Ajeng Setiyaningsih
Tiara Pradita
Novia Ira Aziza
Herdwianto Primariawan
FUNGSIONAL ANATOMI DAN BIOMEKANIK
• Indikasi operasi:
1. Highly athletic
2. Unwilling to change their active lifestyle
3. Rotational instability in normal activity
4. Injury to other ligaments and/or the menisci
5. Recurrent effusions
6. Failure and instability after 6 months of intensive rehab
RETURN TO PLAY
Setelah melalui evaluasi fungsional berdasarkan
rekomendasi SpKFR dengan kriteria:
1. Tidak ada efusi sendi
2. Full ROM tercapai
3. Kekuatan otot ekstensor dan fleksor kanan kiri simetris
4. Tes stabilitas ligamen menggunakan KT-1000
arthrometer
5. Dapat berlari
6. Dapat melakukan functional performance test (hopping,
shuttle run, cocontraction)
POSTERIOR CRUCIATE LIGAMENT
SPRAIN
GRADE 1
• Microtears
• Hemorrhage
• Tender
• Tidak ada peningkatan laxity
• Ada firm end point
GRADE 2
• Incomplete tear
• Hemorrhage
• Tender
• Ada peningkatan laxity
• Masih ada firm end point
• Nyeri saat posterior drawer test
GRADE 3
• Complete tear
• Significant posterior laxity
• End point tidak jelas
• Painles than 1 or 2
INJURY MECHANISM
• Knee is forced hyperflexion with the foot plantarflexed
• Tibia terdesak ke posterior/Femur terdesak ke anterior
• Knee hyperflexed dan paha menerima tekanan ke
bawah
• Forced hyperextension (both ACL and PCL)
• Valgus or varus force pada full extended knee
• Akan ada bengkak yang ringan atau berat dalam 2-6
jam
PRINSIP REHAB
• PRICE + ES
• Jika diperlukan, bisa menggunakan
immobilizer untuk beberapa hari dan dapat
ambulasi dengan bantuan kruk
• Hindari latihan hamstring untuk meminimalisir
posterior laxity dan fokus pada latihan
quadriceps
RETURN TO PLAY
Setelah melalui evaluasi fungsional berdasarkan
rekomendasi SpKFR dengan kriteria:
1. Tidak ada efusi sendi
2. Full ROM tercapai
3. Isokinetic test menunjukkan kekuatan quadriceps
> 100% tungkai lain
4. Dapat berlari
5. Dapat melakukan functional performance test
(hopping, agility runs)
MENISCAL INJURY
INJURY MECHANISM
• Weight bearing combined with internal or
external rotation while extending or flexing
the knee
• Valgus and varus force
PRINSIP REHAB
• Wait and see approach
• Surgical treatment choices:
1. Partial menisectomy
2. Meniscal repair
3. Meniscal transplantion
RTP
• Setelah melalui evaluasi fungsional berdasarkan
rekomendasi SpKFR dengan kriteria:
1. Tidak bengkak selama aktivitas
2. Full ROM tercapai
3. Kekuatan otot ekstensor dan fleksor kanan kiri
simetris
4. Dapat melakukan functional performance test
(hopping, shuttle run, cocontraction)
PATELLOFEMORAL STRESS
SYNDROME (RUNNER’S KNEE)
• Non-specific pain in the anterior portion of the
knee
• Nyeri meningkat ketika naik-turun tangga atau
dari posisi jongkok ke duduk
• Nyeri ketika duduk terlalu lama (moviegoer’s
sign)
• Perlunya assessment pada static allignment,
dynamic allignment, dan patellar orientation
PRINSIP REHAB
• Hindari aktivitas yang memperburuk nyeri
• Strengthening
• Optimalisasi posisi patella dan trackingnya
• Stretching
• Koreksi orientasi patella → taping
• Menghidupkan kembali kontrol
neuromuskular
RETURN TO PLAY
• Setelah melalui evaluasi fungsional
berdasarkan rekomendasi SpKFR dengan
provocative test dan tidak terasa nyeri
CHONDROMALACIA PATELLA
INJURY MECHANISM
• Dapat terjadi baik sebagai konsekuensi dari
Patellofemoral Stress Syndrome atau dari dampak
langsung ke patela.
• Merupakan pelunakan dan kerusakan tulang rawan
artikular di bagian belakang tempurung lutut.
• Digambarkan dalam tiga tahap:
1. Pembengkakan dan pelunakan tulang rawan articular
2. Retakkan dari tulang rawan artikular melunak
3. Deformasi permukaan tulang rawan artikular akibat
fragmentasi.
PRINSIP REHAB
• Awalnya diobati secara konservatif dengan prinsip yang sama
dengan Patellofemoral Stress Syndrome
• Jika tindakan konservatif gagal, operasi mungkin menjadi satu-
satunya alternatif.
• Beberapa langkah bedah berikut telah direkomendasikan:
1. Realignment procedure
2. Mengubah insertio m. vastus medialis ke depan
3. Menghaluskan permukaan patella dan/atau condylus femoralis
4. Mengangkat tuberculum tibialis
5. Upaya terakhir dengan menghilangkan patella
RETURN TO PLAY
• Selama nyeri dan tidak nyaman dapat ditolerir,
latihan dapat tetap dilakukan.
• Berlatih ketika tidak nyeri dan berhenti ketika
nyeri mulai timbul
ACUTE PATELLAR SUBLUXATION
OR DISLOCATION
ACUTE PATELLAR SUBLUXATION OR
DISLOCATION
• Ketika menjejakan kaki, mengurangi kecepatan,
memotong arah yang berlawanan dengan weightbearing
foot, paha rotasi internal dan kruris rotasi eksternal,
sehingga menyebabkan forced knee valgus. Quadriceps
akan menarik ke posisi lurus dan dapat menarik patella ke
lateral sehingga menyebabkan dislokasi patella
• Ketika kontak langsung dengan atlet lain pada permukaan
medial patella sehingga terdorong ke lateral. Dalam hal ini,
tim medis harus segera mengembalikan patella ke
posisinya dengan sedikit menekan patella sambil
mengekstensikan lututnya.
PRINSIP REHAB
• Strengthening
• Berjalan dengan kruk
• Jika konservatif gagal, operatif dapat dilakukan
dengan merilis lateral retinacular ligaments
RETURN TO PLAY
• Harus memiliki kekuatan quadriceps yang
bagus
• Mampu melakukan VMO control selama
aktivitas fungsional
PATELLAR TENDINITIS
(JUMPER’S KNEE)
INJURY MECHANISM
• Terjadi ketika inflamasi kronis berkembang
pada patellar tendon
• Sering pada atlet yang melakukan lompat
berkali-kali
• Point tenderness pada aspek posterior dari
bagian inferior patella adalah tanda khas
patellar tendinitis
PRINSIP REHAB
• RICE + USD
• Strengthening eccentric
• Transverse friction massage pada inferior
patella (tegak lurus arah tendon patella)
• Tenodesis strap
RETURN TO PLAY
• Nyeri mereda
• Dapat melompat dan berlari tanpa terjadi
pembengkakan atau memburuknya nyeri
• Quadriceps kedua tungkai kuat
BURSITIS
INJURY MECHANISM
• Jatuh pada keadaan knee flexi
• Repetitive crawling or kneeling
PRINSIP REHAB
• PRICE
• Strengthening
• Tenodesis strap
RETURN TO PLAY
• Tidak ada reakumulasi cairan ketika latihan
• Full ROM
• Normal quadriceps control
ILLIOTIBIAL BAND FRICTION
SYNDROME
INJURY MECHANISM
• Lari pada permukaan tanah yang tidak rata
• Downhill running
• Running long distance
• Banyak terjadi pada penderita yang
melakukan stretching inadekuat
PRNSIP REHAB
• PRICE + USD
• Stretching + myofacial release
• Transverse friction massage
RETURN TO PLAY
• Tenderness reda
• Hindari lari pada permukaan tidak rata,
downhill, prolonged workouts
• Lakukan icing setelah berlari
OSGOOD-SCHLATTER DISEASE
INJURY MECHANISM
• Partial evulsion of tibial tubercle
• Avascular necrosis of tibial tubercle
• Stres berulang patellar tendon pada apophysis
tuberculum tibialis
PRINSIP REHAB
• PRICE
• Quadriceps strengthening
• Hamstring stretching
RETURN TO PLAY
Setelah melalui evaluasi fungsional berdasarkan
rekomendasi SpKFR:
• Tidak nyeri pada tuberositas tibia
• Pulih 6-12 bulan
Pertanyaan :
1. Kenapa grade 3 painless than grade 1 dan 2?
(Estu)
2. Maksud co-contraction ? (dimas)
3. Kenapa tindakan operatif pada cedera acl
sangat perllu diperhatikan? (reiza)
4. Kenapa pada cedera pc tidak boleh latihan
hamstring? (andia)