Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL PERSIMPANGAN TANJUNG

PATI KABUPATEN 50 KOTA

Fauzan Azima1, Helga Yermadona2, Ishak3


email : fauzanazima179@gmail.com
email : Helga.umsb@gmail.com
email : ishakumsb@gmail.com
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

ABSTRACT
Congestion often occurs at several crossroads in the district. Therefore, efficient and optimal
handling is needed, as well as planning for Traffic Lights. In this thesis research examines the
Performance Analysis of Unsignaled Intersection. The research location is on the West Sumatra-
Riau Cross Road, precisely at the Tanjung Pati Intersection, Fifty Cities Regency with 4
intersection arms, namely Tanjung Pati Road, West Sumatra-Riau Road, Lubuak Batingkok Road,
and Batu Balang Road. The purpose of this study is to determine the traffic volume and whether it
is necessary to reactivate the Traffic Light (Red Light) at the Tanjung Pati Simpang Empat. Data
collection was obtained through field surveys. From the results of research and discussion at the
Tanjung Pati Intersection, it was found that the degree of saturation (DS) was 1.25 with an average
delay of 141 seconds/pcu. So from these calculations we can conclude that at Simpang Empat
Tanjung Pati it is necessary to reactivate the Traffic Light to reduce traffic congestion that occurs
at certain peak hours.

Keywords: Traffic Light, unsignalized intersection, degree of saturation, time delay.

ABSTRAK

Kemacetan sering terjadi pada beberapa persimpangan jalan di daerah kabupaten. Oleh karena itu
perlu penanganan yang efisien dan optimal, serta perencanaan untuk Traffic Lights. Di dalam
penelitian skripsi ini meneliti tentang Analisis Kinerja Simpang Empat Tak Bersinyal. Lokasi
penelitian di Jalan Lintas Sumbar-Riau tepatnya di Simpang empat Tanjung Pati, Kabupaten Lima
Puluh Kota dengan 4 lengan simpang yaitu Jalan Tanjung Pati, Jalan Sumbar-Riau, Jalan Lubuak
Batingkok, dan Jalan Batu Balang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui volume lalu lintas dan
apakah perlu di aktifkan kembali Traffic Light (Lampu Merah) pada Simpang Empat Tanjung
Pati. Pengumpulan data diperoleh melalui survey lapangan. Dari hasil penelitian dan pembahasan
pada Simpang Empat Tanjung Pati di peroleh nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 1,25 dengan
rata-rata tundaan sebesar 141 detik/smp. Maka dari perhitungan tersebut dapat kita simpulkan
bahwa di Simpang Empat Tanjung Pati perlu diaktifkan kembali Traffic Light untuk mengurangi
kemcaetan lalu lintas yang terjadi pada jam sibuk tertentu.

Kata Kunci : Traffic Light, simpang tak bersinyal, derajat kejenuhan, waktu tundaan.
PENDAHULUAN C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
A. Latar Belakang Tujuan dari penelitian ini adalah
Menurut Undang–undang Republik Untuk mengetahui volume lalu lintas di simpang
Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 disebutkan empat Tanjung Pati Kabupaten Lima Puluh Kota
bahwa jalan adalah suatu prasarana transportasi Provinsi Sumatera Barat.
yang meliputi segala bagian jalan, termasuk Untuk menganalisis kebutuhan traffic light
bangunan pelengkap yang diperuntukkan bagi pada simpang empat Tanjung Pati.
lalu lintas. Pembangunan prasarana jalan Untuk mengetahui alternatif untuk
ditujukan untuk mempelancar arus lalu lintas mengoptimalkan kinerja simpang empat
serta mendorong pengembangan sektor-sektor Tanjung Pati.
lainnya. Sehingga dapat disebut juga jalan
adalah dasar infrastruktur dalam
penyelenggaraan pengembangan di bidang jalan.
TINJAUAN PUSTAKA
Persimpangan merupakan bagian yang
Tanjung Pati merupakan daerah yang
tidak terpisahkan dari semua sistem jalan dapat
berada di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi
kita lihat bahwa kebanyakan jalan daerah
Sumatera Barat, Simpang Empat Tanjung Pati
perkotaan biasanya banyak persimpangan,
merupakan jalan lintas penghubung
dimana pengemudi dapat memutuskan untuk
Payakumbuh dengan Pekanbaru yang memiliki
jalan terus atau belok arah dan pindah jalan.
lalu lintas yang lumayan padat serta peningkatan
Persimpangan dapat diartikan sebagai daerah
jumlah kendaraan yang cepat pada jam tertentu.
umum dimana dua jalan atau lebih berjumpa
Bagian Timur simpang Tanjung Pati merupakan
atau bersimpangan.Persimpangan yang banyak
akses menuju Pekanbaru, bagian arah Barat
dimanfaatkan oleh setiap orang, maka
merupakan akses menuju daerah Gurun,
persimpangan tersebut harus dirancang dengan
sedangkan bagian arah Selatan akses menuju
hati-hati, dengan mempertimbangkan efisiensi,
Kota Payakumbuh dan bagian arah Utara
keselamatan, kecepatan, biaya opersi dan
menuju Harau. Di daerah Simpang Empat
kapasitas.
Tanjung Pati terdapat banyak pertokoan yang
Berdasarkan Kapasitas (C) dan Arus
salah satunya juga penyebab terjadinya
Lalu Lintas yang ada (Q) akan diperoleh angka
kemacetan disimpang tersebut, kemudian
Derajat Kejenuhan (DS). Dengan nilai Derajat
dikarenakan traffic light yang tidak aktif maka
Kejenuhan (DS) dan nilai Kapasitas (C), dapat
pengendara tidak mematuhi aturan lalu lintas.
dihitung tingkat kinerja dari masing-masing
maupun tingkat kinerja simpang secara
B. Rumusan Masalah
keseluruhan sesuai dengan rumus yang ada pada
Berdasarkan uraian dari latar belakang,
manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997.
maka dapat dirumuskan pokok permasalahan
Simpang jalan adalah suatu daerah
yang timbul sebagai berikut :
pertemuan pada jaringan jalan raya dan tempat
1. Bagaimana kinerja simpang pada jam
bertemunya kendaraan dari berbagai arah serta
sibuk di simpang empat Tanjung Pati?
juga terdapat didalamnya beberapa fasilitas yang
2. Apakah perlu diaktifkan kembali diperlukan untuk pergerakan lalu lintas.
traffic light di simpang tersebut? Simpang juga dapat diartikan sebagai titik
3. Apa saja alternatif solusi untuk pertemuan jalan dari berbagai arah yang
mengoptimalkan kinerja di simpang bergabung atau bersimpangan.
empat Tanjung Pati?
Berdasarkan peraturan arus lalu lintas Kapasitas (C)
pada simpang, simpang dibagi menjadi dua jenis Kapasitas ruas jalan adalah arus lalu
sebagai berikut : lintas maksimum yang dapat melintas dengan
1. Simpang Bersinyal stabil pada suatu potongan melintang jalan pada
Simpang bersinyal ini kendaraan yang keadaan (geometrik, pemisah arah komposisi
memasuki persimpangan akan masuk secara lalu lintas, lingkungan).
bergantian dengan menggunakan lampu kendali Menurut manual kapsitas jalan Indonesia (MKJI
yaitu traffic light. 1997) besarnya kapasitas atau Capacity (C)
2. Simpang Tak Bersinyal dapat dihitung dengan menggunakan formula
Pada simpang tak bersinyal berlaku suatu seperti berikut :
aturan yang disebut “General Priority Rute“ C = Cₒ x Fw x FM X Fcs x FRSU X
yaitu kendaraan yang terlebih dahulu berada di FLT X FRT X FM (2.1)
persimpangan mempunyai hak untuk berjalan
lebih dulu daripada kendaraan yang baru Dimana :
memasuki persimpangan. Co = Kapasitas Dasar (smp/jam)
Pemilihan Tipe Simpang Fw = Faktor koreksi untuk kapasitas dasar,
Simpang tak bersinyal paling efektif apabila sehubungan dengan lebar masuk
ukurannya kecil dan dengan konflik lalu persimpangan jalan.
lintasnya ditentukan dengan baik, karena FM = Faktor koreksi untuk kapasitas dasar,
simpang ini sangat sesuai dengan persimpangan sehubungan dengan tipe median jalan utama.
dua lajur tak terbagi. Untuk persimpangan jalan FCS = Faktor koreksi untuk kapasitas dasar,
yang lebih besar misalnya antara dua jalan sehubungan dengan ukuran kota FRSU = Faktor
empat lajur, penutupan daerah konflik dapat penyesuaian kapasitas dasar akibat rasio
terjadi dengan yang menyebabkan kinerja lalu kendaraan tak
lintas terputus sementara. Oleh sebab itu sinyal bermotor, hambatan samping dan tipe jalan
lalu lintas atau bundaran biasanya disarankan lingkungan jalan.
untuk menghindari tertutupnya simpang dengan FLT = Faktor penyesuain kapasitas dasar akibat
arus masuk total lebih dari 1000 kend/jam belok kiri. FRT = Faktor penyesuaian kapasitas
puncak pada simpang antara jalan-jalan dua lajur dasar akibat belok kanan.
dan lebih dari 1500 kend/jam puncak jika satu FMI = Faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat
hari jalan tersebut adalah empat lajur atau lebih rasio arus jalan simpang.
besar. Pada suatu simpang pasti ditentukan
Volume Lalu Lintas antara jalan utama dan jalan minor yang
Dalam mengukur jumlah arus lalu lintas mungkin berbeda klasifikasi jalannya. Adapun
digunakan “ Volume”. Volume lalu lintas kriteria jalan utama dan jalan minor dari
menurut pedoman MKJI 1997 adalah jumlah pedoman MKJI 1997 adalah sebagai berikut ini.
kendaraan yang lewat suatu jalan dalam satu Jalan Utama adalah jalan yang paling penting
satuan waktu (hari, jam, menit). Volume lalu pada persimpangan jalan, seperti halnya dari
lintas yang tinggi membutuhkan lebar klasifikasi jalan, volume arus lalu lintasnya.
perkerasan jalan yang lebih besar sehingga Pada suatu simpang 3 atau 4 jalan yang menerus
tercipta keamanan dan kenyamanan, namun biasanya dikatakan sebagai jalan utama.
sebaliknya jalan yang terlalu lebar untuk volume Jalan Minor adalah jalan yang
lalu lintas rendah cenderung membahayakan, menyimpang disuatu persimpangan jalan dari
karena pengemudi cenderung mengemudikan jalan utama, yang klasifikasi jalannya lebih kecil
kendaraannya pada kecepatan yang lebih tinggi dari jalan utama dan volume arus lalu lintasnya
sedangkan kondisi jalan belum tentu juga lebih rendah dari jalan utama.
memungkinkan.
Biasanya lebih banyak 13 kendaraan
dari arah jalan minor akan masuk dari jam 07.00 sampai jam 08.00 pagi, jam 12.00
kepersimpangan akan merubah arah menuju sampai jam 13.00 siang dan jam 17.00 sampai
kejalan utama demi mencapai suatu tujuan. dengan jam 18.00 sore. Alat yang dibutuhkan
Kapasitas dasar ditentukan berdasarkan jam dan alat tulis.
jenis jalan. Nilai kapasitas dasar menurut MKJI Data Sekunder
1997 adalah sebagai berikut : Data sekunder diantaranya data dari
Tabel 2.3 Kapasitas Dasar Tipe Simpang CO Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil atau data
(smp/jam) dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima
Tipe Simpang Kapasitas Dasar Co (smp/jam) Puluh Kota untuk mengetahui jumlah penduduk.
322 2700 Analisis Data
Data yang telah didapatkan dari survey
342 2900 dilapangan diolah dan dianalisis menggunakan
324 atau 344 3200 table dan persamaan yang terdapat pada
landasan teori berdasarkan Manual Kapasitas
422 2900
Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
424 atau 444 3400 Dalam melakukan suatu penelitian akan
Sumber : Simpang tak bersinyal MKJI 1997 dibutuhkan langkah- langkahnya terlebih dahulu
untuk mempermudah dalam menganalisis.
Lokasi penelitian Dalam penelitian ini perlu direncanakan
Penelitian ini dilakukan pada simpang langkah-langkah yang dilakukan agar penelitian
empat Tanjung Pati Kabupaten Lima Puluh dapat dilakukan secara efektif mengingat waktu
Kota. dan pelakasanaan sehingga penulis dapat sesuai
Simpang Empat Tanjung Pati memiliki lebar dengan dasar teori permasalahan dan hasil
masing-masing simpang adalah sebesar 7 m dan analisis yang lebih akurat untuk mencapai tujuan
sebelah utara memilki lebar sebesar 4m. Bagian penulis. Berikut langkah- langkah dalam
Timur simpang Tanjung Pati merupakan akses penelitian ini adalah sebagai berikut :
menuju Riau, bagian arah Barat merupakan 1. Langkah pertama, Sebelum melakukan suatu
akses menuju kota Payakumbuh, sedangkan penelitian perlu dilakukan pembelajaran
bagian arah Selatan akses menuju Taram dan terlebih dahulu dan memperdalam ilmu
bagian arah Utara menuju Lubuak Batingkok. sehubungan dengan tema dan topik penelitian
yang kemudian meentukan rumusan
Sumber Data permasalahan sampai dengan menemukan
Adapun sumber data yang digunakan pemecahan masalah.
dalam penelitian ini adalah : 2. Langkah kedua, Analisis penguraian data,
1. Data Primer dengan menghitung jenis kendaraan dan
Data primer adalah data yang bersumber dari volume arus lalu lintas.
survei lapangan atau pengamatan langsung ke 3. Langkah ketiga, Analisis waktu pelaksanaan,
lokasi penelitian, yang berguna untuk dengan waktu melakukan penelitian sampai
mengetahui kondisi sebenarnya lokasi waktu selesai penelitian.
penelitian. Data primer diperoleh dengan 4. Langkah keempat, Melakukan perhitungan
melakukan observasi lapangan secara eksisting, dan analisis data yang diperoleh dari hasil
dengan cara menghitung kapasitas ruas jalan, survei penelitian di lapangan.
situasi lingkungan ruas jalan melalui mengukur 5. Melakukan pembahasan yang menjelaskan
lebar jalan, panjang jalan, jumlah lajur, kegiatan tentang hasil perhitungan yang telah
disisi jalan, arah arus kendaraan, jenis konstruksi dilakukan dan memberikan kesimpulan untuk
jalan. Survei dilakukan pada hari senin, kamis, pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan tujuan penelitian.
lintasnya terjadi pada hari
Minggu.
Hari Minggu, 04 Juli 2021

Analisa dan Pembahasan Table 4.2 Hasil Survey LHR Arah Barat (Jl. Tanjung Pati)

Jenis kendaraan
Pengolahan data No Pendekatan Waktu LV HV MC UM
Total

Kend Smp Kend Smp Kend Smp Kend Kend/Jam Smp/Jam


A LT 14 14 4 5,2 35 17,5 2 55 36,7
07.00 –
ST 220 220 23 29,9 350 175 - 593 424,9
U 1 08.00
t RT 7 7 3 3,9 17 8,5 - 27 19,4
a Total 241 241 30 39 402 201 2 675 481
r LT 32 32 6 7,8 26 13 - 64 52,8
Batingkok
Jl.Lubuak

12.00 –
a ST
13.00
358 358 4 5,2 473 236,5 1 836 599,7
2
RT 40 40 5 6,5 30 15 2 77 61,5
4 Total 430 430 15 19,5 529 264,5 3 977 714
m LT 21 21 3 3,9 35 17,5 - 59 42,4
17.00 –
ST
18.00
321 321 26 33,8 450 225 3 800 579,8
3
RT 27 27 5 6,5 33 16,5 - 65 50
Total 369 369 34 44,2 518 259 3 924 672,2
Kota Payakumbuh

Total 2080 158 2898 5136 0


Timur
Barat

7m
7m

Jl.Sumbar-Riau Jl.Riau-Sumbar
Jl.BatuBalang

Selatan

Tabel Kode Simpang Tak Bersinyal


Jumlah Jumlah Jumlah
Kode
Simpang Lenga Lajur Lajur
n Simp Jalan
Simpa ang Simpang
ng
322 3 2 2
324 3 2 4
342 4 4 2
422 4 2 2
424 4 2 4
444 4 4 4
Tabel 4.3 Hasil Survey LHR Arah Utara (Jl. Lubuak Batingkok)

2. Hasil survey No Pendekatan Waktu LV


Jenis kendaraan
HV MC UM
Total

Survey ini dilakukan A LT


Kend
15
Smp
15
Kend
3
Smp
3,9
Kend
40
Smp
20
Kend
-
Kend/jam
58
Smp/jam
38,9
07.00 –
1 ST
08.00
46 46 6 7,8 40 20 - 92 73,8

pada hari Senin, Kamis dan RT


Total
22
83
22
83
5
14
6,5
18,2
42
122
21
61
- 69
219
49,5
162,2
LT 18 18 2 2,6 36 18 - 56 38,6
Minggu penulis melakukan 2 ST
RT
12.00 –
13.00
22
16
22
16
4
-
5,2 121
44
60,5
22
-
--
147
60
87,7
38
Total 56 56 6 7,8 201 100,5 263 164,3
survey ini pada jam jam 3
LT
ST
17.00 –
19
31
19
31
3
4
3,9
5,2
41
108
20,5
54
-
-
63
143
43,4
90,2
18.00
RT 23 23 1 1,3 49 24,5 - 73 48,8
sibuk selama tiga hari yaitu, Total
Total 73
424
73 8
56
10,4 198
1042
99 279
1522
182,4
1017,8

jam 07.00 – 08.00, jam


12.00 – 13.00, dan 17.00 –
18.00, dan puncak lalu
Table 4.4. Hasil Survey LHR Arah Timur (Jl. Sumbar-Riau)
17.00 – 18.00 dengan
total LT = 246 kendaraan,
Jenis kendaraan
Total
No Pendekatan Waktu LV HV MC UM

A LT
Kend
20
Smp
20
Kend
5
Smp
6,5
Kend
33
Smp
16,5
Kend
-
Kend/Jam
58
Smp/Jam
43
RT = 229 kendaraan, dan
1 ST
RT
07.00 –
08.00
137
9
137
9
5
3
6,5
3,9
329
24
164,5
12
2
-
473
36
308
24,9
ST = 1687 kendaraan.
Total 166 166 13 16,9 386 193 2 567 375,9 3. Berdasarkan perhitungan
LT 21 21 4 5,2 31 15,5 - 56 41,7
2 ST
12.00 –
13.00
168 168 10 13 302 151 3 483 332 persimpangan tidak
RT
Total
9
198
9
198
2
16
2,6
20,8
13
346
6,5
173
2
5
26
565
18,1
391,8
bersinyal untuk kondisi
3
LT
ST
17.00 –
22
189
22
189
8
21
10,4
27,3
42
376
21
188
1
3
73
589
53,4
404,3
eksisting diketahui
18.00
RT 9 9 5 6,5 17 8,5 - 31 24 bahwa simpang Empat
Total 220 220 34 44,2 435 217,5 4 693 481,7
Total 1168 126 2334 3650 2498,8 Tanjung Pati di
Kabupaten 50 Kota
Table 4.5 Survey LHR Arah Selatan (Jl. Batu Balang)
termasuk persimpangan
No Pendekatan Waktu LV
Jenis kendaraan
HV MC UM
Total dengan kode simpang
Kend Smp Kend Smp Kend Smp Kend Kend/Jam Smp/Jam 422 dimana mempunyai
LT 6 6 2 2,6 19 9,5 - 27 18,1
1 ST
07.00 –
08.00
19 19 2 2,6 98 49 - 119 70,6 4 lengan simpang, 2 lajur
RT
Total
12
37
12
37
1
5
1,3
6,5
17
134
8,5
67
- 30
176
21,8
110,5 jalan minor dan 2 lajur
2
LT
ST
12.00 –
11
4
11
4
-
3 3,9
43
154
21,5
77
-
3
54
164
32,5
84,9
jalan utama. Kapasitas
13.00
RT
Total
15
30
15
30
-
3 3,9
43
240
21,5
120
-
3
58
276
36,5
153,9
(C) 1716 smp/jam,
LT
17.00 –
18 18 2 2,6 31 15,5 - 51 36,1 Derajat Kejenuhan (DS)
3 ST 17 17 1 1,3 137 68,5 - 155 86,8
1,25 dan Tundaan (D)
18.00
RT 14 14 3 3,9 43 21,5 - 60 39,4
Total 49 49 6 7,8 211 105,5 266 162,3
Total 232 28 1170 6 Dtot = 141 dtk/smp.
Dari hasil survey di atas dapat diketahui 4. Setelah di lakukan survey
bahwa jam puncak lalu lintas simpang yaitu Simpang Empat Tanjung
pada jam 17.00-18.00 yaitu dengan jumlah Q Pati memang sebaiknya
total yaitu = 2162 smp/jam, Qlt = 246 smp/jam, diaktifkan kembali trafic
dan jumlah Qrt = 229 smp/jam light di karenakan DS > 1

KESIMPULAN DAN SARAN Saran


Kesimpuan 1. Perlu diaktifkan kembali traffic
Berdasarkan hasil analisis maka dapat lights untuk mengatur fase
disimpulkan sebagai berikut kendaraan sehingga dapat
mengurangi potensi kemacetan.
1. Kondisi awal pada
simpang Empat Tanjung 2. Perlu direncanakan fasilitas zebra
pati Kabupaten Lima cross agar pejalan kaki dapat
Puluh Kota merupakan melintasi persimpangan dengan
persimpangan tak aman.
bersinyal dengan konflik
antar kendaraan yang DAFTAR PUSTAKA
bergerak dari arah yang
saling berlawanan. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
2. Hasil survey LHR Jendral Bina Marga. (1997). Manual
menunjukkan bahwa Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
volume jam puncak
terjadi pada jam DLLAJR 1. (1987). Studi Transportation
Engineering I.
Khisty .C. Jotin dan Lall B. Kent. (2005).
Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid-
1.Erlangga.
Masrukhyn. (2012). Evaluasi
Kinerja Simpang Tak
Bersinyal Pada Simpang
Tiga Jalan Cipto
Mangunkusumo. Samarinda
.

Riyadi Lutfi. (2011). Studi Kinerja


Simpang Tak Bersinyal Manahan
atas Dasar Observasi Ekuivalen
Mobil Penumpang. Jurusan Teknik
Sipil Universitas Sebelas Maret :
Surakarta.
Wells G. R. (1993). Rekayasa Lalu Lintas.
Penerbit BHRATARA

Anda mungkin juga menyukai