Anda di halaman 1dari 1

Hari ini membahas tentang preservasi hewan (Non-fosil), lalu ada awetan kering dan awetan

basah. Awetan kering terbagi menjadi 3 yaitu awetan kulit (Vertebrata), tulang dan rangka
(vertebrata), awetan cangkang (Aves, reptil, invertebrata). Untuk Awetan basah bisa
diterapkan pada semua taksa, menggunakan alkohol 70% dan 96%, formalin 4% dan 10 %
dan RNA Later. Lalu membahas mengneai preservasi kering avifauna dan Mamalia yang
terdiri dari taksidermi, artikulasi rangka, dan awetan cangkang. Taksidermi adalah cara
pengawetan kulit secara etimologi, artikulasi rangka adalah awetan rangka utuh atau bagian
tulang tertentu, awetan cangkang berupa awetan cangkang telur yang isinya sudah
dikeluarkan dan dibersihkan lalu diberi zat yang mengisi agar tidak pecah. Lalu ada
preservasi basah pada 3 taxa yaitu pada actinopterygii, hexapoda dan herpetofauna. Pada
actinopterygii alat yang dibutuhkan adalah 1. Alkohol 70% , 2. Formalin 4% , 3. Suntikan, 4.
Kertas mika, 5. Jarum pentul, 6. Sterofoam. Proses killing pada actinopterygii dilakukan
dengan suntikan alkohol 96% pada tubuh ikan agar ikan mati, fiksasi dilakukan dengan
menyuntik formalin 4 % ke bagian atas dan bawah tubuh ikan, spreading dilakukan dengan
merentangkan sirip sirip ikan dan tusuk dengan jarum pentul ke sirip ikan yang terlah
dilebarkan. Lalu untuk yang hexapoda untuk killing nya yang pertama tama menggunakan
sarung tangan lalu buka tutup jar dan basahi kapas dengan alkohol 70% (jangan terlalu
basah). Setelah itu masukkan kapas kedalam jar (tidak mengenai dinding jar) lalu gunakan
oinnset untuk membantu memasukkan kapas, lalu masukkan sekat berupa kardus yang
nantinya diletakkan diatas kapas (agar spesimen tidak terkena basah alcohol). Selanjutnya
masukkan spesimen dan tutup killing jar dengan rapat dan tunggu beberapa waktu hingga
spesimen mati. Setelah itu kita lakukan proses spreading (Teknik preservasi kering pada
serangga). Hal pertama adalah tusuk bagian torax dengan jarum pentul setelah itu jarum
pentul (tidak berkarat) ditusukkan ke spreading board (alat bantu untuk merentangkan
sayap) setelah itu letakkan badan di sela2 antara kayu dan rentangkan sayap pada spreading
board dan ditempel kertas mika diatas sayap tersebut (pastikan bagian sayap terlihat jelas).
Lalu tunggu spesimen (kupu-kupu) agar menjadi tegak dan terlihat dengan jelas. Setelah itu ,
kupu-kupu kaku dan tegak disimpan dalam bentuk display yang terdapat kapur barus di
dalamnya sehingga spesimen menjadi awet. Lalu untuk yang herpetofauna alat yang
digunakan adalah alkohol 70 %, formalin 4% sarung tangan, suntikan, kapas, dan label,
untuk killing menggunakan alkohol dengan disuntik ke kepala degn sudut 45 derajat Untuk
fiksasikemudian setelah katak mati, suntikan formalin ke bagian dubur dan kedua kaki katak
agar organ tidak rusak. Atur bentuk tubuh katak sesuai bentuk yang seharusnya dan agar
jelas diamati, kemudian ikatkan label pada bagian badan katak.

Anda mungkin juga menyukai