MATERI:
GAYA DAN MOMEN AERODINAMIKA
DOSEN:
EKO SUSETYO YULIANTO, ST.,MT.
2.1 Aerodinamika
Aerodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang udara yang
mengalir, yang biasanya dikaitkan dengan udara di atmosfer. Dari kata
dasarnya yaitu aero = udara serta dynamic = gaya gerak. Ilmu ini sangat
penting dalam mendesain pesawat terbang, maupun kendaraan bermotor
lainya yang mwmiliki kwcwpatan tinggi baik untuk perhitungan performa,
manuver maupun aspek-aspek detail lainya. Sebagai contoh, pesawat DC-
3, salah satu pesawat paling terkenal sepanjang masa dari tahun 1930,
tanpa pengetahuan tentang aerodinamika kecepatan rendah, pesawat ini
tidak akan pernah ada. Kemudian, pesawat Boeing 707 pada tahun 1950,
tidak mungkin dapat di desain tanpa pengetahuan tentang aerodinamika
pada kecepatan subsonic. Selanjutnya, Bell X-1 adalah pesawat yang
pertama kali mencetak sejarah memecahkan rekor penerbangan melebihi
kecepatan suara yang dipiloti oleh captain chuk yeager pada tahun 1947,
desain pesawat ini syarat dengan pengetahuan aerodinamika transonic.
Pada masa saat ini, desain pesawat yang hemat bahan bakar, tidak
berisik, serta ramah lingkungan juga membutuhkan disiplin aerodinamika
yang intensif, dan masih banyak lagi contoh-contoh yang menunjukkan
pentingnya ilmu aerodinamika terhadap perkembangan ilmu penerbangan.
Adapun tujuan praktis utama dari ilmu aerodinamika antara lain :
1. Prediksi gaya dan moment, serta perpindahan kalor pada benda
yang bergerak melalui suatu fluida (biasanya udara). Misalkan
perhitungan Lift, drag serta thrust pada pesawat terbang,
perhitungan gaya yang diderita oleh gedung-gedung yang terkena
angin kencang, turbin angin dan masih banyak lagi. Hal tersebut
disebut external aerodynamics.
2. Penentuan aliran melalui saluran tertutup. Seperti misalnya
kecepatan, tekanan ataupun suhu aliran pada exhaust mesin jet,
roket ataupun aliran di dalam wind tunnel. Hal tersebut
disebut internal aerodynamics.
Keempat gaya di atas saling berkaitan satu dengan yang lainnya dalam
menciptakan gaya aerodinamis, dan sangat dipengaruhi oleh bentuk bodi
kendaraan.
Lift force disebabkan oleh efek bernouli yang menyatakan semakin cepat
udarabergerak maka semakin kecil tekanannya. Artinya kecepatan udara
pada permukaan bagian atas lebih cepat dibanding kecepatan udara pada
permukaan bagian bawah. Karena kecepatannya lebih cepat maka
tekanannya lebih kecil dari pada tekanan udara yang melewati permukaan
bagian bawah. Karena perbedaan tekanan inilah maka timbul gaya angkat
(Lift) pada objek yang bergerak.
Satu istilah yang sering terdengar dikalangan pebalap adalah down force.
Down force merupakan gaya yang sama dengan gaya yang dialami oleh
sayap pesawat yaitu liftforce. Hanya saja pada down force gaya ini
bertindak untuk menekan, bukan untukmengangkat. Setiap objek yang
bergerak melalui udara menciptakan gaya angkat dan gaya tekan ke
bawah. Mobil balap, menggunakan sayap terbalik untuk memaksa mobil
lebih menekan atau mencengkram ke jalan. Mobil jalanan rata-rata
cendrung lebih menciptakan gaya angkat. Hal ini karena bentuk body
mobil itu sendiri yang menghasilkan wilayah tekanan rendah di daerah
atas mobil.
Pada bagian depan mobil terjadi tekanan frontal dimana udara bertekanan
tinggi menabrak gril depan mobil, dan sebagai hasilnya lebih banyak
molekul yang beradadalam ruangan yang lebih kecil. Setelah berhenti
pada titk di depan mobil, udara tersebut mencari daerah tekanan rendah,
seperti sisi, atas dan bawah mobil. Sebagian udara yang mengalir di atas
kap mobil akan kehilangan tekanan, tetapi ketika mencapai kaca depan
muncul lagi penghalang dan udara akan mencapai tekanan yang lebih
tinggi. Daerah tekanan rendah di atas kap mobil menciptkan sebuah gaya
angkat kecil, sementara daerah bertekanan lebih tinggi pada depan kaca
depan mobil akan menciptakan sebuah gaya tekan pada mobil.
Tekanan yang terjadi di kaca depan, sebagian akan mengalir di atas atap
mobil dengan kecepatan tinggi sehingga tekanannya menjadi rendah dan
akan menciptakan gaya angkat pada atap mobil saat udara melalui atap
mobil. Hal buruk akan terjadi ketika udara melalui kaca belakang. Aliran
yang dibuat oleh kaca belakang akan membuat kekosongan dan membuat
ruang tekanan rendah yang tidak mampu terisi udara, sehingga akan
menciptakan gaya angkat yang terjadi pada bagasi. Hal ini akan
menciptakan ketidakstabilan dalam berkendara. Gambar berikut
merupakan ilustrasi aliran yang terjadi pada mobil.
Gambar Komponen gaya yang bekerja pada saat mobil melaju. [Azizi,
2010]
Pada bagian bawah mobil juga mempunyai andil dalam menciptakan gaya
angkat dan gaya tekan ke bawah. Jika ujung depan mobil lebih rendah
dari bagian belakang, maka jarak antara bagian bawah dan jalanan akan
menciptakan kevakuman atau daerah tekanan rendah, sehingga akan
terjadi gaya tekan ke bawah yang kuat. Bagian bawa
Flift=(1/2)clV2A
Dari ketiga jenis parasite drag di atas, form drag merupakan hambatan
yang paling mudah untuk dikurangi pada waktu merancang sebuah
pesawat. Secara umum, makin sreamline bentuk pesawat maka akan
menghasilkan bentuk yang akan mengurangi parasite drag.Skin friction
merupakan jenis parasite drag yang paling sulit untuk dikurangi.Tidak ada
permukaan yang halus secara sempurna. Bahkan permukaan yang dibuat
dengan mesin pada waktu diperiksa menggunakan alat atau kaca
pembesar, mempunyai permukaan yang kasar dan tidak rata. Permukaan
yang kasar ini akan membelokkan aliran sreamline udara pada permukaan
bodi dan akan menghasilkan hambatan pada aliran. skin friction ini dapat
dikurangi dengan memakai cat atau finish glossy yang rata serta
mengurangi kepala rivet yang menyembul keluar.
Ada satu lagi elemen yang harus ditambahkan pada waktu membahas
Parasitedrag yaitu, interference drag. Jika dua buah benda diletakkan
bersebelahan,maka turbulensi yang terjadi bisa mencapai 50 – 200 persen
lebih besar dibandingkan jika kedua benda tersebut di tes secara terpisah.
Induced drag Jenis ke dua dari drag adalah induced drag. Seperti
kita ketahui dalam ilmu fisika tidak ada sistem mekanik yang bisa
100 persen efisien. Maksudnya, apapun bentuk dari sebuah sistem,
sebuah usaha akan memerlukan usaha tambahan yang akan
diserap atau hilang dalam sistem tersebut. Makin efisen sebuah
sistem, makin sedikit kehilangan usaha ini.
Arus detasemen termasuk bagian dari drag dan hanya berlaku untuk
bagian vaccum di belakang karena molekul udara sulit mengisi ruang dan
mengikutibentuk bodi belakang. Hal ini menjadi penting karena gaya yang
diciptakan oleh ruang hampa ini jauh melebihi dengan yang diciptakan
oleh tekanan frontal. Masalah ini dapat dikaitkan dengan turbulensi yang
diciptakan oleh arus detasemen tersebut. Berikut adalah gambar dari efek
arus terhadap turbulensi pada bagian belakang.
Fdrag=(1/2)cdV2A
Ini adalah gaya aerodinamik yang paling penting karena dapat
mempengaruhi kecepatan maksimum serta konsumsi bahan bakar pada
kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Bentuk open convertible 0.5 – 0.7 Model Alfa Romeo Giulia 1970 0.34
–
Bentuk ponton (sedan kotak) 0.4 0.55 Model BMW 520 0.43
Pola aliran di sekitar bodi kendaraan dapat dilihat pada gambar 3.2
Pada gambar ini menggambarkan terjadinya gaya dan momen
aerodinamis pada kendaraan yang nantinya juga akan berpengaruh
terhadap gaya hambat (drag) dari kendaraan.
Pada gambar 3.3 dapat diketahui jika pada waktu itu tidak ada
angin yang berhembus dan diasumsikan kecepatan mobil konstan, maka
partikel udara berikutnya juga akan melewati titik A tersebut dan
mengikuti alur lintasan yang sama. Dengan demikian dapat didefinisikan
streamline adalah garis-garis yang dibuat di dalam medan kecepatan
sehingga setiap saat garis-garis tersebut akan searah dengan aliran
disetiap titik didalam medan aliran tersebut.
Streamline pada tempat yang jauh dari kendaraan akan sejajar dan
tidak terganggu. Sedangkan streamline di sekitar kendaraan akan
mempunyai pola aliran yang sangat kompleks dikarenakan bentuk
kendaraan itu sendiri yang kompleks sehingga di sekeliling kendaraan
akan terdapat daerah gangguan aliran udara. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa gerakan dari partikel yang terletak jauh dari kendaraan
akan memilikikecepatan relatif yang sama dengan kecepatan kendaraan.
Sedangkan pada daerah ganguan di sekeliling kendaraan, maka kecepatan
relatif dari partikel sangat bervariasi,lebih besar atau lebih kecil dari
kecepatan aktual kendaraan.
3.1.2 Pola Aliran di Permukaan Kendaraan
Pola aliran di permukaan kendaraan akan menyebabkan efek
viskositas. Karena adanya efek viskositas dari udara maka akan
menyebabkan timbulnya boundary layer di sepanjang permukaan
kendaraan sehingga timbul gradient kecepatan pada permukaan
kendaraan. Adanya gradient kecepatan menyebabkan kecepatan aliran
udara pada permukaan kendaraan sangat bervariasi tergantung dari
bentuk dan jenis kendaraan tersebut. Dengan adanya gradient kecepatan
maka akan timbul distribusi tekanan di sepanjang permukaan kendaraan.
Bagian depan kendaraan merupakan daerah tekanan positif. Hal ini
disebabkan adanya efek tumbukan aliran udara pada bagian depan
sehingga laju aliranlebih lambat dan mengakibatkan daerah tekanan
positif. Pada posisi stagnasi (nilai CP = 1) yang merupakan daerah
tekanan tertinggi dimana energi kinetik aliran udara diubah menjadi energi
potensial, kecepatan aliran nol sehingga tekanannya tertinggi. Dari titik
stagnasi, aliran udara akan mengalir kembali sehingga akan terjadi
penurunan tekanan pada bodi permukaan kendaraan. Pada permukaan di
bagian lekukan pada kap mesin kendaraan akan mengalami penurunan
kecepatan aliran udara.
Pada pola aliran di permukaan kendaraan akan mengakibatkan efek
separasi yang akan menaikkan tekanan pada kendaraan sehingga gaya
hambat aerodinamis (drag) yang ditimbulkan akan lebih besar.
Gambar 3.3 Pola aliran udara antara profil udara bebas dan permukaan
(Ref 9, Halaman 119)
Suatu profil yang bergerak pada atmosfir bebas akan mempunyai
pola aliran udara yang simetris sehingga mempunyai distribusi tekanan
yang simetris antara bagian atas dan bawah profil dan akibatnya tidak
akan timbul gaya lift. Pada profil yang bergerak dekat dengan tanah akan
menimbulkan pola aliran yang tidak simetris dengan sumbu profil
sehingga akan menimbulkan gaya aerodinamis. Gaya aerodinamis bekerja
miring terhadap sumbu kendaraan dan dapat timbul gaya drag dan lift.
Sehingga dapat dikatakan tekanan yang dihasilkan pada bawah kendaraan
lebih besar daripada permukaan atas kendaraan.
Pada permukaan kendaraan yang bergerak dekat dengan tanah,
permukaan atas mobil memiliki kelengkungan lebih besar daripada
permukaan bawah, sebagai akibatnya jarak yang ditempuh aliran udara
pada permukaan atas lebih panjang daripada permukaan bawah
kendaraan pada periode waktu yang sama.
Menurut hukum kontinuitas, semakin dekat suatu profil bergerak
diatas tanah kecepatan aliran udara di antara profil dan tanah akan
semakin tinggi karena adanya pengecilan luasan, sehingga tekanan yang
dihasilkan akan semakin mengecil. Tetapi pada kondisi real, dimana aliran
udara memiliki viskositas maka pada jarak ground clearance yang sangat
kecil akan berbentuk boundary layer pada tanah. Boundary layer tersebut
akan mengadakan interaksi satu sama lain sehingga akanmemperlambat
kecepatan aliran tekanan yang dihasilkan semakin besar.
Pada kendaraan, kecepatan aliran udara pada bagian bawah juga
dipengaruhi oleh suatu profil mesin bagian bawah dan kekasaran
permukaan. Adanya berbagai tonjolan profil mesin pada bagian bawah
akan menyebabkan separasi aliran sehingga kecepatan aliran rendah dan
tekanan semakin besar.