DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING
Dr. Agus Muhammad Septiana, S.IP., MH
Setiap abdi negara perlu memiliki kempetensi teknis sesuai bidang tugas dan
kompetensi manajerial serta sosio kultural dalam rangka bersinergi dan berkolaborasi untuk
terciptanya layanan prima bagi masyarakat.Sebagai perwujudan hal tersebut telah di tetapkan
nilai dasar yang menjadi standar kompetensi bagi setiap ASN, dengan akronim
BerAKHLAK, yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif. Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang,
menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama,
meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan. Adapun panduan
perilaku / Kode etik dari nilai harmonis adalah sebagai berikut :
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
Dengan menegakkan nilai etika tersebut maka suasana harmonis dapat terwujud di
lingkungan di tempat bekerja maupun di lingkungan masyarakat dimanapun ASN berada.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Kata "barang, jasa dan pelayanan administratif" dalam bagian penjelasan dianggap sudah
jelas, tetapi sebenarnya maksud "barang" bukanlah barang yang bisa diperdagangkan oleh
manusia sehari-hari tetapi yang dimaksud adalah barang publik (public goods) yang
penyediannya dilakukan oleh pemerintah. Pegawai ASN yang mesrupakan unsur aparatur
Negara berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik; pelayan publik; dan perekat dan
pemersatu bangsa. Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan :
1) Kepentingan umum pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan
pribadi dan/atau golongan.
2) Kepastian hukum jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan
pelayanan.
3) Kesamaan hak pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama,
golongan, gender, dan status ekonomi.
4) Keseimbangan hak dan kewajiban pemenuhan hak harus sebanding dengan
kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan.
5) Keprofesionalan pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai
dengan bidang tugas.
6) Partisipatif peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.
7) Persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif setiap warga Negara berhak
memperoleh pelayanan yang adil.
8) Keterbukaan setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan
memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.
9) Akuntabilitas Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan. Pemberian kemudahan
terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam pelayanan.
11) Ketepatan waktu penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai
dengan standar pelayanan.
12) Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Setiap jenis pelayanan dilakukan
secara cepat, mudah, dan terjangkau
BAB II
ANALISA VIDEO
C. Keterkaitan Video dengan Dampak yang Akan Terjadi Apabila Nilai Harmonis
Tidak di Terapkan
Apabila nilai harmonis tidak diterapkan terhadap pelayanan publik maka dampak
yang akan terjadi yaitu ketidaknyamanan karyawan yang bekerja di organisasi tersebut. Kita
ketahui bahwa sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi menghabiskan separuh
hidupnya ditempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa agar karyawan
tetap senang dan nyaman saat bekerja. Kurang atau tidak adanya sikap menghargai antar
sesama karyawan, komunikasi yang tidak baik bahkan sikap tidak peduli/apatis terhadap
teman, orang lain atau lingkungan tentunya akan membuat lingkungan kerja menjadi tidak
nyaman, stress dan penuh tekanan sehingga mempengaruhi sinergi dalam pekerjaan,
mengurangi antusiasme kerja, serta menurunkan produktifitas karyawan. Hal ini pada
akhirnya akan membuat kualitas pelayanan menurun dan tidak optimal.
Jika lingkungan dan tata ruang tempat bekerja kurang baik maka akan berdampak
pada kepuasan kerja yang kurang, sekaligus meningkatkan terjadinya disharmonis karena
kurangnya komunikasi. Pada video pelayanan di lingkungan Kementrian Kesehatan bisa kita
lihat fasilitas yang memadai dan tata ruang yang sangat baik, pengunjung datang disambut
dengan ramah, mengurus perijinan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, tempat nyaman,
bahkan terdapat terdapat gerai jamu yang menyajikan jamu gratis untuk pengunjung
pengunjung.
Apabila karyawan di Kementrian Kesehatan tidak harmonis maka yang menjadi
korban adalah masyarakat atau pengunjung yang merasa tidak nyaman dan tidak puas dengan
pelayanannya. Pengunjung akan dibuat bingung mengenai alur pelayanan, dan dapat
berdampak pada waktu tunggu pelayanan yang lama sebagai pengunjung juga tentunya
mengharapkan sikap karyawan/petugas yang ramah, saling menghargai dan tidak adanya
diskriminasi. Nilai harmonis menjadi salah satu faktor penting dalam pelayanan publik dan
dapat mempengaruhi kualitas dan keberhasilan pelayanan tersebut. Nilai harmonis yang
dilakukan dalam Pelayanan Publik di Kementerian Kesehatan dapat menjadi contoh dan
acuan bagi para pelayan publik khususnya ASN baik di sektor kesehatan maupun di sectoral
pemerintah lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam organisasi ASN memiliki peran dan fungsi yang cukup penting yaitu sebagai
perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan organisasi tidak
mungkin terwujud atau diraih dengan baik dan terarah bila peran ASN lemah namun tujuan
organisasi birokrasi menjadi mudah terwujud apabila peran ASN kuat, unggul, cerdas,
inovatif, kreatif dan berdaya guna. Posisi ASN sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap
netral dan adil. Netral dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan
yang ada. Adil, berarti ASN dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif
dan harus obyektif, jujur, transparan. ASN juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok
kelompok minoritas, dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi
keberadaan kelompok tersebut. ASN juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan.
Harmonis penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun
lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis. Kenyamanan dan keharmonisan lingkungan
kerja mendorong atau memotivasi ASN untuk lebih produktif dalam bekerja. Dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban ASN juga harus memiliki suka menolong baik kepada
pengguna layanan, juga membantu kolega ASN lainnya yang membutuhkan pertolongan.