Anda di halaman 1dari 19

Evaluasi Eksisting Sarana Aksesibiltas untuk Penyandang Disabilitas

Pada Gedung Fakultas Pertanian Universitas Khairun

Dosen Mata Kuliah :

Sayyid Quraisy ST.,M.Si

Disusun Oleh :

M. Iqbal Tawakal (07261811062)

PRODI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2020-2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Tidak lupa
shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang telah membimbing
kita menuju jalan yang lurus.

Penyusunan makalah berjudul “Evaluasi Eksisting Sarana Aksesibiltas untuk Penyandang


Disabilitas Pada Gedung Fakultas Pertanian Universitas Khairun” membahas tentang penerapan
standar kenyamanan dan keselamatan aksesibilitas bangunan untuk kaum disabilitas fisik, tuli,
dan tuna netra sesuai dengan peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat (permen
PUPR) Republik Indonesia No. 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan
Gedung

Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Aksesibilitas
Bangunan.

Ternate, 10 Oktober 2020

ii
DAFTAR ISI

BAB I ……………………………………………................…………………..….1
1.1 Latar Belakang …………………………………………..................………………………... 4

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………..................……………………….. 5

1.3 Tujuan …………………………………………………..................……………………….... 5

BAB II

PEMBAHASAN …...................................……..………………………………………………. 6

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan …………….............……………….………………………………………………18

Saran ………………..………………………………………............…………………......……18

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………............…………………………..19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aksesibilitas (atau keteraksesan, ketercapaian) adalah derajat kemudahan dicapai
oleh orang, terhadap suatu objek, pelayanan ataupun lingkungan. Dalam pengertian yang lain
bahwa aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan lokasi untuk dijangkau dari lokasi lainnya
melalui sistem transportasi. Ukuran keterjangkauan atau aksesibilitas meliputi kemudahan
waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antar tempat-tempat atau kawasan.
Kemudahan akses tersebut diimplementasikan pada bangunan gedung, lingkungan
dan fasilitas umum lainnya. Aksesibilitas juga difokuskan pada kemudahan bagi
penderita cacat untuk menggunakan fasilitas seperti pengguna kursi roda harus bisa berjalan
dengan mudah di trotoar ataupun naik keatas angkutan umum.
Fenomena yang terjadi bahwa isu tentang ketersediaan aksesibilitas yang ada pada
gedung Fakultas Pertanian Universitas Khairun saat ini tampak kurangnya aksesibel bagi
difabel. Kenyataannya bahwa berbagai hambatan arsitektural pada bangunan dan fasilitas-
fasilitas yang disediakan bagi kepentingan umum ini tidak selalu mudah atau bahkan sering
tidak memungkinkan untuk diakses bagi difabel. Dengan demikian keadaan ini
mengakibatkan diskriminasi dimana difabel tidak dapat memperoleh kesamaan hak dalam
menikmati fasilitas publik.
Penyandang Disabilitas menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Pasal 1 ayat 9 Nomor 14/PRT/M/2017 adalah setiap orang yang
mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu
lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan
untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan
kesamaan hak.
Adapun survey tentang Evaluasi Eksisting Sarana Aksesibiltas untuk Penyandang
Disabilitas Pada Gedung Fakultas Pertanian Universitas Khairun, hasil survey menunjukan
kurangnya fasilitas-fasilitas yang tersedia bagi orang-orang yang berkebutuhan khusus. Hal
ini tidak sejalan dengan peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat Republik
Indonesia Pasal 1 ayat 5 Nomor 14/PRT/M 2017 Kelengkapan Prasarana dan Sarana
Pemanfaatan Bangunan Gedung adalah penyediaan fasilitas pada bangunan gedung dan
lingkungan yang sesuai kebutuhan seluruh kelompok usia dan kondisi keterbatasan fisik,
mental,dan intelektual, atau sensorik berdasarkan fungsi bangunan gedung untuk memberikan
kemudahan bagi pengguna dan pengunjung dalam beraktivitas pada bangunan gedung

4
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah telah memenuhi standar kenyamanan dan keamanan bagi disabilitas fisik,
tuli, dan tuna netra sesuai dengan peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan
rakyat Republik Indonesia Nomor 14/PRT/M 2017
2. Bagaimana agar fasilitas-fasilitas yang ada di lingkungan gedung fakultas pertanian
universitas khairun dapat memenuhi kebutuhan bagi disabilitas fisik, tuli, dan tuna
netra

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui standar kenyamanan dan keamanan bagi disabilitas fisik, tuli, dan
tuna netra sesuai dengan peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat
Republik Indonesia Nomor 14/PRT/M 2017
2. Memberikan fasilitas-fasilitas yang ada dilingkungan gedung fakultas pertanian
universitas khairun agar kebutuhan bagi disabilitas fisik, tuli, dan tuna netra dapat
terpenuhi

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Tentang Disabilitas
Pada dasarnya fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas ialah
fasilitas umum, dimana setiap orang dapat menikmati dan memanfaatkan fasilitas tersebut,
dalam tahapan merencanakan suatu fasilitas umum. Faktor desain menjadi hal penentu
apakah fasilitas itu bisa berhasil guna atau tidak, dengan mempersiapkan alat bantu yang
dapat digunakan termasuk alat bantu aksesibel bagi kemudahan penyandang disabilitas
B. Standar Kebutuhan Fasilitas Penunjang
Berdasarkan Permen PU nomor 14/PRT/M tahun 2017 tentang Persyaratan
Kemudahan Bangunan Gedung maka penerapan pada gedung Fakultas Pertanian Universitas
Khairun harus memperhatikan semua pedoman teknis seperti yang tertera pada tabel
dibawah:
Tabel 1. Fasilitas Bangunan Gedung, tapak gedung dan lingkungan luar gedung yang harus
memperhatikan penerapan tentang pedoman teknis dan aksesabilitas
Bangunan Gedung Tapak Bangunan Gedung Lingkungan Diluar Gedung
- Pintu - Jalur pedestrian - Jalur pedestrian
- Selasar - Jalur pemandu - Jalur pemandu
- Koridor - Tempat parkir - Tempat parkir
- Tangga - Ramp - Ramp
- Ramp - Rambu dan - Rambu dan marka
- Jalur pemandu marka
- Jembatan penghubung antar
ruang/antar bangunan
- Toilet

Sumber : Permen PU Nomor 14/PRT/M 2017


Adapun aksesibilitas yang akan direncanakan untuk penyandang disabilitas adalah sebagai
berikut :
1. Jalur pedestrian, adalah jalur yang dipergunakan untuk orang yang berjalan kaki atau
dengan menggunakan kursi roda secara mandiri, didesain sesuai dengan kebutuhan
manusia untuk bergerak yang aman, nyaman dan mudah serta tanpa hambatan

6
2. Jalur pemandu merupakan jalur yang digunakan untuk membantu atau memandu
penyandang disabilitas agar bisa berjalan dengan memanfaatkan tekstur ubin
pengarah dan peringatan.
3. Area parkir merupakan tempat parkir yang dikhususkan untuk kendaraan penyandang
cacat, harus luas agar bisa bermanuver naik, turun dan memutar kursi rodanya.
4. Pintu, Ramp, Tangga, handrail dan lain-lain.Standar kebutuhan penyandang
disabilitas ini semua harus sesuai dengan standar yang ditetapkan olehpemerintah agar
semua penyandang disabilitas bisa mendapatkan empat azaz yang telah diisyaratkan
didalam Permen PU Nomor 14/PRT/M tahun 2017, yaitu; keamanan, kenyamanan,
kemudahan dan kemandirian
C. Metode Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan suatu metode deskriptif kualitatif,
bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan secara nyata tentang keadaan atau
gambaran fasilitas penunjang bagi kaum disabilitas yang terdapat pada bangunan gedung
Fakultas Pertanian Universitas Khairun
Analisis akan dilakukan setelah melakukan survey lokasi (data visual) berupa Foto
keadaan fasilitas penunjang bagi kaum disabilitas, Peta, denah keseluruhan bangunan gedung
dan hasil pengukuran pada objek penelitian.
Selanjutnya akan dilakukan deskripsi terhadap hasil survey dan melakukan evaluasi dan
atau perbandingan antara standar minimal yang di syaratkan oleh Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M tahun 2017 dengan keadaan eksisting dilokasi penelitian
D. Evaluasi Eksisting Sarana Fasilitas Untuk Penyandang Disabilitas
Pada penelitian ini evaluasi fasilitas penunjang disabilitas di Gedung Fakultas
Pertanian Universitas Khairun berdasarkan permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2017 dan
permen PU Nomor 30 tahun 2006 yang menjelaskan tentang pedoman teknis fasilitas dan
aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan. Dalam hal ini evaluasi akan ditujukan
pada fasilitas-fasilitas eksisting bangunan sebagai berikut:
a. Ukuran dasar ruang atau lantai bebas
b. Jalur pedestrian
c. Jalur pemandu
d. Area parkir
e. Ramp
f. Rambu dan Marka

7
Berikut dilakukan evaluasi terhadap fasilitas penunjang pada Bangunan Gedung dan kawasan
sekitarnya yang sesuai dengan penerapan pedoman pada Permen PUPR Nomor
14/PRT/M/2017
1. Jalur Pedestrian
Jalur pedestrian merupakan jalur yang digunakan oleh pejalan kaki atau pengguna
kursi roda secara mandiri yang dirancang berdasarkan kebutuhan orang untuk bergerak secara
aman, mudah, nyaman dan tanpa hambatan.
Tabel 2. Persyaratan Jalur Pedestrian menurut Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2017
No. Nama Persyaratan menurut Permen PUPR Contoh
Fasilitas Nomor 14/PRT/M/2017

1. Jalur - Permukaan jalur pedestrian harus


pedestrian stabil, kuat, tahan cuaca, dan tidak
licin.
- Perlu dihindari penggunaan
sambungan atau gundukan pada
permukaan, apabila terpaksa ada,
tingginya harus tidak lebih dari
Pedestrian kuat, tahan cuaca, tidak ada
1,25cm. gundukan dan sambungan pada lantai
- Apabila menggunakan karet maka
bagian tepi harus dengan konstruksi
yang permanen.
- Lebar jalur pedestrian tidak kurang
dari 150cm untuk jalur 1 arah dan
tidak kurang dari 160cm untuk jalur
2 arah.
- Lebar jalur pedestrian dapat
berukuran 180 cm –300 cm atau
lebih untuk memenuhi kebutuhan
Prinsip perencanaan jalur pedestrian
terhadap intensitas pejalan kaki yang
tinggi.
- Kelandaian sisi lebar jalur pedestrian
paling besar 2°
- Kelandaian sisi panjang jalur

8
pedestrian paling besar 5°.
- Setiap jarak 900cm, jalur pedestrian
dapat dilengkapi dengan tempat
duduk untuk beristirahat.
- Pencahayaan berkisar antara 50-150
lux tergantung pada intensitas
pemakaian, tingkat bahaya dan
kebutuhan keamanan.
- Jalur pedestrian disediakan berikut Sudut kemiringan maksimal ram pada
jalur pedestrian
drainase yang dibuat tegak lurus arah
jalur dengan kedalaman paling tinggi
1,5cm.
- Jalur pedestrian perlu dilengkapi
dengan tepi pengaman/kanstin (low
curb) yang berfungsi sebagai
penghentian roda kendaraan dan
Contoh penerapan bangku istirahat
tongkat penyandang disabilitas netra
agar terhindar dari area yang
berbahaya.
- Ram pada jalur pedestrian diletakkan
di setiap persimpangan, prasarana
ruang pejalan kaki yang memasuki
pintu keluar masuk bangunan atau
kaveling.

Dilokasi penelitian gedung fakultas pertanian universitas khairun suadah ada jalur
pedestrian yang dibuat, hanya saja jalur pedestrian belum memperhatikan keamanan,
kenyamanan dan kemudahan bagi kaum disabilitas untuk berjalan di jalur pedestrian, hal ini
disebabkan karena:
a. Jalur pedestrian terlihat landaian yang melewati standar
b. jalur pedestrian terputus
c. licin saat hujan
d. Terdapat pohon yang mengahalangi jalur pedestrian

9
Gambar 1. Jalur pedestrian yang terlalu melandai dan terputus
Sumber : Penulis, 2020
Sesuai dengan Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2017 menerangkan bahwa permukaan
pada jalur pedestrian haru stabil, kuat, tahan cuaca, dan tidak licin, perlu dihindari
sambungan atau gundukan pada permukaan, kelandaian sisi lebar paling besar 2° kelandaian
sisi panjang jalur pedestrian paling besar 5°, jalur pedestrian harus terhindar dari pohon-
pohon, tiang rambu, dan benda-benda yang menghalangi jalur pedestrian. Sedangkan pada
jalur pedestrian pada objek penelitian masih terdapat ubin yang licin, masih terdapat
sambungan dan masih terdapat beberapa pepohonan yang di tengah jalur sehingga menjadi
penghalang pada jalur pedestrian ini.

Dari hasil pengamatan dan kesesuaian dengan persyaratan Permen PUPR Nomor
14/PRT/M/2017 dapat dinyatakan bahwa jalur pedestrian pada obyek penelitian belum
memenuhi standar persyaratan yang berlaku, sedangkan yang sudah memenuhi standar pada
Jalur pedestrian ini adalah lebar jalur pedestrian dan terdapat tempat duduk untuk beristiraha

10
2. Jalur pemandu
Jalur pemandu berfungsi sebagai jalur sirkulasi bagi Penyandang Disabilitas netra
termasuk penyandang gangguan penglihatan yang hanya mampu melihat sebagian yang
terdiri atas ubin pengarah dan ubin peringatan.
Tabel 3. Persyaratan Jalur Pemandu Menurut Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2017
No. Nama Persyaratan menurut Permen PUPR Nomor Contoh
Fasilitas 14/PRT/M/2017
2. Jalur - Ubin pengarah(guiding block) bermotif
pemandu garisberfungsi untukmenunjukkan arah
perjalanan.
- Ubin peringatan (warning block)
bermotif bulat berfungsi untuk
memberikan peringatan terhadap adanya
perubahan situasi disekitarnya. Tipe tektur ubin peringatan

- Ubin pengarah (guiding block) dan ubin (warning block)


peringatan (warning block) harus
dipasang dengan benar sehingga dapat
memberikan orientasi yang jelas kepada
penggunanya
- Jalur pemandu harus dipasang
diantaranya
di depan jalur lalu-lintas kendaraan, di
depan pintu masuk/keluar dari dan ke Tipe tekstur ubin pengarah
tangga atau fasilitas persilangan dengan (guiding block)
perbedaan ketinggian lantai, di pintu
masuk/keluar Bangunan Gedung untuk
kepentingan umum termasuk terminal
transportasi umum atau area penumpang,
dan pada sepanjang jalur pedestrian.
- Ubin pengarah (guiding block) dan ubin
peringatan (warning block) harus dibuat
Perbedaan ubin pemandu dengan
dari material yang kuat, tidak licin, dan
ubin lainnya
diberikan warna yang kontras dengan

11
warna ubin eksisting seperti kuning,
jingga, atau warna lainnyasehingga
mudah dikenali oleh penyandang
gangguan penglihatan yang hanya
mampu melihat sebagian (low vision).
- Ubin pengarah (guiding block) dan ubin
peringatan (warning block) dipasang
pada bagian tepi jalur pedestrian untuk
memudahkan pergerakan penyandang
disabilitas netra

Pada lokasi penelitian gedung Fakultas Pertanian Universitas khairun ini sudah terdapat
jalur pemandu namun masih belum memenuhi standar yang diisyaratkan. Untuk panduan
berjalan lurus sudah cukup bagus namun masih belum layak, hal ini dikarenakan :
a. Jalur pemandu masih terputus sehingga membuat kaum tuna netra tidak bisa bergerak
terlalu jauh.
b. Tidak ada tanda untuk berbelok ke arah bangunan dan tanda berhenti yang masih
sangat minim sehingga bisa menyebabkan sesat dan bahaya bagi penyandang tuna
netra.
c. Di tengah jalur pemandu terdapat pohon yang menghalangi

Gambar 2. Jalur pemandu yang terhalang dengan pohon dan terputus


Sumber : penulis, 2020

12
Sesuai dengan Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2017 menerangkan bahwa jalur
pemandu tidak boleh terputus, sehingga azaz kemudahan dan kemandirian bisa tercapai
dengan baik, jalur pemandu harus bisa menunjukkan arah ke fasilitas umum yang ada pada
suatu tempat,seperti parkir, bangku atau tempat duduk dan lain-lain. Selain itu jalur pemandu
harus terbebas dari tiang, pohon dan benda-benda perlengkapan jalan yang menghalangi.
Jalur pemandu yang ada di objek penelitian hampir seluruh jalur pemandunya
mengalami pemutusan pada tempat-tempat tertentu seperti pada perbedaaan ketinggian lantai
dan pada perubahan bahan yang dipakai pada lantai pedestrian, jalur pemandu yang ada di
objek penelitian tidak mengarahkan kemana-mana hanya mengarahkan orang di jalur itu saja
dan tidak bisa kemana mana lagi, selain itu jalur pemandu yang ada pada objek penelitian ini
terdapat banyak pohon yang tumbuh dan menghalangi pada jalur tersebut.
Dari hasil pengamatan dan kesesuaian dengan persyaratan menurut Permen PUPR
Nomor 14/PRT/M/2017 dapat dinyatakan bahwa jalur pemandu yang ada belum memenuhi
standar persyaratan yang berlaku, sedangkan hal yang sudah memenuhi standar pada jalur
pemandu ini adalah lebar dan bahan yang digunakan pada jalur pemandu

3. Area Parkir
Merupakan tempat parkir yang dikhususkan untuk kendaraan penyandang cacat, harus
luas agar bisa bermanuver naik, turun dan memutar kursi rodanya.
Tabel 4. Persyaratan Area Parkir Menurut Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2017
No. Nama Persyaratan menurut Permen PUPR Nomor Contoh
Fasilitas 14/PRT/M/2017
3. Area parkir - Tempat parkir penyandang disabilitas harus
diletakkan pada jalur terdekat dengan Bangunan
Gedung/fasilitas yang dituju dengan jarak paling
jauh 60m dari pintu masuk
- Tempat parkir penyandang disabilitas harus
memiliki ruang bebas yang cukup bagi pengguna Area parkir penyandang cacat
kursi roda keluar/masuk kendaraannya.
- Tempat parkir penyandang disabilitas diberikan
simbol tanda parkir penyandang disabilitas
dengan warna yang kontras dan rambu untuk
membedakannya dengan tempat parkir umum.

13
- Tempat parkir penyandang disabilitas memiliki Simbol parkir penyandang
lebar 370cm untuk parkir tunggal dan 620cm disabilitas
untuk parkir ganda serta terhubung dengan ram
atau jalan menuju Bangunan Gedung atau
fasilitas lainnya.

Gambar 3. Area Parkir Fakultas Pertanian Unkhair


Sumber: Penulis, 2020
Pada lokasi penelitian di gedung Fakultas Peratanian Universitas Khairun ini tidak ada
disediakan tempat parkir yang di khususkan untuk kaum disabilitas, sehingga membuat
kawasan ini sangat tidak direkomendasikan untuk kaum disabilitas. Hal ini terlihat dengan
sedikitnya orang dengan disabilitas yang ada di fakultas pertanian ini atau bahkan tidak ada
sama sekali.
Dari hasil pengamatan dan kesesuaian dengan persyaratan menurut Permen PUPR
Nomor 14/PRT/M/2017 dapat di nyatakan bahwa Area parkir yang ada di Fakultas Pertanian
Universita Khairun ini belum memenuhi standar persyaratan yang berlaku.

14
4. Ramp
Ramp merupakan suatu jalur sirkulasi yang mempunyai bidang dengan kemiringan
tertentu dan lebar tertentu untuk memudahkan akses antar lantai bagi penyandang disabilitas
dan penggunadan pengunjung bangunan gedung.
Tabel 5. Persyaratan Ramp Menurut Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2017
No. Nama Persyaratan menurut Permen PUPR Nomor Contoh
fasilitas 14/PRT/M/2017
4. Ramp - Ram untuk Pengguna Bangunan Gedung
dan Pengunjung Bangunan Gedung di
dalam Bangunan Gedung paling besar
harus memiliki kelandaian 60, atau
perbandingan antara tinggi dan
kemiringan 1:10 sedangkan ram di luar
Bangunan Gedung harus paling besar
memiliki kelandaian 50 atau perbandingan Persyaratan ram
antara tinggi dan kemiringan 1:12.
- Lebar efektif ramtidak boleh kurang dari
95cm tanpa tepipengaman/kanstin (low
curb) dan 120 cm dengantepi
pengaman/kanstin (low curb)
- Tepi pengaman (kanstin/low curb) paling
rendah memiliki ketinggian 10 cm yang
berfungsi sebagai pemandu arah bagi
penyandang disabilitas netra dan penahan
roda kursi roda agar tidak terperosok
keluar ram
- Permukaan datar awalan dan akhiran ram
harus bertekstur, tidak licin, dilengkapi
dengan ubin peringatan dan paling sedikit
memiliki panjang permukaan yang sama
dengan lebar ram yaitu 120cm.

15
Pada kawasan di lokasi penelitian sangat minim terdapat ramp yang membantu kaum
disabilitas ini, sehingga masih perlu di buat ramp di berbagai tempat yang terdapat pada
kawasan ini. Termasuk ramp untuk akses ke bangunan
Dari hasil pengamatan Ramp yang ada hanya memanfaatkan ramp yang telah dibuat
sebelumnya, sehingga ada beberapa titik yang seharusnya menggunakan ramp akan tetapi
tidak dibuat, sehingga dengan hal ini azaz aksesibilitas tidak bisa tercapai dengan baik .
E. Evaluasi Bangunan Gedung Sarana Fasilitas Untuk Penyandang Disabilitas
Pada penelitian ini evaluasi fasilitas penunjang disabilitas di Gedung Fakultas
Pertanian Universitas Khairun berdasarkan Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2017 yang
menjelaskan tentang pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung.
Denah Fakultas Pertanian

Gambar 4. Denah Lantai 1

Gambar 5. Denah Lantai 2 dan 3

16
Keterangan :
= pintu
= tangga
= jalur ramp yang akan dibuat untuk kaum difabel

1. Pintu
Ukuran pintu yang ada di gedung pertanian menggunakan dua daun pintu yang
ukurannya telah memenuhi persyaratan Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2017 yang
dimana bisa dengan mudah diakses oleh kaum difabel
2. Tangga
Untuk ukuran ketinggian tangga masih terlihat terlalu tinggi dan tidak ada ramp
sehingga tidak memenuhi persyaratan bagi kaum difabel. dan juga minimnya
haindrail bertekstur bagi tuna netra
Untuk masalah mengatasi tersebut tangga harus di minimalkan ketinggiannya dan
harus ditambahkan ramp disampingnya agar bisa di gunakan bagi kaum difabel, dan
juga ditambahkan haindrail bertekstur tidak hanya di tangga tetapi juga disetiap titik
yang bisa di jangkau oleh tuna netra.
3. Rambu dan Marka Pada Bangunan
Pada dalam gedung masih minim sekali rambu dan marka, hal ini sangat menyulitkan
bagi orang yang mempunyai keterbatasan pendengaran. Oleh karenanya itu
diperlukan beberapa rambu dan marka di beberapa titik agar memudahkan bagi orang
yang mempunyai keterbatasan pendengaran untuk mendapatkan informasi
4. Jalur Ramp
Jalur ramp yang akses ke bangunan tidak ada sama sekali, hal ini pun sangat
menyulitkan bagi kaum difabel yang menggunakan kursi roda untuk masuk ke dalam
bangunan. Oleh karenanya itu perlu dibuat jalur ramp di samping tangga seperti yang
telah di tandai pada gambar denah di atas agar memudahkan bagi kaum difabel.

17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pada
aksesibilitas bangunan untuk disabiltas fisik, tuli dan tuna netra di fakultas Pertanian
Universitas Khairun dapat dilihat dari jalur menuju fakultas pertanian cukup baik, hanya saja
tidak ada jalur ramp, jalur pedestrian yang terhalang pohon, jalur pedestrian yang terputus,
tempat parkir bagi penyandang difabel, minimnya jalur pemandu, dan tidak ada haindrail
dibeberapa titik yang bisa akses ke dalam bangunan maka dari itu perlu adanya
pengembangan perancangan aksesibilitas kembali sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Permen PUPR) Republik Indonesia No. 14/PRT/M/2017
tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung. Aksesibilitas pada ruangan kelas pada
penelitian ini masuk dikategorikan cukup baik terutama pada pintu, hanya saja pada bagian
pijakan tangganya terlalu tinggi, tidak terdapat ramp dan tidak adanya handrail bertekstur hal
ini perlu di benahi kembali agar bisa di manfaatkan dengan baik oleh penyandang disabilitas.

Saran
Dengan informasi terhadap hasil evaluasi pada Fakultas Pertanian universitas Khairun,
maka diharapkan pula agar peduli dan melaksanakan kewajiban untuk merealisasikan hak-
hak difabel dalam mewujudkan konsep kesamaan hidup dalam hal ini penyediaan fasilitas
dan aksesibilitas yang tepat dan memadai bagi seluruh kalangan mahasiswa maupun dosen di
Fakultas Pertanian Universitas Khairun

18
Daftar Pustaka

Peraturan Menteri PUPR No 14/PRT/M/2017, tentang persyaratan kemudahan bangunan


gedung
https://id.wikipedia.org/wiki/Aksesibilitas

https://pixabay.com/en/handicapped-only-parking-disability-32592/diakses 13 oktober 2020

Peraturan Menteri PUNo 30 tahun 2006, Tentang Pedoman TeknisFasilitas dan Aksesabilitas
Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

Evaluasi Fasilitas Penunjang untuk Penyandang Disabilitasdi Kawasan Benteng Kuto Besak
Palembang (Reny Kartika Sary, Erfan M. Kamil)

19

Anda mungkin juga menyukai