DASAR TRANSPORTASI
KEMACETAN DI JEMBATAN SURAMADU DAN
PENURUNAN PEMINAT PENYEBRANGAN MELALUI
PELABUHAN
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
Disadari atau tidak jembatan penghubung kota Surabaya dengan pulau Madura ini
membawa berbagai dampak dan manfaat bagi banyak orang, khususnya masyarakat di
lingkungan sekitarnya. Hal ini menarik untuk dikaji lebih lanjut dan detail agar dapat
mengetahui sejauh mana pengaruh adanya jembatan Suramadu terhadap kehidupan
masyarakat atau kondisi lingkungan serta masyarakat pasca dibangunnya jembatan
Suramadu.
Berbagai dampak yang timbul pasca adanya jembatan ini begitu bermacam-macam
mulai dari aspek lingkungan, transportasi, ekonomi, dan tata guna lahan. Namun disini
kami mengamati bahwa dampak dari adanya jembatan ini dari segi transportasi adalah
meningkatnya mobilitas. Hal ini menyebabkan kemacetan di jembatan suramadu. Dimana
kemacetan ini didominasi oleh para pengguna kendaraan bermotor dan mobil pribadi.
Peralihan kendaraan pribadi dari penyebrangan melalu jalur laut yaitu menggunakan
kapal Feri dari pelabuhan di Surabaya mengakibatkan turunnya penghasilan para pemilik
kapal penyebrangan. Dimana dulu ada 12 Kapal Feri yang beroperasi untuk melayani
penyebrangan kendaaraan pribadi dari Surabaya menuju Pulau Madura kini hanya tersisa
2 Kapal Feri dikarenakan semua kendaraan-kendaraan pribadi tersebut telah beralih
melewati jembatan Suramadu.
1.2 Maksud dan Tujuan
Dalam bahasan kali ini kami membatasi apa yang akan kami bahas. Ruang lingkup
kami adalah dalam hal transportasi. Dalam hal ini kami mengkaji tentang dampak
pembangunan Jembatan Suramadu terhadap arus transportasi yang terjadi pasca adanya
jembatan ini. Makalah ini akan mengkaji tentang cara untuk mengatasi kemacetan yang
terjadi di Jembatan Suramadu dan menjaga agar sektor penyebrangan melalui jalur laut
tetap banyak peminat.
TINJAUAN PUSTAKA
Tata guna lahan adalah bagian/potongan lahan tempat berlangsungnya sebagai aktivitas
(kegiatan) transportasi perkotaan, seperti bekerja, sekolah, olahraga, belanja, dan
bertamu.untuk memenuhi kebutuhannya manusia melakukan perjalanan diantara tata
guna lahan tersebut dengan menggunakan sistem jaringan transportasi (misal berjalan
kaki atau naik bus), yang selanjutnya menimbulkan pergerakan arus manusia,kendaraan
dan barang, atau yang disebut mobilitas.
Aksesibilitas dan mobilitas merupakan ukuran potensial atau kesemptan untuk
melakukan perjalanan. Aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak. Untuk dua tempat
yang berdekatan, dikatakan Aksesibiltas antar kedua tersebut tinggi. Sebaliknya jika
kedua tempat itu sangat berjauhan, Aksesibiliats antara keduanya rendah. Jadi tata guna
lahan yang berbeda, pasti mempunyai Aksesbilitas yang bebeda pula, karena aktivitas
tata guna lahan tersebut tersebar dalam ruang secara tidak merata (heterogen). Akan tetapi
peruntukan lahan tertentu seperti bandar udara, lokasinya tidak dapat ditetapkan
sembarangan, dan umumnya terletak jauh di luar kota. Namun demikian, Aksesibilitas
ke bandara ini dapat di tingkatan dengan menyediakan sistem jaringan transportasi yang
dapat dilalui dengan kecepatan tinggi, sehingga waktu tempuh menjadi pendek.
Karena itu penggunaan “jarak” sebagai ukuran Aksesibilitas kurang tepat, dan digunakan
“waktu tempuh” yang mempunyai kinerja lebih baik dibadingkan dengan “jarak” dalam
menyatakan Aksesibilitas.
Tabel Kategori Tingkat Aksesibiltas
Sistem Transportasi :
SISTEM
PENDUDUK
SISTEM
SARANA DAN
PRASARANA
SISTEM SISTEM
PERGERAKAN KEGIATAN
Sistem pergerakan lalu lintas timbul karena adanya proses pemenuhan kebutuhan.
Orang perlu bergerak karena kebutuhannya tidak dapat dipenuhi di tempat ia berada.
Sistem kegiatan. Sebagai sistem mikro yang pertama, mempunyai jenis kegiatan tertentu
yang akan membangkitkan pergerakan dan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan
kebutuhan.
Pergerakan yang berupa pergerakan manusia (penduduk) dan/atau barang, jelas
membutuhkan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana) tempat moda
transportasi kedua, yang biasa dikenal dengan sistem jaringan yang meliputi sistem
jaringan jalan raya, antar sistem kegiatan dan sistem kegiatan dan sistem jaringan (
prasarana) ini menghasilkan pergerakan manusia.atau barang dalam bentuk kendaraan
(saran) dan/atau orang pejalan kaki).Sistem mikro ketiga atau sistem pergerakan yang
aman, cepat, nyaman, murah, handal dan sesuai dengan lingkungannya, dapat tercipta
jika pergerakan tersebut diatur oleh sistem rekayasa dan manejemen lalu lintas yang baik.
Permasalahan kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia,
biasanya timbul karena kebutuhan akan transportasi akan lebih besar daripada prasaraa
transportasi yang tersedia, atau prasarana tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Sistem penduduk juga berpengaruh terhadap pergerakan yang terjadi.
Kepadatan penduduk,skala lokasi (lokal, kota, regional, desa), serta proses pertumbuhan
penduduk (pesat, lambat stagnan, tertinggal) mempengaruhi besarnya pergerakan yang
terjadi.Sistem pergerakan akan saling mempengaruhi. Perubahan pada sistem kegiatan
jelas akan mempengaruhi sistem jaringan melalui perubahan pada tingkat pelayanan
sistem pergerakan. Begitu pula pada sistem jaringan akan dapat mempengaruhi sistem
kegiatan melalui peningkatan mobiilitas dan
Aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut. Selain itu sistem pergerakan berperan
penting dalam menampung pergerakan penduduk/orang dan/atau barang agar tercipta
pergerakan yang lancar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kembali sistem
penduduk, sistem kegiatan dan jaringan yang ada dalam bentuk Aksesibilitas dan
mobilitas. Keempat sistem mikro ini saling berinteraksi dalam sistem transportasi makro.
Proses perkembangan sistem pergerakan dapat digambarkan sebagai berikut :
Nasional : Sistranas,RIP
SISTEM
Regional : Sistem dan Strategi Transportasi Regional
PERGERAKAN
Kota : sistem dan strategi Transportasi Kota
Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang dilalui
rintangan, maka jembatan dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu jalan, baik jalan
raya atau jalan kereta api. Berikut Beberapa jenis jembatan:
Selain itu, untuk pembangunan jalan sebagai jembatan ini akan memberikan dampak
positif bagi perkembangan di setiap wilayah, hal ini termasuk dalam fasilitas negara
dalam manfaat pembangunan ekonomi dari berbagai aspek. Karena menyangkut sarana
transportasi bagi masyarakt tentunya pembangunan jembatan akan sangat berpengaruh
pada hal-hal lainnya.
Fasilitas jembatan juga melibatkan hutang negara, seperti yang diketahui suatu negara
tidak mungkin tidak memiliki hutang. Manfaat utang luar negeri juga bisa digunakan untuk
pembagunan infrastruktur bagi negara di beberapa wilayah yang memang membutuhkan
pembangunan yang layak bagi kepentingan umum.
Manfaat Jembatan dari Segi Sosial Budaya
Pembangunan jembatan yang melintasi dua tempat bahkan yang terpisah oleh
penghalang dapat memicu reaksi sosial dan budaya bagi masyarakat didaerah tersebut.
Berikut dampak dan manfaatnya:
1. Mudahnya interaksi sosial antar masyarakat dari tempat yang dihubungkan oleh
jembatan.
2. Terjalinnya komunikasi yang dapat mempererat ikatan persaudaraan dan ketentraman
antar masyarakat yang ada diantara kedua daerah tersebut.
3. Dengan interaksi dan komunikasi yang baik maka kedua masyarakat dari daerah yang
dihubungkan dapat saling memahami nilai sosial budaya masing-masing.
Salah satu contoh yang sederhana adalah bepergian ke beberapa wilayah dalam satu
pulau atau bahkan berbeda pulau. Hal ini menyangkut interaksi sosial yang dapat
memberikan dampak positif bagi setiap individu, seperti pulang kampung. Pulang kampung
merupakan tradisi setiap tahun pada saat hari raya idul fitri, terlebih bagi warga desa yang
merautau ke kota besar.
Manfaat pulang kampung ini menjadi menggunakan berbagai sarana transportasi mulai
dari jalur darat, laut hingga udara. Terlebih bagi jalur darat tentunya jembatan ini akan
sangat diperlukan di beberapa daerah.
Manfaat Jembatan dari Segi Geografi dan Kependudukan
Jembatan merupakan kontruksi bangunan yang dapat mempermudah akses perjalanan
yang sebelumya hanya bisa ditempuh lewat laut ataupun udara. Dengan dibangunnya
jembatan tentunya dua tempat yang sebelumnya terpisah dapat dihubungkan melalui jalur
darat.
Berikut manfaat jembatan jika ditinjau dari segi geografi dan kependudukan:
1. Batas wilayah antar dua tempat yang dihubungkan oleh jembatan dapat ditentukan
menggunakan batas darat.
2. Adanya peluang pembauran atau pindah tempat tinggal antar masyarakat dari dua
tempat yang dihubungkan oleh jembatan.
3. Munculnya kawasan strategis untuk menghasilkan pemasukan tambahan dari pengguna
jalan.
4. Mudahnya usaha pemerintah dalam rangka pemerataan kesejahteraan penduduk.
Ada juga yang menggunakan batu bara, contohnya sebagai syarat jalannya kereta
api. Manfaat batu bara hingga kini telah berguna bagi beberapa hal tidak hanya untuk
transportasi saja.
Manfaat Jembatan dari Segi Politik dan Pertahanan Nasional
Pembangunan jembatan untuk memudahkan pengguna jalan melintasi rintangan tentu
bukanlah satu – satunya manfaat dari pembangunan jalan itu sendiri. Pihak pemerintah juga
mendapatkan dampakk positif atau manfaatnya sebagai berikut :
2.3 PELABUHAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan yang
dimaksud dengan pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,
dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.
2. Pelabuhan pengumpul
Pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri,
alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal
tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antarprovinsi.
3. Pelabuhan pengumpan
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam
negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan
pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal
tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan provinsi.
Kegiatan dalam pengusahaan pelabuhan terdiri atas penyediaan dan/ atau pelayanan
jasa kepelabuhan dan jasa terkait dengan kepelabuhanan yang meliputi penyediaan
dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang dan barang.
Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang dan barang terdiri atas:
1. Kegiatan pengusahaan di pelabuhan terdiri atas penyediaan dan/atau pelayanan jasa
kepelabuhanan dan jasa terkait dengan kepelabuhanan.
2. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan sebagaimana dimaksud diatas
meliputi penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang.
3. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang.
4. Kegiatan jasa terkait dengan kepelabuhanan sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan
yang menunjang kelancaran operasional dan memberikan nilai tambah bagi pelabuhan.
Dalam pelabuhan tersebut terdapat terminal yang merupakan suatu kolam sandar dan
tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun
penumpang, dan/ atau tempat bongkar muat barang.Adapun jenis dari terminal
sebagaimana dimaksud terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
1. Terminal Khusus
Adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat
untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
2. Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
Adalah terminal yang terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk
melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan (“PP No. 61/2009”)
BAB III
PENGUMPULAN DATA
Sumber : JIBI
Perpindahan moda transportasi dari jalur laut menjadi jalur darat bagi para
pengendara kendaraan bermotor tentu saja berdampak pada banyak aspek. Dampak dari
perpindahan moda ini terbagi menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak negatif.
Namun dari data yang kami peroleh yaitu dampak negatif dari pembangunan
Jembatan Suramadu ini. Akibat tingginya angka peminat pengguna jasa penyebrangan
melalui jalur darat dan semua kendaraan bermotor maupun penumpang biasa menjadi
beralih ke jalur ini maka terjadilah penumpukkan kendaraan di Jembatan Suramadu ini.