Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROTEKNIK

“Preparasi Sediaan Utuh (Wholemount) Hewan”

Disusun oleh :
Nama : Ita Nur Rohmiyati
NIM : K4316037
Kelas :C
Kelompok : 11

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
LAPORAN RESMI MIKROTEKNIK

I. JUDUL : Preparasi Sediaan Utuh (Wholemount) Hewan


II. TUJUAN
Membuat sediaan atau bagian dari organ hewan secara utuh
III. ALAT & BAHAN
Alat
Beker glass, object glass, cover glass, pipet tetes, pinset, gunting
Bahan
Semut, kutu, cacing sutera (Tubifex sp)
Etanol 30%, 50%, 70%, 80%, 95%, dan 100%, xilol, eosin 1%, formalin 4%, Canada
balsam, minyak cengkeh, akuades
IV. SKEMA LANGKAH KERJA
Semut dan Kutu

Fiksasi semut dengan etanol Dehidrasi dengan etanol Jernihkan dengan minyak
70% minimal 2x24 jam bertingkat 80%, 95%, 100% cengkeh selama 5 menit
masing-masing 10 menit

Atur di atas gelas objek , tetesi Pindahkan ke xilol selama


Tutup dengan cover glass dan
dengan entellan sebagai 2x25 menit. Xilol berfungsi
biarkan sampai kering
pelarut sebagai penjernih dan sebagai
kemudian diamati dan
medium pelarut entellen
didokumentasi
Cacing Sutera
Cuci dengan etanol 50% dan
Menjempit cacing diantara gelas Melepaskan cacing dari gelas aquades bila fiksatifnya
objek agar lurus (tidak benda dan fiksasi kembali alcohol 70%, dengan akuades
bergelombang), lalu memfiksasi beberapa jam bila fiksatifnya formalin 4%
dengan etanol 70% / formalin
4% min. 2x24 jam
Mewarnai dengan eosin 1%
Menjernihakan dg Dehidrasi dgetanol bertingkat Mencuci
dalam air selama beberapa
laktofenol selama 30 30%, 50%, 70%, 95%, 100% dengan air
jam, tergantung hewannya
menit dan xilol 2x10 masing-masing 3-5 menit
menit

Meletakkan di atas Menutup dengan cover glass


gelas objek dengan perekat entellan
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DATA PENGAMATAN

Hasil Pengamatan Keterangan


Kutu dengan perbesarn 4x 1: bagian toraks kutu
2: bagian kepala
3: ekstremitas / alat gerak
1 4: antena

Semut dengan perbesaran 4x 1: ekstremitas (alat


gerak) yang erjumlah 3
pasang
1 2: abdomen
3: toraks
2 4: kepala
3 5: antena

Cacing perbesaran 4x 1: ruas atau segmen yang


juga dari dalam tubuh
2: bagian organ dalam
cacing
1 3: bagian posterior atau
ekor cacing sutera
2 4: bagian anterior atau
kepala cacing sutera

Bagian badannya
3

4
Bagian kepala dan ekor
B. PEMBAHASAN

 Menjelaskan teknik handling bahan


Preparat whole mount merupakan preparat dari suatu objek yang disajikan secara
utuh atau bagian-bagian tertentu dari objek tanpa melakukan pengirisan menjadi
irisan tipis, seperti preparat cacing hati, preparat protozoa, preparat alga, dan
lainnya. (Devi, 2015)
 Pada pembuatan preparat wholemount cacing menggunakan eosin 1% dalam
air, karena pewarna ini spesifik terhadap spesimen cacing.
 Penjernihan dengan laktofenol dan xilol. Laktofenol merupakan campuran
asam laktat dan fenol, baik untuk sediaan utuh cacing pipih. Xilol berfungsi
sebagai pelarut entellan. Karena alkohol tidak mungkin dapat bersatu langsung
dengan entelan, maka dari itu xilol yang menjadi zat perantara antara
keduanya.
 Pada pembuatan preparat wholemount semut, penjernih yang digunakan
adalah minyak cengkeh dan xilol. Minyak cengkeh memiliki sifat-sifat seperti
proses penjernihan cepat, dapat langsung digunakan setelah pemberian etanol
95%, dapat menyebabkan pengerutan sel, dan sukar memindahkan jaringan ke
parafin. Xilol merupakan penjernih yang paling umum digunakan, beracun,
murah, daya kerja cepat tetap jaringan menjadi lebih rapuh dari pada
penggunaan dengan kloroform. Pemberian xilol dilakukan secara bertahap.
Setelah itu penutupan kaca prepatat dengan bantuan entellan diharapkan
preparat tersebut dapat diamati beerapa waktu ke depan. (Suntoro, 1983)
 Entellan berfungsi sebagai perekat
 Menjelaskan tentang pelaksanaan penggunaan teknik tersebut
Whole mount merupakan metode yang digunakan dalam membuat preparat secara
utuh, yaitu preparat yang digunakan adalah preparat dari obyek secara utuh tanpa
adanya pemotongan terhadap obyek. (I. G. A. Pradana Putra, 2011).
Pelaksanaan dapat membuat preparat wholemount hewan maupun tumbuhan.
Secara umum terdapat beberapa langkah dalam teknik whole mount antara lain :
a. Fiksasi : Fiksasi adalah proses untuk mempertahankan sel atau jaringan agar
tetap pada tempatnya dan tetap utuh. Pada fiksasi menggunakan etanol 70% .
(Toineno, 2012).
b. Dehidrasi : proses penarikan molekul air dari jaringan, contohnya ethyl
alkohol dan aseton
c. Staining adalah proses mewarnai objek pada sediaan yang dilakukan setelah
objek difiksasikan ke sediaan, contohnya Eosin 1%
d. Clearing : proses penggantian dehidran dengan larutan lain sebagai persiapan
untuk dehidran yang lain, contohnya xilol, kloroform, minyak cengkeh, dan
laktofenol.
e. Mounting : proses merekatkan suatu sediaan yang telah jadi dengan gelas
penutup, contohnya Canada balsam atau entellan
f. Labelling : proses terakhir, yaitu pemberian nama sediaan pada bagian tepi
gelas objek.
 Kendala selama kegiatan praktikum
Kendala yang dialami saat praktikum antara lain :
a. Saat melakukan penjepitan cacing, seringkali cacing susah untuk diluruskan.
Apabila berhasil diluruskan, terdapat beberapa cacing yang terputus
b. Saat tahap mounting atau perekatan dengan Canada balsam, karena sifat
Canada balsam yang mudah melekat harus hati-hati dalam membubuhinya
pada object glass. Apabila tidak hati-hati menyebabkan timbulnya gelembung
pada preparat.
 Analisis Data Pengamatan
Kutu daun dengan perbesaran 4x
Preparat wholemount kutu sudah terlihat
bagian-bagiannya. Mulai dari tubuhnya,
kepala, antenna, dan ekstremitasnya.
Ekstremitas tidak semua terlihat karena
ada beberapa kaki yang kemungkinan
tertekuk ketika menempatkan objek di
objek glass. Bagian dalam tubuh kutu
tidak begitu jelas karena tubuhnya yang
tidak transpran seperti semut.

Semut dengan perbesaran 4x


Preparat sudah terlihat cukup baik. Terihat
jelas bagian-bagian tubuh tersebut, antara
lain : kepala, ekstremitas, toraks, abdomen,
dan antena. Hasil penjernihan dengan
minyak cengkeh preparat semut dihasilkan
preparat yang seperti aslinya karena hanya
sedikit pengkerutan. Terlihat juga bulu
halus pada bagian abdomen semut, yang
apabila kita lihat langsung tidak terlihat
oleh mata.
Cacing dengan perbesaran 4x
pada preparat wholemount cacing sutera
(Tubifex sp) terlihat jelas pada bagian
kepala, badan, dan ekornya. Pada bagian
kepala, terlihat bentuk kepala segitiga,
badannya terlihat terdiri dari segme-
segmen yang sesuai dengan karakteristik
Tubifex sp yang masuk dalam filum
Annelida (cacing yang memiliki cincin
atau segmen). (Pennak, 1978)
Pada bagian ekor terlihat seperti putus,
karena kurang kehati-hatian dalam
pelurusan cacing, sehingga bagiannya
terputus.
Pada bagian badan, terlihat seperti cairan
hitam dan bagian kepala tidak terlihat
bagian dalamnya, karena pembubuhan
Canada balsam yang terlalu banyak
sehingga mengurangi keestetisan
preparat ini.
VI. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. Teknik wholemount (utuh) dapat mengamati suatu orgam bagan tumbuhan atau
hewan secara utuh tanpa ada pemotongan
b. Pada kutu, terlihat bagian kepala, bdan, antena, dan ekstremitas. Bagian dalam tidak
terlihat karena tubuhnya tidak transparan. Ekstremitas tidak terlihat semua, karena
ketika meletakan di objek glass tertekuk
c. Pada semut, sudah terlihat baik, semua bagian-bagian terlihat kepala, toraks,
abdomen, ekstremitas, dan antenna. Terdapat beberapa bagian yang menghitam
karena pembubuhan Canada balsam yang terlalu tebal.
d. Pada cacing juga terlihat segmen tubuhnya. Bagian kepala bersegi tiga. Bagian
kepala terputus, karena kurag kehati-hatian saat pelurusan cacing atau saat penjepit
diantara object glass

VII. DAFTAR PUSTAKA

Devi, E. R. (2015). Pengembangan Lks Materi Alga Dengan Memanfaatkan Media Preparat
Whole Mount Mikroalga. Jurnal BioEdu, 4(3), 949–956.
I. G. A. Pradana Putra, N. L. (2011). Inventarisasi Serangga Pada Perkebunan Kakao
(Theobroma Cacao) Laboratorium Unit Perlindungan Tanaman Desa Bedulu, Kecamatan
Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Jurnal Biologi Xiv (1), 19-24.

Pennak, R.W. 1978. Freshwater Invertebrates of United States. A Wiles Intescience Publication.
John Wiley and Sons. New York.
Suntoro SH. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta: Bhatara Karya Aksara

Toineno, E. S. (2012). Keragaman Famili Psocoptera Di Nisa Penida Kabupaten Klungkung-


Bali. Jurnal Biologi Xvi (1), 19-22.

VIII. LAMPIRAN
 ACC Data Pengamatan Praktikum

 Dokumentasi Kegiatan Praktikum

 Cuplikan Jurnal Referensi yang digunakan

Anda mungkin juga menyukai