Anda di halaman 1dari 3

Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 5 Tahun 2020

Rancang Bangun Elevator Trainer Berbasis PLC Dengan Monitoring Scada

Imam Halimi1 , M.Fariz AR2, Vita Dearni2, Yusufal HN2


1
Jurusan Teknik Elektro/Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. Dr. GA Siwabessy, Kampus UI, Depok
E-mail: imam_halimi@ yahoo.com

Abstrak
Elevator (lift) telah banyak digunakan pada bangunan yang memiliki jumlah lantai lebih dari dua. Penelitian ini
merancang dan memodifikasi prototipe lift yang dapat mensimulasikan pengendalian lift pada gedung berlantai
empat. Penerapan teknologi ini juga bertujuan mengembangkan bahan ajar mata kuliah teknik listrik semester 5 di
Politeknik Negeri Jakarta. Metode pelaksanaannya dengan cara mencari referensi terkait elevator trainer, membuat
rancangan desain, pembelian alat dan bahan, perakitan alat, pengujian alat, dan pembuatan laporan. Penggerak
pintu akses dan kabin elevator trainer menggunakan motor DC 12V 90mA yang dilengkapi dengan gear box.
Keberadaan posisi pintu di setiap lantai menggunakan 4 limit switch di tiap-tiap lantai dan 1 load cell sensor di
bagian bawah kabin. Hasil rancangan prototipe elevator disimulasikan menggunakan perangkat lunak
SoMachineBasic sebagai software PLC, HMI Droid, Vijeo Citect sebagai software SCADA. Melalui simulasi
tersebut diperoleh jumlah input dan output perangkat kontrol yang diperlukan, yaitu : 23 Input dan 15 Output.
Kata Kunci: elevator trainer, plc, hmi droid, scada

1. Pendahuluan Elevator (lift) merupakan alat transportasi


vertikal yang digunakan untuk memindahkan orang
Sebuah pengendalian oleh PLC pada elevator atau barang pada suatu gedung/bangunan bertingkat.
trainer sangat membantu untuk memudahkan pengguna Elevator telah banyak digunakan pada bangunan
dalam pengoperasiannya, namun masih terasa kurang yang memiliki jumlah lantai lebih dari dua. Ditinjau
karena masih belum bisa memonitoringnya. Untuk dari pergerakannya lift dapat dibagi menjadi : Electric
melengkapi kekurangan tersebut, ada suatu sistem yang lift, Machine Room Less lift, dan Hydraulic lift.
dinamakan HMI dan SCADA perlu dilakukan. Sistem Perancangan lift didasari oleh berbagai faktor,
HMI dan SCADA diketahui dapat memudahkan diantaranya yaitu : Kapasitas penumpang, jumlah
pengguna untuk memonitoring dan melakukan eksekusi lantai yang dilayani, interior dari lift, dan ketersediaan
langsung pada modul yang dibuat. Oleh karena itu, ruang mesin. Jumlah lantai yang dilayani dapat
penelitian elevator trainer ini sangat penting untuk menjadi dasar pertimbangan dalam merancang sistem
dilakukan untuk mewujudkan rancang bangun elevator kendali lift. Semakin banyak jumlah lantai yang
yang inovatif dan efisien. dilayani memiliki kecenderungan sistem kendali yang
semakin komplek. Penelitian ini merancang sistem
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan antara lain : kendali miniatur lift yang dapat mensimulasikan
a. Membuat sebuah prototipe elevator trainer 4 operasional lift pada gedung berlantai empat. Tipe
lantai berbasis PLC dengan input HMI dan penggerak lift yang digunakan adalah electric lift yang
monitoring SCADA. menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya.[1]
b. Menjelaskan sistem kerja rancang bangun PLC singkatan dari Programmable Logic
elevator trainer berbasis PLC dengan input Controller adalah perangkat yang menjadi pusat
HMI dan monitoring SCADA. kontrol pengoperasian suatu system. Pengertian PLC
menurut National Electrical Manufacturer
Adapaun kegunaan dari penelitian ini antara lain : Assosiation (NEMA) merupakan perangkat elektronik
a. Dapat menjadi media pembelajaran bagi yang bekerja secara digital yang menggunakan
mahasiswa semester 5 Teknik Listrik di “Programmable Memory” untuk penyimpanan intruksi
Politeknik Negeri Jakarta. internal guna menerapkan fungsi - fungsi khusus seperti
b. Dapat menjadi acuan bagi pengembangan logic, sequencing, pengukuran waktu, penghitungan
elevator di bidang kontrol kelistrikan. dasn aritmetik, untuk mengontrol modul - modul

183
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 5 Tahun 2020

input/output secara analog atau digital, berbagai jenis


mesin atau proses tertentu.[2] 2. Metode Penelitian
PLC diciptakan untuk menggantikan sistem
otomasi yang menggunakan ratusan atau ribuan rele, Metode pelaksanaan pada program ini,
timer dan alat kendali konvensional lainnya. PLC ini dengan mendesain alat terlebih dahulu,
mula-mula dipakai oleh industri otomotif, di mana mencocokan dari permasalahan yang ingin
revisi software menggantikan panel control yang diselesaikan. Selanjutnya memilih alat penunjang
dirangkai secara hardwired, pada saat dilakukan dan bahan yang akan digunakan untuk dirakit.
perubahan model.[3] Perakitan alat akan dilaksanakan jika semua
SCADA singkatan dari Supervisory Control and alat penunjang dan bahan serta data yang
Data Acquisition adalah sebuah system yang dirancang menunjang kebutuhan pembuatan alat sudah
untuk sebuah pengendalian dan pengambilan data lengkap dan tersedia. Perakitan alat akan
dalam pengawasan (Operator/Manusia). Biasanya dilaksanakan di Kampus Politeknik Negeri Jakarta.
SCADA digunakan untuk pengendalian suatu proses Dalam pelaksanaanya, seluruh anggota termasuk
pada industri. SCADA umumnya mengacu pada sistem ketua pelaksana mengerjakan secara total dan
kontrol industri: sistem komputer yang memantau dan menyeluruh hingga alat elevator trainer ini bisa
mengontrol industri, infrastruktur, atau fasilitas selesai sesuai target.
berbasis proses.[4] Dalam sistem SCADA ini Untuk perakitannya, Pertama, membuat program
difokuskan pada pembuatan simulator elevator trainer, ladder yang akan dimasukkan ke dalam PLC
selain itu ada fasilitas tambahan yaitu penggunaan PLC Schneider Modicon M221 40I/O dengan perangkat
sebagai kontrol unit yang ditempatkan pada simulator lunak SoMchineBasic. Kedua, membuat animasi
dan koneksi PLC dan PC untuk penerapan visualisasi untuk input dari HMI XP-Builder dan monitoring
SCADA.[5] SCADA mengumpulkan informasi, lalu SCADA dengan software SCADA Vijeo Citect.
mengirimkannya kembali ke pusat, membawanya Terakhir, memasang PLC, HMI, dan komponen-
untuk setiap analisis penting dan kontrol, kemudian komponen lain yang dibutuhkan pada modul
menampilkan informasinya pada layar operator.[6] elevator trainer.
Sistem SCADA tidak dapat berdiri sendiri,
namun harus didukung oleh berbagai macam
infrastruktur, yaitu:
1. Telekomunikasi
2. Master Station
3. Remote Terminal Unit
4. Protokol Komunikasi[4]
Istilah Human Machine Interface muncul untuk
menjembatani jurang antara manusa (operator) dengan
plant (elevator), sehingga operator dapat mengawasi dan
mengendalikan plant dengan mudah.[7] Tampilan yang
ditampilkan berupa tombol-tombol penting dalam
menjalankan, memproses dan menghentikan sistem, serta Gambar 3.1. Diagram Blok
melakukan pemantauan proses.[8] Kelebihan dibandingkan
sistem yang lain adalah HMI menyediakan fasilitas
penyimpan data.[9] Implementasi konsep HMI dapat
membantu proses interaksi dan mengidentifikasi hal-hal 3. Hasil dan Pembahasan
yang dapat menyebabkan kegagalan dan penerapan sistem
serta menciptakan sebuah sistem interaktif berkualitas Tampilan HMI ditunjukkan pada gambar 4.1.
tinggi bersifat akrab dan ramah dengan penggunanya. [10]
HMI mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Memonitor keadaan yang ada di elevtor trainer.
b. Mengatur nilai pada parameter yang ada di elevator
trainer.
c. Mengambil tindakan yang sesuai dengan keadaan yang
terjadi.
d. Memunculkan tanda peringatan dengan
menggunakan alarm jika terjadi sesuatu yang tidak Gambar 4.1. Desain HMI
normal.
e. Menampilkan pola data kejadian yang ada di elevator
trainer baik secara real time maupun historical Tampilan desain SCADA ditunjukkan pada gambar
(trending history atau real time)[8] 4.2.

184
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Volume 5 Tahun 2020

4. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengujian dan analisa
data terkait penelitian ini, ada beberapa hal yang
dapat penulis simpulkan antara lain :

1. Komunikasi antara PLC, HMI Droid, dan SCADA


telah berhasil terhubung melalui jaringan wifi pada
router.
2. Program PLC yang telah dibuat, berhasil
merealisasikan pengendalian kontrol untuk rancang
bangun lift trainer sesuai dengan deskripsi kerja
Gambar 4.2. Desain SCADA
yang diinginkan.
3. Desain HMI Droid dan SCADA telah berhasil
Komunikasi antara PLC, HMI Droid, dan SCADA
digunakan untuk memantau ataupun mengeksekusi
Dalam pengoperasian elevator trainer, harus ada
langsung program yang telah dibuat di PLC.
sebuah media komunikasi yang menghubungkan
seluruh perangkat yang digunakan untuk
pengeksekusian dan pengawasannya. Pada rancang
bangun elevator trainer ini menggunakan router dengan DAFTAR ACUAN
memanfaatkan jaringan wifi. Berikut gambaran secara
[1] Hartawan Liman, Shantika Tito, Ridwan Muhammad,
umum sistem dari komunikasinya.
Purwanto Tri Sigit. 2010. Perancangan Sistem Kendali
Miniatur Lift 3 Lantai. Seminar Nasional-IX. ITENAS-
Bandung
[2] Bolton,W. 2003. Programmable Logic Controller. Third
Edition. Oxford: Newnes.
[3] Pranowo I. Deradjad, H David Lion. 2008. Prototipe
Elevator Barang 4 Lantai Menggunakan Kendali PLC.
Jurnal Media Teknika Vol. 8 No.1. Universitas Sanata
Dharma
[4] Admin. 2015. SCADA. Ensiklopedia Supervisory
Control And Data Acquisition (SCADA)
[5] Pasila Felix, dkk. 2004. Sistem Automasi Proses
Produksi Minuman Dengan Sistem SCADA
Menggunakan PLC. Jurnal Teknik Elektro Vol. 4
No.1. Universitas Kristen Petra
[6] Bayusari Ike, dkk. 2013. Perancangan Sistem
Pemantauan Pengendali Suhu pada Stirred Tank
Heater menggunakan Supervisory Control and Data
Acquisition (SCADA). Jurnal Rekayasa Elektrika Vol.
10 No.3. Universitas Sriwijaya
[7] Sarifuddin, Yanti Nur. 2012. Implementasi
Programmable Logic Control Dan Wonderware
Intouch Untuk Otomasi Smart Home. Jurnal
Teknologi Terpadu Vol.2 No.1. Politeknik Negeri
Balikpapan
[8] Admin. 2011. HMI. Ensiklopedia Human Machine
Interface (HMI)

Gambar 4.3. Setting IP Address HMI

185

Anda mungkin juga menyukai