Anda di halaman 1dari 21

AKSESIBILITAS RAMAH DIFABEL DI MESJID

AL-MARKAZ AL-ISLAMI JENDERAL M.JUSUF DI MAKASSAR

MUHAMMAD ALY MUKHSIN K 03420150042 NURFATH ANISA SUHARTO 03420150036

ANDI DEVIKA 03420150054 ALFALIA MULIA KASMAD 03420150085


Latar Belakang
Manusia tidak akan terlepas dalam upaya pemenuhan kebutuhannya.
Kebutuhan tersebut bisa dalam bentuk barang ataupun jasa. Atas dasar itu
negara sebagai organisasi terbesar di dunia berkewajiban melayani setiap
warga negara untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam
kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Negara harus membangun
kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan
penyelenggara pelayanan publik seiring dengan harapan dan tuntutan
seluruh warga negara termasuk penyandang disabilitas terkait peningkatan
pelayanan publik.
Namun hingga saat ini para penyandang disabilitas di Indonesia belum
memperoleh pelayanan yang memadai serta belum memperoleh
kesempatan yang sama seperti halnya orang normal lainnya. Hal itu
dipertegas dengan masih adanya pembangunan yang mengesampingkan
aksesibilitas bagi para penyandang disabilitas padahal pemerintah telah
menetapkan beberapa aturan yang mewajibkan sebuah bangunan untuk
menyediakan akses bagi para penyandang disabilitas.
Salah satunya adalah pembangunan Al-markaz Al-islami jenderal M.jusuf di
kota makassar. Makassar merupakan kota terbesar di wilayah indonesia timur
yang mempunyai luas 175,77 km2 dengan total penduduk 1.469.601 jiwa (BPS
2016) sehingga tingkat pembangunan ekonomi di Makassar meningkat setiap
tahunnya. Masjid atau tempat peribadatan di makassar pun menjadi salah
satu pembangunan yang terus meningkat setiap tahunnya. Hingga tahun
2017 tercatat kurang-lebih ada sekitar 6 yang ada di makassar, diantaranya
Masjid al-Markaz Al-islami, Masjid Raya, Masjid terapung makassar, Masjid
muhammad Cheng Ho, Masjid Tua Katangka, Masjid Al-Fatih Al-Ansar
Makassar.
.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana menerapkan fasilitas Aksesibilitas yang baik
dan ramah pada Masjid Al-markaz Al-Islami yang dapat
memudahkan penyandang disabilitas ?

TUJUAN

Untuk mendapatkan fasilitas aksesibilitas yang baik dan


ramah pada Masjid Al-Markaz Al-Islami yang dapat
memudahkan penyandang disabilitas.
Yang pertama mari kita ketahui terlebih
dahulu apa yang di maksud dengan
PENYANDANG DISABILITAS?
Penyandang Disabilitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Penyandang diartikan
dengan orang yang menyandang (menderita) sesuatu. Sedangkan
Disabilitas yang berarti cacat atau ketidakmampuan. Istilah disabilitas
berasal dari bahasa inggris dengan asal kata different ability, yang
bermakna manusia memiliki kemampuan yang berbeda.
Istilah tersebut digunakan sebagai pengganti istilah penyandang
cacat yang mempunyai nilai rasa negatif dan terkesan diskriminatif.
Istilah disabilitas didasarkan pada realita bahwa setiap manusia
diciptakan berbeda. Sehingga yang ada sebenarnya hanyalah
sebuah perbedaan bukan kecacatan maupun keabnormalan.
Dalam Pasal 1 ayat 8 Undang-Undang nomor 8 tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas di sebutkan bahwa “aksesibilitas adalah kemudahan
yang disediakan untuk penyandang disabilitas guna mewujudkan kesamaan
kesempatan”.
Kesamaan kesempatan menurut pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2016 adalah ”keadilan yang memberikan peluang dan/atau
menyediakan AKSES kepada penyandang disabilitas untuk menyalurkan
potensi dalam segala aspek penyelenggaraan Negara dan masyarakat”.
Yang kedua PENYANDANG DISABILITAS berhak
mendapatkan AKSESIBILITAS untuk mereka dapat
bergerak !
Namun mari kita ketahui apakah yang dimaksud
dengan aksesibilitas?
Pengertian Aksesibilitas
Jhon Black mengatakan bahwa aksesibilitas merupakan suatu ukuran
kenyamanan atau kemudahan pencapaian lokasi dan hubungannya
satu sama lain, mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui
transportasi (Leksono dkk, 2010).

Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch


mengatakan aksesibilitas adalah masalah waktu dan juga tergantung
pada daya tarik dan identitas rute perjalanan (Talav Era, 2012)
Pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang
Disabilitas bahwa:
Hak aksesibilitas untuk penyandang disabilitas meliputi hak :

 Mendapatkan aksesibilitas untuk memanfaatkan fasilitas publik.


Penyedia aksesibilitas yang berbentuk fisik sebagaimana dimaksud pada ayat
2 huruf a dilaksanakan pada sarana dan prasarana umum yang meliputi :
1. Aksesibilitas pada bangunan umum
2. Aksesibilitas pada jalan umum
3. Aksesibilitas pada pertamanan dan pemakaman umum
4. Aksesibilitas pada transportasi umum
5. Aksesibilitas pada sarana keagamaan
6. Aksesibilitas pada sarana pendidikan
7. Aksesibilitas pada sarana kebudayaan kesenian dan keolahragaan
8. Aksesibilitas pada sarana dan jasa keuangan perekonomian
9. Aksesibilitas pada sarana teknologi dan informasi
10. Aksesibilitas pada sarana politik
Berbicara mengenai Aksesibilitas bagi Penyandang Disabilitas, salah satu
Masjid yang ada di Makassar yaitu Masjid Al-Markaz Al-Islami dimana Masjid
tersebut merupakan Masjid monumental dikarenakan sebagai pusat
peradaban dan pengkajian Islam serta mencerminkan kebanggaan dan
identitas masyarakat Sulawesi Selatan yang agamis, beradab, dan
bernapaskan Islam.

Mari kita mengkaji lebih dalam mengenai Masjid Al-Markaz Al-Islami


apakah masjid tersebut sudah memiliki Aksesibilitas bagi Penyandang
Disabilitas ?
Persyaratan Mengenai Aksesibilitas Bagi penyandang
Disabilitas
 Pedestrian
Persyaratan area pedestrian menurut Permen PU 30/ PRT/M/ antara lain :
1. Permukaan jalan harus stabil
2. Kuat
3. Tahan cuaca
4. Bertekstur halus tetapi tidak licin
5. Hindari sambungan atau gundukan pada permukaan, kalaupun terpaksa ada, tingginya tidak
lebih dari 1,25 cm
6. Kemiringan maksimum 7° dan pada setiap jarak 9 m disarankan terdapat pemberhentian untuk
istirahat
7. Area istirahat, terutama digunakan untuk membantu pengguna jalan penyandang cacat
8. Lebar minimum jalur pedestrian adalah 120 cm untuk jalur searah dan 160 cm untuk dua; arah.
9. Jalur pedestrian harus bebas dari pohon, tiang rambu-rambu dan benda-benda pelengkap
jalan yang menghalang
10. Tepi pengaman penting bagi penghentian roda kendaraan dan tongkat tuna netra 139ea rah
area yang berbahay
11. Tepi pengaman dibuat setinggi minimum 10 cm dan lebar 15 cm sepanjang jalur pedestrian.
Pada Masjid Al-Markaz Al-Islami ini jalur pedestrian dilihat dari tekstur
permukaannya dan ketinggian jalur pedestrian sudah dibuat sesuai, bebas
dari pohon dan tiang rambu- rambu. Namun lebar jalur pedestrian ini masih
kurang dari 120 cm, dan belum ada tepi pengaman pada area ini.

Gambar Jalur pedestrian di area masjid Al-Markaz Al-Islami


 Area Parkir
Menurut Permen PU 30/ PRT/M/ 2006 persyaratan area parkir antara lain :
1. Tempat parkir penyandang cacat terletak pada rute terdekat menuju bangunan/ fasilitas
yang dituju, dengan jarak maksimum 60 meter; jika tempat parkir tidak berhubungan
langsung dengan bangunan, maka tempat parkir harus diletakkan sedekat mungkin
dengan pintu gerbang masuk dan jalur pedestrian
2. Area parkir harus cukup mempunyai ruang bebas di sekitarnya sehingga pengguna
berkursi roda dapat dengan mudah masuk dan keluar dari kendaraannya
3. Area parkir khusus penyandang cacat ditandai dengan simbol tanda parkir penyandang
cacat yang berlaku.
4. Pada lot parkir penyandang cacat disediakan ramp trotoir di kedua sisi kendaraan.
5. Ruang parkir mempunyai lebar 370 cm untuk parkir tunggal atau 620 cm untuk parkir
ganda dan sudah dihubungkan dengan ramp dan jalan menuju fasilitas-fasilitas lainnya.
6. Daerah menaik-turunkan penumpang dilengkapi dengan fasilitas ramp, jalur pedestrian
dan rambu penyandang cacat.
7. Kemiringan maksimal 5° dengan permukaan yang rata di semua bagian.
8. Diberi rambu penyandang cacat yang biasa digunakan untuk mempermudah dan
membedakan dengan fasilitas serupa bagi umum.
Pada area parkir masjid ini terbagi menjadi dua area yaitu area untuk parkir
roda dua, dan area parkir roda empat atau lebih. Jarak area parkir ini
bervariasi parkir roda dua ada di samping masjid memiliki jarak dari bangunan
10 m- 15 m sedangkan untuk area parkir roda empat atau lebih memiliki jarak
10m hingga lebih dari 60 m. Masjid ini belum menyediakan area parkir khusus
untuk penyandang difabel, belum tersedianya ramp dari area parkir menuju
bangunan masjid. Namun area parkir pada Masjid ini sudah sangat memadai
dari segi luasnya.

Gambar Area parkir di area masjid masjid Al-Markaz Al-Islami


 Pintu
Pintu masuk yang lebar dan mudah diakses memudahkan bagi semua orang
yang akan melewatinya. Menurut Permen PU 30/ PRT/M/ 2006 kriteria pintu
yang digunakan untuk menganalisis bangunan masjid Agung Al Aqsa antara
lain :
1. Pintu pagar ke tapak bangunan harus mudah dibuka dan ditutup oleh
penyandang cacat.
2. Pintu keluar/masuk; pintu utama memiliki lebar bukaan minimal 90 cm, dan
pintu-pintu yang kurang penting memiliki lebar bukaan minimal 80 cm.
3. Daaerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau
perbedaan ketinggian lantai.
4. Penggunaan bahan lantai yang tidak licin di sekitar pintu.
5. Plat tendang yang diletakkan di bagian bawah pintu diperlukan bagi
pengguna kursi roda.
 Tangga
Menurut Permen PU 30/ PRT/M/ 2006 dalam pembangunan tangga harus memiliki:
1. Dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam.
2. Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60°.
3. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan
pengguna tangga.
4. Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail).
5. Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65- 80 cm dari
lantai.
6. Bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan bagian ujungnya harus
bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang.
7. Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya
(puncak dan bagian bawah) dengan 30 cm.
8. Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang sehingga tidak
ada air hujan yang menggenang pada lantainya.
Masjid Al-Markaz Al-Islami memiliki bebrapa tangga yang mengelilingi setiap
sisinya, ditambah lagi tangga-tangga yang menghubungkan lantai satu ke
lantai dua, serta Masjid Al-Markaz Al-Islami memiliki tangga escalator yang
mengbungkan lantai satu ke lantai dua.

Gambar Tangga di area masjid masjid Al-Markaz Al-Islami


 Ramp
Persyaratan dalam pembangunan ram tidak boleh lebih dari 7º, panjang ram
dengan kemiringan tersebut tidak boleh lebih dari 900 cm, lebar minimum ram
adalah 95 cm tanpa tepi pengaman dan 120 cm dengan tepi pengaman, muka
datar pada awalan dan akhiran ram bebas dan datar, permukaan datar awalan
atau akhiran ram mempunyai tekstur, lebar tepi pengaman ram 10 cm, ram harus
dilengkapi dengan pegangan rambatan (Permen PU 30/ PRT/M/ 2006 )

Gambar Desain RAM yang aksesibel


Sumber : Permen PU 30/ PRT/M/ 2006

Namun Masjid Al-Markaz Al-Islami tidak atau belum memiliki ramp untuk
aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.
 Toilet
Toilet memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar pengguna
kursi roda, memiliki sirkulasi horizontal (lebar koridor 180 cm, tinggi pintu 200
cm, lebar pintu, 100 cm) dan dari segi sirkulasi vertikal lebar dan tinggi pijakan
yang sesuai bagi penyandang difabel. Toilet dilengkapi pegangan rambatan,
bahan material lantai tidak licin, pintu mudah dibuka, letak tempat tisu, kran
air, air dan perlengkapan lainnya dipasang sedemikian rupa sehingga mudah
digunakan dan dijangkau, ketinggian kloset duduk 45- 50 cm. (Permen PU 30/
PRT/M/ 2006)

 Tempat Wudhu
Perancangan standar tempat wudhu disesuaikan dengan Permen PU 30/
PRT/M/ 2006 dan pendapat yang dikemukakan oleh Suparwoko (Januari,
2016). Menurut Permen PU 30/ PRT/M/ memiliki sirkulasi horizontal (lebar koridor
180 cm, tinggi pintu 200 cm, lebar pintu, 100 cm) dan dari segi sirkulasi vertikal
lebar dan tinggi pijakan yang sesuai bagi penyandang difabel, memiliki
material lantai yang kasar.
Kesimpulan

Aksesibilitas bagi penyandang Disabilitas di Masjid Al-Markaz Al-Isami


belum sepenuhnya memadai.

Ada beberapa fasilitas yang sudah memenuhi persyaratan mengenai


aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, namun ada juga bebrapa
fasilitas yang belum memenuhi syarat.

Bahkan ada juga fasilitas yang belum ada pada masjid tersebut yaitu
mengenai ramp untuk pengguna kursi roda.

Anda mungkin juga menyukai