MEMINDAHKAN PASIEN
Oleh
Kelompok 7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang berperan dalam menunjang, melindungi,
dan menggerakan tubuh. Rangka merupakan bingkai bagi struktur tubuh dan melindungi
organ internal yang rentan dari kerusakan. Otot dengan bantuan sendi, ligamen, dan
kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Dimana mobilisasi ini sangat dipengaruhi
oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon,
kartilago, dan saraf karena untuk melakukan mobilisasi memerlukan kekuatan dan
membantu memenuhi kebutuhan dasar pasien. Dengan kemajuan jaman, berbagai alat
bantu dapat dibuat. Masing-masing alat bantu jalan memiliki indikasi penggunaan dan
cara penggunaan yang berbeda. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk
menentukan pola berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan, antara lain kemampuan
pasien untuk melangkah dengaan satu atau kedua tungkai, kemampuan weight bearing
(tumpuan berat) dan keseimbangan pasien dengan satu kaki atau kedua tungkai, dan
kemampuan kedua AGA (Anggota Gerak Atas) untuk mempertahankan weight bearing
sangat penting bagi manusia dan sangat di perlukan dalam kehidupannya. Sehingga
diperlukan perlakuan khusus pada pasien yang tidak dapat melakukan mobilisasi seperti
memberikan alat bantu berjalan, atau memberikan terapi seperti Range of movement atau
ROM
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam alat bantu berjalan
2. Bagaimana cara melakukan ROM?
3. Bagaimana cara memobilisasi pasien dari tempat tidur?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja macam-macam alat bantu berjalan
2. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan ROM?
3. Untuk mengetahui bagaimana cara memobilisasi pasien dari tempat tidur?
BAB 2
PEMBAHASAN
Adanya kerusakan atau gangguan dalam melakukan mobilisasi yang diakibatkan oleh
gangguan dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari. Pada klien yang mengalami gangguan
mobilitas, maka diperlukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan mobilisasi. Beberapa
pinggang, terbuat dari pipa logam.Walker mempunyai empat penyangga dan kaki
sulit digunakan bila melewati pintu dan tempat yang sempit, mengurangi ayunan
lengan dan terjadi abnormal fleksi punggung ketika berjalan. Secara umum,
klien terjaga
2. Tongkat Cane atau Stick
Tongkat atau cane adalah alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi pinggang,
terbuat darika yuatau logam. Tinggi tongkat ini bisa diatur sesuai kebutuhan.
Tongkat ini harus dipakai di sisi tubuh yang terkuat. Cane memperluas area untuk
menunjang berat badan sehingga dapat meningkatkan keseimbangan tubuh. Cane
berat badan. Cane sekarang dapat digunakan untuk menunjang berat badan dan
biasanya digunakan bila memerlukan salah satu ekstremitas atas untuk mencapai
klien.
Cara Penggunaan (Cara Kerja)
1. Aturlah tinggi tongkat sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Klien mulai berjalan menggunakan tongkat sebagai pembantu menyokong
tubuh.
3. Tongkat ini harus dipakai di sisi tubuh yang terkuat. Cane memperluas area
tubuh.
3. Crutch
Kruk sering digunakan untuk meningkatkan mobilisasi. Penggunaannya dapat
temporer, seperti pada setelah kerusakan ligamen di lutut. Kruk dapat digunakan
permanen (mis. Klien paralisis ekstremitas bawah). Kruk terbuat dari kayu atau
logam. Berbeda dengan cane, crutch dapat menunjang seluruh berat badan
Ada dua tipe kruk, yaitu:
1) Kruk Lofstrand dengan pengatur ganda atau kruk lengan
Kruk lengan bawah memiliki sebuah pegangan tangan dan pembalut logam
yang pas mengelilingi lengan bawah. Kedua-duanya, yaitu pembalut logam dan
pegangan tangan diatur agar sesuai dengan tinggi klien. Jenis crutch ini dapat
setinggi telapak tangan untuk menyokong tubuh. Panjang pendeknya kruk bisa
disesuaikan dengan aksila pasien.Kruk harus diukur panjang yang sesuai dan
klien harus diajarkan menggunakan kruk mereka dengan aman, untuk mencapai
kestabilan gaya berjalan, naik dan turun tangga serta bangkit dari duduk. Kruk
dilakukandengan satu dari dua metode berikut, dengan klien berada pada
posisi supine atau berdiri. Pada posisi telentang-ujung kruk berada 15cm di
tanber jalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun
cacat. Alat ini bisa digerakkan dengan didorongoleh pihak lain, digerakkan dengan
perkirakan konsep pertama dari sebuah kursi roda telah diciptakan lebih dari 6.000
merupakan kursi roda yang biasa digunakan untuk semua kegiatan. Kursi roda
manual dapat dioperasikan dengan bantuan orang lain maupun oleh penggunanya
sendiri. Kursi roda seperti ini tidak dapat dioperasikan oleh penderita cacat yang
sehingga nyaman.
3. Untuk menggerakkannya klien perlu memegang tempat khusus pegangan
tangan untuk berjalan dan kemudian menjalankan kursi roda. Atau bisa juga
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus
otot dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan
pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak
mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri,
pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun,
dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-
otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan
dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara
aktif
2.1.3 Prinsip Dasar ROM
a) ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
b) ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
c) Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
dalam
e) Nyeri berat
f) Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
2.1.8 Gerakan ROM
1. Leher, spina, serfikal
1) Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45
2) Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45
3) Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-45
4) Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah
rentang 180
6) Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
2. Bahu
1) Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke
180
3) Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang
45-60
4) Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan
30-50
6) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
6. Jari-jari tangan
1) Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90
2) Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90
3) Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh
rentang 30
5) Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30
6) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
7. Ibu jari
1) Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan,
rentang 90
2) Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90
3) Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30
4) Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30
5) Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan
yang sama
6) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
8. Pinggul
1) Fleksi : Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120
2) Ekstensi : Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain, rentang
90-120
3) Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-
50
4) Abduksi : Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang
30-50
5) Adduksi : Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi
90
7) Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90
8) Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkar
9) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
9. Lutut
1) Fleksi : Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130
2) Ekstensi : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130
3) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
10. Mata kaki
1) Dorsifleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,
rentang 20-30
2) Flantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah,
rentang 45-50
3) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
11. Kaki
1) Inversi : Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10
2) Eversi : Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10
3) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
12. Jari-jari kaki
1) Fleksi : Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60
2) Ekstensi : Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60
3) Abduksi : Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15
4) Adduksi : Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15
5) Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
2.3 Memindahkan Pasien Dari Brancard ke Tempat Tidur
2.3.1 Definisi
Pemindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan dilakukan dari
2.3.2 Tujuan
a. Mengurangi atau menghindari pergerakan pasien sesuai dengan keadaan
fisiknya.
b. Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien
a. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruang
2.3.3 Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Observasi keadaan umum pasien
b. Hindari tindakan yang menimbulkan rasa lelah pada pasien
2.3.4 Alat
a. Tempat tidur
b. Bantal
c. Selimut
2.3.5 Prosedur
a. Memberitahu pasien tentang hal-hal yang akan dilaksanakan
b. Menempatkan kereta dorong sedemikian rupa sehingga membentuk sudut 90
yaitu bagian kepala brancard berada pada bagian kaki tempat tidur atau sejajar
Perawat yang akan mengangkat pasien berdiri di sebelah kanan pasien, berdiri
kaki pasien dengan telapak tangan menghadap ke atas sampai mencapai sisi
kiri pasien, telapak tangan perawat dirapatkan ke badan pasien dengan sedikit
pasien diangkat, dan melan gkahkan kaki secara teratur dan hati-hati
h. Meletakkan pasien secara bersama-sama dan perlahan-lahan
i. Merapkan pasienCuci tangan
2.4 Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur ke Brancard
2.3.1 Definisi
Memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan dilakukan dari
2.3.2 Tujuan
b. Mengurangi atau menghindari pergerakan pasien sesui dengan keadaan
fisiknya.
c. Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien.
d. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruang
2.3.3 Hal-hal yang harus diperhatikan
c. Observasi keadaan umum pasien
d. Hindari tindakan yang menimbulkan rasa lelah pada pasien
2.3.4 Alat
a. Brancard
b. Pengalas brancard
c. Selimut tipis
2.3.5 Prosedur
a. Menempatkan kereta dorong sedemikian rupa sehingga membentuk sudut 90
yaitu bagian kepala brancard berada pada bagian kaki tempat tidur atau sejajar
Perawat yang akan mengangkat pasien berdiri di sebelah kanan pasien, berdiri
menurut tinggi yaitu paling tinggi berdiri di bagian kepala yang terpendek
kaki pasien dengan telapak tangan menghadap ke atas sampai mencapai sisi
kiri pasien, telapak tangan perawat dirapatkan ke badan pasien dengan sedikit
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasien yang mengalami gangguan mobilitas dapat dibantu dengan memberikan alat bantu
seperti walker, stick, crutch, dan kursi roda sesuai dengan indikasi yang dialami,
sehingga pasien dapat melakukan mobilisasi secara mandiri. Pada pasien yang
mengalami gangguan akibat kelemahan fisik seperti mengalami stroke maka diperlukan
terapi tambahan yaitu dengan melatih melakukan ROM baik dengan ROM aktif maupun
pasif untuk menjaga masa dan tonus otot pada bagian tubuh. Untuk pasien yang
mengalami kelemahan dan harus melakukan mobilisasi dari tempat tidur ke tempat tidur
lain, atau dari ruangan satu ke ruangan lain diperlukan teknik dan prosedur yang tepat
dalam memindahkan pasien. Penggunaan tehnik yang tepat dapat menjaga pasien