Anda di halaman 1dari 103

PERANCANGAN ROBOT PEMBERSIH LANTAI BERBASIS ARDUINO

SKRIPSI

Oleh :

DEO TIKHO
NPM : 13022206

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2018

 
 
PERANCANGAN ROBOT PEMBERSIH LANTAI BERBASIS ARDUINO

SKRIPSI

Oleh :

DEO TIKHO
NPM : 13020016

Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu


Pada Program Studi Sistem Komputer Universitas Dehasen Bengkulu

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2018

 
 
ii 
 
 
 
iii 
 
 
 
iv 
 
 
 

 
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

 “kebanyakan dari kita tidak mensyukurin apa yang kita miliki,


tetapi kita selalu menyesalin apa yang belum kita capai”
(Schopenhauer).
 “Orang-orang hebet di bidang apapun bukan baru bekerja
karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi
karena lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu
untuk menunggu inspirasi” (Ernest Newman).
Kupersembahkan Untuk :
 Dengan penuh rasa syukur yang paling terdalam tidak lupa saya
ucapkan kepada sang pencipta alam semesta gusti ALLah SWT.
Dan tidak lupa juga atas junjungan nabi besar muhhamad SAW.
karena kita bisa diberikan kenikmatan, kelebihan dan senantiasa
berfikir untuk menjadi lebih baik dan berakal.
 Kupersembahkan tulisan ini kepada ayah tersayang dan ibu
tercinta , karena berkat ketulusan hatinya dan kesabaran kedua
orang tua saya menghadapi prilaku saya dari saya kecil hingga
sekarang menjadi orang yang berguna dan berakal, dan saya bisa
merasakan pendidikan dan mendapatkan gelar sarjana S.Kom.
Dan untuk adek ku tersayang Rika Ratna Tia tetaplah menjadi
orang yang bijaksana dan berusahlah menjadi orang yang
berguana dan berbakti kepada kedua orang tua. Dan untuk
adek kembarku Bagus Fadli Maulana dan Indah Fadilah Maulina
tetaplah menjadi seorang yang bisa berguna dan menjadi
kembaggaan orang tua nantinya.
 Untuk pembimbing Ibu Toibah Umi Kalsum, M.Kom dan Ibu
Yanolanda Suzantry H, S.T, M.Eng yang selalu berusaha
bersabar dan selalu membimbing memberikan masukkan yang
terbaik.
 Untuk kakak wimi yang telah susah payah membimbing dengan
sabar dan selalu memberikan masukkan yang terbaik.
 Untuk kawan-kawan ku teman seperjuangan terutama Feri,
yayan, depeto dan teman-teman selulur satu prodi sistem

 
 
vi 
 
komputer dan fakultas lain yang teman dari sd, smp, smk
bahkan kuliah semogah menjadi teman yang baik dan tidak
memandang rendah atau tingginya kepintaran yang kita miliki
semua kawan itu sama, semoga kalian sukses menjadi orang
yang berguna kedepannya.

 
 
vii 
 
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Gn. Kembang kota Manna

Kabupaten Bengkulu Selatan. Penulis lahir pada

tanggal 27 Juli 1994 anak pertama dari tiga bersaudara,

ayah kandung Dewani Bahak dan ibu kandung

Nijanah. Jenjang pendidikan penulis yaitu tahun 2000

penulis masuk sekolah dasar SD Negri 29 kota Manna

Kabupaten Bengkulu Selatan. kemudian pada tahun 2007 penulis melanjutkan

pendidikan menegah pertama SMP Negri 3 kota Manna Kabupaten Bengkulu

Selatan, pada tahun 2010 penulis melanjutkan sekolah menengah kejuruan di

SMK Negri 1 kota manna Kabupaten Bengkulu Selatan dan lulus pada tahun

2013. Kemudian di lanjutkan keperguruan tinggi di Universitas Dehasen kota

bengkulu yaitu fakultas ilmu komputer jurusan Sistem Komputer.

Penulis pada saat kuliah di fakultas ilmu komputer jurusan Sistem


Komputer melalukan penelitihan mengenai “Perancangan Robot Pembersih Lantai
Berbasis Arduino” pendidikan ini sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu
syarat dalam memperoleh gelar sarjana ilmu komputer (Strata 1) di Universitas
DehasenBengkulu

 
 
viii 
 
 
 
ix 
 
ABSTRAK

PERANCANGAN ROBOT PEMBERSIH LANTAI BERBASIS ARDUINO

Oleh :
Deo Tikho1
Toibah Umi Kalsum, M.Kom2
Khairil, M. Kom2

Masalah yang sering dialami oleh sebagian besar orang adalah


membersihkan lantai rumah dari kotoran seperti tumpahan air dan debu sehingga
kita harus repot membersihkan lantai menggunakan sapu maupun kain lap
sehingga perlu waktu dalam proses tersebut, tetapi jika kita merancang sebuah alat
yang modern yang mana alat tersebut dapat mendeteksi kotoran berupa tumpahan
air dan debu menggunakan sensor kelembaban dan sensor debu sehingga alat
tersebut dapat otomatis membersihkan lantai secara langsung. Tujuan dari robot
ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja dari sensor kelembaban dan sensor debu
dalam mendeteksi kotoran lalu sensor mengirim sinyal ke mikrokontroller yaitu
Arduino Mega 2560. Yang mana Arduino Mega 2560 memiliki kelebihan yaitu
mirip dengan Arduino Uno, sama-sama menggunakan USB type A to B untuk
pemogramannya. Tetapi Arduino Mega, menggunakan Chip yang lebih tinggi
ATMEGA 2560. Dari hasil penelitia unjuk kerja sistem robot pembersih lantai
berbasis Arduino waktu respon sensor jarak mendeteksi penghalang di ruangan
senilai 2 detik, waktu respon sensor posisi mendeteksi posisi ruangan senilai 2
detik, sedangkan waktu respon sensor debu mendeteksi debu lebih lama yaitu 2
menit ini dikarenakan pemasangan sensor debu yang kurang tepat sehingga
lambat mendeteksi debu. Sedangkan waktu respon sensor kelembaban dalam
mendeteksi air senilai 3 detik. Untuk unjuk kerja robot pembersih mengepel lantai
air sebanyak 1 ml sebesar 10 s.d 17 detik dan untuk unjuk kerja robot pembersih
mengepel lantai air sebanyak 1 ml sebesar 20 s.d 30 detik. Jadi dapat disimpulkan
presentase tingkat pembersihannya sebesar 70 %.

Kata Kunci : Adruino Uno, Sensor Debu, Sensor Kelembaban.


1
Calon Sarjana Komputer (Sistem Komputer)
2
Dosen Pembimbing

 
 

 
ABSTRACT

ARDUINO-BASED FLOOR CLEANING ROBOT DESIGN


By :
Deo Tikho1
Toibah Umi Kalsum, M.Kom2
Khairil, M. Kom2

The problem often experienced by most people is cleaning the floor of the
house from dirt such as spills of water and dust so we have to bother cleaning the
floor using a broom or rag so that it takes time in the process, but if we design a
modern tool that can detecting dirt in the form of water and dust spills using a
humidity sensor and debiting sensor so that the tool can automatically clean the
floor directly. The purpose of this robot is to find out the performance of the
humidity sensor and dust sensor in detecting dirt, then the sensor sends a signal to
the microcontroller, Arduino Mega 2560. Arduino Mega 2560 has advantages
that are similar to Arduino Uno, both use USB type A to B for the programming.
But Arduino Mega uses a higher chip ATMEGA2560. From the results of the
research, the performance of Arduino-based robot for cleaning floor of proximity
sensor response time detects a barrier in a room worth 2 seconds, the response
time of the position sensor detects a room position of 2 seconds, while the
response time detecting dust for longer is 2 minutes because the installation of a
dust sensor that is not right so that it slowly detects dust. While the humidity
sensor response time in detecting water is worth 3 seconds.

Keywords : Adruino Uno, Dust Sensor, Humidity Sensor.

1. Student
2. Supervisors

 
 
xi 
 
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan atas rahmat dan karunia Allah SWT, Karena

atas rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengangkat judul “ Perancangan Robot Pembersih Lantai Berbasis

Arduino”.

Skripsi ini penulis sajikan dalam bentuk tertulis dan banyak sekali pihak-

pihak yang membantu penulis dalam bentuk skripsi ini. Untuk itu penulis

mengucapakan terimakasih kepada:

1. Kepada Bapak Prof. Dr. agr. Ir. Johan Setianto selaku Rektor Universitas

Dehasen Bengkulu.

2. Ibu Herlina Latipa Sari, M.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Dehasen Bengkulu .

3. Ibu Toibah Umi Kalsum, S.Kom, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem

Komputer Universitas Dehasen Bengkulu

4. Ibu Toibah Umi Kalsum, S.Kom, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I dalam

menyelesaikan dan memberi kritik dan saran membangun dalam penulisan

Skripsi.

5. Bapak Khairil, M. Kom selaku Dosen Pembimbing II dalam menyelesaikan

dan memberi kritik dan saran membangun dalam penulisan Skripsi.

6. Dan seluruh pihak yang telah membatu penulisan dalam menyelesaikan

Skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca demi membangun skripsi yang sempurnah.

 
 
xii 
 
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan pemohonan maaf

kepada semua pihak apabila ada kesalahan baik yang disengaja maupun yang

tidak disengaja selama melaksanakan dan mengerjakan skripsi.

Bengkulu, November 2018

Penulis

 
 
xiii 
 
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN LENGKAP ................................................................................ ii

HALAMAN DISETUJUI .............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv

HALAMAN TIM PENILAI .......................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viii

SURAT PERNYATAAN ORISINIL ............................................................ ix

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................................... xi

KATA PENGESAHAN ................................................................................. xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR TABEl ............................................................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ . 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... . 2

1.3 Batasan Masalah ......................................................................... . 2

1.4 Tujuan Penelitian......................................................................... . 3

1.5 Manfaat Penelitian....................................................................... . 4

BAB II LANDASAN TEORI

 
 
xiv 
 
2.1 Pengertian Robot ......................................................................... 5

2.2 Pengertian Arduiono ................................................................... 6

2.3 Pengertian Mikrokontroller ......................................................... 7

2.4 Pengertian Sensor ....................................................................... 8

2.5 Pengertian Sensor Jarak Ultrasonik ............................................ 9

2.6 Pengertian Sensor Posisi.............................................................. 11

2.7 Sensor Kelembaban...................................................................... 20

2.7.1 Jenis-Jenis Sensor Kelembaban ......................................... 21

2.7.2 Kegunaan Sensor Kelembaban .......................................... 27

2.8 Pengertian LCD 16x2 .................................................................. 27

2.9 Pengertian Motor DC .................................................................. 28

2.10 Pengertian Driver L28N .............................................................. 29

2.11 Pengertian Baterai ....................................................................... 30

2.12 Pengertian Resistor ..................................................................... 31

2.13 Pengertian Modul I2C ................................................................. 32

2.14 Dust Sensor ................................................................................. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subyek Penelitian ..................................................................... 35

3.1.1 Sejarah Tempat Penelitian ............................................... 35

3.1.2 Tempat dan Waktu .......................................................... 35

3.1.3 Struktur Organisasi .......................................................... 36

3.1.4 Tugas dan Wewenang ...................................................... 36

3.2 Metode Penelitian ........................................................................ 39

3.3 Perangakt Keras Dan Perangkat Lunak ...................................... 39

3.3.1 Perangkat Keras ............................................................... 39

 
 
xv 
 
3.3.2 Perangkat Lunak .............................................................. 40

3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 41

3.5 Metode Perancangan Sistem ....................................................... 41

3.5.1 Diagram Blok Global Aktual ............................................. 41

3.5.2 Diagram Blok Rangkaian Alat ........................................... 42

3.5.3 Desain Rangkaian Alat....................................................... 44

3.5.4 Prinsip Kerja ...................................................................... 45

3.5.5 Rencana Kerja .................................................................... 45

3.6 Perancangan Pengujian ................................................................ 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Dan Pembahasan ................................................................ 48

4.1.1 Hasil Perancangan Robot Pembersih Lantai ...................... 49

4.1.2 Hasil Program Robot Pembersih Lantai............................. 49

4.2 Pembahasan ................................................................................. 50

4.2.1 Persiapan Alat Dan Bahan ................................................. 50

4.2.2 Instalasi Aplikasi Arduino IDE .......................................... 51

4.2.3 Meimplementasikan Robot Pembersih Lantai ................... 55

4.2.4 Mengunggah Program Dari Software Arduino IDE ........... 57

4.2.5 Hasil Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino .............. 60

4.3 Hasil Pengujian ........................................................................... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.................................................................................... 65

5.2 Saran ............................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 
 
xvi 
 
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Arduino...................................................................................................... 7

2.2 Mikrokontroler ......................................................................................... 8

2.3 Sensor Ultrasonik ...................................................................................... 10

2.4 Sensor Posisi ............................................................................................. 12

2.5 Cara Kerja Half Effect Sensor ................................................................... 15

2.6 Cara Kerja Potensiometer ......................................................................... 15

2.7 Optical Shaft Encoder ............................................................................... 16

2.8 Optical Encoder ........................................................................................ 17

2.9 Linier Variable Differential Transformers (LVDT) ................................. 19

2.10 Reflective Light Proximity Sensors ......................................................... 20

2.11 Blok Diagram System Pengukuran Kapasitif .......................................... 22

2.12 Prinsip Kerja Sensor Kapasitif ................................................................. 23

2.13 Sensor Konduktivitas ............................................................................... 24

2.14 Sensor Kelembaban Solid ........................................................................ 25

2.15 Sensor Konduktivitas ............................................................................... 26

2.16 LCD ......................................................................................................... 28

2.17 Motor DC ................................................................................................ 29

2.18 Driver Motor L298N ............................................................................... 30

2.19 Baterai ..................................................................................................... 31

2.20 Resistor.................................................................................................... 32

2.21 Modul I2C LCD ...................................................................................... 33

2.22 Dus Sensor .............................................................................................. 34

3.1 Struktur Organisasi ................................................................................. 36

 
 
xvii 
 
3.2 Diagram Blok Global .............................................................................. 41

3.3 Diagram Blok Rangkaian Alat ................................................................ 43

3.4 Desain Rangkaian.................................................................................... 44

3.5 Rencana Kerja ......................................................................................... 46

4.1 Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino ............................................. 49

4.2 Hasil Program Robot Pembersih Lantai.................................................... 50

4.3 Mengunduh Aplikasi Arduino IDE ........................................................... 52

4.4 Tampilan Persetujuan Instalasi Arduino .................................................. 52

4.5 Tampilan Instalation Option ..................................................................... 53

4.6 Tampilan Memilih Folder ......................................................................... 53

4.7 Tampilan Untuk Extract Ke Windows ...................................................... 54

4.8 Tampilan Install USB Driver .................................................................... 54

4.9 Tampilan Selesai Menginstall ................................................................... 54

4.10 Rangkaian Robot Pembersih Lantai ......................................................... 56

4.11 Membuka Software Arduino IDE ........................................................... 57

4.12 Tampilan Utama Software Arduino IDE ................................................. 58

4.13 Pembuatan Sketch Bergerak Robot Bipedal............................................ 58

4.14 Program Gerak Robot Pembersih Lantai ................................................ 59

4.15 Tahap Mengunggah Sketch Program Ke Board ...................................... 59

 
 
xviii 
 
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Jenis Sensor Posisi dan Spesifikasi ............................................................ 13

3.1 Perangkat Keras yang diperlukan............................................................... 40

3.2 Perancangan Pengujian .............................................................................. 47

4.1 Hasil Pengujian Unjuk Kerja Robot Pembersih Lantai.............................. 61

 
 
xix 
 
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Rancangan Kegiatan (Time Schedule)................................................. 1

Sintac Program Robot Pembersih Lantai.............................................................. 2

Lampiran Kartu Bimbingan................................................................................... 3

 
 
xx 
 
 
 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini banyak kemajuan

diberbagai bidang yang dapat kita rasakan seperti bidang elektronika.

Komponen-komponennya berkembang dari segi efesien, fungsi, maupun

fisik. Perkembagan tersebut dan pemanfaatan teknologi elektronika

diharapkan mampu menciptakan sebuah perangkat elektronika.

Dalam teknologi elektronika dan komputer saat ini, efektifitas dan

efisiensi selalu menjadi acuan agar setiap langkah dalam penggunaan dan

pemanfaatan teknologi diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal baik

itu dalam kualitas maupun kuantitasnya.

Masalah yang sering dialami oleh sebagian besar orang adalah

membersihkan lantai rumah dari kotoran seperti tumpahan air dan debu

sehingga kita harus repot membersihkan lantai menggunakan sapu maupun

kain lap sehingga perlu waktu dalam proses tersebut, tetapi jika kita

merancang sebuah alat yang modern yang mana alat tersebut dapat

mendeteksi kotoran berupa tumpahan air dan debu menggunakan sensor

kelembaban dan sensor debu sehingga alat tersebut dapat otomatis

membersihkan lantai secara langsung. Tujuan dari robot ini adalah untuk

mengetahui unjuk kerja dari sensor kelembaban dan sensor debu dalam

mendeteksi kotoran lalu sensor mengirim sinyal ke mikrokontroller yaitu

Arduino Mega 2560.

Yang mana Arduino Mega 2560 memiliki kelebihan yaitu mirip

dengan Arduino Uno, sama-sama menggunakan USB type A to B untuk

pemogramannya. Tetapi Arduino Mega, menggunakan Chip yang lebih

1
 
 
 

tinggi ATMEGA 2560. Dan tentu saja untuk Pin I/O Digital dan pin input

Analognya lebih banyak dari Uno. Arduino Mega 2560 memiliki 54 pin

digital input/output, dimana 15 pin dapat digunakan sebagai output PWM,

16 pin sebagai input analog, dan 4 pin sebagai UART (port serial

hardware), 16 MHz kristal osilator, koneksi USB, jack power, header ICSP,

dan tombol reset. Ini semua yang diperlukan untuk mendukung

mikrokontroler. Cukup dengan menghubungkannya ke komputer melalui

kabel USB atau power dihubungkan dengan adaptor AC-DC atau baterai

untuk mulai mengaktifkannya. Arduino Mega2560 kompatibel dengan

sebagian besar shield yang dirancang untuk Arduino Duemilanove atau

Arduino Diecimila. Arduino Mega 2560 adalah versi terbaru yang

menggantikan versi Arduino Mega.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat

judul yaitu : “Perancangan Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan

masalah yaitu: Bagaimana merancang dan membuat Robot Pembersih

Lantai Berbasis Arduino ?

1.3. Batasan Masalah

Agar pembahas tidak menyimpang dari tujuan dan lebih terarah

maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1. Kotoran yang digunakan berupa debu dan air.

2. Untuk uji sampel menggunakan air dengan satuan ml menggunakan

gelas ukur.

2
 
3
 

3. Robot hanya mendeteksi keberadaan debu disedot oleh penyedot debu

dan air lalu air diserap menggunakan busa pembersih (kanebo).

4. Jumlah Sensor yang digunakan sebanyak 6 buah sensor yaitu tiga

buah sensor jarak yang berfungsi untuk mengetahui keberadaan objek

di ruangan, satu buah sensor posisi yaitu optical flow sensors

digunakan untuk mendeteksi, dan satu buah sensor dust yang

berfungsi untuk mendeteksi keberadaan debu dan yang terakhir satu

buah sensor kelembaban yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan

air.

5. Mikrokontroler yang digunakan adalah arduino Atmega 2560.

6. Menggunakan perangkat mekanik berupa robot beroda.

1.4. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melanjutkan tahap

pembuatan skripsi pada program studi Sistem Komputer Universitas

Dehasen.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui unjuk kerja dari sensor posisi yaitu sensor

optical flow pada robot pembersih lantai berbasis arduino dalam

mendeteksi ruangan.

2. Untuk mengetahui unjuk kerja dari sensor jarak ultrasonik pada

robot pembersih lantai berbasis arduino dalam mendeteksi

penghalang di ruangan.

3. Untuk mengetahui unjuk kerja dari sensor kelembaban pada robot

pembersih lantai berbasis arduino dalam busa (kanebo) pembersih

membersihkan atau mengepel tumpahan air.

 
 
4
 

4. Untuk mengetahui unjuk kerja dari dust sensors pada robot

pembersih lantai dalam mendeteksi keberadaan debu.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian Perancangan Robot Pembersih Lantai Berbasis

Arduino, dapat ditarik berberapa manfaat:

1. Mengetahui unjuk kerja dari sensor posisi yaitu optical flow sensors

dalam mendeteksi ruangan.

2. Mengetahui unjuk kerja dari sensor jarak ultrasonik dalam mendeteksi

penghalang di ruangan.

3. Mengetahui unjuk kerja dari sensor kelembaban dalam mendeteksi air yg

tumpah di atas lantai.

4. Mengetahui unjuk kerja dari dust sensor dalam mendeteksi keberadaan

debu.

5. Mengetahui unjuk kerja keseluruhan dari robot pembersih lantai dalam

membersihkan lantai dari debu dan tumpahan air.

 
 
5
 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Robot

Menurut Hendy (2008:147), Kata “ROBOT” pertamakali muncul

pada tahun 1921 dalam sebuah drama berjudul R.U.R (Rossum’s Universal

Robot). Karangan Karel Capek (dibaca chop’ek). Kata “ROBOT” berasal

dari bahasa ceko “ROBOTA” yang berarti Forced Labor. Kata

“ROBOTICS” juga berasal dari bahasa karya cerita pendek fiksi ilmiah

karangan Issac Asimov pada tahun 1942 yang berjudul “Runaround”. Cerita

pendek tersebut kemudian dimasukkan oleh Issac Asomov ke dalam buku

karangannya yang sangat terkenal, “I, Robot”.

Sebuah robot adalah sebuah unit baik berupa mekanikal atau fisikal

maupun yang virtual yang memiliki kecerdasan. Pada umumnya, Robot

berupa rangkaian elektromekanik yang dapat bergerak dan memiliki akal.

Namun, sampai saat ini, definisi dari sebuah mesin atau alat dapat

dikategorikan sebagai robot masih terus diperdebatkan dan dibakukan.

Secara umum, sebuah robot harus memiliki sifat-sifat atau

karakteristik sebagai berikut :

a. Sebuah robot tidaklah alami, merupakan hasil rekaan.

b. Dapat merasakan kondisi lingkungannya.

c. Dapat memanipulasi benda-benda yang berada dilingkungannya.

d. Memiliki tingkat kecerdasan tertentu, mampu membuat keputusan

berdasarkan lingkungannya, terkontrol secara otomatis

(preprogrmmed sequence).

e. Dapat deprogram.


 
6
 

f. Dapat bergerak dengan satu atau lebih aksis untuk berputar dan

berpindah.

g. Dapat membuat pergerakan yang terkoordinasi dengan baik.

International Standard ISO 8373 mendefenisikan robot sebagai : “An

Automatically controlled, reprogrammable, multipurpose, manipulator

programmable in three or more axes, which may be either fixed or mobile

for use in industrial automation applications”.

Tidak ada satu definisi pun tentang robot yang dapat memuaskan

semua orang. Joseph Engelberger, seorang pioneer dalam robotika industry,

pernah mengatakan : “i can’t define a robot, but I cnow one when I see

one”.

Kamus Cambrige Advanced Learner’s mendefenisikan robot sebagai

: “A machine used to perform jobs automatically, which is controlled by a

computer”.

2.2. Pengertian Arduino

Menurut Faton (2014:24), arduino adalah pengendali mikro sing-

boar yang bersifat open source, dan arduino adalah sebuah boar

mikrokontroler yang didasarkan pada Atmega 328.

Menurut Anwar dkk (2015:31), arduino adalah papan

mikrokontroler yang berbasis Atmega 328p yang mempunyai 14 digital

input/output, yang 6 pin bisa digunakan sebagai keluaran PWM, 6 analog

input, 16 MHz osilator Kristal, penghubung USB, power jack, ICSP heder,

dan tombol riset untuk mendukung mikrokontroler. Bentuk fisik arduino

uno dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.

 
 
7
 

Gambar 2.1 Arduino

Jadi dapat disimpulkan bahwa arduino adalah sebuah papan boar

mikrokontroler yang mempunyai input dan output yang bersifat open

source.

2.3. Pengertian mikrokontroler

Menurut Saputra (menurut Malik 2009:319), mikrokontroler adalah

komponen utama atau biasa disebut sebagai otak yang berfungsi sebagai

pengerak motor dan pengolah data yang dihasilkan oleh komparator sebagai

bentuk keluaran dari sensor.

Menurut Oktariawan dkk (2013:19), mikrokontroler adalah system

mikrooposesor lengkap yang terkandung di dalam sebuah chip.

Mikrokontroler telah berisi komponen pendukung sistem minimal

mikroposesor , yakni memori dan permograman input-output.

Menurut Maulana (2017:94), mikrokontroler adalah rangkaian

elektronik yang dapat menyimpan program didalamnya. mikrokontroler

umumnya terdiri dari CPU, memori I/O, dan unit pendukung. Gambar 2.2

adalah mikrokontroller Atmega 328.

 
 
8
 

Gambar 2.2 Mikrokontroler

Jadi, dapat disimpulkan bahwa mikrokontroler adalah sebuah chip

yang berisi komponen utama atau bisa di disebuat sebagai otak yang dapat

mnyimpan program di dalamnnya.

2.4. Sensor

Menurut Zain dkk (2012:1) Sensor adalah komponen yang dapat

digunakan untuk mengkonversi suatu besaran tertentu menjadi satuan

analog sehingga dapat dibaca oleh satuan rangkaian elektronik. Sensor juga

dapat disebut sebagai piranti yang mentransformasi (mengubah) suatu nilai

fisik ke nilai fisik lain. Sensor merupakan komponen utama dari suatu

tranduser, sedangkan tranduser merupakan sistem yang melengkapi agar

sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai yang kita inginkan dan dapat

langsung dibaca pada keluarannya. Tranduser sebagai tanggapan terhadap

kondisi, kuantitas kondisi masukan. Sensor sangat berguna dalam dunia

industri diantaranya untuk monitoring, controlling dan proteksi. Sensor

tidak terbatas pada pengukuran besaran fisik saja, tetapi juga pada kimia dan

biologis.

 
 
9
 

Menurut Nurkamiden (2017:7) Sensor dapat disebut sebagai

converter, yaitu alat yang dapat mengubah variabel fisik, misalnya

temperatur, jarak, tekanan, dan variabel yang mudah dievaluasi untuk proses

selanjutnya. Biasanya berupa sinyal elektris (tegangan, frekuensi vibrasi,

ataupun hambatan). Berdasarkan output yang dihasilkan, sensor dapat

dibedakan menjadi binary sensor dan analogue sensor. Binary sensor

mengeluarkan dua output sinyal, yaitu status switching “On” dan “Off”.

Kedua status ini dikonversikan ke bilangan biner dengan 1 untuk “On” dan

0 untuk “Off”. Sedangkan analogue sensor merupakan transduser dimana

merubah besaran fisis menjadi besaran elektris dengan kata lain, sensor

analog membangkitkan perubahan sinyal elektris.

Berdasarkan pengertian maka sensor menurut para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk

mengkonversi suatu besaran tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat

dibaca oleh satuan rangkaian elektronik dan sebagai converter, yaitu alat

yang dapat mengubah variabel fisik, misalnya temperatur, jarak, tekanan,

dan variabel yang mudah dievaluasi.

2.5. Pengertian Sensor Ultrasonik

Menurut Nugraha Fandhi (2016:4), sensor ultrasonik adalah sebuah

sensor yang mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik. Pada

sensor ini gelombang ultrasonic dibangkitkan melalui sebuah benda yang

disebut piezoelektrik. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang

ultrasonik dengan frekuensi 40 kHz ketika sebuah osilator diterapkan pada

benda tersebut.

 
 
10
 

Gambar 2.3 Sensor Ultrasonik

Menurut Mahardika (2012:1), sensor ultrasonik adalah sensor

pengukur jarak suatu objek. Ultrasonik sering digunakan untuk keperluan

mengukur jarak sebuah benda atau untuk mendeteksi halangan. Dalam dunia

elektronika, ultrasonik biasanya dikemas dalam kit sensor ultrasonik yang di

dalamnya terdapat receiver dan transmitter ultrasonik. Bentuk fisik dari

sensor ultrasonik dapat di lihat pada gambar 2.3 di atas.

Rangkaian penyusun sensor ultrasonik ini terdiri dari transmitter,

reiceiver, dan komparator. Selain itu, gelombang ultrasonik dibangkitkan

oleh sebuah kristal tipis bersifat piezoelektrik. Bagian-bagian dari sensor

ultrasonic adalah sebagai berikut :

1. Piezoelektrik

Peralatan piezoelektrik secara langsung mengubah energi listrik

menjadi energi mekanik. Tegangan input yang digunakan menyebabkan

bagian keramik meregang dan memancarkan gelombang ultrasonik.

Tipe operasi transmisi elemen piezoelektrik sekitar frekuensi 32 kHz.

Efisiensi lebih baik, jika frekuensi osilator diatur pada frekuensi

resonansi piezoelektrik dengan sensitifitas dan efisiensi paling baik.

Jika rangkaian pengukur beroperasi pada mode pulsa elemen

piezoelektrik yang sama dapat digunakan sebagai transmitter dan

reiceiver.
 
 
11
 

2. Transmitter

Transmitter adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar

gelombang ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 kHz yang

dibangkitkan dari sebuah osilator. Untuk menghasilkan frekuensi 40

KHz, harus dibuat sebuah rangkaian osilator dan keluaran dari osilator

dilanjutkan menuju penguat sinyal. Besarnya frekuensi ditentukan oleh

komponen kalang RLC / kristal tergantung dari desain osilator yang

digunakan. Penguat sinyal akan memberikan sebuah sinyal listrik yang

diumpankan ke piezoelektrik dan terjadi reaksi mekanik sehingga

bergetar dan memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar

frekuensi pada osilator.

3. Receiver

Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan

piezoelektrik, yang berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan

yang berasal dari transmitter yang dikenakan pada permukaan suatu

benda atau gelombang langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter.

Oleh karena bahan piezoelektrik memiliki reaksi yang reversible,

elemen keramik akan membangkitkan tegangan listrik pada saat

gelombang datang dengan frekuensi yang resonan dan akan

menggetarkan bahan piezoelektrik tersebut.

2.6. Pengertian Sensor Posisi

Menurut Lamsani ( 2015 : 13 ) Sensor posisi merupakan sensor atau

saklar yang bekerja berdasarkan jarak objek terhadap sensor yang dapat

mendeteksi adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik.

Biasanya sensor ini terdiri dari alat elektronis solid state yang terbungkus

 
 
12
 

rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif

yang berlebihan. Sensor posisi dapat diaplikasikan pada kondisi

penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk

menggerakkan suatu mekanis saklar.

Menurut Pramudijanto ( 2017 : 2 ) Sensor Posisi adalah suatu sensor

yang menkonversikan perubahan gerakan suatu objek menjadi energi listrik,

suatu perubahan kecepatan bisa didapat dari perubahan posisi. Bentuk fisik

dari sensor posisi dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Sensor Posisi

Menurut Syam ( 2013 : 26 ) Ada berbagai jenis sensor posisi yang

biasa menjadi pilihan untuk penelitian. Faktor faktor pendorong dalam

memilih sensor posisi :

1. Eksitasi,

2. Penyaringan/filtering,

3. Lingkungan, dan

4. Tidak perlu meyentuh saat mengukur jarak, atau

5. Koneksi fisik langsung diperlukan untuk mengukur jarak.

Tidak ada satupun jenis sensor universal untuk tekanan atau gaya.

Mendeteksi posisi telah dilakukakn dengan sensor untuk waktu yang lama,

sehingga kedua preferensi dan aplikasi memainkan peran dalam membuat

keputusan ini.
 
 
13
 

Tabel 2.1 Jenis Sensor Posisi dan Spesifikasi

Position
Price Environment Accuracy Sensitivity Comparison
Sensor
Hall Effect Low Standart On or off On or off Only certain
Sensor that target is
nearby when
depressing
sensor.
Optical Varies Standard Varies High Accuracy
Encoders- determined by
Liner and number of
Rotary counts per
revolution
Potentiometers Low Standard High High Required to be
physically
attached to
moving target
Linier and High Known for High High  Handies a high
Rotary tolerance of degree of
Variable dirty industrial power.
Diferential environments  Requires
Transformers and precision signal
(LVDT) or conditionin.
(RVDT)  RVDTs
typically
operate over
any angular
range of ± 30
to 70oC
Eddy-Current Medium  Noncontacti Medium Varies  Not good
Proximity ng where high
Probe  Tolerance of resolution is
dirty required.
environment  Not good for
s use when a
 Not sensitive large gap
to material exists beteen
between sensor and
sensor and target (optical
target and laser
sensors are

 
 
14
 

better).
 Good when
mounted on a
reasonably
stationary
mechanical
structure to
measure
nearby
moving
machinery.
Reflective Varies Standard Varies High Line of sight to
Light target required
Proximity for
Sensor measurement.
Good for use
when large gap
exists between
sensor and
target
Accuracy
determined by
quality of
sensor.

1. Hall Effect Sensors

Dengan sensor efek Hall, kehadiran sebuah objek ditentukan

ketika objek yang menekan tombol. Hal ini baik "on" dan objek

menyentuh tombol atau "off" dan target bisa di mana saja. Sensor efek

Hall telah digunakan dalam keyboard dan bahkan di robot kompetisi

pertempuran tinju untuk menentukan kapan pukulan disampaikan. Sensor

ini tidak memberikan skala untuk seberapa jauh sebuah benda dari sensor

saat tombol "off," tetapi efektif untuk aplikasi yang tidak memerlukan

informasi posisi yang sangat rinci.


 
 
15
 

Gambar 2.5 Cara Kerja Half Effect Sensor

2. Potentiometers

Potensiometer adalah sensor yang menggunakan kontak geser

untuk membuat pembagi tegangan disesuaikan. Tegangan disesuaikan ini

mengukur posisi. Potensiometer memberikan tarik sedikit untuk sistem

yang mereka secara fisik terhubung ke. Sementara ini diperlukan untuk

digunakan sensor jenis ini, potensiometer yang murah dibandingkan

dengan sensor posisi lain dan dapat menawarkan akurasi besar.

Gambar 2.6 Cara Kerja Potensiometer

 
 
16
 

3. Optical Encoders

Sensor posisi lain yang biasa digunakan adalah encoder optik,

yang dapat berupa linear atau putaran. Perangkat ini dapat menentukan

kecepatan, arah, dan posisi dengan cepat, akurasi yang tinggi. Seperti

namanya, encoders optik menggunakan cahaya untuk menentukan posisi.

Serangkaian bar bergaris membagi jarak yang akan diukur dengan

jumlah. Semakin banyak/tinggi semakin akurasi. Beberapa encoders

optik rotary dapat memiliki hingga 30.000 jumlah untuk menawarkan

akurasi yang luar biasa. Juga, karena waktu respon yang cepat mereka,

mereka ideal untuk banyak aplikasi kontrol gerak. Sensor dengan

komponen fisik yang menempel pada sistem, seperti potensiometer,

menambahkan sejumlah kecil perlawanan terhadap gerakan bagian

sistem. Namun, encoders hampir tidak menghasilkan gesekan apapun

ketika mereka bergerak dan sangat ringan, tetapi mereka harus

tertutup/disegel untuk beroperasi dalam lingkungan yang keras atau

berdebu, sehingga perlu biaya tambahan. Biaya tambahan juga biasanya

terjadi dalam aplikasi akurasi tinggi karena encoders optik membutuhkan

bantalan mereka sendiri untuk menghindari misalignment ketika

dimasukkan ke dalam produk.

Gambar 2.7 Optical Shaft Encoder

 
 
17
 

Gambar 2.8 Optical Encoder

4. Linear Variable Differential Transformers (LVDTs)

Linear transformator variabel diferensial (LVDTs) dan sensor

sejenisnya rotary (RVDTs) menggunakan induksi magnetik untuk

menentukan posisi. Kedua sensor ini efektif untuk aplikasi industri dan

kedirgantaraan karena ketahanan mereka. Keduanya membutuhkan

pengkondisian sinyal, yang dapat menambah biaya. Sebagai tambahan,

sensor ini harus akurat selaras dalam berat, dalam bentuk kemasan yang

cukup mahal dan berisi kumparan yang mahal untuk memproduksi.

Selain biaya untuk jenis sensor ini, namun dikenal untuk presisi tinggi.

Salah satu jenis sensor posisi yang tidak menderita masalah

keausan mekanis adalah "Linear Variable Differential Transformer" atau

LVDT untuk pendek. Ini adalah jenis sensor posisi induktif yang bekerja

pada prinsip yang sama seperti trafo AC yang digunakan untuk

mengukur pergerakan. Ini adalah perangkat yang sangat akurat untuk

mengukur perpindahan linier dan yang output sebanding dengan posisi

inti bergerak nya.

 
 
18
 

Ini pada dasarnya terdiri dari tiga kumparan luka pada tabung

hampa mantan, salah satu membentuk kumparan primer dan dua lainnya

kumparan membentuk sekunder identik terhubung elektrik bersama

dalam seri tetapi 180o dari fase kedua sisi kumparan primer. Sebuah besi

lunak inti feromagnetik bergerak (kadang-kadang disebut "angker") yang

terhubung ke objek yang diukur, slide atau bergerak naik dan turun

dalam tubuh tubular dari LVDT. Sebuah tegangan referensi AC kecil

yang disebut "sinyal eksitasi" (2 - 20V rms, 2 - 20kHz) diterapkan ke

gulungan primer yang pada gilirannya menginduksi sinyal EMF ke dua

gulungan sekunder yang berdekatan (prinsip transformator).

Jika besi lunak inti magnetik angker tepat di tengah tabung dan

gulungan, "posisi nol", dua diinduksi emf dalam dua gulungan sekunder

membatalkan satu sama lain karena mereka 180o keluar dari fase,

sehingga tegangan output yang dihasilkan adalah nol. Sebagai inti

dipindahkan sedikit ke satu sisi atau yang lain dari nol atau posisi nol,

tegangan induksi di salah satu sekunder akan menjadi lebih besar dari

yang sekunder lainnya dan output akan diproduksi.

Polaritas sinyal output tergantung pada arah dan perpindahan dari

inti bergerak. Semakin besar gerakan inti besi lunak dari posisi nol pusat

yang lebih besar akan sinyal output yang dihasilkan. Hasilnya adalah

output tegangan diferensial yang bervariasi secara linear dengan posisi

inti. Oleh karena itu, sinyal output dari jenis sensor posisi kedua memiliki

amplitudo yang merupakan fungsi linear dari core perpindahan dan

polaritas yang menunjukkan arah gerakan. Fase sinyal output dapat

dibandingkan dengan fase kumparan eksitasi primer memungkinkan

sirkuit elektronik yang sesuai seperti AD592 LVDT Sensor Amplifier

 
 
19
 

tahu mana setengah dari kumparan inti magnetik dan dengan demikian

mengetahui arah perjalanan.

Gambar 2.9 Linear Variable Differential Transformers (LVDTs)

5. Eddy-Current Sensors

Sensor Eddy-Current menggunakan medan magnet untuk

menentukan posisi. Sensor jenis ini jarang diaplikasikan pada aplikasi

yang memerlukan informasi posisi yang sangat rinci atau di mana

kesenjangan besar ada antara sensor dan target. Sensor ini lebih baik

digunakan di jalur perakitan ketika dipasang pada struktur mekanik

cukup stasioner untuk mengukur mesin terdekat bergerak. Untuk

informasi posisi yang lebih tepat, biasanya menggunakan sensor jarak

cahaya.

6. Reflective Light Proximity Sensors

Sensor jarak cahaya reflektif menggunakan waktu perjalanan

sinar ke dan dari target reflektif untuk menentukan jarak. Mereka

 
 
20
 

memiliki waktu respon yang cepat dan sangat baik dalam aplikasi di

mana kesenjangan yang besar ada antara sensor dan sasaran. Pandangan

yang jelas diperlukan bila menggunakan sensor ini, dan akurasi dan

kualitas sensor ini langsung terkait dengan harga yang ada dipasaran.

Gambar 2.10 Reflective Light Proximity Sensors

2.7. Sensor Kelembaban

Menurut Harisuryo dkk (2015: 652) Kelembaban adalah konsentrasi

uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam

kelembabab absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban relatif. Alat

untuk mengukur kelembaban disebut higrometer. Kelembaban udara

menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai

kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap

air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan

massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi

membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan

jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.Kapasitas

udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan

oleh suhu udara.Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara
 
 
21
 

tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan

kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan

dengan masalah yang dibahas.

Menurut Akbar Ali (2016 : 2) Sensor kelembaan adalah suatu alat

ukur yang digunakan untuk membantu dalam proses pengukuran tingkat

kelembaban uap air yang terkandung dalam udara. Dalam dunia industri ada

beberapa sensor kelembaban yang biasa di gunakan yaitu, capasitif sensor,

electrical conductivity sensor dan termal conductivity sensor.

Dimana capasitif sensor adalah kapasitor yang terisi udara dibuat sebagai

sensor kelembaban relative karena uap dalam atmosfer merubah permivitas

elektrik udara. Electrical conductivity sensor disebut dengan “pope

elememt”, yang terdiri dari polystyrene yang diperlakukan dengan asam

sulfur untuk memperoleh karakteristik surface-resistivitas yang diinginkan.

Penggunaan konduktivitas termal dari gas untuk mengukur kelembaban,

dapat di ukur oleh sebuah sensor termistor.

2.7.1. Jenis – Jenis Sensor Kelembaban

A. Capacitive Sensor.

Sebuah kapasitor air-filled/terisi-udara dibuat sebagai

suatu sensor kelembaban relative karena uap dalam atmosfer

merubah permivitas elektrik udara. Sebuah kapasitor air-

filled/terisi-udara dibuat sebagai suatu sensor kelembaban

relative karena uap dalam atmosfer merubah permivitas elektrik

udara menurut persamaam di bawah ini:

 
 
22
 

Dimana :

T = ketentuan suhu (dalam K)

P = adalah tekanan udara basah (dalam mHg)

Ps = adalah tekanan saturasi uap air ditemperatur T (dalam

mHg)

H = adalah kelembaban relative (dalam %)

Rumus tersebut menunjukkan konstanta dielektrik dari

udara basah, dan untuk itu kapasitansi adalah sebanding dengan

kelembaban relative. Jarak atau ruang antara plat kapasitor dapat

diisi dengan suatu isolator yang tepat yang memiliki konstanta

dielektrik yang berubah secara signifikan suatu waktu

tergantung kelembaban. Sensor kapasitif dapat dibentuk dari

film polimer hygroscopic dengan lapisan metal elektroda pada

bagian yang berlawanan. Kapasitansi suatu sensor kira-kira

proporsional/sebanding dengan kelembaban relative H.

Dimana Co adalah kapasitansinya pada H = 0

Gambar 2.11 Blok Diagram System Pengukuran Kapasitif

 
 
23
 

Pada gambar 2.11 menunjukkan sebuah block diagram

system pengukuran kapasitif, dimana konstanta dielektrik dari

contoh/sample material tersebut merubah frekuensi osilator.

Metode tersebut memiliki beberapa keterbatasan, sebagai

contohnya, keakuratannya kurang ketika pengukuran

kelembaban dibawah 0,5%, material yang dijadikan contoh

tersebut harus bersih dari parikel asing yang memiliki konstanta

dielektrik relative yang tinggi (contohnya: benda metal dan

plastic), dan suatu penentuan contoh pengukuran harus

dipertahankan.

Prinsip kerja

a. Memanfaatkan perubahan kapasitif.

b. Perubahan posisi bahan dielektrik diantara kedua keping.

c. Pergeseran posisi salah satu keping dan luas keping yang

berhadapan langsung.

d. Perubahan jarak antara kedua keeping.

Gambar 2.12 Prinsip Kerja Sensor Kapasitif

 
 
24
 

Sebuah sensor kelembaban film tipis dapat terbuat

padasebuah substrat silicon. Sebuah lapisan dari SiO2 3000 A

thick ditempatkan pada suatu substrat n-Si (gbr. 13.4 B) Dua

metal elektroda ditempatkan pada lapisan SiO2 tersebut.

Metal-metal tersebut terbuat dari aluminium, chromium,

atau phosphor yang di doping polysilikon (LPCVD)2. Kerapatan

elektroda berkisar 2000 - 5000 A. Elektroda tersebut terbentuk

dalam pola integritas yang ditunjukkan pada gbr.13.4 A. Sensor

yang paling baik dilapisi dengan sebuah lapisan dielektrik.

Untuk lapisan ini, beberapa material dapat digunakan seperti

vapor deposited SiO2 atau phosphorosilicate glass (CVDPSG).

Kerapatan dari lapisan berkisar antara 30 - 4000 A.

B. Electrical Conductivity Sensors (Sensor Konduktivitas

Elektrik).

Resistansi dari banyak konduktor non metal secara

umum tergantung pada kandungan air konduktor tersebut, yang

merupakan suatu dasar dari sensor kelembaban resistif atau

hygrostator.

Gambar 2.13 Sensor Konduktivitas

 
 
25
 

Sensor tersebut berisi suatu material yang secara relative

resistivitasnya rendah yang berubah secara signifikan dibawah

perubahan kondisi kelembaban. Contoh lainnya dari sensor

kelembaban konduktivitas adalah disebut dengan “Pope

element”, yang terdiri dari polystyrene yang dilakukan /

diperlakukan dengan asam sulfur untuk memperoleh

karakteristik surface resistivitas yang diinginkan.

Material lainnya yang menjanjikan untuk pembuatan

suatu film dalam sensor konduktivitas adalah solid

polyelectrolytes karena konduktivitas elektrik dari bahan itu

bervariasi / berubah terhadap kelembaban.

Gambar 2.14 Sensor Kelembaban Solid

Sensor kelembaban solid - state dapat dibuat dengan

substrat silicon (gbr. 2.14 A) Silikon tersebut harus

berkonduktansi tinggi, yang menyediakan garis edar elektrik

dari elektroda aluminium hampa udara / vacuum yang

ditempatkan pada permukaan sensor. Suatu lapisan oksida yang

dibentuk pada bagian atas lapisan aluminium konduktif, dan

pada bagian atas itu, elektroda lainnya dibentuk. Lapisan

aluminium tersebut dianodized dalam suatu cara untuk

membentuk permukaan oksida berpori.


 
 
26
 

Elektroda bagian paling atas/diatasnya terbuat dari suatu

bentuk emas berpori yang dapat ditembus gas, dan diwaktu yang

sama dapat menyediakan kontak elektric. Oksida aluminium

(Al2O3), seperti banyak material-material lainnya, yang dengan

siap mengabsorbsi air ketika terkontak/terhubung dengan

campuran gas yang mengandung air dalam keadaan beruap air.

C. Thermal Conductivity Sensors (Sensor Konduktivitas

Thermal).

Penggunaan konduktivitas thermal dari gas untuk

mengukur kelembapan dapat di ukur oleh sebuah sensor

thermistor / dasar (gambar 2.15 a).Dua thermistor kecil (Rt1 dan

Rt2) didukung dengan kawat-kawat tipis untuk memperkecil

rugi konduktivitas thermal. Thermistor pada sebelah kiri dibuka

agar gas yang berada di luar masuk melalui lubang, dan

thermistor sebelah kanan tertutup dengan rapat dalam

udara kering. Thermistor tersebut memperkuat /

menghasilkan self- heating pada penerimaan arus rangkaian.

Gambar 2.15 Sensor Konduktivitas

Awalnya, jembatan diseimbangi dalam udara kering

untuk menentukan suatu nilai referensi nol. Keluaran dari sensor

 
 
27
 

ini bertambah secara berangsur-angsur seperti kenaikan

kelembapan absolute dari nol.

2.7.2. Kegunaan Sensor Kelembaban.

Pada prinsip kerja sensor ini adalah mendeteksi besarnya

kelembaban relative udara di sekitar sensor. Pada bidang industri

kapasitif sensor digunakan sebagai system pengendali suhu dan

kelembaban dan pada mesin pengering kertas. Sedangkan electrical

conductivity sensor digunakan sebagai indikator pengering mesin

cuci. Dan thermal conductivity sensor umum nya digunakan sebagai

vacum sensor pada industry misalnya pada mesin pengering.

2.8. Pengertian Lcd 16X2

Menurut Salimin (2011:71), lcd adalah salah satu unit media yang

menghasilkan gambar dari layar komputer. Untuk ukuran terbatas, gambar

digital proyeksi dapat ditampilkan dengan menggunakan monitor komputer

atau laptop pribadi.

Menurut Sulistyowati (2012:26), lcd adalah suatu jenis media

tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD bisa

memunculkan gambar atau tulisan dikarenakan terdapat banyak sekali titik

cahaya (pixel) yang terdiri dari satu buat kristal cair sebagai sebuah titik

cahaya.

Menurut Faizun (2017:53), lcd adalah merupakan alat bantu

pembelajaran yang gunannya untuk memproyeksikan materi pelajaran yang

telah dirancang oleh guru untuk ditanyangkan kepada peserta didik di dalam

kelas dan untuk menampilkan gambar.

 
 
28
 

Jadi dapat disimpulkan Lcd adalah alat bantu pembelajaran yang

menghasilkan gambar dari layar komputer dan lcd bisa memunculkan

gambar atau tulisan dikarenakan terdapat banyak sekali titik cahaya.

Gambar 2.16 LCD

2.9. Pengertian Motor DC

Menurut Nggedho (2015 : 2) Motor listrik merupakan perangkat

elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energy mekanik.

Energi mekanik ini digunakan, misalnya memutar pompa, fan atau

blower,menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll. Motor listrik

digunakan juga di rumah mixer, bor listrik, fan (angin) dan diindustri.

Menurut Khairudin (2014 : 63) Motor DC merupakan peralatan yang

banyak diaplikasikan di industri, membutuhkan variabel kecepatan serta

beban untuk memudahkan dalam pengendalian. Banyak aplikasi sistem

penggerak listrik yang digunakan di industri membutuhkan kinerja yang

tinggi, kehandalan serta kecepatan variabel untuk memudahkan dalam

pengendalian. Kendali putaran motor bertujuan untuk menggerakkan motor

pada kecepatan tertentu yang diwakili oleh sinyal yang diambil.

Menurut Maryanto (2013 : 11) Motor DC adalah suatu motor

penggerak yang dikendalikan dengan arus searah ( DC ). Bagian motor DC

yang paling penting adalah rotor dan stator, yang termasuk stator adalah

 
 
29
 

badan motor, sikat-sikar dan inti kutub magnet. Bagian rotor adalah bagian

yang berputar dari motor DC, yang termasuk rotor ialah lilitan jangkar,

jangkar, komutator, tali, isolator, poros, bantalan dan kipas.

Gambar 2.17 Motor DC

2.10. Pengertian Driver L298N

Menurut Nggedho (2015 : 2) Ada beberapa macam driver motor DC

yang biasa di pakai seperti menggunakan relay yang diaktifkan dengan

transistor sebagai saklar, namun yang demikian dianggap tidak efesien dan

terlalu sulit dalam pengerjaan hardware-nya.

Menurut Ardiansyah (2013 : 102) Driver L298N adalah komponen

elektronik yang dipergunakan untuk mengontrol arah putaran motor DC.

Satu buah L298 bisa dipergunakan untuk mengontrol dua buah motor dc.

Selain bisa dipergunakan untuk mengontrol arah putaran motor dc. L298 ini

pun bisa dipergunakan sebagai driver motor Stepper bipolar.

Menurut Dwi (2011 : 27) Driver L298N adalah yang merupakan IC

Dual Full- bridge driver yang dapat mengendalikan arah putaran dan

kecepatan motor dc ataupun Motor stepper. Mampu mengeluarkan output

tegangan untuk motor dc dan motor stepper sebesar 50 volt.

 
 
30
 

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan Motor L298N

adalah drive motor DC yang yang diaktifkan dengan transistor sebagai

saklar dan digunakan untuk mengendalikan arah putaran motor DC maupun

motor steppe. Bentuk fisik Driver L298N dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.18 Driver Motor L298N

2.11. Pengertian Baterai

Menurut Ardiansyah (2015 : 12) Catu daya atau baterai atau bisa

juga accu adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung

proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan

effesiensinya yang tinggi. Catu daya atau baterai yang digunakan adalah

sebesar 12 Volt. Catu daya berperan penting dalam rangkaian alat karena

berfungsi sebagai sumber tegangan pada mikrokontroler, modem

wavecom, CDI dan menggerakkan relay.

Menurut Irwansyah (2013 : 86) Baterai adalah objek kimia

penyimpan arus listrik. Dalam sistem solar cell, energi listrik dalam baterai

digunakan pada malam hari dan hari mendung. Karena intensitas sinar

matahari bervariasi sepanjang hari, baterai memberikan energi yang

konstan.

 
 
31
 

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

Baterai adalah sebuah sel listrik dimana dialamnya berlangsung proses

elektrokimia yang menyimpan arus listrik dan memberikan energy yang

konstan.

Gambar 2.19 Baterai

2.12. Pengertian Resistor

Menurut Zain (2013:153), resistor adalah komponen dasar

elektronik yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir

dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namannya resistor bersifat resistif dan

umumnya terbuat dari karbon.

Menurut Zain (2012:87), resistor adalah komponen elektronik dua

kutub yang di desain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi

tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistor

berbanding dengan arus yang mengalir berdasarkan hukum Ohm.

Menurut Nawali (2015:27), resistor adalah komponen elektronika

pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi

untuk membatasi atau mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian

elektronik.

 
 
32
 

Jadi dapat disimpulkan resistor adalah dasar elektronik digunakan

untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian, dalam

komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistasi atau hambatan

tertentu atau mengatur arus listrik.

Gambar 2.20 Resistor

2.13. Modul I2C

Menurut Sulistyo (2014:2), modul I2C adalah standar komunikasi

serial dua arah menggunakan dua saluran yang didesain khusus untuk

pengontrolan IC.

Menurut Rachmansyah (2014:18), modul I2C adalah antarmuka dua

jalur bus yaitu SDA (serial data line) dan SCL (serial clock line) .

Menurut Jadid (2017:61), model I2C adalah standar komunikasi

serial dua arah yang menggunakan dua saluran untuk pengontrolar IC

(Integrated Cricuit). Dua saluran tersebut didesain khusus untuk mampu

mengirim maupun menerima data.

Jadi dapat disimpulkan bahwa model I2C adalah standar komunikasi

serial dua arah menggunakan dua saluran yaitu SDA (serial data line) dan

SCL (serial clock line). Dua saluran tersebut didesain khusus untuk mampu

mengirim maupun menerima data.


 
 
33
 

Gambar 2.21 Modul I2C LCD

2.14. Dust Sensors

Menurut Sahal (2014:11), Dust Sensors (P2Y1010AU0F) adalah

sensor debu oleh penginderaan optik sistem. Dioda pemancar inframerah

(IRED) dan fototran-sistor secara diagonal diatur ke dalam perangkat ini. Ini

mendeteksi cahaya yang dipantulkan debu di udara. Terutama, sangat efektif

untuk mendeteksi partikel yang sangat halus seperti asap rokok. Selain itu

dapat membedakan asap dari debu rumah dengan pola pulsa tegangan

output.

Menurut Linggarjati (2012:105), Dust sensors (SM-PWM-01C)

adalah sensor debu yang mendeteksi konsentrasi partikel debu di udara

dengan menggunakan optik metode penginderaan. Inframerah yang

memancarkan dioda (LED IR) dan sensor foto diatur secara optik di

perangkat. Sensor foto mendeteksi dipantulkan cahaya LED IR oleh partikel

debu di udara.

Menurut Prasetyo (2013:5), Dust sensors (GP2Y1010AU0F) adalah

sensor kualitas udara optik, yang dirancang untuk merasakan partikel

debu. Diode pemancar inframerah dan aphototransistor secara diagonal

 
 
34
 

diatur ke dalam perangkat ini, untuk memungkinkannya mendeteksi cahaya

yang dipantulkan debu di udara. Itu terutama efektif dalam mendeteksi

partikel yang sangat halus seperti asap rokok, dan umumnya digunakan

dalam sistem pembersih udara. Sensor memiliki konsumsi arus sangat

rendah (20mA max, 11mA tipikal), dan dapat dinyalakan hingga 7VDC.

Output dari sensor ini sebuah tegangan analog sebanding dengan densitas

debu yang diukur, dengan sensitivitas 0,5V / 0,1 mg / m3. Sensor ini

dikemas dengan kawat 6-pin dengan konektor JST untuk membantu

menghubungkannya dengan sistem Anda.

Jadi dapat disimpulkan Dust Sensors adalah sensor debu oleh

penginderaan optik sistem. Dapat dilihat pada gambar 2.22 adalah gambar

dust sensors.

Gambar 2.22 Dust Sensors

 
 
35
 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Subjek Penelitian

3.1.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Hardware Program Studi

Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dehasen Bengkulu.

Sebelum melakukan penelitian penulis melakukan prapenelitian yang

dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2018. Selanjutnya

penelitian akan dilakukan setelah seminar proposal.

3.1.2. Sejarah Tempat Penelitian

Universitas Dehasen Bengkulu adalah sekolah Tinggi Manejemen

Informatika dan Komputer (STMIK) Dehasen dan Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi (STIE) Dehasen serta Akademi Tekknologi Pertania (APT)

Dehasen yang didirikan oleh Yayasan Dehasen di Bengkulu. Berdasarkan

Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 39/D/O/2008 Tanggal 17

Maret 2008 yang merupakan penggabungan dan pengembagan STMIK

dehasen, STIE Dehasen dan ATP Dehasen , kemudian ditetapkan menjadi

Universitas Dehasen Bengkulu. Universitas Dehasen Bengkulu disingkat

Unived. Universitas Dehasen Bengkulu memiliki beberapa fakultas yaitu

fakultas ilmu komputer, pertanian, ekonomi, hukum, kesehatan,

pendidikan, manajemen, dan sastra. Fakultas ilmu komputer terdiri dari

beberapa program studi yaitu sistem komputer, teknik komputer, sistem

informasi, dan teknik informatika dan telah memiliki laboratorium

komputer, salah satunya adalah laboratorium hardware secara di kelolah

oleh UPT Pusat Komputer Universitas Dehasen Bengkulu.

  35
 
36
 

3.1.3. Struktur Organisasi UPT Puskom

Suatu organisasi akan berjalan dengan baik apabila memiliki tujuan

yang jelas. Tujuan organisasi merupakan landasan bagi organisasi yang

bersangkutan sehingga tujuan tersebut menjadi pedoman dalam

mengambil suatu kebijakan yang dilakukan. Untuk lebih jelasnya struktur

organisasi terdapat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

3.1.4. Tugas dan Wewenang

A. Kepala Pusat Komputer

Tugas dan Wewenang kepada pusat komputer (puskom) adalah

sebagai berikut:

1. Menyusun Rencana Induk Teknologi Informasi Unived.

2. Menyelenggarakan perkuliahan dan praktikum komputer.

 
 
37
 

3. Melakukan perencanaan standar peralatan teknologi informasi,

pengoperasian, pendayagunaan, dan pemeliharaan jaringan

dilikungang Unived.

4. Memasyarakatkan layanan teknologi informasi kepada

pengguna dan calon pengguna.

5. Melakukan pengendalian keamanan dan keadalan kinerja

jaringan baik dari sisi Hardware maupun software sesuai

dengan kemajuan teknologi.

6. Melaksanakan pengelolaan layanan teknologi informasi yang

antisipatif terhadap kebutuhan Universitas dan respomsif

terhadap keluhan pengguna.

7. Menetapkan kualifikasi dan memberikan pertimbagan dalam

rekruitmen dan penerimaan teknisi teknologi informasi pada

semua unit dilingkungan Unived.

8. Melakukan koordinasi dan memberikan konsultasi teknis

jaringan secara berkala kepada pada teknisi teknologi

informasii dilingkungan Unived.

9. Mengelolah dan menjamin kelancaran akses informasi ke

jaringan local Universitas dan jaringan global bagi semua

pengguna.

10. Membuat laporan secara periodic kepada pimpinan Unived.

B. Administrasi

1. Membantu menyusun RKAT pusat komputer.

2. Mewakili tugas Kelapa Pusat Komputer.

3. Melakksanakan urusan Keuangan.

4. Melakukan tatalaksana dan kepegawaian.


 
 
38
 

5. Melaksanakan urusan rumah tangga.

6. Melakasanakan sosialisai layanan puskom.

7. Melaksanakan administrasi layanan puskom.

8. Membina Kelompok tenaga ahli.

9. Membuat laporan pelaksana kegiatan puskom.

10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

C. Divisi Pendidikan dan Pelatihan

1. Menyusun recana dan program kerja.

2. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran.

3. Mengkoordinasikan pelaksanaan pratikum.

4. Melaksanakan kebijakan umum dan teknis pendidikan dan

pelatihan bagi dosen dan mahasiswa.

5. Menyampaikan saran dan pertimbagan kepada kepala UPT,

Puskom guna kelancaran pelaksanaan kegiatan.

D. Divisi Pelaksana Praktikum

1. Mengkoordinasikan hardware dan software pratikum dengan

dosen pengasu.

2. Mengkoordinasikan jadwal pratikum dan administrasi.

3. Menyiapkan fasilitas perkuliahan dan pratikum komputer.

E. Divisi Jaringan Telekominikasi

1. Menyusun RKAT dilingkungan seksi layanan jaringan

komputer.

2. Memelihara hardware, software dam system oprasi komputer.

3. Cabling dan Switching.

4. Routing, Bandwith Managermen, dan Firewall.


 
 
39
 

5. Penataan/ Pemetaan (topoologi) jaringan.

6. Melakukan pelatihan pengoprasian jaringan di lingkungan

Unived.

F. Divisi Informasi

1. Menyusun RKAT di lingkungan seksi layanan jaringan

komputer.

2. Layanan e-mail dan web server.

3. Layanan aplikasi teknologi informasi.

4. Bantuan teknis oprasional system informasi manajemen.

5. Sistem pecadangan data (Backup system).

6. Layanan instalasi software aplikasi.

7. Mengembangkan software teknologi informasi.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen,

penelitian yang dilakukan akan terfokus pada sensor jarak ultrasonik, sensor

posisi dengan mikrokontroler Arduino Atmega 2560. metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut.

3.3. Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

3.3.1. Perangkat Keras

Menurut Mesterjon dalam Supriyanto (2012:55) Perangkat keras

adalah sekumpulan komponen yang secara fisik ada dapat diraba, dilihat

dan dirasakan.

 
 
40
 

Tabel 3.1. Perangkat keras yang di perlukan

No Bahan Spesifikasi Jumlah


1. Laptop Laptop Lenovo G456-460 1 Paket
Hardisk 500 GB
Ram 4 GB
Prosesor core i3 M370 @ 2.40
GHz
Layar 14 in
Baterai 6 Cell Lithium-Ion

2. Board Arduino Atmega 2560 1 pcs


3. Sensor Jarak HC-SR04 3 pcs
Ultrasonik
4. Sensor Posisi OFS-2000F 1 pcs
Optical Flow
Sensors
5. Sensor Debu GP2Y1010AU0F 1 pcs
Dust Sensors
6. Lcd 16x2 1 pcs
7. Motor DC 12 V 21000 rpm 2 pcs
8. Roda - 2 pcs
9. Roda Single - 1 pcs
10. Casis - 1 Paket
11. Baterai Ultra Fire 3.7 Volt 2 Pasang
12. Kabel USB - 1 Pcs
13. Driver L 298 N 1 Pcs

3.3.2. Perangkat Lunak

Menurut Mesterjon dalam Brien (2012:174) Perangkat lunak atau

yang lebih dikenal dengan istilah software adalah suatu perangkat yang

berisi serangkaian istruksi, program, prosedur, pengendali, pendukung dan

aktivitas-aktivitas pengolahan perintah pada sistem komputer. Adapun

 
 
41
 

perangkat lunak yang mendukung program ini adalah: Sistem Operasi

windows 7 Ultimate dan Arduino IDE

3.4. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penyusunan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi pustaka

Data penelitian pada metode pengumpulan data diproleh dari

sumber pustaka yang meliputi buku-buku, e-book dan artikel tentang

hardware atau alat , dan yang menjadi rujukan adalah jurnal ilmiah.

2. Studi Laboraturium

Yaitu melakukan pengujian secara langsung terhadap kinerja

Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino Menggunakan Sensor Jarak

Ultrasonik Dan Sensor Posisi.

3.5. Metode Perancangan Sistem

3.5.1. Diagram Blok Global

Diagram blok global dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Diagram Blok Global

 
 
42
 

Keterangan Gambar:

1. Casis Sebagai Rangka Robot Pembersih.

2. Arduino Atmega 2560 berfungsi untuk mengolah data berupa program

yang di upload dari komputer dengan menggunakan serial USB.

3. Sepasang Roda sebagai roda untuk berjalan Robot Pembersih

4. Sensor posisi (optical flow sensors) berfungsi untuk mendeteksi

ruangan.

5. Sensor Jarak Ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi objek yang ada di

lantai ruangan.

6. Sensor Kelembaban berfungsi untuk mendeteksi air di lantai agar

dapat langsung dibersihkan oleh busa pembersih (kanebo).

7. Sensor debu (dust sensors) berfungsi untuk mendeteksi debu di lantai

agar dapat langsung dibersihkan oleh penyedot robot.

8. Lcd berfungsi untuk menapilkan suatu karakter tulisan dan gambar di

layar.

9. Driver Motor IC L293D digunakan untuk membuat driver H-bridge

untuk 2 buah motor DC (Direct Current).

10. Motor DC berfungsi sebagai penggerak badan Robot

3.5.2. Diagram Blok Rangkaian Alat

Diagram blok rangkaian robot pembersih lantai terdiri dari

Arduino Atmega 2560, lcd, sensor jarak ultrasonik, sensor posisi,

sepasang motor dc, dan busa pembersih. Adapun diagram blok rangkaian

alat dalam penelitian ini ditunjukan pada gambar 3.3.

 
 
43
 

Gambar 3.3 Diagram Blok Rangkaian Alat

Keterangan gambar :

1. Komputer atau laptop digunakan sebagai perancang program untuk

Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino Menggunakan Sensor Jarak

Ultrasonik Dan Sensor Posisi.

2. Arduino Atmega 2560 berfungsi untuk mengolah data berupa program

yang di upload dari komputer dengan menggunakan serial USB.

3. Sensor posisi (optical flow sensors) berfungsi untuk mendeteksi

ruangan.

4. Sensor Jarak Ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi objek yang ada di

latai ruangan.

5. Sensor Kelembaban berfungsi untuk mendeteksi air di lantai agar

dapat langsung dibersihkan oleh busa pembersih (kanebo).

6. Sensor debu (dust sensors) berfungsi untuk mendeteksi debu di lantai

agar dapat langsung dibersihkan oleh penyedot robot.

7. Lcd berfungsi untuk menapilkan suatu karakter tulisan dan gambar di

layar.

 
 
44
 

8. Driver Motor IC L293D digunakan untuk membuat driver H-bridge

untuk 2 buah motor DC (Direct Current).

9. Motor driver sebagai penggerak sepasang roda.

3.5.3. Desain Rangkaian Alat

Gambar 3.4 Desain Rangkaian Alat

Keterangan gambar :

1. Arduino Atmega 2560 berfungsi untuk mengolah data berupa program

yang di upload dari komputer dengan menggunakan serial USB.

2. Sensor posisi (optical flow sensors) berfungsi untuk mendeteksi

ruangan.

3. Sensor Jarak Ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi objek di lantai

ruangan.

4. Sensor Kelembaban berfungsi untuk mendeteksi air di lantai aagar

dapat langsung dibersihkan oleh busa pembersih (kanebo).

 
 
45
 

5. Sensor debu (dust sensors) berfungsi untuk mendeteksi debu di lantai

agar dapat langsung dibersihkan oleh penyedot robot.

6. Lcd berfungsi untuk menapilkan suatu karakter tulisan dan gambar di

layar.

3.5.4. Prinsip Kerja

Prinsip kerja robot pembersih lantai berbasis arduino

menggunakan sensor jarak ultrasonik, sensor posisi (optical flow sensors),

sensor kelembaban dan sensor debu (dust sensors) yaitu ketika sensor

posisi (optical flow sensors) mendeteksi ruangan lalu sensor jarak

mendeteksi objek yang ada di lantai ruangan setelah itu jika sensor

kelembaban mendeteksi kotoran berupa air maka sensor kelembaban

mengirim sinyal ke arduino untuk memerintahkan busa pembersi (kanebo)

membersihkan air tersebut begitupun selanjutnya robot ini dilengkapi

dengan sensor debu (dust sensors) yang mana jika sensor debu (dust

sensors) mendeteksi adanya debu dilantai maka sensor sensor debu (dust

sensors) mengirim sinyal ke arduino untuk memerintahkan penyedot untuk

menyedot debu. Keluaran dari kerja robot pembersihan dapat ditampilkan

oleh LCD.

3.5.5. Rencana Kerja

Rancang Kerja dalam melakukan penelitian ini adalah sebagian berikut :

 
 
46
 

Persiapan Alat Dan Bahan

Instalasi Aplikasi Arduino


Pada PC

Perancangan Robot
Pembersih Lantai

Konfigurasi Software dan


Hardware Alat/ Upload
Program Ke Arduino

Pengujian Sensor Posisi,


Sensor Jarak Dan Sensor
Kelembaban

Hasil Pengujian

Analisis

Kesimpulan

Gambar 3.5 Rencana Kerja

3.6. Perancangan Pengujian

Perancangan pengujian robot pembersih lantai berbasis arduino

menggunakan sensor jarak ultrasonik dan sensor posisi. Adapun yang akan

diuji pada alat tersebut adalah sebagai berikut:

 
 
47
 

Tabel 3.2 Perancangan Pengujian


No Kriteria Hasil Hasil Keterangan
Pengujian Pengujian Analisa
1 Kecepatan ketepatan
respon sensor jarak
sebelah kiri dalam
mendeteksi penghalang di
lantai ruangan.
2 Kecepatan ketepatan
respon sensor jarak yang
di tengah dalam
mendeteksi penghalang di
lantai ruangan.
3 Kecepatan ketepatan
respon sensor jarak yang
di sebelah kanan dalam
mendeteksi penghalang di
lantai ruangan.
4 Kecepatan ketepatan
respon sensor posisi dalam
mendeteksi posisi ruangan.
5 Kecepatan ketepatan
respon sensor debu dalam
mendeteksi debu
6 Kecepatan ketepatan
respon sensor kelembaban
dalam mendeteksi air

 
 
48
 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil perancangan robot pembersih lantai berbasis Arduino, pada

robot pembersih lantai ini menggunakan Casis Sebagai Rangka Robot

Pembersih. Arduino Atmega 2560 berfungsi untuk mengolah data berupa

program yang di upload dari komputer dengan menggunakan serial USB.

Sepasang Roda sebagai roda untuk berjalan Robot Pembersih. Sensor posisi

(optical flow sensors) berfungsi untuk mendeteksi ruangan. Sensor Jarak

Ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi objek yang ada di lantai ruangan.

Sensor Kelembaban berfungsi untuk mendeteksi air di lantai agar dapat

langsung dibersihkan oleh busa pembersih (kanebo). Sensor debu (dust

sensors) berfungsi untuk mendeteksi debu di lantai agar dapat langsung

dibersihkan oleh penyedot robot. Lcd berfungsi untuk menampilkan suatu

karakter tulisan dan gambar di layar. Driver Motor IC L293D digunakan

untuk membuat driver H-bridge untuk 2 buah motor DC (Direct Current).

Motor DC berfungsi sebagai penggerak badan Robot.

Ketika sensor posisi (optical flow sensors) mendeteksi ruangan lalu

sensor jarak mendeteksi objek yang ada di lantai ruangan setelah itu jika

sensor kelembaban mendeteksi kotoran berupa air maka sensor kelembaban

mengirim sinyal ke arduino untuk memerintahkan busa pembersi (kanebo)

membersihkan air tersebut begitupun selanjutnya robot ini dilengkapi

dengan sensor debu (dust sensors) yang mana jika sensor debu (dust

sensors) mendeteksi adanya debu dilantai maka sensor sensor debu (dust

sensors) mengirim sinyal ke arduino untuk memerintahkan penyedot untuk


 
48
 
49
 

menyedot debu. Keluaran dari kerja robot pembersihan dapat ditampilkan

oleh LCD.

4.1.1 Hasil Perancangan Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino 

Dalam pembuatan robot pembersih lantai berbasis arduino dapat

dilihat pada gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.1 Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino

4.1.2 Hasil Program Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino

Hasil yang diperoleh dalam menggunakan aplikasi Arduino IDE ini

berupa Scetch program untuk bergerak jalan robot bipedal, yang di upload

kedalam mikrokontroller Arduino Minipro dengan menggunakan laptop atau

PC. Program ini dapat dilihat pada gambar 4.2 dan untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran.

 
 
65
 

Gambar 4.2 Hasil Program Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino

4.2 Pembahasan

4.2.1 Persiapan Alat dan Bahan

Pembuatan robot pembersih lantai berbasis arduino ini dilakukan

dengan mengumpulkan alat dan bahan, kemudian dilakukan proses

merangkai alat. Adapun alat yang digunakan dalam merangkai alat yaitu :

A. Alat Yang Digunakan Dalam Merangkai Alat

1. Gunting untuk memotong kabel.

2. Tang untuk memotong kaki pada pin komponen dalam proses

pembuatan alat

3. Multitester untuk mengukur tegangan pada komponen rangakaian.

4. Solder dan timah untuk menempelkan komponen ke rangkaian.

5. Lem lilin untuk merekatkan rangkaian pada casing utama alat.


 
 
66
 

B. Bahan yang digunakan dalam rangkaian alat

Adapun bahan, komponen dan fungsinya yang digunakan dalam

merangkai alat yaitu :

1. Arduino Atmega 2560 sebagai mikrokontroller.

2. Sensor posisi (optical flow sensors) untuk mendeteksi ruangan.

3. Sensor Jarak Ultrasonik untuk mendeteksi objek di lantai ruangan.

4. Sensor Kelembaban untuk mendeteksi air di lantai agar dapat

langsung dibersihkan oleh busa pembersih (kanebo).

5. Sensor debu (dust sensors) untuk mendeteksi debu di lantai agar

dapat langsung dibersihkan oleh penyedot robot.

6. Lcd berfungsi untuk menapilkan nilai dari sensor Jarak pada sumbu x

dan y, lcd juga menampilkan nilai dari sensor posis pada sumbu x

dan y, serta lcd juga menampilkan nilai dari sensor debu dan sensor

kelembaban .

4.2.2 Instalasi Aplikasi Arduino IDE

Aplikasi Arduino ini digunakan sebagai pembuatan listing program

pada gerak Robot Pembersih Lantai. Adapun cara instal aplikasi Arduino

IDE ini adalah :

1. Instalasi aplikasi Arduino IDE yang dilakukan dengan cara

mengunduh melalui https://www.arduino.cc/en/Main/Software pilih

windows installer paling atas. Kemudian akan tampil pilihan

download, Just Download atau Contribute dan download pada gambar

4.3 di bawah ini.

 
 
67
 

Gambar 4.3 Mengunduh Aplikasi Arduino IDE

2. Selanjutnya persetujuan instalasi software Arduino IDE dengan

menampilkan License Agreement atau persetujuan intalasi dengan

mengklik tombol I Agree (Menyetujui) untuk memulai install software

Arduino IDE seperti dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Tampilan Persetujuan Installasi Arduino

3. Selanjutnya untuk pilihan opsi instalasi installation option dengan

memilih semua komponen yang akan ditampilakan pada program

arduino dan langsung klik tombol next pada gambar 4.5 di bawah ini.

 
 
68
 

Gambar 4.5 Tampilan Installation Option

4. Tahap selanjutnya melakukan instalation folder atau pilihan folder

untuk memilih folder tempat penyimpan program arduino dan klik

tombol install untuk memulai proses instalasi software pada gambar

4.6.

Gambar 4.6 Tampilan Memilih Folder

5. Untuk proses instalasi di mulai dengan mengextract program ke

windows dan memulai proses instalasi pada gambar 4.7.

 
 
69
 

Gambar 4.7 Tampilan Untuk Extract Ke Windows

6. Selanjutnya install usb driver saat proses instalasi sedang berlangsung

akan muncul pilihan untuk install driver, pilih tombol install, proses ini

untuk mengenali dan melakukan komunikasi dengan board arduino

melalui port USB pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Tampilan Install USB Driver

 
 
70
 

7. Proses installasi arduino selesai, dapat dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Tampilan Selesai Menginstall

4.2.3 Merangkai Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino

Merangkai robot pembersih lantai berbasis arduino dilakukan

dengan mempersiapkan alat dan bahan dan merangkai dengan cara

menyolder modul Arduino Atmega 2560 dengan modul sensor jarak, modul

sensor posisi, modul sensor debu dan sensor kelembaban lalu nilai dari

ketiga sensor di tampilkan melalui LCD.

Adapun langkah-langkah pembuatan alat yang telah dilakukan

yaitu :

1. Menghubungkan pin digital 22, 24, 26 Arduino Atmega 2560 dengan

ketiga modul sensor jarak .

2. Menghubungkan pin power V input Arduino Atmega 2560 dengan

baterai dan motor dc .

3. Menghubungkan pin power grounding dan sumber 5 volt dengan

modul sensor debu.

 
 
71
 

4. Menghubungkan pin digital 53, 48, 46 Arduino Atmega 2560 dengan

modul sensor kelembaban

5. Menghubungkan Pin TX dan RX pada modul LCD.

Setelah semua modul sudah terhubung ke Arduino Atmega 2560

berikutnya dilakukan proses pengujian robot. Dari hasil pengujian

sementara robot pembersih berbasis Arduino Atmega 2560, Ketika sensor

posisi (optical flow sensors) mendeteksi ruangan lalu sensor jarak

mendeteksi objek yang ada di lantai ruangan setelah itu jika sensor

kelembaban mendeteksi kotoran berupa air maka sensor kelembaban

mengirim sinyal ke arduino untuk memerintahkan busa pembersi (kanebo)

membersihkan air tersebut begitupun selanjutnya robot ini dilengkapi

dengan sensor debu (dust sensors) yang mana jika sensor debu (dust

sensors) mendeteksi adanya debu dilantai maka sensor sensor debu (dust

sensors) mengirim sinyal ke arduino untuk memerintahkan penyedot untuk

menyedot debu. Keluaran dari kerja robot pembersihan dapat ditampilkan

oleh LCD. Gambar robot setelah selesai dirangkai dapat dilihat pada gambar

4.10 di bawah ini :

Gambar 4.10 Rangkaian Robot Pembersih Lantai


 
 
72
 

4.2.4 Mengunggah Program Dari Software Arduino IDE ke Board Arduino

Uno

Arduino IDE adalah perangkat lunak IDE (Integrated

Development Environment). Sebuah perangkat lunak yang memudahkan

dalam mengembangkan aplikasi mikrokontroler mulai dari menuliskan

source program, kompilasi, mengunggah hasil kompilasi, dan uji coba

secara terminal serial. Sebuh kode program Arduino IDE umumnya

disebut dengan istilah “Sketch” Arduino ini bisa dijalankan di komputer

dengan berbagai macam platform seperti windows, LINUX, dan mac OS X

karena didukung atau berbasis Java. Source program yang telah nbuat

untuk aplikasi mikrokontroler adalah bahasa C/C++ dan dapat

digabungkan dengan assembly. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam

mengunggah sketch program dari Arduino IDE ke Board Arduino Uno di

Windows 10 :

1. Buka Software Arduino IDE pada dekstop PC

Gambar 4.11 Membuka software Arduino IDE

 
 
73
 

2. Setelah dibuka maka akan ada tampilan seperti gambar 4.12

Gambar 4.12 Tampilan Utama Software Arduino IDE

3. Selanjutnya membuat sketch program untuk robot pembersih lantai

Gambar 4.13 Pembuatan Sketch Bergerak Robot Pembersih Lantai

 
 
74
 

4. Selanjutnya yaitu proses verify untuk memeriksa kesalahan dalam

penulisan sketch program.

Gambar 4.14 Program Gerak Robot Pembersih Lantai

5. Setelah di verify maka tahap selanjutnya adalah mengunggah

program kedalam board Arduino Uno.

Gambar 4.15 Tahap Mengunggah Sketch Program Ke Board

Arduino Uno.

 
 
75
 

4.2.5 Pengujian Gerak Robot Pembersih Lantai

Dalam pengujian gerak robot pembersih lantai penulis melakukan

pengujian yang terdiri dari beberapa pengujian yaitu : Kecepatan ketepatan

sensor jarak ultrasonik untuk mendeteksi objek yang ada di lantai ruangan,

kecepatan ketepat sensor posisi (optical flow sensors) berfungsi untuk

mendeteksi ruangan, kecepatan ketepatan sensor kelembaban berfungsi

untuk mendeteksi air di lantai agar dapat langsung dibersihkan oleh busa

pembersih (kanebo), dan yang terakhir kecepatan ketepatan sensor debu

(dust sensors) dalam mendeteksi debu di lantai agar dapat langsung

dibersihkan oleh penyedot robot. Dalam pengujian ini penulis melakukan

pengujian kemapuan robot dalam bergerak. Gerak robot dalam

membersihkan lantai dapat dilihat pada gambar 4.16.

Gambar 4.16 Tampilan LCD Pada Saat Unjuk Kerja

Robot Pembersih Lantai

 
 
76
 

4.3 Hasil Pengujian

Dari serangkain penelitian yang dilakukan mulai dari awal yaitu

masalah yang hendak dibahas sampai dengan hasil pengujian, maka didapat

hasil seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Unjuk Kerja dari Robot Pembersih Lantai
No Kriteria Hasil Hasil Keterangan
Pengujian Pengujian Analisa
1 Kecepatan Pada tampilan Waktu sensor Waktu respon
ketepatan LCD untuk jarak dalam sensor jarak pada
respon sensor sensor jarak mendeteksi sebelah kiri dalam
jarak sebelah pada sebelah kiri penghalang di mendeteksi
kiri dalam di dapat nilai ruangan sebesar penghalang sebesar
mendeteksi validnya sebesar 2 detik 2 detik dengan nilai
penghalang di 10 validnya sebesar 10
lantai ruangan.
2 Kecepatan Pada tampilan Waktu sensor Waktu respon
ketepatan LCD untuk jarak yang sensor jarak yang
respon sensor sensor jarak ditenga dalam ditengah dalam
jarak yang di yang ditengah di mendeteksi mendeteksi
tengah dalam dapat nilai penghalang di penghalang sebesar
mendeteksi validnya ruangan sebesar 2 detik dengan nilai
penghalang di sebesar 10 2 detik validnya sebesar 10
lantai ruangan.
3 Kecepatan Pada tampilan Waktu sensor Waktu respon
ketepatan LCD untuk jarak yang sensor jarak yang
respon sensor sensor jarak sebelah kanan sebelah kanan
jarak yang di yang di sebelah dalam dalam mendeteksi
sebelah kanan kanan di dapat mendeteksi penghalang sebesar
dalam nilai validnya penghalang di 3 detik dengan nilai
mendeteksi sebesar 14 ruangan sebesar validnya sebesar 14
penghalang di 3 detik
lantai ruangan.
4 Kecepatan Pada tampilan Waktu sensor Waktu respon
ketepatan LCD untuk posisi dalam sensor posisi dalam
respon sensor sensor posisi ke mendeteksi mendeteksi posisi
posisi dalam kiri nilai posisi ruangan ruangan sebesar 2
mendeteksi validnya : sebesar 2 detik detik dengan nilai
posisi ruangan. x = -114 ; y = 4 validnya di
Ke kanan : tampilan LCD
x = 38 ; y = -2 untuk sensor posisi
Ke atas : ke kiri nilai :

 
 
77
 

x = 22 ; y = 69 x = -114 ; y = 4
Ke bawah : Ke kanan :
x = 13 ; y = -55 x = 38 ; y = -2
Ke atas :
x = 22 ; y = 69
Ke bawah :
x = 13 ; y = -55
5 Kecepatan Pada tampilan Waktu sensor Waktu sensor debu
ketepatan LCD untuk debu dalam dalam mendeteksi
respon sensor sensor debu di mendeteksi debu debu sebesar 2
debu dalam dapat nilai sebesar 2 menit menit dengan nilai
mendeteksi validnya sebesar validnya sebesar 9
debu 9 Dari penelitian
didapat unjuk kerja
sensor debu yang
kurang mendeteksi
debu dikarenakan
peletakan sensor
debunya terlalu
tinggi sehingga
unjuk kerja robot
pembersih jika
mendeteksi debu
menjadi berkurang.
6 Kecepatan Pada tampilan Waktu sensor Waktu sensor
ketepatan LCD untuk kelembaban kelembaban dalam
respon sensor sensor dalam mendeteksi air
kelembaban kelembaban di mendeteksi air sebesar 3 detik
dalam dapat nilai sebesar 3 detik dengan nilai
mendeteksi air validnya validnya sebesar
sebesar 913 913
Dari penelitian
didapat unjuk kerja
sensor kelembaban
yang mana
langsung dapat
mendeteksi air
dikarenakan
pemasangan sensor
kelembaban yang
tepat posisinya
pada robot.
7 Unjuk Kerja Dapat Mengepel Dengan waktu Unjuk Kerja Robot
Robot dalam lantai yang pembersihan dalam Mengepel
Mengepel tertumpah air sebesar 10 detik lantai dengan Air

 
 
78
 

lantai dengan dengan pengelap s.d 17 detik sebanyak 1 ml,


Air sebanyak 1 kain dapat Mengepel
ml lantai yang
tertumpah air
dengan pengelap
kain, Dengan
waktu pembersihan
sebesar 10 detik s.d
17 detik.
8 Unjuk Kerja Dapat Mengepel Dengan waktu Unjuk Kerja Robot
Robot dalam lantai yang pembersihan dalam Mengepel
Mengepel tertumpah air sebesar 20 detik lantai dengan Air
lantai dengan dengan pengelap s.d 30 detik sebanyak 2 ml,
Air sebanyak 2 kain dapat Mengepel
ml lantai yang
tertumpah air
dengan pengelap
kain, Dengan
waktu pembersihan
sebesar 20 detik s.d
30 detik.

Hasil pengujian unjuk kerja robot pembersih lantai berbasis arduino pada

tabel 4.1 di atas yaitu kriteria pengujian kecepatan ketepatan respon sensor jarak

sebelah kiri dalam mendeteksi penghalang di lantai ruangan didapat hasil

pengujiannya waktu respon sensor jarak pada sebelah kiri dalam mendeteksi

penghalang sebesar 2 detik dengan nilai validnya sebesar 10, untuk kecepatan

ketepatan respon sensor jarak yang di tengah dalam mendeteksi penghalang di

lantai ruangan didapat hasil waktu respon sensor jarak yang ditengah dalam

mendeteksi penghalang sebesar 2 detik dengan nilai validnya sebesar 10, dan

untuk kecepatan ketepatan respon sensor jarak yang di sebelah kanan dalam

mendeteksi penghalang di lantai ruangan didapat hasil waktu respon sensor jarak

yang sebelah kanan dalam mendeteksi penghalang sebesar 3 detik dengan nilai

validnya sebesar 14.

 
 
79
 

Untuk hasil kriteria pengujian kecepatan ketepatan respon sensor posisi

dalam mendeteksi posisi ruangan didapat hasil waktu respon sensor posisi dalam

mendeteksi posisi ruangan sebesar 2 detik dengan nilai validnya di tampilan LCD

untuk sensor posisi ke kiri nilai x = -114 ; y = 4, ke kanan : x = 38 ; y = -2, ke atas

: x = 22 ; y = 69 dan ke bawah x = 13 ; y = -55. Sedangkan hasil kriteria

kecepatan ketepatan respon sensor debu dalam mendeteksi debu didapat hasil

Waktu sensor debu dalam mendeteksi debu sebesar 2 menit dengan nilai validnya

sebesar 9, dari penelitian didapat unjuk kerja sensor debu yang kurang mendeteksi

debu dikarenakan peletakan sensor debunya terlalu tinggi sehingga unjuk kerja

robot pembersih jika mendeteksi debu menjadi berkurang. Serta hasil kriteria

pengujian kecepatan ketepatan respon sensor kelembaban dalam mendeteksi air

didapat hasil Waktu sensor kelembaban dalam mendeteksi air sebesar 3 detik

dengan nilai validnya sebesar 913 dari penelitian didapat unjuk kerja sensor

kelembaban yang mana langsung dapat mendeteksi air dikarenakan pemasangan

sensor kelembaban yang tepat posisinya pada robot.

Unjuk Kerja Robot dalam Mengepel lantai dengan Air sebanyak 1 ml,

dapat Mengepel lantai yang tertumpah air dengan pengelap kain, Dengan waktu

pembersihan sebesar 10 detik s.d 17 detik. Unjuk Kerja Robot dalam Mengepel

lantai dengan Air sebanyak 2 ml, dapat Mengepel lantai yang tertumpah air

dengan pengelap kain, Dengan waktu pembersihan sebesar 20 detik s.d 30 detik.

Dari penelitian unjuk kerja presentase tingkat membersihkan mengepel lantai

sebesar 70 % . Sedangkan tingkat kebersihan dalam menyedot debu tidak dapat

diukur dikarenakan debu yang terbang.

 
 
80
 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya perancangan, perancanaan sistem dan

pengujian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari unjuk kerja Robot

Pembersih Lantai berbasis Arduino yang dibuat oleh penulis :

1. Waktu respon sensor jarak pada sebelah kiri dalam mendeteksi

penghalang sebesar 2 detik dengan nilai falidnya sebesar 10.

2. Waktu respon sensor jarak yang ditengah dalam mendeteksi

penghalang sebesar 2 detik dengan nilai falidnya sebesar 10.

3. Waktu respon sensor jarak yang sebelah kanan dalam mendeteksi

penghalang sebesar 3 detik dengan nilai falidnya sebesar 14.

4. Waktu respon sensor posisi dalam mendeteksi posisi ruangan sebesar

2 detik dengan nilai falidnya di tampilan LCD untuk sensor posisi ke

kiri nilai x = -114 ; y = 4, ke kanan : x = 38 ; y = -2, ke atas : x = 22 ;

y = 69, ke bawah x = 13, y = -55.

5. Waktu sensor debu dalam mendeteksi debu sebesar 2 menit dengan

nilai falidnya sebesar 9, dari penelitian didapat unjuk kerja sensor

debu yang kurang mendeteksi debu dikarenakan peletakan sensor

debunya terlalu tinggi sehingga unjuk kerja robot pembersih jika

mendeteksi debu menjadi berkurang.

6. Waktu sensor kelembaban dalam mendeteksi air sebesar 3 detik

dengan nilai falidnya sebesar 913, dari penelitian didapat unjuk kerja

sensor kelembaban yang mana langsung dapat mendeteksi air

65
 
 
81
 

dikarenakan pemasangan sensor kelembaban yang tepat posisinya

pada robot.

7. Untuk unjuk kerja robot pembersih mengepel lantai air sebanyak 1 ml

sebesar 10 s.d 17 detik dan untuk unjuk kerja robot pembersih

mengepel lantai air sebanyak 1 ml sebesar 20 s.d 30 detik. Jadi dapat

disimpulkan presentase tingkat pembersihannya sebesar 70 %.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pengujian yang telah penulis lakukan maka

penulis memiliki saran agar robot ini dapat dikembangkan kembali sehingga

memiliki kemampuan yang lebih dari robot pembersih lantai yang penulis

rancang tetapi bisa dilengkapi dengan menambahkan ruang gerak robot

yang lebih luas. Pemasangan sensor debu harus di letakkan dengan benar

pada robot. Selain itu kelemahan robot ini ada tingkat pembersihan lantai

yang kurang optimal dikarenakan busa pembersih yang ukurannya terlalu

kecil.

 
 
 
 

DAFTAR PUSTAKA

Ardiasyah dkk. Prototype Kunci Otomatis Pada Pintu Berdasarkan Suara


Pengguna Menggunakan Metode KKN. 2016. Jurnal Coding. Vol.04,
No.1, 45-56 halaman.

Anwar, Yogie dkk.Prototype penggerak pintu pagar otomatis berbasis arduino


uno Atmega 328p dengan sensor sidik jari. 2015. Jurnal Rekayasa dan
teknologi elektro. Vol. 9, No.1, 30-41 halaman .

Akbar, Ali, Akmal, Muhammad. Instrumentasi Industri Sensor Kelembaban.


2016. Program Studi Teknik Elektro. Fakultas Sains Dan Teknologi.
Universitas Islam Negeri Suska Riau. 1-12 halaman .

Faton, Dwi, Bayu, Ahmad Rendra.Peracangan prototype sistem kendali lampu


menggunakn handpone android berbasis arduino. 2014. Seminar
Prosiisko. Vol. 23-29 halaman.

Faizun, Akbar dkk. Sistem keamanan pintu berbasis arduino mega .20017. Jurnal
Informasii Upgris. Vol.3, No.2, 99-104 halaman.

Fandhi, Nugraha K. 2016, Sensor Utrasonik HC-SR 04. Universitas Hasanuddin.


Makasar. 1-12 halaman.

Herdy, M. 2008. Evolutionary Optimization Based on Subjective Selection-


Evolving Blends of Coffe. In : Europen Congress on Intelligent Techniques
and Soft Computing, pp 640-644.

Harisuryo, Rafdito, Sumardi, dan Setiyono Budi. 2015. Sistem Pengukuran Data
Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara Dengan Telemetri Berbasis
Frekuensi Radio. Jurnal TRANSIENT. Vol. 4. No. 03, ISSN : 2302-9927,
1-652 halaman.

Lamsani, Misa, 2015. Buku Elektronika Lanjut. Universitas Gunadarma. Jakarta,


1-170 halaman.

Maulana, Endri dan Rachmat , adi, Purnama. Pemanfaatan layanan SMS telepom
seluler berbasis mikrokontroler atmega 328p sebagai sistem kontrol lampu
rumah.2017. Jurnal Teknik Komputer. Vol.3, No.1, 93-99 halaman.

Mahardika, Tegar. 2012. Mekatronika Sensor Jarak Ultrasonik (Sensor


Ping).2017. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro. Semarang, 1-5 halaman.

Nurkamiden, Reza, Muhamad dkk,. Rancang bagun sistem pengedali listrii


berbasis Web Server menggunakn Mini PC raspberry pi studi kasus
Gedung fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. 2017. E-Jurnal
Teknik Informatika. Vol.11, No.1, 1-9 halaman.

 
 
 

Oktariawan, Irman dkk. Pembuatan sistem otomatis dispenser menggunakan


mikrokontroler arduino mega 2560. 2013. Jurnal FEMA. Vol.1, No2, 18-
24 halaman.

Pramudijanto, Jos. 2017. Sistem Instrumentasi. Institut Teknologi Sepuluh


November. Bandung, 1-30 halaman.

Rachmansyah, Fajri dkk. Perancangan Dan Penerapan Alat Ukur Kekeruhan Air
Menggunakan Metodenefelomentrik Pada Instalasi Pengolah Air Dengan
Multi Media Card (Mmc) Sebagai Media Penyimpanan (Studi Kasus Di
PDAM JEMBER).2014. Berkala Sainstek. Vol.2, No.1, 17-21 halaman.

Saputra, Hadi. Implementasi algoritma fuzzy untuk pembuatan kipas anngiin


hemat energi berdasarkan suhu, kelembaban dan gerak. 2017 Seminar
nasional teknologi informasi dan multimedia. 19-24 halaman.

Salimin, Asmayani dkk.Peningkatan Hasil belajar siswa pembelajran ips dengan


media projetor Liquid Cristal display (LCD).2011. Jurnal . 1-18 halaman.

Sahal, Muhammad dan Azizahwati. Pembuatan Media Rangkaian Dasar Mosfet


Sebagai Pengendalii Motor. 2014 Perpusatakanan Universitas Riau. 10-17
halaman.

Sulistyo, Eko. Rancang Bangun Robot Pemadam Api Menggunakan Komunikasi


I2C. 2014. Seminar Nasional Sains dan Teknologi. 1-6 halaman.

Syam, Rafiuddin. 2013. Buku Ajar Dasar-Dasar Teknik Sensor. Program Studi
Tenik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. 1-30 halaman.

Zain, Ruri, Hartika. Sistem keamanan ruangan menggunakan sensor passive infra
(rip) dilengkapi kontrol penerangan pada ruangan berbasis
mikrokontroler atmenga dan real time clock. 2013. Jurnal Teknologi
Informasi dan pendidikan, Vol.6, No1, 146- 162 halaman.

Zain, Ruri, Hartika dan Adhista, Ricky, Yantra. Aplikasi Pagar Elektronik Pada
Keamanan Fasilitas Lembaga Permasyaratan Dilengkapin Alaram
Deteksi Pemutusan Arus Listrik dan Sensor Menggunakan Jaringan
Komputer. 2012. Jurnal Momentum, Vol.13, No2, 82-97 halaman.

 
 
 

 
 
 

 
 
 

SINTAK PROGRAM

#include "config.h"

#include "trisonar.h"

#include "ADNS_mega.h"

#include "MotoPID.h"

#include <SPI.h>

SPISettings spiSettings(2e6, MSBFIRST, SPI_MODE3); // 2 MHz, mode 3

#include <Wire.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,16,2); // set the LCD address to 0x27 for a 16 chars


and 2 line display

extern int count1; // extern artinya tempat penyimpanan nilai bisa terkoneksi ke
program yg diluar program ini

extern int count2;

extern int count3;

extern int bobot; // nilai kendali motor

extern int kecepatan;

static int32_t x, y; // ngambik data sensor posisi

int dust=0; // penyimpan data sensor debu

int humidity=0;

boolean belok = false;

void setup()

setupSensor();

pinMode(8,OUTPUT); // pin untuk mengaktifkan sensor debu

pinMode(9,OUTPUT); // pin untuk mengendalikan putaran penghisap debu

 
 
 

analogWrite(9,50); // kecepatan putar penghisap di seting pad awal dgn kecepatan


kisaran 50/255 (255= angka maksimum) kisaran 18%

pinMode(pwm1,OUTPUT) ; //we have to set PWM pin as output

pinMode(pwm2,OUTPUT) ;

pinMode(in_1,OUTPUT) ; //Logic pins are also set as output

pinMode(in_2,OUTPUT) ;

digitalWrite(in_1,HIGH); // pin pengatur arah putar motor kiri

digitalWrite(in_2,HIGH);

analogWrite(pwm1,255); // pin pengatur kecepatan putar motor kiri 255 setara


dgn HIGH

analogWrite(pwm2,255);

pinMode(echoPin1, INPUT_PULLUP);

pinMode(triggerPin1, OUTPUT);

pinMode(echoPin2, INPUT_PULLUP);

pinMode(triggerPin2, OUTPUT);

pinMode(echoPin3, INPUT_PULLUP);

pinMode(triggerPin3, OUTPUT);

lcd.init(); // memberi tau modul LCD bahwaLCD siap digunaka

lcd.backlight(); // memberi perintah untuk menyalakan lampu latar LCD

Mstop();

void loop()

updateSensor();// baca sensor posisi

baca_sonar(); // baca sensor ultrasonik

digitalWrite(8,LOW);

 
 
 

delayMicroseconds(280);// tunda sebesar 280 microsecond (pembacaan data


terbaik)

dust = analogRead(A0);

digitalWrite(8,HIGH);

if (dust >= 40) {analogWrite(9,255);}

else {analogWrite(9,50);}

humidity = analogRead(A1);

if (count3 <=16)

bobot = 16 - count3;

else if (count1 <=16) // jika data ultrasonik 1 sedang tidak eror

bobot = count1 - 16;

else {bobot = 0;}//x*-1;

if (bobot <= -4) {bobot = -4;}

if (bobot >= 4) {bobot = 4;}

Motor();

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print(count1);

lcd.print(" ||");

lcd.print(count2);

lcd.print(" ||");

lcd.print(count3);

lcd.print(" ");

lcd.setCursor(0,1);
 
 
 

lcd.print(x);

lcd.print("|");

lcd.print(y);

lcd.print("|");

// lcd.setCursor(8,1);

lcd.print(dust);

lcd.print("|");

lcd.print(humidity);

lcd.print(" ");

//bobot = (x*-1) + bobot;

if (count2 < 14 )

Mbrake();

if (belok == true) {

Mleft();

x = 0;

while (x <= 64)

updateSensor();

//delay (2200);

Mbrake();

else

 
 
 

Mright();

x = 0;

while (x >= -64)

updateSensor();

////delay (2000);

Mbrake();

//delay(1000);

//x = 0;

belok = !belok;

bobot = 0;

//x = 0;

/*

if (count1 < 14 && count3 <14)

Mbrake();

if (belok == true) {

Mleft();

else

Mright();

delay(1000);

 
 
 

bobot = 0;

*/

void reset(void) {

digitalWrite(RESET_PIN, HIGH); // Set high

delayMicroseconds(10);

digitalWrite(RESET_PIN, LOW); // Set low

delayMicroseconds(500); // Wait for sensor to get ready

void setupSensor()

SPI.begin();

pinMode(SS_PIN, OUTPUT);

pinMode(RESET_PIN, OUTPUT);

reset();

uint8_t id = spiRead(ADNS3080_PRODUCT_ID);

if (id == ADNS3080_PRODUCT_ID_VALUE)

lcd.print(F("ADNS-3080 found"));

else {

lcd.print(F("not find ADNS-3080: "));

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.println(id, HEX);

while (1);

delay (1000);

lcd.clear();

 
 
 

uint8_t config = spiRead(ADNS3080_CONFIGURATION_BITS);

spiWrite(ADNS3080_CONFIGURATION_BITS, config | 0x10);

void updateSensor(void) {

uint8_t buf[4];

spiRead(ADNS3080_MOTION_BURST, buf, 4);

uint8_t motion = buf[0];

Serial.print(motion & 0x01); // Resolution

if (motion & 0x10) // Check if we've had an overflow

Serial.println(F("ADNS-3080 overflow\n"));

else if (motion & 0x80) {

int8_t dx = buf[1];

int8_t dy = buf[2];

uint8_t surfaceQuality = buf[3];

x += dx;

y += dy;

void spiWrite(uint8_t reg, uint8_t data) {

spiWrite(reg, &data, 1);

void spiWrite(uint8_t reg, uint8_t *data, uint8_t length) {

SPI.beginTransaction(spiSettings);

digitalWrite(SS_PIN, LOW);

 
 
 

SPI.transfer(reg | 0x80); // Indicate write operation

delayMicroseconds(75); // Wait minimum 75 us in case writing to Motion or


Motion_Burst registers

SPI.transfer(data, length); // Write data

digitalWrite(SS_PIN, HIGH);

SPI.endTransaction();

uint8_t spiRead(uint8_t reg) {

uint8_t buf;

spiRead(reg, &buf, 1);

return buf;

void spiRead(uint8_t reg, uint8_t *data, uint8_t length) {

SPI.beginTransaction(spiSettings);

digitalWrite(SS_PIN, LOW);

SPI.transfer(reg); // Send register address

delayMicroseconds(75); // Wait minimum 75 us in case writing to Motion or


Motion_Burst registers

memset(data, 0, length); // Make sure data buffer is 0

SPI.transfer(data, length); // Write data

digitalWrite(SS_PIN, HIGH);

SPI.endTransaction();

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

 
 
 

Anda mungkin juga menyukai