Anda di halaman 1dari 92

Ilmu Muskuloskeletal

Regio Patella
Kelompok 8 :
Rama Bayu R 021911024
Manda Melly G 021911025
Radinda Safitri 021911034
Anatomi Patella

Lutut adalah sendi yang paling kompleks dan terdiri dari 2 sendi
yaitu sendi tibiofemoral dan sendi patellofemoral. Tulang-tulang
yang menyusun sendi lutut adalah femur, tibia, patella dan fibula.
Pada ujung distal femur terdapat kondilus medial dan lateral yang
menempel dengan cekungan pada ujung proksimal tibia. Cekungan
ini juga terdiri dari bagian medial dan lateral yang dipisahkan oleh
spina tibia (Blackburn and Craig, 1980).
Kapsul Sendi

Non-communicating bursae, yang terdiri dari


Communicating bursae, yang terdiri dari: :
o Bursa suprapatella, di bagian anterior o Bursa prepatella subkutaneus, di sisi
dan proksimal sendi anterior patella
o Bursa semimembranosa, dibagian o Bursa infrapatellaris profunda, di sisi
posterior sendi posterior patella (di antara ligamen
o Bursa subtendinea gastrocnemius medial patella dan membrane ibrosa kapsul
dan lateral, di origo m. Gastrocnemius. sendi.
o Bursa subfascialis prepatellaris, bursa
subtendinosa prepatellaris dan bursa
subkutaneus prepatellaris.
Ligamen patella

❑ Ligamen kolateral medial


Ligamen ini membentang antara epikondilus medial femur dan
kondilus medial tibia, berfungsi melindungi sisi medial lutut dari
tekanan yang berasal dari sisi lateral lutut ( daya valgus ).

❑ Ligamen kolateral lateral


Ligamen ini disebut juga ligamen fibula karena membentang dari
epikondilus lateral femur ke kaput fibula. Fungsinya adalah untuk
mencegah sisi lateral lutut bengkok ke arah lateral akibat
dorongan dari sisi medial ( daya varus ).
Ligamen patella
❑ Ligamen krusiatum anterior
Ligamen ini membentang antara kondilus lateral femur dan area interkondilus anterior pada tibia, serta
memiliki fungsi yang sangat penting untuk mencegah tibia bergeser terlalu jauh ke depan. Cedera sering
terjadi pada ligamen ini akibat tekukan atau rotasi lutut.

❑ Ligamen krusiatum posterior, Ligamen yang membentang antara permukaan anterior kondilus medial
femur dan area interkondilus posterior tibia ini berfungsi mencegah pergeseran tibia ke arah posterior.
❑ Ligamen transversus, Ligamen ini berjalan di sisi anterior meniskus dan menghubungkan meniskus
medial dan lateral.
❑ Ligamen patella, Ligamen patella menghubungkan bagian inferior patella dengan tuberositas tibia.
Ligamen yang memiliki panjang 5-6 cm dan lebar sekitar 3 cm ini merupakan ligamen yang sangat kuat
sehingga memberikan kekuatan mekanis pada keseluruhan sendi lutut. Ligamen patella sering disebut
juga tendon patella karena tidak terlihat terpisah dengan tendon quadriseps femoris yang menyelubungi
patella(Greisamer and McConell, 1998).
Meniscus

❑ Meniskus medial (fibrokartilago semilunar internal)


Bagian anterior meniskus ini melekat pada sisi anterior fosa
interkondilus tibia dan terletak di depan ligamen krusiatum
anterior; sedangkan bagian posteriornya melekat pada sisi
posterior fosa interkondilus tibia dan terletak di antara perlekatan
meniskus lateral dan ligamen krusiatum posterior.
Meniscus

❑ Meniskus lateral (fibrokartilago semilunar eksternal)


Meniskus ini berbentuk seperti lingkaran dan meliputi area
permukaan sendi yang lebih luas dibandingkan meniskus
medial. Ujung anteriornya melekat di depan eminensia
interkondilus tibia pada sisi latero-posterior ligamen
krusiatum anterior dan menyatu dengan ligamen tersebut.
Sedangkan ujung posteriornya melekat di sisi belakang
eminensia interkondilus tibia dan di depan ujung posterior
meniskus medial (www.sportsinjuryclinic.net, 2010)
Otot
❑ Otot quadriceps femoris terdiri dari muskulus rectus femoris, m. vastus intermedius, m. vastus lateralis
dan m. vastus medialis. Kelompok otot ini berperan sebagai ekstensor lutut jika kaki tidak menapak ke
lantai dan sebagai deselerator atau penahan lutut saat kaki menapak di lantai. Keempat tendon dari otot-
otot tersebut menyatu dan berinsersi pada bagian anterior patella (Anonim, 2010).

❑ Otot-otot hamstring berorigo pada tuberositas ischiadika dan terdiri dari m. semitendinosus yang
berinsersi di permukaan medial tibia, m. semimembranosus yang berinsersi pada condilus medial tibia,
dan m. biseps femoris berinsersi pada sisi lateral caput fibula. Otot-otot ini berperan dalam gerakan
fleksi sendi lutut (Anonim, 2009).
PATOLOGI
REGIO PATELLA
Meniscus tear
Meniscus tear adalah cedera yang terjadi
apabila salah satu tulang rawan dalam lutut
cedera dan robek.

Robekan pada meniscus tergantung pada


lokasi, Teknik, Dan derajat fragment
displacement. Jenis robekan pada meniscus,
yaitu:
● Bucket handle (Vertical longitudinal)
● Radial tears (Vertical transversal)
● Flap tears (Vertical oblique)
● Horizontal Cleavage tears (Horizontal
longitudinal)
● Degenerative and complex tears
Meniscus tear
ETIOLOGI
Pada orang muda biasanya meniscus tear terjadi akibat
adanya gaya memutar pada lutut yang fleksi dan adanya
beban tubuh. Sedangkan pada orang paruh baya adanya
fibrosis mengakibatkan morbilitas meniskus menjadi
terbatas, robekan dapat terjadi dengan gaya yang lebih kecil
(rentan).
Aktivitas memutar lutut yang terlalu agresif atau tiba-tiba
dapat menyebabkan robeknya meniskus. Bahkan berlutut,
jongkok atau mengangkat sesuatu yang berat kadang-kadang
dapat menyebabkan robeknya meniskus. Pada orang dewasa
yang lebih tua, perubahan degeneratif pada lutut juga dapat
menyebabkan robeknya meniskus.
Meniscus tear
Gejala Meniscus Tear yaitu:
● Bunyi klik atau letupan sewaktu
bergerak.
● Kisaran gerakan terbatas.
● Rasa seakan lutut terkunci (tidak mampu
meluruskan lutut)
● Rasa nyeri pada salah satu sisi lutut.
● Membengkak pada alur persendian.
● Rasa ngilu di sepanjang alur persendian.
Meniscus tear Diagnosis
PEMERIKSAAN FISIK
Metode pemeriksaan fisik yang digunakan yaitu:

❑ McMurray's test
Pemeriksaan didasarkan bahwa loose body dari menicus
kadang – kadang terperangkap di permukaan sendi dan
menimbulkan suara “klik” pada pemeriksaan.
● Fleksi lutut dan taruh tangan di lutut, internal dan
eksternal rotasi tungkai bawah dan posisikan lutut
dalam posisi ektensi. Tes diulang beberapa kali
dengan lutut diposisikan dalam stressed valgus dan
varus.
● Teraba “pop” or “click” merupakan tes positif dan
berhubungan dengan robekan meniskus.
Meniscus tear Diagnosis
❑ Apley’s grinding test. ❑ Thessaly test.
Meniskus ditekan dan kruris dirotasikan. ● Lutut yang sakit difleksikan 20 derajat
Nyeri mengindikasikan adanya robekan pada dan kaki berada pada posisi yang rata di
meniskus. lantai. Pasien diminta untuk menaruh
seluruh berat badannya di tungkai yang
sakit dan pemeriksa memegang tangan
pasien untuk menjaga keseimbangan.
pasien diminta untuk memutar badannya
ke kiri dan kanan 3 kali.
● pasien dengan cedera meniskus akan
merasakan nyeri di sendi bagian medial
atau lateral dan akan merasakan sensasi
terkunci (locking).
Pemeriksaan Penunjang
❑ X-Ray biasanya normal Dapat tampak "double PCL" sign yang
❑ Artroskopi memberikan keuntungan mengindikasikan bucket-handle meniscal
identifikasi dan terapi dapat dilakukan tear.
pada saat yang bersamaan.

❑ MRI
MRI merupakan tes yang paling sensitif tetapi
memiliki false positive yang tinggi pula.
Penatalaksanaan meniscus tear
Intervensi:
● RICE
● NSAIDs
● Surgical repair
● Brace
● Exercise Therapy

Fase 1:
Goals :
a. Mengurangi oedema
b. Mengurangi nyeri
c. Meningkatkan ROM
Treatment fase 1
1. RICE (terus dilakukan jika tidak
diperlukan operasi)
2. Obat anti inflamasi
3. Crutches partial weight bearing
4. Pasif stretching
5. Latihan isotonic tanpa beban
● Quad arc = ekstensi lutut dengan
bantalan/foam roller 2-5 menit
● Hamstring curls 15-20gerakan x 3 ; 4-
5x/minggu
● Lying wall slides 15-20gerakan x 3 ; 4-
5x/minggu
Fase 2 dan treatment
Ling wall slides
Goals :
mengembalikan ROM
Memulihkan fungsi otot
Memulihkan fungsi endurance
mengoptimalkan koordinasi neuromuskuler
Memulai untuk latihan aktivitas fungsional

Treatment : Lunges
1. RICE
2. Aktif dan pasif stretching
3. Latihan Close Kinetic Chain
● Lying wall slides 15-20gerakan x 3 ; 4-
5x/minggu
● half squats 15-20gerakan x 3 ; 4-5x/minggu
● Lunges 15-20gerakan x 3 ; 4-5x/minggu
Fase 2 dan treatment
Wall squats
4. Isometric Exercise
● Hamstring Curls with band 15-20gerakan x 3 ; 4-
5x/minggu
● Half squats 15-20gerakan x 3 ; 4-5x/minggu
● Leg press 15-20gerakan x 3 ; 4-5x/minggu
● Wall squats 15-20gerakan x 3 ; 4-5x/minggu
● Step up and down 15-20gerakan x 3 ; 4-5x/minggu
● Lunges with dumbbell 15-20 gerakan x 3 ; 4-5x/minggu
● Straight Leg raise with/no band 15-20gerakan x 3 ; 4-
5x/minggu
5. Sepeda statis
6. Mobilisasi sendi
Fase 3 dan treatment
Goals : 2. Balance and agility exercise
1. Memfokuskan untuk latihan fungsional ● Hop training
2. Latihan koordinasi dan keseimbangan ● Running drills
3. Peningkatan latihan kardiorespirasi ● Side shuffle
4. Kembali ke aktivitas seperti olahraga ● Step up and down
● single-limb static balancing pada permukaan rata
Exercise : Intensitas sedang ke tinggi dengan dumble 15-45scnd x 3 ; 4-5x/minggu
5. Strengthening Exercise ● One standing knee 15-45scnd x 3 ; 4-5x/minggu
● Quad set 20-30 gerakan x 3 ; 4- ● Step up with knee raises 15-45scnd x 3 ; 4-
5x/minggu 5x/minggu
● Hamstring set 20-30 gerakan x 3 ; 4- ● Multiplanar single-leg hops 15-45scnd x 3 ; 4-
5x/minggu 5x/minggu
● Stability wall slides 15-45scnd x 3 ; 4-5x/minggu
3. Sepeda statis
4. Jalan di kolam
Tendinitis Patella
Tendinitis Patella adalah suatu kondisi nyeri atau peradangan pada
bagian tendon patella. Secara makroskopik ditemukan adanya
degenerasi pada tendon akibat adanya gangguan vaskular dan
reaksi inflamasi. Secara histologis ditemukan adanya perdarahan
dan robekan tendon yang menyebabkan peningkatan jumlah sel
inflamasi.

Tendinitis patellaris dapat dikategorikan dalam 4 (empat) kelas:


Grade 1 : nyeri hanya setelah latihan
Grade 2 : nyeri sebelum dan saat pelatihan tetapi masih bisa
melakukan aktivitas secara baik.
Grade 3 : nyeri selama pelatihan yang membatasi aktivitas.
Grade 4 : nyeri selama aktivitas sehari-hari.
Tendinitis Patella
Etiologi
Tendinitis patellaris adalah cedera akibat dari penggunaan yang berlebihan karena tekanan yang berulang
pada tendon patella. Tekanan ini mengakibatkan putusnya tendon yang menyebabkan radang pada tendon.

Tanda dan Gejala


Ada beberapa gejala yang dapat muncul pada cedera tendinitis patella ini, diantaranya adalah
(Peterson et al, 1990):
● Nyeri di sekitar tendon patella
● Pembengkakan pada sendi lutut
● Nyeri di sekitar lutut saat melompat, berlari dan berjalan terutama saat menuruni tangga
● Nyeri di sekitar lutut saat fleksi dan ekstensi kaki
● Terasa lunak saat perabaan di sekitar lutut
● Lutut terasa lemah
● Snapping sensation pada waktu gerakan jongkok
● Nyeri terus-menerus yang mengganggu saat tidur di malam hari.
Tendinitis Patella Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

● Pemeriksaan X-ray
Pemeriksaan ini berfungsi untuk memperlihatkan adanya suatu kalsifikasi
di tendon terutama pada kondisi cedera stadium dini.

● Pemeriksaan Ultrasonografi
Alat yang menggunakan gelombang suara ini berfungsi untuk
memperlihatkan lokasi dari kerusakan yang terjadi pada tendon patella.
Pemeriksaan ini memperlihatkan ketidaknormalan ekstra dan intra tendon

● Pemeriksaan MRI
Pemeriksaan ini memperlihatkan gambar yang lebih jelas dibandingkan
pemeriksaan ultrasonografi sehingga dengan MRI kita dapat melihat lebih
jelas perubahan-perubahan yang terjadi pada tendon.
Penatalaksanaan Fisioterapi (exercise)
Metode R.I.C.E
Rest (istirahat) dengan cara mengistirahatkan bagian yang cedera, juga
mengurangi aktivitas fisik yang berat (beresiko)
Ice (pengkompresan berguna untuk mengurangi edema)
Compression (tekanan, untuk membatasi edema
Elevasi (pengurangan tarikan padatendon, dan mempercepat
pentembuhan)
● Latihan mobilisasi patella
Duduk dengan tungkai yang cedera diluruskan sehingga otot
quadriseps berada dalam keadaan relaksasi. Kemudian dengan
menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan, dorong patella ke arah
distal dan tahan selama 10 detik. Kembalikan patella pada posisi
semula, dan tarik patella ke arah proksimal lalu tahan selama 10 detik.
Kembalikan patella pada posisi semula lalu dorong patella secara
perlahan-lahan ke arah medial dan tahan posisi tersebut selama 10
detik. Ulangi rangkaian gerakan ini selama sekitar 5 menit.
Penatalaksanaan Fisioterapi (exercise)
● Latihan peregangan hamstring
Dalam posisi berdiri letakkan tungkai yang cedera pada dingklik setinggi
sekitar 40 cm dengan sendi lutut yang tetap lurus. Lalu perlahan-lahan
bungkukkan badan pada sendi panggul ke arah depan dengan bahu yang
tetap tegak lurus sampai oto-totot hamstring terasa teregang. Tahan posisi
ini selama 30 sampai 60 detik lalu kembali pada posisi semula dan ulangi
gerakan ini selama 3 kali. Dalam melakukan latihan ini harus diingat untuk
tidak memutar bahu ataupun menundukkan kepala karena hal ini hanya
akan menyebabkan peregangan pada punggung bagian bawah dan bukan
pada otot-otot hamstring.
● Latihan peregangan quadriceps
Dengan posisi berdiri tegak lurus ke depan, sandarkan ke dinding tangan
yang berlawanan dengan sisi lutut yang cedera. Lalu pegang pergelangan
kaki yang cedera dengan menggunakan tangan yang satunya dan tarik
pergelangan kaki ke arah bokong. Tahan posisi selama 30 detik dan
lakukan posisi ini tanpa membungkuk ataupun memutar punggung.
Kemudian ulangi sebanyak 3 kali.
● Latihan quadriceps
Duduk di atas lantai dengan tungkai yang cedera dalam posisi lurus
ke depan. Lalu kontraksikan otot-otot quadriceps dengan mendorong
sisi posterior lutut ke arah lantai. Konsentrasikan kontraksi otot pada
bagian medial tungkai atas. Tahan posisi ini selama 5 detik, ulangi
sebanyak 3 set yang masing-masing terdiri dari 10 kali latihan.
● Latihan straight leg raise
Duduk di lantai dengan tungkai yang cedera diluruskan ke depan
sedangkan tungkai yang satunya ditekuk dengan kaki menapak di
lantai. Gerakkan ibu jari pada tungkai yang cedera sejauh mungkin
ke arah distal, sambil mendorong sisi posterior lutut ke arah lantai
dan mengkontraksikan otot quadriceps. Kemudian gerakkan tungkai
yang cedera ke atas setinggi 6-8 inci dan tahan selama 5 detik. Lalu
turunkan perlahan-lahan ke lantai. Ulangi gerakan ini 20 kali.
● Latihan knee stabilization
Lingkarkan tali elastis pada pergelangan kaki pada tungkai yang tidak
cedera. Berdiri menghadap ke tembok dengan bertumpu pada tungkai
yang cedera. Turunkan badan secara perlahan-lahan lalu sambil
mempertahankan posisi ini gerakkan tungkai yang sehat ke arah
belakang. Ulangi gerakan ini sebanyak 3 set, yang terdiri dari 10
gerakan.

Variasikan gerakan ini dengan:


– Berputar 900 dari posisi awal sehingga tungkai yang cedera berada
lebih dekat ke tembok. Lalu gerakkan tungkai yang sehat menjauhi
tubuh ke arah lateral.
– Berdiri membelakangi tembok. Tungkai yang sehat (yang dilingkari
tali) digerakkan ke arah depan.
– Berputar 900 dari posisi awal sehingga tungkai yang sehat (yang
dilingkari tali) berada lebih dekat ke tembok. Tungkai yang sehat
gerakkan menyilang ke arah tungkai yang cedera.
Pencegahan

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera tendinitis patella, di
antaranya adalah:
● Hindari aktivitas berlebihan yang menyebabkan nyeri seperti melompat, berlari, berjongkok serta
naik turun tangga
● Latihan keseimbangan. Latihan keseimbangan akan meningkatkan kemampuan proprioseptif
sehingga tubuh memiliki kemampuan untuk mengendalikan posisi tubuh dan ekstremitas
● Latihan penguatan otot sekitar lutut
● Penggunaan alas kaki tepat. Alas kaki yang tepat akan membantu stabilitas lutut, memberikan
bantalan yang cukup dan menyokong lutut dan tungkai bawah selama berjalan dan berlari.
● Peregangan. Peregangan penting untuk meningkatkan fleksibilitas otot-otot yang berada di sekitar
lutut.
● Istirahat dan pemulihan. Istirahat sangat penting untuk membantu pemulihan jaringan lunak
setelah aktifitas yang berat.
Treatment

Goals :
● Mengilangkan oedema dan nyeri
● Kembali ke aktivitas normal > intensitas 2. Eksentrik-konsentrik loading exercise
tinggi ● Alfredson (eksentrik) : 3x15 set & rep ;
2x/hari
Exercise Therapy : ● Stanish and Curwin/silbernagel (eks-
1. Active Stretching konsen) : 3x10-20 set & rep ; setiap hari
● Calf stretch ● Heavy slow resistance training (eks-
● Standing hamstring stretch kons) : 4-16 set & rep ; 3x/minggu
● Quad Stretch
● Side lunge
Exercise

2. Isometric Exercise
● Half squats 8-10x gerakan x2 ; 3x /
3. Balance exercise
minggu
● One standing knee 15-45scnd x 3 ; 4-
● Leg press 8-10x gerakan x2 ; 3x /
5x/minggu
minggu
● Step up with knee raises 15-45 x 3 ; 4-
● Wall squats 15-45scnd x 3 ; 3x / minggu
5x/minggu
● Step up and down 8-10x gerakan ; 3x /
minggu
Catatan :
● Lunges 8-10x gerakan x 2 ; 3x / minggu
Intensitas terus ditingkatkan untuk mencapai
● Straight Leg raise with/no band 8-10x
goals.
gerakan x 2 ; 3x / minggu
Osteoarthritis
Osteoarthritis (OA) berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang
berarti tulang, arthro yang berarti sendi, dan itis yang berarti
inflamasi meskipun sebenarnya penderita osteoarthritis tidak
mengalami inflamasi atau hanya mengalami inflamasi ringan.

Ostearthritis adalah penyakit degeneratif sendi yang bersifat kronik,


berjalan progesif lambat, sering kali tidak meradang atau hanya
menyebabkan inflasi ringan, dan di tandai dengan adanya deteriorasi
dan abrasi rawan sedni pembentukan tulang baru pada permukaan
sendi
Osteoarthritis
Etiologi ● Trauma pada sendi
Terjadinya trauma, benturan atau cidera pada
Etiologi/ penyebab dari penyakit degeneratif sendi lutut juga dapat menyebabkan kerusakan
pada sendi ini diketahui dengan pasti tetapi atau kelainan pada tulang-tulang pembentuk
banyak faktor yang mungkin dapat sendi tersebut
menyebabkan timbulnyaa penyakit ini, antara ● Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
lain: Pekerojaan dan aktivitas yang banyak
● Usia melibatkan gerakan lutut juga merupakan salah
satu penyebab osteoarthritis pada lutut.
Semakin lanjut usia seseorang, pada umumnya
● Obesitas
semakin besar faktor resiko terjadinya
Berat badan yang berlebihan akan menambah
ostearthritis lutut. Hal ini disebabkan karena kompresi atau tekanan atau beban pada sendi
sendi lutut yang digunakan sebagai penumpu lutut. Semakin besar yang ditumpu oleh sendi
berat badan sering mengalami kompresi atau lutut, semakin besar pula resiko terjadinya
tekanan dan gesekan kerusakan pada tulang.
Osteoarthritis
Tanda dan gejala ● Deformitas
Tanda dan gejala pada penderita osteoarthritis sebagai Deformitas yang terjadi pada OA yang paling
berikut: berat dapat menyebabkan distruksi cartilago,
● Kaku sendi
tulang dan jaringan lunak sekita sendi terjadi
Gejala yang sering di jumpai pada OA terjadi kesulitan
deformitas varus bila terjadi kerusakan pada
atau kekakuan pada saat akan memulai gerakan pada
kopartemen medial dan kendornya
kapsul, ligamentum, otot dan permukaan sendi
ligamentum
● Keterbatasan lingkup gerak sendi
● Gangguan fungsional
keterbatasan gerak mula-mula terlihat pada gerak
fleksi kemudian dalam keadaan lanjut terjadi Penderita sering mengalami kesulitan dalam
keterbatasan ke arah ekstensi.Keterbatsan ini akibat melakukan fungsional dasar, seperti bangkit
dari perubahan permukaan sendi, spasme dan dari posisi duduk keberdiri, saat jongkok,
kontraktur otot, kontraktur kapsul-kapsul sendi, berlutut, berjalan, naik turun tangga, dan
hambatan mekanik oleh osteofit atau jaringan-jaringan aktivitas yang lain yang sifatnya membebani
yang terlepas lutut
Osteoarthritis Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis osteoarthritis didasarkan pada keluhan nyeri pada sendi yang terkena,
dikonfirmasi dengan pemeriksaan fisik yang memperlihatkan pembesaran tulang
pada persendian, akumulasi cairan, timbul krepitasi selama bergerak, kelemahan
otot dan instabilitas sendi.

● Fluctuation Test
Ibu jari dan jari telunjuk dari satu tangan diletakkan disebelah kiri dan disebelah
kanan patella. Sesekali proc. Suprapetellaris dikosongkan memakai tangan lain,
maka ibu jari dan jari telunjuk seolah-olah terdorong oleh perpindahan cairan itu.
● patella apprehension test
pasien berbaring secara relaks pada posisi supinasi, lutut difleksikan 20 derajat,
kemudian secara lembut gerakkan sisi medial patela kearah lateral. Ketika terjadi
subluksasi patela yang iminen, pasien akan respon dengan spasme otot kuadrisep
sebagai suatu reflek guarding.
Osteoarthritis Diagnosis
● Patella grinding tes
pasien berbaring secara relaks dengan posisi supinasi, lutut
diekstensikan. Pemeriksa meraba patella pada sisi proksimal dan
dipegang secara ketat. Kemudian, pasien diminta untuk
mengkontraksikan otot-otot kuadrisepnya. Tes ini dikatakan positif,
apabila kontraksi otot tersebut dirasakan nyeri oleh pasien

Pemeriksaan Penunjang
● Pemeriksaan X-Ray
● Pemeriksaan MRI
Penatalaksanaan Fisioterapi (exercise)

1) Infra Red ● 2) Transcutaneus Electrical Nerve


Persiapan alat, cek kabel, dan cek Stimulatuion
bolam. Posisi pasien tidur tengkurap ● Posisi pasien tidur terlentang, pasien
dalam posisi nyaman. Posisi
dalam keadaan nyaman, daerah ● terapis berada di sebelah pasien. Pasang
yang akan di terapi bebas dari kain, elektroda pada sisi lateral dan
sinar tegak lurus dengan daerah ● meedial lutut kiri. Menggunakan arus
yang di terapi, atur jarak antara 45- frekuensi: 200, durasi: 50 dengan
60 cm selama 10 menit. ● waktu 10-15 menit. Kemudian naikan
intensitas sampai merasakan adanya
● rangsangan berupa getaran yang
nyaman, kemudian naikan intensitasnya
● sampai batas toleransi pasien.
Terapi latihan (exercises)
a) Aktive Resissted exercise b) Free active movement
● Posisi pasien duduk ongkang-ogngkang ● Posisi tengkurap atau duduk ongakang-
di bed, Pasien diinstruksikan ongkang ditepi bed dengan
● untuk meluruskan kaki, terapis memberi ● pasien menggerakan flexi dan ekstensi.
tahanan. Dilakukan 8 kali Yang penting tidak
● hitungan ddengan 4 kali pengulangan. ● dikerjakan dengan posisi menumpu berat
badan karena dapat
● memperberat kerusakan srndinya.
Dilakukan secara bergantian 8x 2
● hitungan.
Dislokasi Patella
Pada keadaan normal, patella (tempurung lutut) terletak di celah yang
terdapat di dasar femur (tulang paha). Tempurung lutut meluncur ke atas dan
bawah di celah yang disebut dengan celah patellofemoral di depan tulang
paha atau femur ketika lutut ditekuk.
Patella terikat dengan otot quadriceps melalui tendon quadriceps dan bekerja
mengangkat pengungkit dari kelompok otot ini ketika meluruskan lutut.
Dislokasi Patella mengacu pada keadaan di mana tempurung lutut keluar
dari tempat normalnya. Arah dislokasi lutut yang paling sering adalah ke
lateral. Ketika hal ini terjadi, otot dan ligamen di lutut menjadi terlalu
meregang dan mengalami kerusakan.  
Dislokasi patella tidak sama dengan dislokasi sendi lutut yang merupakan
cedera traumatik yang lebih berat. Pada sebagian besar kasus, patella akan
kembali ke celah patellofemoral ketika lutut diluruskan, akan tetapi dapat
menimbulkan nyeri hebat.
Dislokasi Patella
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan dislokasi patella yang paling sering
adalah insufisiensi kekuatan otot quadriceps pada sisi dalam lutut, pronasi
kaki berlebihan dan yang dikenal dengan peningkatan sudut Q lutut. Otot
vastus medialis oblik atau VMO adalah otot quadriceps pada sisi dalam
paha dan bertanggung jawab untuk mempertahankan stabilitas patella di
lutut. Bila otot VMO tidak kuat atau serat ototnya tidak cukup terorientasi,
patella akan lebih rentan mengalami dislokasi. Pronasi kaki yang berlebihan
adalah keadaan di mana kaki bergulir ke dalam atau terlalu datar ketika
berlari. Hal ini menyebabkan tungkai berputar ke dalam yang akan
menyebabkan patella rentan bergerak ke arah luar ketika otot quadriceps
berkontraksi. Sudut Q lutut berkaitan dengan sudut tungkai bawah terhadap
lutut, dan orang dengan peningkatan sudut Q seringkali disebut dengan
“knock kneed”. Ketika mereka meluruskan tungkai, patella terdorong ke
arah luar yang menyebabkan patella mudah mengalami dislokasi
Etiologi Dislokasi patella
Dislokasi patella terutama disebabkan oleh kejadian traumatik ● Kelemahan ligamen dan otot pendukung akibat
(seringkali akibat terputar atau pukulan langsung) ke lutut. usia atau menurunnya kebugaran.
Akan tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi ● Lanjut usia yang memengaruhi keseimbangan
predisposisi terjadinya dislokasi patella. Antara lain: sehingga rentan jatuh.
● Anak-anak karena ligamen pendukungnya lebih
● Riwayat dislokasi atau subluksasi patella
elastis sehingga rentan cedera akibat jatuh dan
● Sendi patellofemoral yang lemah atau tidak pada cedera lainnya.
jalurnya (maltracking) ● Pernah dislokasi sebelumnya yang telah merobek
● Celah femoral yang dangkal   jaringan pendukung, dan berisiko alami dislokasi
● Kelemahan sisi dalam otot quadriceps berulang, misalnya di dislokasi bahu, dislokasi
● Mengencangnya otot retinaculum lateral, ITB, fleksor tempurung lutut dan dislokasi pinggul.
panggul, vastus lateralis dan biceps femoris ● Hipermobilitas sendi akibat lemahnya ligamen
mengencang.  atau otot.
● Penyakit genetik yang membuat jaringan elastis
Dislokasi patella paling sering terjadi pada atlet remaja. lebih ‘melar’, misalnya sindrom Marfan
● Aktivitas fisik, seperti olahraga ekstrem dan high
Memutar femur (tulang paha) ke arah dalam dengan kaki yang
impact atau olahraga yang melibatkan kecepatan
terfiksasi ketika menekuk lutut adalah gerakan penyebab dengan putaran tiba-tiba pada kaki.
dislokasi yang paling sering. (Greiwe et al 2010) ● Mengoperasikan mesin berat dengan kaki.
Gejala dislokasi patella
Nyeri akan segera dirasakan saat cedera. Kemungkinan terdapat pembengkakan
di sendi lutut. Selain itu dapat ditemukan gejala sebagai berikut:
● Pasien yang mengalami dislokasi patella melaporkan bahwa tempurung
lututnya "tergelincir keluar dari tempatnya”.
● Tempurung lutut yang bergeser yang jelas terlihat (seringkali ke sisi luar
lutut).
● Nyeri, terutama ketika melakukan aktivitas berdiri dan meluruskan lutut
secara aktif.
● Tempurung lutut yang bengkak dan goyang.
● Terdapat perlunakan di sekitar tempurung lutut.
● Adanya rasa tidak stabil atau tidak mampu menahan ketika berdiri.
● Kelemahan otot quadriceps.  
DIAGNOSIS DISLOKASI PATELLA
Pada pemeriksaan, dokter akan mencari tanda dislokasi patella dan
kerusakan otot dan ligamen yang berkaitan.
Rontgen, ultrasonografi atau MRI dapat digunakan untuk memastikan
diagnosis dan mengidentifikasi kerusakan struktur di sekeliling tempurung
lutut atau pada permukaan sendi patella, yang sering terjadi.
Dislokasi Patella test
Pemeriksaan penunjang

Agar diagnosis lebih tepat dan akurat, beberapa pemeriksaan penunjang yang mungkin, antara lain
rontgen/x-ray (untuk membantu melihat ada tidaknya patah tulang), meraba denyut nadi,
arteriogram (untuk mendeteksi kemungkinan pembuluh darah terluka atau tidak), dan USG atau
Doppler untuk menilai aliran darah.
Anterior Cruciate Ligament (ACL)
● Etiology • Symtomps :
Cedera ini biasa terjadi karena lutut yag a. Ada bunyi pop/klik diikuti dengan
bergerak eksternalrotasi dan lutut dalam posisi ketidakmampuan gerak.
valgus atau bisa posisi kaki yang b. Lutut berasa goyang/tidak stabil
hyperextension saat landing. Sebagai contoh c. Swelling & oedema 1-7 hari
orang yag tiba-tiba merubah gerakan saat
bergerak. • Tingkat deformitas cedera ligamen
a. Grade I (Robek halus, kadang hanya
bengkak biasa)
b. Grade II (Robek parsial)
c. Grade III (Robek total)
Diagnosa ACL
• Diagnosa
a. Inspeksi : Melihat kondisi lutut.
b. Palpasi : Meraba oedema.
c. Special Test : Anterior drawer test, Lachman test, pivot
shift test, jerk test and flexion rotation drawer.
d. Pemeriksaan penunjang : MRI, CT-scan,
Test pada ACL
• Modalitas yang dapat diberikan ● Intervensi
a. Grade 1 : RICE, Exercise Therapy
1. InfraRed b. Grade 2 : RICE, Brace, Exercise
2. Hot Pack Therapy
3. Cold Pack c. Grade 3 : RICE, Surgical repair, Brace,
4. Micro Wave Diathermy Exercise Therapy
5. Ultra Sound
Fase 1 (1st – 3rd week)
Therapy :
Goals :
a. RICE
a. Mengurangi nyeri dan oedema b. Electrical stimulation (TENS,Ultrasound)
b. Membangun kembali gerak lutut c. Latihan untuk mengaktifkan otot quadriceps
ekstensi perlu diawal (ekstensi) cth : heel slides 8-10
gerakan x 2 setiap hari
c. Bisa mengontrol otot-otot quadriceps
d. Mobilisasi patella
d. Mendapatkan kembali kontrol gerak
e. Aktif full ekstensi diakhir minggu pertama
fleksi dan kontrol neuromuscular daerah f. Latihan isotonic kontraksi hamstring untuk
ekstrimitas bawah bisa 90o ; isotonic plantar/dorsal fleksi,
fleksi knee 8-10 gerakan setiap hari
g. Hip exercise (adduksi & Abduksi) 8-10
gerakan x 2 ; setiap hari
Fase 2 (3-6 weeks)
Goals : Therapy : Intensitas dari rendah ke sedang/moderate
a. Untuk mendapatkan kembali fungsi gait a. RICE
b. Mendapatkan kontrol penuh untuk b. Elctrical Stimulation and ultrasound
ekstensi knee c. Increase ROM. Ex :
c. Strengthen Quadriceps & hamstring ● squat and reach
d. Meningkatkan control neuromuscular ● Calf stretch
e. Memulai aktivitas fungsional ● Standing hamstring stretch
f. Latihan kardioresipratory endurance ● Quad Stretch
● Side lunge
d. Open kinetic chain exercise f. Balance training
● seated knee extension 15-20 grakan x 3 ; ● Stability ball wall slides 15-45scnd x 3 ;
3-5x/minggu 4-5x/minggu
● Terminal knee-extension exercises 15-20 ● Monster walks using theraband 15-
grakan x 3 ; 3-5x/minggu 45scnd x 3 ; 4-5x/minggu
● Hamstring curl with/no band 15-20 ● Single leg squat 15-45scnd x 3 ; 4-
grakan x 3 ; 3-5x/minggu 5x/minggu
● Plantar / dorsiflexion 15-20 grakan x 3 ; ● Single-leg balance reach 15-45scnd x 3 ;
3-5x/minggu 4-5x/minggu
e. Strengthening exercise g. Stationary bike (5-10mnit)
● mini squats 15-20 grakan x 3 ; 3- h. Pool exercise
5x/minggu
● steps up 15-20 grakan x 3 ; 3-5x/minggu
● hamstring and hip leg press 15-20 grakan
x 3 ; 3-5x/minggu
Fase 3
Therapy :
Goals : a. Electrical stimulation, Ultrasound
Konsentrasi progress fungsional dan kembali b. Massage and mobilisasi patella
c. Isokinetic testing
ke aktivitas yang tinggi, d. High speed training dengan rubber
Intensitas dari sedang ke tinggi tubing (mini squat, leg press dan
lainnya)
e. Balance training
f. Agility exercise
g. Sepeda statis (5-10mnit)
h. Pool walking (5-10mnit)
i. Jogging di treadmill (5-10mnit)
PCL
● Etiologi ● Tingkat deformitas cedera ligamen
Beresikoterjadi PCL injurysaatlututfleksi a. Grade I (Robek halus, kadang hanya
90ataulebihdanjatuhdenganposisiberatbadan di bengkak biasa)
depanaspekmenekuknyalututdan kaki posisi b. Grade II (Robek parsial)
plantarflexion c. Grade III (Robek total)


● Symptoms
  ● Diagnosis
a. Terasabunyi pop dibelakanglutut a. Inspeksi
b. Sedikitada swelling yang jelaspada fossa b. Palpasi : Oedema
popliteal c. Special Test : Posterior drawer
testPosterior Sag’s test (Godfrey’s test)
d. Pemeriksaan penunjang : MRI, CT-scan
Pemeriksaan fisik
Posterior Drawer Sag test
Test
PATELLA FRACTURE

Fraktur patella cukup jarang terjadi, angka kejadiannya mencapai 1 % dari semua fraktur yang
ada. Kejadian tertinggi terutama ditemukan pada usia 20 sampai 50 tahun dimana laki-laki 2
kali lebih sering mengalami fraktur patella dari pada perempuan. Lokasi os patella yang berada
pada daerah subkutan membuat rentan terhadap cedera. Fraktur dapat terjadi akibat dari gaya
tekan seperti pukulan langsung, kekuatan dari tarikan mendadak seperti yang terjadi dengan
hyperflexi lutut, atau karena keduanya. Berbagai pola fraktur yang terjadi, tergantung pada
mekanisme cederanya. Berdasarkan pola frakturnya, frakturpatella dibagi atas fraktur
transversal, apex, basal, comminuted, vertikal, dan osteochondral. Sedangkan berdarakan pola
penyimpangan tulangnya dibagi atas displaced dan non-displaced
PATELLA FRACTURE
● Etiology ● Symptoms
a. Trauma langsung ke tempurung lutut, a. Nyeri tajam dan tiba-tiba di lutut, terjadi
karena kecelakaan kendaraan.v cepat setelah cedera
b. Trauma tidak langsung, yang merupakan b. Bengkak, nyeri tekan, dan kemungkinan
pengetatan abnormal otot paha, ketika memar di sekitar lokasi cedera
lutut ditekuk c. Ketidakmampuan untuk menekuk atau
c. Ikut serta dalam olahraga yang keras memperpanjang lutut; tidak bisa berjalan
atau berdampak tinggi d. Ketidakmampuan untuk memberikan
d. Jatuh dari ketinggian yang signifikan berat atau tekanan pada kaki yang terluka.
e. Nyeri berlebihan.
PATELLA FRACTURE
● Diagnosa
a. Inspeksi : Membandingkan kedua luhut
b. Palpasi : Ada Oedema/tidak
c. Pemeriksaan penunjang : Rontgen, MRI
Test khusus
Penatalaksaanaan fisioterapi
Intervensi fisioterapi:
Infra Red (IR)
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
Terapi Latihan :
a. Static contraction, atau isometrik adalah suatu terapi latihan dengan cara mengkontraksikan otot tanpa
disertai perubahan panjang olot maupun pergerakan sendi.
b. Assisted active movement adalah gerakan yang terjadi karena kontraksi otot pasien dibantu oleh
kekuatan dari luar (Kisner, 2007)
c. Free active movement adalah gerakan yang berasal dan otot itu sendiri (Kisner, 2007)
d. Hold relax adalah suatu teknik yang mengarah pada kontraksi isometrik rileksasi optimal dan
kelompok otot antagonis yang memendek, kemudian otot tersebut rileks, cara pelaksanaannya teknik
hold relax:
e. Passive exercise, merupakan gerakan yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan dari luar sedangkan otot
penderita rileks (Solomon, 2010). Gerakan passive dilakukan dengan bantuan terapis.
Penatalaksanaan

Pemeriksaan MARS
1 fisik 2
Despite being
red, Mars is a
cold place

Pemeriksaan
VENUS
3 penunjang 4
Venus is the
second planet
from the Sun
Research Methods Lesson Infographics

75% 25%
MERCURY VENUS
Mercury is the closest Venus is the second planet
planet to the Sun from the Sun
Research Methods Lesson Infographics

MERCURY MARS
It is the closest planet 1 2 Despite being red,
to the Sun Mars is a cold place

SATURN VENUS
Saturn is the ringed 3 4 Venus is the second
one. It’s a gas giant planet from the Sun
Research Methods Lesson Infographics

MARS
1 Despite being red,
Mars is a cold place

MERCURY
2 It is the closest planet
to the Sun

SATURN
3 Saturn is the ringed
one. It’s a gas giant
Research Methods Lesson Infographics

MARS MERCURY VENUS


Despite being Mercury is the Venus is the
red, Mars is a closest planet to second planet
cold place the Sun from the Sun

SATURN EARTH
Saturn is the Earth is the
ringed one. It’s planet where
a gas giant we all live on
Research Methods Lesson Infographics

MARS

A B C D

SATURN MERCURY VENUS EARTH


Saturn is the Mercury is the Venus is the Earth is the
ringed one. It’s closest planet to second planet planet where
a gas giant the Sun from the Sun we all live on
Research Methods Lesson Infographics

1 2 3 4 5

MARS 100 88 79 80 123

VENUS 90 500 400 143 89

SATURN 30 245 98 175 72


Research Methods Lesson Infographics

65% 75% 50%

JUPITER SATURN MARS


Jupiter is the biggest Saturn is a planet with Mars is actually a very
planet of them all several rings cold place

30% 55% 75%

VENUS EARTH PLUTO


Venus has a really Earth is the third Pluto is considered a
beautiful name planet from the Sun dwarf planet
Research Methods Lesson Infographics

MARS
40% Mars is a very
cold place

EARTH
25% Earth is where we
all live on

VENUS
35% Venus has a
beautiful name
Research Methods Lesson Infographics

VENUS EARTH NEPTUNE


Venus is a very The one that Neptune is a
hot place harbors life gas giant

1 2 3 4 5 6

SATURN JUPITER MERCURY


Saturn is the It is the biggest It is the
ringed planet one smallest one
M Dafa Rainoto
021911035
Research Methods Lesson Infographics

1 2 3

30% 50% 20%


SATURN MERCURY VENUS
Saturn is the Mercury is the Venus is the
ringed one. It’s closest planet to second planet
a gas giant the Sun from the Sun
Research Methods Lesson Infographics

75% 50% 60% 30%

SATURN MERCURY VENUS EARTH


Saturn is the Mercury is the Venus is the Earth is the
ringed one. It’s closest planet to second planet planet where
a gas giant the Sun from the Sun we all live on
Research Methods Lesson Infographics

50%
MERCURY
It is the closest planet
25% to the Sun 25%
MARS VENUS
Despite being red, Venus is the second
Mars is a cold place planet from the Sun
Research Methods Lesson Infographics

MARS JUPITER
1 2
Despite being red, It is the biggest planet
Mars is a cold place of them all

MERCURY NEPTUNE
3 4
It is the closest planet Neptune is far away
to the Sun from Earth

SATURN EARTH
5 6
Saturn is the ringed It is the planet where
one. It’s a gas giant we live on
Research Methods Lesson Infographics

100%
75%
50%

SATURN MERCURY VENUS


Saturn is the ringed It is the closest planet Venus is the second
one. It’s a gas giant to the Sun planet from the Sun
Research Methods Lesson Infographics
MARS
A Despite being red,
SATURN
Mars is a cold place
It is composed 60%
of hydrogen
VENUS
and helium B Venus has a very
beautiful name

NEPTUNE
MERCURY C Neptune is very far
away from Earth
Mercury is the 40%
closest planet to
the Sun JUPITER
D Jupiter is the biggest
planet
Research Methods Lesson Infographics

STEP 2 STEP 4 STEP 5


Venus is a very The one that Neptune is a
hot place harbors life gas giant

STEP 1 STEP3 STEP 5


Saturn is the It is the biggest It is the
ringed planet one smallest one
Research Methods Lesson Infographics

1
VENUS
MERCURY
Venus is the second Mercury is the
SATURN planet from the Sun closest planet to
Saturn is the and has a beautiful the Sun
ringed one. It’s name despite being a
a gas giant very hot planet
2
Research Methods Lesson Infographics

VS
VENUS MARS
Venus is the Despite being
second planet red, Mars is a
from the Sun cold place
Research Methods Lesson Infographics

MERCURY MARS
1 2
Mercury is the Despite being
closest planet to red, Mars is a
the Sun cold place

SATURN VENUS
4 Saturn is the Venus is the
3
ringed one. It’s second planet
a gas giant from the Sun
Research Methods Lesson Infographics

VENUS
Venus is the 70%
second planet
from the Sun

MERCURY
30% Mercury is the
closest planet to
the Sun
Research Methods Lesson Infographics

15%

40% 15%

30%

Mercury is the closest planet to the


Sun and the smallest one

VENUS EARTH SATURN MARS


Research Methods Lesson Infographics

VENUS
Venus is the 30%
second planet
from the Sun
SATURN
20% Saturn is the
ringed one. It’s
a gas giant
MARS
Despite being 10%
red it is a very
cold place
Research Methods Lesson Infographics

MARS JUPITER
1 2
Despite being red, It is the biggest planet
Mars is a cold place of them all

MERCURY NEPTUNE
It is the closest planet 6 3 Neptune is far away
to the Sun from Earth

SATURN EARTH
Saturn is the ringed 5 4 It is the planet where
one. It’s a gas giant we live on
Research Methods Lesson Infographics

MARS VENUS SATURN EARTH NEPTUNE

4
Research Methods Lesson Infographics

1 2 3

MERCURY MARS VENUS


Mercury is the closest Despite being red, Mars is Venus has a beautiful
planet to the Sun a very cold place name, but is really hot

50% 25% 75%


Instructions for use (free users)
In order to use this template, you must credit Slidesgo by keeping the Thanks slide.

You are allowed to:


● Modify this template.
● Use it for both personal and commercial purposes.

You are not allowed to:


● Sublicense, sell or rent any of Slidesgo Content (or a modified version of Slidesgo Content).
● Distribute this Slidesgo Template (or a modified version of this Slidesgo Template) or include it in a database or in any other
product or service that offers downloadable images, icons or presentations that may be subject to distribution or resale.
● Use any of the elements that are part of this Slidesgo Template in an isolated and separated way from this Template.
● Delete the “Thanks” or “Credits” slide.
● Register any of the elements that are part of this template as a trademark or logo, or register it as a work in an intellectual
property registry or similar.

For more information about editing slides, please read our FAQs or visit Slidesgo School:
https://slidesgo.com/faqs and https://slidesgo.com/slidesgo-school
Instructions for use (premium users)
In order to use this template, you must be a Premium user on Slidesgo.

You are allowed to:


● Modify this template.
● Use it for both personal and commercial purposes.
● Hide or delete the “Thanks” slide and the mention to Slidesgo in the credits.
● Share this template in an editable format with people who are not part of your team.

You are not allowed to:


● Sublicense, sell or rent this Slidesgo Template (or a modified version of this Slidesgo Template).
● Distribute this Slidesgo Template (or a modified version of this Slidesgo Template) or include it in a database or in any other
product or service that offers downloadable images, icons or presentations that may be subject to distribution or resale.
● Use any of the elements that are part of this Slidesgo Template in an isolated and separated way from this Template.
● Register any of the elements that are part of this template as a trademark or logo, or register it as a work in an intellectual
property registry or similar.

For more information about editing slides, please read our FAQs or visit Slidesgo School:
https://slidesgo.com/faqs and https://slidesgo.com/slidesgo-school
Infographics
You can add and edit some infographics to your presentation to present your data in a visual way.

● Choose your favourite infographic and insert it in your presentation using Ctrl C + Ctrl
V or Cmd C + Cmd V in Mac.
● Select one of the parts and ungroup it by right-clicking and choosing “Ungroup”.
● Change the color by clicking on the paint bucket.
● Then resize the element by clicking and dragging one of the square-shaped points of its
bounding box (the cursor should look like a double-headed arrow). Remember to hold
Shift while dragging to keep the proportions.
● Group the elements again by selecting them, right-clicking and choosing “Group”.
● Repeat the steps above with the other parts and when you’re done editing, copy the end
result and paste it into your presentation.
● Remember to choose the “Keep source formatting” option so that it keeps the design.
For more info, please visit Slidesgo School.

Anda mungkin juga menyukai