Anda di halaman 1dari 11

Sayap Pesawat Terbang

Kelompok 1
Nama : Bagus Satrianto Hadi (1401211)
Muhammad Syahril (1401256)
Jeremia Tryandi (1401176)
Bella Khodiyah(1401086)
Arhama Iwa Utami (1401030)

Bagaimana Pesawat Bisa Terbang :


1. Hukum Bernoulli
Menurut hukum bernoulli, fluida berkelajuan tinggi
yang bebas mengalir memiliki tekanan yang lebih
rendah dibanding fluida sejenis yang berkelajuan
lebih rendah.
Struktur airfoil berbentuk aerodinamis pada
bagian atas (streamline) sehingga udara yang di
atasnya bergerak lebih cepat daripada udara di
bagian bawah. Akibatnya, tekanan udara di bawah
sayap lebih besar daripada tekanan udara di atas
sayap yang menyebabkan gaya dorong ke atas.

P1 P2= 1/2 . A(v22 v12)


Dimana: P1 = tekanan di bawah sayap
P2 = tekanan di atas sayap
v1 = kecepatan udara di bawah sayap
v2 = kecepatan udara di bawah sayap
= massa jenis udara
A= luas penampang sayap

Sayap Pesawat Terbang


2. Gaya gesek
gaya
yang
timbul
karena adanya gaya yang
menarik sebuah benda dan
arahnya berlawanan. Gaya
gesek dapat dirumuskan
sebagai berikut:
fg = . N
dimana:
fg = gaya gesekan (Newton)
= koefisien gesekan
N= gaya normal

3. Hukum III Newton


Hukum III Newton menekankan pada prinsip perubahan
momentum manakala udara dibelokkan oleh bagian bawah sayap
pesawat. Dari prinsip aksi reaksi, muncul gaya pada bagian bawah
sayap yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan sayap
untuk membelokkan udara.

Sayap Pesawat Terbang

3. Efek Coanda
kecenderungan dari tekanan zat cair yang
selalu tersambung dengan permukaan
membengkok yang berdekatan.
Prinsipnya
diberi
nama
dari
Orang Romania Henry Coanda, yang
pertama kali mengenali pemanfaatan dari
fenomena tersebut untuk pengembangan
pesawat terbang.

Fenomena itu ditemukan oleh se


orang ahli aeronautika berkebangsaan
Rumania bernama Henry Marie Coanda.
Coanda
melakukan
serangkaian
percobaan sehubungan dengan teori
dinamika fluida selama 20 tahun, hingga
temuannya pada 1930 yang kemudian
diakui dunia internasional dan dipatenkan
pada 1934 di Prancis yang dikenal
sebagai Coanda Effect.

Bagian bagian sayap pesawat


1. Winglet, merupakan bidang tambahan pada pesawatpesawat tertentu untuk mengurangi terjadinya turbulensi pada
wingtip.
2. Low-speed aileron, sebagai kemudi gerak bank dan roll
dalam kondisi gerakan pesawat yang lambat atau dalam
kondisi terbang di mana hanya dibutuhkan sedikit bank.
3. High-speed aileron, aileron ini digunakan dalam kondisi di
mana memerlukan respon gerak yang cepat dari aileron
terhadap pergerakan bank pesawat.
4. Kruger flaps, yaitu flap yang tereletak pada leading edge,
yang fungsinya sebagai penambah luas sayap dan
memperbesar lift namun juga sekaligus memperbesar drag.
5. Slats, merupakan flap yang terletak di leading adge dengan
fungsi yang sama.
6. Three slotted outer flap, flap yang letaknya mendekati wing
tip.
7. Spoilers, fungsinya ialah untuk merusak lift, dalam artian
digunakan biasanya pada saat setelah landing untuk
mengurangi lift.
8. Spoilers-air brakes, yaitu spoiler yang berfungsi mengurangi
lift dan memperbesar drag sehingga pesawat seperti di rem
karena gerak pesawat tertahan oleh drag yang dihasilkan

Bagian tersebut membelokkan aliran


udara di atas sayap (udara yang
menabrak sisi atas sayap). Pebelokkan
tersebut menyebabkan momentum
udara di atas sayap berubah. Dari yang
semula memiliki arah lurus ke belakang
menjadi membelok ke atas. Dengan
demikian muncul perubahan momentum
dan muncul gaya gaya yang arahnya
sama dengan arah perubahan
momentum. Arah gaya tersebut adalah
agak miring bawah ke belakang. Gaya
ini dapat diuraikan atas dua komponen:
komponen vertikal ke bawah dan
komponen horisontal ke belakang.
Komponen vertikal ke bawah
menghasilkan gaya tekan tambahan ke
tanah selain gaya berat. Komponen
horisontal ke belakang menghasilkan
perlambatan pada pesawat.

. Menurut hukum Newton II,


perubahan
momentum
menghasilkan gaya yang arahnya
sama dengan arah perubahan
momentum.
Jadi, pembelokan udara di bawah
sayap menghasilkan gaya pada
sayap yang arahnya agak miring
atas ke belakang. Gaya ini dapat
diuraikan atas dua komponen:
komponen vertikal ke atas dan
komponen horisontal ke belakang.
Komponen
vertikal
ke
atas
menghasilkan
gaya
angkat
tambahan pada pesawat. Komponen
horisontal
ke
belakang
menghasilkan perlambatan pada
pesawat.

GAYA PADA PESAWAT TERBANG

Gaya Berat (Weight)


Gaya yang menarik pesawat ke bawah
akibat pengaruh gravitasi Bumi yang
sebanding dengan massa pesawat.

F = mg
Gaya Dorong (Thrust Force)
Gaya dorong ialah gaya ke depan (ke arah
moncong) pesawat akibat dorongan mesin ke
belakang, Gaya dorong jelaslah gaya yang
diberikan oleh mesin ke belakang

GAYA PADA PESAWAT TERBANG


Gaya Angkat (Lift Force)
Gaya angkat ialah gaya ke atas akibat
dorongan udara yang dibelokkan ke atas dan
perbedaan tekanan udara pada bagian
bawah dan atas sayap

Gaya Gesek/Hambatan (Drag)


Gaya gesek ialah gaya ke belakang yang
ditimbulkan oleh pergesekan badan pesawat
dengan udara yang dipengaruhi oleh bentuk
dan luas permukaan pesawat, viskositas
udara, dan kecepatan pesawat

Anda mungkin juga menyukai