Anda di halaman 1dari 36

LIFT CERDAS 3 LANTAI MENGGUNAKAN OUTSEAL

DENGAN PENAMBAHAN SENSOR RFID

Oleh:
Muhammad Furqon Barliana Aqli
19010009
Yogi Adi Saputra
19010019
Dimas Bagus Editya Baskoro
19010020

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesai


kan Studi
Jenjang Program Diploma II

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRONIKA


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Terbatasnya lahan di perkotaan merupakan salah satu alasan didirikanya

gedung-gedung bertingkat. salah satu bentuk pemanfaatan lahan yang efektif

adalah membangun gedung bertingkat dengan memanfaatkan lift.Lift dapat

mempermudah mobilitas perpindahan orang atau barang antar lantai.

Lift merupakan sebuah teknologi masa kini dan merupakan sebuah alat

yang dapat rusak oleh beberapa hal, diantaranya berkarat, sistem catu daya

listrik dan sistem control lift rusak. Hal ini berakibat memperlambat waktu

untuk mencapai keatas, mengganggu aktivitas kerja pengguna lift pada saat lift

rusak terdapat orang atau barang didalam lift.Hal tersebut sangat merugikan

dalam kehidupan. cara untuk memperbaikinya dengan melakukan pergantian

komponen yang rusak, dan dilakukan uji fungsi kembali setelah diperbaiki [1]

Selain beberapa kerusakan lift diatas, apartemen yang merupakan gedung

bertingkat yang menggunakan lift masih terdapat berapa kekurangan seperti

dalam segi keamanan karena semua orang dapat masuk tanpa identitas. Dari

permasalahan tersebut munculah ide untuk membuat sebuah prototipe sebagai

alat peraga yang berfungsi sama seperti lift sebenarnya yang digunakan pada

gedung-gedung bertingkat dengan memanfaatkan lift cerdas. Kecerdasan

disini dengan menggunakan RFID dan bot telegram.


1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:

1. Bagaimanakah perancangan Prototipe lift cerdas 3 lantai berbasis

outseal?

2. Bagaimanakah cara kerjaRFID dan bot telegram sebagai sistem kendali

Prototipe lift cerdas 3 lantai dengan berbasis outseal ?

3. Bagaimanakah efektivitas RFID dan bot Telegram sebagai pengendali dan

keamanan pada lift ?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa batasan sebagai berikut :

1. Prototipe ini berukuran 90cm x 30cm

2. Menggunakan Outseal PLC sebagai controller

3. Sistem keamanan menggunakan RFID dan Bot Telegram

4. Menggunakan Motor DC sebagai penggerak naik turunnya lift

1.4 Tujuan Penelitian

1. Merancang Prototipe lift cerdas berlantai 3 berbasis outseal

2. Mengetahui cara kerja bot telegram sistem android

3. Mengetahui efektifitas RFID dan bot telegram sebagai pengendali

keamanan

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis


1. pembuatan alat ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan bagi

mahasiswa
2. Hasil rancang bangun dapat digunakan dalam dunia pendidikan sebagai

alat peraga untuk mempelajari cara kerja lift

1.5.2 Manfaat Praktis

1.5.2.1 Manfaat bagi mahasiswa adalah sebagai berikut :

1. Hasil prototype dapat dijual kepada masyarakat

2. Menjadikan mahasiswa lebih kreatif dengan system yang baru

1.5.2.2 Manfaat bagi masyarakat adalah sebagai berikut :

Dengan menggunakan RFID dan Bot Telegram sebagai pengendali

dan pengaman lift diharapkan dapat membuat pengguna lift

semakin nyaman

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini dibagi dalam beberapa bab

untuk membatasi masalah yang akan diuraikan, maka dari itu pada bagian ini

masalah yang akan dibahas meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini berisi tentang teori–teori yang mendukung dalam
penyelesaian masalah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang model penelitian, prosedur penelitian,

teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan tahap

perancangan alat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang rancang bangun yang telah dikerjakan

kemudian dianalisa serta di uji kelayakan dari lift cerdas 3 lantai

tersebut

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan tentang hasil rancangan yang

telah dibuat serta saran dalam pengembangan dan penggunaan

rancangan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Afrizal Sabriansyah Rozjak dkk (2020)

yang berjudul Rancang Bangun Simulasi Lift Empat Lantai Menggunakan

ARM. Alat peraga ini dibuat dengan menggunakan 11 buah tombol dan 4

buah sensor optocoupler sebagai masukan nya. 11 buah tombol ini digunakan

sebagai tombol lantai, tombol naik turun lift dan tombol alarm. Sedangkan

sensor optocoupler digunakan sebagai pendeteksi posisi sangkar lift. Masukan

dari tombol dan optocoupler kemudian diproses dengan menggunakan ARM

NUC120 dan menghasilkan keluaran berupa gerakan motor DC untuk menarik

sangkar naik ataupun turun dan menampilkan posisi sangkar lift pada tampilan

tujuh ruas. Alat ini juga menghasilkan keluaran berupa bunyi buzzer ketika

tombol alarm di tekan dan nyala led ketika ada tombol yang ditekan untuk

menandakan bahwa tombol telah di tekan.Adapun hasil penelitianya

penggunaan sensor optocoupler TCST2000 sangat cocok untuk sensor posisi

pada alat simulasi dan motor DC harus memiliki gearbox untuk menaikkan

torsi agar bisa mengangkat sangkar lift [2]

Penelitian yang dilakukan oleh Pembuatan Anis Sholikah dkk (2019)

yang berjudul Simulator Lift 3 Lantai Dengan PLC OMRON CP1E.

Rancangan Simulator Lift 3 Lantai ini berbasis PLC Omron CP1E


dengan menggunakan software CX-programer. Dalam Simulator lift 3

lantai terdapat tombol HallCar, CarCall, Emergency, tombol pintu open

dan close, serta lampu indikator. penggerak utama dari simulator lift 3

lantai ini adalah motor induksi. Pada perancangansimulator lift 3 lantai

terdapat input dan output yang terhubung pada panel kendali. Adapun Hasil

penelitianya simulator lift 3 lantai dengan PLC Omron CP1E dibuat sebagai

alat percobaan atau simulasi untuk mengurangi terjadinya kesalahan dalam

pembuatan lift yang sebenarnya. [3]

Penelitian yang dilakukan oleh Ayu A., Gita. 2015 yang berjudul Prototipe

kendali Lift Penumpang 4 Lantai berbasis PLC. PLC yang digunakan adalah

PLC OMRON CPM1A-40CDT-D-V1. Untuk mengaktifkan PLC ini

dibutuhkan tegangan sebesar 24 V DC yang bersumber dari powersupply.

Input yang digunakan yaitu pushbutton tipe NO dan limit switch, sedangkan

output yang digunakan adalah lampu indikator dan motor. Motor yang

digunakan adalah motor gearbox. Semua input dan output disupply oleh

powersupply 24 V DC. Terdapat driver motor 2 arah putar menggunakan

rangkaian relay 24 V DC . Pada prototipe ini, lift tidak dilengkapi dengan

dengan pintu, pintu disimulasikan dengan lampu. Pengujian yang dilakukan

pada alat ini meliputi pengujian koneksitas wiring, pengujian program, dan

pengujian secara keseluruhan. Hasil pengujian dari alat ini, semua sistem

sudah berjalan dengan benar. Prototipe kendali lift penumpang 4 lantai

berbasis PLC sudah siap digunakan untuk trainer pembelajaran [4]


Penelitian yang dilakukan oleh Burhanudin, Muhammad Aji (2018) yang

berjudul Simulasi Pembuatan Miniatur Lift 3 Lantai Dengan Menggunakan

Sensor Load Cell dan Infrared Berbasis Progammable Logic Controller

(PLC) Schneider TM221CE16R dan Human Machine Interface (HMI) PLC

yang digunakan sebagai kendali miniature lift 3 lantai yaitu PLC Modicon

TM221CE16R. PLC Modicon TM221CE16R merupakan salah satu dari

keluarga PLC M221 Schneider Electric. Kelebihan dari PLC Schneider

TM221CE16R yaitu memiliki 16 I/O digital dengan 9 input dan 7 output

digital yang mudah dalam pemrograman menggunakan software So Machine

Basic. Pada simulasi miniature lift 3 lantai digunakan sensor loadcell sebagai

pendeteksi beban maksimal pada kabin lift dan sensor infrared sebagai

pendeteksi pada pintu lift, apabila objek melewati pintu maka pintu akan

menutup. Pada tampilannya, alat ini dapat memberikan informasi berupa

beban yang terdeteksi pada kabin lift dan letak keberadaan kabin lift pada

miniature lift 3 lantai ini. Pada proses pengukuran alat ini memiliki tingkat

kesalahan 4,21% untuk pengujian sensor loadcell pada saat kabin naik dan

turun serta jarak yang mampu terdeteksi oleh sensor infrared sejauh 10 cm.

Kata Kunci : HMI, Lift, PLC Schneider TM221CE16R, Sensor Infrared,

Sensor LoadCell, hasil pengujian dari alat ini, mengetahui cara

mengoperasikan miniatur lift menggunakan PLC Schneider TM221CE16R

sebagai sistem kontrolnya. [5]

Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Andriyani (2021) yang berjudul

Perancangan Dan Pembuatan Trainer Praktikum Sistem Pengendalian PLC


Lift Barang 3 Lantai. Trainer ini memiliki desain menjulang ke atas dengan

tinggi 50 cm yang dibagi menjadi 3 bagian dan terbuat dari bahan kayu lis

ukuran 1 cm x 1 cm sebagai kerangka utamanya. Menggunakan sistem kendali

PLC yang dapat dimasukan program yang nantiya dapat menggerakkan lift

baik turun maupun naik. Memanfaatkan motor listrik DC 12 volt sebagai

penggerak mekanik lift, menggunakan push button untuk mengoperasikan lift

secara manual dan penggunaan limit switch yang berfungsi sebagai sensor.

Guna memperoleh hasil yang baik penelitian ini menggunakan metode studi

pustaka, perancangan desain, pembuatan program PLC, pembuatan trainer dan

pada tahap terakhir dilakukan uji coba pengoperasian trainer. Dari hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebuah pembelajaran untuk menambah ilmu

tentang penggunaan trainer yang memudahkan untuk menyambungkan ke

perangkat PLC. [6]

2.2 LANDASAN TEORI

` 2.2.1 Lift

Lift merupakan alat untuk menaikkan dan menurunkan muatan pada

sebuah gedung bertingkat. Alat ini menggunakan seperangkat alat

rmekanik baik disertai alat otomatis ataupun manual, yang bekerja dengan

bantuan relay atau kontaktor magnetik. Pengendali lift yang digunakan

pada umumnya menggunakan sistem pengendali lift PLC (Programmable

Logic Controller). Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat

tinggi, biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang

lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift


pada zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih

penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka. Terdapat tiga jenis mesin,

yaitu hidraulic, traction atau katrol tetap, dan hoist atau katrol ganda. Jenis

hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist

tarik. [7]

2.2.2 Perancangan komponen yang dibutuhkan

2.2.2.1 Outseal PLC

Outseal PLC adalah PLC yang berbasis arduino board. PLC ini

mempunyai hardware yang terbuka untuk umum, artinya dapat di

download dan di pelajari rangkaian elektroniknya secara bebas serta

membuat sendiri di rumah dengan harga yang terjangkau. Dimana

software berupa program visual (ladder diagram), yang berbahasa

Indonesia dan dapat dimiliki oleh siapapun secara gratis. Outseal PLC

adalah sebuah shield (perangkat tambahan) untuk arduino yang dapat

menjadi sebuah PLC dengan 8 digital input dan 8 digital output. 13

Outseal PLC sudah mempunyai semua fitur dasar dari PLC dan

ditambah lagi dengan beberapa fitur diantaranya mampu menerima

masukan tegangan 24 volt, menyediakan driver relay sehingga mampu

mengontrol relay secara langsung. [8]


Gambar 2.1 Outseal PLC

Outseal PLC Shield adalah sebuah shield (perangkat

tambahan) untuk arduino yang dapat mengubah sebuah arduino menjadi

sebuah PLC dengan 8 digital input dan 8 digital output. Outseal PLC

Shield dirancang dengan efektif dan optimal agar biaya pembuatan bisa

rendah tanpa mengurangi kualitas. Outseal PLC sudah mempunyai

semua fitur dasar dari PLC dan ditambah lagi dengan beberapa fitur

tambahan:

1. Membuat arduino mampu menerima input tegangan 24 V.

2. Menyediakan driver relay sehingga mampu mengontrol relay secara

langsung.

3. Melindungi input dan output terhadap tegangan statis transient

hingga 15 V.

4. Menyediakan konektor untuk mempermudah pengkabelan

(wiring).

5. Menyediakan lampu indikator untuk status input dan output.

6. Menyediakan signal conditioner untuk membaca analog input (0-5

V, 0-20 mA).

7. Menyediakan port dan perlindungan untuk modul PLC.

8. Menyediakan konektor komunikasi menggunakan protokol

MODBUS RTU (koneksi dengan HMI).


2.2.2 Wemos D1 Mini

Sebuah board mikrokontroler dengan tambahan fungsi untuk bisa

dihubungkan ke jaringan wifi. Wemos jenis ini merupakan versi paling

rendah dimana versi tertinggi dari board mikrokontroler ini adalah Wemos

D1 R2.

Akan tetapi Wemos D1 Mini ini sangat banyak peminatnya

dikarenakan bentuknya yang sangat simpel, tipis dan praktis. Dengan

bentuk sekecil itu dan sangat tipis, mempunyai memori 16 MB pada versi

tertingginya yaitu Wemos D1 Mini Pro. [9]

Gambar 2.2 Wemos D1 Mini

Spesifikasi dari Wemos D1 Mini

1. Beroperasi pada tegangan operasional 3,3 V

2. Memiliki 11 pin digital IO termasuk didalamnya spesial pin untuk

fungsi i2c, one-wire, PWM, SPI, interrupt

3. Berbasis micro USB untuk fungsi pemrogramannya

4. Memoryflash : 4Mbyte
5. Dimensi module : 34,2 mm x 25,6 mm

6. Clockspeed : 80MHz

7. Menggunakan IC CH340G untuk komunikasi

2.2.3 RFID

Pengenal frekuensi radio adalah sebuah metode identifikasi dengan

menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk

menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah

sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk,

hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan

gelombang radio. Label RFID berisi informasi yang disimpan secara

elektronik dan dapat dibaca hingga beberapa meter jauhnya. Sistem pembaca

RFID tidak memerlukan kontak langsung seperti sistem pembaca kode

batang. [10]

Sebuah label RFID dapat ditempelkan ke sebuah objek dan digunakan

untuk melacak dan mengelola inventaris, aset, orang, dan lain-lain. Sebagai

contoh, label RFID bisa ditempelkan di mobil, peralatan komputer, buku-

buku, ponsel, dan lain-lain.

RFID menawarkan keunggulan dibandingkan sistem manual atau

penggunaan kode batang. Label dapat dibaca jika melewati dekat pembaca

label, bahkan jika pembaca tertutup oleh objek atau tidak terlihat. Label

dapat dibaca di dalam sebuah wadah, karton, kotak atau lainnya. Label RFID

dapat membaca ratusan pada satu waktu, sedangkan kode batang hanya

dapat dibaca satu per satu.


Gambar 2.3 RFID

Module RFID RC522 Reader atau Writer mengaplikasikan Philips

MFRC522 yang dirancang agar gampang untuk digunakan dengan harga

relatif murah. Module ini menggunakan frekuensi 13.56 Mhz yang

memungkinkan dalam pembacaan dan penilisanchip RFID dengan jarak

yang dekat. [11]

Spesifikasi RFID RC522 :

1. Arus dan tegangan operasional : 13-26mA/DC 3.3V

2. Tipe kartu Tag yang didukung : mifare1 S50, MIFARE DESFire,

omifare Pro, mifare1 S70 MIFARE Ultralight

3. Idlecurrent :10-13mA/DC 3.3V

4. Peak current: 30mA

5. Sleepcurrent: 80uA

6. Menggunakan Antarmuka SPI

7. Kecepatan transfer rate data : maximum 10Mbit/s

8. Frekuensi kerja : 13.56MHz

9. Ukuran dari RFID Reader : 40 x 60mm


10. Suhu tempat peny`impanan : -40 – 85 degrees Celsius

11. Suhu kerja : -20 – 80 degrees Celsius

12. Relative humidity: relativehumidity 5% -95%

2.2.4 Motor DC

Motor DC adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik

menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat

disebut sebagai motor arus searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki

dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (DirectCurrent)

untuk dapat menggerakannya. motor listrik DC ini biasanya digunakan pada

perangkat-perangkat elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik

DC seperti vibrator ponsel, kipas DC dan bor listrik DC. [12]

Gambar 2.4 Motor DC


Spesifikasi Motor DC
1. Built-in gearbox.

2. Vsuplai : DC 12V ~ 24V.

3. Arus : 3 Amp.

4. Speed : 75 rpm.

5. Torsi : 10 Kg.cm.

6. Dimensi body : panjang 5,5 cm x diameter 3,75 cm.

7. Dimensi shaft : panjang 1,5 cm x diameter 5 mm.


8. Berat : 185 gr.

2.2.5 Power Supply

Power supply atau catu daya adalah suatu alat atau perangkat elektronik

yang berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC untuk memberi

daya suatu perangkat keras lainnya. Sumber AC yaitu sumber tegangan

bolak-balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan

searah.

Power supply/unit catu daya secara efektif harus mengisolasi rangkaian

internal  dari  jaringan  utama,  dan  biasanya  harus  dilengkapi  dengan

pembatas  arus  otomatis  atau  pemutus  bila  terjadi  beban  lebih  atau

hubung  singkat.  Bila  pada  saat  terjadinya  kesalahan  catu  daya,

tegangan  keluaran DC meningkat  di  atas  suatu  nilai  aman maksimum

untuk rangkaian internal, maka daya secara otomatis harus diputuskan. [13]

Gambar 2.5 Power Supply

Spesifikasi powersupply
1. Power supply switching

2. 24V 1A Body Jaring

3. Input : 110-220v AC 50/60Hz

4. Output : 24V DC 1Ampere

5. Dimensi : 8.5 x 5.8.7x 3.4 cm

6. Body Metal

7. Led indikator

8. VR voltage adjustable

2.2.6 Limit Switch

Limit Switch (saklar pembatas) adalah saklar atau perangkat elektro

mekanis yang mempunyai tuas aktuator sebagai pengubah posisi kontak

terminal (dari Normally Open/ NO ke Close atau sebaliknya dari Normally

Close/NC ke Open).  Posisi kontak akan berubah ketika tuas aktuator

tersebut terdorong atau tertekan oleh suatu objek. Sama halnya dengan

saklar pada umumnya, limit switch juga hanya mempunyai 2 kondisi, yaitu

menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik. Dengan kata lain

hanya mempunyai kondisi ON atau Off. [14]

Gambar 2.6 Limit Switch


2.2.7 Pushbutton

Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar

sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran

arus listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja

unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau

pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan

(dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal. [15]

Gambar 2.7 Pushbutton


2.2.8 Motor Driver

Driver Motor merupakan suatu system yang mengontrol tegangan yang

akan diteruskan ke motor dan juga dapat merubah arah putaran dari motor.

Misalkan suplay motor 12V maka kita dapat mengatur tegangan dari suplay

masuk untuk masuk ke motor dengan driver motor, dengan driver motor kita

dapat mengontrol hanya dengan tegangan 0-5. [16]


Gambar 2.8 Motor Driver IBT-2
Detail Pin Input

1. RPWM = Input PWM Forward Level ,Aktif High

2. LPWM = Input PWM Reverse Level ,Aktif High

3. R_EN   = Input Enable Forward Driver, Aktif High

4. L_EN   = Input Enable Reverse Driver, Aktif High

5. R_IS     = Forward Drive ,Side current alarm output

6. L_IS     = Reverse Drive  ,Side current alarm output

7. Vcc      = +5 V Power Supply Mikrokontroler

8. Gnd     = Gnd   Power Supply Mikrokontroler

Detail Pin Output


1. W-  = Di hubungkan ke Motor DC (V-)

2. W+= Di hubungkan ke Motor DC (V+)

3. B+ = Tegangan Input V+ Motor

4. B-   = Tegangan Input V-  Motor


Spesifikasi

1. Double BTS7960 high current (43A) H-bridge drivers

2. Input voltage: 6V-27V

3. Model: IBT-2

4. Maximum current: 43A

5. Input level: 3.3-5V

6. Control mode: PWM or level


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

metode RnD yaitu metode penelitian dan pengembangan adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk software,

ataupun hardware seperti buku, modul, paket,program pembelajaran ataupun alat

bantu belajar. Penelitian dan pengembangan berbeda dengan penelitian biasa yang

hanya menghasilkan saran-saran bagi perbaikan, penelitian dan pengembangan

menghasilkan produk yang langsung `bisa digunakan research and development

(r&d) sebagai salah satu model penelitian dalam bidang pendidikan.

Model system penelitian ini berupa perancangan prototype lift cerdas 3

lantai berbasis outseal PLC seperti ditujukan pada gambar

Input Proses Output


- Barang Sistem - Motor DC
- Orang Kontrol dan
- Catrol
Monitoring
- Push Button

- Outseal Studio
- Arduino IDE
Gambar 3.1 Model System Penelitian
Orang dan Juga barang akan menjadi input apabila menekan sebuah

Pushbutton yang kemudian diolah oleh Outseal, RFID, Wemos D1 mini, Dan

Arduino Nano menggunakan system pengkodean berupa Outseal Studio dan

Arduino IDE, untuk mengendalikan Catrol dan Motor DC sehingga lift dapat

bergerak naik maupun turun.

Dari beberapa metode, metode rnd adalah metode yang paling tepat untuk

pembuatan produk lift cerdas 3 lantai menggunkan outseal dengan penambahan

sensor rfid, karena dapat dikatakan bahwa untuk menghasilkan hardware yang

baik dan benar, diperlukan prosedur yang sesuai.

3.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara

pertahap, yaitu

Analisis Desain Pengkodeann Pengujian

A. Analisis

Melakukan analisis permasalahan yang terjadi pada sistem lift

cerdas dengan mengumpulkan data yang diperlukan sebagai bahan

penelitian maka dibuatlah sebuah alat lift cerdas dengan menggunakan

outsealsehingga mempermudah dalam pengerjaan.

B. Desain

Desain perangkat adalah proses multi langkah yang fokus pada

desain pembuatan Alat. Tahap ini melakukan perancangan design alat

dalam bentuk prototype sesuai dengan yang dibutuhkan.


C. Pengkodean

Pembuatan kode program. Dalam tahap ini desain sudah dibuat

ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Bahasa pemrograman

yang digunakan adalah Arduino uno dengan menyalurkan data kedalam

outseal

D. Pengujian

Setelah alat diimplementasikan dan kemudian dilakukanlah tahap

pengujian. Pengujian fokus pada sistem kerja dan perangkat keras dari segi

fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini

dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan

keluarkan yang dihasilkan sesuai dengan yang dinginkan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data, maka metode

pengumpulan data merupakan salah satu langkah yang paling penting dalam suatu

penelitian. peneliti yang melakukan penelitian tidak akan mendapatkan data yang

diinginkan jika tidak mengetahui metode dalam pengumpulan data. Pengumpulan

data dapat dilakukan dengan berbagai settingnya, data dapat dikumpulkan pada

setting alamiah, pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan

beberapa responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan dan lain-lain. Bila dilihat

dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi

(pengamatan).
3.4. Instrumen Penelitian

Dalam membuat lift cerdas 3 lantai menggunakan outseal dibutuhkan beberapa

alat yang dipakai, antara lain :

3.4.1 Alat

Tabel 3.1 alat yang dibutuhkan dalam pembuatan prototype lift

Alat

No Nama Alat Fungsi

Melelehkan timah yang digunakan untuk

Solder merekatkan komponen elektronika pada papan


1
PCB

Mengukur panjang atau lebar berbagai bidang

Penggaris datar yang mempunyai dimensi kecil, misalnya


2
ubin atau gambar

Menyambung dua logam untuk mencapai

Las listrik kekuatan hasil las yang paling tidak sama


3
kualitasnya dengan logam induk

Memotong barang atau benda yang mempunyai


Gerinda
4
ukuran tidak terlalu tebal

Mengukur panjang dan juga jarak. Alat ini juga

Meteran dapat dimanfaatkan untuk mengukur sudut,


5
membuat sudut siku, serta membuat lingkaran

6 Kuas Menempelkan cat minyak, akrilik, maupun air


pada permukaan kanvas atau triplek

Memprogram software outseal studio, wemos d1

Laptop mini dan RFID sebagai penggerak dalam


7
pembuatan prototype lift cerdas 3 lantai

Mengencangkan dan melepaskan berbagai macam


Obeng
8
jenis sekrup.

Tabel 3.2 bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan prototype lift


Bahan

No Nama bahan Fungsi

Menghubungkan kabel dengan PCB dan juga


Kabel jumper
1
komponen elektronik pada breadboard

Menyambungkan antara dua buah komponen

yaitu komponen perekat elektronika dengan


Tenol
2
papan pcb

Struktur penyangga ataupun elemen penguat atau


Besi siku
3
penstabil pada berbagai macam kontruksi

Cat besi Sebagai pelindung besi agar tidak mudah berkarat


4
Outseal Penggerak utama lift cerdas 3 lantai
5
Mengirim notifikasi bot telegram kepada
Wemos d1 mini
6
pengguna lift

7 RFID Memberikan akses pengguna lift untuk naik ke


lantai yang dituju

Motor DC Mengangkat dan menurunkan prototype lift


8
Motor driver Mengontrol kecepatan dan arah perputaran lift
9
menyuplai arus listrik yang sebelumnya diubah

dari bentuk arus listrik yang berlawanan atau AC,


Power supply
10
menjadi arus listrik yang searah atau biasa disebut

sebagai arus DC.

3.5. Tahap Perencanaan Alat

Pada tahap perancangan alat terbagi menjadi perancangan keras

(hardware) dan perancangan perangkat lunak (software)

3.5.1 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Dalam Perancangan Hardware diperlukan beberapa rangkaian untuk membuat

sebuah lift cerdas seperti rangkaian Motor DC, rangkaian power supply,

rangkaian outseal, rangkaian RFID di perancanganan juga wemos mini, desain

Hardware dapat dilihat pada gambar berikut :


Power Supply
Push Button
Wemos Mini
Outseal PLC
Motor DC

Limit Switch RFID


Driver Motor

Gambar 3.2 perancangan perangkat keras

Berikut Penjelasan tiap-tiap blok desain perancangan Hardware :

1. Power Supply

Power supply yang digunakan adalah 24V 1A, fungsi dan cara kerja dari power

supply ini untuk menjalankan outseal yang digabung dengan arduino nano,

2. Outseal PLC

Outseal PLC adalah sebuah alat suatu mikroprosesor yang digunakan untuk

otomasi proses industri seperti pengawasan dan pengontrolan mesin di jalur

perakitan

3. Arduino

Arduino adalah salah satu jenis papan mikrokontroler, arduino digunakan untuk

mengontrol sensor RFID melalui program yang telah diatur pada arduino

4. Motor DC

Motor DC digunakan untuk mengangkat dan menurunkan prototype lift


5. Driver Motor

Driver motor digunakan untuk mengontrol kecepatan serta arah perputaran motor

DC

6. Limit Switch

Alat ini berfungsi sebagai penanda serta menghentikan lajunya lift yang naik dan

turun agar tepat pada posisi yang sudah direncanakan

7. RFID

Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan

di dalam sebuah prototiype, alat ini berfungsi untuk mendeteksi identitas

pengguna lift

8. Wemos Mini

Wemos mini berfungsi untuk menghubungkan identitas pengguna ke bot

Telegram

3.5.2 Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Dalam Perancangan Software diperlukan aplikasi fritzing, sketchup make

untuk membuat desain prototype lift cerdas 3 lantai dan membuat rangkaian

desain komponen lift seperti rangkaian Motor DC, rangkaian power supply,

rangkaian outseal, rangkaian RFID dan Wemos D1 Mini. desain Software

dapat dilihat pada gambar berikut :


Gambar 3.3 perancangan desain prototype Lift
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Alat

Hasil dari beberapa pengujian Lift cerdas 3 lantai menggunakan outseal

dengan penambahan sensor RFID yang telah dibuat sesuai perancangan. Semua

komponen elektronik sudah terpasang dan siap dilakukan percobaan, untuk hasil

pengujian yang pertamakali dilakukan terdapat banyak permasalahan yang

ditemukan.

Pertamakali melakukan pengujian yaitu pada kekuatan motor DC yang

digunakan, untuk mengerek box agar bisa bergerak naik maupun turun. Pertama

motoran tidak kuat untuk mengangkat box, dikarenakan torsi dari motor kurang

besar, motor dapat berjalan apabila box lift diangkat menggunakan tangan, dari

percobaan tersebut mengakibatkan efek panas dan kerusakan pada motor,

sehingga diperkirakan motor tidak akan tahan lama apabila dipaksakan untuk

dirakit. Dengan hasil yang tidak sesuai yang diperkirakan akhirnya

memuituskan untuk mengganti motor listrik penggerak box lift dengan motoran

yang lebih kuat torsinya.

Setelah melakukan penggantian motor listrik sebagai penggerak, catrol bisa

bergerak sesuai dengan yang diharapkan, dari percoban penggantian motor listrik

yang kedua maka catrol bisa bergerak naik turun tanpa dibantu menggunakan
tangan. Pada tahap pengujian alat digunakan sebagai pembelajaran pembuatan

prototype lift 3 lantai.

Gambar 4.1
Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4
Gambar 4.5

4.1.2 Hasil Pengujian


A. pengujian Kinerja Komponen
Pengujian komponen yang pertama yaitu pada outseal. Outseal ini mirip
seperti PLC pada umumnya, hanya saja outseal sudah dilengkapi dengan arduino,
serta ukurannya lebih kecil disbandingkan dengan PLC. Percobaan dilakukan
dengan menggunakan program melalui outseal studio dengan cara
menghubungkan pin yang sama antara program dan alatnya pada pembuatan lift
cerdas 3 lantai.

Diagram outseal studio 4.1.2


Pengujian yang kedua yaitu pada Driver Motor, driver motor berfungsi
mengatur perputaran arah pada motor DC, dimana driver ini menerima sinyal
perintah dari program yang sudah dibuat sehingga lift dapat bergerak naik
maupun turun sesuai dengan keinginan.
Pengujian yang ketiga yaitu pada motor DC. Motor DC sangat berguna
pada kinerja lift . Motor DC akan menerima perintah dari program arduino
melalui outseal untuk menggerakan katrol menuju atas maupun bawah.
Pengujian selanjutnya yaitu sensor RFID, pengujian pada sensor ini
dilakukan sangat teliti karena jarak pendeteksi yang sangat dekat membuat sensor
ini susah menerima sinyal perintah apabila kartu terlalu jauh dari RFID, pengujian
dilakukan dengan mendekatkan RFID tag card pada RFID reader. Reader dengan
jarak tertentu dan diukur oleh penggaris. Apabila RFID Tag Card terdeteksi maka
identitas dari pengguna kartu akan otomatis terdeteksi.
Table 4.1
UJI COBA JARAK SENSOR PADA RFID
1 Cm 2 Cm 3 Cm
1 Terdeteksi Terdeteksi Tidak Terdeteksi
2 Terdeteksi Terdeteksi Tidak Terdeteksi
3 Terdeteksi Terdeteksi Tidak Terdeteksi
4 Terdeteksi Terdeteksi Tidak Terdeteksi
5 Terdeteksi Terdeteksi Tidak Terdeteksi

Pada uji coba yang pertama sampai yang kelima, sensor RFID dapat
bekerja dengan baik dikarenakan pada saat penempelan card dan jarak 1 cm
sampai dengan 3 cm dapat membaca tag card dengan baik, pengujian sensor
RFID ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh jarak transmisi antara tag
card RFID dengan RFID reader. Pengujian dilakukan dengan mendekatkan tag
card RFID reader dengan jara tertentu kemudian diukur oleh penggaris.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam penulisan tugas akhir ini bermaksud untuk menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan tentang outseal, selain itu juga diharapkan bisa
untuk mengembangkan ilmu tekhnologi yang lebih baik lagi

Berdasarkan hasil penyusunan tugas akhir ini, maka dapat diambil


kesimpulan :
1. Dari hasil pengujian terhadap komponen elektronika yang digunakan
yaitu outseal, RFID, dan Wemos D1 mini, didapatkan hasil

Anda mungkin juga menyukai