Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Keperawatan Indonesia, 2019, 22 (2), 110–121 © JKI 2019

DOI: 10.7454/jki.v22i2.726 pISSN 1410-4490; eISSN 2354-9203


Received August 2018; Accepted June 2019

INTERVENSI REHABILITASI JANTUNG FASE I PADA PASIEN YANG


MENJALANI OPERASI BEDAH PINTAS KORONER (BPK):
LITERATUR REVIEW
Indah Dwi Astuti1, M. Rizki Akbar2, Aan Nuraeni2

1. Nursing Postgraduate Program, Faculty of Nursing, Universitas Padjadjaran, Bandung 40161, Indonesia
2. Faculty of Nursing, Universitas Padjadjaran, Bandung 40161, Indonesia

*E-mail: syima.indahdwi@gmail.com

Abstrak

Pasien yang menjalani operasi Bedah Pintas Koroner (BPK) atau coronary artery bypass grafting (CABG) memiliki
risiko terjadinya komplikasi pasca operasi yang berakibat pada hari rawat yang lama bahkan kematian. Intervensi
berupa rehabilitasi jantung fase I diperlukan untuk membantu mempercepat proses pemulihan pasca operasi serta
mencegah terjadinya komplikasi pasca operasi BPK. Meskipun penelitian terkait rehabilitasi jantung sudah banyak
dilakukan, namun perlu dilakukan telaah lebih lanjut dari artikel penelitian mengenai intervensi yang dapat dilakukan
dalam program rehabilitasi jantung yang aman dan mudah dilakukan pada pasien pasca operasi BPK. Tujuan penelitian
ini adalah untuk melihat intervensi yang aman dan efektif dilakukan dalam rehabilitasi jantung fase I pada pasien yang
menjalani operasi BPK. Studi literatur ini dibuat dengan melakukan analisis terhadap atikel-artikel ilmiah minimal
penelitian retrospektif yang dipublikasi tahun 2008 sampai 2018 dan berbahasa Inggris. Data didapat dari database
meliputi Google Scholar, PubMed, DOAJ, dan Proquest dengan kata kunci cardiac rehabilitation phase I, coronary
artery bypass grafting, early ambulation, early mobilization, education pre operative, dan physical exercise. Hasil
studi literatur ini didapatkan 13 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil telaah ditemukan bahwa
pelaksanaan rehabilitasi jantung fase I pada pasien yang menjalani operasi BPK dimulai dari fase praoperasi dan
dilanjutkan pasca operasi sampai pasien akan pulang. Intervensi rehabilitasi jantung fase I, baik pre maupun pasca
operasi, terdiri dari edukasi dan konseling, latihan/ aktivitas fisik, latihan bernapas, latihan batuk efektif, inspiratory
muscle training, fisioterapi dada, dan respiratory muscle stretch gymnastics. Oleh karena itu, hasil telaah literatur ini
dapat menjadi dasar dalam menentukan standar prosedur operasional terhadap pelaksanaan rehabilitasi jantung fase I
untuk rumah sakit yang menyediakan pelayanan operasi BPK.

Kata Kunci: cardiac rehabilitation phase I, coronary artery bypass grafting, early ambulation, early mobilization.

Abstract

Cardiac Rehabilitation Phase I in Patient Undergoing Coronary Artery Bypass Grafting Surgery. A patient under-
going coronary artery bypass grafting CABG surgery has a risk of post operative complication, which can cause
prolonged length of stay and even mortality. The patient necessarily needs to do intervention cardiac rehabilitation
phase I to help the recovery process after surgery and prevent post operative complications. The articles related to
cardiac rehabilitation have been carried out. However, it is necessary to review research articles about the effective
and safe intervention of cardiac rehabilitation phase I for patients undergoing CABG surgery. The aim of this study
was to explore the effective and safe intervention of cardiac rehabilitation phase I. This literature review was conducted
by analyzing articles including randomized control trial until retrospective design which published between 2008 until
2018 with English language articles. Data was searched through Google Scholar, PubMed, DOAJ, and Proquest. The
keyword was early ambulation, coronary artery bypass grafting, preoperative education, physical exercise, early
mobilization, and cardiac rehabilitation phase I or inpatient cardiac rehabilitation. The finding in this literature review
was 13 articles corresponding with the inclusion and exclusion criteria. The result of this study found that the
intervention in cardiac rehabilitation phase I in patient who undergoing coronary artery bypass grafting surgery was
started from preoperative and continued postoperative phases until the patient will leave the hospital. Interventions in
cardiac rehabilitation phase I consisted of education and counseling, physical exercise/ activity, breathing exercises,
effective cough exercises, inspiratory muscle training, chest physiotherapy, and respiratory muscle stretch gymnastics.

110
Astuti, et al., Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I pada Pasien yang Menjalani Operasi Bedah Pintas Koroner
JKI, Vol. 22, No. 2, July 2019, 110–121

Therefore, the result of this literature review can be the basis to determine standard operational procedure for the
implementation of the cardiac rehabilitation phase I for the hospitals that provide CABG surgery.

Keywords: cardiac rehabilitation phase I, coronary artery bypass grafting, early ambulation, early mobilization.

Pendahuluan dan sistem saraf (13,9%). Komplikasi yang


terjadi meliputi infeksi, perdarahan, serangan
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan sa- jantung, penurunan fungsi jantung, paralisis
lah satu penyakit yang menyebabkan terjadi- saraf frenikus, serta gangguan pada sistem per-
nya kematian tertinggi pada penyakit kardio- napasan seperti atelektasis, pneumonia, edema
vaskular di dunia dan juga menjadi penyebab paru, hemotoraks, dan bronkospasme (Alkouri,
kematian tertinggi kedua di Indonesia setelah 2016; Moazzami, et al., 2017; Santos, Ricci,
stroke yakni sebesar 12,9% (WHO, 2016; Suster, Paisani, & Chiavegato, 2016; Tung,
Kemenkes RI, 2017). Diperkirakan pada tahun Shen, Shih, Chiu, Lee, & Liu, 2012).
2020, PJK akan menjadi penyebab utama dan
tersering menyebabkan kematian yaitu sebesar Pasien yang menjalani operasi BPK tidak ha-
36% dari seluruh angka kematian (Depkes, nya berisiko mengalami komplikasi namun
2006). Berdasarkan angka kematian akibat PJK juga mengalami masalah fisik dan psikologis
yang terus meningkat, maka perlu dilakukan seperti nyeri, penurunan kekuatan otot jantung,
penatalaksanaan yang optimal. Salah satunya cemas, stres, depresi, perubahan respon terha-
dengan melakukan bedah revaskularisasi yang dap spiritual yang dapat memengaruhi kualitas
disebut dengan operasi Bedah Pintas Koroner hidup pasien bahkan sampai mengalami keta-
(BPK). kutan akan terjadinya kematian (Leung, Flora,
Gravely, Irvine, Carney, & Grace , 2015; Yuli-
Bedah Pintas Koroner (BPK) merupakan salah anti, Kosasih, & Emiliyawati, 2012; Nuraeni,
satu pengobatan pada pasien PJK yang meng- Mirwanti, Anna, Prawesti, & Emaliyawati,
gunakan pembuluh darah yang diambil dari 2016). Oleh karena itu, perlu dilakukan inter-
bagian tubuh lainnya dan memotong atau “by- vensi untuk mencegah dan mengurangi masa-
pass” arteri koroner yang tersumbat atau me- lah tersebut, serta membantu mempercepat
nyempit (American Heart Association, 2012). proses pemulihan pasca operasi BPK. Inter-
Tujuan dilakukannya BPK adalah untuk me- vensi yang dapat dilakukan adalah dengan
ngurangi angina, mengurangi risiko terjadinya program rehabilitasi jantung. Rehabilitasi jan-
serangan berulang, membantu memperpanjang tung merupakan suatu program yang mengga-
harapan hidup, mengoptimalkan fungsi jantung, bungkan beberapa intervensi baik berupa fisik,
dan meningkatkan kualitas hidup (NHLBI, n.d.). psikologis, maupun edukasi. Program ini ber-
tujuan untuk mengoptimalisasi baik kondisi
Selain memiliki dampak yang positif terhadap fisik, psikologis, maupun fungsi sosial sehing-
kondisi pasien PJK, pasien yang menjalani ga diharapkan dapat mengurangi morbiditas
operasi BPK juga berisiko mengalami kompli- dan mortalitas, serta meningkatkan kualitas
kasi pasca operasi yang dapat memengaruhi hidup pasien PJK (Contractor, 2011; Heart
outcome meliputi lama rawat dan peningkatan Foundation, 2011).
kematian pasca operasi (Almashrafi, Elmontsri,
& Aylin, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Rehabilitasi jantung terdiri dari tiga fase dan
Soares, et al. (2011) menyatakan bahwa sebe- semua fase dari rehabilitasi jantung penting di-
sar 58% dari pasien pasca operasi jantung me- lakukan pada pasien yang menjalani operasi
ngalami komplikasi seperti pada sistem pul- BPK. Program rehabilitasi jantung ini dimulai
monal (31%), sistem kardiovaskular (15,8%), dari fase I pada pasien yang menjalani operasi

111
Astuti, et al., Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I pada Pasien yang Menjalani Operasi Bedah Pintas Koroner
JKI, Vol. 22, No. 2, July 2019, 110–121

jantung dimulai pada pre operasi dan dilan- Villa, dan Licker (2016) menyatakan bahwa
jutkan pasca operasi. Rehabilitasi jantung fase intervensi mobilisasi dini pasca operasi aman
I merupakan rehabilitasi jantung yang dila- dilakukan selama status hemodinamik pasien
kukan ketika pasien dirawat sampai keluar dari stabil dan tetap dilakukan monitoring selama
rumah sakit dengan melakukan tindakan mobi- intervensi berlangsung.
lisasi/aktifitas fisik dan pernapasan, pemberi-
an edekuasi mengenai faktor risiko penyakit Meskipun intervensi rehabilitasi jantung aman
jantung, serta manajemen stress, dan cemas dilakukan pada pasien BPK, namun intervensi
(Mendes, et al., 2010; Winkelmann, et al., pada program rehabilitasi jantung fase I pada
2015). pasien BPK masih berbeda-beda. Integrasikan
beberapa intervensi yang tercakup dalam suatu
Beberapa penelitian mengenai rehabilitasi jan- program rehabilitasi jantung fase I akan ber-
tung fase I menyatakan bahwa pasien yang dampak positif terhadap outcome pasien khu-
menjalani program tersebut menunjukkan pe- susnya yang menjalani operasi BPK. Oleh
ningkatan sirkulasi darah oksigen dalam tubuh, karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
serta kapasitas fungsional (Ghashghaei, Sadeghi, literature review terkait intervensi apa saja
Marandi, & Ghashghaei, 2012; Parvand, yang dapat dilakukan dalam rehabilitasi jan-
Goosheh, & Sarmadi, 2016). Penelitian siste- tung fase I yang aman dan mudah dilakukan
matik review lainya juga menyatakan bahwa pada pasien pasca operasi BPK.
mobilisasi dini yang dilakukan pasca operasi
jantung memiliki dampak positif seperti lama Metode
rawat, kapasitas fungsional, dan pencegahan
terhadap komplikasi pasca operasi (Santos, Studi literatur dilakukan dengan membuat ring-
Ricci, Suster, Paisani, & Chiavegato, 2016) kasan dan analisis dari artikel yang terkait de-
ngan pertanyaan dan tujuan penelitian. Metode
Intervensi rehabilitasi jantung fase I pada pa- pencarian menggunakan beberapa database
sien yang menjalani operasi BPK berbeda de- elektronik, yakni Google Scholar, PubMed,
ngan pasien yang menjalani intervensi koroner DOAJ, dan Proquest dengan kata kunci car-
perkutan maupun terapi fibrinolitik. Hal ter- diac rehabilitation phase I, coronary artery
sebut terjadi karena operasi BPK merupakan bypass grafting, early ambulation, early mo-
tindakan operasi bedah mayor dengan durasi bilization, education pre operative, physical
yang cukup lama dan memiliki risiko terjadi exercise. Kriteria inklusi: 1) artikel yang me-
komplikasi yang lebih berat dibandingkan de- miliki judul dan isi yang relevan dengan tujuan
ngan terapi lainnya (Alexander & Smith, 2016). penelitian; 2) berbahasa Inggris dan fulltext; 3)
Namun, intervensi dalam rehabilitasi jantung artikel penelitian minimal kohort yang dipub-
pada pasien yang menjalani operasi BPK ma- likasi pada 2008–2018. Kriteria eksklusi: 1)
sih berbeda-beda tergantung kebijakan masing- tidak memiliki struktur artikel yang lengkap;
masing rumah sakit. Pasien yang menjalani 2) review artikel.
operasi BPK diberikan intervensi berupa mo-
bilisasi, bernapas, dan latihan fisik yang dimu- Hasil
lai dari preoperasi dan dilanjutkan pada hari
pertama pasca operasi sampai pasien akan pu- Berdasarkan hasil penelusuran dengan mema-
lang tidak memiliki dampak yang positif da- sukkan kata kunci yang didapatkan dari Go-
lam pemulihan status hemodinamik, pening- ogle Scholar sebanyak 4149 artikel, PubMed
katan hasil 6 Minute Walking Distance Test sebanyak 2115 artikel, DOAJ sebanyak 68 ar-
(6MWDT) serta penurunan kecemasan. Hal tikel, dan Proquest sebanyak 465 artikel, maka
tersebut berbeda dengan penelitian yang di- total sebanyak 6797 artikel. Setelah dilakukan
lakukan oleh Cassina, Putzu, Santambrogio, penyortiran dengan kriteria inklusi didapatkan

112
Astuti, et al., Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I pada Pasien yang Menjalani Operasi Bedah Pintas Koroner
JKI, Vol. 22, No. 2, July 2019, 110–121

Artikel yang diidentifikasi melalui


pencarian data based
(n=6.797)
Artikel sama yang dibuang
(n=4)
Artikel yang diskrining
(n=75) Artikel yang dieksklusi
(n=53)

Artikel full-text yang


Total artikel full-text dieksklusi dengan alasan
(n=18) (n=5)

Total artikel yang dianalisis


(n=13)

Gambar 1. Bagan Alur Review Artikel yang Diteliti

Tabel 1. Tabel Review Artikel

Artikel Desain Sampel Intervensi Kontrol Outcome Kesimpulan Hasil


Sobrinho, RCT N=70 Intervensi dilakukan pada pre Tidak dilakukan Tekanan inspirasi Kelompok intervensi
Guirado, & Random operasi meliputi latihan fisik latihan fisik maksimum, memiliki nilai tekanan
Silva (2014) sampling meliputi latihan bernapas dan selama periode tekanan ekspirasi inspirasi maksimum dan
latihan bernapas dengan pre operasi dan maksimum, lama tekanan ekspirasi
Brazil treshold-(Inspiratory muscle hanya rawat di ICU dan maksimum lebih tinggi
trainer(IMT)-treshold-IMT) mendapatkan rumah sakit. dibandingkan dengan
dengan intensitas 40% dari perawatan rutin kontrol, sedangkan lama
tekanan inspirasi dengan 3 di ruangan. rawat pada kelompok
langkah tersebut sebanyak 3 intervensi lebih pendek
kali, dengan perkiraan durasi dibandingkan dengan
sekitar 2 menit setiap sesi. kontrol.
Zhang, et al. RCT N=40 Perawatan dan konseling pre Perawatan dan Komplikasi pasca Kecemasan dan
(2012) Random operasi sesuai standar konseling pre operasi, tingkat momplikasi yang terjadi
sampling perawatan di ruangan ditambah operasi sesuai kecemasan pada kelompok intervensi
Cina dengan edukasi meliputi: standar lebih rendah dibandingkan
- latihan bernapas abdominal dan perawatan di dengan kelompok kontrol
batuk efektif ruangan meliputi
- rehabilitasi yang akan dilakukan proses yang akan
pasca operasi seperti deit dan dijalani pasien
nutrisi, obat yang akan selama di rumah
digunakan pada pre dan pasca sakit dan operasi
operasi, mobilisasi dini, BPK, manajemen
perawatan kateter urin dan nyeri pasca
elang drainase dada serta cara operasi,
berpindah posisi perawatan paru
- konseling psikologis sebelum serta rehabilitasi.
dilakukan operasi
Akhtar, RCT N= 30 Pasca operasi dilakukan Pasca operasi Nyeri, ekspansi Pada kelompok yang
Ahmed, Random rehabilitasi jantung ditambah dilakukan dinding dada, mendapatkan tambahan
Grover, & sampling dengan respiratory muscle rehabilitasi FEV1 (volume intervensi RMSG
Srivastava stretch gymnastics meliputi jantung biasanya eskpirasi paksa memiliki nyeri yang lebih
(2015) elevasi bahu, peregangan dada dalam 1 detik) dan rendah dan nilai FEV1dan
atas, peregangan otot punggung, FEV6 (volume FEV6 yang lebih tinggi
peregangan dada bawah dan eskpirasi paksa dibandingkan dengan
elevasi siku dalam 6 detik) kelompok kontrol.

113
Astuti, et al., Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I pada Pasien yang Menjalani Operasi Bedah Pintas Koroner
JKI, Vol. 22, No. 2, July 2019, 110–121

Artikel Desain Sampel Intervensi Kontrol Outcome Kesimpulan Hasil


Borzou, RCT N= 30 Rehabilitasi jantung fase I Perawatan dan Efikasi diri Terdapat perbedaan yang
Amiri, Random meliputi edukasi, latihan fisik terapi biasa yang signifikan terhadap total
Salavati, sampling (latihan napas dalam, ROM rutin dilakukan di skor efikasi diri sebelum
Soltanian, & aktif, latihan duduk ditempat ruangan. intervensi, pada saat akan
Safarpoor tidur dan di kursi, berdiri, pulang dan 1 bulan setelah
(2018) berjalan, memutar tubuh ke arah keluar dari rumah sakit
berlawanan. antara kelompok
Iran Intervensi dilakukan 72 jam intervensi dan kontrol.
pasca operasi.
Modi, Bhise, RCT N= 46 Rehabilitasi jantung fae 1 + Rehabilitasi 6 Minute Walking Kedua kelompok memiliki
& Patel latihan intensitas moderat jantung fase I Distance Test hasil yang signifikan
(2014) (penambahan beban latihan (6MWDT) dan terhadap outcome yang
India seperti jarak dan waktu). kualitas hidup diukur baik unutk hasil
Latihan ini dilakukan pasca 6MWDT maupun hasil
operasi. kuesioner kualitas hidup.
Sehingga latihan dengan
intensitas moderat dapat
dilakukan pada program
rehabilitasi jantung fase I
pada pasien pasca operasi
CABG/ BPK.
Moradian, RCT N= 50 Mobilisasi dini 2 yang Mobilisasi pada paO2, SpO2, Kelompok intervensi
Najafloo, Random diberikan 2 jam setelah di hari ketiga pasca kejadian atelektasis memiliki kejadian efusi
Mahmoudi, sampling ekstubasi (pasca operasi). operasi setelah dan efusi pleura pleura dan atelektasis yang
& Ghiasi POD1: duduk selama 15 menit chest tube lebih rendah, serta nilai
(2017) POD2: duduk 5 menit dan dilepas. intervensi memiliki status
berjalan 10 menit pada pagi oksigenasi lebih baik
Iran hari, sedangkan sore pasien dibandingkan dengan
berjalan sekitar 30 meter. kelopok kontrol.
POD3: berjalan sekitar 30 meter
sebelum dan sesudah chest tube
dilepas
Stein et al., RCT N= 20 Pada pre operasi dilakukan Perawatan biasa Tekanan inspirasi Terdapat peningkatan
(2009) Random edukasi mengenai tindakan oleh perawat maksimal, tekanan yang signifikan terhadap
sampling operasi, latihan bernapas, ekspirasi maksimal, tekanan inspirasi
Brazil latihan fisik yang akan dan 6MWT maksimal, tekanan
dilakukan pasca operasi. ekspirasi maksimal, dan
Sedangkan pada pasca operasi jarak yang ditempuh dari
dilakukan program uji 6MWT pada kelompok
kardiopulmonal yang terdiri intervensi dibandingkan
dari latihan bernapas, latihan dengan kelompok kontrol.
untuk mengeluarkan sekret/
dahak (bronchial hygiene
technique), penggunaan masker
expiratory positive airway
pressure, latihan aktif seperti
berjalan dan rentang gerak
sendi
Petrucci et Retrosp N= 319 Program rehabilitasi secara dini - Jenis penyakit Semua pasien mengalami
al. (2013) ektif pasca operasi penyerta, durasi gangguan pernapasan, 300
POD1: latihan brpindah posisi, operasi, lama kasus mengalami
Italia latihan duduk, batuk efektif, perawatan, dan gangguan pernapasan,
latihan napas, latihan positive ketidakmampuan rehabilitasi dimulai pada
expiratory pressure latihan fisik pre operasi dan
pasif ekstremitas bawah dilanjutkan pasca operasi,
POD2: latihan POD1+ latihan dan rata-rata lama rawat 6
bernapas hari dan sebagian besar
POD3: latihan POD2+ posisi pasien mampu berjalan
berdiri, berpindah dan berjalan dengan mandiri.
POD4: latihan POD3+ berjalan
POD5: latihan POD4+ latihan

114
Astuti, et al., Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I pada Pasien yang Menjalani Operasi Bedah Pintas Koroner
JKI, Vol. 22, No. 2, July 2019, 110–121

Artikel Desain Sampel Intervensi Kontrol Outcome Kesimpulan Hasil


bernapas, fisik dan latihan
sesuai dengan kebutuhan
pasien.
Dong et al. RCT N= 106 Pre operasi dilakukan edukasi Pre operasi Durasi penggunaan Kelompok yang dilakukan
(2016) Random mengenai rehabilitasi yang akan dilakukan ventilasi mekanik, intervensi berupa
sampling dilakukan setelah operasi. edukasi lama rawat di ICU rehabilitasi secara dini
Cina Sedangkan pasca operasi mengenai dan di rumah sakit secara signifikan dapat
dilakukan rehabilitasi sejak di rehabilitasi yang menurunkan durasi
ICU berupa 6 langkah meliputi akan dilakukan penggunaan ventilasi
head up, reposisi dari supinasi setelah operasi. mekanik, lama rawat di
ke duduk, duduk ke samping dan pasca operasi ICU dan lama rawat di
tempat tidur, duduk di kursi, dilakukan rumah sakit dibandingkan
berpindah dari duduk ke berdiri rehabilitasi dengan kelompok kontrol
dan berjalan disamping tempat dilakukan setelah pada pasien yang
tidur yang dilakukan 2 kali keluar dari ICU memerlukan lebih dari 72
sehari. jam penggunaan ventilasi
mekanik.
Savci et al., RCT N= 43 Perawatan rutin pada pre dan Perawatan rutin Fungsi pulmonal, Kelompok yang dilakukan
(2011) Random pasca operasi seperti mobilisasi, pasca operasi kekuatan otot latihan otot pernapasan
sampling latihan aktif ekstremitas atas pernapasan, lebih cepat dalam
Turki dan bawah, fisioterapi dada kapasitas pemulihan terhadap
ditambah dengan latihan otot fungsional, kualitas kekuatan otot pernapasan,
inspirasi threshold hidup, kapasitas fungsional,
cemas dan depresi kualitas hidup dan status
psikososial pasien pasca
operasi BPK dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
Klopper & RCT N=19 Perawatan fisioterapi pada fase Perawatan Kapasitas Terdapat peningkatan
Hanekom Random pre operasi (edukasi mengenai fisioterapi pada fungsional kapasitas fungsional yang
(2014) sampling manajement/ tindakan pada fase pre operasi signifikan pada kelompok
pasca operasi dan latihan dan pasca operasi intervensi dibandingkan
Afrika bernapas) ditambah dengan perawatan dengan kelompok kontrol
Selatan latihan dengan intensitas yang standar: yang diukur pada saat
telah ditentukan terdiri dari 6 mobilisasi. pasien keluar dari rumah
level pada pasca operasi. sakit.
Herdy et al., RCT N=56 Intervensi dilakukan pada pre Tidak dilakukan Lama rawat di Pemberian rehabilitasi
(2008) Random operasi dan dilanjutkan pasca latihan fisik baik ICU, di ruangan kardiopulmonal saat pre
sampling operasi (dimulai setelah pasien pada pre maupun sampai pasien dan pasca operasi pada
Brazil diekstubasi) berupa program pasca operasi. pulang, komplikasi pasien yang menjalani
rehabilitasi jantung fase I yang pasca operasi, BPK/ CABG dapat
berhubungan dengan terapi fisik durasi intubasi, menurunkan komplikasi
dan pernapasan. hasil 6MWDT pasca operasi dan
memperpendek lama rawat
dibandingkan dengan
kelompok control.
Shakuri et N= 60 Fisioterapi pada pre operasi Fisioterapi dan Fungsi respirasi, Terdapat perbedaan yang
al., (2015) RCT Random meliputi latihan bernapas, batuk latihan pasca durasi intubasi signifikan terhadap fungsi
sampling efektif, mobilisasi, latihan operasi respirasi pada kelompok
Iran peregangan otot, latihan intervensi dan kontrol,
kekuatan otot, dan pada pasca serta lama intubasi pada
operasi berupa mobilisasi, kelompok intervensi lebih
latihan bernapas, pergerakan pendek dari pada
aktif. kelompok kontrol.

dari Google Scholar sebanyak 43 artikel, Pub- Terdapat empat artikel yang sama sehingga
Med sebanyak 18 artikel, DOAJ sebanyak 10 menjadi 71. Namun hanya 18 artikel yang me-
artikel, dan Proquest sebanyak empat artikel miliki struktur sebuah artikel dan hanya mem-
dengan total keseluruhan sebanyak 74 artikel. berikan intervensi rehabilitasi jantung fase I

115
Astuti, et al., Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I pada Pasien yang Menjalani Operasi Bedah Pintas Koroner
JKI, Vol. 22, No. 2, July 2019, 110–121

saja. Kemudian dilakukan skimming dan scan- pada pre operasi. Latihan bernapas mengguna-
ning hanya terdapat lima artikel yang dikeluar- kan abdomen, bernapas dengan purse lip, dan
kan dengan alasan penelitian crossectional dan napas dalam dianjurkan untuk pasien yang
mixed method, serta operasi jantung tidak spe- menjalani operasi BPK. Hal tersebut didukung
sifik pada operasi BPK. Untuk lebih jelasnya oleh Shakuri, et al. (2015) tentang pemberian
dapat dilihat dari Gambar 1, Sedangkan hasil latihan bernapas meliputi bernapas dengan ab-
review artikel dapat dilihal pada Tabel 1. domen dan purse lip serta napas dalam dapat
meningkatkan fungsi respirasi pasca operasi.
Pembahasan Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sobrinho,
Guirado, dan Silva (2014) yang memberikan
Studi literatur ini terdiri dari 13 artikel yang intervensi fisioterapi pre operasi berupa latih-
membahas mengenai pelaksanaan intervensi an bernapas yang terdiri dari napas dalam, ke-
rehabilitasi jantung fase I pada pasien yang mudian ekspirasi dan inspirasi panjang, berna-
menjalani operasi BPK. Setiap artikel memi- pas menggunakan diafragma dan dikombinasi-
liki intervensi yang berbeda-beda, namun ma- kan dengan mobilisasi ekstremitas bawah, ser-
sih termasuk dalam intervensi pada rehabilitasi ta latihan bernapas dengan treshold-inspirato-
jantung fase I. Hasil telaah literatur dapat di- ry muscle trainer. Kesimpulan penelitian ter-
simpulkan bahwa intervensi pada program re- sebut adalah latihan yang diberikan pada pre
habilitasi jantung fase I pada pasien yang men- operasi dapat meningkatkan tekanan inspirasi
jalani operasi BPK terbagi menjadi dua, yaitu dan ekspirasi maksimal agar pasien lebih siap
pada pre operasi dan pasca operasi. dalam menjalani proses pemulihan terhadap
fungsi pernapasan serta menurukan lama rawat
Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I Pre sehingga berdampak pada biaya perawatan
Operasi. Intervensi rehabilitasi jantung fase I yang lebih efektif.
yang dapat dilakukan pada pre operasi meli-
puti edukasi, latihan bernapas, latihan berna- Konseling psikologis. Zhang, et al. (2012) me-
pas dengan inspiratory muscle training, konse- lakukan penelitian tidak hanya melakukan in-
ling psikologis, latihan batuk efektif, dan la- tervensi edukasi dan latihan bernapas tetapi
tihan fisik. juga memberikan konseling psikologis sebe-
lum dilakukan operasi BPK. Hasil penelitian
Edukasi. Edukasi yang diberikan pada fase pre menyatakan bahwa tingkat kecemasan pasien
operasi meliputi pemberian informasi menge- yang dilakukan intervensi lebih rendah diban-
nai aktivitas yag akan dilakukan ketika pasien dingkan dengan pasien yang tidak dilakukan
selesai menjalani operasi, perawatan yang akan intervensi.
dilakukan pasca operasi, serta informasi me-
ngenai diet, nutrisi, obat yang akan digunakan Latihan batuk efektif. Latihan batuk efektif
perawatan kateter urin dan selang drainase sangat penting dilakukan pada pasien pasca
serta cara berpindah posisi dan aktivitas fisik operasi BPK karena selama operasi pasien ter-
yang akan dilakukan pasca operasi (Dong, et pasang selang endotrakeal yang dapat memicu
al., 2016; Stein, Maia, Silveira, Chiappa, Myers, adanya sekret di saluran pernapasan. Batuk
& Ribeiro, 2009; Zhang, et al., 2012). Pasien efektif merupakan salah satu teknik dalam pe-
yang diberi edukasi pada pre operasi dapat me- rawatan pulmonal yang aman digunakan pada
ngurangi cemas dan meningkatkan kapasitas pasien pasca operasi BPK (Zhang et al., 2012).
fungsional pasien pasca operasi BPK (Klopper
& Hanekom, 2014; Zhang et al., 2012). Latihan fisik. Latihan fisik yang dilakukan pa-
da pre operasi meliputi mobilisasi, latihan pe-
Latihan Bernapas. Sebagian besar artikel yang regangan otot, latihan kekuatan otot, dan trans-
ditelaah melakukan intervensi latihan bernapas fer dapat meningkatkan fungsi pernapasan ser-

116
Astuti, et al., Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I pada Pasien yang Menjalani Operasi Bedah Pintas Koroner
JKI, Vol. 22, No. 2, July 2019, 110–121

ta kekuatan otot pernapasan. Hal tersebut di- napasan (Borzou, et al., 2018; Petrucci, et al.,
buktikan oleh penelitian Savci, et al. (2011) 2013; Stein, et al., 2009).
dan Shakuri, et al. (2015) yang menyatakan
bahwa pasien yang diberikan latihan fisik pada Edukasi. Edukasi yang diberikan pasca opera-
pre operasi dan kemudian dilanjutkan pasca si BPK meliputi anatomi jantung, penyakitnya,
operasi dapat meningkatkan fungsi respirasi, sindrom koroner akut, tanda dan gejala pe-
kapasitas fungsional, dan mempercepat ekstu- nyakit jantung dan modifikasi mengenai faktor
basi. risiko serta memberikan informasi ulang me-
ngenai manajemen nyeri, mengontrol tekanan
Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I Pasca darah dan frekuensi nadi, makanan, dan me-
Operasi BPK. Intervensi rehabilitasi jantung nentukan kegiatan selanjutnya yang akan di-
fase I pada pasca operasi meliputi, latihan lakukan di rumah (Borzou, et al., 2018)
fisik, latihan bernapas, latihan batuk efektif,
dan edukasi. Rehabilitasi Jantung Fase I Pre dan Pasca
Operasi BPK. Rehabilitasi jantung fase I me-
Latihan fisik. Beberapa artikel menyatakan rupakan gabungan dari beberapa intervensi
bahwa latihan fisik yang dilakukan pasca ope- yang dimulai dari pre operasi dan dilanjutkan
rasi memiliki dampak yang positif dalam me- pasca operasi. Ketika semua intervensi dilaku-
nurunkan terjadinya komplikasi pasca operasi. kan secara komprehensif maka akan memiliki
Latihan fisik yang dilakukan pada rehabilitasi dampak yang positif dalam meningkatkan out-
jantung fase I pasca operasi meliputi mobi- come pasien. Berdasarkan hasil telaah, ter-
lisasi, range of motion (ROM), latihan aktif dapat 5 artikel yang melakukan penelitian ter-
ekstremitas atas dan bawah, dan latihan trans- kait rehabilitasi jantung yang dimulai dari pre
fer. Latihan tersebut dilakukan secara bertahap sampai pasca operasi. Penelitian yang dila-
sesuai dengan kondisi pasien (Herdy, et al., kukan di Brazil mengenai program pelaksa-
2008; Petrucci, et al., 2013; Savci, et al., 2011). naan program rehabilitasi jantung fase I pada
Di Iran, Moradian, Najafloo, Mahmoudi, dan pasien yang menjalani BPK yang dimulai pada
Ghiasi (2017) melakukan penelitian dengan pre operasi dan dilanjutkan pasca operasi ke-
memberikan latihan fisik berupa mobilisasi tika pasien sudah diekstubasi sampai pasien
dini secara bertahap dimulai 2 jam pasca eks- keluar dari rumah sakit. Tindakan yang dila-
tubasi. Hasil penelitian tersebut menyatakan kukan menggunakan protokol dari rehabilitasi
bahwa pasien yang dilakukan intervensi me- jantung yang sudah terstandar. Namun belum
miliki status oksigenasi yang lebih baik serta tergambar dengan jelas mengenai aktivitas
terjadinya komplikasi (atelektasis dan efusi yang dilakukan pada pre dan pasca operasi
pleura) yang lebih kecil dibandingkan dengan (Herdy, et al., 2008). Sementara di Afrika
kelopok yang tidak dilakukan intervensi. Selatan, Klopper, dan Hanekom (2014) yang
melakukan penelitian tentang pemberian inte-
Latihan bernapas. Latihan bernapas dilakukan rvensi pre dan pasca operasi, intervensi pada
pasca operasi segera setelah pasien di ekstu- pre operasi berupa pemberian edukasi menge-
basi dapat membantu untuk mengurangi nyeri nai manajemen atau tindakan yang akan di-
pada dada dan meningkatkan kapasitas fung- lakukan pasca operasi, dan latihan bernapas.
sional paru (Shakuri, et al., 2015; Stein, et al., Intervensi pasca operasi BPK meliputi latihan
2009) fisik meliputi latihan di tempat tidur, latihan
pedal, duduk di kursi, dan berjalan yang terdiri
Latihan batuk efektif. Latihan batuk efektif dari 6 level latihan.
dilakukan hari pertama pasca operasi (setelah
dilakukan ekstubasi) untuk membantu menge- Intervensi Tambahan. Intervensi tambahan
luarkan sekret/dahak yang ada di saluran per- dapat dilakukan pada pasien yang sedang men-

117
Astuti, et al., Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I pada Pasien yang Menjalani Operasi Bedah Pintas Koroner
JKI, Vol. 22, No. 2, July 2019, 110–121

jalani program rehabilitasi jantung fase I fisik dimulai 5 hari pada pre operasi dan
meliputi respiratory muscle stretch gymnastics kemudian dilanjutkan 5 hari pasca operasi
(RMSG) dan penambahan intensitas latihan dapat mempercepat pemulihan kekuatan otot
yang dapat meningkatkan outcome pasien pas- pernapasan, meningkatkan kapasitas fungsio-
ca operasi BPK. Hal tersebut dibuktikan pe- nal, kualitas hidup, dan status psikososial pa-
nelitian Modi, Bhise, dan Patel (2014) yang sien. Durasi dilakukannya latihan bernapas
membandingkan antara pasien pasca operasi maupun latihan bernapas dengan treshold-ins-
yang dilakukan rehabilitasi jantung fase I de- piratory muscle trainer dilakukan sebanyak 3–
ngan pasien yang dilakukan rehabilitasi jan- 10 kali selama 2–30 menit (Savci, et al., 2011;
tung ditambah dengan latihan intensitas mo- Shakuri, et al., 2015; Sobrinho, et al., 2014).
derat terhadap hasil uji 6 minutes walking dis-
tance dan kualitas hidup. Hasil penelitian me- Rehabilitasi jantung fase I pasca operasi di-
nyatakan bahwa adanya latihan intensitas mo- mulai hari pertama pasca operasi atau setelah
derat dapat meningkatkan outcome pasien yak- diekstubasi sampai hari kelima pasca operasi
ni hasil uji 6MWD dan kualitas hidup sehing- (Klopper & Hanekom, 2014; Moradian, et al.,
ga dapat mempercepat proses rehabilitasi jan- 2017). Namun, menurut Borzou, et al. (2018)
tung dan memperpendek lama rawat. rehabilitasi jantung fase I pasca operasi dimu-
lai 72 jam pasca operasi dan dilanjutkan sam-
Penelitian selajutnya memberikan intervensi pai pasien akan pulang. Durasi dilakukannya
tambahan pada program rehabilitasi jantung rehabilitasi jantung tergantung dari jenis la-
fase I berupa respiratory muscle stretch gym- tihan seperti latihan otot pernapasan dilakukan
nastics (RMSG) yang dilakukan pada hari ke selama 30 menit, mobilisasi bertahap meliputi
3–7 pasca operasi BPK. RMSG merupakan reposisi dari supinasi ke duduk, dari duduk ke
suatu teknik latihan peregangan yang dilaku- berdiri, dari berdiri ke berjalan sebanyak 2 kali
kan secara berurutan untuk meregangkan otot- sehari. Latihan berjalan dilakukan sekitar 1-45
otot yang terlibat dalam pernapasan yang menit secara bertahap sesuai dengan kemam-
terdiri dari 5 pola latihan. Pola latihan tersebut puan pasien (Dong, et al., 2016; Klopper &
terdiri dari elevasi bahu, meregangkan dada Hanekom, 2014; Savci, et al., 2011).
atas secara perlahan, otot punggung dandada
bawah, serta elevasi siku. Kesimpulan pene- Kesimpulan
litian tersebut adalah adanya tambahan RMSG
pada rehabilitasi jantung dapat membantu me- Berdasarkan hasil telaah dari 13 artikel yang
nurunkan nyeri baik pada otot scapula maupun telah dilakukan, intervensi rehabilitasi jantung
nyeri pasca operasi BPK (Akhtar, et al., 2015). pada pasien yang menjalani operasi BPK ter-
bagi menjadi dua yaitu intervensi yang dimulai
Waktu dan Durasi Dilakukan Rehabilitasi dari pre operasi dan dilanjutkan pasca operasi
Jantung Fase I. Rehabilitasi jantung fase I pre sampai pasien pulang. Intervensi baik pada pre
operasi berupa pemberian edukasi mengenai operasi maupun pasca operasi terdiri dari edu-
teknik perawatan paru termasuk pernapasan kasi dan konseling, latihan fisik, latihan ber-
abdominal dan batuk efektif, tindakan yang napas, batuk efektif inspiratory muscle train-
akan dilakukan pasca operasi meliputi mobi- ing, fisioterapi dada, dan respiratory muscle
lisasi, perawatan drainase, dan kateter urin, stretch gymnastics. Ketika intervensi tersebut
serta konseling psikologis mulai dilakukan digabungkan dalam suatu program yaitu reha-
ketika pasien masuk ke rumah sakit (sebelum bilitasi jantung fase I diharapkan akan mening-
operasi BPK) atau 2–3 hari sebelum dilakukan katkan outcome pasien secara optimal yang
operasi (Zhang et al., 2012). Latihan fisik dan berdampak pada peningkatan kualitas hidup
fisioterapi pasca operasi menurut penelitian pasien. Oleh karena itu, hasil telaah literatur
Savci, et al. (2011) berupa pemberian latihan ini dapat menjadi dasar dalam menentukan

118
Astuti, et al., Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I pada Pasien yang Menjalani Operasi Bedah Pintas Koroner
JKI, Vol. 22, No. 2, July 2019, 110–121

standar prosedur operasional terhadap pelak- surgery : A pilot study. Annals of cardiac
sanaan rehabilitasi jantung fase I untuk rumah anaesthesia, 19 (3), 425.–432. https://doi.org/
sakit yang menyediakan pelayanan operasi 10.4103/0971-9784.185524.
BPK (BY, HP, TN).
Contractor, A.S. (2011). Cardiac rehabilitation
after myocardial infarction. Journal of the
Association of Physicians of India, 59, 51–55.
Referensi
Depkes RI. (2006). Pharmaceutical care untuk
Akhtar, S.A., Ahmed, F., Grover, S., & Srivastava, pasien penyakit jantung koroner. Retrieved
S. (2015). Effect of respiratory muscle stretch from https://binfar.depkes.go.id/bmsimages/
gymnastics on pain, chest expansion, 1361351516.pdf.
pulmonary functions and functional capacity
in phase 1 post-operative CABG patients. Dong, Z., Yu, B., Zhang, Q., Pei, H., Xing, J.,
Journal of Cardiology & Current Research, 2 Fang, W., … Song, Z. (2016). Early
(6), 1–5. https://doi.org/10.15406/jccr.2015. rehabilitation therapy is beneficial for
02.00084. patients with prolonged mechanical
ventilation after coronary artery bypass
Alexander, J.H., & Smith, P.K. (2016). Coronary surgery. International Heart Journal, 57 (2),
artery bypass grafting. New England Journal 241–246. https://doi.org/10.1536/ihj.15-316.
of Medicine, 374 (20), 1954–1964. https://
doi.org/10.1056/NEJMra1406944. Heart Foundation. (2011). Heart valve surgery.
Retrieved from https://www.heartfoundation.
Alkouri, O.A. (2016). Predictors of pulmonary org.au/images/uploads/publications/CON-08
complications among Jordanian post 3.v4_Heart_valve_surgery_2011-web.pdf.
coronary artery bypass graft surgery patients.
Research Journal of Biological Sciences, 11 Ghashghaei, F.E., Sadeghi, M., Marandi, S.M.., &
(1), 43–48. Ghashghaei, S.E. (2012). Exercise-based
cardiac rehabilitation improves hemodynamic
Almashrafi, A., Elmontsri, M., & Aylin, P. (2016). responses after coronary artery bypass graft
Systematic review of factors influencing surgery. ARYA Atherosclerosis, 7 (4), 151–
length of stay in ICU after adult cardiac 156.
surgery. BMC Health Services Research, 16
(1), 1–12. https://doi.org/10.1186/s12913- Herdy, A.H., Marcchi, P.L., Vila, A., Tavares, C.,
016-1591-3. Collaço, J., Niebauer, J., & Ribeiro, J.P.
(2008). Pre-and postoperative
American Heart Association. (2012). What Is cardiopulmonary rehabilitation in
Coronary Bypass Surgery? Retrieved from hospitalized patients undergoing coronary
http://www.heart.org/HEARTORG/Condition artery bypass surgery: A randomized
s/What-Is-Coronary-Bypass-Surgery_UCM_ controlled trial. American journal of physical
309003_Article.jsp. medicine & rehabilitation, 87 (9), 714–719.
doi: 10.1097/PHM.0b013e3181839152.
Borzou, S.R., Amiri, S., Salavati, M., Soltanian,
R., & Safarpoor, G. (2018). Effects of the Kementerian Kesehatan RI. (2017). Penyakit
first phase of cardiac rehabilitation training Jantung Penyebab Kematian Tertinggi,
on self-efficacy among patients undergoing Kemenkes Ingatkan CERDIK. Retrieved from
coronary artery bypass graft surgery. The http://www.depkes.go.id/article/view/170731
Journal of Tehran University Heart Center, 00005/penyakit-jantung-penyebab-kematian-
13 (3), 126–131. tertinggi-kemenkes-ingatkan-cerdik-.html
Cassina, T., Putzu, A., Santambrogio, L., Villa, M., Klopper, M., & Hanekom, S. (2014). The
& Licker, M.J. (2016). Hemodynamic implementation of an intensity regulated
challenge to early mobilization after cardiac exercise programme in coronary artery

119
Astuti, et al., Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I pada Pasien yang Menjalani Operasi Bedah Pintas Koroner
JKI, Vol. 22, No. 2, July 2019, 110–121

bypass graft surgery patients : A pilot Institutes of Health and the U.S. Department
randomised controlled trial. SA Heart, 11 (3), of Health and Human Services. Retrrieved
136–142. https://doi.org/10.24170/11-3-1750. from https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics
/coronary-artery-bypass-grafting.
Leung, Y.W., Flora, D.B., Gravely, S., Irvine, J.,
Carney, R.M., & Grace, S.L. (2015). The Nuraeni, A., Mirwanti, R., Anna, A., Prawesti, A.,
impact of pre-morbid and post-morbid & Emaliyawati, E. (2016). Faktor yang
depression onset on mortality and cardiac memengaruhi kualitas hidup pasien dengan
morbidity among coronary heart disease penyakit jantung koroner factors influenced
patients: A meta-analysis. Psychosomatic the quality of life among patients diagnosed
Medicine, 74 (8), 786–801. https://doi.org/10. with coronary heart disease. Jurnal
1097/PSY.0b013e31826ddbed.The Keperawatan Padjadjaran, 4 (2), 107–116.
Retrieved from http://jkp.fkep.unpad.ac.id/
Mendes, A., Simo, R.P., Souza, F.D.E., Costa, M., index.php/jkp/article/view/231/123.
Bianca, C., Pantoni, F., … Borghi-silva, A.
(2010). Short-term supervised inpatient Parvand, M., Goosheh, B., & Sarmadi, A.R.
physiotherapy exercise protocol improves (2016). Effect of cardiac rehabilitation on
cardiac autonomic function after coronary heart rate and functional capacity in patients
artery bypass graft surgery–a randomised after myocardial infarction. Iranian
controlled trial. Disability and Rehabilitation, Rehabilitation Journal, 14 (3), 157–162.
32 (16), 1320–1327. https://doi.org/10.3109/ https://doi.org/10.18869/nrip.irj.14.3.157.
09638280903483893.
Petrucci, L., Ramella, F.C., Ricotti, S., Carlisi, E.,
Moazzami, K., Dolmatova, E., Maher, J., Gerula, Di Natali, G., Messina, S., … Dalla Toffola,
C., Sambol, J., Klapholz, M., & Waller, A. H. E. (2013). Early rehabilitative treatment in
(2017). In-hospital outcomes and aortocoronary bypass surgery. Giornale
complications of coronary artery bypass Italiano Di Medicina Del Lavoro Ed
grafting in the United States between 2008 Ergonomia, 35 (2), 125–128.
and 2012. Journal of Cardiothoracic and
Vascular Anesthesia, 31 (1), 19–25. https:// Santos, R.D., Ricci, A. ., Suster, A.B., Paisani,
doi.org/10.1053/j.jvca.2016.08.008. D.M., & Chiavegato, D.L. (2016). Effects of
early mobilisation in patients after cardiac
Modi, R., Bhise, A., & Patel, F. (2014). Effect of surgery: a systematic review. Physiotherapy
supervised moderate intensity exercise (United Kingdom), 103 (1), 1–12.
program in phase one cardiac rehabilitation https://doi.org/10.1016/j.physio.2016.08.003.
of post operative CABG patients - a
randomized controlled trail. International Savci, S., Degirmenci, B., Saglam, M., Arikan, H.,
Journal of Physiotherapy, 1 (4), 215–219. Inal-Ince, D., Turan, H.N., & Demircin, M.
https://doi.org/10.15621/ijphy/2014/v1i4/545 (2011). Short-term effects of inspiratory
61. muscle training in coronary artery bypass
graft surgery: A randomized controlled trial.
Moradian, S.T., Najafloo, M., Mahmoudi, H., & Scandinavian Cardiovascular Journal, 45(5),
Ghiasi, M.S. (2017). Early mobilization 286–293. https://doi.org/10.3109/14017431.
reduces the atelectasis and pleural effusion in 2011.595820.
patients undergoing coronary artery bypass
graft surgery: A randomized clinical trial. Shakuri, S.K., Salekzamani, Y., Taghizadieh, A.,
Journal of Vascular Nursing, 35 (3), 141– Sabbagh-Jadid, H., Soleymani, J., Sahebi, L.,
145. https://doi.org/10.1016/j.jvn.2017.02. & Sahebi, R. (2015). Effect of respiratory
001. rehabilitation before open cardiac surgery on
respiratory function: a randomized clinical
National Heart, Lung, and Blood Institute trial. Journal of Cardiovascular and Thoracic
(NHLBI). (n.d.). Coronary Artery Bypass Research, 7 (1), 13–17. https://doi.org/10.151
Grafting. Washington, US: the National 71/jcvtr.2014.03.

120
Astuti, et al., Intervensi Rehabilitasi Jantung Fase I pada Pasien yang Menjalani Operasi Bedah Pintas Koroner
JKI, Vol. 22, No. 2, July 2019, 110–121

Soares, G., Ferreira, D., Gonçalves, M., Alves, T., Winkelmann, E.R., Dallazen, F., Beerbaum, A.,
David, F., Henriques, K., & Riani, L. (2011). Bronzatti, S., Lorenzoni, C.W., &
Prevalence of major postoperative compl- Windmöller, P. (2015). Analysis of steps
ications in cardiac surgery. International adapted protocol in cardiac rehabilitation in
Journal of Cardiovascular Sciences, 24 (3), the hospital phase. Brazilian Journal of
139–146. Cardiovascular Surgery, 30 (1), 40–48.
https://doi.org/10.5935/1678-9741.20140048.
Sobrinho, M.T., Guirado, G.N., & Silva,
M.A.D.M. (2014). Preoperative therapy World Health Organization. (2016).
restores ventilatory parameters and reduces Cardiovascular Disease. Retrieved from
length of stay in patients undergoing https://www.who.int/cardiovascular_diseases/
myocardial revascularization. Brazilian en/
Journal of Cardiovascular Surgery, 29(2),
221–228. https://doi.org/10.5935/1678-9741. Yulianti, N.T., Kosasih, C.E., & Emaliyawati, E.
20140021. (2012). Gambaran Kualitas Hidup Pasien
Acute Coronary Syndrome Di Poliklinik
Stein, R., Maia, C.P., Silveira, A.D., Chiappa, Jantung Rumah Sakit Al Islam Bandung.
G.R., Myers, J., & Ribeiro, J.P. (2009). Retrieved from http://journal.unpad.ac.id/
Inspiratory muscle strength as a determinant ejournal/article/view/651
of functional capacity early after coronary
artery bypass graft surgery. Archives of Zhang, C.Y., Jiang, Y., Yin, Q.Y., Chen, F.J., Ma,
Physical Medicine and Rehabilitation, 90 L. Le, & Wang, L.X. (2012). Impact of
(10), 1685–1691. https://doi.org/10.1016/j. nurse-initiated preoperative education on
apmr.2009.05.010. postoperative anxiety symptoms and
complications after coronary artery bypass
Tung, H.H., Shen, S.F., Shih, C.C., Chiu, K.M., grafting. Journal of Cardiovascular Nursing,
Lee, J.Y., & Liu, C.Y. (2012). Effects of a 27 (1), 84–88. https://doi.org/10.1097/JCN.
preoperative individualized exercise program 0b013e3182189c4d.
on selected recovery variables for cardiac
surgery patients: a pilot study. Journal of the
Saudi Heart Association, 24(3), 153–161.
https://doi.org/10.1016/j.jsha.2012.03.002.

121

Anda mungkin juga menyukai