PERNYATAAN PENULIS
NIM : 14.04.049
Karya Tulis ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali cuplikan dan ringkasan
selanjutnya ada pihak lain yang mengklaim bahwa karya tulis ini sebagai
karyanya yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia
untuk dibatalkan gelar Ahli Madya Teknik Elektromedik saya beserta segala
Penulis
ii
STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG
PERNYATAAN PERSETUJUAN
NIM : 14.04.049
Menyetujui
Pembimbing
iii
STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG
NIM : 14.04.049
Karya Tulis ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan tim penguji Ujian
Dewan Penguji :
iv
INTISARI
Alat pendeteksi golongan darah sistem A-B-O berbasis atmega 8535 adalah
sebuah alat yang dirancang untuk mendeteksi golongan darah secara otomatis dengan
hasil yang akurat. Pada selama ini yang penulis jumpai dalam pemeriksaan golongan
darah masih dilakukan secara manual. Hal ini tentu akan menjadi sangat sulit apabila
golongan darah yang akan diperiksa jumlahnya sangat banyak, karena dalam
mata normal. Untuk itu, alat ini nantinya digunakan khusus untuk labolatorium dalam
pemeriksaan golongan darah supaya kinerjanya lebih cepat dengan hasil yang akurat.
Alat pendeteksi golongan darah manusia pada tulisan ini, dirancang untuk
Adapun cara kerja alat adalah sample darah yang telah ditetesi ‘antisera’, dan
ditempatkan pada preparat, oleh rangkaian sensor dideteksi, kemudian data dari sensor
Berdasarkan hasil pengujian alat pendeteksi Golongan darah tersebut yang telah
dibandingkan dengan kertas Golongan darah, diketahui bahwa alat pendeteksi Golongan
darah ini mampu mampu mendeteksi Golongan darah A, B, AB, dan O dari seseorang
secara akurat.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
tulis ini.
Karya tulis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesiakan ujian akhir
pada program Diploma III Teknik Elektromedik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Widya Husada Semarang. Karya tulis ini penulis beri judul Alat Pendeteksi
kasih kepada :
1. Allah SWT atas limpahan karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat
2. Ibu dan Bapakku tercinta, yang telah memberikan dorongan berupa doa, moral
3. Ibu DR. Hargianti Dini Iswandari, dr.g, MM selaku Ketua STIKES Widya
Husada Semarang
vi
5. Bapak Sugeng Santoso, S.T selaku pembimbing, terima kasih atas segala
6. Segenap Dosen Prodi TEM STIKES Widya Husada atas ilmu yang telah
diberikan
7. Rekan-rekan TEM angkatan 2014 yang telah berjuang bersama selama tiga
tahun, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini banyak
mempunyai kekurangan baik dari segi teknik, teoritis maupun materi. Penulis
berharap agar karya tulis ilmiah ini dapat beermanfaat bagi mahasiswa Teknik
Elektromedik STIKES Widya Husada Semarang dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
BAB II ................................................................................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 5
2.1 Darah ................................................................................................................... 5
viii
2.2.4. Nilai Toleransi Resistor.............................................................................. 16
2.2.5. Kode Warna Resistor ................................................................................. 16
2.2.6. Variabel Resistor ........................................................................................ 17
2.3 Transistor ........................................................................................................... 19
ix
3.1. Tahapan Perencanaan ........................................................................................ 42
BAB IV ............................................................................................................................ 60
PENGUKURAN DAN PENDATAAN ........................................................................... 60
4.1 Pengertian Pengukuran ...................................................................................... 60
BAB V.............................................................................................................................. 65
PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA ...................................................................... 65
x
5.1 Wiring Diagram Alat ......................................................................................... 65
BAB VI ............................................................................................................................ 71
PENUTUP ........................................................................................................................ 71
6.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 71
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 2 Karakteristik sensor LDR [10] ...................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 3 Simbol dan Bentuk Fixed Resistor .............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 6 Bentuk, Struktur dan Simbol Dioda ............ Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 9 Simbol dan Bentuk Dioda Zener ................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 10 Simbol dan Bentuk LED ........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 14 Transistor Sebagai Saklar Terbuka ........... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 15 Transistor Sebagai Saklar Tertutup ........... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 16 Bentuk Fisik Kapasitor Elektrolit .............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 17 Bentuk Fisik Kapasitor Nonpolar .............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 18 Konfigurasi Kaki Regulator 7805 ............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 19 Baterai Disusun Secara Seri ...................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 20 Baterai Disusun Secara Paralel ................. Error! Bookmark not defined.
xii
Gambar 2. 21 Prinsip Kerja Saklar .................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 22 Bentuk Fisik Limit Switch ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 1 Blok Diagram Alat Multi Tes Kehamilan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 11 Casing Alat Multi Test Kehamilan............ Error! Bookmark not defined.
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Daftar Komponen Rangkaian Charger ............ Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 2 Daftar Komponen Rangkaian Baterai ............. Error! Bookmark not defined.
defined.
Tabel 3. 4 Daftar Komponen Rangkaian Sensor .............. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 6 Daftar komponen rangkaian pendukung ......... Error! Bookmark not defined.
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
yang semakin optimal. Salah satu upaya pengembangan tersebut adalah pengembangan
alat-alat medis.
bagi dunia kesehatan sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan. Salah satu upaya
peningkatan mutu pelayanan dalam pekembangan alat medis adalah penggunaan alat uji
golongan darah.
penting dalam tubuh manusia. Jika dari hasil pemeriksaan diketahui terdapat penurunan
jumlah hemoglobin dari yang semestinya, maka di perlukan transfusi darah. Transfusi
hanya bisa dilakukan bila golongan darah antara penerima dan pendonor sejenis. Pada
dunia kedokteran, golongan darah manusia dibagi 4, yaitu : A, B, AB, dan O. dengan
golongan darah.
Selama ini untuk pengujian golongan darah sering digunakan metode A-B-O. Pada
metode ini, sample darah di letekkan pada 2 preparat. Preparat pertama diberi cairan
antisera A dan preparat kedua diberi antisera B, setelah beberapa lama terjadi aglutinasi
1
2
pada sample tersebut. Bentuk aglutinasi ini dibandingkan dengan standar yang ada untuk
di tentukan golongan darahnya. Proses ini masih dilakukan dengan pertolongan laboran
yang memerlukan ketelitian dan waktu yang relatif lama. Agar pemeriksaan dapat lebih
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis ingin membuat sebuah
1.2. Tujuan
1 Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Stikes Widya
membantu mengatasi masalah yang telah dikemukakan di sub bab latar belakang.
3 Menguji dan menganalisa kinerja kerja alat Alat Pendeteksi Golongan Darah
yang berkaitan dengan spesifikasi alat uji golongan darah dengan sistem ABO. Hal ini
3
dimaksudkan agar tidak terjadi keracuan dan pelebaran masalah dalam penyajian dan
1. Hanya mendeteksi satu sistem Golongan darah yaitu Golongan darah dengan
sistem ABO
Dalam bagian ini akan di jelaskan tentang pengertian dari beberapa istilah yang
digunakan dalam karya tulis ilmiah ini. Istilah-istilah tersebut diantaranya sebagai
berikut :
a. Antiserum
Antiserum Merupakan sebuah cairan yang berisi antibodi dan antigen yang
b. Aglutinasi
c. Plasma Darah
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang
d. Hemoglobin
4
Hemoglobin adalah Protein yang mengandung zat besi di dalam sel darah merah
e. Protombin
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah
Suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai fungsi darah dan
Hematologi berasal dari kata Hema : darah dan Lugos : ilmu, pemeriksaan
hematology adalah suatu pemeriksaan yang rutin dilakukan oleh rumah sakit,
manusia. Darah adalah cairan yang bersirkulasi melewati jantung, pembuluh arteri,
vena, dan kapiler. Darah membawa nutrisi, elektrolit, hormon, vitamin, antibody,
serta oksigen untuk jaringan tubuh dan membawa sisa yang tidak berguna dan
5
6
2. Membagikan zat-zat makanan seperti protein, garam, air dan sebagainya dari
4. Sel-sel darah putih melindungi tubuh dari serangan penyakit dan membentuk
antibody tubuh.
cairan berwarna kuning yang dalam reaksi bersifat alkali. Plasma bekerja
dan asam amino ke jaringan. Juga merupakan medium untuk mengangkat bahan
Terdiri dari:
sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua buah bulan sabit yang
7
saling bertolak belakang. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat lima
juta sel darah merah. strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma.
Berisi masa Hemoglobin pemberi warna. Hemoglobin ialah protein kaya zat
besi, ia memiliki afinitas atau daya gabung terhadap oksigen. Dan dengan
dari asam amino. Sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang belakang
terutama dari tulang pendek, pipih, dan tak beraturan. Rata-rata panjang hidup
sel darah merah kira-kira 115 hari. Sel menjadi usang dan dihancurkan dalam
limfa dan hati. Globin dari hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk
digunakan sebagai protein dalam jaringan. Dan zat besi dalam hem dari
merah lagi. Sisa hem diubah menjadi bilirubin (pigmen kuning) dan
Rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel
darah merah tetapi jumlahnya lebih kecil.Jumlah sel pada orang dewasa
8
berkisar antara 6000 - 9000 sel/cc darah. Fungsi utama dari sel tersebut
adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke
dalam tubuh. Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda
asing yang masuk tubuh. Sel darah putih mempunyai peranan penting dalam
Karena sifat dari trombosit yaitu sangat sensitif dan mudah sekali pecah,
akibat trombosit berkumpul maka akan terjadi tubrukan antar trombsit yang
menghasikanlah trombin.
maka fibrinogen (bagian dari plasma darah) akan dirubah menjadi fibrin oleh
tertutupi.
10
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang berfungsi untuk
mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah mengisi jantung dan seluruh salurannya.
Karena ada denyut jantung maka darah dapat mengalir. Berdasarkan fungsi dari
pembuluh darah, pembuluh darah tersusun atas pembuluh nadi (arteri), pembuluh
Arteri adalah pembuluh darah yang berfungsi membawa darah dari jantung ke
seluruh tubuh. Arteri atau dikenal sebagai pembuluh nadi memiliki dinding
Arteri memiliki tiga lapis dinding yang tebal. Lapisan otot halus dan lapisan
jaringan ikat yang bersifat elastis membuat arteri mampu menahan darah yang
Pembuluh nadi utama ada dua buah, yaitu aorta dan arteri pulmonalis.
Aorta adalah pembuluh nadi utama yang membawa darah dari jantung.
Arteri pulmonalis adalah arteri yang mengandung darah yang miskin oksigen
Arteriol adalah arteri kecil yang menjadi penyambung dari arteri yang lebih
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh darah yang datang menuju ke
jantung, tepatnya ke serambi kiri dan kanan. Dinding pembuluh balik lebih tipis dan
Pembuluh balik yang menuju ke serambi kanan berasal dari vena kava anterior
yaitu pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh, dan vena kava posterior
Darah di dalam vena kava posterior dan vena kava anterior mengandung gas
3. Pembuluh Kapiler
Pembuluh kapiler merupakan ujung yang paling akhir dari arteri maupun vena.
pembuluh yang sangat tipis, yaitu hanya terdiri dari satu lapis endotelium.
dioksida, sari-sari makanan dan sisa metabolisme serta hormon pun dapat menembus
dinding tersebut.
12
Pada metode A-B-O digunakan suatu antisera, yaitu antisera A dan antisera B.
sample darah yang diletakkan di atas kaca preparat ditetesi antisera dengan
perbandingan darah dan antisera 1:2, lalu akan terjadi penggumpalan. Untuk hasil
aglutinasi yang terjadi. Tabel test golongan darah, ditunjukkan pada table dibawah
ini :
- - - O
- + + B
+ - + A
+ + + AB
Antisera atau antigen yang dipakai pada penentuan jenis golongan darah ini
adalah antisera A dengan warna biru dan antisera B dengan warna kuning. dalam sel
darah manusia terdapat aglutinogen yang jika ditetesi dengan antisera akan
aglutinogen. tabel 2.1 akan menggambarkan ilustrasi antigen yang terjadi pada suatu
golongan darah.
13
Gambar 2.6. Merupakan gambar tipe golongan darah berdasarkan system ABO
Pada gambar 2.7. Dapat dilihat penggumpalan yang terjadi pada setiap
golongan darah itu berbeda-beda. Karena setiap golongan darah mempunyai suatu
zat anti tertentu. Seperti pada golongan darah A mempunyai anti B. jika golongan
14
2.2 Resistor
Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah
satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai
resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω).
Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai
yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya.
Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam
perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu
Berikut adalah simbol resistor dalam bentuk symbol Eropa dan Amerika
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan
resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika
resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan
huruf “VR” dan untuk resistor jenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu
dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari
ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalam satuan Watt untuk resistor
dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting
dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang
mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat
tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor
dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik
resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini
ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%),
kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode
warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka
dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode huruf J
pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada
tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor
dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik
resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini
ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%),
kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode
warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka
dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode huruf J
17
pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada
a. Pengertian
cara menggeser atau memutar tuas yang ada. Adapun macam-macam jenis
5. Pengatur frekuensi
Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiri dari 2 tipe yaitu :
a) Rotary Pontensiometer
diputar.
b) Slide potensiometer
Dengan potensio geser ini kita bisa mengatur pada posisi yang lebih
VR”
19
2.3 Transistor
Transistor sebenarnya berasal dari kata “transfer” yang berarti pemindahan dan
“resistor” yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita simpulkan,
menjadi suhu tertentu. Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh
William Shockley, John Barden dan W.H, Brattain. Tetapi, komponen ini mulai
Gambar 2. 12 Transistor
20
memperoleh kinerja yang baik bagi sebuah rangkaian elektronika. Dalam dunia
f. Menguatkan arus.
Rangkaian analog ini meliputi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat
rupa sehingga fungsi transistor menjadi sebagai logic gate, memori, dan komponen-
komponen lainnya.
Salah satu fungsi transistor adalah sebagai saklar yaitu bila berada pada dua
daerah kerjanya yaitu daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati (cut-off). Transistor
keadaan terbuka, sedangkan dalam keadaan jenuh seperti saklar yang menutup.
21
Daerah Jenuh Transistor Daerah kerja transistor saat jenuh adalah keadaan
sehingga transistor tersebut seolah-olah short pada hubungan kolektor – emitor. Pada
maksimum)
Daerah Aktif Transistor Pada daerah kerja ini transistor biasanya digunakan
sebagai penguat sinyal. Transistor dikatakan bekerja pada daerah aktif karena
transistor selelu mengalirkan arus dari kolektor ke emitor walaupun tidak dalam
proses penguatan sinyal, hal ini ditujukan untuk menghasilkan sinyal keluaran yang
tidak cacat.Daerah aktif terletak antara daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati (Cut
off).
Daerah Mati Transistor Daerah cut off merupakan daerah kerja transistor
dimana keadaan transistor menyumbat pada hubungan kolektor – emitor. Daerah cut
off sering dinamakan sebagai daerah mati karena pada daerah kerja ini transistor
tidak dapat mengalirkan arus dari kolektor ke emitor. Pada daerah cut off transistor
tegangan. Besarnya tegangan harus lebih besar dari Vbe (0,3 untuk germanium dan
0,7 untuk silicon). Dengan mengatur Ib>Ic/β kondisi transistor akan menjadi jenuh
seakan kolektor dan emitor short circuit. Arus mengalir dari kolektor ke emitor tanpa
hambatan dan Vce≈0. Besar arus yang mengalir dari kolektor ke emitor sama dengan
Vcc/Rc. Keadaan seperti ini menyerupai saklar dalam kondisi tertutup (ON).Dengan
mengatur Ib = 0 atau tidak memberi tegangan pada bias basis atau basis diberi
22
tegangan mundur terhadap emitor maka transistor akan dalam kondisi mati (cut off),
sehingga tak ada arus mengalir dari kolektor ke emitor (Ic≈0) dan Vce ≈ Vcc.
berhimpitan, serta memiliki 3 buah terminal yaitu emitter (E), kolektor (C),
dua lapisan semi konduktor tipe n. Arus kecil yang melalui basis pada
NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari tegangan emiter.
Tanda panah pada simbol diletakkan pada kaki emiter dan menunjuk
kolektor. Dengan kata lain transistor PNP hidup ketika tegangan basis
23
2.4 Dioda
Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat
panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur).
ttidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan
sertaparameter penggunaan.
Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk
penggunaan penyearahan.
24
Suatu dioda bisa diberi bias mundur (reverse bias) atau diberi bias maju
adalah pemberian tegangan negatip baterai ke terminal anoda (A) dan tegangan
positip ke terminal katoda (K) dari suatu dioda. Dengan kata lain, tegangan anoda
katoda VA-K adalah negatip (VA-K < 0). Apabila tegangan positip baterai
dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan negatipnya ke terminal katoda (K), maka
apabila terkena sinar cahaya yang dikirim oleh transmitter “LED”. Resistansi dari
cahaya yang diterima maka semakin kecil resistansi dari photodioda dan begitupula
sebaliknya jika semakin sedikit intensitas cahaya yang diterima oleh sensor
Elektronika”, terj. Irzam Harmein, 2004: 32,). Sensor photodiode sama seperti sensor
konduktansi (kemampuan suatu benda menghantarkan arus listrik dari suatu bahan).
Seperti terlihat pada gambar 5 merupakan bentuk fisik dari sensor photodioda.
silicon (Si) atau gallium arsenide (GaAs), dan lain-lain termasuk indium antimodine
(InSb), indium arsenide (InAs), lead selenide (PbSe), dan timah sulfide (PBS).
1. Ada 2 pin kaki dari photodioda yaitu pin kaki anoda dan pin kaki katoda.
Seperti yang terlihat pada gambar 6 A merupakan rangkaian dasar dari sensor
photodioda, pada kondisi awal LED sebagai transmitter cahaya akan menyinari
photodioda sebagai reciver sehingga nilai resistansi pada sensor photodioda akan
minimum dngan kata lain nilai Vout akan mendekati logika 0 (low). Sedangkan pada
kondisi kedua pada gambar 6 B cahaya pada LED terhalang leh permukaan hitam
sehingga photodioda tidak dapat menerima cahaya dari LED maka nilai resistansi R1
maksimum, sehingga nilai Vout akan mendekati Vcc yang berlogita 1 (high).
pada photodiode agar berlogika low atau berlogika high yang disebabkan oleh warna
permukaan yang fungsinya sebagai pemantul cahaya dari LED sebagai transmitter.
(receiver) dan LED (transmitter). Didepan photodiode dan LED diletakkan kertas
putih sehingga cahaya yang dipancarkan dari LED akan dipantulkan oleh kertas dan
cahaya akan diterima oleh photodiode sehingga output dari photodiode berlogika 0
(low). Dan pada gambar 7 B, photodiode dan LED diletakkan secara berdampingan
dan didepannya diletakkan kertas berwarna hitam sehingga cahaya yang dipancarkan
oleh LED akan diserap oleh kertas berwarna hitam sehingga photodiode tidak dapat
menerima cahaya. Dan itu meyebabkan output dari photodiode berlogika 1 (high).
LED merupakan singkatan dari Light Emiting Diode. Led adalah diode
maju. Cahaya yang dipancarkan dapat berupa spektrum invisible (infra merah) dan
Visible (cahaya tampak). Led yang biasa digunakan dalam rangkaian elektronik
Led dapat di buat dari bahan arsen cl Galium Arseneid (GaAs), Galium arsenat
phospida (GaAsp) atau Galium Phospida (GaP). Galium phospida digunakan untuk
led cahaya tampak, mekanisme untuk radiasi cahaya tampak sama dengan diode infra
red. Dengan bahan dan campuran yang berbeda maka dapat diperoleh tenaga celah
dari bidang yang berbeda-beda pula, sehingga diperoleh led dengan panjang
gelombang beragam.
29
Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis resistor yang
nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang
diterimanya. Nilai hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai
hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi
LDR adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas
cahaya (kondisi terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang
diterimanya. Pada umumnya, nilai hambatan LDR akan mencapai 200 kilo ohm pada
kondisi gelap akan menurun menjadi 500 ohm pada kondisi cahaya terang.
LDR yang merupakan komponen elektronika peka cahaya ini sering digunakan
atau diaplikasikan dalam rangkaian elektronika sebagai sensor pada lampu penerang
jalan, lampu kamar tidur, rangkaian anti maling, shutter kamera, alarm dan lain
sebagainya.
30
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya
tertentu kedalam suatu ruangan yang gelap sekali, maka bisa kita amati bahwa nilai
resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan
gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga dikegelapan
setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran
praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis
dalam K /detik. untuk LDR type arus harganya lebih besar dari 200 K /detik
(selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan
lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang
yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang
cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai
penghantar arus listrik yaitu tembaga, alumunium, baja, emas, dan perak. Dari
Sensor ini sebagai pengindera yang merupakan eleman yang pertama – tama
menerima energi dari media untuk memberi keluaran berupa perubahan energi.
Sensor terdiri berbagai macam jenis serta media yang digunakan untuk
melakukan perubahan. Media yang digunakan misalnya : panas, cahaya, air, angin,
tekanan, dan lain sebagainya. Sedangkan pada rangkaian ini menggunakan sensor
31
LDR yang menggunakan intensitas cahaya, selain LDR dioda foto juga
bentuk energi cahaya ke energi listrik, sinyal listrik ini harus sebanding dengan besar
Pada karakteristik diatas dapat dilihat bila cahaya mengenai sensor itu maka
harga tahanan akan berkurang. Perubahan yang dihasilkan ini tergantung dari bahan
Penguat operasi yang khas mempunyai tiga rangkaian dasar, yaitu sebagai
penguat beda tegangan impedansi masukan tinggi, penguat masukan tinggi dan penguat
oleh tegangan.
terminal masukan dan mampu memperkuat selisih kedua sinyal masukannya. Op-amp
perkalian dan pembagian.Adapun bentuk symbol dari op-amp dinyatakan dengan sebuah
Keterangan Gambar :
keluaran akan berlawanan fasa dengan sinyal masukannya. Sedangkan apabila sinyal
diberikan pada terminal masukan non inverting, maka sinyal keluaran akan sefasa
diabaikan.
d. Lebar pita (Band Width) tak terhingga, artinya penguatan dari dc sampai
e. Rise time sama dengan nol, artinya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
harga puncak pada sinyal keluaran akan sama pada sinyal masukan.
temperatur.
nilai kemudian memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang lebih
kecil. Komparator bisa dibuat dari konfigurasi open-loop Op Amp. Jika kedua input
pada Op Amp pada kondisi open-loop, maka Op Amp akan membandingkan kedua
saluran input tersebut. Hasil komparasi dua tegangan pada saluran masukan akan
yang masuk pada satu saluran input dengan tegangan pada saluran input lain, yang
disebut tegangan referensi. Tegangan output berupa tegangan high atau low sesuai
dengan perbandingan Vin dan Vref. Dan berikut adalah rangkaian komparator
sederhana.
34
pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-
V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply
masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-
amp akan menjadi sama dengan – Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih kecil
dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan + Vsupply.
Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan
menjadi – Vsupply, jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya
akan menjadi + Vsupply. Untuk op-amp yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian
op-amp untuk komparator biasanya menggunakan op-amp dengan tipe LM324 yang
banyak di pasaran.
amplitudo dua buah sinyal, jika +Vin dan −Vin masing-masing menyatakan
amplitudo sinyal input tak membalik dan input membalik, Vo dan Vsat masing-
masing menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari
komparator adalah
35
Keterangan:
2.9 Buzzer
Gambar 2. 24 Buzzer
Gambar 2. 25 Piezoelectrik
Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi
buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan
tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya,
karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan
Buzzer biasa digunakan sebagai indicator bahwa proses telah Selesai atau
didesain menggunakan arsitektur Harvard, dimana ruang dan jalur bus bagi memory
mikrokontroller AVR yaitu AVR memiliki kecepatan eksekusi program yang lebih
cepat karena sebagian instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock, lebih cepat
timer, PWM, port I/O, komunikasi serial, komparartor 12C, dan lain-lain. Secara
2.10.2 Spesifikasi
a. 32 Saluran I/O yang terdiri dari 4 port (Port A, Port B, Port C, dan Port D)
g. Komparator analog.
i. Memori 8 KB Flash.
2,5 Mbps.
Konfigurasi pin ATMega 8535 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual In-Line
package) dapat dilihat pada gambar diatas. Dari gambar diatas dapat dijelaskan
4. Port B (PB0....PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi
5. Port C (PC0....PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi
6. Port D (PD0....PD7) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu
2.10.3 Memori
Perangkat penampil yang digunakan adalah modul LCD 16x2 (16 karakter, 2
1 GND 0V
2 VCC + 5V
4 RS Register Select
7 D0 Data Bus 0
8 D1 Data Bus 1
9 D2 Data Bus 2
10 D3 Data Bus 3
41
11 D4 Data Bus 4
12 D5 Data Bus 5
13 D6 Data Bus 6
14 D7 Data Bus 7
PERANCANGAN ALAT
Dalam menyelesaikan alat dan karya tulis ilmiah ini, dan membantu untuk
diperlukan agar alat yang dibuat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
harapan.
4. Menentukan titik pengukuran dan melakukan pendataan pada titik yang telah
ditentukan.
7. Menyusun laporan data dalam bentuk karya tulis berdasarkan teori – teori dan
42
43
3.2. Spesifikasi
Fuse :1A
Display : LCD
Ukuran Casing : 19 x 13 x 7
44
1. Power Supply
2. Baterai
3. Sensor
4. Komparator
5. Display
6. Buzzer
Alat uji golongan darah adalah alat yang di gunakan untuk menentukan golongan
darah manusia yang di dapat dari hasil pengujian sempel darah yang telah diberikan
membandingkan sempel darah yang telah ditetesi dengan antisera A dan antisera B yang
akan terjadi reaksi aglutinasi yaitu proses pembekuan sel darah merah oleh serum atau
tidak terjadi proses aglutinasi. Proses ini tergantung pada jenis golongan darah yang
akan diuji. Dengan demikian proses dari kombinasi reaksi dapat ditentukan jenis
golongan darah. Alat uji golongan darah terdiri dari beberapa blok yang dapat di lihat
pada diagram blok diatas, yaitu blok rangkaian sensor, blok rangkaian komparator, blok
rangkaian mikrokontroler dan blok rangkaian display dan buzzer. Pada blok rangkaian
sensor terdapat dua buah LDR dua buah photodioda dan dua buah LED. Sensor
photodioda berfungsi sebagai pendeteksi ada tidaknya sampel atau preparat, keluaran
dari sensor photodioda diindentikan dengan kode biner berlogika 1 jika ada sampel dan
berlogika 0 jika tidak ada sampel. Sempel darah yang sudah direaksikan dengan antisera
akan disinari oleh LED. Kemudian intenditas cahaya yang telah melewati sempel darah
akan dideteksi oleh LDR. Sesuai dengan karakteristik LDR semakin banyak intensitas
cahaya yang diterima oleh LDR maka hambatannya semakin kecil. Hasil dari
pendeteksian rangkaian sensor akan berbeda sesuai dengan reaksi darah yang telah
ditetesi antisera.
46
Hasil keluaran dari pendeteksian rangkaian sensor LDR akan masuk pada
rangkaian komparator. Dalam proses ini akan terjadi kondisi yang berbeda yang
disebabkan apabila pada saat terjadi aglutinasi yang akan membuat intensitas cahaya
yang ditangkap oleh LDR semakin kecil maka akan membuat tahanannya semakin besar
sehingga tegangan yang keluar semakin lebih kecil dari tegangan keluaran yang tidak
terjadi aglutinasi. Maka pada rangkaian komparator terdapat tegangan referensi yang
Gambar 3. 2 Desain
47
ulang daya pada baterai. Ketika tegangan AC 220V dihubungkan ke trafo maka trafo
tegangan AC akan disearahkan oleh dioda bridge menjadi tegangan VDC. Keluaran dari
dioda akan masuk ke kapasitor yang bekerja untuk mengurangi tegangan ripple agar
rangkaian yang sensitif seperti LCD dan mikrokontroler dapat bekerja dengan stabil
yang kemudian akan masuk kerangkaian charger. Pada rangkaian ini dilengkapi
pengaman dengan fuse 1A agar alat tidak terjadi hubung singkat atau beban lebih (high
voltage).
48
Baterai. Baterai sebagai sumber tegangan utama yang memberi tegangan ke seluruh blok
– blok rangkaian pada alat. Baterai akan mendapatkan tegangan dari power supply ketika
habis. Tegangan dari power supply sebesar +12V DC akan di regulasi oleh IC regulator.
IC LM317 dan resistor variable berfungsi untuk mengatur tegangan yang dibutuhkan
untuk mengisi baterai. Baterai yang digunakan adalah Baterai jenis Lithium yang
tersusun dari 3 buah cell yang memerlukan tegangan 4,2V untuk pengisian tiap cell nya
dari rangkaian power supply. Dioda berfungsi sebagai penyearah agar tidak mengalami
sesuai kebutuhan tiap – tiap rangkaian alat. Kapasitor berfungsi sebagai penyaring
Saat pengisian baterai led merah akan menyala dan saat kondisi baterai sudah
terisi penuh maka led merah akan mati. Ketika tegangan baterai kosong, maka rangkaian
charger akan mensuplai daya ke baterai secara langsung dan transistor C945 akan
bekerja sehingga menghidupakan LED merah. Saat tegangan baterai sudah melebihi
tegangan zener yaitu 7.5V maka transistor C945 akan bekerja menjadi saklar tertutup
sehingga LED merah akan mati yang menandakan baterai dalam kondisi full.
baterai saat pengisian baterai dan saat kondisi baterai sudah terisi penuh yang ditandai
dengan nyalanya led secara bergantian. Ketika tegangan baterai kosong, maka rangkaian
charger akan mensuplai daya ke baterai secara langsung dan transistor C945 akan
sudah ditetesi cairan antisera A dan Antisera B pada kaca preparat. Sampel akan disinari
dengan cahaya dari LED dan akan di deteksi oleh LDR. Pada saat terjadi reaksi
aglutinasi akan mengakibatkan intensitas cahaya yang ditangkap LDR semakin banyak
sehingga tegangan yang dihasilkan kecil. Sebaliknya, pada saat tidak terjadi reaksi
aglutinasi akan membuat intensitas cahaya yang ditangkap oleh LDR semakin sedikit
sehingga tegangan yang dihasilkan lebih besar. Resistor variable berfungsi sebagai
pengatur tegangan yang berdampak pada keluaran tegangan dari sensor. Hasil
transistor C945 sebagai saklar untuk menghidupkan dan mematikan buzzer. Apabila
transistor mendapat masukan high maka transistor dalam keadaan tertutup yang
mengakibatkan buzzer menyala. Pada perencanaan alat ini buzzer menyala sebagai tanda
pada saat pendeteksian ada tidaknya sampel dan tanda bahwa hasil pembacaan sampel
sudah selesai.
53
agar dapat bekerja dengan baik dan optimal. Untuk mengaktifkan rangkaian
mikrokontroler tersebut perlu diberikan tegangan supplay sebesar +5V dan pemberian
ground
54
Pada perencanaan ini penulis menggunakan LCD (Liquid Crystal Display) 16X2
karakter sebagai display. LCD ini berfungsi untuk memudahkan untuk melihat secara
visual terhadap tampilan hasil pemeriksaan darah yaitu penampilan hasil penggolongan
darah A, B, AB dan O.
55
Start
Inisialisasi LCD
Nama, NIM
System
nama
standby
baterai
Masukkan T
Baterai
sampel preparat ≤ 20%
Y
Tekan
tombol Alat mati
push On
T Preparat
terdeteksi
Y
Buzzer hidup
Proses pembacaan
sampel
Hasil Golongan
darah dan
buzzer hidup
selesai
56
d. Titik pengukuran 4 (TP 4) terletak pada output kaki basis transistor untuk
mengetahui besarnya tegangan saat buzzer dalam kondisi hidup dan mati.
Daftar komponen – komponen yang digunakan dalam pembuatan modul tertera pada
1 Trafo 12 V, 1 A 1
2 Dioda 1N4007 2
3 Dioda Bridge 2A 4
3 Fuse 1A 1
4 Kapasitor 1000nF 1
10nF 1
5 Transistor C945 2
57
LM317 1
6 IC Regulator LM7805 1
LM7805 1
47k Ω 1
1k Ω 1
22k Ω 2
10k Ω 2
7 Resistor 1Ω 1
470 Ω 1
5k6 Ω 1
9 Baterai 12,6 V 1
1 Resistor 1K Ω 4
3 Sensor LDR 2
4 LED putih 2
58
1 IC Op Amp LM358 1
1k Ω 2
3 Resistor 22k Ω 2
4 Sensor Photodioda 2
5 LED merah 4
1 Buzzer 1
2 Resistor 1k Ω 1
3 Transistor C945 1
Dalam proses pengerjaan rangkaian alat ini diperlukan peralatan dan bahan –
a. Project Board
b. Tool Set
d. Bor PCB
59
e. Larutan FeCl3
dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Titik pengukuran ditentukan
analisa data.
Dalam proses pengukuran ini, alat ukur yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Multimeter Digital
Merek : Sanwa
Model : CD800a
Buatan : Jepang
60
61
Titik pengukuran (TP2) terletak pada keluaran sensor LDR 1, yang bertujuan
Titik pengukuran (TP3) terletak pada keluaran sensor LDR 2, yang bertujuan
Titik pengukuran (TP4) terletak pada keluaran sensor LDR 3, yang bertujuan
Titik pengukuran (TP5) terletak pada kaki basis transistor 2N2222A, untuk
mengetahui besarnya tegangan saat buzzer dalam kondisi hidup dan mati.
62
Hasil pengukuran yang dilakukan pada tiap titik pengukuran yang ditentukan di
a. Hasil pengukuran 1
Pengukuran Pengukuran
TP 1 IC 5,04
Regulator
b. Hasil pengukuran 2
A B A B
A Volt Volt
TP 2
Golongan 1,34 0,70
Output
B Volt Volt
63
O Volt Volt
c. Hasil pengukuran 3
Photodioda
A B A B
Ada
sensor Tidak
d. Hasil pengukuran 4
Pengukuran Pengukuran
TP 4 Hidup 0,70
VBE volt
Pada Buzzer
Mati 0,002
volt
BAB V
65
66
Saat saklar dihidupkan tegangan 220 VAC akan diturunkan oleh transformator
menjadi 12VAC. Tegangan VAC tersebut akan disearahkan menjadi VDC oleh dioda
bridge, kapasitor digunakan untuk menyaring tegangan agar tidak ada ripple. Tegangan
akan masuk ke IC LM317 untuk diregulasi dan di adjust untuk mengatur tegangan yang
digunakan untuk mengisi Baterai. Diode digunakan untuk menjaga agar tegangan tidak
balik dan tetap masuk ke rangkaian selanjutnya. Baterai yang digunakan sebesar 12,6 V
sebagai sumber tegangan utama untuk menyuplai keseluruh rangkaian. LM7805 akan
Pada rangkaian pengecas terdapat LM7805, hal ini dimaksudkan jika alat di
Charger dalam kondisi mati, maka indikator pengisian Baterai akan tetap nyala. Skema
rangkaiannya masukkan supply di dapat dari keluaran LM317 dan pada sebelum
LM7805 yang masuk ke rangkaian. Masukkan pendeteksi Baterai di dapat dari keluaran
Baterai, kemudian akan di dibagi tegangan oleh dua resistor dan akan masuk ke ADC
mikrokontroller.
program yang telah dimasukkan. Kemudian LCD akan menampilkan hasil jenis
Golongan darah yang telah dibaca yang terhubung pada port C0 - C7 dan push button
sudah ditetesi cairan antisera A dan Antisera B pada kaca preparat yang terhubung pada
67
port A0 dan A1. Sampel akan disinari dengan cahaya dari LED dan akan di deteksi oleh
LDR. Pada saat terjadi reaksi aglutinasi akan mengakibatkan intensitas cahaya yang
ditangkap LDR semakin banyak sehingga tegangan yang dihasilkan kecil. Sebaliknya,
pada saat tidak terjadi reaksi aglutinasi akan membuat intensitas cahaya yang ditangkap
oleh LDR semakin sedikit sehingga tegangan yang dihasilkan lebih besar. Resistor
variable berfungsi sebagai pengatur tegangan yang berdampak pada keluaran tegangan
dari sensor. Hasil pembacaan LDR tergantung dari intensitas cahaya yang diterima.
terhubung pada port D0 dan D1. Pada rangkaian pembanding ini akan membandingkan
tegangan antara keluaran rangkaian sensor photodioda dengan tegangan referensi yang
dengan kode biner berlogika 1 jika ada sampel dan berlogika 0 jika tidak ada sampel.
berlogika high dan low ke beberapa port sesuai dengan program yang telah dibuat. Saat
port D6 berlogika low maka Buzzer berbunyi sebagai indikator telah selesai pembacaan
Golongan darah.
1. Membandingkan antara hasil menurut teori dan hasil ukur pada tiap-tiap titik
pengukuran
68
ukur.
5.3.1 Analisis TP 1
TP1 merupakan keluaran dari IC regulator 7805 untuk sumber daya ke seluruh
blok rangkaian. Secara teori keluaran dari 7805 adalah tegangan DC minimal 4,8V, nilai
Di ketahui dari hasil pengukuran TP1 sebesar 5,04V. hal ini menandakan bahwa
IC 7805 masih Bekerja dengan normal karena tegangan keluarannya masih dalam nilai
toleransi IC 7805.
5.3.2 Analisis TP 2
Dari hasil pengukuran pada titik pengukuran 2, maka di dapatkan bahwa ketika
darah diberikan antisera dan terjadi aglutinasi, sensor LDR akan menerima intensitas
Ketika darah I berikn antisera dan tidak terjadi aglutinasi, sensor LDR akan
menerima intensitas cahaya lebih rendah sehingga LDR menjadi lebih tinggi.
5.3.3 Analisis TP 3
membandingkan tegangan input berupa logika high (tegangan > 4,4V) dan logika low
(tegangan < 4,4V) dengan tegangan referensi (Vref ) pada rangkaian komparator. Dari
hasil pengukuran didapatkan bahwa output sensor photodioda sesuai dengan teori.
Photodioda
Kondisi A B
5.3.4 Analisis TP 4
hasil pada saat buzzer mati yaitu 0.002 V, sedangkan saat buzzer hidup yaitu 0.70 V.
Nilai tersebut sudah sesuai dengan datasheet transistor C945 yaitu pada saat
transistor berada pada area kerja cutt-off nilai VCE kurang dari 0.3 V. Pada saat transistor
membandingkan hasil pemeriksaan alat dengan kertas Golongan darah. Pengujian ini
dihasilkan pada alat pendeteksi Golongan darah yang sudah dirancang. Dan diperoleh
Uji kertas
Pemeriksaan
Golongan
Sampel
Alat APGD darah
Golongan A A A
Golongan B B B
Golongan AB AB AB
Golongan O O O
PENUTUP
dan pendataan, serta melakukan perbandingan antara hasil yang dicapai pada praktek
dengan hasil perhitungan teori, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan dan
6.1 Kesimpulan
pengukuran dan analisis pada alat pendeteksi Golongan darah sistem ABO yang
1. Alat alat pendeteksi Golongan darah sistem ABO ini dapat bekerja
6.2 Saran
Penulis memiliki saran untuk pengembangan dalam pembuatan alat ini sebagai
berikut :
71
72
[5] Mohamad Amin, Biologi. Jakarta: PT. Bumi Aksara Penerbitan, 2006.
http://skemaku.com/simbol-resistor-yang-terdapat-pada-rangkaian-elektronika
http://exsandc.blogspot.co.id/2012/12/op-amp-sebagai-komparator.html
http://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-potensiometer/
73