Anda di halaman 1dari 17

ADAPTASI AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI (ADL)

Kemandirian fungsional pada pelaksanaan aktivitas kehidupan sehari-hari


(ADL) dapat meningkatan pencitraan diri yang positif dan meningkatkan kualitas
hidup orang-orang dengan disabilitas. Pencapaian ini dapat dibatasi oleh berbagai
macam kondisi yang menyebabkan keterbatasan ROM, kekuatan, ketahanan,
koordinasi,

ketangkasan/ketrampilan,

keseimbangan,

sensasi,

penglihatan,

kognisi, dan persepsi. Evaluasi dari keterbatasan fungsi-fungsi ini serta adaptasi
spesifik ADL biasanya dilakukan oleh terapis okupasi (kecuali pada aspek ADL
tertentu seperti berpindah tempat dan ambulasi, dimana terapis fisik terutama
terlibat) dengan masukan dari anggota tim rehabilitasi interdisiplin.
Tujuan dari adaptasi ADL secara umum untuk meningkatkan living
space, meminimalkan biaya kemandirian perawatan diri, dan mengurangi waktu
dan energy yang dibutuhkan untuk menjalankan ADL. Beberapa adaptasi ADL
harus memaksimalkan fungsi pasien dalam kendala waktu yang terbatas, biaya,
dan peningkatan potensi pasien. Faktor untuk mempertimbangkan pemilihan alat
bantu jangka panjang meliputi efektivitas dalam peningkatan ADL dan mencapai
kemandirian fungsional, affordability (di samping biaya pembelian, dan juga
mempertimbangkan biaya pemeliharaan atau perbaikan), operability (yakni,
apakah ini mudah untuk digunakan? Apakah ini berespon baik untuk memenuhi
kebutuhan?), dependability (apakah ini berjalan dengan level prediksi akurasi
dalam kondisi penggunaan yang wajar?), dan motivasi serta keinginan pasien
untuk menggunakannya.
Bab ini meliputi prinsip adaptasi ADL secara umum dan khusus juga
adaptasi khusus dari ADL dasar (seperti tugas perawatan diri) dan instrument
ADL yang lebih tinggi (tugas merawat diri sendiri yang melibatkan interaksi yang
kompleks dengan lingkungan fisik dan sosial, meliputi adaptasi okupasi).
Adaptasi ADL termasuk produk medis sekali pakai seperti kebutuhan medis,
perawatan dan urinary, alat prostetik, alat ortotik, produk medis yang tahan lama
seperti kursi roda, alat bantu jalan, perlengkapan mandi, produk aksesibilitas (lift,
ramps, hand control), dan adaptive self care atau alat bantu yang dideskripsikan
dalam bab ini. Untuk rincian tentang adaptasi ADL, pembaca mengacu pada text
book tentang terapi okupasi.

Prinsip adaptasi ADL


A. Prinsip umum adaptasi ADL
1. Modifikasi tugas, metode untuk menyelesaikan tugas, dan lingkungan
2. Instruksi dan latihan sendi dan konservasi energy
3. Penggunaan alat bantu yang aman
B. Prinsip khusus dari adaptasi ADL
1. Adaptasi untuk ROM yang terbatas termasuk menggunakan adaptasi
untuk meningkatkan jangkauan, mengeliminir kebutuhan membungkuk, dan
mengkompensasi genggaman yang terbatas, menyimpan barang-barang
yang sering dipakai dalam meraih, dan menggunakan teknik proteksi sendi
(seperti pada pasien arthritis reumatoid). Dari posisi duduk tegak di kursi
roda, jarak vertical untuk meraih adalah 20-48 inch (50.8-121.9 cm) dan
jarak maksimum untuk meraih secara horizontal sejauh 18 inch (45..7 cm)
dari sudut meja atau work surface. Pada umumnya, pasien dengan control
tubuh yang baik memiliki kapasitas meraih yang lebih besar.
2. Adaptasi untuk kelemahan termasuk penggunaan objek-objek yang
ringan, alat dan perkakas yang memungkinkan gravitasi untuk membantu,
menggunakan perlengkapan adaptif atau metode untuk mengganti fungsi
yang hilang seperti menggenggam, menggunakan alat dan perkakas yang
kuat, menggunakan prinsip biomekanik (meningkatan pengaruh dalam body
mechanic dan meningkatkan gesekan untuk menurunkan kekuatan yang
dibutuhkan untuk menjepit atau menggenggam): dan menggunakan 2
tangan. Untuk hemiplegic, prinsip khusus dari adaptasi ADL termasuk
menyediakan substitusi untuk fungsi stabilisasi atau fungsi memegang dari
ekstremitas atas yang terlibat dan aktivitas penyesuaian bilateral sehingga
dapat dikerjakan unilateral.
3. Adaptasi untuk ketahanan yang rendah termasuk menggunakan metode
energy

konservatif,

mondar

mandir

untuk

mencegah

kelelahan,

menggunakan prinsip kemiringan untuk kelemahan yang mengurangi


beban kerja (alat dan perkakas beban berat), menyesuaikan kebutuhan
aktivitas untuk kemampuan, menghindari posisi stressful (menekuk
berlebihan, menggapai berlebihan,kontraksi isometric seperti mendorong,

menarik,

mempertahankan

genggaman),

dan

stressor

lingkungan

(lingkungan yang panas dan lembap)


4. Adaptasi untuk incoordination atau ketangkasan yang lemah termasuk
menstabilkan objek, menstabilkan segmen proksimal anggota badan
sehingga control dapat dikonsentrasikan pada segmen distal anggota badan,
menambah beban berat pada segmen distal, menggunakan peralatan yang
berat, peralatan memasak, peralatan dll, menggunakan peralatan adaptif
yang dapat mengurangi slipperiness dan menyediakan kestabilan, dan
mengguankan adaptasi yang mengganti kekurangan kemampuan motorik
halus.
5. Adaptasi untuk penglihatan yang terbatas termasuk mengatur segala
sesuatu pada posisi yang benar dan tepat, menggunakan label Braille untuk
membedakan kaleng barang-barang, warna pakaian, dll. Menggunakan
teknik dan alat-alat yang dapat memperbesar tulisan atau gambar atau
menyediakan high contrast. Dan menggunakan peralatan adaptif yang
menyediakan

pendengaran,

taktil,

atau

feedback

kinestetik

untuk

mengkompensasi penglihatan yang berkurang atau kebutaan.


6. Adaptasi untuk penurunan sensasi termasuk menjaga bagian yang
anasthetic dari goresan, memar, terpotong, terbakar, dan dekubitus,
substitusi penglihatan untuk bagian dan gerakan anggota gerak yang kurang
untuk mendeteksi perubahan texture.
Klasifikasi dan Adaptasi Spesifik ADL
A. Basic ADL (B-ADL) meliputi mobilitas, aktivitas self maintenance (i.e.,
feeding, grooming, dressing, bathing, personal hygiene, toileting,
menstrual care, dan skin management), komunikasi dan ekspresi seksual.
1. Positioning di tempat tidur
Positioning di tempat tidur (misalnya ketika istirahat atau tidur) atau
kursi penting dalam pencegahan ulkus dekubitus, kontraktur, dislokasi
dan deformitas-deformitas lainnya. Positioning juga penting sebagai
persiapan untuk ADLs lainnya (seperti transfer, dressing, sexual acts,
olahraga, bekerja, dll), latihan, dan intervensi lainnya.
a. Adaptasi bed positioning
3

Adaptasi bed positioning meliputi foam leg spacers yang


berbentuk seperti jam gelas untuk mempertahankan alignment
ekstremitas inferior dan tulang belakang saat posisi berbaring
miring, untuk menjaga tulang belakang dan ekstremitas,
penggunaan bantal yang dimodifikasi, selimut khusus untuk
melindungi kulit yang sensitif terhadap beban selimut
(misalnya pada proses penyembuhan skin graft), matras yang
dimodifikasi dan alat lainnya untuk mencegah ulkus dekubitus.

Gambar 1. Foam leg spacer


b. Adaptasi seating positioning
Adaptasi seating positioning meliputi bantalan abduktor untuk
kaki, bantalan lutut dan seating pada kursi roda.

Gambar 2. Abduction pillow


2. Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan berubah dari satu posisi ke posisi
lainnya terlepas dari jarak antara kedua perubahan posisi tersebut. Agar
pasien dapat mobilisai di kasur secara mandiri pasien dapat
menggunakan webbing loops yang diletakkan di sekitar kaki atau
paha).
a. Bed mobility adalah kemampuan untuk bergerak di kasur,
bergeser ke tepi kasur atau berubah ke posisi duduk. Sebagai
tambahan untuk perencanaan kemampuan motorik, pasien

harus memiliki kontrol kepala, kekuatan dan ketahanan


ekstremitas superior yang adekuat.
1) Overhead trapeze bars dapat digunakan untuk membantu
pasien bergerak di kasur dan berubah ke posisi duduk.
Trapeze bars dapat ditempelkan di kasur atau di dinding
untuk digunakan di rumah.

Gambar 3. Trapeze bars


2) Loops dapat ditempelkan sepanjang tepi kasur guna
membantu pasien dengan kekuatan tulang belakang yang
tidak adekuat agar menggunakan ekstremtas superior untuk
mendorong dirinya sendiri berpindah posisi.

Gambar 4. Bed loops


3) Kasur elektrik dapat digunakan untuk menaik-turunkan
kepala

kasur dan membantu pasien untuk berubah

ke

posisi duduk.
b. Transfers diartikan sebagai perubahan gerakan jarak pendek.
Jika seseorang perlu bantuan untuk melakukan transfers maka
ambulation belt akan dilingkarkan ke pinggang pasien.
1) Stand-pivot transfer (SPT) diindikasikan apabila
pembebanan pada ekstremitas inferior diperbolehkan pada
pasien dengan ekstensi panggul dan lutut yang adekuat serta
memiliki keseimbangan yang baik untuk duduk. Apabila

pasien tidak mampu untuk berdiri secara penuh, maka dapat


dilakukan variasi seperti bent-pivot transfer. Bent-pivot
transfer merupakan teknik dimana pasien diminta untuk
menekuk

lututnya

pembebanan

berat

untuk
dan

menjaga

diawasi

oleh

keseimbangan
asisten

yang

memberikan support untuk tulang belakang dan ekstremitas


inferior selama transfer dilakukan.

Gambar 5. Stand-pivot transfers


2) Sit-pivot transfers (depression transfers) diindikasikan
untuk pasien yang tidak mampu mendapatkan pembebanan
pada

ekstremitas

inferior

tapi

memiliki

kekuatan

ekstremitas superior yang cukup agar mampu mengangkat


bokong mereka untuk berpindah kes tempat lain tanpa
berdiri. Pasien harus memiliki keseimbangan duduk yang
baik.
3) Swivel-trapeze transfers diindikasikan untuk pasien yang
tidak mampu mendapatkan pembebanan pada ekstremitas
inferior tapi memiliki kekuatan ekstremitas superior yang
cukup untuk mengangkat sebagian berat tubuh mereka.
Pasien berpegangan pada swivel-trapeze bar, menarik
tubuhnya turun dari kasur, dan mengayunkan tubunhnya ke
tempat lain.

Gambar 6. Swivel-trapeze transfers

4) Sliding board transfers diindikasikan untuk pasien yang


tidak mampu mendapatkan pembebanan pada ekstremitas
inferior tapi memiliki kekuatan ekstremitas superior tidak
begitu adekuat untuk mengangkat bokong mereka dari
posisi duduk. Sliding board digunakan untuk menjembatani
celah antara tempat transfer.

Gambar 7. Sliding board transfers


5) Lift transfer diindikasikan bagi pasien yang tidak mampu
bergerak sama sekali. Lift transfer dilakukan dengan
bantuan orang lain misalnya dengan logroll

Gambar 8. Logroll
6) Floor transfer diindikasikan bagi pengguna kursi roda
dengan kekuatan ekstremitas superior yang adekuat untuk
melakukan transfer.

Gambar 9. Floor transfer

c. Wheelchair mobility digunakan agar pasien yang tidak bisa


ambulasi atau bisa ambulasi dalam jarak pendek dapat mandiri
secara fungsional di komunitas. Proper positioning kursi roda,
toleransi

duduk

yang

baik,

kekuatan

ketahanan

dan

kemampuan kognitif dibutuhkan untuk mobilitas kursi roda


yang efisien dan aman.

Gambar 10. Wheelchair proper position


d. Ambulasi fungsional diartikan dengan berjalan dengan
bantuan alat untuk melakukan aktifitas.
3. Tugas pemeliharaan diri (Self maintenance task)
Tugas pemeliharaan diri termasuk makan, berpakaian, berdandan,
kebersihan personal, mandi, dan pemakaian kakus.
a. Makan
Makan memerlukan ROM, koordinas, dan kekuatan anggota gerak
atas yang adekuat untuj menyendok dan membawa makanan
dengan

gerakan

tangan

menuju

ke

mulut.

Makan

juga

membutuhkan kemampuan untuk menggerakkan alat makan untuk


memotong, begitu pula kemampuan menghisap, menggerakkan
lidah, mengunyah, dan menelan makanan.
1) Sendok dan garpu termasuk modifikasi gagang sendok/garpu
untuk meningkatkan kemampuan memegang (gagang berbahan
busa, plastik, polypropylene, atau dilapisi nylon; gagang yang
fleksible

atau

dapat

dirubah

bentuk;

gagang

yang

panjang;gagang dengan palmar cuffs), kombinasi sendok dan


garpu atau sporks untuk pasien dengan keterbatasan gerakan
supinasi pergelangan tangan dan deviasi radial, peralatan dengan

pemberat untuk pasien dengan gangguan koordinasi, dan spatula


untuk makanan yang lembut.
2) Pisau termasuk pisau yang dimodifikasi (contoh: rocker knife,
yaitu pemotong yang cara pengunaannya seperti menghantam,
bukan mengiris), kombinasi garpu-pisau.
3) Piring yang biasanya sudah berpasangan dengan bentuk
sendoknya.
4) Alat minum termasuk bentuk tutup alat makan untuk
kelemahan mulut (contoh: tutup dengan snorkel atau tutup
berbentuk nipple); alat minum dengan potongan hidung
sehingga pasien dapat minum tanpa gerakan ekstensi leher; alat
minum yang diadaptasi untuk merangsang genggaman (contoh:
pegangan berbentuk T, pegangan dua sisi, penyekat busa);
sedotan (contoh: sedotan satu arah, sedotan panjang, sedotan
sekali pakai dan berkali pakai); pemegang sedotan.
5) Self-feeders termasuk mesin self-feeders dengan pengaturan
untuk piring dan sendok (yang dikendalikan dengan gerakan
kepala) untuk pasien yang mengalami kelemahan anggota gerak
atas, balanced forearm orthoses, dan arm-slingsuspensi
6) Alat makan umum lain contohnya pegangan/holder yang dapat
dimodifikasi penggunaannya dengan bagian alat makan lain
(misalnya universal cuffs dengan strap dan kantong)plate
stabilizer.
b. Berpakaian
Pasien dengan kelemahan anggota gerak akan mengalami kesulitan
dalam mengambil dan memakai baju, begitu pula mengancingkan,
merapatkan resleting, dan memakai sabuk. Namun adaptasi
berpakaian ini dikontraindikasikan pada pasien dengan unstable
spine.
Kriteria untuk adaptasi berpakaian untuk anggota gerak atas:
- Kekuatan otot penuh regio deltoid, trapezius, rotator bahu,
rhomboid, bisep, otot-otot supinator, dan ekstensor pergelangan
tangan.

- ROM 0-90o pada fleksi dan abduksi bahu, 0-80o pada endorotasi
bahu, 0-30o eksorotasi bahu dan 15-140o fleksi siku
- Keseimbangan cukup
- Kemampuan jari-jari dalam gerakan memegang harus adekuat
1) Dressing Material Adaptations termasuk velcro, pengait
kancing, kancing baju besar, kait resleting,kombinasi antara
kancing dan resleting,cuff and colar button extender,dan tali
sepatu yang telah dimodifikasi seperti tali sepatu elastic, tali
yang menggunakan clipped, atau tali yang dapat digunakan
dengan hanya mengencangkan atau mengendorkan dengan cara
menjepit pada salah satu sisi.
2) Dressing Style Adaptations termasuk pakaian-pakaian dalam
seperti bra yang dapat dikaitkan dari depan, cardigan, pakaian
berkancing bagi pasien dengan over head shoulder ROM yang
terbatas tetapi dengan kemampuan motorik yang masih baik
untuk mengancingkan baju, celana dengan bahan elastic pada
bagian pinggang, pakaian-pakaian dengan velcro, sepatu slip on
ataupun clip on.
3) General Dressing Adaptations termasuk reacher dan grabber
(yang terdiri dari gagang yang bisa dipanjangkan, biasanya
terbuat dari bahan aluminium, dengan bagian yang dapat
digenggam disalah satu sisi, dapat dioperasikan dengan
memencet bagian handle), selain itu juga termasuk dressing
sticks yaitu gagang panjang yang terdapat kait pada salah satu
sisinya,dan trouser pull yang dapat dikaitkan pada sabuk
pinggang, stocking and socks aid merupakan alat yang terbuat
dari plastik yang menjaga kaus kaki atau stocking tetap terbuka
sehingga memudahkan pasien memasangkannya dengan cara
menarik kebagian atas.
c. Berdandan dan kebersihan personal (Grooming and personal
hygiene)
Terdiri dari grooming seperti bercukur, perawatan rambut,
perawatan kuku, bedak wajah, lipstick, mascara dan penggunaan
cologne ataupun parfum. Oral hygiene terdri dari menyikat gigi,

10

dan perawatan gigi. Untuk dapat melakukan kegiatan ini, pasien


harus memiliki ROM ekstermitas atas yang cukup, kekuatan dan
koordinasi yang baik pada tangan,kontrol tubuh yang baik, serta
kemampuan menjaga keseimbangan pada saat duduk
1) Grooming adaptations termasuk peralatan bercukur seperti
electrical shaver ataupun alat cukur manual yang dapat
mengikuti kontur wajah, dan juga cream bercukur. Peralatan
perawatan rambut seperti sikat rambut, sisir, atau sikat rambut
dengan genggaman velcro). Peralatan perawatan kuku seperti
gunting kuku, pengikis, dan pembersih sela-sela kuku. Peralatan
perawatan wajah seperti bedak wajah semprot, busa

bedak

dengan gagang yang panjang, dan kaca yang telah dimodifikasi


seperti kaca portable.
2) Oral hygiene adaptations termasuk peralatan perawatan gigi
seperti sikat gigi, sikat gigi elektrik, self-rotatin tooth brush.
Dispenser untuk pasta gigi seperti alat pompa pasta gigi dengan
handle yang cukup besar, floss aid, dan disposable foam tips
untuk kebersihan mulut
3) General grooming/personal hygiene adaptations termasuk
universal cuff atau custom made palmar cuff, splints with slots,
tali yang terhubung dengan alat-alat grooming sehingga
memudahkan untuk mengambil kembali jika terjatuh, alat-alat
semprot (seperti deodorant semprot, spray rambut, perfume
semprot, atau bedak semprot).
d. Bathing
Bathing termasuk kegiatan mandi dan membersihkan diri
(menggunakan shower, bathubs, spons mandi), berkeramas, dan
mengeringkan

diri

setelah

kegiatan

tersebut.

Agar

dapat

menggunakan shower dan bathubs pasien memerlukan kemampuan


motorik kasar yang cukup baik ( pasien memerlukan kekuatan
ekstremitas atas yang adekuat, koordinasi motorik yang baik, dan
kemampuan berpindah dari posisi duduk dan berdiri sehingga
menjaga keamanan pada saat dikamar mandi) pada kondisi

11

lingkungan yang licin. Adaptasi lingkungan yang membantu dalam


proses ini termasuk

diantaraanya adalah penempatan gagang

pengaman di dalam kamar mandi dan pengatur suhu otomatis.


1) Bathing moblity adaptations termasuk tub transfer bench , yang
memiliki dua kaki di dalam tub dan dua kaki lainnya pada sisi
luar tub untuk menjaga keamanan pada saat pasien berpindah
posisi. a wheeled shower chair, bath board yang digunakan
untuk duduk di tub, serta penempatan gagang pengaman yang
dapat digenggam dan diletakkan di dinding dan disamping tub.
2) Body washing and shampooing adaptations adaptasi mencuci
badan dan memakai sampo meliputi busa mandi dengan gagang
yang panjang atau sikat mandi (gagang fleksibel, lurus atau
melengkung), alat bantu untuk sabun, bath mitts, alat bantu
penggunaan sampo rambut (contoh: pump dispenser, baskom
sampo untuk mencuci rambut di tempat tidur), sikat jari untuk
scrubbing,penggantung shower yang memiliki selang fleksibel
dimana dapat ditempatkan di samping bak untuk akses yang
mudah, keran dengan tuas, bath support ,dan inflatable bed
baths.
3) Dryinng adaptation meliputi handuk dengan gantungan, jubah
handuk,

penyesuaian

pengering

rambut

(contoh

dengan

menggunakan goosneck), dan menggunakan pengering rambut


dengan penggantung hairdyrer.

12

Gambar 11. Goosneck


e. Toileting
Toileting meliputi ketrampilan yang dibutuhkan untuk buang air
besar dan buang air kecil, mobilitas dan ketrampilan berpindah
(contoh: keluar masuk tolilet), keseimbangan saat duduk, ROM dan
kekuatan anggota gerak atas, fungsi tangan (contoh: pinch dan
grasp), koordinasi, dan menurunkan atau menaikan baju. Hal
tersebut juga termasuk perawatan menstruasi.
1) Adaptasi toileting meliputi menaikan tempat duduk toilet
(dengan atau tanpa sandaran tangan) untuk pasien yang tidak
dapat duduk dan berdiri dari tempat yang rendah, keamanan
toilet dengan pegangan tangan untuk membantu berpindah,
toilet dengan sandaran punggung yang tinggi, coomode chair
dan potty chair, yang dapat digunakan jika pasien mengalami
kesulitan dengan toilet standar, pispot atau kursi urinal untuk
laki-laki, urinal wanita dengan kantong urin, dan penggantung
tissue toilet.

13

2) Adaptasi perawatan BAB antara lain penggantung tissue toilet


(contoh: wiping tongs, spring clip holders, extended holders),
bidet, stimulator BAB digital, dan penggunaan suppositoria.

14

3) Adaptasi perawatan BAK meliputi alat bantu untuk


memposisikankateter, klem kateter modifikasi, pneumatic atau
electric leg bag clamps,leg bag empetiers modifikasi, condom
catheter holder, dan strapping kantung urine.
4) Adaptasi inkontinensia meliputi perlak atau popok sekali
buang, kain yang dapat digunakan kembali dan mudah dipakai,
panty liner, perlak tahan air, bantalan penyerap atau draw sheet.
5) Adaptasi

perawatan

menstruasi

termasuk

penggunaan

pembalut sebagai ganti tampon.


4. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi antar individu.
Strategi keluaran alternatif untuk penggunaan bantuan teknologi
elektronik

antara

lain

kemampuan

berbicara,

output

taktil,

menampilkan kararter, atau telekomunikasi. Strategi input dapat


dilakukan melalui tombol atau keyboards standars atau alternatif atau
mouse komputer.
1) Adaptasi menulis antara lain modifikasi pena dan pensil
(contoh dibuat dengan pegangan busa, diperberat, diperbesar,
pegangan khusus seperti bentuk segitiga atau lingkaran)
pegangan pena atau pensil dan stabilizer kertas (clipboard,
menggunakan tape untuk menempelkan kertas).

15

2) Adaptasi mengetik antara lain mesin ketik elektrik, word


processor atau komputer, typewriter holder, typing stick,
keyboard alternatif, dan modifikasi tombol.
3) Adaptasi membaca buku antara lain modifikasi suction cup
stick yang ditempelkan ke halaman buku, sandaran buku,
pembalik

halaman

elektrik,

kacamata

prisma

yang

memungkinkan membaca sambil tiduran.

4) Adaptasi

penggunaan

telepon

meliputi

menggukanan

pengeras suara, telepon porteble tanpa kabel, pemegang


telepon, telepon dengan tombol, dan menggunakan mouth stick
untuk dialing.

5) Adaptasi komunikasi general meliputi modifikasi pengiriman


pesan, keseimbangan ortosis lengan bawah, suspension arm
sling untuk pasien dengan kelemahan bahu dan otot siku dan
pengendalian lingkungan.

16

5. Enviromental Hardware
Alat-alat yang ada di lingkungan meliputi tombol, kran dan pintu
(contoh gagang pintu dn kunci). Modifikasi lingkungan untuk
mencapai desain arsitektur yang tak berbatas untuk untuk pasien
dengan cacat fisik.
a. Adaptasi tombol untuk aplikasi di rumah
1) Tombol dengan kontak fisik meliputi tombol pneumatik,
tombol dengan kontak; tidak menekan atau gerakan kecil, dan
tombol dengan tekanan (contoh: joy stick , light touch, dll).
2) Tombol tanpa kontak fisik antara lain dengan gerakan mata
atau tatapan (contoh: snesor infrared), tombol sensitif cahaya
(infrared reflek dan tombolberkelip), tombol yang di aktivasi
dengan suara, tombol elektromagnetik, tombol magnetik jari,
dan tombol yang diaktivasi dengan kedekatan.
3) Unit pengontrol lingkungan merujuk pada panel sentral yang
memudahkan operasi dari beberapa alat seperti televisi, radio,
lampu, telepon, intercoms, dan tempat tidur rumah sakit.
b. Adaptasi penggunaan kran
Adaptasi penggunaan kran meliputi tuas kerang diperbesar dan
kran yang dikontrol dengan sensor infrared.
c. Adaptasi penggunaan pintu
Adaptasi penggunaan pintu meliputi adaptasi pegangan pintu
(contoh: melapisi dengan karet atau friction tape),pembuka pintu
kendaraan, pembuka pintu otomatis, adapatasi sistem pengunci
(contoh: tombol tekan dan kunci yang diaktifkan dengan suara atau
kartu) dan alat bantu kunci (gagang kunci rigid yang menyediakan
tuas lebih untuk memutar kunci).

17

Anda mungkin juga menyukai