Anda di halaman 1dari 11

SURVEI KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA SSB INDONESIA MUDA SURABAYA

(Studi pada kelompok umur 19 tahun SSB Indonesia Muda Surabaya)

Abu Rizal Maulana


S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: aburizalmaulana@mhs.unesa.ac.id

Mohammad Faruk S.Pd., M.Kes.


S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: mohammadfaruk@unesa.ac.id

ABSTRAK
Sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya merupakan club sepakbola yang bergerak dalam bidang pembinaan dan
pengembangan olahraga sepakbola bagi anak-anak, remaja dan yunior. Sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya sebagai
club sepakbola yang bergerak dalam bidang pembinaan wajib memperhatikan kondisi fisik tiap pemain sehingga mereka
memiliki kualitas yang baik. Apalagi sarana prasarana, media, dan peralatan yang dimiliki oleh Sepakbola SSB Indonesia
Muda Surabaya cukup memadai dan ditambah kurangnya pelatih yang menangani tiap kelompok umurnya. Tentunya
akan berdampak pada kualitas kondisi fisik dan prestasi tim. Kondisi fisik tidak didapat dengan instan melainkan melalui
latihan dengan program latihan yang terstruktur dengan baik dan dengan bimbingan pelatih yang bagus pula. Prestasi
tidak akan terwujud apabila pemain tidak memiliki kondisi fisik dengan tingkat yang baik. Kondisi fisik sangat diperlukan
oleh atlet sepakbola agar dapat berprestasi maksimal, sebagai penunjang penguasaan teknik, taktik dan kematangan
mental bertanding. Beberapa kondisi fisik yang harus dimiliki seseorang pemain sepakbola adalah daya ledak, kecepatan,
kelincahan, dan daya tahan.
Tujuan penelian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi fisik pemain sepakbola SSB Indonesia Muda
Surabaya U-19, meliputi daya ledak otot tungkai, kecepatan, kelincahan, dan daya tahan. Subyek penelitian ini adalah 18
pemain sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya U-19.
Hasil penelitian: (1) Daya ledak otot tungkai pemain sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya U-19 rata-rata
77,6338889 watt. (2) Kecepatan pemain sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya U-19 rata-rata 3,43 detik. (3) Kelincahan
pemain sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya U-19 rata-rata 8,77 detik pada kelincahan kanan sedangkan rata-rata
kelincahan kiri 8,82 detik. (4) Daya tahan pemain SSB Indonesia Muda Surabaya U-19 rata-rata 46,28 ml/kg/min. Jadi
dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa keadaan kondisi fisik pemain sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya U-
19 dalam keadaan baik yakni kecepatan, kelincahan kanan dan kelincahan kiri, sedangkan daya tahan masuk dalam
kategori sedang dan daya ledak masuk kategori kurang.
Kata Kunci : profil, sepakbola, kondisi fisik
ABSTRACT
Soccer academy Indonesia Muda Surabaya is a football club that is engaged in the development and development of soccer sport
for children, teenagers and juniors. Football Soccer academy Indonesia Muda Surabaya as football club that is engaged in coaching
must pay attention to physical condition of each player so that they have good quality. Moreover, infrastructure facilities, media, and
equipment owned by Young Indonesia Soccer Academy Football Surabaya sufficient and plus the lack of trainers who handle each age
group. Surely it will impact on the quality of physical condition and team achievement. Physical condition is not obtained instantly
but through training with a well-structured exercise program and with good coaching guidance as well. Achievement will not happen
if the player does not have a physical condition with a good level. Physical condition is needed by athlete football in order to achieve
maximum, as the support of mastery of techniques, tactics and mental maturity match. Some of the physical conditions that a football
player must have is the power of explosive, speed, agility, and endurance.
The purpose of this research is to know the level of physical condition of soccer player of Soccer academy Indonesia Muda
Surabaya U-19, covering muscle limb power, speed, agility, and endurance. The subjects of this study were 18 soccer players SSB
Indonesia Muda Surabaya U-19.
Result of research: (1) The muscle limb power of football player of Soccer academy Indonesia Muda Surabaya U-19 average
77,633,8889 watt. (2) The speed of young Indonesian (Scool Football) football players Surabaya U-19 averaged 3.43 seconds. (3) The
agility of young Indonesian SSB football players Surabaya U-19 averaged 8.77 seconds on right agility while the average left agility
8.82 seconds. (4) The durability of Soccer academy Indonesia Young players Surabaya U-19 averages 46.28 ml / kg / min. So from the
results of this study can be seen that the state of physical condition of soccer players Soccer academy Indonesia Muda Surabaya U-19
in good condition that is the speed, right agility and left agility, while the endurance into the category of moderate and explosive power
into the category less.
Keywords: profile, football, physical condition.

sudah memiliki beberapa prestasi yang bisa dibilang


PENDAHULUAN cukup membanggakan di regional lokal dan pernah juara
SSB Indonesia Muda Surabaya berdiri pada tahun I piala wali kota Surabaya tahun 2007 pada usia 10 tahun,
1928 di Surabaya. Tim tersebut berlatih seminggu tiga kali Juara III Danone tahun 2009 pada usia 12 tahun. Juara I
yaitu hari senin, rabu, jum`at pada sore hari dan minggu piala UNIPA tahun 2011 pada usia 10 tahun. Juara I
pada pagi hari yang berlatih di lapangan Kodam Brawijaya DISPORA tahun 2014 pada usia 17 tahun, Juara I MUPC
Surabaya. Perjalan klub SSB Indonesia Muda Surabaya itu wilayah Jawa Timur tahun 2012 pada usia 15, Juara II Piala

1
KONI PENCAB. PSSI Surabaya tahun 2011 pada usia 16 memperbaiki atau mempertahankan kondisi
tahun. SBB Indonesia Muda Surabaya saat ini bermain fisik yang dimilikinya.
diinternal Surabaya dan beberapa pemain telah dipanggil b. Bagi pelatih
TIMNAS U-19 Tahun 2017 dan Tim Persebaya Surabaya Sebagai masukan kepada pelatih guna
yang bernama Rahmad Irianto posisi Diffender. Sementara meningkatkan kualitas pemain yang dilatih
yang dipanggil Tim PERSEBAYA Surabaya ada lim dan penentu kebijakan dalam pemilihan
pemain yaitu Prastyo posisi Straiker, Ovan Okta posisi pemain
Straiker, Irvan Febrian posisi Back Kanan yang memiliki c. Lembaga pendidikan
perestasi diusia muda. Oleh karena itu berdasarkan Bisa mengetahui kondisi fisik yang baik sesuai
prestasi yang dicapai oleh SSB Indonesia Muda Surabaya dengan cabang olahraga, yang nantinya bisa
maka peneliti akan meneliti kondisi fisik pada SSB jadi pedoman di FIK Universitas Negeri
Indonesia Muda Surabaya khususnya pada usia 19 tahun. Surabaya.
Dalam mengoptimalkan dan meningkatkan d. Bagi penelitian berikutnya
kondisi fisik pada SSB Indonesia Muda Surabaya. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
Sedangkan seperti yang sudah dijelaskan pada uraian atau dikembangkan lebih lanjut, secara
diatas salah satu hal yang terkait dengan keberhasilan referensi terhadap penelitian yang sejenisnya.
meningkatkan kondisi fisik adalah kesiaapan kondisi fisik, METODE
sehingga peneliti ingin mengukur kondisi fisik SSB A. Jenis Penelitian
Indonesia Muda Surabaya. Adapun alasan peneliti “Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian
memilih judul penelitian di atas, adalah sebagai berikut: kuantitatif dengan metode pendekatan deskriptif.
1. Unsur kondisi fisik sangat diperlukan dalam Penelitian kuantitatif itu sendiri adalah penelitian yang di
tuntut untuk menggunakan angka–angka, mulai dari
menunjang penguasaan teknik dasar sepakbola, baik
pengumpulan data , penafsiran terhadap data tersebut serta
saat berlatih maupun saat bermain.
penampilan dari hasilnya” (Arikunto, 2006:12).
2. Sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian Menurut Maksum (2008) mengatakan bahwa,
tentang kondisi fisik pemain SSB Indonesia Muda metode deskriptif adalah Suatu metode penelitian yang
Surabaya. dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau
peristiwa tertentu. Sedangkan kuantitatif sendiri adalah
A. Rumusan Masalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
1. Bagaimana tingkat daya ledak otot tungkai positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
(power) pada SSB Indonesia Muda Surabaya? sample tertentu, pengumpulan data menggunakan
2. Bagaimana tingkat kecepatan (speed) pada SSB instrumen penelitan, dengan tujuan untuk menguji
Indonesia Muda Surabaya? hipotesis yang telah ditetapkan.
Menurut Arikunto (2006:83) mengatakan bahwa,
3. Bagaimana tingkat kelincahan (agility) pada SSB “Pendekatan yang dipakai sehubungan dengan
Indonesia Muda Surabaya? permasalahan yang ditulis adalah one shot model, yang
4. Bagaimana tingkat daya tahan (endurance) pada artinya model pendekatan yang menggunakan satu kali
SSB Indonesia Muda Surabaya? pengumpulan data pada suatu saat”.
Untuk lokasi pengambilan data di Lapangan latihan
B. Tujuan Penelitian Kodam Brawijaya Surabaya.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, mana
penelitian ini bertujuan untuk: B. Sasaran Penelitian
1. Mengetahui tingkat daya ledak otot tungkai Populasi dan sampel merupakan sumber utama untuk
(power) pada SSB Indonesia Muda Surabaya? memperoleh data yang dibutuhkan dalam mengungkapkan
2. Mengetahui tingkat kecepatan (speed) pada SSB fenomena atau realitas yang dijadikan fokus penelitian kita.
Populasi adalah keseluruhan individu atau obyek yang
Indonesia Muda Surabaya?
dimaksudkan untuk teliti dan nantinya dikenakan
3. Mengetahui tingkat kelincahan (agility) pada generalisasi. Generalisasi adalah pengambilan kesimpulan
SSB Indonesia Muda Surabaya? terhadap kelompok individu yang luas berdasarkan data
4. Mengetahui tingkat daya tahan (endurance) yang diambil dari kelompok individu yang lebih sedikit.
pada SSB Indonesia Muda Surabaya? Teknik yang digunakan pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah teknik random sampling. Adapun
C. Manfaat Penelitian pengambilan sampel atas dasar pertimbangan tertentu yang
Dari tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini dalam hal ini adalah pertimbangan peneliti ingin
dapat bermanfaat bagi: mendapatkan hasil kondisi fisik pemain yang baik yaitu:
1. Manfaat teoritis aktif mengikuti latihan yang diadakan pada tiap
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan minggunyadan memiliki teknik dasar sepakbola yang baik.
manfaat secara teoritis dalam mata kuliah Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian
adalah pemain sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya
pengukuran dan untuk pengembangan ilmu
yang berjumlah 18 pemain.
pengetahuan yang berkaitan dengan obyek
penelitian. C. Definisi Operasional
2. Manfaat praktis 1. Kondisi Fisik
a. Bagi pemain “Komponen kondisi fisik merupakan komponen yang
Mengetahui kualitas kondisi fisik yang dimiliki seorang olahragawan untuk mencapai suatu
dimilikinya. Sebagai acuan untuk

2
pencapaian yang diingikannya. Oleh sebab itu m x g x h= Watt
dibutuhkan fisik yang prima“. (Sukadiyanto, 2005:1) t
2. Sepakbola Keterangan :
Permainan beregu dengan hanya menggunakan kaki m : masa tubuh (kg)
yang dimainkan 11 pemain dan salah satunya penjaga g : grafitasi
gawang yang boleh menggunakan tangannya. h : tinggi lompatan (m)
Menurut Luxbacher (2008:2) menyatakan bahwa, t : waktu (s)
“pertandingan sepakbola dimainkan oleh dua tim yang (Sajoto, 1988 :72)
masing - masing beranggotakan 11 orang. Masing -
masing tim mempertahankan gawang dan berusaha
menjebol gawang lawan. Didalam memainkan bola
setiap pemain dibolehkan menggunakan seluruh
anggota badan kecuali lengan, hanya penjaga gawang
diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan
lengan. Sepakbola hampir seluruhnya menggunakan
kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas Gambar 3.1 Jump MD
menggunakan anggota tubuh manapun. Tujuan dari Sumber : Dokumentasi Pribadi Perlengkapan FIK Unesa
masing-masing regu adalah memasukkan bola ke
gawang lawan sebanyak mungkin dengan pengertian Tabel 3.1 Norma power atau daya ledak otot tungkai
pula berusaha sekuat tenaga agar gawangnya terhindar Norma Power (Watt)
dari kebobolan penyerang lawan“. Sangat Baik >1.163
Baik 1.092-1.163
D. Instrumen Pengumpulan Data Di atas Rata-rata 1.021-1.091
Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk Sedang 880-1.020
mengukur tingkat kondisi fisik pemain sepakbola SSB Di bawah Rata-rata 809-879
Indonesia Muda Surabaya sebagai berikut: Kurang 739-808
1. Daya ledak menggunakan Vertical Jump Test Kurang Sekali <739
2. Kecepatan menggunakan lari 20 M Sumber : Kemenegpora (2005:15)
3. Kelincahan menggunakan Arrowhead Agility Test
4. Daya tahan menggunakan Yo-yo Intermitter 2. Prosedur pelaksanaan lari 20 meter
Recovery Test a. Tujuan : Untuk mengukur kecepatan
Berikut adalah pelaksanaan dan prosedur tes kondisi pemain
fisik pemain sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya : b. Alat : Stopwatch, Peluit, ATK,
1. Daya ledak menggunakan Vertical Jump Bendera, meteran, dan cone
a. Tujuan : Untuk mengukur daya ledak c. Pelaksanaan :
otot tungkai pemain 1. Atlet siap berdiri di belakang garis start
b. Alat : Jump MD, Stopwatch, ATK 2. Atlet siap berlari dengan start berdiri
c. Pelaksanaan : 3. Dengan aba – aba “ya” dan bendera ,
1. Masukkan ujung tali ke dalam lubang atlet berlari secepat cepatnya dengan
rubber plate, pastikan agar tali terpasang menempuh jarak 20 meter sampai
dengan kuat. melewati garis akhir
2. Pasanglah belt di pinggang subyek 4. Kecepatan lari dihitung dari saat aba–
pastikan supaya alat telah terpasang aba “ya” dan kibaran bendera
dengan erat. 5. Pencatatan waktu dilakukan sampai
3. Perintahkan subyek untuk berdiri di atas dengan sepersepuluh detik (0,1 detik),
Rubber Plate dengan tegak. Putarlah bila memungkinkan dicatat sampai
penggulung tali yang ada pada alat, dengan perseratus detik (0,01)
pastikan agar tali tidak kendor. 6. Tes dilakukan dua kali. Pelari
4. Tekan tombol ON/C untuk menyalakan melakukan tes berikutnya setelah
alat. Perintahkan kepada subyek untuk berselang minimal satu pelari.
melakukan vertical Jump. Kecepatan lari yang terbaik yang
5. Tekan tombol SET untuk menyimpan nilai dihitung
vertical jump yang pertama. Display akan 7. Atlet dinyatakan gagal apabila
menunjukkan angka “0” melewati atau menyeberangi lintasan
6. Perintahkan agar subyek kembali berdiri di lainnya.
atas Rubber Plate dengan tegak. Putar (EA Sports BCSPL Fitness Testing 2012)
kembali penggulung tali agar tali kembali
tegang. Perintahkan agar subyek
melakukan vertical jump sekali lagi.
Setelah 5 detik, display akan menunjukkan
nilai vertical jump yang terbaik dari 2 kali
test yang dilakukan.
7. Untuk mengukur subyek berikutnya, tekan
tombol ON/C untuk mengembalikan
display ke “0”
8. Rumus untuk menghitung daya ledak otot Gambar 3.2 Lari 20 Meter
tungkai sebagai berikut : Sumber : (www.topendsport.com)

3
Tabel 3.2 Norma Tes Kecepatan Lari 20 meter No. Norma Prestasi (detik)
No. Norma Prestasi (detik) 1 Baik Sekali <7,32
1. Baik Sekali <2,71 2 Baik 9,22-7,33
2. Baik 3,43 - 2,72 3 Kurang >9,23
3. Kurang >3,44 Sumber: (EA Sports BCSPL Fitness Testing 2012)
Sumber: (EA Sports BCSPL Fitness Testing 2012)
Tabel 3.4 Norma Tes Arrowhead Agility Kiri
3. Pengukuran Kelincahan (Arrowhead No. Norma Prestasi (detik)
Agility) 1 Baik Sekali <7,66
a. Tujuan: Untuk mengukur 2 Baik 9,11-7,67
kelincahan pemain 3 Kurang >9,12
b. Alat : Stopwatch, Peluit, ATK, Sumber: (EA Sports BCSPL Fitness Testing 2012)
Bendera,
meteran, dan cone 4. Tes Daya Tahan (yo – yo intermettent
c. Pelaksanaan : recovery test)
1. Atlet siap berdiri di belakang a. Tujuan : Untuk mengukur daya
garis start tahan
2. Dengan aba – aba “siap”, atlet b. Alat : Laptop, Pengeras suara,
siap berlari dengan start CD/irama yo-yo intermittent
berdiri recovery test level 2, ATK
3. Dengan aba – aba “ya”, atlet c. Pelaksanaan :
berlari secepat cepatnya 1. Menggunakan pita pengukur
4. Tes Arrowhed agility ini untuk membuat jarak 20 m.
untuk mengukur kelincahan 2. Selain menandai garis 20 m,
5. Kelincahan Kanan: Atlet ukur sebuah 5 m jarak di
berlari dari start menujutitik belakang garis start.
“A” kemudian menuju titik 3. Atlet mengasumsikan posisi
“D” setelah itu menuju titik awal garis start.
“B” dari titik “B” menuju 4. Yo-Yo tes dimulai
finish menggunakan CD/kaset.
6. Kelincahan Kiri: Atlet berlari (Software Audio tersedia dari
dari start menuju titik “A” berbagai komersial dan
kemudian menuju titik “C” sumber akademik.)
setelah itu menuju titik “B” 5. Pada saat sinyal pertama,
dari titik “B” menuju finish atlet lari maju ke garis balik.
7. Kecepatan lari dihitung dari Pada suara sinyal kedua, atlet
saat aba – aba “ya” tiba dan gilirannya di garis
8. Pencatatan waktu dilakukan balik dan kemudian berlari
sampai dengan sepersepuluh kembali ke mulai baris tiba di
detik (0,1 detik), bila bip berikutnya. Ketika mulai
memungkinkan dicatat penanda dilewatkan, para
sampai dengan perseratus atlet terus maju pada
detik (0,01) kecepatan yang berkurang
9. Tes dilakukan dua kali. Pelari (joging) menuju tanda 5 m, di
melakukan tes berikutnya mana mereka kemudian
setelah berselang minimal berbalik kerucut dan kembali
satu pelari. Kecepatan lari ke garis start. Pada titik ini
yang terbaik yang dihitung atlet berhenti dan menunggu
(EA Sports BCSPL Fitness Testing 2012) sinyal berikutnya terdengar.
Adalah penting bahwa para
atlet yang stasioner di garis
start sebelum dimulainya dari
setiap sprint.
6. Atlet harus menempatkan
satu kaki baik atau lebih awal
atau memutar garis pada
terdengar setiap bunyi bip.
7. Atlet harus terus berjalan
Gambar 3.3 Arrowhead Agility selama mungkin, sampai
Sumber : (EA Sports BCSPL Fitness Testing 2012) mereka tidak mampu
mempertahankan kecepatan
Tabel 3.3 Norma Tes Arrowhead Agility Kanan

4
seperti yang ditunjukkan oleh
CD (atau berkas MP3).
8. akhir tes ditunjukkan dengan
ketidak mampuan seorang
atlet untuk mempertahankan
kecepatan yang dibutuhkan
untuk dua percobaan.
Pertama kali garis start tidak
Gambar 3.4 yo-yo intermittent recovery test
mencapai, peringatan
Sumber: : (www.topensports.com)
diberikan; kedua kalinya atlet
harus keluar.
Tabel 3.5 Norma Yo-yo intermittent recovery
9. Ketika atlet keluar, tingkat
test level 2
terakhir dan jumlah 2 × 20 m
Rating Meters Level
intervaldilakukan pada
Elite >2400 > 20.0
tingkat ini dicatat pada tepat
Excellent 2000 – 2400 18.7 – 20.20
lembar rekaman. (Terakhir 2
Good 1520 – 2000 17.3 – 18.7
× 20-m interval termasuk,
Average 1000 – 1520 15.6 – 17.3
bahkan jika atlet tidak
lengkap pada kecepatan yang Below average 520 – 1000 14.2 – 15.6
tepat.) Very poor <520 < 14.2
10. Indikator tambahan dari Sumber: (www.topensports.com)
upaya maksimal tersebut
sebagai peringkat tenaga E. Teknik Analisis Data
dirasakan, denyut jantung, Teknik analisis data yang akan digunakan
dan Konsentrasi laktat darah dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif,
dapat dikumpulkan pada sehingga akan menggambarkan keadaan kondisi
penyelesaian tes. fisik pemain SSB Indonesia Muda Surabaya.
11. Yo-Yo IRT tergantung usaha, Analisis Deskriptif yang digunakan adalah
jadi untuk berlaku results persentase, adapun rumusnya menurut
atlet harus berusaha untuk (Maksum, 2007:8) adalah:
mencapai tingkat tertinggi 1. Mean untuk menghitung rata–rata

12.
sebelum berhenti.
dorongan verbal harus X
X
diberikan kepada atlet selama n
pengujian. Keterangan:
13. Setelah menyelesaikan tes, X = Rata – rata
semua atlet harus didorong X = Jumlah nilai
untuk melakukan istirahat. n = Jumlah Individu
14. kecepatan pemulihan (Maksum, 2007:8)
berselang akhir dan skor 2. Standar Deviasi
selang diperoleh oleh masing-
masing atlet yang digunakan d 2
untuk menghitung total jarak SD 
yang ditempuh oleh atlet N
selama pengujian. Catatan: Keterangan :
Jika seorang atlet mampu SD = Simpangan baku
berjalan lebih cepat daripada d 2 = Jumlah nilai x
kecepatan tingkat 23 pada N = Jumlah subjek
IRT1, mereka harus (Maksum, 2007:8)
melakukan IRT2 pada 3. Prosentase
kesempatan berikutnya.
n
15. Pencatatan hasil: Isilah Form P= x 100%
yoyo intermittent recovery test N
sesuai dengan level dan Keterangan:
balikan atlet yang melakukan P = Presentase
tes. n = Jumlah frekuensi atau kasus
(Australian institute of sport 2012) N = Jumlah total
n =f
(Maksum, 2007:8)

5
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan diagram 4.1 dapat dijelaskan
A. Hasil Penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Hasil dari penelitian Tes Daya Ledak
Otot Tungkai dari 18 pemain, tidak ada pemain
sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya U-19
yang masuk kategori “sangat baik” dan “baik”
dengan menunjukkan persentase 0%. Mereka
terbagi 5 kategori yaitu:
1. sebanyak 3 pemain SSB Indonesia Muda
Surabaya U-19 masuk dalam kategori
“Sedang”.
2. Sebanyak 4 pemain SSB Indonesia Muda
Surabaya U-19 masuk dalam kategori
“Dibawah rata-rata”.
3. Sebanyak 6 pemain SSB Indonesia Muda
Surabaya U-19 masuk dalam kategori
“Kurang”.
4. Sebanyak 5 pemain SSB Indonesia Muda
Surabaya U-19 masuk dalam kategori
“Kurang sekali”.
Jadi dari diagram diatas menunjukkan
pemain SSB Indonesia Muda Surabaya U-19
memiliki tingkat daya ledak otot tungkai tertinggi
pada kategori “sedang” dan tingkat terendah
1. Deskripsi Hasil Tes Daya Ledak Otot Tungkai
pada kategori “kurang sekali”.
Penelitian ini menggunakan pengamatan
2. Deskripsi Hasil Tes Kecepatan
langsung untuk mengambil data. Pengukuran
Penelitian ini menggunakan pengamatan
daya ledak pemain Sepakbola SSB Indonesia
langsung untuk mengambil data. Pengukuran
Muda Surabaya U-19 dilakukan dengan
kecepatan pemain sepakbola SSB Indonesia
menggunakan tes Jump MD. Adapun deskripsi
Muda Surabaya U-19 dilakukan dengan
hasil tes pemain Sepakbola SSB Indonesia Muda
menggunakan tes lari 20 M. Adapun deskripsi
Surabaya U-19 hasil perhitungan analisa
hasil tes pemain sepakbola SSB Indonesia Muda
frekuensi kategori daya ledak dapat dilihat pada
Surabaya U-19 hasil perhitungan analisa
tabel dan gambar diagram berikut ini :
frekuensi kategori daya ledak dapat dilihat pada
gambar diagram berikut ini :
Tabel 4.2 Persentase Kategori Daya Ledak Otot
Tabel 4.3 Presentase Kategori Lari 20 M
Tungkai
No Kategori Frekuensi Persentase
No Kategori Frekuensi Persentase
1 Baik Sekali 0 0%
1 Sangat Baik 0 0%
2 Baik 9 50 %
2 Baik 0 0%
3 Kurang 9 50 %
3 Di atas Rata-rata 0 0%
Jumlah 18 100%
4 Sedang 3 16,7%
5 Di bawah Rata-rata 4 22,2%
6 Kurang 6 33,3%
7 Kurang Sekali 5 27,8%
Jumlah 18 100%

Diagram 4.2 Lari 20 M

Berdasarkan diagram 4.2 dapat dijelaskan


sebagai berikut:
Hasil dari penelitian Kecepatan 20 M
Diagram 4.1 Daya Ledak Otot Tungkai dari 18 pemain, tidak ada pemain SSB Indonesia
Muda Surabaya U-19 masuk dalam kategori “baik
sekali”.

6
Mereka terbagi pada 2 kategori saja
yaitu,
1. Sebanyak 9 pemain masuk dalam kategori
“baik”
2. Sebanyak 9 pemain masuk dalam kategori
“kurang”.

3. Deskripsi Hasil Tes Kelincahan


Penelitian ini menggunakan
pengamatan langsung untuk mengambil data.
Pengukuran kelincahan pemain sepakbola SSB Diagram 4.4 Kelincahan Kiri
Indonesia Muda Surabaya U-19 dilakukan
dengan menggunakan tes Arrowhead Agility. Berdasarkan diagram 4.4 dapat dijelaskan sebagai
Adapun deskripsi hasil tes pemain Sepakbola SSB berikut:
Indonesia Muda Surabaya U-19 hasil perhitungan Hasil dari penelitian Tes kelincahan kiri dari
analisa frekuensi kategori kelincahan dapat 18 pemain, tidak ada pemain SSB Indonesia Muda
dilihat pada gambar diagram berikut ini : Surabaya U-19 masuk dalem kategori “baik
sekali”.
Tabel 4.4 Persentase Kategori Kelincahan Mereka terbagi pada 2 kategori saja yaitu,
Kanan 1. Sebanyak 14 pemain masuk dalem kategori
No Kategori Frekuensi Persentase “baik”
2. Sebanyak 4 pemain masuk dalem kategori
1 Baik Sekali 0 0%
“kurang”.
2 Baik 16 88,9 %
3 Kurang 2 11,1% 4. Deskripsi Hasil Tes Daya Tahan
Penelitian ini menggunakan
Jumlah 18 100%
pengamatan langsung untuk mengambil data.
Pengukuran daya tahan pemain sepakbola SSB
Indonesia Muda Surabaya U-19 dilakukan
dengan menggunakan tes Yo – Yo Intermettent
Recovery Test Level 1 . Adapun deskripsi hasil tes
pemain Sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya
U-19 hasil perhitungan analisa frekuensi kategori
daya tahan dapat dilihat pada gambar diagram
berikut ini :
Tabel 4.6 Persentase Kategori Daya Tahan
Diagram 4.3 Kelincahan Kanan
No Kategori Frekuensi Persentase
Berdasarkan diagram 4.3 dapat dijelaskan
sebagai berikut: 1 Elite 0 0%
Hasil dari penelitian Tes kelincahan kanan 2 Excellent 1 5,56%
dari 18 pemain, tidak ada pemain SSB Indonesia
Muda Surabaya U-19 masuk dalam kategori “baik 3 Good 2 11,1%
sekali”. 4 Average 9 50%
Mereka terbagi pada 2 kategori saja yaitu,
1. sebanyak 16 pemain masuk dalam 5 Bellow Average 5 27,78%
kategori “baik”
6 Very Poor 1 5,56%
2. sebanyak 2 pemain masuk dalem kategori
“kurang”. Jumlah 18 100%

Tabel 4.5 Presentase Kategori Kelincahan Kiri


No Kategori Frekuensi Persentase
1 Baik Sekali 0 0%
2 Baik 14 77,8%
3 Kurang 4 22,2%
Jumlah 18 100%

Diagram 4.5 Daya Tahan

7
Berdasarkan diagram 4.5 dapat dijelaskan sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya U-19, dapat
sebagai berikut: diketahui tingkat kondisi fisik yang diukur masing-
Hasil dari penelitian Tes Daya Tahan dari masing tes, adalah:
18 pemain, tidak ada pemain SSB Indonesia Muda 1. Daya Ledak Otot Tungkai
Surabaya U-19 yang masuk dalem kategori Hasil tes daya ledak otot tungkai yang
“elite”. dilakukan pada pemain Sepakbola SSB Indonesia
Mereka terbagi dalam 5 kategori yaitu: Muda Surabaya U-19 yang diukur dengan tes
1. sebanyak 1 pemain masuk dalam kategori Jump MD, menunjukkan bahwa rata-rata daya
“excellent”. ledak otot tungkai pemain sepakbola SSB
2. Sebanyak 2 pemain masuk dalem kategori Indonesia Muda Surabaya U-19 adalah
“good”. 77,6338889 watt. Berdasarkan klasifikasi norma
3. Sebanyak 9 pemain masuk dalam kategori kriteria dapat dikatakan bahwa daya ledak otot
“average”. tungkai pemain sepakbola SSB Indonesia Muda
4. Sebanyak 5 pemain masuk dalam kategori Surabaya U-19 masuk dalam kategori “kurang”.
“bellow average”. Menurut Marteen (2004: 272) “muscular
5. Sebanyak 1 pemain masuk dalam kategori power is the ability to exert muscular strength quickly,
“Very Poor”. it is strength and speed combined”. Maksudnya
Jadi dari diagram diatas menunjukkan kemampuan otot adalah kemampuan untuk
pemain SSB Indonesia Muda Surabaya U-19 mengerakkan kekuatan otot dengan cepat, itu
memiliki tingkat Daya Tahan tertinggi pada merupakan gabungan antara kekuatan dan
kategori “excellent” dan yang terendah pada kecepatan.
kategori “Very Poor”. Dalam sepakbola unsur daya ledak
sangatlah dibutuhkan seorang pemain, karena
B. Pembahasan dalam sepakbola membutuhkan untuk
Dari hasil penelitian yang sudah didapatkan, melompat, menggiring dan terutama
maka akan dibuat suatu pembahasan tentang hasil menendang. Dalam hal melompat saja, apabila
dari penelitian tersebut. Pembahasan di sini seorang pemain belakang memiliki power yang
membahas hasil penelitian tentang survei kondisi fisik bagus dapat melakukan duel udara yang berguna
pemain sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya U- untuk menyapu, menghalau ataupun
19 dan kondisi fisik ini diukur berdasarkan tes daya mengumpan bola supaya terhindar dari ancaman
ledak otot tungkai, tes kecepatan, tes kelincahan dan lawan. Sedangkan untuk gelandang dan
tes daya tahan tubuh. penyerang dapat menggunakannya untuk
Kondisi fisik merupakan unsur yang sangat mencetak gol dan mengumpan. Oleh karena itu,
penting dalam permainan sepakbola. Dalam seorang pemain harus memiliki power yang
sepakbola setiap pemain dituntut melakukan aktivitas sangat besar guna mencapai performa yang
yang sangat tinggi dalam waktu yang lama. Herwin diinginkan.
(2006:75) Permainan sepakbola pemain akan Power dalam sepakbola sangatlah penting
melakukan banyak gerakan-gerakan yang eksplosive karena apabila pemain dapat memaksimalkan
seperti, menendang, menyundul, berlari mengejar kekuatannya dalam waktu yang singkat sehingga
lawan, berlari mengejar bola, gerakan menipu lawan dapat menghasilkan gerakan-gerakan yang
dan melakukan sliding tackle. Gerakan tersebut eksplosif tersebut pemain dapat melakukan
dilakukan secara berulang-ualng dalam kurun waktu gerakan yang baik, seperti melakukan lari cepat
45 menit x 2 babak, sehingga setiap pemain dituntut secara tiba-tiba, kemudian melakukan lompatan
untuk memiliki tingkat kondisi fisik yang baik yang eksplosif saat akan melakukan heading atau
sehingga pemain dapat menampilkan performa yang duel udara selain itu juga dapat melakukan
baik. teknik passing, drible dan shooting dengan baik.
Kondisi fisik yang baik dapat menunjang (Davies, 2005 : 28)
permainan sepakbola yang baik pula karena semakin Manfaat yang diperoleh dari memiliki
baik tingkat kebugaran atau daya tahan tubuh power yang baik dapat berdampak baik pada
dilambangkan vo2max pemain maka semakin baik penguasaan bola, menciptakan peluang, dan
penyaluran oksigen keseluruh tubuh saat pemain dapat menjaga pertahanan dengan baik begitulah
melakukan aktifitas permainan sepakbola yang sebaliknya apabila power yang dimiliki lemah
sangat kompleks, selain Vo2max komponen kondisi dapat berdampak buruk pada tim dan bias
fisik yang baik juga dapat menunjang performa terekploitasi oleh tim lawan.
pemain saat melakukan gerakan-gerakan yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
eksplosive dan bervariasi ketika permainan. rata-rata daya ledak otot tungkai pemain
Beberapa komponen kondisi fisik yang sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya U-19
menunjang aktivitas dalam permainan sepakbola dapat dikategorikan “kurang”, dengan
diantaranya adalah daya ledak, kecepatan, kelincahan diketahuinya daya ledak otot tungkai melalui tes
dan daya tahan. penelitian ini agar para pemain meningkatkan
Sesuai dengan tujuan penelitian dan hasil daya ledak agar dapat menujang permainan
penelitian untuk mengetahui kondisi fisik pemain sepakbola yang bagus dan baik.

8
menunjukkan bahwa rata-rata kelincahan
2. Kecepatan pemain sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya
Hasil tes kecepatan yang dilakukan pada U-19 adalah 8,77 s untuk kelincahan kanan dan
pemain Sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya 8,82 s untuk kelincahan kiri. Berdasarkan
U-19 yang diukur dengan tes lari 20 M klasifikasi norma kriteria dapat dikatakan bahwa
menunjukkan bahwa rata-rata kecepatan pemain kelincahan pemain sepakbola SSB Indonesia
sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya U-19 Muda Surabaya U-19 masuk dalam kategori
adalah 3,43 s. Berdasarkan klasifikasi norma “baik” utuk kelincahan kanan dan “baik” untuk
kriteria dapat dikatakan bahwa kecepatan kelincahan kiri.
pemain sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya Menurut Maksum (2007: 56) Kelincahan
U-19 masuk dalam kategori “baik”. (agility) adalah kemampuan tubuh atau bagian
Menurut Sukadiyanto (2002 : 116) secara tubuh untuk mengubah arah gerakan secara
umum kecepatan mengandung pengertian mendadak dalam kecepatan yang tinggi.
kemampuan seseorang untuk melakukan Misalnya mampu berlari berbelok-belok, lari
gerakan atau serangkaian gerak secepat mungkin bolak-balik dalam jarak dan waktu tertentu, atau
sebagai jawab atas rangsang. Oleh karena itu kemampuan berkelit dengan cepat dalam posisi
orang yang memiliki kecepatan tinggi dapat tetap berdiri stabil. Maksum (2007: 56)
melakukan suatu gerakan yang singkat dalam mengatakan bahwa komponen kelincahan erat
waktu yang pendek setelah menerima rangsang. kaitannya dengan komponen kecepatan dan
Kecepatan merupakan salah satu faktor yang koordinasi.
menentukan seorang pemain dalam bermain Kelincahan diperlukan dalam cabang
sepakbola. olahraga yang bersifat permainan. Kelincahan
Dalam sepakbola peran kecepatan berkaitan dengan gerak tubuh yang melibatkan
sangatlah penting guna menunjang permainan gerak kaki dan perubahan-perubahan yang cepat
seorang pemain. Seorang pemain yang dari posisi badan. Kelincahan pada prinsipnya
mempunyai kecepatan tinggi maka memiliki berperan untuk aktivitas yang melibatkan gerak
kecepatan menuju target, mampu melakukan yang berubah-ubah dengan tetap memelihara
akselerasi yang cepat dalam area 10-15 yard, keseimbangan. Seseorang atlet atau pemain yang
mampu melakukan penguasaan bola dalam hal memiliki kelincahan yang baik maka akan
mendrible bola dengan cepat. (Davies, 2005 : 74) mampu melakukan gerakan dengan efisien dan
Selain itu seorang pemain yang memiliki efektif.
kecepatan yang baik akan memiliki banyak Dalam sepakbola pemain tidak hanya
kelebihan dalam permainan baik ketika bergerak searah dan tidak hanya berlari lurus
melakuakn penyerangan maupaun saat kedepan saja. Apabila pemain memiliki
melakukan pertahanan, dengan kemampuan kelincahan yang baik maka pemain tersebut
berlari yang cepat pemain akan dengan mudah dapat melakukan gerakan merubah arah secara
merubah posisinya dari suatu tempat ke tempat tiba-tiba dalam berbagai posisi, itu menjadikan
lain sehingga lawan sulit untuk menjaganya. lawan sulit untuk menjaga, merebut bola ketika
Dalam penyerangan seseorang pemain yang berhadap-hadapan karena seorang pemain yang
memiliki tingkat kecepatan yang baik dapat memeliki kelincahan tingkat tinggi dapat
melakukan akselerasi melewati pemain lawan merubah arah tanpa disadari oleh pemain lawan.
sehingga pemain lawan sulit untuk mengejar, Selain itu pemain yang memiliki tingkat
kemudian dengan kecepatan yang bagus kelincahan yang baik memiliki ketangkasan kaki
seseorang pemain dapat dengan mudah ataupun kegesitan dalam bergerak, kemampuan
menerima bola-bola terobosan yang disodorkan untuk melakukan perubahan arah baik dengan
oleh kawan, dengan kondisi tersebut akan mudah ataupun tanpa bola dengan cepat, mudah untuk
mencetak gol, dalam pertehanan dari serangan menguasai teknik-teknik tingkat tinggi. (Davies,
lawan, pemain yang memiliki kecepatan yang 2005 : 74)
baik dapat mengimbangi bahkan dapat melebihi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kecepatan lawan sehingga sangat mudah rata-rata kelincahan pemain SSB Indonesia Muda
merebut bola dari penguasaan lawan. Surabaya U-19 mempunyai kelincahan dengan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kategori “baik” untuk kelincahan kanan dan
rata-rata kecepatan pemain sepakbola SSB kategori “baik” untuk kelincahan kiri, mengingat
Indonesia Muda Surabaya U-19 dalam kategori akan pentingnya kelincahan untuk permainan
“baik” dan dapat ditingkatkan lagi, mengingat sepakbola supaya pemain menjadi lincah dan
pentingnya kecepatan dalam permainan gesit dalam menjalani sebuah permainan untuk
sepakbola . meraih hasil maksimal bagi diri dan tim.

3. Kelincahan 4. Daya Tahan


Hasil tes kelincahan yang dilakukan pada Hasil tes daya tahan yang dilakukan
pemain Sepakbola SSB Indonesia Muda Surabaya pada pemain Sepakbola SSB Indonesia Muda
U-19 yang diukur dengan tes Arrowhead Agility Surabaya U-19 yang diukur dengan tes yo-yo

9
intermettent recovery test level 1 menunjukkan menampilakn performa yang baik ketika dalam
bahwa rata-rata daya tahan yang di lambangkan suatu pertandingan.
Vo2max pemain sepakbola SSB Indonesia Muda
Surabaya U-19 adalah 46,28 ml/kg/min. 5. Kelemahan
Berdasarkan klasifikasi norma kriteria dapat Adapun kelemahan dan kekurangan yang
dikatakan bahwa daya tahan pemain sepakbola dapat dikemukakan dalam penelitian ini antara
SSB Indonesia Muda Surabaya U-19 masuk lain:
dalam kategori sedang. 1. Peneliti tidak menghitung denyut nadi
Menurut Sukadiyanto (2011:83) Vo2max sebelum dan sesudah tes, sehingga
adalah kemampuan organ pernapasan manusia membuat data tidak bisa dinyatakan valid
untuk menghirup oksigen sebanyak-banyaknya 100% karena subyek tidak diketahui
saat melakukan aktivitas jasmani. Vo2max/menit, apakah benar bersungguh-sungguh
atau aerobic capacity atau aerobic power yaitu melakukan tes yang dilakukan oleh
jumlah oksigen yang diperlukan tubuh selama peneliti.
satu menit, untuk setiap berat badan. Satuan yang 2. Motivasi yang mungkin kurang
digunakan adalah ml/kg/menit. ditekankan pada saat latihan maupun saat
Setiap pemain sepakbola harus memiliki pengambilan data saat tes
tingkat Vo2max yang baik, karena seperti yang
dijelaskan di atas. Vo2max merupakan
kemampuan tubuh untuk menggunakan dan PENUTUP
menyalurkan oksigen dalam tubuh. Semakin A. SIMPULAN
banyak seseorang dapat menyalurkan oksigen Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan
dalam tubuh maka semakin lama pula seseorang mengenai kondisi fisik pemain sepakbola SSB
dapat melakukan aktivitas, untuk melakukan Indonesia Muda Surabaya U-19, maka dapat
aktivitas tubuh memerlukan otot untuk bergerak disimpulkan sebagai berikut:
dan otot memerlukan energi untuk 1. Tingkat kemampuan daya ledak (power)
menggerakkan tubuh, energi tersebut didapat pemain SSB Indonesia Muda Surabaya U-19
dari pembakaran zat-zat yang ada dalam tubuh 77,6338889 Watt masuk kategori Kurang.
dan oksigen memiliki peran sebagai bahan bakar 2. Tingkat kemampuan kecepatan (speed)
untuk pembakaran zat-zat tersebut sehingga pemain SSB Indonesia Muda Surabaya U-19
menjadi energi dan akhirnya tubuh dapat adalah 3,43 detik dan Baik.
bergerak. Maka semakin baik tingkat Vo2max 3. Tingkat kemampuan kelincahan (agility)
pemain semakin baik pula pemain dalam pemain SSB Indonesia Muda Surabaya U-19
mengatasi kelelahan dalam melakukan adalah 8,77 detik pada kelincahan kanan dan
permainan sepakbola dengan waktu yang sangat 8,82 detik pada kelincahan kiri dan Baik untuk
panjang. kedua-duanya.
Selain itu semakin baik penyaluran 4. Besar rata-rata dan tingkat kategori SSB
oksigen dalam tubuh semakin mudah pula Indonesia Muda Surabaya U-19 adalah 46,28
pemain dalam melakukan gerakan-gerakan yang ml/kg/menit dan masuk kategori Sedang.
bervariasi dalam permainan sepakbola separti B. SARAN
menendang, menyundul, melompat, gerkan Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti
menipu lawan, mengejar bola, mengejar lawan, dapat memberikan beberapa saran untuk dijadikan
merebut bola, menggiring dan lain-lain dalam sebagai bahan pertimbangan. Adapun saran yang
jangka waktu 2 x 45 menit. diutarakan sebaga berikut:
Apabila seorang pemain memiliki
kapasitas Vo2max yang memadai, pemain 1. Pelatih harus memahami komponen kondisi
tersebut akan mampu berlari lebih jauh serta fisik dan latihan sepakbola.
melakukan sprint yang lebih banyak dalam satu 2. Pelatih harus memahami tes dan
pertandingan, dan hasilnya tingkat keterlibatan pengukuran kondisi fisik sepakbola.
seorang pemain dalam sebuah pertandingan 3. Pelatih harus membuat program latihan
akan sangat besar, dan apabila semua pemain yang terukur dan terencana.
bisa memiliki Vo2max yang tinggi maka 4. Pelatih harus mengetahui setiap kebutuhan
pertandingan akan jauh lebih mudah untuk kondisi fisik pada tiap posisi pemain.
memenangkan pertandingan. 5. Pelatih harus mempunyai pengetahuan
Dari hasil penelitian menunjukkan rata- tentang variasi latihan.
rata pemain sepakbola SSB Indonesia Muda
DAFTAR PUSTAKA
Surabaya U-19 mempunyai tingkat Vo2max
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Edisi Revise VI.
dengan kategori sedang. Mengingat akan
Jakarta: PT Rineka Cipta
pentingnya Vo2max bagi pemain sepakbola, maka
Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia
tingkat Vo2max pemain sepakbola SSB Indonesia
Keolahragaan. 2005. Panduan Penetapan Parameter
Muda Surabaya U-19 untuk dapat ditingkatkan
Tes Pada Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pelajar Dan
menjadi lebih baik, supaya para pemain dapat
Sekolah Khusus Olahragawan. Yogyakarta.

10
Kementerian Negara Pemuda Dan Olahraga Tanner, Rebecca K. and Christopher J. Gore. 2013.
Republik Indonesia Physiological Test for Elite Athletes. Second Edition:
Anthony N, et.al. 2014. Strength and Conditioning for Soccer Australian Institute of Sport
Players. Journal of Nasional Strength and Tim Penulis. 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi.
Conditioning Association. London Sport Surabaya: Unesa.
Institute, Middleesex University, London, Bompa and Michael Carrera. 2005. Periodization for Sports.
England, United Kingdom. Vol.36. Zoran Milanovic, et.al. 2013. Effects of a 12 Week SAQ
https://journals.lww.com/nscascj/Citation/201 Training Programme on Agility with and without the
4/08000/Strength_and_Conditioning_for_Soccer Ball among Young Soccer Players. Journal of Sports
_Players.1.aspx. diakses 15-01-2018 Science and Medicine. Faculty of Sport and
Dadang haryadi ramadhan.(2016). Profil Kondisi Fisik Physical Education, University of Nis, Nis,
Pemain Sepakbola SSB Trunojoyo Sampang (Studi Serbia,Faculty of Kinesiology 12, 97-103.
Pada-17 SSB Trunojoyo Sampang). http://www.jssm.org. diakses 4-01-2018
Skripsi.Surabaya : Program Studi Pendidikan Pavol Horicka, et.al.2013. The relationship between speed
kepelatihan olahraga FIK. Universitas negeri factors and agility in sport games. Journal Of Human
surabaya Sport & Exercise Issn 1988-5202. Department of
Davies, Phil. 2005. Total Soccer Fitnes. Physical Education & Sport, Constantine the
Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Philosopher University, Nitra, Slovakia. Vol. 9,
Bahasa Indonesia edisi Keempat. Jakarta: PT. ISSUE 1, 2014.
Gramedia Pusaka Utama https://www.jhse.ua.es/article/view/2014-v9-
FIFA. Physical Preparation and physical development n1-the-relationship-between-speed-factors-and-
andTraining agility-in-sport-games/pdf. diakses 10-12-2017
Hasan Asti Nurwahid. 2014.Survei Kondisi Fisik Pemain Gunnar Elling Mathisen, et.al. 2015. The Effect Of Speed
Sepakbola Ps Rio Pameksan (Studi Pada Kelompok Training On Sprint And Agility Performance In 15-
Umur17-18 Tahun Ps Rio Pamekasan). Year-Old Female Soccer Players. Journal Of Sport
Skripsi.Surabaya: Program Studi Pendidikan Science. School of Sport Sciences, Artic University
kepelatihan olahraga FIK. Universitas negeri of Norway.
surabaya. https://www.semanticscholar.org/paper/The-
Mahardika, I Made Sriundy. 2014. Pengantar Evaluasi Effect-of-Speed-Training-on-Sprint-and-Agility-
Pengajaran. Surabaya: Unesa University Press. Mathisen-
Maksum, Ali. 2007. Statistik Dalam Olahraga. Surabaya: Pettersen/1775f701048ad1e632c5f09d8f30b411e2
Universitas Negeri Surabaya 1bfa01. diakses 10-12-2017
Markus Reinkens. 2012. Fitness Testing PKG. Manager of J. Helgerud, 2011. Strength and Endurance in Elite Football
Soccer Derpartment, BC Soccer. Sumber : Player. Journal of Sports Medicine. Norwegian
https://luysa.bonzidev.com diakses 11-06-2017 University of Science and Technology
Martens, Rainer. 2004. Successful Coaching. Human Kinetics Department of Circulation and Medical Imaging
Publishers, INC, Champaign, Illinois. N-7489 Trondheim Trondheim Norway.
Moch. Aminul Firmasyah.(2015). Survei tingkat kondisi fisik https://www.researchgate.net/publication/511
atlet PORPROV gulat putra Kabupaten Lamongan. 17924. diakses 15-01-2018
Skripsi. Surabaya : Program Studi Pendidikan
Kepelatihan Olahraga FIK UNESA.
Nurhasan. 2005. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan
Jasmani. Jakarta: Departemen pendidikan dan
Kebudayaan.
Pelaksanaan Standing Board Jump.
Sumber:http://www.enasco.com/prod/images
/products/67/AC081573l.jpg Diakses 17-01-
2017
Reinkens, Markus. 2012. Fitness Testing PKG. Soccer
Science Department: BC Soccer
Scheuenumann, Timo dkk. 2012. Kurikulum dan Pedoman
Dasar Sepakbola Indonesia. PSSI
Soehartono, Irawan. 2000. Metode Penelitian Sosial : Suatu
Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan
Ilmu Sosial lain.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sukadiyanto dan Dangsina Muluk. 2011.. Pengantar Teori
dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: CV. Lubuk
Agung
Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih
Fisik. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Universitas Negeri Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai