PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1
2. PEMBAHASAN
2.1 ALIRAN INVCID DAN INCOMPRESSIBLE
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara
permanen. Bila bentuk suatu massa fluida akan diubah, maka di dalam fluida akan
terbentuk lapisan-lapisan hingga mencapai suatu bentuk baru. Pemahaman tentang
fluida sangat penting untuk dapat menyelesaikan soal-soal pergerakan fluida melalui
pipa, pompa dan peralatan proses atau alat ukur laju alir pada fluida Fluida tak
mampu mampat (Incompressible), yaitu : densitas fluida hanya sedikit terpengaruh
oleh perubahan yang besar terhadap tekanan dan suhu.
2.2 Airfoil
2
Airfoil adalah bentuk dari suatu sayap pesawat yang dapat menghasilkan gaya
angkat (lift) atau efek aerodinamika ketika melewati suatu aliran udara. Airfoil
merupakan bentuk dari potongan melintang sayap yang dihasilkan oleh perpotongan
tegak lurus sayap terhadap pesawat, dengan kata lain airfoil merupakan bentuk sayap
secara dua dimensi seperti pada gambar.
Dari gambar terminologi suatu Airfoil diatas, dapat dijelaskan lebih rinci sebagai
berikut :
3
7. Maximum thickness, yaitu merupakan ketebalan maksismum dari airfoil, dan
menunjukan persentase dari chord.
Karakteristik Airfoil
Di terowongan angin atau pada sebuah penerbangan, sebuah airfoil secara
sederhana adalah sebuah objek streamline yang disisipkan pada aliran udara yang
bergerak. Jika airfoilnya berbentuk tetesan air maka perubahan kecepatan dan
tekanan dari aliran udara yang melewati bagian atas dan bawah akan sama di
kedua sisi. Tapi kalau bentuk tetesan air itu dipotong di tengah dengan sama rata,
hasilnya adalah sebuah bentuk sederhana airfoil (sayap). Jika airfoil itu dinaikkan
(mendongak) maka aliran udara akan menabrak dengan sebuah sudut
tertentu (angle of attack), molekul udara yang bergerak melewati permukaan atas
akan dipaksa untuk bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan molekul udara yang bergerak di bawah airfoil, hal ini karena molekul di atas
harus menjalani jarak yang lebih jauh karena lengkungan dari permukaan yang di
atas. Pertambahan kecepatan ini mengurangi tekanan di atas airfoil .
Momentum adalah resistansi dari sebuah benda yang bergerak ketika arah dan
besar gerakannya diubah. Ketika setiap benda dipaksa untuk bergerak dalam
gerakan melingkar, benda tersebut akan memberikan reaksi resistansi dengan arah
keluar yang berlawanan dengan pusat putaran. Ini disebut gaya sentrifugal. Seperti
pada gambar 2 terlihat ketika partikel udara bergerak dengan arah melengkung AB,
gaya sentrifugal cenderung membuangnya ke arah panah antara A dan B, sehingga
menyebabkan udara untuk mendesak lebih dari tekanan normal di leading edge-
nya airfoil. Tapi setelah partikel udara melewati titik B (titik berbalik arah dari arah
lengkungan/kurva) gaya sentrifugal cenderung untuk membuang partikel pada arah
panah antara B dan C (menyebabkan berkurangnya tekanan pada airfoil). Efek ini
berlaku sampai partikel udara mencapai titik C, titik kedua berbalik arah dari
lengkungan aliran udara. Kembali lagi, gaya sentrifugal dibalikkan dan partikel udara
cenderung untuk memberi sedikit lebih tekanan dari normal pada trailing edge
dari airfoil tersebut, sebagaimana digambarkan dengan panah pendek antara C dan
D.
4
Tekanan udara dari permukaan bagian atas airfoil disebarkan sehingga tekanan
lebih besar di leading edge daripada tekanan atmosfir sekitarnya, menyebabkan
tahanan yang kuat pada gerakan ke depan, tapi tekanan udara lebih sedikit
daripada tekanan atmosfir sekitarnya di sebagian besar permukaan atas (B ke C).
Seperti terlihat pada penggunaan teori Bernoulli pada sebuah bejana venturi,
pertambahan kecepatan udara pada bagian atas dari airfoil menyebabkan turunnya
tekanan. Tekanan yang turun ini adalah salah satu komponen dari total daya angkat.
Tapi adalah sebuah kesalahan untuk berasumsi bahwa perbedaan tekanan antara
permukaan bagian atas dan bagian bawah tersebut adalah satu-satunya hasil total
dariproduksidayaangkat.
Sebuah tekanan positif dihasilkan karena sifat udara yang mengalir di bawah
sayap, terutama pada angle of attack yang tinggi. Tapi ada aspek lain dari aliran
udara ini yang harus dipelajari. Pada sebuah titik di dekat leading edge, aliran udara
pada hakekatnya sebenarnya berhenti (stagnation point) dan dengan bertahap
kecepatannya akan bertambah. Di titik yang sama di trailing edge, kembali lagi
aliran udara itu mencapai kecepatan yang sama dengan kecepatan aliran udara di
permukaan atasnya. Sesuai dengan prinsip Bernoulli, ketika aliran udara makin
pelan di bawah sayap, sebuah tekanan positif ke atas terjadi menekan sayap, jika
kecepatan fluida berkurang, tekanan harus bertambah
Pada dasarnya, hal ini hanyalah “memperkuat tekanan positif” karena kejadian
ini menambah perbedaan tekanan antara permukaan atas dan bawah dari airfoil,
sehingga menambah total daya angkat dibandingkan jika tidak ada penambahan
tekanan di bagian bawah permukaan. Kedua prinsip Bernoulli dan hukum Newton
bekerja jika daya angkat diproduksi oleh sebuah airfoil. Dari percobaan yang
dilakukan pada model di terowongan angin sebenarnya, telah diketahui bahwa pada
waktu udara mengalir sepanjang permukaan dari sebuah sayap dengan angle of
attack yang berbeda-beda, maka ditemukan bagian-bagian sepanjang permukaan di
mana tekanannya adalah negatif atau kurang dari tekanan atmosfir dan juga bagian-
bagian dengan tekanan positif atau lebih besar dari tekanan atmosfir.
5
Tekanan negatif pada permukaan atas sayap membuat gaya yang lebih besar dari
pada tekanan positif yang mengenai permukaan bawah sayap. Gambar 3
menunjukkan penyebaran tekanan sepanjang airfoil pada 3 angle of attack yang
berbeda-beda. Pada umumnya, pada angle of attack yang besar, pusat
tekanan (Center of Pressure) pindah ke depan sedangkan pada angle of
attack yang kecil pusat tekanan berpindah ke bagian belakang. Dalam rancangan
struktur sayap, pergeseran pusat tekanan ini sangat penting, karena mempengaruhi
posisi beban udara yang ditanggung oleh sayap pada keadaan angle of attack yang
kecil dan angle of attack yang besar.
Keseimbangan aerodinamis dan kemampuan kendali diatur oleh perbedaan dari
pusat tekanan. Pusat tekanan ditentukn oleh perhitungan dan percobaan di
terowongan angin dengan cara memberikan angle of attack yang berbeda-beda
pada airfoil di sepanjang jangkauan kerja normal. Pada waktu angle of
attack diubah, karakteristik penyebaran tekanan juga berubah .
Gaya tekanan positif (+) dan negatif (–) dijumlahkan pada setiap nilai angle of attack
dan didapat resultan hasilnya.
2.3 NACA
6
dengan camber line dan chord berhimpit disebut airfoil simetrik. Contohnya adalah
NACA 0012 yang merupakan airfoil simetrik dengan ketebalan maksimum 0,12c
NACA Seri 5 Digit
Dan dikembangkan airfoil NACA 5 digit dilakukan sekitar tahun 1935 dengan
menggunakan distribusi ketebalan yang sama dengan seri empat digit. Garis
kelengkungan rata-rata (mean camber line) seri ini berbeda dibanding seri empat digit.
Perubahan ini dilakukan dalam rangka menggeser maksimum camber kedepan
sehingga dapat meningkatkan CL maksimum. Jika dibandingkan ketebalan (thickness)
dan camber, seri ini memiliki nilai CL maksimum 0,1 hingga 0,2 lebih tinggi dibanding
seri empat digit. Sistem penomoran seri lima digit ini berbeda dengan seri empat digit.
Pada seri ini, digit pertama dikalikan 3/2 kemudian dibagi sepuluh memberikan nilai
desain koefisien lift. Setengah dari dua digit berikutnya merupakan persen posisi
maksimum camberterhadap chord. Dua digit terakhir merupakan persen ketebalan
terhadap chord. Contohnya, airfoil 23012 memiliki CL desain 0.3, posisi
maksimum camber pada 15% chord dari leading edge dan ketebalan sebesar
12% chord
7
NACA Seri 6
Airfoil NACA seri 6 didesain untuk mendapatkan kombinasi drag, kompresibilitas,
dan performa CL maksimum yang sesuai keinginan. Beberapa persyaratan ini saling
kontradiktif satu dan lainnya, sehingga tujuan utama desain airfoil ini adalah
mendapatkan drag sekecil mungkin. Geometri seri 6 ini diturunkan dengan
menggunakan metode teoritik yang telah dikembangkan dengan menggunakan
matematika lanjut guna mendapatkan bentuk geometri yang dapat menghasilkan
distribusi tekanan sesuai keinginan. Tujuan pendekatan desain ini adalah memperoleh
kombinasi thickness dan camber yang dapat memaksimalkan daerah alirah laminer.
Dengan demikian maka drag pada daerah CL rendah dapat dikurangi.
Aturan penamaan seri 6 cukup membingungkan dibanding seri lain, diantaranya karena
adanya banyak perbedaan variasi yang ada. Contoh yang 10 umum digunakan
misalnya NACA 641-212, a = 0,6. Angka 6 di digit pertama menunjukkan seri 6 dan
menyatakan family ini didesain untuk aliran laminer yang lebih besar dibanding seri 4
digit maupun 5 digit. Angka 4 menunjukkan lokasi tekanan minimum dalam persepuluh
terhadap chord (0,4c). Subskrip 1 mengindikasikan bahwa range dragminimum dicapai
pada 0,1 diatas dan dibawah CL desain yaitu 2 dilihat angka 2 setelah tanda hubung.
Dua angka terakhir merupakan persen thickness terhadap chord, yaitu 12% atau 0,12.
Sedangkan a = 0,6 mengindikasikan persen chord airfoildengan distribusi tekanannya
seragam, dalam contoh ini adalah 60% chord.
NACA Seri 7
Seri 7 merupakan usaha lebih lanjut untuk memaksimalkan daerah aliran laminer
diatas suatu airfoil dengan perbedaan lokasi tekanan minimum dipermukaan atas dan
bawah. Contohnya adalah NACA 747A315. Angka 7 menunjukkan seri. Angka 4
menunjukkan lokasi tekanan minimum di permukaan atas dalam persepuluh (yaitu 0,4c)
dan angka 7 pada digit ketiga menunjukkan lokasi tekanan minimum di permukaan
bawah airfoil dalam persepuluh (0,7c). A, sebuah huruf pada digit keempat
menunjukkan suatu format distribusi ketebalan dan mean line yang standardisasinya
dari NACA seri awal. Angka 3 pada digit kelima menunjukkan CL desain dalam
8
persepuluh (yaitu 0,3) dan dua angka terakhir menunjukkan persen ketebalan
maksimum terhadap chord, yaitu 15% atau 0,15.
NACA Seri 8
Airfoil NACA seri 8 didesain untuk penerbangan dengan
kecepatan supercritical. Seperti halnya seri sebelumnya, seri ini didesain dengan tujuan
memaksimalkan daerah aliran laminer di permukaan atas permukaan bawah secara
independen. Sistem penamaannya sama dengan seri 7, hanya saja digit pertamanya
adalah 8 yang menunjukkan serinya. Contohnya adalah NACA 835A216
adalah airfoil NACA seri 8 dengan lokasi tekanan minimum di permukaan atas ada
pada 0,3c, lokasi tekanan minimum di permukaan bawah ada pada 0,5c, memiliki CL
desain 2 dan ketebalan atau thickness maksimum 0,16c.
Kualitas unjuk kerja dari sudu-sudu yang airfoil ini biasanya dinyatakan dalam harga
koefisien gaya drag (CD) dan gaya lift (CL). Gaya lift adalah gaya yang arahnya tegak
lurus aliran yang mengenai suatu bentuk airfoil. Gaya drag adalah gaya yang sejajar
dengan aliran fluida yang mengenai suatu bentuk airfoil. Besarnya masing-masing gaya
tersebut adalah :
Dengan:
Fl : gaya lift ( gaya angkat ) (N)
Fd : gaya drag ( gaya seret ) (N)
ρ : massa jenis udara (kg/m3)
U : Kecepatan angin (m/s)
Ap : Plan View Area (m2)
Cl: koefisien gaya angkat
Cd: koefisien gaya hambat
9
bagian atas dengan memperpanjang daerah lintasan airfoil dan memperpendek lintasan
bagian bawah airfoil sehingga perbedaan tekanan permukaan atas dan bawah makin
besar maka gaya angkat yang dihasilkan makin besar pula.
Angka Reynold mempelajari kondisi dimana suatu jenis aliran berubah menjadi
aliran jenis lain dan menemukan bahwa kecepatan kritis, dimana aliran laminair
berubah menjadi aliran turbulen tergantung dari 4 buah besaran, yaitu : diameter
tabung, viscositas, densitas dan kecepatan linear rata-rata zat cair.
Bilangan Reynold yaitu perbandingan antara inersia dan gaya gesek. Laju alir dan
berat jenis adalah gaya inersia, sedangkan diameter pipa dan viscositas adalah
gaya gesek
D .V . ρ D .V
=
NRe = μ ν
V = Kecepatan aliran
10
a. Aliran Laminair, adalah aliran fluida yang mengalir secara halus dengan
kecepatan aliran yang rendah disepanjang pipa dan mempunyai profil kecepatannya
berbentuk parabola. Aliran laminair mempunyai angka Reynold kurang dari 2100
b. Aliran Turbulen, adalah aliran yang terjadi pada kecepatan tinggi atau viscositas
rendah, aliran akan terpecah menjadi pusaran-pusaran yang bergerak sepanjang
pipa dengan kecepatan rata-rata yang sama. Aliran turbulen memiliki nilai bilangan
Reynold diatas 3000.
11
2.5 Downwash and Induced Drag
Dalam keadaan nyata sayap pada pesawat tidak infinite karena memiliki panjang
yang terbatas dan aliran yang melalui sayap tersebut tidakalah 2 dimensi.
Prinsip dasarnya adalah gaya angkat yang ada pada sayap terjadi karena tekanan
pada sayap bawah yang besar yang akan bergerak ke tekanan yang lebih rendah pada
permukaan atas sayap. Karena hal ini, ujung sayap akan terjadi aliran bergelombang
yang disebabkan perbedaan tekanan. Dan pergerakan aliran pada permukaan bawah
dan permukaan atas berbeda seperti pada gambar. Kecenderungan aliran yang
menyebabkan ‘leak’ pada ujung sayap sangat memberikan efek penting pada
aerodinamis. Aliran vortex yang mengalir kebawah dari ujung sayap menginduksi
penurunan kecil pada kecepatan di sekitar komponen. Hal ini disebut downwash .
Perbedaan Penamaan
1) Untuk 2 dimensi
12
Lift, Drag, dan moment dilambangkan dengan L ', D', dan M '. Untuk koefisien
dilambangkan
Cl, Cd, dan Cm.
2) Untuk 3 Dimensi
Lift, Drag, dan moment dilambangkan dengan L , D, dan M . Untuk koefisien
dilambangkan
CL, CD, dan CM.
13
3. PENUTUPAN
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
- https://docplayer.info/43144486-Analisa-aerodinamika-flap-dan-slat-pada-airfoil-
naca-2410-terhadap-koefisien-lift-dan-koefisien-drag-dengan-metode-
computational-fluid-dynamic.html?
_gl=1*mc4riw*_ga*b3ZOallJYnExNTBBc2otd2Zjb3VZZlpEM2dtbXF5WXJfVk90
WFFoR3RNa3pJWU9rTldkbC0tYVJFM05QNEZLWQ
- Fort Wayne, USA. Njock Libii, J. 2010. Using wind tunnel tests to study pressure
distributions around a bluff body: the case of a circular cylinder. World
Transactions on Engineering and Technology Education (WTE & TE),Vol. 8, No.
3, pp.( 361-367), ISSN 1446-2257.
- Hartono, F., Suwono A., Sardjadi, D., Pasaribu, H.M., 2007. Calibration and
Measurement of High Angle Swirling Flows by Using Five-Hole Pressure Probe.
Paper presented at Regional Conference on Aerospace Science Technology and
Industry 2007.
15