MARFIZAL. ST. MT
AERODINAMIKA
Bernouli Principle
BEJANA
VENTURI
FL
UI
D
RELATIVE WIND
RELATIVE WIND adalah aliran udara yang sejajar dan
berlawanan dengan jalur penerbangan
AIRFOIL
Airfoil adalah bentuk dari suatu sayap pesawat yang dapat menghasilkan gaya
angkat (lift) atau efek aerodinamika ketika melewati suatu aliran
udara. Airfoil merupakan bentuk dari potongan melintang sayap yang dihasilkan oleh
perpotongan tegak lurus sayap terhadap pesawat
1. Leading edge, merupakan bagian permukaan paling depan dari airfoil.
2. Trailing edge, merupakan bagian permukan paling belakang dari airfoil.
3. Mean chamber line, merupakan garis pertengahan yang membagi antara permukaan bagian atas dan
permukaan bagian bawah dari airfoil.
4.Chord line, merupakan garis lurus yang menghubungkan leading edge dan trailing edge.
5.Chord, merupakan perpanjangan dari chord line mulai dari leading edge hingga trailing edge. Dengan kata
lain, chord adalah karakteristik dimensi longitudinal dari suatu airfoil.
6.Maximum chamber, merupakan jarak antara mean chamber line dengan chord line. Maximum chamber
membantu mendefinisikan bentuk dari mean chamber line.
7.Maximum thickness, merupakan ketebalan maksimum dari suatu airfoil, dan menunjukkan persentase dari
chord. Maximum thickness membantu mendefinisikan bentuk dari airfoil dan juga performa
dari airfoil tersebut.
Airfoil NACA (National Advisory Committee
for Aeronautics)
NACA airfoil adalah bentuk airfoil sayap
pesawat udara yang dikembangkan oleh
National Advisory Committee for
Aeronautics (NACA)
Contoh : airfoil NACA 2412 memiliki maksimum camber 0,02 terletak pada
0,4c dari leading edge dan memiliki ketebalan maksimum 12% chord atau
0,12c. Airfoil yang tidak memiliki kelengkungan, dengan camber line dan chord
berhimpit disebut airfoil simetrik. Contohnya adalah NACA 0012 yang
merupakan airfoil simetrik dengan ketebalan maksimum 0,12c (Mulyadi,
2010).
NACA SERI 5 DIGIT
Pengembangan airfoil NACA 5 digit dilakukan sekitar tahun 1935 dengan menggunakan
distribusi ketebalan yang sama dengan seri empat digit. Garis kelengkungan rata-rata (mean
camber line) seri ini berbeda dibanding seri empat digit. Perubahan ini dilakukan dalam
rangka menggeser maksimum camber kedepan sehingga dapat meningkatkan CL
maksimum. Jika dibandingkan ketebalan (thickness) dan camber, seri ini memiliki nilai CL
maksimum 0,1 hingga 0,2 lebih tinggi dibanding seri empat digit. Sistem penomoran seri lima
digit ini berbeda dengan seri empat digit. Pada seri ini, digit pertama dikalikan 3/2 kemudian
dibagi sepuluh memberikan nilai desain koefisien lift. Setengah dari dua digit berikutnya
merupakan persen posisi maksimum camber terhadap chord. Dua digit terakhir merupakan
persen ketebalan terhadap chord. Contohnya, airfoil 23012 memiliki CL desain 0.3, posisi
maksimum camber pada 15% chord dari leading edge dan ketebalan sebesar 12% chord
(Mulyadi, 2010).
NACA SERI-1 (SERI 16)
Airfoil NACA seri 1 yang dikembangkan sekitar tahun 1939 merupakan seri pertama yang
dikembangkan berdasarkan perhitungan teoretis. Airfoil seri 1 yang paling umum digunakan
memiliki lokasi tekanan minimum di 0,6 chord, dan kemudian dikenal sebagai airfoil seri-16.
Camber line airfoil ini didesain untuk menghasilkan perbedaan tekanan sepanjang chord
yang seragam. Penamaan airfoil seri 1 ini menggunakan lima angka. Misalnya NACA 16-212.
Digit pertama menunjukkan seri 1. Digit kedua menunjukkan persepuluh posisi tekanan
minimum terhadap chord. Angka di belakang tanda hubung: angka pertama merupakan
persepuluh desain CL dan dua angka terakhir menunjukkan persen maksimum thickness
terhadap chord. Jadi NACA 16-212 artinya airfoil seri 1 dengan lokasi tekanan minimum di
0,6 chord dari leading edge, dengan desain CL 0,2 dan thickness maksimum 0,12 (Mulyadi,
2010).
NACA SERI 6
Airfoil NACA seri 6 didesain untuk mendapatkan kombinasi drag, kompresibilitas,
dan performa CL maksimum yang sesuai keinginan. Beberapa persyaratan ini
saling kontradiktif satu dan lainnya, sehingga tujuan utama desain airfoil ini adalah
mendapatkan drag sekecil mungkin. Geometri seri 6 ini diturunkan dengan
menggunakan metode teoritik yang telah dikembangkan dengan menggunakan
matematika lanjut guna mendapatkan bentuk geometri yang dapat menghasilkan
distribusi tekanan sesuai keinginan. Tujuan pendekatan desain ini adalah
memperoleh kombinasi thickness dan camber yang dapat memaksimalkan
daerah alirah laminer. Dengan demikian maka drag pada daerah CL rendah dapat
dikurangi.
Sudut serang adalah sudut yang dibentuk oleh tali busur sebuah airfoil dan
arah aliran udara yang melewatinya (relative wind). Biasanya diberi tanda α
(alpha). Untuk airfoil simetris, besar lift yang dihasilkan akan nol bila sudut
serang nol, sedang pada airfoil tidak simetris sekalipun sudut serang nol tetapi
gaya angkat telah timbul. Gaya angkat menjadi nol bila air foil tidak simetis
membentuk sudut negatif terhadap aliran udara. Sudut serang dimana gaya
angkat sebesar nol ini disebut zero angle lift.
STALL
STALL
GAYA GAYA PESAWAT UDARA
1.THRUST
2.WEIGHT
3.DRAG
4.LIFT
PRINSIP
KERJA
THRUST (GAYA DORONG)
DRAG (GAYA KE BELAKANG)
WEIGHT (GAYA BERAT)
LIFT (GAYA ANGKAT)
THRUST
gaya berat adalah kombinasi berat dari muatan pesawat itu sendiri,
awak pesawat, bahan bakar, dan kargo atau bagasi. Weight menarik
pesawat ke bawah karena gaya gravitasi. Weight melawan 'lift' (gaya
angkat) dan beraksi secara vertikal ke bawah melalui pusat gravitasi
pesawat.
LIFT
FD = F (D, V, , )
• TINJAUAN : FRICTION DRAG, PRESSURE DRAG, FRICTION
AND PRESSURE DRAG.
DRAG DAN LIFT
Distribusi tekanan
sekeliling bola untuk
aliran laminar dan
turbulen dan
dibandingkan terhadap
aliran invisid.
DRAG DAN LIFT
DRAG DAN LIFT
DRAG DAN LIFT
Data CD untuk beberapa objek :
DRAG DAN LIFT
DRAG DAN LIFT
DRAG DAN LIFT
DRAG DAN LIFT
a. Laminar
b. Turbulen
DRAG DAN LIFT
D=1m
P = 101 kPa
FD
T = 15oC
L = 25 m
L/2
DRAG DAN LIFT
FD
CD FD 1
.V 2 . A.C D
1
2 .V 2 . A 2
km m jam m
V 50 103 13.9
jam km 3600 sec
Untuk udara standar :
kg kg
1.23 3 , 1.78 10 -5
m m.sec
.V .D 1.23 m 3 13.9 sec 1 m
kg m
Re 9.61 105
1.78 10 m.sec
-5 kg
t
Vo V f 2 W
V f .Vo C D A g
1 jam 1 ft 3 1
t 240 100 mph 2 1600 lbf
100 mph 240 mil 2 0.0024 slug 25 ft 2
sec 2 slug.ft mil sec
3600
32.2 ft lbf.sec 2 5280 ft jam
t 5.49 sec
DRAG DAN LIFT
• LIFT (GAYA ANGKAT) : KOMPONEN
GAYA FLUIDA PADA SUATU BODY YANG
TEGAK LURUS ARAH GERAKAN FLUIDA.
• PERSAMAAN UMUM :
FL
CL 1
2 .V . AP
2
DRAG DAN LIFT
DRAG DAN LIFT
DRAG DAN LIFT
• CL DAN CD UNTUK AIRFOIL ADALAH FUNGSI DARI BILANGAN
REYNOLOD DAN SUDUT SERANG (ANGLE OF ATTACK - ),
YAITU SUDUT ANTARA AIRFOIL CHORD DENGAN VEKTOR
KECEPATAN FREESTREAM.
• CL DAN CD UNTUK MEMPERSENTASIKAN DATA AIRFOIL
DALAM BENTUK 2D, YANG DIIRISKAN DARI SAYAP PANJANG
TAK TERHINGGA.
• UNTUK SAYAP PANJANG TERBATAS, EFEK UJUNG AKAN
MEMPENGARUHI CL BERKURANG DAN CD MENINGKAT.
DRAG DAN LIFT
CD dan CL sebagai fungsi Re dengan 20 – 50% thickness ratio
DRAG DAN LIFT
• PARAMETER YANG BIASA DIPAKAI UNTUK
MENENTUKAN PENGARUH PANJANG SAYAP (SPAN)
DARI SUATU AIRFOIL ADALAH ASPEK RASIO.
AP
ar
c2
• DOWNWASH
VELOCITIES (A)
CENDERUNG UNTUK
MENGURANGI LIFT
DAN MANAIKKAN
DRAG KARENA
A
EFEKTIVITAS SUDUT
SERANG DIKURANGI.
DRAG DAN LIFT
• TRAILING VORTEX TERJADI KARENA KEBOCORAN ALIRAN
SEKITAR UJUNG SAYAP, DARI DAERAH YANG BERTEKANAN
TINGGI PADA PERMUKAAN BAWAH SAYAP KE DAERAH YANG
BERTEKANAN RENDAH PADA MUKA ATAS SAYAP.
• TRAILING VORTEX BISA SANGAT KUAT DAN MENIMBULKAN
PUSARAN BERAT PADA PESAWAT KECIL YANG TERBANG 5 –
10 MIL DIBELAKANG PESAWAT YANG BESAR.
DRAG DAN LIFT
• PESAWAT AGAR BISA TERBANG, MAKA
LIFTNYA HARUS MINIMAL SAMA
DENGAN BERAT PESAWAT.
W FL C L . 12 .V 2 . A
Kecepatan terbang minimal (Vmin ) :
C L C L max
2W
Vmin
.C L max . A
Kecepatan mendarat minimum dari pesawat
dikurangi dengan jalan manaikkan harga
CLmax atau membesarkan luas sayap.
DRAG DAN LIFT
0.35 0.2
Daya yang diperlukan untuk takeoff FD .V
F
C D 1 D2 FD 12 C D . .V 2 . A
2 .V . A