Anda di halaman 1dari 45

BIOMEKANIK OTOT SKELETAL

OLEH
SUDARYANTO, SST.Ft, M.Kes, M.Fis
INTRODUKSI
• Otot merupakan jaringan aktif, karena otot
mampu secara aktif mengembangkan ketega-
ngan atau berkontraksi.
• Karena otot adalah jaringan aktif, maka otot
memiliki fungsi yang penting untuk memper-
tahankan postur tubuh, menggerakkan segmen
tubuh & meredam terjadinya shock.
BIOMEKANIK OTOT SKELETAL
• SIFAT-SIFAT JARINGAN OTOT
• ORGANISASI STRUKTURAL OTOT SKE-
LETAL
• FUNGSI OTOT SKELETAL
• FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGA-
RUHI GAYA OTOT
• KEKUATAN OTOT, DAYA TAHAN OTOT
DAN POWER OTOT
SIFAT-SIFAT JARINGAN OTOT

• Ekstensibilitas

• Elastisitas

• Irritabilitas

• Kemampuan Mengembangkan Tension


Ekstensibilitas dan Elastisitas
• Ekstensibilitas adalah kemampuan terulurnya
atau memanjangnya otot.
• Elastisitas adalah kemampuan otot kembali ke
posisi panjang semula setelah diulur/distretch.
• Otot yang kembali ke posisi panjang semula
disebut dengan “normal resting length”.
• Sifat elastik otot terdiri dari : komponen elas-
tik paralel dan komponen elastik seri.
• Komponen elastik paralel (PEC) adalah
membran otot yang berperan memberikan
tahanan pada saat otot secara pasif terulur.
• Komponen elastik seri (SEC) adalah tendon,
yang bekerja sebagai pegas lentur untuk
menyimpan energi elastik ketika otot tegang
diulur/ distretch.
• Baik SEC dan PEC memiliki sifat merekat
yang memungkinkan otot terulur dan kembali
kedalam bentuk/posisi semula.
• Otot memiliki sifat viskoelastik yaitu :
– Ketika statik stretching pada otot hamstring diper-
tahankan selama jangka waktu tertentu, maka se-
cara progresif otot akan memanjang, & mening-
katkan ROM sendi.
– Setelah distretching, otot tidak akan kembali
dengan segera ke posisi resting length tetapi
secara bertahap akan memendek selama jangka
waktu tertentu.
Irritabilitas dan Kemampuan Tension
• Irritabilitas adalah kemampuan untuk meres-
pon suatu stimulus.
• Ketika diaktivasi oleh suatu stimulus maka
otot akan merespon dengan berkembangnya
tension (ketegangan).
• Perkembangan tension dari otot biasa dikenal
sebagai kontraksi (sifat khas otot) atau
kontrak tilitas
• Kontraktilitas adalah kemampuan otot untuk
memendek dari ukuran panjang otot.
ORGANISASI STRUKTURAL OTOT SKE-
LETAL
• Ada sekitar 434 otot skeletal pada tubuh ma-
nusia, yang membentuk 40 – 45% dari berat
tubuh sebagian besar orang dewasa.
• Otot-otot didistribusikan secara berpasangan
pada sisi kiri dan kanan tubuh  sekitar 75%
pasangan otot bertanggung jawab terhadap ge-
rakan tubuh & postur tubuh.
• Ada 4 variabel yang mempengaruhi fungsional
otot yaitu : serabut otot, motor unit, tipe sera-
but, dan arsitektur serabut.
Terdiri atas :

• Serabut Otot

• Motor Unit

• Tipe Serabut

• Arsitektur Serabut
Serabut Otot
• Sebuah sel otot tunggal disebut dengan sera-
but otot.
• Membran yang membungkus serabut otot di-
namakan dengan sarkolemma/sarkoplasma.
• Setiap serabut otot berisi sejumlah nukleus
dan mitokondria serta sejumlah myofibril
yang berjalan paralel sejajar satu sama lain.
• Myofibril mengandung 2 tipe filamen protein:
filamen myosin yang tebal, dan filamen aktin
yang tipis
• Pada myofibril terdapat sejumlah sarkomer,
merupakan komponen kontraktil dari otot.
• Setiap sarkomer dibatasi oleh Z line.
• Setiap sarkomer dibagi dua oleh M line.
• Setiap serabut terdapat saluran jaringan mem-
bran external yang dikenal sebagai retikulum
sarkoplasmik, sedangkan secara internal terda-
pat terowongan kecil yang dikenal sebagai tu-
bula transversal.
• Retikulum sarkoplasmik & tubula transversal
berperan sebagai saluran untuk transportasi
mediator elektrokimiawi dari aktivasi otot.
• Setiap serabut atau sarkolemma dibungkus
oleh jaringan konektif tipis yang disebut
dengan endomysium.
• Sejumlah serabut otot tergabung dalam satu
bundel yang dinamakan dengan fascicle 
fascicle dibungkus oleh jaringan konektif
yang disebut dengan perimysium.
• Kelompok-kelompok fascicle membentuk otot
secara keseluruhan  otot dibungkus oleh
jaringan konektif yang dikenal sebagai epimy-
sium, yang berlanjut sampai tendon
• Sejumlah serabut otot secara genetik ditentu-
kan dan bervariasi dari orang ke orang.
• Jumlah serabut otot yang terbentuk sejak lahir
akan dipertahankan sepanjang daur kehidu-
pannya, kecuali kadang-kadang menurun sete-
lah injury.
Motor Unit
• Sejumlah serabut otot yang diinnervasi oleh
susunan motor neuron tunggal, disebut dengan
motor unit.
• Axon pada setiap motor neuron akan membagi
beberapa cabang sehingga setiap serabut otot
dipersarafi oleh satu motor end plate.
• Serabut dari sebuah motor unit dapat menye-
bar diatas area sekitar beberapa cm & diselang
– seling oleh serabut motor unit lainnya.
• Motor unit dengan jumlah serabutnya bergan-
tung pada tipe gerakan yang dihasilkan.
• Otot yang menghasilkan gerakan-gerakan
yang halus dan sangat terkontrol dipersarafi
oleh motor unit kecil (jumlah serabutnya
kecil) seperti gerakan mata dan jari-jari.
• Otot yang menghasilkan gerakan-gerakan
kasar dipersarafi oleh motor unit besar (jum-
lah serabutnya besar) seperti gerakan
menendang dan berjalan.
Tipe Serabut
• Serabut otot memiliki sifat karakteristik yang
berbeda-beda.
• Karena perbedaan karakteristik ini, maka se-
rabut otot dibagi kedalam 2 kategori utama :
serabut slow-twitch ST dan serabut fast-
twitch (FT).
• Berdasarkan unsur histokimiawi, serabut FT
dibagi kedalam 2 kategori : serabut FTa (tipe
IIa) dan serabut FTb (tipe IIb)
Tabel 1. Karakteristik Serabut Otot
Karakteristik Tipe I Tipe IIa Tipe IIb
SO FOG FG
Serabut ST Serabut FFR Serabut FF
Kecepatan kontraksi Rendah Cepat Cepat
Kelelahan Rendah Sedang Cepat
Diameter Kecil Sedang Besar
Konsentrasi ATPase Rendah Tinggi Tinggi
Konsentrasi mitokon- Tinggi Tinggi Rendah
dria
Konsentrasi enzim gli- Rendah Sedang Tinggi
kolitik
• Serabut FT merupakan kontributor yang pen-
ting untuk kesuksesan performa atlit dalam
event yang memerlukan kecepatan dan power.
• Serabut ST merupakan kontributor yang pen-
ting untuk kesuksesan performa atlit dalam
event yang memerlukan endurance tinggi.
• Penemuan ini menunjukkan bahwa program
training dapat menyebabkan konversi serabut
ST ke FT atau sebaliknya.
• Dalam serabut FT telah ditemukan dapat terja-
di konversi dari tipe IIa menjadi IIb atau seba-
liknya setelah mengikuti program training.
• Secara genetik, beberapa orang telah
terbentuk persentase serabut FT yang tinggi &
beberapa orang telah terbentuk persentase
serabut ST yang tinggi, tetapi kebanyakan
orang memiliki keseimbangan antara
persentase serabut FT dan ST.
• Suatu penelitian menunjukkan bahwa 28 pela-
ri jarak jauh mengalami peningkatan proporsi
yang signifikan pada tipe I selama jangka
waktu 20 tahun.
• Penelitian juga menunjukkan bahwa bayi &
anak-anak memiliki serabut tipe IIb yang
lebih kecil proporsinya secara signifikan
daripada orang dewasa.
• Sedangkan pada orang dewasa yang obesitas
memiliki serabut tipe IIb yang proporsinya
lebih rendah secara signifikan daripada orang
dewasa non-obesitas.
• Fakta baru menunjukkan bahwa genetik me-
miliki peran yang besar terhadap proporsi tipe
serabut.
• Fakta juga menjelaskan bahwa otot skeletal
dapat beradaptasi terhadap tuntutan perubahan
fungsional dengan menghasilkan perubahan
pada phenotype genetik dari serabut otot.
Arsitektur Otot
• Susunan serabut otot dapat mempengaruhi
fungsional otot.
• Orientasi struktural ini dapat mempengaruhi
strength otot dan ROM.
• Ada 2 kategori utama susunan serabut otot :
susunan serabut paralel dan susunan serabut
pennate.
• Perbedaan susunan serabut paralel dan susun-
an serabut pennate dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Perbedaan Serabut Paralel dan Serabut Pennate
Karakteristik Serabut Paralel Serabut Pennate
Orientasi serabut Susunan serabutnya sangat Susunan serabutnya mem-
paralel terhadap axis longit. bentuk sudut terhadap axis
Otot longit. Otot
Ciri khas serabut Sebagian besar serabut tidak Setiap serabut memanjang
memanjang pada seluruh pan- pada seluruh panjang otot
jang otot, berakhir didalam sehingga melekat langsung
muscle belly sehingga ada in- pada tendon.
terkoneksi diantara serabut.
Saat kontraksi Pemendekan otot dihasilkan Ketika memendek, sera-
oleh pemendekan serabutnya butnya akan berotasi dise-
kitar perlekatannya yang
secara progresif meningkat
kan sudut pennation
Gaya yang dibangkit- Otot pennate berisi lebih ba- Otot paralel berisi lebih se-
kan nyak serabut per unit volume dikit serabut per unit volu-
otot sehingga membangkitkan me otot sehingga mem-
gaya yang lebih besar bangkitkan gaya yang kecil
• Jika sudut pennation lebih dari 60 o, maka jum-
lah gaya efektif yang ditransfer ke tendon ku-
rang dari ½ gaya yang dihasilkan oleh serabut
otot.
• Ditemukan bahwa pelari cepat memiliki sudut
pennation yang lebih kecil daripada pelari ja-
rak jauh.
FUNGSI OTOT SKELETAL
• Pada saat otot berkontraksi, maka besarnya
ketegangan adalah konstan pada seluruh pan-
jang otot, baik pada tendon dan lokasi perle-
katannya.
• Gaya ketegangan (kontraksi) berkembang ka-
rena adanya tarikan otot pada perlekatannya
di tulang & menciptakan torque pada sendi-
sendi yang dilewati otot tersebut.
Perekrutan Motor Unit
• Saraf-saraf yang menginnervasi motor unit
ST secara umum memiliki ambang rangsang
yang rendah dan relatif mudah diaktivasi.
• Motor unit FT disuplai oleh saraf-saraf yang
lebih sulit diaktivasi (ambang rangsang ting-
gi).
• Ketika otot berkontraksi, maka pertama kali
diaktivasi adalah serabut ST  kemudian
ketika durasi aktivitas meningkat & membu-
tuhkan speed/power maka secara progresif
se-rabut FT diaktivasi (tipe IIa & IIb).
Perubahan Panjang Otot ketika terjadi Per-
kembangan tension

• Ketika ketegangan (kontraksi) otot mengha-


silkan torque yang lebih besar daripada
resistif torque pada sendi, maka otot akan me-
mendek sehingga menyebabkan perubahan
sudut pada sendi.
• Ketika otot memendek maka kontraksi yang
dihasilkan adalah konsentrik  serabut otot
tunggal mampu memendek sekitar ½ dari
normal resting length
• Otot juga dapat menghasilkan ketegangan tan-
pa memendek, panjang otot tidak berubah dan
tidak ada gerakan yang terjadi  kontraksi ini
dinamakan dengan isometrik.
• Otot juga dapat menghasilkan ketegangan
ketika otot memanjang  kontraksi ini adalah
eksentrik, dimana arah gerakan sendi berlawa-
nan arah dengan resultan torque otot.
Peran otot
• Ketika otot menghasilkan ketegangan (kon-
traksi) maka jarang satu otot bekerja secara
terisolir, tetapi umumnya bekerja dengan otot
lainnya secara simultan (bersamaan).
• Ketika otot berkontraksi dan menyebabkan
gerakan pada segmen tubuh maka otot terse-
but bekerja sebagai agonis/primemover.
• Karena ada beberapa otot yang sering membe-
rikan kontribusi terhadap gerakan, maka otot
tersebut bekerja sebagai asisten agonis.
• Otot-otot yang relaks pada saat agonis
bekerja atau otot lawanan yang berkembang
ketegangan eksentrik pada saat yang sama
dengan agonis bekerja, maka otot tersebut
dikenal sebagai antagonis.
• Otot antagonis sering memberikan aksi kon-
trol khususnya pada akhir gerakan yang cepat
dan kuat.
• Agonis khususnya aktif selama akselerasi
segmen tubuh, sedangkan antagonis terutama
aktif selama deselerasi (perlambatan).
• Sebagai contoh, ketika seorang berlari menu-
runi bukit maka fungsi quadriceps sebagai an-
tagonis untuk mengontrol besarnya fleksi knee
yang terjadi.
• Otot dapat berperan menstabilisasi bagian tu-
buh melawan gaya tertentu, baik gaya internal
maupun gaya eksternal  berperan sebagai
stabilisasi.
Otot-otot two-joint & multijoint
• Beberapa otot pada tubuh manusia dapat me-
lewati 2 sendi atau beberapa sendi.
• Otot one-joint menghasilkan arah gaya yang
terutama segaris dengan segmen tubuh.
• Otot two-joint dapat menghasilkan gaya
dengan komponen transversal yang signifikan.
• Selama aktivitas power seperti melompat dan
lari cepat, otot-otot two-joint khususnya efek-
tif dalam mengkonversi rotasi segmen tubuh
kedalam gerak translasi yang diinginkan.
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI GAYA OTOT

• Besarnya gaya yang dibangkitkan oleh otot berkaitan


dengan kecepatan kontraksi memendek, panjang otot
saat dirangsang, dan jangka waktu sejak otot meneri-
ma stimulus.
• Faktor-faktor tersebut adalah signifikan dalam mem-
pengaruhi gaya otot.
Hubungan gaya – kecepatan
• Gaya maksimal otot dapat berkembang melalui
kecepatan kontraksi memendek atau meman-
jang, hubungannya dengan kontraksi konsen-
trik dan eksentrik.
• Otot yang lebih kuat adalah otot yang memiliki
ketegangan isometrik maksimum yang lebih
besar  besarnya gaya maksimum dapat
dibangkitkan oleh otot sebelum mengalami pe-
manjangan saat tahanan meningkat.
• Sebagian besar AKS memerlukan gerakan yang
lambat dan terkontrol dengan beban submaksi-
mal sehingga terutama terjadi kecepatan kon-
traksi memendek yang terkontrol  hanya se-
jumlah motor unit yang teraktivasi.
• Dibawah kondisi eksentrik, gaya maksimum
pada otot dapat menghasilkan gaya yang mele-
bihi gaya isometrik maksimum.
• Program strength training yang eksentrik akan
melibatkan penggunaan tahanan yang lebih be-
sar daripada kapabilitas gaya isometrik maksi-
mum pada atlit.
• Penelitian menunjukkan bahwa tipe training ek-
sentrik lebih efektif daripada training konsen-
trik dalam meningkatkan ukuran dan strength
otot.
• Meskipun demikian, training eksentrik juga
berhubungan dengan peningkatan nyeri otot
dan kerusakan struktural.
Hubungan panjang otot – ketegangan
• Besarnya ketegangan isometrik maksimum
pada otot sebagian bergantung pada panjang
otot.
• Pada serabut otot tunggal dan terisolir, gaya
puncak dapat terjadi ketika otot dalam keadaan
normal resting length (tidak terulur atau tidak
berkontraksi).
• Ketika panjang otot meningkat atau menurun
melewati resting length maka gaya maksimum
otot dapat menghasilkan penurunan.
• Bagaimanapun juga, kapabilitas gaya dapat
meningkat ketika otot sedikit terulur.
• Otot dengan serabut paralel akan menghasilkan
ketegangan maksimum diatas resting length.
• Otot dengan serabut pennate dapat membang-
kitkan ketegangan maksimum antara 120% dan
130% pada posisi resting length.
• Fenomena ini akibat adanya kontribusi dari
komponen elastik otot (terutama SEC), ditam-
bah adanya ketegangan pada otot saat distretch.
• Penelitian menunjukkan bahwa latihan eksen-
trik akan meningkatkan panjang otot yang
sementara dan sedikit panjang sehingga dapat
mengganggu perkembangan gaya ketika sudut
sendi tidak diposisikan otot dalam keadaan
stretch yang cukup.
Siklus stretch - shortening
• Ketika otot secara aktif terulur sebelum kon-
traksi maka gaya yang dihasilkan akan lebih
kuat daripada otot yang tidak dalam posisi ter-
ulur.
• Pola kontraksi eksentrik yang diikuti dengan
cepat oleh kontraksi konsentrik dikenal seba-
gai siklus stretch-shortening.

Anda mungkin juga menyukai