U.
PROPINSI
BALI
0361 420410
UPTD PU BALI
0361 225191
COK. RAKA,
KOSA ARTA
NAMA BARANG
BERAT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Sling
Sling
Sling
Sling
Sling
Sling
Sling
Sling
Sling pendek,besar
22
42
30
7
13
4
6
4
50
4
4
27
27
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
11
5
5
4
0,5
0,5
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
1
13
23
Kg.
Kg.
Kg.
28
JUMLA
H
UKURAN
Panjang
Panjang
Panjang
Panjang
Panjang
Panjang
Panjang
Panjang
Panjang
Panjang
Panjang
Panjang
Panjang
10
21
15
5
5
2
1,8
1,8
10
115
115
65
65
m
m
m
m
m
m
m
m
m
cm.
cm.
cm.
cm.
Panjang
lebar
Panjang
400
210
310
cm.
cm.
cm.
4
4
4
4
4
8
4
8
2
18
49
2
6
4
6
6
7
11
17
2
44
24
2
2
11
2
30
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
80
Buah
lebar
29
30
31
32
Air konsul
Slang konsul ke Elevator
Conextor
Compressor
33
Slang Compressor
34
Palet
35
Track Way
44
9
4
900
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
Kg.
200
cm.
Panjang
15
Panjang
Lebar
Tinggi
310
130
130
cm.
cm.
cm.
Kg.
8
110
110
2
8
2
16
Kg.
Panjang
Lebar
230
20
cm.
cm.
100
Buah
Buah
Buah
Unit
Bua
h
Bua
h
Bua
h
NO.
36
NAMA BARANG
Tool Kit
BERAT
21
UKURAN
JUMLAH
Kg.
37
Ground Pad
10
Kg.
Panjang
Lebar
327
130
cm.
cm.
Bua
h
38
Top Pad
2,5
Kg.
Panjang
Lebar
327
130
cm.
cm.
111
Bua
h
39
Tenda
66
Kg.
40
41
42
43
44
45
46
Tabung tenda
Lighting
Winch
Kampak
Hammer
Panyong
11
Kg.
1
2
1
4
4
3
2,5
Kg.
Kg.
Kg.
Skop
Kg.
Bua
h
Bua
h
Unit
Unit
BAB VIII
PENUTUP
Keberhasilan dari suatu operasi pertolongan kecelakaan penerbangan pada suatu
kecelakaan tergantung pada kesiapan dan persiapan dari berbagai aspek, untuk itu sangat
dibutuhkan terjalinya komando, komonikasi, dan koordinasi dari semua unsur yang terkait dalam
penanganan operasi pemindahan pesawat yang mengalami kecelakaan.
Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP PK) merupakan
salah satu dinas di PT Angkasa Pura I ( Persero ) yang bertanggung jawab terhadap keselamatan
penerbangan terutama apabila terjadi kecelakaan penerbangan dan dituntut untuk memberikan
pelayanan yang terbaik
Kesiapan phisik dan mental harus tetap dipertahankan dan di tingkatkan setiap saat agar
tidak menjadi korban saat bertugas.
Demikianlah Standar Operasi Prosedur pemindahan pesawat yang mengalami kecelakaan
di Bandara ini dibuat sebagai pedoman didalam melaksanakan tugas pada pertolongan
kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran.
Ditetapkan di
Pada tanggal
:
:
Ngurah rai,Bali
September 2011
GENERAL MANAGER
PT Angkasa Pura I ( Persero )
Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
PURWANTO, SE.MM
NIP : 9059489 - P