disusun oleh
JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada era modern ini, teknologi terus berkembang, termasuk alat transportasi antar lantai dalam suatu gedung. Nama dari alat transportasi tersebut yaitu Eskalator. Eskalator ini memiliki kelebihan yaitu memiliki sistem kendali yang mengendalikan kecepatan Eskalator tersebut, tujuannya yaitu agar tidak kesusahan pada saat mau menginjak anak tangga pertama dari Eskalator, biasanya kesulitan ini dialami oleh orang yang berusia 50 tahun keatas. Namun ada kendala dengan adanya teknologi eskalator ini, dibutuhkan daya listrik yang besar untuk dapat mengoperasikan eskalator ini. Bayangkan bila eskalator beroperasi terus tapi tidak ada yang menggunakannya, berapa besar daya listrik yang terbuang percuma. Oleh karena itu, saat ini mulai dikembangkan eskalator otomatis yang dilengkapi oleh sensor yang dapat mendeteksi orang yang lewat di eskalator sehingga eskalator akan secara otomatis beroperasi saat ada yang ingin menggunakan dan akan otomatis berhenti saat tidak ada yang menggunakan.
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
Mempelajari dan mengetahui cara kerja sistem kendali kecepatan pada eskalator otomatis
1.4
Pembatasan Masalah
Isi dari makalah ini hanya membahas sistem kendali kecepatan pada eskalator otomatis.
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Eskalator atau tangga jalan adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor. Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk mengangkut orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek eskalator digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang mana menggunakan elevator tidak praktis. Pemakaiannya terutama di daerah pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya. Keuntungan dari eskalator cukup banyak seperti mempunyai kapasitas memindahkan sejumlah orang dalam jumlah besar dan tidak ada interval waktu tunggu terutama di jam-jam sibuk dan mengarahkan orang ke tempat tertentu seperti ke pintu keluar, pertemuan khusus, dll.
2.2
Penjelasan : 1. Kecepatan referensi dan kondisi awal sensor dibaca oleh transducer dan kemudian diubah menjadi sinyal listrik 2. Reference signal tersebut kemudian masuk ke dalam sistem pengendalian motor. Pada awal sistem aktif, hanya ada sinyal reference yang masuk ke sistem. 3. Sinyal reference tersebut kemudian melewati komponen comparator dan berubah menjadi sinyal aktuasi yang berfungsi untuk mengendalikan kecepatan putar motor penggerak eskalator. 4. Terjadi proses pengendalian kecepatan, yaitu kecepatan eskalator meningkat / menurun untuk proses aktualisasi kecepatan yang diinginkan. 5. Hasil proses aktualisasi tersebut kemudian dibaca kembali oleh sensor kecepatan putar motor dan sensor halangan dan diubah kembali menjadi sinyal feedback untuk kemudian dikembalikan ke bagian comparator. 6. Sinyal feedback kemudian dibandingkan dengan sinyal input reference sehingga sistem seolah olah mengetahui apakah kondisi aktual sudah sesuai dengan kondisi setpoint yang diinginkan.
2.3
Setpoint : Kecepatan reference yang hendak dicapai Keadaan awal sensor saat tidak ada halangan Controlled variable
Kecepatan eskalator
Controller Modul pengendalian pada motor Controlled Process Motor penggerak eskalator Feedback Pembacaaan kecepatan putar motor aktual Pembacaan sensor apakah ada halangan atau tidak 5. Disturbance Beban orang yang lewat di eskalator akan mempengaruhi kecepatan putar motor sehingga untuk mencapai setpoint diperlukan sinyal error yang lebih besar Kesalahan sensor halangan dalam membaca obstacle. Contoh kasus : Kucing yang berjalan melewati sensor akan mengaktifkan sistem pengendalian kecepatan pada eskalator.
Deadtime Saat sensor mendeteksi halangan, kecepatan tidak langsung berubah pada saat itu juga, ada delay beberapa detik sebelum mencapai kecepatan yang diinginkan.
Kecepatan minimal = 1 KM/h o Difference / Error Signal Perbedaan nilai sinyal reference dengan nilai sinyal aktual o Feedback Signal Hasil pembacaan nilai kecepatan motor aktual Hasil pembacaan sensor : Ada halangan / tidak o Actuating Sinyal hasil perbandingan antara reference signal dengan feedback signal yang masuk ke pengendali motor
2.4
Sistem pengendalian eskalator otomatis ini menerapkan sistem close loop dimana dalam sistem ini terdapat komponen feedback yang berasal dari hasil pembacaan kondisi aktual kecepatan putar motor menggunakan sensor putaran dan hasil pembacaaan dari sensor halangan. Hasil dari komponen feedback tersebut berupa sinyal feedback yang dikembalikan ke comparator untuk kemudian dibandingkan dengan input sinyal reference yang memicu sinyal aktuasi untuk mengendalikan kecepatan putar motor agar sesuai dengan setpoint.
3.1
Kesimpulan
Sistem kendali kecepatan pada eskalator otomatis menerapkan konsep sistem kendali close loop dimana terdapat feedback yang berfungsi untuk membandingkan setpoint dengan keadaan aktual sehingga eskalator dapat bekerja dengan efisien yaitu mengurangi kecepatan saat tidak ada yang menggunakan dan bekerja dalam mode normal saat sedang ada yang menggunakan.
3.2
Saran
Untuk kedepannya, kami berharap agar eskalator otomatis yang saat ini telah ada dapat dikembangkan lagi dengan fitur yang lebih hemat energi seperti mematikan eskalator saat sudah beberapa waktu tidak ada yang menggunakan sehingga penggunaan energi listrik dapat jauh lebih efisien lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2008. Sistem Kontrol Berbasis PID. http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Muhammad%20Ali,%20 ST.,M.T./Sistem%20Kontrol%20PID%20Muhamad%20Ali.pdf. Diakses pada tanggal 17 Mei 2013.
MDE, Chandra. 2010. Aplikasi PLC Eskalator Otomatis. http://telinks.wordpress.com/2008/11/26/aplikasi-plc-eskalatorotomatis/. Diakses pada tanggal 25 Mei 2013.