Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PENDAHULUAN

PRINCIPLE OF TREATING EXERCISES ON KNEE

DISUSUN OLEH :

AURELIA ARITA

R021201007

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNVERSITAS HASANUDDIN
2021
A. DASAR TEORI
1. STRUKTUR DAN FUNGSI KNEE JOINT

Sumber Gambar : Hanson, J. T. (2019). Netter’s Clinical Anatomy (4th ed.). ELSEVIER.
https://enarm.com.mx/catalogo/31.pdf

▪ Tulang pembentuk : os femur, os tibia, os fibula, dan os patella.


▪ Ligamen pembentuk : Anterior Cruciate Ligament (ACL),
Posterior Cruciate Ligament (PCL), Lateral Collateral Ligament
(LCL) dan Medial Collateral Ligament (MCL).
▪ Otot –otot yang bekerja pada knee joint :
a. Bagian anterior ada musculus rectus femuris, musculus
vastus lateralis, musculus vastus medialis, dan musculus
vastus intermedius.
b. Bagian posterior ada musculus bisceps femoris,
musculus semitendinosus, musculus semimembranosus,
dan musculus gastrocnemius
c. Bagian medial ada musculus Sartorius
d. Bagian lateral ada musculus Tensorfacialatae
▪ Fungsi knee dan patella :
✓ Patella Aligment
✓ Patella Kompresi
▪ Arthrokinematics of knee joint
Gerakan Fisiologis Roll Slide
Gerak tibial-open Posterior dan Posterior
chain medial rotasi Anterior
Fleksi Anterior dan
Ekstensi lateral rotasi
Gerak femoral- Posterior dan Anterior
closed chain lateral rotasi Posterior
Fleksi Anterior dan
Ekstensi medial rotasi
B. PEMBAHASAN
1. Management Non Operative Masalah Sendi dan Keterbatasan Kapsul
a. Gangguan pada Knee
• Rhemathoid Arthritis
• Osteoarthritis
• Joint trauma
• Pembatasan Sendi setelah masa imobilisasi
b. Keterbatasan Fungsional, nyeri gerak yang dapat mengganggu ADL
dan kesulitan mengendalikan berat badan serta kegiatan yang
membutuhkan posisi lutut tertekuk.
c. Manajemen Lesi Sendi yang Akut
• Untuk mengontrol rasa sakit
Selain menggunakan modalitas dan istirahat, teknik osilasi dapat
menghambat rasa sakit.
• Untuk Meminimalkan kekakuan
Dapat dilakukan pasif atau aktif ROM assistive dalam batas rasa
sakit dan gerakan yang bisa dilakukan pasien dan juga.
d. Manajemen masalah Sendi Subakut dan Kronik
• Untuk mengurangi efek kekakuan dari aktivitas, anjurkan pasien
untuk melakukan ROM aktif.
• Untuk mengurangi rasa sakit dari stress mekanik
• Lanjutkan penggunaan alat bantu untuk ambulasi ( jika perlu )
• Untuk meningkatkan ROM
• Untuk mengembangkan kekuatan dan ketahanan dalam
mendukung otot.
2. Prinsip Penanganan pada Rhematoid Arthritis dan Osteoarthritis
a. Edukasi Pasien, Beri tahu pasien tentang kondisinya dan mengajari
pasien tentang aktivitas fungsional yang aman untuk mengurangi
tekanan pada knee joint.
b. Mempertahankan kekuatan pada otot pendukung melalui latihan
penguatan, stretching, ROM aktif, dan penggunaan sepeda stationer
c. Menjaga jaringan lunak dan mobilitas sendi dengan melakukan
pasif ROM, aktif-assistif ROM, atau aktif ROM.
3. Program Terapi Latihan pada Penatalaksanaan pasien pasca
pembedahan di daerah Lutut
a. Synovectomy
• Indikasi untuk pembedahan
• Prosedur
• Manajemen Pascaoperasi
b. The goals of postoperative rehabilitation
• Mengurangi nyeri atau bengkak
• Mencegah atau mengurangi efek negatif dari imobilisasi
• Mengembalikan ROM knee secara cepat dan aman
• Memaksimalkan fungsi dari ekstensi knee, terutama VMO (
Vastus Medial Oblik), untuk mengembalikan full aktif knee
extension dan mencegah kelemahan quadriceps.
• Membimbing pasien untuk merubah gaya hidupnya untuk
mencegah nyeri dan disfungsi patellofemoral muncul Kembali.
c. Lateral Retinacular Release
Untuk menjaga patella terpusat di tengah lutut, ada jaringan di
bagian dalam dan luar patella yang seharusnya menarik patella
secara merata setiap arah. Jaringan ini disebut retinaculum medial
(dalam) dan lateral (luar).
1) Indikasi untuk pembedahan
• Subluksasi lateral kronik dan tilting yang berlebihan pada
patella
• Struktur bagian lateral kaku dan lemah, overstretch dan
lemah pada bagian medial knee
• Tidak ada perkembangan setelah 3 sampai 6 bulan setelah
diberi konservatif management, mencakup exercise, dll.

2) Prosedur
• Baik open surgical atau arthroscopic dapat dilakukan
• Jika bedah terbuka yang dilakukan, insisi vertical dibuat di
sepanjang aspek lateral dari patella. Hal ini dapat membuat
ahli bedah menampakkan retinaculum lateral patella dan
serat bawah dari vastus medial
• Jika arthroscopic dilakukan, portal dilewatkan di sepanjang
patella
• Prosedur ini dapat dilakukan secara terpisah atau bersama
dengan penyusunan kembali mekansime ekstensor atau
arthroscopic chondroplasty untuk chondromalacia patella.

3) Post Operative Management


• Imobilisasi
Knee diimobilisasikan dengan posisi full ekstensi dengan
tekanan dressing dan stabilisasi orthrosis pqtella atau
posterior splint selama 0-3 hari. Cryocuff dikombinasikan
dengan dingin dan compression, dapat dilakukanb untuk
meminimalisir bengkak setelah operasi dan nyeri serta untuk
mencegah terjadinya hemarthrosis.
• Exercise
1). Untuk menurunkan nyeri, bengkak, dan meminimalisir
atropi otot, dimulai dengan pain-free submaximal muscle
setting exercise dari quadriceps dan hamstring serta aktif
exercise untuk hip dan knee dalam posisi supinasi, side-
lying, atau pronasi. Exercise ini dapat dilakukan dengan
menggunakan immobilizer. Selanjutnya, fasilitasi
quadriceps terutama VMO menggunakan muscle stimulating
/ biofeedback bersamaan dengan quadriceps setting exercise.
2). Untuk memelihara pergerakan pasid dari patella, lakukan
superior, inferior, dan medial glide pada patella.
3). Untuk mengembalikan full ROM Knee terutama fleksi
yang mana mengalami keterbatasan setelah operasi,
hilangkan knee immobilizer dan mulai melakukan gentle
active / active assisted knee fleksi menggunakan tumit slide
dalam posisi supine/duduk atau mulai melakukan Teknik
aktif inhibisi untuk memperpanjang quadriceps.

4) Moderate-Protection Phase
• Untuk mengembalikan full fleksi dan ekstensi, tingkatkan
gerak aktif knee
• Untuk me-recondisi, memperkuat dan menambah
kebugaran, lakukan multiple angle isometrik, stasioner
bycicle dengan sedikit tahanan
• Untuk mengembalikan stabilitas knee, mulai lakukan closed-
chain exercises dalam parsial dan full weight bearing
• Precaution : hindari open and closed-chain exercise dalam
posisi …ROM yang menyebabkan nyeri, krepitasi, atau
kelemahan otot. Indari latihan dengan beban yang terlalu
berat atau pada posisi yang dapat meningkatkan tekanan
pada patellofemoral join.
• Untuk mendukung keseimbangan, tekankan proprioseptif
melalui peningkatan aktifitas weight-bearing. Mulai dengan
static bilaterla standing dan tingkatkan menjadi dinamic
bilaterla standing kemudioan unilateral standing pada papan
keseimbangan
5) Minimum protection and return to full activity phase
• Tingkatkan resisten open chain lower extremity exercises
dengan meningkatkan repetisi
• Tambah latihan fungsional closed-chain
• Tambahkan latihan agility

6) Teknik Peregangan Otot


• Otot Hamstring
Teknik Inhibisi Aktif (Bold-santai atau kontrak-santai)
Jika knee ekstensi ke 0 derajat tapi batas hamstrings lurus
(knee mulai flexi ketika hip diflexi), teknik inhibisi aktif
untuk hamstrings, menekankan flexi hip sedangkan knee
ekstensi. Jika tidak dapat mengekstensi knee bahkan ketika
hip diekstensikan karena adanya kekakuan di hamstring,
teknik inhibisi aktif bisa digunakan tetapi penekanan pada
peningkatan ekstensi knee lebih baik dari pada melakukan
straight-leg raising.
➢ Posisi pasien telentang, dengan hip dan knee diekstensi
sebanyak mungkin. Tahan fleksi knee dengan proximal
hand ke ankle; usahakan pasien rileks dan kemudian
secara pasif melakukan ekstensi knee.
➢ Posisi pasien: tengkurap dengan hip dan knee diekstensi
selama mungkin. Tempatkan handuk lipat di bawah
femur proksimal patela untuk melindungi patela dari
tekanan kompresi. Menstabilkan pelvis untuk mencegah
fleksi hip dan kemudian mengaplikasikannya terus-
menerus. Teknik ini untuk meningkatkan ekstensi knee.
• Otot Quadriceps Femoris
a) Teknik inhibisi aktif.
Posisi pasien: duduk, dengan lutut di tepi meja
perawatan dan tertekuk sejauh mungkin. Terapkan hold-
relax, contract-relax, atau teknik kontraksi agonis untuk
peningkatan knee fleksion.
b) Self-stretching : gravity- assisted supine wall slides
Posisi pasien: terlentang dengan pantat ke dinding dan
ekstremitas bawah secara vertikal menempel pada
dinding (hip flexi, knee diekstensikan). Perlahan
libatkan flexi knee dengan menggeser foot ke dinding,
terus dalam posisi yang nyaman.
Sumber Gambar : https://www.youtube.com/watch?v=b00UCkvYgzE

c) Self-stretching : rocking Aforward on a step


Posisi Pasien: Berdiri dengan kaki dari lutut yang
terlibat . Pasien mengayun kaki yang stabil, menekuk
knee hingga batas jangkauannya. Dia bisa mengayun
dengan lambat, terus dalam stretch position. Awali dgn
langkah rendah atau naik turun tangga.

Sumber Gambar : https://www.youtube.com/watch?v=1f570TNQnKY

d) Self-peregangan-while sitting
Posisi pasien: Duduk di kursi dengan terlibat lutut
tertekuk ke ujung yang tersedia jangkauan dan kaki
tertanam kuat di lantai. Biarkan pasien bergerak maju di
kursi, jangan membiarkan kaki untuk slide. Biarkan
pasien memegang posisi stretch yang nyaman,
berkelanjutan stretch ke ekstensor knee.

Sumber Gambar : https://www.youtube.com/watch?v=hBn_EARPpGw

4. Teknik Untuk Mengisolasi, Melatih, dan Memperkuat Otot Yang


Lemah
1) Pengaturan paha depan (quad set)
➢ Pasien posisi terlentang, atau duduk dilantai dengan kaki yang
cedera lurus ke depan
➢ Kencangkan otot-otot atas paha dengan menekan bagian
belakang lutut hingga menyentuh lantai,
➢ Tahan selama sekitar 6 detik, lalu istirahat hingga 10 detik.

.
Sumber Gambar : https://www.youtube.com/watch?v=rA_a3G69NT0

2) Straigth Leg Raising (SLR) & Straigth Leg Lowering


Adalah test menaikkan dan menurunkan kaki dengan lurus.
➢ Berbaring terlentang
➢ Letakkan kaki senyaman mungkin dilantai
➢ Tekuk lutut kaki anda yang tidak terluka pada sudut 90⁰,
➢ Stabilkan otot-otot pada kaki dengan meluruskan kaki anda

Sumber Gambar : https://www.youtube.com/watch?v=rA_a3G69NT0

3) Short-arc Terminal Ekstension


➢ Posisi baring dengan kedua tangan disamping
➢ Berikan sesuatu dibawah lutut anda, misalnya gulungan
handuk atau selimut, dan atau pipa (seperti gambar)
➢ Secara perlahan satu lutut, sehinggan otot quadriceps
berkontraksi. Pertahankajn selama 5 hitungan.
➢ Ulangi pada lutut yang lainnya. Lakukan secara bergantian
sampai anda selesai melakukan nya selama 10 kali.
Sumber Gambar : https://www.youtube.com/watch?v=rA_a3G69NT0

5. Untuk mengisolasi, melatih, dan memperkuat otot-otot fleksor


(terutama hamstring):
a) Hamstring Test
1.Posisi supine.
2. Fleksikan lutut dengan menekan tumit ke lantai untuk
mengkontraksikan hamstring
3. Tahan selama sekitar 6 detik, lalu istirahat selama 10 detik
4. Ulangi hingga 8-10 kali

Sumber Gambar : https://www.youtube.com/watch?v=YMMIRCxt6UQ

b) Hamstring Curls (Open-Chain Knee Flexion)


Teknik ini untuk mengembangkan kekuatan stabilitas dan
pengendalian di weight bearing.
1. Posisi pasien berdiri dengan tangan memegang sesuatu seperti
kursi agar seimbang
2. Angkat satu atau kedua kaki anda dengan mem-fleksi-kan knee
3. Pertahankan agar posisi vertebra tetap lurus
4. Luruskan kembali kaki anda. Lakukan latihan ini selama
beberapa kali sesuai dengan yang disarankan.
Sumber Gambar : https://www.youtube.com/watch?v=v5qTscXVayw

c) Rantai Tertutup Latihan Isometrik


1. Setting latihan (untuk memfasilitasi kontraksi hip dan hamstring)
2. Rantai tertutup elastis isometrics melawan tahanan.

d) Rantai Tertutup Latihan Dinamis


• Closed Chain Terminal Knee Extension
1. Posisi pasien berdiri
2. Lingkarkan resistensi elastis di sekitar paha distal
3. Minta pasien secara aktif untuk menekuk lutunya dan
luruskan
4. Jaga agar resistensi elastisnya tetap berada diatas sendi lutut

Sumber Gambar : https://www.youtube.com/watch?v=1f570TNQnKY

• Mini-squats; short-arc training


1. Posisi awal berdiri tegak dengan kaki selebar pinngul.
2. Tempatkan resistensi elastis dibawah kedua kaki
3. Lakukan gerakan seperti sedang duduk di kursi, kemudian
berdiri tegak kembali.
4. Lakukan gerakan secara slow dan terkontrol.
5. Lakukan selama 1-3 sets. 1 sets 10 kali penngulanan
Sumber Gambar : Kisner, C., & Colby, L. A. (2007). Therapeutic
exercise: Foundations and Techniques (5th ed.). F. A. Davis.

• Standing Wall Slides


1. Berdiri tegak dengan punggung menempel pada dinding dan
kaki selebar bahu
2. Angkat lengan atas, rapatkan bahu pada dinding dengan
tinggi ibu jari sejajar dengan kepala. Elbow tegak lurus
dengan lantai.
3. Tarik nafas dan tekuk/ fleksi-kan lutut (knee) perlahan-lahan
dan geser punggung anda kebawah sampai lutut membentuk
sudut sekitar 45⁰ (Menekuk lebih dari 45⁰ akan menambah
ketegangan pada knee). Saat fleksi knee,elbow lurus diatas
kepala dan tetap menempel pada dinding.
4. Tahan posisi selama 5 detik.
5. Buang nafas ketika meluruskan lutut (ekstensi) untuk
kembali ke posisi awal
6. Ulangi hingga 5 kali. Secara bertahap tingkatkan hingga 10
atau 15 kali per set .

Sumber Gambar : https://www.youtube.com/watch?v=WKVYRXcIqA4


6. Teknik Untuk Mensimulasikan Fungsional Kegiatan, Mengembangkan
Daya Tahan dan Kemajuan Untuk Spesifitas Pelatihan
• Strength and endurance training
Latihan kekuatana dan daya tahan dapat diperoleh dengan melakukan
latihan-latihan yang bisa melatih kekuatan dan daya tahan. Contohnya
latihan cardio
• Low- impact conditioning activities
Latihan ini tidak melibatkan aktivitas melompat dan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis , jumlah ketegangan
pada sistem kardioinspirasi (jantung dan paru-paru ) selama latihan.
• Balance activities
Latihan keseimbangan bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan
membantu agar anda bisa tetap tegak atau tidak terjatuh.
• Plyometric training
• Adalah latihan dimana otot menggerakkan kekuatan maksimum
dalam interval singkat dengan tujuan meningkatkan daya
(kekuatan-kecepatan). Plyometric banyak digunakan oleh atlet,
terutama seniman bela diri, pelari cepat dan pelompat tinggi.
• Drills
Latihan fisik merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh. Latihan fisik
dikelompokkan mejadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Latihan fleksibilitas seperti peregangan untuk memperbaiki
gerakan sendi dan otot.
2. Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari untuk meningkatkan
daya tahan kardiovaskular.
3. Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot
jangka pendek
• Work- hardening activities
Menggunakan aktivitas kerja nyata dan simulasi sebagai bagian dari
program rehabilitasi. Perawatan pasca-akut, terkait dengan pekerjaan,
intensif dan berorientasi pada tujuan yang dirancang khusus untuk
memulihkan fungsi sistemik, neurologis, muskuloskeletal
dankardiopulmoner individu.
DAFTAR PUSTAKA

Aras, D. (2019). Terapi Latihan. CV. PHYSIO SAKTI MAKASSAR.

Hanson, J. T. (2019). Netter’s Clinical Anatomy (4th ed.). ELSEVIER.

https://enarm.com.mx/catalogo/31.pdf

Kisner, C., & Colby, L. A. (2007). Therapeutic exercise: Foundations and

Techniques (5th ed.). F. A. Davis.

Anda mungkin juga menyukai