Pedestrian dapat diartikan sebagai pergerakan atau sirkulasi perpindahan manusia/ pengguna dari
satu tempat asal (origin) menuju ke tempat yang ditujunya (destination) dengan berjalan kaki.
Fasilitas sebuah jalur pedestrian dibutuhkan pada :
Menurut Iswanto (2006), terdapat macam-macam jalur pedestrian dilihat dari karakteristik dan
dari segi fungsinya, yaitu sebagai berikut:
1. Jalur pedestrian, yaitu jalur yang dibuat untuk pejalan kaki untuk memudahkan pejalan kaki
mencapai ke tempat tertentu, yang dapat memberikan pejalan kaki kelancaran, kenyamanan,
dan keamanan.
2. Jalur penyeberangan, yaitu jalur yang dibuat untuk pejalan kaki sebagai sarana
penyeberangan, guna menghindari risiko berhadapan langsung dengan kendaraan- kendaraan.
3. Plaza, yaitu jalur yang dibuat untuk pejalan kaki sebagai sarana yang bersifat rekreasi dan
tempat istirahat.
4. Pedestrian mall, yaitu jalur yang dibuat untuk pejalan kaki sebagai sarana berbagai macam
aktivitas, seperti berjualan, duduk santai, dan sebagainya.
1. Jalur pedestrian terpisah dengan jalur kendaraan, yaitu dengan membuat permukaan, serta
ketinggian yang berbeda.
2. Jalur pedestrian untuk menyeberang, yaitu dapat berupa zebra cross, jembatan penyeberangan,
atau jalur penyeberangan bawah tanah.
3. Jalur pedestrian yang rekreatif, yaitu terpisah dengan jalur kendaraan bermotor serta
disediakan bangku- bangku untuk istirahat.
4. Jalur pedestrian dengan sisi untuk tempat berdagang, biasanya di komplek pertokoan.
1. Paving, adalah trotoar atau hamparan yang rata. Dalam meletakkan paving, sangat perlu untuk
memperhatikan pola, warna, tekstur dan daya serap air. Material paving meliputi: beton, batu
bata, aspal, dan sebagainya.
3. Sign atau tanda, merupakan rambu-rambu yang berfungsi untuk memberikan suatu
tanda, baik itu informasimaupun larangan. Sign haruslah gampang dilihat dengan
jarak mata manusia memandang dan gambar harus kontras serta tidak menimbulkan efek silau.
GAMBAR 2.3 SIGN/ TANDA SEBAGAI
ELEMEN YANG HARUS TERDAPAT PADA JALUR PEDESTRIAN
GAMBAR 2.4 SCULPTURE SEBAGAI ELEMEN YANG HARUS TERDA
PAT PADA JALUR PEDESTRIAN
5. Pagar pembatas, mempunyai fungsi sebagai pembatas antara jalur pedestrian dengan
jalur kendaraan.
GAMBAR 2.5 PAGAR PEMBATAS SEBAGAI
ELEMEN YANG HARUS TERDAPAT PADA JALUR PEDESTRIAN
GAMBAR 2.6
BANGKU SEBAGAI ELEMEN YANG HARUS TERDAPAT PADA JALU
R PEDESTRIAN
7. Tanaman peneduh, mempunyai fungsi sebagai pelindung dan penyejuk area pedestrian.
GAMBAR 2.7 TANAMAN PENEDUH SEBAGAI
ELEMEN YANG HARUS TERDAPAT PADA JALUR PEDESTRIAN
8. Telepon umum, mempunai fungsi sebagai sarama untuk pengguna jalan agar bisa
berkomunikasi jarak jauh terhadap lawan bicaranya.
GAMBAR 2.8 TELEPON UMUM SEBAGAI
ELEMEN YANG HARUS TERDAPAT PADA JALUR PEDESTRIAN
9. Kios, shelter, dan kanopi, keberadaannya dapat untuk menghidupkan suasana pada jalur
pedestrian sehingga tidak biasa dan menimbulkan aura yang tidak biasanya. Berfungsi sebagai
tempat menunggu angkutan dan sebagainya.
GAMBAR 2.9 SHELTER SEBAGAI
ELEMEN YANG HARUS TERDAPAT PADA JALUR PEDESTRIAN
10. Jam, tempat sampah. Jam berfungsi sebagai petunjuk waktu. Sedangkan
tempat sampah berfungsi sebagaisarana untuk pejalan kaki yang membuang sampah, agar
pedestrian tetap nyaman dan bersih.
GAMBAR 2.10 JAM & TEMPAT SAMPAH SEBAGAI
ELEMEN YANG HARUS TERDAPAT PADA JALUR PEDESTRIAN
Menurut Iswanto (2003), syarat-syarat rancangan yang harus dimiliki jalur pedestrian agar
terciptanya jalur pejalan kaki yang baik adalah sebagai berikut:
6. Sistem pemeliharaan:
7. Kondisi struktur drainase:
– Struktur drainase haruslah memperhatikan arah kemiringan, yang fungsinya
bisa membantu mengalirkan air hujan yang mungkin dapat menggenang.
8. Kondisi tepi jalan
– Tepi jalan disyaratkan tidak boleh melebihi ukuran tinggi maksimal satu langkah kaki,
yaitu sekitar 15 cm sampai dengan 16,5 cm.
ü Dinding pembatas yang rendah, yang berukuran antara 66 cm samapai dengan
99 cm, yang dapat dimanfaatkan untuk bersandar pada posisi duduk atau untuk duduk di atasnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Lokasi
Keadaan jalur pedestrian yang penulis survei hanya dari sekitar Jl. Margonda Raya (Jl .Ir. H. Juanda –
Tugu Jam)
GAMBAR 3.1 PETA KAWASAN YANG DIAMATI
GAMBAR 3.2 FOTO KEADAAN JL. MARGONDA SEKITAR TUGU JAM – JUANDA
Sebagai jalan utama Kota Depok yang menghubungkan berbagai wilayah, Jl. Margonda Raya Depok
berperan sebagai “tampilan” kota Depok yang mencerminkan bagaimana Depok. Jalan yang bagus,
memiliki fasilitas yang baik dan terawat, serta memiliki pedestrian yang baik, nyaman, dan rindang akan
mencerminkan kota depok sebagai kota yang nyaman. Namun sangat disayangkan Jl. Margonda Depok
belum memenuhi kriteria seperti yang disebutkan barusan. Jl. Raya Margonda masih gersang, dan tidak
ramah bagi pejalan kaki apalagi untuk pengguna difabel. Trotoar masih banyak yang rusak, diserobot untuk
lahan parkir, serta digunakan untuk berdagang.
3.3 Permasalahan
Trotoar Jalan Margonda, Depok, dijadikan lahan parkir untuk pelanggan bisnis setempat. Sempitnya
lahan parkir restoran atau bisnis lainnya ditengarai menjadi penyebabnya. Akhirnya pelanggan terpaksa
menaruh kendaraannya di trotoar daripada mereka tidak jadi bertamu.
Beralih fungsi menjadi lahan parkir, banyak sekali parkir liar di sekitar pedestrian margonda karena
kurangnya lahan parkir.
Masih adanya pertokoan/ yang tidak mementingkan GSB dari pedestrian yang mengakibatkan parkir
liar.
tempat parkir sebuah bangunan restoran/pertokoan yang luasnya tidak mencukupi sehingga tumpah ke
pedestrian dan menghalangi pejalan kaki untuk melewati pedestrian.
Desain pedestrian yang tidak sama, dan mengurangi kenyamanan (tidak berkonsep) alias “belang
belang”
Bahan totoar kramik, mudah retak, kurang menyerap air, licin saat hujan
Sering di jumpai lubung-lubang yang terdapat di pedestrian, tentunya hal ini akan mengganggu
penyebab banjir
Kerusakan jalur pedestrian, karena kurangnya perhatian pemerintah dan warga untuk bersama
trotoar.
Tidak terdapat jalur khusus untuk penyandang tuna netra, menyebabkan kurang aman bagi penyandang
cacat untuk menggunakan jalur pedestrian, kurangnya penghijauan yang menyebabkan panas dan
Trotoar digunakan sebagai tempat usaha pedagang kaki lima dan usaha seperti tubless ban
Pinggir trotoar digunakan sebagai tempat sampah, tentunya akan sangat mengganggu pemandangan.
Pinggir trotoar digunakan untuk menaruh benda yang tidak semestinya
Sign yang kurang tepat. Seperti adanya tanda untuk menyebrang bagi penyandang difabel, namun tidak
3.4 Solusi
Membuat redesign pada jalur pedestrian jl. Margonda raya. Dengan konsep Ecopark dapat
diadaptasi sebagai upaya pengelolaan lansekap atau taman (bagian dari ruang terbuka hijau) yang ramah
lingkungan dengan men- goptimalkan fungsi ekologisnya dan juga mengupaya- kan efisiensi pemanfaatan
sumberdaya alamnya melalui disain dan tata ruang lansekap serta penataan tanaman.
prinsip ecopark adalah model pengelolaan lansekap yang memperhitungkan keberlanjutan ekosistem di
dalam wilayah tersebut (Brundtland,1987).
Gambar Contoh
Membuat konsep yang jelas sehingga pedestrian dapat tertata dengan rapih.
Membuat jalur untuk tunanetra serta memperbaiki sign nya
Memperlebar pedestrian Jl. Margonda Raya Depok.
Memberikan tata hijau supaya tidak terlihat gersang sehingga masyarakat depok lebih banyak beralih
untuk berjalan kaki dibandingkan dengan kendaraan.
Memberikan fasilitas yang lengkap seperti lampu, tempat duduk, tempat sampah halte, dll.
Memberi batas antara jalur pedestrian dengan alan raya agar tidak diserobot oleh motor, dan pengguna
jalur pedestrian merasa lebih aman.
Menggunakan hard dan soft material yang tepat.
Pengatuan ketinggian pedestrian yang sesuai standart sehingga tidak beralih fugsi sebagai lahan parkir
Bersama pemerintah ikut merawat dengan menjaga fasilitas umum yang telah disediakan