Anda di halaman 1dari 19

1

TUGAS AKSESIBILITAS
MASJID AL-FITROH KAMPUS 2 POLTEKKES SURAKARTA

Disusun Oleh :
Faris Dwi Noviyanto P27228018130
Harris Bima Adji Nugroho P27228018135
Kamilah Nur Azizah P27228018138
Lailani Fitria Imanina P27228018139
Putri Ambarsari P27228018150

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Mata Kuliah


Analisis Lingkungan dan Ergonomi

PROGRAM STUDI DIV OKUPASI TERAPI

JURUSAN OKUPASI TERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA

TAHUN 2020/2021
2

I. PENDAHULUAN

A. Pengertian Ergonomi dan Aksesibilitas

‘Ergon’ dalam bahasa Yunani berarti kerja, sedangkan ‘Nomos’


adalah aturan atau hukum. Ergonomi adalah suatu aturan atau norma
dalam sistem kerja. Ergonomi adalah pemanfaatan informasi mengenai
kemampuan dan keterbatasan rancangan yang dibuat manusia dalam
suatu sistem kerja. Sehingga, pekerja dapat hidup dan bekerja dalam
sistem yang lebih baik dan mencapai tujuan yang diinginkan secara
efektif, efisien, aman, dan nyaman (Wignjosoebroto. S, 2003).
Ergonomi adalah seni, ilmu, dan penerapan teknologi penyelarasan
fasilitas yang digunakan saat beraktivitas maupun saat beristirahat atas
dasar kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki manusia, sehingga
kualitas hidup menjadi lebih baik (Tarwaka, 2004).
Aksesibilitas adalah gambaran dari hal-hal yang mudah dicapai
atau tidak hanya sekedar kesediaannya tetapi juga mudah dicapai
(Wojowasito (1991:2). Aksesibilitas adalah konsep yang
menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis
dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya (Blunden
dan Black ,1984). Menurut Barnartt & Scotch, aksesibilitas merupakan
sebuah konsep yang rumit dan berdampak pada aspek-aspek dalam
kehidupan sehari-hari. Terkait dengan aksesibilitas fisik satu-satunya
undang-undang yang bisa diacu adalah UU No.28 tahun 2002 tentang
bangunan gedung. Pada Bab IV tentang Persyaratan Bangunan Gedung,
Bagian Pertama, Pasal 7, Ayat 1 dinyatakan bahwa “Setiap bangunan
gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan
teknik dari persyaratan tata bangunan gedung.Persyaratan Teknis terdiri
dari persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan
3

gedung. Keandalan teknisbangunan gedung meliputi segi keselamatan,


kesehatan,kenyamanan dan kemudahan.”

B. Definisi Masjid Aksesibel

Accessible congregation atau aksesibilitas ibadah adalah


sebutan untuk tempat ibadah yang secara fisik, komunikasi, dan sikap
bisa diakses dan dicapai oleh penyandang disabilitas. ADA (the
American Disability Act) mengharuskan setiap bangunan publik untuk
menyediakan akses bagi para difabel, seperti membuat ram dan pintu
yang cukup untuk dilewati oleh penyandang difabel yang menggunakan
alat bantu. Jadi, tempat ibadah dapat dikatakan aksesibel apabila dapat
diakses dan tidak menyulitkan anak-anak maupun penyandang
disabilitas. Di Indonesia sendiri tidak ada peraturan yang mengatur
masalah aksesibilitas ibadah, peraturan penting yang menyangkut
penyandang disabilitas adalah Undang-undang No.4 tahun 1997 tentang
penyandang cacat. Undang-undang ini memuat hak dan kewajiban
penyandang cacat, kesamaan kesempatan, upaya pelayanan, pembinaan
dan peran masyarakat. Tabel berikut dijadikan indikator yang khusus
terkait dengan bangunan dan fungsi masjid.

KONTAK DENGAN MASJID

1. Apakah orang bisa dengan mudah menemukan kontak layanan masjid dari luar
masjid?

2. Adakah nomor telepon yang bisa dihubungi?


4

3. Adakah web, blog, atau jejaring sosial yang bisa diakses orang

luar?

MENDATANGI MASJID

4. Adakah papan dan rambu lalu lintas di sekitar masjid yang

menunjukkan keberadaan dan lokasi masjid?

5. Apakah masjid berlokasi di tempat yang mudah dijangkau dengan

berbagai moda transportasi: jalan kaki, kursi roda, sepeda, sepeda motor, mobil,
dan bus ?

6. Apakah tempat parkir ramah bagi difabel dengan kursi roda?

7. Adakah slot khusus disediakan untuk difabel?

MEMASUKI LINGKUNGAN MASJID

8. Dari tempat parkir, apakah mudah bagi difabel untuk menjangkau area masjid
yang aksesibel?

9. Adakah rute khusus yang bisa membantu tunanetra dan pengguna


kursi roda?

10. Apakah tersedia ramp dan handrail di jalur masuk ke masjid?

11. Apakah gerbang utama masuk masjid bisa dengan mudah diakses oleh kursi
roda?

AREA WUDHU

12. Apakah ada akses yang mudah dari area parkir, ke tempat wudhu, dan masuk
ke dalam masjid bagi tunanetra dan pengguna kursi roda?
5

13. Apakah kamar kecil bisa diakses kursi roda?

14. Apakah ada tempat wudhu yang bisa diakses kursi roda?

15. Adakah kursi di tempat wudhu untuk membantu mereka yang tidak dapat
berdiri saat wudhu?

DI DALAM MASJID

16. Apakah ruang utama masjid bisa diakses pengguna kursi roda?

17. Adakah shaf khusus kursi untuk duduk jamaah yang tidak mampu berdiri?

18. Adakah mimbar khutbah bisa diakses oleh khatib yang menggunakan kursi
roda?

19. Apakah materi khutbah disediakan dalam bentuk yang aksesibel (audio, teks,
bahasa isyarat)?

Dari 19 poin diatas, nilai sempurna yang dapat dicapai sebuah masjid
adalah 38, dengan keterangan pemberiaan skor: skor 2 jika ya, skor 1 jika
kurang, dan skor 0 jika tidak. Selanjutnya total skor yang didapat
dikonversi dalam indeks dengan rumus N/38 (N= skor diperoleh dari suatu
masjid). Dari hasil yang diperoleh dikelompokkan kedalam tiga kategori
berikut:
6

II. HASIL OBSERVASI

No Nama Fasilitas Hasil Dokumentasi


Pengukuran

1. tinggi tangga tinggi tangga 1 : 1.tangga ke 1 dan 2


masjid 11 cm
tinngi tangga 2 :
17cm
tinggi tangga 3 :
15 cm

2. tangga ke 3

2. tempat wudhu - pintu


panjang : 210cm
lebar : 90cm
- ruang wudhu
panjang: 310cm
lebar: 185cm
- pintu kamar
mandi
panjang: 70cm
tinggi 194cm
lebar: 90cm
7

3. pijakan wudhu Tinggi pijakan


dari lantai: 30 cm

4. kamar mandi - kamar mandi


panjang: 218cm
lebar: 130cm
- tinggi wc: 21cm

5. pintu masjid lebar pintu :


185cm
tinggi pintu :
210cm
tinggi tangga pintu
masuk : 6cm
8

6. lemari buku tinggi lemari buku


dari lantai : 124cm

7. tempat mukena tinggi tempat


mukena dari lantai
: 142cm

8. Tempat cuci tidak ramah


tangan difabel
9

9 Jalan menuju ram menuju


masjid masjid dari
parkiran:
lebar: 90 cm
tinggi: 35 cm
panjang
kemiringan:
250cm

10 Parkiran Masjid cukup luas untuk


mobil dan motor,
dengan permukaan
paving yang rata.
namun belum
terdapat parkiran
khusus disabilitas
10

KONTAK DENGAN MASJID SKOR

1. Apakah orang bisa dengan mudah menemukan kontak layanan 2


masjid dari luar masjid?

2. Adakah nomor telepon yang bisa dihubungi? 2

3. Adakah web, blog, atau jejaring sosial yang bisa diakses orang 2
luar?

MENDATANGI MASJID

4. Adakah papan dan rambu lalu lintas di sekitar masjid yang 0

menunjukkan keberadaan dan lokasi masjid?

5. Apakah masjid berlokasi di tempat yang mudah dijangkau dengan 2

berbagai moda transportasi: jalan kaki, kursi roda, sepeda, sepeda


motor, mobil, dan bus ?

6. Apakah tempat parkir ramah bagi difabel dengan kursi roda? 1

7. Adakah slot khusus disediakan untuk difabel? 0

MEMASUKI LINGKUNGAN MASJID

8. Dari tempat parkir, apakah mudah bagi difabel untuk menjangkau area 1
masjid yang aksesibel?

9. Adakah rute khusus yang bisa membantu tunanetra dan pengguna 0


kursi roda?

10. Apakah tersedia ramp dan handrail di jalur masuk ke masjid? 0


11

11. Apakah gerbang utama masuk masjid bisa dengan mudah diakses 1
oleh kursi roda?

AREA WUDHU

12. Apakah ada akses yang mudah dari area parkir, ke tempat wudu, 0
dan masuk ke dalam masjid bagi tunanetra dan pengguna kursi roda?

13. Apakah kamar kecil bisa diakses kursi roda? 0

14. Apakah ada tempat wudu yang bisa diakses kursi roda? 0

15. Adakah kursi di tempat wudu untuk membantu mereka yang tidak 0
dapat berdiri saat wudu?

DI DALAM MASJID

16. Apakah ruang utama masjid bisa diakses pengguna kursi roda? 0

17. Adakah shaf khusus kursi untuk duduk jamaah yang tidak mampu 0
berdiri?

18. Adakah mimbar khutbah bisa diakses oleh khatib yang 0


menggunakan kursi roda?

19. Apakah materi khutbah disediakan dalam bentuk yang aksesibel 0

(audio, teks, bahasa isyarat)?

KETERANGAN:

Skor 2 : ya

Skor 1 : kurang

Skor 0 : tidak
12

N= 11 → 11/38= 0,289

III. HASIL ANALISIS

Berdasarkan hasil observasi menggunakan tabel indikator khusus terkait

bangunan dan fungsi masjid didapatkan total skor N=11 yang dikonversikan

dengan rumus N/38 diperoleh indeks yakni 0,289 sehingga dapat dikatakan

bahwa masjid Al-Fitroh Poltekkes Kampus 2 masuk dalam kategori BELUM

AKSESIBEL

No. Hasil Observasi Analisis Kesesuaian

1 Tangga Pada tangga ke 1 memiliki ukuran tinggi 11cm, tangga


ke 2 yaitu 17cm dan tangga ke 3 yaitu 15cm. Mengacu
pada Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan, tinggi tangga ini
sudah termasuk dalam rentang tinggi yang diatur yaitu
15-19 cm. Namun pada tangga ini memiliki kekurangan
yaitu tidak ada nya handrail sehingga memungkinkan
adanya kesulitan pada penyandang disabilitas. Dan
pada tangga ini kekurangannya yaitu nosing anti selip
yang lancip itu dapat membahayakan, melukai kaki.

2 Pintu masjid Mengacu pada pedoman teknis Fasilitas dan


Aksesibilitas Pada bangunan gedung dan lingkungan,
lebar pintu termasuk dalam ukuran minimum yakni
80cm. Dimana Lebarnya : 185 cm dan Tingginya : 210
cm, Jadi pengguna kursi roda dapat masuk ke dalam
13

masjid. Namun kekurangannya adalah terdapat


perbedaan tinggi lantai pada serambi/teras luar masjid
dengan ruangan dalam masjid yang menyulitkan
pengguna kursi roda sehinga perlu dibuatkan ram.

3 Tempat Wudhu Mengacu Permen PUPR tentang kelengkapan prasarana


dan sarana pemanfaatan bangunan gedung tahun 2017,
tempat wudhu masjid Al-Fitroh memenuhi persyaratan
umum, yakni tempat wudhu laki-laki dan perempuan
terpisah, lantai yang bertekstur dan pencahayaan yang
memadai. Akan tetapi, untuk tinggi kran 110 cm
melebihi persyaratan umum yakni 80-100 cm.
Pijakan kaki di bawah keran dengan tinggi 30 cm,
melebihi batas yang disarankan yakni 21 cm.
Pada pintu, dengan panjang 210 cm dan lebar 90 cm
cukup memenuhi untuk keluar masuk bagi pengguna
kursi roda. Terdapat perbedaan ketinggian lantai antara
ruang wudhu dan serambi masjid, sehingga
menyulitkan pengguna kursi roda. Untuk
kelengkapannya, sudah terdapat pijakan kaki, rak/loker
tempat meletakkan barang selama berwudhu,
gantungan dan cermin, namun belum terdapat kursi
untuk pengguna kruk yang wudhu dengan duduk.

4 Toilet Lebar pintu 70 cm menurut Permen PUPK Pedoman


teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung
dan lingkungan tahun 2006, tidak memenuhi batas
minimum yakni dengan lebar 80 cm. Luas ruang dalam
toilet cukup luas untuk orang normal, akan tetapi
14

kurang pas untuk penyandang disabilitas karena di


bawah luas minimal toilet penyandang disabilitas yaitu
152,5cm x 227,5cm. Kloset jongkok yang disediakan
tidak dapat digunakan pengguna kursi roda. Perbedaan
tinggi kloset jongkok dengan lantai kamar mandi 21 cm
menyulitkan pengguna kruk dengan kelemahan kaki.

5 Permukaan jalan Permukaan jalan sudah halus namun ada beberapa


menuju masjid paving yang lepas sehingga terdapat area tanah tanpa
paving yang tidak rata dan area paving berlumut yang
licin menyulitkan pengguna kursi roda saat akan
menuju ke masjid. Juga tidak ditemukan jalur khusus
penyandang disabilitas

6 Ramp menuju masjid ramp dari parkiran menuju masjid ini mempunyai lebar
dari parkiran yang lebih dari 90cm. dengan tinggi 36cm. disini
kelandaian dari ramp tersebut masih kurang landai yaitu
250cm dan ini terlalu curam untuk pengguna kursi roda
dan tidak memiliki jalan bertekstur untuk tunanetra

7 Rak buku Dengan rak buku yang menggantung di dinding dengan


tinggi dari lantai 124 cm tidak memungkinkan
pengguna kursi roda untuk mengambil buku, karena
tinggi maksimal jangkauan tangan pengguna kursi roda
adalah 130 cm

8 Tempat mukena Tempat mukena ini dapat digunakan atau diakses oleh
siapapun seperti orang normal atau disabilitas

9 Tempat cuci tangan Peletakan tempat cuci tangan/wastafel injak di depan


15

masjid sehingga mudah diakses orang. Namun terdapat


kekurangannya, yakni keran yang perlu diinjak
menyulitkan penyandang disabilitas dengan kelemahan
pada kakinya

IV. LANGKAH SOLUSI

1. Membuat handrail (pegangan rambat), ramp (medan landai), dan jalan

bertekstur pada jalan yang menghubungkan parkiran dengan masjid.

Ukuran handrail, pegangan bawah: 65 cm untuk anak-anak, pegangan

atas: 80 cm untuk dewasa, sedangkan ukuran ram, panjang kelandaian

200 cm dan lebar 120 cm dengan kelandaian 6 derajat. Permukaan ram

yang anti slip, bertekstur dan tidak licin, serta pegangan handrail

berbahan aman dan nyaman digenggam bebas dari permukaan tajam

dan kasar.

2. Membuat ramp dan handrail pada tangga 1, 2 dan tangga 3 untuk

membantu penyandang disabilitas menuju tempat wudhu, kamar mandi


16

dan masjid. Serta menyediakan hand sanitizer yang dipasang pada

handrail ramp pada tangga 1 menuju tempat wudhu, kamar mandi atau

masjid. Dengan ukuran:

- Ram 1: panjang 130 cm, lebar 120 cm, dan kemiringan 6 derajat

- Ram 2: panjang 93 cm, lebar 120 cm, dan kemiringan 6 derajat

- Handrail: 2 ketinggian, tingkat atas 80 cm, tingkat bawah 65 cm,

dan dilengkapi hand sanitizer pada ujung bawah

3. Membuat tempat wudhu yang bisa diakses oleh pengguna kursi roda

serta penambahan dudukan/kursi untuk penyandang disabilitas lainnya

yang tidak dapat berdiri saat wudhu dengan menurunkan tinggi keran

menjadi 100 cm dari lantai dan menambahkan handrail di sisi depan dan

samping keran khusus disabilitas. Serta penambahan ramp dengan

tinggi 5 cm dan sudut kemiringan 6 derajat di pintu memasuki tempat

wudhu untuk pengguna kursi roda.


17

4. Melebarkan pintu toilet menjadi 100 cm dan membuka ke arah luar

toilet serta mengganti wc jongkok menjadi wc duduk untuk

memudahkan akses toilet bagi penyandang disabilitas. Penambahan

handrail di samping wc untuk memudahkan pengguna kursi roda

berpindah ke wc duduk. Penambahan wastafel untuk penyandang

disabilitas kursi roda dengan tinggi maksimal 130 cm


18

5. Membuat tempat parkir yang lebih ramah dan aman untuk penyandang

disabilitas juga menyediakan slot parkir khusus untuk penyandang

disabilitas.

6. Membuat papan rambu untuk menunjukkan lokasi masjid

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Masjid yang berada di kampus 2 poltekkes ini belum aksesibel seperti

belum adanya ramp yang digunakan untuk pengguna kursi roda, belum

adanya tanda atau rute khusus bagi penyandang disabilitas dan belum ada
19

handrail di tempat wudhu dan toilet, pintu toilet juga belum aksesibel karna

masih dibawah ukuran minimum Pedoman Teknis Fasilitas dan

Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

B. Saran

Kami menyarankan untuk mendesain ulang beberapa tempat yang belum

aksesibel sehingga mampu diakses oleh pengguna masjid baik itu

penyandang disabilitas maupun orang normal.

VI. DAFTAR PUSTAKA

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/ergonomi.html

https://haloedukasi.com/aksesibilitas

http://gbcindonesia.org/download/doc_download/44-permen-30-2006

https://www.researchgate.net/publication/319646805_Aksesibilitas_Ibada

h_bagi_Difabel_Studi_atas_Empat_Masjid_di_Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai