Anda di halaman 1dari 10

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 2 NO. 1

JALUR PEDESTRIAN ADALAH HAK RUANG BAGI


PEJALAN KAKI
(Studi Kasus :Pada Ruang Publik; Lapangan Taruna dan Taman kota, Kota
Gorontalo)

Disusun Oleh :

Andi Imelda Candra Sari


Tenaga pengajar jurusan Arsitektur Universitas Ichsan Gorontalo
Imelda@ft.unisan.ac.id
unisan.arsitektur@yahoo.com

ABSTRAK

Dinding semu merupakan dinding yang dibentuk oleh perasaan pengamat terhadap suatu
objek atau keadaan dimana dia berada.Dinding ini terbentuk oleh garis-garis batas antara pola
aktivitas yang berbeda dan membedakan fungsi trotoar dan jalan kendaraan.Jalur pedestrian
mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan sebuah kota dan seiring pertumbuhan
kota sistem transportasi semakin kompleks, sehingga terciptanya berbagai sarana dan prasarana
tranportasi untuk memperlancar mobilitas penduduk. Masyarakat kota tentunya membutuhkan
pergerakan dalam kegiatannya sehari-hari salah satu moda transportasi di perkotaan yang
digunakan adalah berjalan kaki yang tentu saja sebagai salah satu pilihan seseorang untuk
mencapai suatu tempat. Sebagai salah satu ruang publik, trotoar merupakan ruang khusus bagi
pejalan yang secara cepat telah menurun daya tariknya menurun dan berangsur-angsur berubah
menjadi lingkungan tidak nyaman dan tidak aman kemudian mulai ditinggalkan oleh pejalan kaki
dan pada akhirnya fungsinya mulai terganggu, dan hak ruang bagi pejalan kaki terabaikan.

Kata Kunci : Jalur pedestrian/trotoar, pejalan kaki, hak ruang, dan Ruang publik

PENDAHULUAN individu – individu, menawarkan interaksi


sosial yang lebih manusiawi dan
Menurut Abu bakar (1999:10), bahwa menimbulkan kesan kota yang santai dan
pejalan kaki melakukan kegiatan ramah lingkungan.
perjalanannya biasanya dari awal dan akhir Perencanaan busway, monorel,
dari perjalanannya tersebut dilakukan rencana subway, atau sarana transportasi
dengan berjalan kaki dengan demikian publik lainnya harus didukung dengan moda
berjalan kaki merupakan kegiatan yang angkutan yang dapat menghubungkan
sangat penting dalam sistem moda bagian kota lainnya dengan titik-titik transit
transportasi di perkotaan. dengan jalur pejalan kaki yang memadai,
Facrurrozy (2000 :1), menyatakan layak dan dapat memberikan keamanan dan
pengembangan tradisi berjalan kaki sebagai kenyamanan kepada penggunanya.
moda transportasi didaerah perkotaan Sebagai salah satu ruang publik, trotoar
mempunyai berbagai keuntungan antara lain merupakan ruang khusus bagi pejalan yang
mengurangi polusi udara, suara, menghemat secara cepat telah menurun daya tariknya
bahan bakar dan biaya. Manfaat sosial dari menurun dan berangsur-angsur berubah
pengembangan tradisi berjalan kaki menjadi lingkungan tidak nyaman dan tidak
diperkotaan yaitu untuk mengembalikan aman kemudian mulai ditinggalkan oleh
peran kota sebagai tempat pertemuan

[Jalur Pendestrian Adalah Hak Ruang Bagi Pejalan Kaki : Andi Imelda Candra Sari] 47
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 1

pejalan kaki dan pada akhirnya fungsinya pemerintah kota Gorontalo khususnya
mulai terganggu. bahwa masi ada ruang diantara ruang
Lingkungan yang tidak nyaman publik yang harus diberikan perhatian
membuat respon seseorang terhadap khusus karena fungsi dan manfaatnya
lingkungan berdampak negatif tergantung sangat besar bagi masyarakat kota dan
bagaimana individu yang bersangkutan kota.
tersebut mempersepsikan lingkungannya.
Fenomena ini menunjuk pada pola-pola
perilaku berkaitan dengan lingkungan fisik TINJAUAN PUSTAKA
yang ada.
A. Konsep Trotoar
Jadi tujuan utama trotoar untuk
memberikan hak atas ruang bagi pejalan
Yang dimaksud dengan trotoar adalah
kaki dan untuk menjamin terpenuhinya
jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah
kebutuhan psikologis pemakainya. Fruin
milik jalan, diberi lapisan permukaan, diberi
(1979:190), menyatakan bahwa
elevasi yang lebih tinggi, dan pada
pengembangan jalur pejalan kaki adalah
umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas
perbaikan gambaran fisik untuk
kendaraan. Awalnya trotoar digunakan
meningkatkan kenyamanan, kemudahan,
untuk menghindari pejalan kaki dari
keselamatan, dan kesenangan.
kendaraan bermotor, tetapi kenyataanya
Terabaikannya trotoar sebagai fasilitas jalur
pejalan kaki juga membutuhkan rasa
pejalan akan menyebabkan diabaikannya
nyaman, dan merasa senang saat berjalan
hak-hak pejalan kaki. Hal ini dapat
kaki.
berimplikasi pada sistem pergerakan kota
Trotoar di pusat kota sebagai unsur
secara keseluruhan. Masyarakat akan lebih
penting penunjang vitalitas prasarana umum
memilih berjalan di badan jalan atau
pada pusat yang selama ini kurang disadari
menggunakan kendaraan sehingga pada
peranannya. Bila dibanding dengan unsur
akhirnya menambah angka kecelakaan pada
lain seperti: jalan raya untuk kendaraan
pejalan kaki dan menimbulkan kemacetan
bermotor dan tempat parkir, trotoar yang
lalu lintas di perkotaan.
ada umumnya kurang sesuai
peruntukkannya bila dibanding dengan
fasilitas untuk kendaraan.
TUJUAN PENELITIAN
Pada saat suatu rencana trotoar di
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai usulkan, pertanyaan yang timbul biasanya
berikut : adalah apakah ruas – ruas jalan di sekitarnya
Untuk mengkaji keberadaan dan fungsi mampu menampung tambahan volume lalu
jalur pedestrian pada ruang publik yaitu pada lintas sebagai akibat semakin kecilnya ruang
Lapangan taruna dan Taman Kota sebagai yang tersedia karena digunakan untuk jalur
salah satu ruang publik di kota Gorontalo pejalan kaki. Pengurangan ruang yang
tersedia bagi lalu lintas yang ada, tidak akan
menciptakan kemacetan, namun akan
MANFAAT PENELITIAN mengurangi volume lalu lintas yang
melewatinya.
1. Dengan penelitian ini sangat
diharapkan mampu memberikan
informasi secara teoritis kepada
akademisi, para mahasiswa dengan
konsentrasi bidang ilmu arsitektur dan
perkotaan.
2. Memberikan informasi kepada

[Jalur Pendestrian Adalah Hak Ruang Bagi Pejalan Kaki : Andi Imelda Candra Sari] 48
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 1

Tabel 1. Lebar trotoar berdasarkan lokasi menurut Menteri Perhubungan No. 65


Tahun 1993

No Lokasi Trotoar Lebar trotoar/meter

1 Jalan di daerah perkotaan 4,00

2 Wilayah perkantoran 3,00

3 Wilayah industri

a. Jalan primer 3,00

b. Pada jalan akses 2,00

4. wilayah permukiman

a. Pada jalan primer 2,75

b. Pada jalan akses 2,00

Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan 1993

Tabel 2. Lebar trotoar berdasarkan besarnya jumlah pejalan kaki

1 6 orang 2,3 – 5,0

2 3 orang 1,5 – 2,3

3 2 orang 0,9 – 1,5

4 1 orang 2,6 – 0,9

Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan 1993

A. LALU LINTAS PEJALAN KAKI dibedakan atas pergerakan kendaraan dan


pergerakan orang, kedua komponen tersebut
Menurut Hobbs (1995), pejalan kaki harus mendapat perhatian pada sistem
adalah bagian dari sistem transportasi penyediaan prasarana dan pelayanan
walaupun di dalam sistem trasportasi sering transportasi.
dilupakan, pejalan kaki tidak boleh Abu bakar (1998 :73), menyatakan
disingkirkan melainkan moda pejalan kaki semua pemakai jalan merupakan pejalan
harus diperhitungkan. kaki dari kegiatan perjalanannya. Biasanya
Sistem transportasi merupakan sektor awal dan akhir perjalanan dilakukan dengan
pendukung dalam setiap aktifitas manusia, berjalan kaki. Kebiasaan pejalan kaki
sebagai prasarana pendukun transportasi merupakan faktor penting sebagai salah satu
harus dapat memberikan pelayanan yang unsur perencanaan dalam penyediaan
baik sehingga diperoleh sistem pergerakan fasilitas pejalan kaki. Perilaku pejalan kaki
yang efektif bagi pengguna transportasi. bermacam-macam seperti ada yang searah
Pada dasarnya komponen sistem dengan lalu lintas, berlawanan arah dengan
transportasi dipandang dari jenis pergerakan lalu lintas, melakukan perjalanan dengan

[Jalur Pendestrian Adalah Hak Ruang Bagi Pejalan Kaki : Andi Imelda Candra Sari] 49
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 1

seorang diri, berkelompok, dan membawah 3. Fasilitas Pejalan Kaki


barang. a. Fasilitas pejalan kaki disediakan untuk
:
1. Karateristik Pejalan Kaki a. menjamin keselamatan pejalan kaki
Kriteria pejalan kaki berdasarkan moda b. Mencegah kelambatan pejalan kaki
perjalanannya dapat dikategorikan Mencegah kelambatan lalu lintas
menurut (Rochadi,1991), sebagai berikut hanya disebabkan oleh pejalan kaki
: yang menggunakan badan jalan.
a. Pejalan kaki penuh b. Fasilitas pejalan kaki dibutuhkan pada :
Pejalan kaki penuh adalah mereka yang 1) Pada daerah-daerah perkotaan
menggunakan moda jalan kaki sebagai secara umum yang jumlah
moda utama yang digunakan penduduknya tinggi.
sepenuhnya dari tempat asal ke tempat 2) Pada jalan-jalan yang memiliki rute
tujuan. angkutan umum yang tetap
b. Pejalan kaki pemakai kendaraan 3) Pada daerah-daerah yang memiliki
pribadi aktifitas kontinyu yang tinggi
Pejalan kaki yang menggunakan moda seperti jalan pasar dan
jalan kaki sebagai moda antara dari pertokoan.
tempat parkir ke tempat tujuan yang 4) Pada lokasi-lokasi yang memiliki
ditempuh dengan berjalan kaki. permintaan yang tinggi dengan
c. Pejalan kaki pemakai kendaraan umum periode yang pendek, seperti :
dan pribadi stasiun bus, sekolah, pusat
Mereka yang menggunakan moda jalan perbelanjaan, tempat peribadatan
kaki sebagai moda antara, dari tempat dan lapangan olah raga. Pada tahap
parkir kendaraan pribadi ke tempat tertentu arus pejalan kaki akan
parkir atau kendaraan umum, dan dari mengurangi kapasitas jalan yang
tempat parkir kendaraan umum ke ada, sehingga jalan pertokoan perlu
tempat tujuan akhir perjalanan. diberi fasilitas pejalan kaki seperti
2. Karateristik kemampuan jarak trotoar dengan demikian sirkulasi
berjalannya pejalan kaki menjadi minim, aman
Kemampuan fisik pejalan berhubungan dan nyaman dalam berjalan.Trotoar
dengan jarak tempuh yang sanggup dapat diindentifikasi oleh: volume
dijalani. Hal-hal yang mempengaruhi pejalan kaki yang berjalan, tingkat
jauhnya jarak berjalan menurut kecelakaan, permintaan masyarakat
Unterman (1984 : 24), dan Rocahdi (Abu bakar,1995 : 20 ).
(1991 ; 15), adalah waktu, 5) Fasilitas pelengkap pada jalur
kenyamanan, keselamatan, dan pejalan kaki
kesenangan : ketersediaan kendaraan
bermotor/umum; pola guna
lahan/kegiatan.

[Jalur Pendestrian Adalah Hak Ruang Bagi Pejalan Kaki : Andi Imelda Candra Sari] 50
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 1

Tabel 3. Fasilitas pelengkap pada jalur pejalan kaki

No Fasilitas Kegunaan

1 Lampu lalu lintas Mengatur pergerakan arus lalu lintas kendaraan dan arus
pejalan kaki

2 Lampu penerangan jalan Memberi penerangan pada malam hari

3 Zebra cross Fasilitas menyeberang jalan

4 Halte Sebagai tempat pemberhentian kendaran umum

5 Tempat duduk Sebagai tempat istirahat sementara bagi pejalan kaki

6. Tempat sampah Untuk menjaga kebersihan pada jalur pejalan kaki

7 Rambu-rambu informasi Untuk membantu memberikan petunjuk/pengarah terhadap


suatu tempat

8 Vegetasi Sebagai pelindung dari cuaca panas dan hujan, filter dari
polusi udara dari asap kendaraan, dan menambah keindahan
trotoar

9 Tempat parkir Tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu


tertentu.

Sumber : Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap 2002

Pada tahap-tahap tertentu arus pejalan c. Pengendali iklim (climate control)


kaki akan mengurangi kapasitas jalan yang d. Pencegah erosi (Erosian control)
ada sehingga jalan di perkotaan perlu diberi e. Habitat satwa (Wildlife habitats)
trotoar didukung dengan fasilitas penunjang f. Nilai estetis (Aesthetic values)
dengan demikian sirkulasi pejalan kaki
menjadi minim konflik dengan kendaraan
aman, dan nyaman (Abu bakar,1999:207). C. KEBUTUHAN FISIOLOGIS
DAN PSIKIS PEJALAN KAKI

Dengan segala keterbatasan yang ada


B. FUNGSI TANAMAN PADA pada pejalan kaki sebagai moda
JALUR PEDESTRIAN transportasi memerlukan perlindungan
keamanan dari lalu lintas kendaraan
Tanaman tidak hanya mengandung bermotor dan gangguan kriminal.
nilai estetis saja, tetapi juga berfungsi untuk Kurangnya penyediaan fasilitas prasarana
meningkatkan kulitas lingkungan. Adapun pejalan kaki, mengakibatkan masyarakat
fungsi tanaman adalah :( baca, cenderung menggunakan moda angkutan
Carpenter,Philip L.,Theodore lain yang dipandang lebih baik.
D.Walker,Lanphear F.,1975, Plants in the Penyediaan prasarana moda jalan kaki
Landscape).Berbagai fungsi tanaman dapat yang menyenangkan, aman dan nyaman
dikategorikan sebagai berikut : akan menarik orang untuk menggunakan
a. Kontrol pandangan (Visual control) moda ini sesuai dengan tujuan
b. Pembatas fisik (Physical barriers) perjalanannya.

[Jalur Pendestrian Adalah Hak Ruang Bagi Pejalan Kaki : Andi Imelda Candra Sari] 51
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 1

Menurut Unterman (1984:26-27), Carr sesuatu yang berbeda dan untuk mencapai
(1992:87–136), Rubenstein (1992:57–87), suatu tujuan diperoleh dengan memberikan
berfungsinya trotoar sebagai jalur pejalan jalur trotoar yang menarik dan desain
kaki dengan baik sangat tergantung pada trotoar tampak kontras dan harmonis
kondisi ideal dari sebuah akhir perancangan dengan lingkungan sekitarnya.
dengan kriteria – kriteria yang dapat 4. Kenyamanan
memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikis Faktor kenyamanan, yaitu apabila
pengguna jalan yang antara lain : terbebas dari gangguan-gangguan yang
dapat mengurangi kenyamanan secara fisik
1. Keselamatan dan psikologi pejalan kaki. Kelancaran
Keselamatan, pejalan kaki akan bergerak, adanya pelindung dari cuaca
merasa aman jika yaitu terlindung dari buruk, tempat istirahat.
kecelakaan terutama disebabkan oleh
kendaraan bermotor maupun kondisi
trotoar yang buruk yang bisa menyebabkan
terperosok, menabrak tiang/pohon dan D. PERANAN TROTOAR DI
sebagainya. Keselamatan juga berkaitan PERKOTAAN
dengan besarnya konflik antara pejalan dan
kendaraan yang menggunakan jalan yang Konsep jalur trotoar diutamakan
sama. Keselamatan dapat diwujudkan untuk pejalan kaki, karena pergerakan
perbaikan kondisi fisik trotoar yaitu; manusia kebanyakan dilakukan dengan
melalui penempatkan trotoar (Segregasi, berjalan kaki. Jalan pada akhirnya
integrasi, pemisahan), struktur, tekstur, merupakan wadah kegiatan fungsional
pola perkerasan dan dimensi trotoar (ruang yang mempertemukan masyarakat dalam
bebas, lebar efektif, kemiringan) yang kehidupan rutin sehari-hari, oleh karena itu
sesuai kebutuhan ruang. tidak semua kegiatan masuk kedalam
2. Kemudahan koridor jalan hal inilah yang menjadi salah
Faktor Kemudahan dimaksudkan satu penyebab sehingga berpotensi menjadi
untuk memberikan kemudahan pencapaian sumber konflik.
ke suatu tempat tanpa ada hambatan dan Manfaat jalur pejalan kaki di pusat
gangguan dengan berjalan terasa lebih kota menurut Untermann, pada dasarnya
mudah didukung dengan tersedianya memiliki pengaruh yang luas pada
fasilitas yang mendukung perjalanan, peremajaan kota (Untermann,1984:135),
perjalanan lebih cepat, atau lebih murah yaitu :
daripada mengendarai kendaraan
1. Untuk menyelamatkan lingkungan kota
(Unterman,1984:23).
melalui perbaikan lingkungan jalan
Faktor kemudahan pejalan kaki
2. Memberikan keamanan dan
dipengaruhi oleh waktu dan jarak tempuh,
kenyamanan pejalan kaki untuk
dan kelancaran dapat diperoleh dengan
berjalan.
jalur yang dapat menghubungkan dengan
3. Mengendalikan tingginya tingkat
berbagai tempat serta ketersediaan rambu-
kemacetan lalu lintas.
rambu informasi dan rambu-rambu lalu
4. Meningkatkan image dan indentitas
lintas yang dapat membantu mengatur arus
pusat kota.
kendaraan dan pejalan kaki.
5. Mengurangi polusi bunyi, polusi udara
3. Kesenangan
dan sebagai penunjang keindahan
Faktor kesenangan dapat memberikan
dengan perbaikan vegetasi pada jalur
kenikmatan kepada pejalan kaki karena
pejalan kaki.
faktor yang merangsang manusia untuk
cendrung bergerak bila ada sesuatu yang
menyenangkan, mempunyai daya tarik,
sesuatu yang mempunyai kegunaan, ada

[Jalur Pendestrian Adalah Hak Ruang Bagi Pejalan Kaki : Andi Imelda Candra Sari] 52
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 1

PEMBAHASAN Paving blok


- Tanaman :
A. Lokasi pengamatan jalur pedestrian Tanaman pelindung
pada lapangan taruna sebagai ruang - Fasilitas penunjang : halte,
publik tempat istirahat/duduk

Lokasi trotoar pada lapangan taruna a) Kondisi lalu lintas


berada pada kecamatan kota selatan Jumlah kendaraan relatif banyak karena
Lapangan taruna merupakan salah satu pusat berada pada pusat kota dan daerah padat
terkonsentrasinya Pedagan kaki Lima penduduk sehingga setiap saat dapat terjadi
terbesar di kota Gorontalo yang menempati penumpukan kendaraan.
badan trotoar sebagai tempat usaha pada
hari-hari tertentu atau pada hari libur. b). Kondisi trotoar
Konsekuensi dari pedagang kaki lima Trotoar pada lapangan taruna
menyebabkan penyempitan ruang pada mengelilingi lapangan taruna sebagai
trotoar yang dapat mengganggu pola pembatas atau dinding semu antara lapangan
pergerakan pejalan kaki. Data geometrik taruna dan jalan raya. Jalurnya trotoar
lokasi pengamatan jalan Ahmad Yani dan sebagian terputus-putus karena disebabkan
Wolter Mongginsidi..pada lapangan taruna perkerasan pada permukaan trotoar mulai
sebagai berikut : rusak. Menggunakan paving blok tapi tidak
- Jumlah arah lalu lintas : 2 arah berpori sehingga tidak ada penyerapan air
terbagi hujan.
- Jumlah lajur lalu lintas : 2 lajur
- Lebar trotoar kiri dan kanan : 1,20 m
- Tinggi trotoar : 20 cm
dari badan jalan
- Bahan trotoar :

c). Pola pejalan kaki Beberapa pepohanan yang berada


disepanjang jalur pedestrian, lampu jalan
Pola pejalan kaki yang terjadi pada dan perbedaan ketinggian trotoar yang
jalan. Wolter Monginsidi, dan Ahmad Yani cukup tinggi dari jalan kendaraan sebagai
di sekitar Lapangan Taruna yaitu dari dinding semu dan dapat memberikan
aktifitas pertokoan, perkantoran dan perbedaan fungsi yang jelas.
permukiman. Melonjaknya pengguna trotoar
yaitu pada hari libur/hari minggu dan acara-
acara tertentu sering yang diadakan di
lapangan taruna.

[Jalur Pendestrian Adalah Hak Ruang Bagi Pejalan Kaki : Andi Imelda Candra Sari] 53
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 1

B. Lokasi pengamatan jalur pedestrian pergerakan pejalan kaki. Data geometrik


pada Taman Kota sebagai ruang lokasi pengamatan jalan Agung Suprapto
publik sebagai berikut :
- Jumlah arah lalu lintas : 2 arah
Lokasi trotoar pada Taman Kota - Jumlah lajur lalu lintas : 2 lajur
berada pada jalan Jaksa agung Suprapto, - Lebar trotoar kiri dan kanan : 1,25 m
Taman kota sebagai salah satu ruang publik ?
merupakan salah satu pusat - Tinggi trotoar : Rata
terkonsentrasinya Pedagan kaki Lima dengan badan jalan
terbesar di kota Gorontalo yang menempati - Bahan trotoar :
badan trotoar sebagai tempat usaha pada perkerasan beton
hari-hari tertentu atau pada hari libur atau - Tanaman pembatas : tidak
mulai sore hari sampai malam hari. ada
Konsekuensi dari pedagang kaki lima - Fasilitas penunjang : Tidak
menyebabkan penyempitan ruang pada ada
trotoar yang dapat mengganggu pola

a) Kondisi lalu lintas


Jumlah kendaraan relatif banyak dan c). Pola pejalan kaki
padat karena berada pada pusat kota dan Pola pejalan kaki yang terjadi pada
daerah perkantoran, sekolah, usaha, dan jalan Agung Suprapto di sekitar yaitu dari
permukiman sehingga setiap saat dapat aktifitas taman kota adalah perkantoran,
terjadi penumpukan kendaraan dan pada sekolah dan permukiman. Melonjaknya
waktu-waktu jam pulang kerja dan sekolah. pengguna trotoar yaitu pada malam hari dan
acara-acara tertentu sering yang diadakan di
b). Kondisi trotoar taman kota.
Trotoar pada taman kota pada jalan
Agung Suprapto Jalurnya trotoar sebagian
terputus-putus, perkerasan dengan beton KESIMPULAN
sehingga tidak ada penyerapan air hujan,
pada permukaan trotoar mulai rusak.Disisi 1. Berdasarkan hasil pengamatan dari dua
jalan lainnya tidak ada perbedaan ketinggian lokasi ruang publik yang ada di Kota
trotoar dengan badan jalan dan ruang publik Gorontalo bahwa jalur pedestrian adalah
sehingga pengguna jalan lain dapat bagian dari ruang publik, dimana
memarkir kendaraannya di ruang publik dan sebagian aktifitas masyarakat di lakukan
jalur pejalan kaki, sehingga fungsi masing- di trotoar.
masing terabaikan.

[Jalur Pendestrian Adalah Hak Ruang Bagi Pejalan Kaki : Andi Imelda Candra Sari] 54
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 1

2. Perlu adanya pembagian fungsi yang sebagai jalur akses ke ruang publik dan
jelas antara area ruang publik untuk keberbagai tempat.
berkegiatan dan jalur untuk pejalan kaki

3. Kurangnya ketersediaan fasilitas masyarakat untuk mau berjalan kaki.


penunjang yang dapat mendukung Fasilitas penunjang dapat memberikan
aktifitas pejalan kaki. Fasilitas kenyamanan dalam berjalan kaki.
penunjang adalah salah satu daya tarik

4. Fungsi tanaman pada jalur pedestrian keindahan, pengontrol pandangan dan


tidak hanya sebagai pembatas tetapi dapat meningkatkan kualitas lingkungan
mengandung nilai estetis yaitu di sekitar ruang publik.

[Jalur Pendestrian Adalah Hak Ruang Bagi Pejalan Kaki : Andi Imelda Candra Sari] 55
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 1

DAFTAR PUSTAKA Perancangan Arsitektur


Lansekap (Prinsip – Unsur
dan Aplikasi Disain). Bumi
Bunyamin Purwokerto, 2004. Hubungan
Aksara. Jakarta.
Setting Jalur Pedestrian
Terhadap Persepsi
Sugiono, 2007. Statistik Non Parametris.
Pedagang Kaki Lima Pada
Alfabeta. Bandung
Malam Hari Di Kawasan
Bangunan Campuran .
Syahrir Hud. 2002. Perilaku Pejalan Kaki
Jurnal teknik. Vol.X.
dalam Disiplin Berlalu
Universitas Brawijaya.
Lintas. Pasca Sarjana.
Universitas Hasanuddinn.
Gempur Santoso, 2005. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif.
Zand, M. 1999. Perancangan Kota Secara
Prestasi pustaka.Jakarta
Terpadu. Kanasius
Yogyakarta.
Ibrahim Zaky, 2005. Studi Karateristik
Pejalan Kaki Terhadap
Rinaldi Mirsa. 2011. Elemen Tata Ruang
Penyediaan Fasilitas Pejalan
Kaki Di Pusat Kota Malang. kota. Graha Ilmu Jogyakarta
Jurnal ruas Volume 3.
Universitas Brawijaya

Joyce Marcella Laurens, 2004. Arsitektur


dan Perilaku Manusia.
Grasindo. Surabaya

Petrus Natalivan,Prinsip Perancangan


Sebagai Dasar Penanganan
Konflik Pada Koridor Jalan
komersil. Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota. Vol. 14,
No.3 Ganesha. Bandung

M. Syafruddin Hamrun, 2005. Keamanan,


Kenyamanan, Kesenangan
dan Kemudahan
Perbelanjaan dan Rekreasi
Pantai Losari Makassar.
Pasca Sarjana. Universitas
Hasanuddin.

Pedoman Perencanaan jalur Pejalan Kaki


pada Jalan Umum. Yayasan
Badan Penerbit Pekerjaan
Umum PT. Mediatama
Saptakarya.

Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi


Edisi 4. 2005. program Pasca
Sarjana. Universitas
Hasanuddin.

Riduwan, 2003. Dasar-Dasar Statistika.


Alfabeta .Bandung.

Rustam hakim, MT. IALI, Hardi Utomo.


2002. Komponen

[Jalur Pendestrian Adalah Hak Ruang Bagi Pejalan Kaki : Andi Imelda Candra Sari] 56

Anda mungkin juga menyukai