Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

DASAR TRANSPORTASI
KEMACETAN DI JEMBATAN SURAMADU DAN
PENURUNAN PEMINAT PENYEBRANGAN MELALUI
PELABUHAN

DISUSUN OLEH :

FADLY AHMAD ERNAS (4215210039)

GHAFAR FADHIL KARIMUDIN (4215210046)

IDO DAMAR PERSADA (4215210049)

SAMSUL RIZAL SAMANERY (4215210090)


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan Suramadu merupakan salah satu jembatan yang fenomenal di Indonesia.


Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura,
menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya
timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan
terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan
layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main
bridge). Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati
Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009.

Disadari atau tidak jembatan penghubung kota Surabaya dengan pulau Madura ini
membawa berbagai dampak dan manfaat bagi banyak orang, khususnya masyarakat di
lingkungan sekitarnya. Hal ini menarik untuk dikaji lebih lanjut dan detail agar dapat
mengetahui sejauh mana pengaruh adanya jembatan Suramadu terhadap kehidupan
masyarakat atau kondisi lingkungan serta masyarakat pasca dibangunnya jembatan
Suramadu.

Berbagai dampak yang timbul pasca adanya jembatan ini begitu bermacam-macam
mulai dari aspek lingkungan, transportasi, ekonomi, dan tata guna lahan. Namun disini
kami mengamati bahwa dampak dari adanya jembatan ini dari segi transportasi adalah
meningkatnya mobilitas. Hal ini menyebabkan kemacetan di jembatan suramadu. Dimana
kemacetan ini didominasi oleh para pengguna kendaraan bermotor dan mobil pribadi.

Peralihan kendaraan pribadi dari penyebrangan melalu jalur laut yaitu menggunakan
kapal Feri dari pelabuhan di Surabaya mengakibatkan turunnya penghasilan para pemilik
kapal penyebrangan. Dimana dulu ada 12 Kapal Feri yang beroperasi untuk melayani
penyebrangan kendaaraan pribadi dari Surabaya menuju Pulau Madura kini hanya tersisa
2 Kapal Feri dikarenakan semua kendaraan-kendaraan pribadi tersebut telah beralih
melewati jembatan Suramadu.
1.2 Maksud dan Tujuan

Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui penyebab terjadinya


kemacetan kendaraan pribadi di Jembatan Suramadu dan mengevaluasi turunnya jumlah
kapal Feri yang beroperasi di Pelabuhan Surabaya dalam melayani rute penyebrangan
menuju Pulau Madura.
Untuk tujuan dari makalah ini sendiri yaitu :
1. Mengatasi kemacetan kendaraan pribadi yang ada di Jembatan Suramadu
2. Agar sektor penyebrangan menggunakan kapal Feri tidak mengalami penurunan
penggunanya dan tidak mengalami kerugian

1.3 Batasan Penulisan

Dalam bahasan kali ini kami membatasi apa yang akan kami bahas. Ruang lingkup
kami adalah dalam hal transportasi. Dalam hal ini kami mengkaji tentang dampak
pembangunan Jembatan Suramadu terhadap arus transportasi yang terjadi pasca adanya
jembatan ini. Makalah ini akan mengkaji tentang cara untuk mengatasi kemacetan yang
terjadi di Jembatan Suramadu dan menjaga agar sektor penyebrangan melalui jalur laut
tetap banyak peminat.

1.4 Metodologi Penelitian


1. Studi Kepustakaan
Mencari serta membaca buku / literatur yang berkaitan dengan dasar - dasar
transportasi karya Ir.Dra.Erna Savitri.MT yang digunakan sebagai referensi penulisan.
2. Studi Lapangan
Merupakan metode pengumpulan data berdasarkan kondisi pelaksaanaan dilapangan
untuk mendapatkan bahan atau data yang dianggap mendukung dalam pembuatan
makalah ini. Dalam makalah ini kami menggunakan data dari www.google.com
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SISTEM DAN SISTEM TRANSPORTASI


Morlok (1978) mendefinisikan transportasi sebagai “suatu tindakan, proses, atau hal
yang sedang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya”. Secara lebih spesifik,
transportasi didefinisikan sebagai “kegiatan pemindahan orang dan barang dari suatu
tempat ke tempat lainnya”. Dalam transportasi terdapat unsur pergerakan (movement),
dan secara fisik terjadi perpindahan atas orang atau barang dengan atau tanpa alat
pengangkutan ke tempat lain. Di sini pejalan kaki adalah perpindahan orang tanpa alat
pengangkut.
1. Sistem adalah suatu kelompok elemen subsistem yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu.karakteristik terpenting dari suatu sistem adalah apabila adalah suatu
sistem atau subsistem yang tidak berfungsi,sehingga hal ini mempengaruhi
kelangsuangan sistem tersebut secara keseluruhan, atau bahkan membuatnya tidak
berfungsi sama sekali.
2. Sistem Transportasi adalah suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara
penumpang, barang, prasarana dan saran yang berinteraksi dalam rangka perpindahan
orang atau barang,yang tercakup dalam suatu tatanan, baik secara alami ataupun
buatan/rekayasa.

Maksud sistem transportasi :


Adalah untuk mengkordinasi proses pergerakan penumpang dan barang dengan
mengatur komponen-komponennya dimana prasaran merupakan media untuk proses
transportasi, sedangkan saran merupakan alat yang digunakan dalam proses transportasi.

Tujuan sistem transportasi :


Adalah untuk mencapai proses transportasi penumpang dan barang secara optimum
dala ruang dan waktu tertentu, dengan mempertimbangkan faktor keamanan,
kenyamanan dan kelancaran, serta efesiensi waktu dan biaya.

AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS


Aksesbilitas merupakan konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tatguna
lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang
menghubungkannya.Aksesbilitas dapat dikatakan sebagai suatu ukuran kenyamanan atau
kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, dan mudah
atau sulitnya suatu lokasi tersebutb dicapai melalui sistem jaringan transportasi.

Tata guna lahan adalah bagian/potongan lahan tempat berlangsungnya sebagai aktivitas
(kegiatan) transportasi perkotaan, seperti bekerja, sekolah, olahraga, belanja, dan
bertamu.untuk memenuhi kebutuhannya manusia melakukan perjalanan diantara tata
guna lahan tersebut dengan menggunakan sistem jaringan transportasi (misal berjalan
kaki atau naik bus), yang selanjutnya menimbulkan pergerakan arus manusia,kendaraan
dan barang, atau yang disebut mobilitas.
Aksesibilitas dan mobilitas merupakan ukuran potensial atau kesemptan untuk
melakukan perjalanan. Aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak. Untuk dua tempat
yang berdekatan, dikatakan Aksesibiltas antar kedua tersebut tinggi. Sebaliknya jika
kedua tempat itu sangat berjauhan, Aksesibiliats antara keduanya rendah. Jadi tata guna
lahan yang berbeda, pasti mempunyai Aksesbilitas yang bebeda pula, karena aktivitas
tata guna lahan tersebut tersebar dalam ruang secara tidak merata (heterogen). Akan tetapi
peruntukan lahan tertentu seperti bandar udara, lokasinya tidak dapat ditetapkan
sembarangan, dan umumnya terletak jauh di luar kota. Namun demikian, Aksesibilitas
ke bandara ini dapat di tingkatan dengan menyediakan sistem jaringan transportasi yang
dapat dilalui dengan kecepatan tinggi, sehingga waktu tempuh menjadi pendek.
Karena itu penggunaan “jarak” sebagai ukuran Aksesibilitas kurang tepat, dan digunakan
“waktu tempuh” yang mempunyai kinerja lebih baik dibadingkan dengan “jarak” dalam
menyatakan Aksesibilitas.
Tabel Kategori Tingkat Aksesibiltas

Kondisi Prasarana Jarak Aksesibilitas


Jauh Rendah
Jelek
Dekat Menengah
Jauh Menengah
Baik
Dekat Tinggi
(Sumber : Black, 1981)

Biaya perjalanan/angkutan merupakan pula salah satu faktor yang menentukan


dalam Aksesibilitas. Perjalanan dengan alat angkut yang lebih cepat, dengan senderinya
juga menyangkut biaya yang lebih lebih besar. Biaya ini dinyatakan dalam bentuk nilai
uang yang terdiri atas jumlah biaya perjalanan (harga tiket, biaya parkir, bahan
bakar/bensin, dan biaya kendaraan operasi lainnya) dan nilai waktu perjalanan. Jadi
Aksesibilitas dapat dinyatakan dalam bentuk jarak, waktu, atau biaya.

SISTEM TRANSPORTASI MAKRO DAN MIKRO


Sistem transportasi dibedakan dalam sistem transportasi makro dan sistem
transportasi mikro. Sistem transportasi makro merupakan sistem menyeluruh yang dapat
dibagi menjadi bebrapa sistem yang lebih kecil (mikro) dan saling mempengaruhi terdiri
atas :
a) Sistem Penduduk
b) Sistem Sarana dan Prasarana
c) Sistem Pergerakan
d) Sistem Kegiatan

Yang semuanya berada di dalam Sistem Tata Ruang

Sistem Transportasi :

SISTEM

PENDUDUK

SISTEM
SARANA DAN
PRASARANA

SISTEM SISTEM

PERGERAKAN KEGIATAN

Sistem pergerakan lalu lintas timbul karena adanya proses pemenuhan kebutuhan.
Orang perlu bergerak karena kebutuhannya tidak dapat dipenuhi di tempat ia berada.
Sistem kegiatan. Sebagai sistem mikro yang pertama, mempunyai jenis kegiatan tertentu
yang akan membangkitkan pergerakan dan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan
kebutuhan.
Pergerakan yang berupa pergerakan manusia (penduduk) dan/atau barang, jelas
membutuhkan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana) tempat moda
transportasi kedua, yang biasa dikenal dengan sistem jaringan yang meliputi sistem
jaringan jalan raya, antar sistem kegiatan dan sistem kegiatan dan sistem jaringan (
prasarana) ini menghasilkan pergerakan manusia.atau barang dalam bentuk kendaraan
(saran) dan/atau orang pejalan kaki).Sistem mikro ketiga atau sistem pergerakan yang
aman, cepat, nyaman, murah, handal dan sesuai dengan lingkungannya, dapat tercipta
jika pergerakan tersebut diatur oleh sistem rekayasa dan manejemen lalu lintas yang baik.

Permasalahan kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia,
biasanya timbul karena kebutuhan akan transportasi akan lebih besar daripada prasaraa
transportasi yang tersedia, atau prasarana tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Sistem penduduk juga berpengaruh terhadap pergerakan yang terjadi.
Kepadatan penduduk,skala lokasi (lokal, kota, regional, desa), serta proses pertumbuhan
penduduk (pesat, lambat stagnan, tertinggal) mempengaruhi besarnya pergerakan yang
terjadi.Sistem pergerakan akan saling mempengaruhi. Perubahan pada sistem kegiatan
jelas akan mempengaruhi sistem jaringan melalui perubahan pada tingkat pelayanan
sistem pergerakan. Begitu pula pada sistem jaringan akan dapat mempengaruhi sistem
kegiatan melalui peningkatan mobiilitas dan

Aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut. Selain itu sistem pergerakan berperan
penting dalam menampung pergerakan penduduk/orang dan/atau barang agar tercipta
pergerakan yang lancar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kembali sistem
penduduk, sistem kegiatan dan jaringan yang ada dalam bentuk Aksesibilitas dan
mobilitas. Keempat sistem mikro ini saling berinteraksi dalam sistem transportasi makro.
Proses perkembangan sistem pergerakan dapat digambarkan sebagai berikut :

Sasaran : Cepat, murah, selamat, aman, nyaman,


lancar, handal, tetap guna, daya guna, terpadu
menyeluruh,menerus, berkelanjutan,
berkesinambungan

Nasional : Sistranas,RIP
SISTEM
Regional : Sistem dan Strategi Transportasi Regional
PERGERAKAN
Kota : sistem dan strategi Transportasi Kota

Proses : Sangat pesat, cepat sedang,lambat tertinggal

2.2 PENGERTIAN DAN MANFAAT JEMBATAN


Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan rute transportasi
melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu
struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus
oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan
pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.

Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang dilalui
rintangan, maka jembatan dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu jalan, baik jalan
raya atau jalan kereta api. Berikut Beberapa jenis jembatan:

1. Jembatan diatas sungai


2. Jembatan diatas saluran sungai irigasi / drainase
3. Jembatan diatas lembah
4. Jembatan diatas jalan yang ada / viaduct

Manfaat Jembatan dari Segi Ekonomi


Pergerakan ekonomi yang mengikutsertakan andil pemerintah didalamnya pastinya
harus teroganisisr dengan benar. Semisal pada perdagangan domestik bahkan internasional,
adanya jembatan ini akan mampu memperlancar kegiatan perdagangan ini. Negara
Indonesia yang memang memiliki beberapa negara tetangga pastinya hanya melewati jalur
sederhana seperti jembatan akan sangat mudah. Manfaat perdagangan internasional ini
selain sebagai perkembangan bagi ekonomi juga dapat menjadi nilai plus untuk interaksi
secara luas.
Jembatan merupakan bangunan yang menyerupai jalan penghubung antara satu tempat
ke tempat lain dimana pembuatannya bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat.
Disisi lain terdapat manfaat dari segi ekonomi bagi masyarakat setempat seperti berikut:

1. Meningkatkan laju atau pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.


2. Munculnya aktivitas ekonomi dalam bentuk pengiriman barang dan jasa diantara dua
tempat yang dihubungkan oleh jembatan tersebut.
3. Adanya kendaraan angkutan penumpang yang melintasi jembatan dengan jarak tempuh
yang lebih dekat.
4. Adanya aktivitas ekonomi berupa jasa tempat peristirahatan dan penjualan barang khas
daerah tertentu pada titik stategis penjualan.

Selain itu, untuk pembangunan jalan sebagai jembatan ini akan memberikan dampak
positif bagi perkembangan di setiap wilayah, hal ini termasuk dalam fasilitas negara
dalam manfaat pembangunan ekonomi dari berbagai aspek. Karena menyangkut sarana
transportasi bagi masyarakt tentunya pembangunan jembatan akan sangat berpengaruh
pada hal-hal lainnya.
Fasilitas jembatan juga melibatkan hutang negara, seperti yang diketahui suatu negara
tidak mungkin tidak memiliki hutang. Manfaat utang luar negeri juga bisa digunakan untuk
pembagunan infrastruktur bagi negara di beberapa wilayah yang memang membutuhkan
pembangunan yang layak bagi kepentingan umum.
Manfaat Jembatan dari Segi Sosial Budaya
Pembangunan jembatan yang melintasi dua tempat bahkan yang terpisah oleh
penghalang dapat memicu reaksi sosial dan budaya bagi masyarakat didaerah tersebut.
Berikut dampak dan manfaatnya:

1. Mudahnya interaksi sosial antar masyarakat dari tempat yang dihubungkan oleh
jembatan.
2. Terjalinnya komunikasi yang dapat mempererat ikatan persaudaraan dan ketentraman
antar masyarakat yang ada diantara kedua daerah tersebut.
3. Dengan interaksi dan komunikasi yang baik maka kedua masyarakat dari daerah yang
dihubungkan dapat saling memahami nilai sosial budaya masing-masing.

Salah satu contoh yang sederhana adalah bepergian ke beberapa wilayah dalam satu
pulau atau bahkan berbeda pulau. Hal ini menyangkut interaksi sosial yang dapat
memberikan dampak positif bagi setiap individu, seperti pulang kampung. Pulang kampung
merupakan tradisi setiap tahun pada saat hari raya idul fitri, terlebih bagi warga desa yang
merautau ke kota besar.

Manfaat pulang kampung ini menjadi menggunakan berbagai sarana transportasi mulai
dari jalur darat, laut hingga udara. Terlebih bagi jalur darat tentunya jembatan ini akan
sangat diperlukan di beberapa daerah.
Manfaat Jembatan dari Segi Geografi dan Kependudukan
Jembatan merupakan kontruksi bangunan yang dapat mempermudah akses perjalanan
yang sebelumya hanya bisa ditempuh lewat laut ataupun udara. Dengan dibangunnya
jembatan tentunya dua tempat yang sebelumnya terpisah dapat dihubungkan melalui jalur
darat.
Berikut manfaat jembatan jika ditinjau dari segi geografi dan kependudukan:

1. Batas wilayah antar dua tempat yang dihubungkan oleh jembatan dapat ditentukan
menggunakan batas darat.
2. Adanya peluang pembauran atau pindah tempat tinggal antar masyarakat dari dua
tempat yang dihubungkan oleh jembatan.
3. Munculnya kawasan strategis untuk menghasilkan pemasukan tambahan dari pengguna
jalan.
4. Mudahnya usaha pemerintah dalam rangka pemerataan kesejahteraan penduduk.

Penggunaan jembatan akan lebih dipentingkan untuk mendistribusikan beberapa hasil


bumi yang telah diolah ke beberapa wilayah indonesia, khususnya daerah-daerah terpencil.
Contohnya pada manfaat minyak bumi ini memang menjadi kebutuhan bagi setiap orang,
dan faktor utama dalam jalannya transportasi atau kendaraan.

Ada juga yang menggunakan batu bara, contohnya sebagai syarat jalannya kereta
api. Manfaat batu bara hingga kini telah berguna bagi beberapa hal tidak hanya untuk
transportasi saja.
Manfaat Jembatan dari Segi Politik dan Pertahanan Nasional
Pembangunan jembatan untuk memudahkan pengguna jalan melintasi rintangan tentu
bukanlah satu – satunya manfaat dari pembangunan jalan itu sendiri. Pihak pemerintah juga
mendapatkan dampakk positif atau manfaatnya sebagai berikut :

1. Semakin kuatnya pertahanan dalam skala nasional


2. Jembatan yang menghubungkan dua daerah dapat meciptakan keseimbangan dalam hal
politis
3. Pemerataan kegiatan politik antar dua daerah yang dapat terhubung dengan
dibangunnya jembatan
4. Jembatan merupakan bentuk prestasi atau tolak ukur kemajuan suatu negara

Dampak Negatif Pembangunan Jembatan


Meskipun pembangunan jembatan mempunyai dampak positif atau manfaat yang
sangat berarti dalam menunjang aktivitas masyarakat, namun terdapat juga dampak negatif
yang tidak bisa dihindari secara total.

Berikut dampak negatif atau kerugian dari pembangunan jembatan:

1. Timbulnya kemacetan yang disebabkan oleh volume kendaraan yang membludak


2. Meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas pada titik rawan tertentu
3. Ancaman polusi udara yang berasal dari kendaraan bermotor para pengguna jalan
4. Ketidaknyamanan masyarakat sekitar akibat kebisingan suara kendaraan yang melintas
5. Pembangunan Jembatan dapat berpotensi menurunnya pemasukan jasa transportasi laut
maupun udara
6. Munculnya persaingan bisnis antar warga yang dapat berujung pada konflik
7. Semakin meningkatnya biaya perawatan jalan yang ada
8. Adanya titik rawan kecelakaan yang baru
9. Meningkatnya angka kriminal pada titik rawan kejahatan
10. Bangunan jembatan dapat berpotensi sebagai tempat rekreasi yang menyebabkan
produksi sampah meningkat

2.3 PELABUHAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan yang
dimaksud dengan pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,
dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

Pelabuhan memiliki fungsi sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan pengusahaan.


Jenis pelabuhan terdiri atas pelabuhan laut dan pelabuhan sungai dan danau. Pelabuhan
laut sebagaimana dimaksud terdiri dari:
1. Pelabuhan utama
Pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan
internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah
besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan antar provinsi.

2. Pelabuhan pengumpul
Pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri,
alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal
tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antarprovinsi.

3. Pelabuhan pengumpan
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam
negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan
pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal
tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan provinsi.
Kegiatan dalam pengusahaan pelabuhan terdiri atas penyediaan dan/ atau pelayanan
jasa kepelabuhan dan jasa terkait dengan kepelabuhanan yang meliputi penyediaan
dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang dan barang.

Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang dan barang terdiri atas:
1. Kegiatan pengusahaan di pelabuhan terdiri atas penyediaan dan/atau pelayanan jasa
kepelabuhanan dan jasa terkait dengan kepelabuhanan.
2. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan sebagaimana dimaksud diatas
meliputi penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang.
3. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang.
4. Kegiatan jasa terkait dengan kepelabuhanan sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan
yang menunjang kelancaran operasional dan memberikan nilai tambah bagi pelabuhan.

Dalam pelabuhan tersebut terdapat terminal yang merupakan suatu kolam sandar dan
tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun
penumpang, dan/ atau tempat bongkar muat barang.Adapun jenis dari terminal
sebagaimana dimaksud terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu :

1. Terminal Khusus
Adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat
untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
2. Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
Adalah terminal yang terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk
melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.

Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri


Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (“TUKS”) dibangun dan
dioperasikan hanya bersifat menunjang kegiatan pojok perusahaan. Pembangunan
pelabuhan hanya bertujuan menunjuang usaha pokok dari perusahaan tersebut.

Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan (“PP No. 61/2009”)
BAB III

PENGUMPULAN DATA

3.1. Volume Lalu Lintas di Jembatan Suramadu


SURABAYA: Volume kendaraan bermotor yang melewati jembatan Surabaya–Madura
(Suramadu) tahun ini rata-rata 43.000 unit/hari, dan jembatan yang dioperatori PT Jasa Marga
(Persero) Cabang Surabaya–Gempol itu menghasilkan pendapatan Rp600 juta/hari.
Kepala Gerbang Tol Jembatan Surabaya – Madura Suharyono menyebutkan kendaraan
bermotor yang melewati jembatan Suramadu didominasi oleh sepeda motor yakni mencapai
70% dari total 43.000 unit kendaraan per hari, sisanya kendaraan bermotor roda empat.
Menurutnya, volume kendaraan sebanyak itu menghasilkan pendapatan Rp600 juta per
hari melalui tarif masuk sepeda motor Rp3.000 dan mobil Rp30.000.
"Pada hari-hari biasa volume kendaraan bermotor yang masuk ke jembatan Suramadu rata-
rata 43.000 unit per hari, jumlah itu bisa meningkat menjadi 50.000 unit/hari saat Sabtu dan
Minggu," ujarnya kepada Bisnis, hari ini (14/11).
PT Jasa Marga telah ditunjuk Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) sebagai operator jembatan
Suramadu sejak jembatan yang membentang di Selat Madura itu dioperasikan mulai
pertengahan 2009, untuk jangka 1,5 tahun. Selanjutnya, operator jembatan Suramadu akan
ditenderkan.
Suharyono menambahkan personil yang ditugaskan di jembatan Suramadu mencapai 89
orang, di antaranya 59 petugas loket di sisi Surabaya maupun sisi Madura. Fasilitas pendukung
mencakup 1 mobil derek, 1 ambulan, 1 mobil patroli dan 1 rescue.
Pengendara kendaraan bermotor yang masuk ke jembatan Suramadu dilayani 3 loket di
lajur mobil dan 2 loket di lajur sepeda motor. (k22/arh)

Sumber : JIBI

3.2 Penurunan Pengguna Jasa Penyeberangan Ujung-Kamal Setelah Beroperasinya


Jembatan Suramadu
Pada liburan semester ganjil kemarin, saya berkesempatan untuk melakukan kerja
praktek di PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Surabaya. Kebetulan penugasan
yang diberikan oleh dosen pembimbing kerja praktek saya adalah membuat analisis
pengaruh Jembatan Suramadu terhadap operasional pelabuhan penyeberangan Ujung-
Kamal. Dibantu oleh pak Mardio (staff operasional PT. ASDP Cab Surabaya) saya
mendapatkan data jumlah pengguna jasa pelabuhan penyeberangan Ujung-Kamal
periode 2005-2010, tepat saat sebelum dan sesudah Jembatan Suramadu beroperasi.
Berikut analisis sederhana yang dapat memperlihatkan pengaruh beroperasinnya
Jembatan Suramadu terhadap penurunan pengguna jasa penyeberangan Ujung-Kamal.

Pelabuhan Ujung Surabaya


Pada tahun 2005 pengguna jasa penyeberangan pelabuhan Ujung Surabaya untuk penumpang
mencapai 5,848,751, sedangkan untuk kendaraan roda 2 dan 4 berturut – turut adalah 1,553,651
dan 879,287. Selain penumpang dan kendaraan kapal – kapal feri yang beroperasi pada lintasan
ini juga membawa mutan barang (bagasi) yang pada tahun 2005 tercatat mencapai 1,701,010
ton. Dari tahun 2005 sampai tahun 2008, terjadi peningkatan maupun penurunan pengguna jasa
yang tidak terlalu signifikan karena pada waktu itu lintasan penyeberangan masih dikuasai oleh
PT. ASDP Indonesia Ferry.

Tabel 1 Jumlah Pengguna Jasa Pelabuhan Ujung Surabaya


Sumber: PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Surabaya
Barulah pada tahun 2009 mulai terjadi penurunan yang sangat drastis terhadap permintaan
jasa penyeberangan Ujung–Kamal akibat telah dioperasikannya Jembatan Suramadu yang
menjadi alternatif pilihan baru bagi para pengguna jasa untuk dapat melintas ke Pulau Madura
maupun Jawa. Setelah Jembatan Suramadu dioperikan pada pertengahan tahun 2009 pengguna
jasa penyeberangan Ujung-Kamal banyak yang beralih menggunakan sarana jembatan yang
baru dibangun, terutama untuk pengguna kendaraan pribadi baik sepeda motor maupun
kendaraan roda 4. Selain itu kendaraan pembawa barang seperti truk ukuran sedang dan besar
juga beralih meninggalkan penyeberangan Ujung-Kamal, sehingga setelah itu kondisi
pelabuhan Penyeberangan Ujung-Kamal menjadi sepi jauh dari keaadaan sebelumnya yang
sangat ramai. Grafik jumlah pengguna jasa penyeberangan Pelabuhan Ujung Surabaya dapat
dilihat pada gambar 1, sebagai berikut:
Gambar 1 Grafik Pengguna Jasa Penyeberangan Pelabuhan Ujung Surabaya

Pelabuhan Kamal Madura


Pada tahun 2005 pengguna jasa penyeberangan pelabuhan Kamal Madura untuk penumpang
mencapai 5,600,981, sedangkan untuk kendaraan roda 2 dan 4 berturut – turut adalah 1,508,205
dan 879,287. Selain penumpang dan kendaraan kapal – kapal feri yang beroperasi pada lintasan
ini juga membawa mutan barang (bagasi) yang pada tahun 2005 tercatat mencapai 896,928 ton.
Dari jumlah muatan bagasi dapat terlihat bahwa jumlah muatan bagasi dari Pelabuhan Ujung
Surabaya lebih banyak daripada jumlah bagasi dari Pelabuhan Kamal Madura, hal tersebut
membuktikan bahwa masih tingginya permintaan barang dari wilyah Surabaya. Dari tahun
2005 sampai tahun 2008, terjadi peningkatan maupun penurunan pengguna jasa yang tidak
terlalu singnifikan karena pada waktu itu lintasan penyeberangan masih dikuasai oleh PT.
ASDP Indonesia Ferry.

Tabel 2 Jumlah Pengguna Jasa Pelabuhan Kamal Madura


Sumber: PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Surabaya
Grafik jumlah pengguna jasa penyeberangan Pelabuhan Kamal Madura dapat dilihat pada
gambar 2, sebagai berikut:
Gambar 2 Grafik Pengguna Jasa Penyeberangan Pelabuhan Kamal Madura

3.3 Gambar Kemacetan di Jembatan Suramadu dan Penyebrangan ke Pulau Madura


melalui pelabuhan
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Volume Lalu Lintas di Jembatan Suramadu


Dari data yang kami dapat bahwa banyaknya kendaraan bermotor yang melewati
Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) mencapai angka rata-rata 43.000 unit/hari.
Kepala Gerbang Tol Jembatan Surabaya-Madura, Suharyono menyebutkan bahwa dari
data tersebut sebanyak 70 % didominasi oleh kendaraan per hari, sisanya truk, bus dan
mobil pribadi. Bahkan pada hari Sabtu dan Minggu volume kendaraan yang menyebrangi
Jembatan Suramadu tersebut naik menjadi 50.000 unit/hari saat Sabtu dan Minggu.
Dari data di atas diketahui bahwa peminat para pengendara untuk menyebrangi
Jembatan Suramadu begitu tinggi pada hari kerja maupun hari libur (Sabtu dan Minggu).
Kendaaraan selain sepeda motor dan mobil pribadi seperti bus dan truk juga banyak
jumlahnya dalam menyebrangi Jembatan Suramadu ini.
Tingginya volume kendaraan bermotor yang melintasi Jembatan Suramadu ini tentu
saja dipicu oleh suatu hal. Hal ini sesuai dengan teori aksesibilitas dan mobilitas yang
menjelaskan bahwa adanya suatu aksesibilitas atau kemudahan dalam melakukan suatau
perpindahan (pergerakan) dari satu tempat ke tempat lain.
Jembatan Suramadu ini merupakan prasarana baru yang dibangun oleh pemerintah
dimana pembangunan ini dapat dikatakan sangat berhasil menarik minat masyarakat
dalam melakukan perjalanan baik dari Surabaya menuju Madura maupun arah
sebaliknya. Dimana dulunya perjalanan ini hanya dapat ditempuh melalui penyebrangan
Jalur laut dari pelabuhan Ujung di Surabaya dan pelabuhan Kamal di Madura.
Jembatan Suramadu sebagai prasaran baru ini dikatakan juga sebagai aksesibilitas
baru yang tergolong baik. Karena aksesibilitas yang baik ini akan menimbulkan mobilitas
yang tinggi. Sebagai prasarana baru yang menjadi aksesibilitas yang baik Jembatan
Suramadu ini mempunyai banyak kelebihan yang membuat masyarakat atau para
pengendara kendaraan bermotor berpindah minat dimana sebelum adanya jembatan
tersebut para pengendara kendaraan bermotor memilih penyebrangan melalui jalur laut.
Jembatan Suramadu ini dapat mempersingkat waktu tempuh perjalanan yang
dibutuhkan oleh para pengendara bermotor dalam melakukan perjalanan dari Surabaya
menuju Madura maupun arah sebaliknya dan keadaan Jembatan Suramadu ini juga
tergolong baik dalam aspek jalan tersebut aspalnya baik tidak berlubang dan membuat
nyaman para pengedara bermotor.
Berpindahnya minat para pengendara kendaraan bermotor dari jalur laut (Pebuhan)
dan sekarang menggunakan jalur darat (Jembatan) tentu saja mempunyai dampak negatif
di sektor lain. Dalam hal ini tentu saja yang sudah jelas paling merasa terkena dampak
tersebut adalah sektor penyebrangan melalui jalur laut.
IV.2 Penurunan Volume pengguna jasa penyebrangan di Pelabuhan Ujung Surabaya

Tabel 1 Jumlah Pengguna Jasa Pelabuhan Ujung Surabaya


Sumber: PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Surabaya

Tabel diatas menunjukkan angka-angka pengguna kendaraan bermotor yang


menggunakan jasa penyebrangan melalui jalur laut untuk menuju Pulau Madura dari
pelabuhan Ujung di Surabaya. Angka pada tabel diatas dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2008 jumlah pengguna jasa terbilang tinggi dan dari tahun ke tahun masih
menunjukkan perubahan angka yang konstan. Pada tahun 2005 sampai 2008 Jembatan
Suramadu masih dalam proses pembangunan dan belum dapat dioperasikan. Namun
ketika Jembatan Suramadu selesai dari proses pembangunan dan dapat dioperasionalkan
pada tahun 2009 jumlah pengguna jasa penyebrangan Pelabuhan Ujung di Surabaya
untuk menuju Pulau Madura menunjukkan angka penurunan yang sangat drastis.
Pada tahun 2008 pengguna jasa penyebrangan Pelabuhan Ujung di Surabaya masih
menunjukkan angka yang tinggi yaitu 5.345.680 penumpang, Roda 2 sebanyak 1.770.210
kendaraan, Roda 4 sebanyak 832.693 kendaraan, dan Bagasi sebanyak 1.621.080 barang.
Pada tahun 2009 pengguna jasa penyebrangan menjadi 1.821.931 penumpang, Roda 2
sebanyak 791.146, Roda 4 104.105 kendaraan, Bagasi sebanyak 52.631 ton. Tabel
tersebut juga ditunjukkan dalam bentuk grafik seperti dibawah ini.
Gambar 1 Grafik Pengguna Jasa Penyeberangan Pelabuhan Ujung Surabaya

Grafik diatas juga menunjukkan pengguna jasa penyebrangan Pelabuhan Ujung di


Surabaya dari tahun 2005 sampai tahun 2010.
Dari kedua grafik di atas keduanya sama-sama menunjukkan angka yang sama
dalam menunjukkan pengguna jasa penyebrangan Pelabuhan Ujung di Surabaya dari
tahun 2005 sampai tahun 2010. Keduanya sama-sama menunjukkan angka penurunan
yang sangat drastis di tahun 2008 menuju tahun 2009 yaitu sebesar 65,918 % untuk
penumpang, 55,308 % untuk kendaraan roda 2, 87,498 % untuk kendaraan roda 4,
96,753% untuk bagasi.

IV.3 Penurunan Volume pengguna jasa penyebrangan di Pelabuhan Kamal Madura


Berikut adalah data tabel yang menunjukkan 5 tahun dari tahun 2005 sampai tahun
2010 pengguna jasa penyebrangan di Pelabuhan Kamal Madura:

Tabel 2 Jumlah Pengguna Jasa Pelabuhan Kamal Madura


Sumber: PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Surabaya
Penurunan jumlah peminat pengguna jasa penyebrangan tentu saja tidak hanya
terjadi di satu sisi dari kedua pelabuhan yang menghubungkan Surabaya dan Madura.
Pelabuhan Kamal yang berada di Pulau Madura yang menyediakan jasa penyebrangan
dari Madura menuju Surabaya tentu saja juga merasakan dampak yang sama dengan
Pelabuhan Ujung di Surabaya. Dari tabel diatas juga nampak bahwa penurunan jumlah
pengguna jasa penyebrangan di Pelabuhan Kamal juga terjadi semenjak dioperasikannya
Jembatan Suramadu yaitu pada pertengahan tahun 2009. Penurunan tersebut dapat dilihat
nilainya pada tabel diatas yang mana pada tahun 2008 pengguna jasa penyebrangan di
Pelabuhan Kamal terdiri dari 4.784.088 penumpang, roda 2 sebanyak 1.789.054
kendaraan, roda 4 sebanyak 799.526 kendaraan, dan untuk bagasi seberat 545.497.
Namun pada tahun 2009 jumlah pengguna jasa penyebrangan turun drastis yaitu
1.794.291 penumpang, roda 2 sebanyak 784.344 kendaraan, roda 4 sebanyak 108.540
kendaraan, dan bagasi seberat 10.475 ton.

Gambar 2 Grafik Pengguna Jasa Penyeberangan Pelabuhan Kamal Madura

Data jumlah pengguna jasa penyebrangan di Pelabuhan Kamal Madura juga


disediakan dalam bentuk grafik seperti di atas. Dari tabel dan Grafik pengguna jasa
penyebrangan pada tahun 2005 sampai tahun 2010 keduanya menunjukkan angka yang
sama dan penurunan pengguna jasa terjadi pada tahun 2008 ke tahun 2009 dimana
penurunan untuk penumpang yaitu sebanyak 2.989.797 penumpang atau sebesar
62,495%, roda 2 sebanyak 1.004.710 kendaraan atau 56,159 %, roda 4 sebanyak 690.986
kendaraan atau 86,425 % , dan bagasi seberat 535.022 ton atau 98,080 %.
IV.4 Dampak Dari dari Ramainya Pengendara Kendaraan Bermotor yang Beralih
Melewati Jembatan Suramadu

Perpindahan moda transportasi dari jalur laut menjadi jalur darat bagi para
pengendara kendaraan bermotor tentu saja berdampak pada banyak aspek. Dampak dari
perpindahan moda ini terbagi menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak negatif.
Namun dari data yang kami peroleh yaitu dampak negatif dari pembangunan
Jembatan Suramadu ini. Akibat tingginya angka peminat pengguna jasa penyebrangan
melalui jalur darat dan semua kendaraan bermotor maupun penumpang biasa menjadi
beralih ke jalur ini maka terjadilah penumpukkan kendaraan di Jembatan Suramadu ini.

Gambar 1. Terjadinya penumpukkan jumlah kendaraan di pintu masuk tol Jembatan


Suramadu
Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa tingginya peminat pengendara kendaraan
bermotor melewati Jembatan Suramadu menyebabkan terjadinya antrian kendaraan di
pintu masuk tol Jembatan Suramadu yang paling terlihat banyak yaitu jumlah sepeda
motor. Kemacetan yang terjadi di Jembatan Suramadu tentu saja berdampak pada jasa
penyebrangan jalur laut di pelabuhan baik di Pelabuhan Ujung maupun di Pelabuhan
Kamal.
Jika hampir semua pengendara kendaraan bermotor berpindah dari menggunakan
jasa jalur laut menjadi jalur darat tentu saja Pelabuhan Ujung maupun Pelabuhan Kamal
yang paling merasakan dampak dari adanya Jembatan Suramadu ini. Peminat pengguna
jasa kedua pelabuhan tersebut hampir semuanya berpindah menggunakan jalur darat
melewati Jembatan Suramadu untuk menuju Surabaya maupun Madura. Kerugian tentu
saja dialami oleh para penyedia jasa penyebrangan di kedua pelabuhan tersebut.
Gambar 2. Sepinya pengguna jasa penyebrangan di Pelabuhan Ujung

Gambar di atas menunjukkan bahwa sepinya pengguna jasa penyebrangan yang


menggunakan kapal Feri untuk menuju Pulau Madura. Hal ini terjadi pasca pembangunan
dan operasional Jembatan Suramadu.
Pelabuhan Ujung dan Pelabuhan Kamal mengalami kerugian untuk jasa
penyebrangan menuju Surabaya maupun sebaliknya, maka para penyedia jasa
penyebrangan yang melayani kedua rute tersebut harus memikirkan suatu cara agar dapat
mengatasi dan bahkan menarik kembali peminat pengguna jasa penyebrangan melalui
jalur laut.
Dampak pembangunan Jembatan Suramadu sudah pasti bukan hanya dalam hal
negatif karena sesuai dengan teori pembangunan jembatan yang mempunyai banyak
keuntungan dari banyak aspek. Dampak positif dari Pembangunan Jembatan Suramadu
ini yaitu :
1. Dalam segi waktu menggunakan Jembatan Suramadu lebih cepat untuk
menyebrang dari Surabaya menuju Madura maupun sebaliknya
2. Lebih berputarnya roda ekonomi baik di Pulau Jawa maupun Madura
3. Muncul lahan pekerjaan baru karena warga memanfaatkan pinggiran jalan
setelah Jembatan Suramadu di Pulau Madura sebagai tempat berdagang
souvenir.

Anda mungkin juga menyukai