PEMBAHASAN
73
Meskipun fungsi utama dari BHS adalah pengangkutan tas, BHS
juga akan melayani fungsi-fungsi lain yang terlibat dalam memastikan bahwa
tas sampai ke lokasi yang benar di bandara. Bagasi keberangkatan yang
berasal dari check-in menggunakan keamanan yang pindai oleh mesin x-ray
secara manual dan setelah melakukan pengecekan security check, tas
diangkut ke make-up akhir, sedangkan tas yang diterdapat indikasi berbahaya
akan dipisahkan dan akan diproses oleh pihak keamanan bandara.
74
4.1.2 Dispatch
75
4.1.3 Collecting belt
76
4.1.4 Transfer line
77
Gambar 4.7 Drawing Keberangkatan dan Kedatangan
78
g. 3 (tiga) flat L carousel baggage claim kedatangan, dimana 2 (dua) unit
digunakan untuk pengambilan bagasi domestik dengan kapasitas 960
bagasi/jam dan 1 (satu) unit untuk pengambilan bagasi internasional
dengan kapasitas 780 bagasi/jam.
h. 2 (dua) unit x-ray dual view kedatangan pada masing masing carousel.
4.3.1 Check in
79
Gambar 4.9 Check In Conveyor
80
Operator dapat memindahkan barang bagasi ke posisi
dispatch sesuai di sabuk dengan menggunakan pushbutton yang ada di
meja kerja. Jalur transportasi dari conveyor pengumpul ke proses
penyaringan diberi pengamanan agar semua barang bagasi diperiksa
oleh mesin pemindai Explosive Detection System (EDS) terintegrasi.
Mesin EDS ini tidak dalam lingkup sebagai standar, namun dapat
digabungkan jika diperlukan. Hanya integrasi EDS yang disertakan
sebagai standar. Jika terdapat barang/bagasi yang dianggap “suspect”
setelah memasuki mesin x-ray, maka bagasi/barang tersebut akan
diperiksa lebih lanjut oleh operator/keamanan bandara.
81
4.3.3 Out of Gauge
82
Gambar 4.13 Make Up Area
83
Berikut merupakan keterangan tombol dan indikasi pada
kabinet kedatangan :
84
4.4 Alur Baggage Handling System (BHS)
Berikut ini merupakan alur proses dan alur bagasi pada sistem BHS
yang digunakan pada Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang :
4.4.1 Alur Proses
85
Untuk bagasi transit, bagasi akan dipindai kembali oleh x-ray
dan kemundian menuju make-up area dan siap untuk dilakukan
pengangukatan bagasi untuk tujuan selanjutnya.
Dari alur proses diatas, maka dapat dibuat alur bagasi yang
telah di proses melalui Material Flow Diagram (MFD) sehingga
fungsi dan kapasitas yang ditawarkan dapat sesuai dengan permintaan.
Semua kapasitas seperti yang ditunjukkan dalam MFD adalah
kapasitas garis indikatif, berdasarkan karakteristik bagasi yang dapat
dikelompokkan secara teratur.
86
Gambar 4.18 Representasi Alur BHS Kedatangan
87
Gambar 4.19 Normal Mode Redundansi BHS
88
4.5 Kinerja Sistem Baggage Handling System (BHS)
Sistem BHS terdiri dari 29 conveyor check in, area ini disebut
dengan Check-in Zone (CIZ). Fungsi CIZ adalah untuk memeriksa barang
bagasi penumpang. CIZ adalah interface penumpang dengan BHS area
keberangkatan. CIZ ini terdiri dari bagian pelabelan/penimbangan berat
bagasi, transport conveyor dan penel operator meja check in. Dalam area ini,
panel operator BHS dipasang di meja counter check-in.
89
Setelah selesai penimbangan dan pelabelan, dapat dilanjutkan ke
dispatch conveyor yang di ujung dispatch conveyor terdapat tipper yang
berguna untuk memiringkan bagasi ke posisi stabil. Dalam pengoperasian
BHS, operator check in bertanggung jawab dalam memastikan spesifikasi
bagasi/ barang-barang yang dapat/tidak dapat memasuki BHS. Berikut
langkah operasional dalam pengoperasian BHS oleh operator Check in, antara
lain :
90
b) Pemeriksaan Berat Bagasi
91
c) Penimbangan, Pelabelan dan Pengiriman Bagasi
92
d) Penonaktifan Check In Conveyor
Tabel 4.1
Jenis dan Fungsi Tombol pada Control Desk
No Fungsi Tipe
93
4.6 Sistem Kontrol
a. Catu daya utama harus berada dalam 90% hingga 110% dari tegangan
suplai nominal.
b. Penyimpangan frekuensi harus dibatasi hingga plus / minus 2%.
c. Interupsi tegangan terbatas hingga maks. 10ms.
d. Tetes tegangan harus dibatasi hingga 0,5 dan tidak melebihi 15% dari
suplai tegangan nominal.
e. Tegangan impuls tidak boleh melebihi 1.5ms dengan nilai puncak
maksimal 200% dari pasokan nominal antar fase.
94
Berikut merupakan skema sistem VPN pada Baggage Handling
System (BHS) di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang :
95
Firewall Situs (yang bisa menjadi firewall pelanggan, atau firewall
yang dikirimkan oleh penyedia barang) akan digunakan untuk menyiapkan
koneksi IPsec ke firewall di penyedia barang dengan persyaratan berikut:
96
4.6.1 HMI (Human Machine Interface)
a. General Screen
97
b. Settings Screen
c. Events Screen
98
Layar ini menampilkan alarm pada subsistem. Apabila
terdapat masalah maka Kode & ID objek / bagian akan ditampilkan
pada screen. Dengan bantuan tombol navigasi, operator dapat
mengetahui bagian mana yang mengalami kesalahan dalam sistem
melalui alarm. Alarm dikategorikan ke dalam 2 bagian utama yaitu
“warning” dan “error”. Dalam hal "warning", pesan alarm akan
hilang secara otomatis jika kondisi peringatan alarm terpecahkan.
Sedangkan dalam kasus "error", pesan alarm akan tetap berada
pada screen bahkan jika kondisi alarm terpecahkan dan pesan itu
hanya akan hilang ketika tombol "reset" dan tombol “start” pada
General Screen ditekan.
99
Selama start-up, berikut langkah-langkah yang terjadi :
100
4.6.3 Sistem Stop
101
Penomoran bagian juga digunakan dalam Human Machine
Interface (HMI) antara BHS dan operator untuk memfasilitasi
pemecahan masalah. Berikut merupakan arti kode error HMI pada
BHS sistem :
102
Tabel 4.2
Dimensi Bagasi yang Diperbolehkan dalam System BHS
103
b) Non-Conveyable Baggage / Bagasi yang Tidak Diijinkan
104
c) Out of Gauge (OOG)
Gambar 4.39 Contoh Bagasi Out of Gauge (OOG) Sesuai Standar IATA
Tabel 4.3
Dimesi Bagasi Out of Gauge (OOG)
105
4.8 Pemeliharaan Baggage Handling System (BHS)
106
Pemeliharaan dan operasional peralatan BHS yang dilakukan yaitu
pekerjaan operasional, pemeliharaan preventif dan pemeliharaan korektif,
termasuk dukungan dari pimpinan untuk permasalahan-permasalahan yang
tidak bisa diselesaikan di lokasi.
Tabel 4.4
Pekerjaan Operasional
No. Jenis Pekerjaan Jenis Layanan
1 Operasional PLC On-site 24 x 7
2 Operasional Bag Jammed On-site 24 x 7
3 Pengawasan Area Check – in On-site 24 x 7
4 Pengawasan Area Baggage Claim On-site 24 x 7
Tabel 4.5
Pemeliharaan Preventif
No. Jenis Pekerjaan Lingkup kerja Waktu Respon
1 Peralatan Mekanikal On-site 24 x 7 10 menit
2 Peralatan elektrikal On-site 24 x 7 10 menit
3 Sistem kontrol On-site 24 x 7 10 menit
107
a) Conveyor Check – In
Tabel 4.6
Pemeliharaan Harian Preventif Conveyor Check-In
108
Roller/ Pemeriksaan Inspeksi visual
Wheel kerusakan
Belt Pemeriksaan Inspeksi visual.
Conveyor kebersihan Catatan :
conveyor dan Gunakan kain lap dan vacum
lingkungan cleaner untuk membersihkan.
sekitarnya
Baut dan Pemeriksaan Inspeksi visual.
Mur terhadap baut Catatan :
dan mur Kencangkan baut dan mur yang
longgar. Tambahkan baut dan mur
yang hilang.
Tabel 4.7
Pemeliharaan Bulanan Preventif Conveyor Check-In
Komponen Tujuan Metode
Roller/ Pemeriksaan Inspeksi bunyi/suara.
Wheel terhadap Catatan :
noise yang Periksa apakah terdapat material
tidak biasa asing? Jika ada, restart setelah
dibersihkan.
Periksa apakah bentuk roller
dan rolling shaft berubah?
Jika masalah tidak terselesaikan,
lepas roller sesuai panduan. Jika
aus, ganti dengan yang baru,
kemudian susun kembali.
Belt Pemeriksaan Inspeksi visual.
Conveyor terhadap
tracking belt
109
Belt Pemeriksaan Inspeksi visual.
Conveyor tension belt
Bearing Pemerikasaan Inspeksi visual.
terhadap
perputaran
yang tidak
normal
b) Conveyor Belt
Tabel 4.8
Pemeliharaan Harian Preventif Conveyor Belt
Komponen Tujuan Metode
Conveyor Pemeriksaan Inspeksi visual.
kebersihan Catatan :
conveyor dan Gunakan kain lap dan vacum
sekitarnya cleaner untuk membersihkan
conveyor.
Roller Pemeriksaan Inspeksi visual.
kebersihan Catatan :
Gunakan kain lap dan vacum
cleaner untuk membersihkan
Roller Pemeriksaan Inspeksi visual
kerusakan
Roller Pemeriksaan Inspeksi bunyi/suara
terhadap noise (mendengarkan).
yang tidak biasa
110
Motor Pemeriksaan Inspeksi visual.
kebersihan Catatan :
Gunakan kain lap dan vacum
cleaner untuk membersihkan
Motor Pemeriksaan Inspeksi bunyi/suara
terhadap noise (mendengarkan).
yang tidak biasa
Motor Pemeriksaan Inspeksi visual
terhadap
kebocoran oli
Photocell Pemeriksaan Inspeksi visual
dan kebersihan
reflector
Photocell Pemeriksaan Inspeksi visual
dan kerusakan
reflector
Bearing Pemeriksaan Inspeksi bunyi/suara
terhadap noise (mendengarkan).
yang tidak biasa
Tabel 4.9
Pemeliharaan Bulanan Preventif Conveyor Belt
Komponen Tujuan Metode
Belt Conveyor Pemeriksaan terhadap Inspeksi visual
tracking belt
Belt Conveyor Pemeriksaan tension belt Inspeksi visual
Belt Conveyor Pemeriksaan terhadap Inspeksi visual
sambungan belt
Belt Conveyor Pemeriksaan keausan Inspeksi visual
belt
111
Bearing Pemeriksaan terhadap Inspeksi visual
kerusakan fisik
Kabel Pemeriksaan kabel Inspeksi visual
apakah ada bagian yang
kendur
c) Arrival Carousel
Tabel 4.10
Pemeliharaan Harian Preventif Arrival Carousel
Komponen Tujuan Metode
Slat Pemeriksaan kebersihan Inspeksi visual
Slat Pemeriksaan terhadap Inspeksi visual
kerusakan slat
Tabel 4.11
Pemeliharaan Bulanan Preventif Arrival Carousel
Komponen Tujuan Metode
Chain dan Pemeriksaan kerusakan Inspeksi visual
Carrier
Chain dan Pemeriksaan tension chain Inspeksi visual
Carrier
Drive System Pemeriksaan umum Inspeksi visual
Panel Kontrol Pemeriksaan fan pendingin Inspeksi visual
Panel Kontrol Pemeriksaan lampu Inspeksi visual
indikator, switch selector,
push button.
112
Panel Kontrol Pemeriksaan relay dan Inspeksi visual
komponen lainnya.
Panel Kontrol Pemeriksaan kebersihan Inspeksi visual
dan kerapihan
E-Stop Pemerikasaan terhadap Menjalankan
fungsi E-Stop carousel dan
menekan E-Stop.
Tabel 4.12
Pemeliharaan Korektif
No. Jenis Pekerjaan Lingkup kerja Waktu Respon
1 Peralatan Mekanikal On-site 24 x 7 10 menit
2 Peralatan elektrikal On-site 24 x 7 10 menit
3 Sistem kontrol On-site 24 x 7 10 menit
113
4.9 Troubleshoot Baggage Handling System (BHS)
114
Gambar 4.41 Blockage Bagasi pada Transfer Line
115
Untuk kode error yang tertera pada HMI yaitu empat angka
pertama menandakan area island pada check in (island 1/ island 2).
Kemudian dua angka di tengah menunjukkan counter nomor berapa
yang error (counter 1-19). Lalu dua angka terakhir menujukkan
masalah yang terjadi, apakah blockage atau child detection dan
menunjukkan bagian conveyor, apakah weighing, dispatch atau
transfer line. Berikut spesifikasi kode pada HMI :
Tabel 4.13
Kode Error Check In pada HMI
KODE ARTI KODE ARTI KODE ARTI
16 Counter 1 06 Counter 11 05 Counter 21
15 Counter 2 05 Counter 12 06 Counter 22
14 Counter 3 04 Counter 13 07 Counter 23
13 Counter 4 03 Counter 14 08 Counter 24
12 Counter 5 02 Counter 15 09 Counter 25
11 Counter 6 01 Counter 16 10 Counter 26
10 Counter 7 01 Counter 17 11 Counter 27
09 Counter 8 02 Counter 18 12 Counter 27
08 Counter 9 03 Counter 19 13 Counter 29
07 Counter 10 04 Counter 20
Dua angka terakhir apabila child detection kodenya 03, dan apabila
blockage kodenya 21 (transfer line), 23 (collecting belakang)
25(sebelum x-ray).
116
Berikut merupakan contoh blockage sensor pada Baggage
Handling System dan cara membaca kode pada panel HMI :
BF 0001.25.05
PEC-1 Blockage
117
b. Bagasi dengan tali longgar tidak boleh diangkut pada BHS. Tali
yang longgar harus diikatkan ke bagasi.
c. Bagasi yang memiliki volume besar tetapi bobot yang kecil
menyebabkan masalah saat melewati berbagai rangkaian conveyor.
Oleh karena itu harus ditangani sebagai bagasi OOG.
d. Bagasi yang mudah pecah dan tidak bisa diraih.
118
Gambar 4.43 Switch Direction pada Collecting Belt
119
Carousel diaktifkan dengan menekan tombol on dan
dinonaktifkan dengan menkan tombol off pada masing masing panel
kedatangan. Carousel kedatangan tidak bisa ditinggalkan begitu saja
oleh operator ground handling, karena tidak dapat dipastikan kapan
penumpang akan mengambil bagasi miliknya. Bahkan apabila semua
penumpang sudah mengambil bagasi dan carousel telah bersih dari
bagasi, operator pun harus mengetahui dan segera mematikan
carousel tersebut secara manual. Untuk memudahkan pekerjaan, maka
seharusnya carousel kedatangan diprogram untuk mati secara
otomatis apabila sudah tidak ada bagasi. Alternatif yang bisa
dilakukan yaitu carousel kedatangan diberi sensor photoelectric cell
seperti pada conveyor check in. Sensor dipasang mengelilingi carousel
dengan jarak yang sama. Apabila seluruh sensor yang berada di
carousel tidak memindai bagasi selama waktu tempuh sensor satu ke
sensor berikutnya, maka secara otomatis carousel akan berhenti.
Dengan begitu, diharapkan operator tidak perlu menunggu hingga
carousel kosong dan tidak perlu mematikan carousel secara manual.
120
b. Aus pada bagian atas belt
121
c. Tracking Belt
122
Setelah shutter door diperbaiki, barulah sistem yang berkaitan dengan
shutter door tersebut (seperti collecting belt, transfer line, dll) bisa
aktif kembali.
123
Gambar 4.48 Standart Peletakan Gravity Roller
124
Safety pada dispatch inilah yang mencegah dan
mengantisipasi terjadinya kecelakaan tersebut. Safety ini berfungsi
untuk mematikan collecting belt saat sensor pada dispatch terhalang
sesuatu yang tidak diduga. Permasalahan seperti ini dinamakan child
detection. Apabila terjadi child detection, collecting belt akan mati
dan akan mengganggu proses pengangkutan bagasi yang lain. Child
detection ditandai dengan berkedipnya indicator desk on pada panel
operator.
125
4.9.8 Safety Sensor Ketinggian
126
Pemeriksaan ketinggian dilakukan menggunakan PEC yang
dipasang di atas conveyor. Ketika tas mengenai balok PEC, tas
dianggap terlalu tinggi. Jika item bagasi terdeteksi terlalu tinggi,
tindakan berikut ini yang terjadi :
127
aktivator (drive, pergerakan peralatan). Setelah dipulihkan, maka
sistem akan berjalan normal kembali.
128