Anda di halaman 1dari 7

Pengantar Fisiologi, Homeostatis, dan Dasar Biolistrik

Disusun Oleh:
Rama Bayu Rahmawan
021911024
Fisioterapi’A 2019
FISIOLOGIS

Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal. Tubuh
individu  pengorganisasian biologis sel yang bergabung secara struktural dan fungsional.
Sel  jaringan  organ  sistem organ; mrpkn kesatuan terintegrasi dlm melakukan
berbagai aktivitas kehidupan.

A. Tingkat Pengorganisasian di dalam tubuh


Tubuh manusia dibentuk oleh interaksi kumpulan sel sbg unit dasar struktural &
fungsional Setiap sel membentuk fungsi penting bg kelangsungan hidup, yaitu: (1)
ketersediaan O2 & nutrisi, (2)ketersediaan energi, (3)pembuangan zat sisa, (4)
berbagai sintesis yg dibutuhkan komponen sel, (5) pertukaran antar kompartmen dgn
lingkungan, dan (6) reproduksi

B. Sel Tubuh Manusia


Sel tubuh manusia terorganisir yang sama struktur & kekhususan kerjanya
membentuk jaringan. 4 jaringan tubuh: epitel, penghubung, saraf, dan otot Jaringan
membentuk organ yang kemudian bergabung membentuk sistem organ. Beberapa
sistem organ membentuk suatu organisme.

HOMEOSTATIS

Homeostatis berasal dari bahasa Yunani yaitu homeo berarti “sama”, statis
“mempertahankan keadaan” sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi yang dihadapi. Istilah ini
digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan aneka kondisi yang hampir
selalu konstan dilingkungan alam.

Homeostatis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan
memantau organ tubuh. untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem syaraf dan
endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam frekuensi
jantung, frekuensi pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit,
sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk memberi kontribusi
bagi homeostatis.

Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter Cannon mengajukan 4 postulat yang mendasari
homeostatis, yaitu:

1. Peran sistem syaraf dalam mempertahankan kesesuaian lingkungan dalam dengan


kehidupan
2. Adanya kegiatan pengendalian yang bersifat torik
3. Adanya pengendalian yang bersifat antagonistik
4. Suatu sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda di jaringan tubuh
berbeda.

Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostatis yaitu:

1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi


2. Konsentrasi O2 dan CO2
3. Konsentrasi zat-zat sisa
4. PH
5. Konsentrasi air, garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain
6. Suhu
7. Volume dan tekanan.

Homeostatis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel pada gilirannya, setiap sel
melalui aktivitas khususnya masing-masing, turut berperan sebagai bagian dari sistem tubuh
untuk memelihara lingkungan internal yang digunakan bersama oleh semua sel.

Terdapat sebelas sistem tubuh utama, kontribusi terpenting mereka untuk homeostatis
dicantumkan sebagai berikut:

1. Sistem sirkulasi
2. Sistem pencernaan
3. Sistem respirasi
4. Sistem kemih
5. Sistem rangka
6. Sistem otot
7. Sistem ligament
8. Sistem imun
9. Sistem syaraf
10. Sistem endoktrin
11. Sistem reproduksi

Untuk mempertahankan homeostatis, tubuh harus mampu mendeteksi penyimpangan-


penyimpangan yang terjadi pada fakor-faktor lingkungan internal yang perlu dijaga dalam
rentang yang sempit. Tubuh juga harus mampu mengontrol berbagai sistem tubuh yang
bertanggung jawab untuk menyesuaikan faktor-faktor itu.

Sebagai contoh, untuk mempertahankan konsentrasi CO2 dicairan ekstrasel pada kadar
yang optimal, tubuh harus mampu mendeteksi adanya perubahan pada konsentrasi CO2 dan
kemudian dengan tepat mengubah aktifitas pernafasan sehingga konsentrasi CO2 kembali ke
tingkat yang diinginkan. Sistem control yang beroprasi untuk mempertahankan homeostatis
dapat dikelompokan menjadi dua kelas, yaitu:

1. Control intristic: (local, intristic berarti “didalam) terdapat didalam atau inheren bagi
organ yang bersangkutan. Sebagai contoh sewaktu suatu otot yang beraktifitas
menggunakan O2 dan mengeluarkan CO2 untuk menghasilkan energi yang
diperlukan untuk menjalankan aktifitas kontraktilnya, konsentrasi O2 turun dan CO2
meningkat didalam otot tersebut
2. Control ekstrintik: mekanisme pengatur yang dicetuskan diluar suatu organ untuk
mengubah aktifitas organ tersebut. Control ekstrintik berbagai organ dan sistem
dilaksanakan oleh sistem syaraf dan endoktrin, dua sistem utama pada tubuh.

Homoestatis fisiologis dalam tubuh manusia dapay dikendalikan oleh sistem endoktrin
dan syaraf otonom. Prosesnya terjadi melalui empat cara, yaitu:

1. Self Regulation
2. Kompensasi
3. Umpan Balik Negatif
4. Umpan Balik untuk Mengoreksi Ketidakseimbangan Fisiologis

Homeostatis terdiri dari 3 tahap, yaitu:

1. Homeostatis primer: Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah
akan terjadi homeostatis primer. Homeostatis primer ini melibatkan tunika intima
pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokontriksi dan
sumbat trombosit.
2. Homeostatis sekunder: Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau
jaringan lain, vasokontriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk
mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah homeostatis sekunder yang melibatkan
trombosit dan faktor koagulasi.
3. Homeostatis tersier: Bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak
berlebihan. Homeostatis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.

Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar, homeostatis terganggu dan
semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh lingkungan yang optimal
tempat mereka hidup dan berfungsi. Muncul beberapa keadaan patofisiologis, patofisiologis
mengacu kepada abnormalitas fungsional tubh (perubahan fisiologi) yang berkaitan dengan
penyakit. Jika gangguan terhadap homeostatis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi
memungkinkan kelangsungan hidup, timbul kematian.

Hampir semua penyakit merupakan kegagalan tubuh mempertahankan homeostatis.


Keberadaan seseorang dilingkungan sangat dingin tanpa pakaian dan perlindungan dapat
berakibat fatal jika tubuhnya gagal mempertahankan suhu sehingga suhu tubuh turun. Hal ini
disebabkan oleh terganggunya proses-proses enzimatik sel yang sangat bergantung pada suhu
tertentu.

Contoh lain adalah kehilangan darah dalam jumlah yang kecil mungkin tidak fatal karena
tubuh masih mampu mengkompensasi kehilangan tersebut dengan cara meningkatkan
tekanan darah mereabsorpsi cairan di ginjal tersebut. Tetapi bila kehilagan darah dalam
jumlah yang besar, upaya untuk mengkompensasi tubuh mungkin tidak memidai sehingga
berakibat sangat fatal.

Berbagai indicator homeostatis akan dipantau diunit intensif seperti frekuensi denyut
jantung, tekanan darah, frekuensi pernafasan, suhu tubuh, kimia darah, dan mengatur
keluarnya cairan tubuh. Tujuan unit adalah untuk mengambil alih fungsi homeostatis yang
tidak dapat dilaksanakan oleh pasien yang sedang sakit parah sehingga tidak mampu
melakukan proses homeostatis sendiri.
BIOENERGI LISTRIK PADA MANUSIA

Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama
mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel
jaringan tubuh manusia mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis
muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam
bidang batas/membrane.

Di dalam sebuah sel terdapat ion Na+, K+, Cl-dan protein. Pada saat membran sel istirahat
(tidak ada sinyal listrik) muatan di dalam sel lebih negative daripada di luar sel. Jika terdapat
rangsangan maka ion Na+ akan masuk dari luar menuju dalam sel dan membrane sel
berada dalam keadaan depolarisasi. Terjadinya depolarisasi sel membrane secara tiba-
tiba disebut potensial aksi. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat
biolistrik sangat penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang
berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron
dapat berupa tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi
biolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada
permukaan air.

Pengamatan listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa elektroda pada
permukaan kulit. Biolistrik juga terjadi didalam organ jantung. Jantung berdenyut secara
berirama dengan urutan tertentu. Denyut jantung diakibatkan oleh depolarisasi sel membrane
otot jantung dalam bentuk perambatan potensial aksi yang menghasilkan kontraksi otot.

Pada sel jantung, depolarisasi tidak membutuhkan rangsangan karaena ion Na+ mudah
bocor atau mudah bergerak. Empat bagian jantung yaitu antrium (dextra dan sinistra) &
ventrikel (dextra & sinestra). Sistem konduksi listrik pada jantung mempunyai urutan sebagai
berikut. Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus Berkas His dan Serabut Purkinye.

Sino Atrio (SA) node mengalami gelombang depolarisasi ke atrium kiri dari atrium kanan
dalam 70 sekon terjadi kontraksi atrium. Gelombang depolarisasi berlanjut ke Atrio
Ventrikuler (AV) node, AV node mengalami depolarisasi. Gelombang dari AV node melalui
bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) BB mengalami depolarisasi.
Diteruskan ke jaringan purkinye kemudian ke endokardium dan berakhir di epikardium
menyebabkan terjadinya kontraksi otot jantung Setelah repolarisasi, keadaan miokardium
menjadi relaksasi.

Dalam bidang neuroanatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat saraf ; serat saraf
yang berdiameter besar mempunyai kemampuan menghantar impuls lebih cepat dari pada
serat saraf yang berdiameter kecil. Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf
dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu serat saraf tipe A, B dan C. Dengan mempergunakan
mikroskop elektron, serat saraf dibagi dalam dua tipe : serat saraf bermielin dan serat saraf
tanpa mielin. Serfat saraf bermielin : banyak terdapat pada manusia. Mielin merupakan suatu
insulator ( isolasi) yang baik dan kemampuan mengalir listrik sangat rendah. Potensial aksi
makin menurun apabila melewati serat saraf yang bermielin.

Sistem saraf pusat: Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini
adalah serat-serat yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke medulla spinalis disebut
saraf afferensedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak dan medulla
spinalis ke otot serta kelenjar disebut serat efferen.
Sistem saraf otonom: Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung, usus
dan kelenjar-kelenjar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar. Otak berhubungan
langsung dengan medulla spinalis; keduanya diliputi cairan serebro spinalis dan dilindungi
tulang tengkorak serta tulang vertebralis (columna vertebralis). Berfat otak 1500 gram dan
hanya 50 gram yang efektif. Struktur dasar dari sistem saraf di sebut neuron/sel saraf. Suatu
sel saraf mempunyai fungsi menerima, interpretasi dan menghantarkan aliran listrik.
Perambatan potensial aksi: Potensial aksi bisa terjadi apabila suatu daerah membran saraf
atau otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai
kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membran untuk mencapai nilai ambang.
Dengan demikian dapat terjadi perambatan potensial aksi ke segala  jurusan sel membran
keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi. Setelah timbul
potensial aksi, sel membran akan mengalami repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran
disebut suatu tingkat refrakter. Tinkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut
dan peiode refrakter relatif.

Anda mungkin juga menyukai