AKSESIBILITAS BANGUNAN
DI SUSUN OLEH :
07261811017
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah review dengan judul “Evaluasi Eksisting Sarana Aksesibilitas
untuk Penyandang Disabilitas”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada DOSEN
PENGAJAR kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Identifikasi Masalah......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
A. Evaluasi Fasilitas Penunjang Disabilitas Di gedung fakultas Hukum ...................................
1. Jalur Pedestrian
2. Area Parkir
3. Tangga
4.Pintu
5. Toilet
Data statistik yang dihimpun oleh WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia
mempresentasikan bahwa jumlah penyandang disabilitas berkisar antara 15% dari total
populasi penduduk dunia. Di Indonesia, penyandang disabilitas diperkirakan mencapai 36. 150.
000 orang atau sekitar 15% dari total penduduk Indonesia tahun 2011 yang penduduknya
mencapai 241 juta jiwa. Sebelumnya, tahun 2004 penyandang disabilitas Indonesia diperkirakan
sebanyak 1. 480. 000 dengan rincian sebagai berikut: penyandang tunadaksa berjumlah 162.
800 orang (11%), tunanetra 192. 400 (13%), tuna rungu 503. 200 (34%), mental dan intelektual
348. 800 (26%), dan orang yang pernah mengalami penyakit kronis (kusta dan tuberklosis) 236.
800 (16%). Jumlah angka ini diperkirakan jumlah penyandang disabilitas yang tinggal dengan
keluarga atau masyarakat, dan belum termasuk mereka yang tinggal di panti asuhan.
Semua kelengkapan akses, fasilitas sarana prasarana yang ada pada bangunan gedung
dan lingkungan sekitar gedung, diharapkan dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang,
tidak terkecuali penyandang disabilitas, sehingga dapat diwujudkan kesamaan kesempatan,
dalam segala aspek kehidupan. Menurut UU Nomor 4. Tahun (1997), Aksesibilitas adalah
kemudahan yang disediakan bagi penyandang disabilitas guna mewujudkan kesamaan
kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Aksesibilitas fisik meliputi
layanan yang terkait dengan perencanaan pembangunan kawasan kota serta fasilitas umum UU
Nomor 28 tahun (2002). Aksesibilitas dalam bidang non fisik berupa bidang pendidikan,
rekruitmen ketenagakerjaan, (bagi difabel) sehingga mereka mempunyai kesempatan yang
sama. Sejalan dengan itu yang dimaksud dengan aksesibilitas fisik adalah fasilitas yang dapat di
tuju, dilewati, dimasuki, dan dapat dipergunakan oleh penyandang disabilitas.
Dalam hal yang lebih luas aksesibilitas fisik mencangkup akses terhadap berbagai
bangunan (yang ada di dalam lingkup Universitas), akses dari dan menuju sarana transportasi,
komunikasi, serta berbagai fasilitas di luar ruangan termasuk sarana rekreasi
B. Identifikasi masalah
Bagaimana akses sirkulasi antar ruang di dalam Gedung Fakultas Hukum dalam
memenuhi unsur aksesibilitas bagi difabel
Sejauh mana tingkat aksesibilitas (elemen kajian), terhadap penyandang disabilitas
tunanetra?
Sejauh mana tingkat aksesibilitas (elemen kajian), terhadap penyandang disabilitas
tunadaksa pengguna kruk dan kursi roda?
BAB II. PEMBAHASAN
Pada penelitian ini evaluasi fasilitas penunjang disabilitas di gedung fakultas Hukum berdasarkan
permen PU nomor 30 tahun 2006 dan permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2017 yang menjelaskan
tentang pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan. Dalam hal
ini evaluasi akan ditujukan pada fasilitas-fasilitas di luar bangunan yang seperti tertera pada Bab I
Ketentuan Umum, tentang Prinsip Penerapan pembangunan diluar bangunan sebagai berikut:
a. Ukuran dasar ruang atau lantai bebas
b. Jalur pedestrian
c. Jalur pemandu
d. Area parkir
e. Ramp
f. Rambu dan Marka
1. Jalur Pedestrian
Jalur yang digunakan untuk berjalan kaki/tunanetra atau tunadaksa secara mandiri yang
dirancang berdasarkan kebutuhan orang untuk bergerak dengan aman, mudah, nyaman, dan tanpa
hambatan. Kebutuhan jalan pedestrian antara difabel dengan manusia normal sangat jauh berbeda. Baik
dari segi ukuran, petunjuk, hingga ubin yang digunakan sebagai lapis perkerasan jalan pedestrianpun
harus menggunakan ubin khusus, yang memenuhi unsur-unsur berdasarkan standar teknis jalan untuk
disabilitas.
Dilokasi penelitian Gedung Fakultas Hukum ini sudah ada jalur pedestrian yang sudah dibuat, namun
jalur tersebut belum memperhatikan keamanan, kemudahan dan kenyamanan bagi kaum disabilitas
untuk berjalan di jalur pedestrian tersebut, hal ini disebabkan karena :
a. Jalur Pedestrian masih bergelombang, memiliki gundukan dan terputus (tidak bersambung)
Sesuai dengan permen PU nomor 30 tahun 2006 menerangkan bahwa Permukaan pada
jalur pedestrian harus harus kuat dan stabil, tahan terhadap perubahan cuaca, bertekstur halus
tapi tidak licin, sedapat mungkin menghindari sambungan pada lantai atau gundukan pada
permukaan lantai. Sedangkan pada jalur pedestrian di obyek penelitian masih banyak yang
bergelombang, masih banyak gundukan pada lantainya serta terputus pada area yang tidak
seharusnya.
2. Area Parkir
Area parkir khusus difabel berbeda dengan manusia normal, selain kendaraan yang mereka
gunakan untuk mobilisasi berbeda, ukuran dasar pengaplikasiannya juga berbeda.
NO. Nama Persyaratan Menurut Gambar
Fasilitas Permen PU Nomor 30 Tahun
2006
Area Parkir -Tempat parkir penyandang
cacat terletak pada rute
terdekat menuju
bangunan/fasilitas yang
dituju, dengan jarak
maksimum 60 meter.
- Jika tempat parkir tidak
berhubungan langsung
dengan bangunan, misalnya
pada parkir taman dan
tempat terbuka lainnya,
maka tempat parkir harus
diletakkan sedekat mungkin
dengan pintu gerbang
masuk dan jalur pedestrian.
-. Area parkir harus cukup
mempunyei ruang bebas di
sekitarnya sehingga
pengguna berkursi roda
dapat dengan mudah masuk
dan keluar dari
kendaraannya.
- Area parkir khusus
penyandang cacat ditandai
dengan simbol tanda parkir
penyandang cacat yang
berlaku.
- Pada lot parkir penyandang
cacat disediakan ramp
trotoir di kedua sisi
kendaraan.
- Ruang parkir mempunyai
lebar 370 cm untuk parkir
tunggal atau 620 cm untuk
parkir ganda dan sudah
dihubungkan dengan ramp
dan jalan menuju fasilitas-
fasilitas lainnya.
Pada lokasi penelitian di Gedung Fakultas Hukum ini tidak ada disediakan tempat parkir yang di
khususkan untuk kaum disabilitas, sehingga membuat kawasan ini sangat tidak direkomendasikan untuk
kaum disabilitas.
Gambar Denah gedung fakultas hukum, Belum adanya akomodasi untuk disabilitas
3. Tangga
4. Pintu
Pintu adalah bagian dari sebuah tapak, bangunan atau ruang yang merupakan tempat
untuk masuk dan keluar, dan pada umumnya dilengkapi dengan penutup (daun pintu) serta
Grendel.
5. Toilet
Fasilitas sanitasi yang aksesibel untuk semua orang (tanpa terkecuali penyandang
disabilitas, orang tua, anak-anak, dan ibu-ibu hamil) pada bangunan gedung atau fasilitas umum
lainnya.
Merupakan perlengkapan dan perlatan pada bangunan yang bisa mempermudah semua
orang (tanpa terkecuali penyandang disabilitas, lansia, anak-anak, dan ibu hamil) untuk
melakukan kontrol peralatan tertentu, seperti sistem alarm, tombol/stop kontak, dan
pencahayaan.
peralatan alarm/peringatan
Kesimpulan
Adapun simpulan hasil dari penelitian yang telah dilakukan ini adalah sebagai berikut:
1. Semua fasilitas penunjang disabilitas di Gedung Fakultas Hukum tidak berfungsi dengan baik
karena belum sesuai standar yang telah disyaratkan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 14 tahun 2017.
2. Semua fasilitas penunjang yang terdapat di Gedung Fakultas Hukum belum bisa menerapkan
azaz aksesibilitas yang tercantum pada Peraturan Menteri Nomor 14 tahun 2017.
4. Masih diperlukan perbaikan jalur pedestrian dan jalur pemandu untuk disabilitas.
5. Perlu dibuat tempat parkir disabilitas, handrail disabilitas dan Ramp sehingga jalur pedestrian
dan jalur pemandu bisa digunakan secara maksimal oleh kaum disabilitas.
6. Perlu dibuatkan rambu atau tanda khusus untuk kaum disabilitas sehingga mereka bisa
mendapatkan tempat dan jalur khusus pada kawasan ini.
7. Semua fasilitas penunjang bagi kaum disabilitas pada kawasan Gedung Fakultas Hukum
belum efektif untuk membantu penyandang disabilitas dalam menjalankan aktifitas di area
tersebut.