OLEH
SUDARYANTO, S.ST.Ft, M.Fis
STABILITAS
• Otot cervical :
– Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan mengontrol otot-
otot sehingga terjadi kontrol axial extensi (retraksi cervical).
– Latihan ini membutuhkan fleksi kepala, sedikit mendatarkan
lordosis cervical dan mendatarkan kyphosis upper thoracal.
– Aktivasi dan training deep fleksor neck :
• Posisi pasien tidur terlentang.
• Prosedur : untuk gerakan fleksi dan gentle axial extensi pada cranio-
cervical, ajarkan pasien untuk melakukan secara perlahan gerakan
mengangguk kepala yang terkontrol pada upper cervical.
• Untuk mengaktivasi gerakan yang lebih besar dapat digunakan alat
Stabilizer dibawah upper cervical.
• Alat Stabilizer digunakan untuk
memonitor besarnya flattening
cervical dan mengukur daya tahan
otot saat kontraksi dipertahankan.
• Alat tersebut diletakkan dibawah
upper cervical, kemudian dipompa
sampai 20 mmHg.
• Pasien diinstruksikan untuk
melakukan gerakan fleksi upper
cervical sambil menekan cuff dan
dipertahankan kontraksinya.
• Pasien diinstruksikan untuk
melakukan gerakan fleksi upper
cervical sambil mata melihat kedua
kaki, dipertahankan selama 10 detik
dan 3 set.
• Lower cervical dan Upper
Thoracal extensor :
– Posisi pasien : tidur tengkurap
dengan dahi bersandar pada bed &
kedua lengan disisi tubuh.
– Prosedur : instruksikan pasien untuk
mengangkat dahinya dari bed
sambil pertahankan dagu tetap
terlipat masuk dan mata fokus pada
bed sambil pertahankan posisi spine
netral (dapat diperkuat dengan
fleksi craniocervical)
• Otot lumbal :
– Ada 3 teknik untuk aktivasi otot
abdominal dan dapat digunakan di
klinik yaitu drawing-in maneuvre,
abdominal bracing, dan posterior
pelvic tilt.
– Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa setiap teknik akan berbeda
dalam aktivitas stabilitasnya pada
otot abdominal dan multifidus.
– Suatu penelitian menjelaskan
bahwa teknik draw-in maneuvre
adalah lebih selektif dalam meng-
hasilkan ko-aktivasi transversus ab-
dominis dan multifidus daripada
teknik abdominal bracing dan
posterior pelvic tilt
• Drawing-in Maneuvre (abdominal
hollowing exercise) untuk aktivasi
transversus abdominis :
– Posisi pasien tidur terlentang dengan
kedua tungkai fleksi 70o – 90o (posisi
hook lying).
– Prosedur : terapis mempalpasi
transversus abdominis tepat pada
distal SIAS dan lateral dari rectus
abdominis, instruksikan pasien un-tuk
inspirasi dan expirasi dgn perla-han
kmd tarik muscle belly kebawah
sampai terjadi cekungan pada
abdominal sambil mendatarkan
lordosis lumbal.
– Usahakan terjadi kontraksi pada
transversus abdominis tanpa kontraksi
internal oblique, hindari substitusi spt
gerakan lower costa, sangkar thoraks
& penonjolan dinding abdomen.
• Jika pasien mengalami kesulitan
– Menggunakan biofeedback dgn surface
mengaktivasi transversus abdominis elektrode ; surface elektrode diletakkan
maka dapat dilakukan 2 teknik feed- diatas rectus abdominis dan external
back untuk membantu pembelajar- oblique, kemudian instruksikan pasien
an : melakukan drawing-in maneuvre . Pastikan
tidak ada kontraksi pada kedua otot
– Pasien tidur tengkurap, letakkan Stabili-
tersebut atau kontraksi minimal.
zer secara horisontal dibawah abdomen
(pusatnya dibawah puser). Pompa cuff
Stabilizer sampai 70 mmHg, kemudian
minta pasien melakukan draw-in
maneuvre sampai terjadi penurunan 6-
10 mmHg selama draw-in tanpa terjadi
substitusi, untuk menghasilkan aktivasi
transversus abdominis yang benar.
• Abdominal Bracing :
– Sebaliknya dengan drawing-in maneu-
vre, abdominal bracing terjadi dengan
menggunakan abdominal dan secara
aktif mengembangkan kearah lateral
disekitar pinggang.
– Tidak ada gerakan kepala atau fleksi
trunk, tidak ada elevasi lower costa,
tidak ada protrusi abdomen, & tidak
ada tekanan pada kaki.
– Pasien harus mampu mempertahan-
kan posisi brace sambil bernapas
secara relaks.
– Teknik ini dianggap sebagai metode
stabilisasi spine selama beberapa
tahun tetapi hanya mengaktivasi otot
oblique abdominal secara konsisten.
Lumbal Stabilization
Kombinasi Bridging dan abdominal brace
Lumbal Stabilization
• Posterior pelvic tilt :
– Pelvic tilting exercise secara utama
mengaktivasi otot rectus abdominis,
dan secara utama digunakan untuk
aktivitas fleksi trunk dinamik.
– Latihan ini tidak dianggap sebagai
core stabilisasi exercise karena tidak
menekankan pada training core
muscle.
– Latihan ini lebih banyak digunakan
untuk mengajarkan gerakan pelvis
dan lumbal spine dimana diarahkan
pada perbaikan ROM lumbal disertai
pelvic tilt untuk menghasilkan fung-
sional lingkup gerak spine
• Aktivasi dan training multifidus :
– Posisi pasien tidur tengkurap atau tidur
miring (side lying).
– Letakkan ibu jari dan jari telunjuk tepat
dilateral dari proc spinosus lumbal spine.
– Instruksikan pasien untuk menonjolkan
otot multifidus dengan melawan kedua
jari terapis.
– Terapis mempalpasi setiap segmen
untuk merasakan kontraksi otot multi-
fidus secara konsisten.
– Teknik ini dapat difasilitasi dengan
melakukan drawing-in maneuvre &
secara lembut mengontraksikan pelvic
floor muscle.
– Dalam posisi side lying, dapat difaslitasi
dengan mengaplikasikan manual resis-
tance yang lembut pada thoraks atau
pelvic untuk mengaktivasi fungsi rotasi
multifidus.
Lumbal Stabilization
Lumbal Stabilization
Lumbal Stabilization
• Core stability exercise dapat ditingkatkan secara
progresif dengan mengombinasikan global muscle
stabilisasi exercise.
• Global muscle stabilisasi exercise ditujukan pada otot
erector spine cervical dan lumbal, quadratus
lumborum, rectus abdominis, internal dan external
oblique abdominis serta iliopsoas.