5.1 Pendahuluan
Perencanaan transportasi : adalah suatu kegiatan perencanaan sistem transportasi
yang sistematis yang bertujuan menyediakan layanan transportasi baik sarana maupun
prasarananya disesuaikan dengan kebutuhan bagi masyarakat.
Perkembangan terakhir mengarah pada perencanaan transportasi yang
berkelanjutan (sustainable transportation) : memadukan antara efesiensi
transportasi, pertumbuhan ekonomi, dan kelestarian sumber daya
LALULINTAS
Pembangunan suatu areal lahan akan menyebabkan timbulnya lalulintas yang akan
mempengaruhi penyediaan atau suplai sarana maupun prasarana transportasi.
Sebaliknya penyediaan / suplai transportasi yang baik akan mempengaruhi pola
pemanfaatan lahan krn tingkat aksesibilitas meningkat. Interaksi ketiga sub sistem
tersebut dipengaruhi regulasi dan kebijakan .
Perencanaan transportasi diperlukan sebagai konsekuensi dari pertumbuhan kondisi
lalulintas dan perluasan wilayah.
i j
Angkutan pribadi
Angkutan umum
BANGKITAN PERJALANAN
Bangkitan perjalanan dapat dibagi menjadi 2 :
1. perjalanan yg meninggalkan suatu lokasi atau zona = bangkitan / produksi (trip
production)
2. perjalanan yg menuju suatu zona = tarikan / atraksi (trip atraction)
i j
BANGKITAN TARIKAN
KANTOR PASAR
TARIKAN BANGKITAN
Pada perjalanan berbasis RT diasumsikan orang yang masuk dan keluar kantor adalah
berjumlah sama karena dari rumah tangga yang sama.
Pada perjalanan berbasis bukan RT orang yang masuk dan kelura kantor berjumlah sama
karena bisa berasal dari berbagai tempat (misalnya pasar)
Satuan perjalanan :
- orang per satuan waktu : rata-rata ataupun total selama 1 jam ataupun 1 hari
- kendaraan per satuan waktu
Tata guna lahan sangat mempengaruhi bangkitan perjalanan, yaitu :
- luasnya
- tipe / jenis peruntukannya : pemukiman, pendidikan, CBD (central business
district)
- jumlah aktivitas dan intensitasnya
Lalulintas yang dibangkitkan akan berbeda dalam hal :
- volumenya
- tipenya : pejalan kaki, kendaraan barang, kendaraan pribadi
- waktunya : misal ; kantor mempunyai bangkitan pagi dan sore, pertokoan
menghasilkan lalulintas yg berfluktuasi tiap harinya, kawasan wisata
membangkitkan perjalanan pada akhir minggu
Pendekatan Model Bangkitan Perjalanan, antara lain :
a) model regresi linier berganda : data didapat dari survei wawancara rumah tangga
(home interview).
b) model analisis kategori : idem
c) model faktor pertumbuhan : data didapat dari survei wawancara tepi jalan (road
side interview)
d) pendekatan lain yaitu : ANN (Artificial Neural Network) = jaringan saraf buatan
Dari berbagai studi empiris, bangkitan perjalanan merupakan fungsi dari : jumlah
penduduk, income per kapita, kepemilikan kendaraan, luas lahan industri, dll
Model Tarikan Perjalanan dipengaruhi variabel tata guna lahan : lapangan kerja, luas
daerah, luas kantor, luas toko, kapasitas parkir, dll.
Namun demikian model persamaan bangkitan perjalanan lebih bisa dipercaya / handal
dibanding model tarikan perjalanan. Mengapa ? ? ?
DISTRIBUSI PERJALANAN
Tujuan pemodelan distribusi perjalanan adalah mengkalibrasi persamaan hasil
observasi lapangan supaya seakurat mungkin mendekati pola perjalanan (dari asal ke
tujuan ) yang sebenarnya.
- kalibrasi : pemilihan parameter yang mengoptimalkan ukuran kesesuaian, yaitu
penggunaan persamaan untuk kondisi dan situasi yang berbeda dg pd saat
persamaan dibuat Ykalibrasi = Yawal + konstanta
- estimasi : pencarian nilai parameter shg persamaan model mendekati data hasil
observasi supaya hasil hitungan mendekati hasil observasi Yhit = Yobs
- validasi : penggunaan model dengan menggunakan data asli suatu daerah
Data – data penting pada tahap ini adalah :
- data Matrik Asal – Tujuan
- data Matrik Hambatan, yaitu hambatan yg berupa : waktu, biaya, atau jarak antar
zona satu dengan zona yang lain
- data Distribusi Frekuensi Pergerakan untuk tiap kategori hambatan
Bagan proses kalibrasi model distribusi perjalanan :
MATRIK
ASAL-TUJUAN
GRAFIK DISTRIBUSI
PANJANG PERJALANAN
MATRIK
BIAYA
tujuan, bisa berupa wilayah (zona) atau lingkup yang lebih kecil, misal di
persimpangan jalan
1
Ke Dari1234Oi1-26542010025-
20 26 2457160034090-702004567322-
700Dj507891006611600
54 5
5
673 571
4 22 24 2
40
70 90
Metode konvensional untuk mendapatkan matrik : Wawancara tepi jalan (road side
interview)
Wawancara di rumah (home
Metode interview)
Langsung Foto udara
Mengikuti mobil (moving car
observer)
dll
Metode MAT
konvensional Metode Analogi
Uniform
Rata-rata
Fratar
Detroit
Furness
Metode Tak
Langsung
Metode Sintetis
Model Opportunity
Model Gravity
Model Gravity -
Opportunity
Ilustrasi
Suatu kota mempunyai satu ruas jalan tembus dengan kapasitas 1000 kend / jam dan
sebuah jalan lingkar dengan jarak lebih panjang dengan kapasitas 3000 kend / jam
JALAN LINGKAR
A B
JALAN TEMBUS
Asumsikan pada jam sibuk pagi terdapat 3500 kendaraan mendekati kota dan setiap
kendaraan memilih rute terpendek (jalan tembus). Sangat kecil kemungkinan semua
kendaraan bisa lewat jalan tembus karena akan sangat macet. Beberapa kendaraan
akan memilih jalan lingkar walaupun lebih jauh untuk menghindari kemacetan.
Suatu saat akan terjadi kondisi stabil, yaitu dimana tidak dimungkinkan lagi
pengendara akan memilih rute lain yang lebih baik karena kedua rute mempunyai
biaya yang sama dan minimum kondisi keseimbangan (equlibrium).
Akhirnya tidak semua kendaraan akan memilih jalan tembus dengan berbagai alasan
kualitatif (kenyamanan, keselamatan, keindahan dll). Perbedaan persepsi akan
menghasilkan penyebaran kendaraan pada setiap rute sehingga tercipta proses
stokastik (tidak pasti) dalam pemilihan rute
Alasan pemilihan rute sangat menentukan jenis model yang digunakan. Terdapat 3
hipotesa alasan yang menghasilkan model yang berbeda :
a) All or nothing assigment
Asumsi : pemakai jalan secara logika menggunakan rute terpendek yang
meminimalkan hambatan (waktu, jarak, ataupun biaya) dan semua lalulintas lewat
pada rute yang sama tersebut dengan anggapan semua pengendara mengetahui
rute terpendek tersebut
b) Multipath assigment
Asumsi : pemakai jalan tidak mengetahui secara pasti rute yang tercepat. Masing-
masing menggunakan rute yang menurut mereka adalah yang terpendek. Sehingga
terdapat banyak rute yang dilalui
c) Probabilistic assigment
Asumsi : pemakai jalan mempertimbangkan faktor lain selain jarak, waktu, dan
biaya dalam memilih rute, misal : keamanan, kenyamanan, keindahan
pemandangan dll yang bersifat kualitatif
Beberapa model pelimpahan rute :
a) Model All or Nothing (AON)
- paling sederhana, tercepat, termudah
- hanya tergantung pada asumsi pribadi dan ciri fisik jalan yang akan dilewati
- tidak tergantung pada tingkat kemacetan
- realistis untuk jalan luar kota atau pada kota kecil dimana jalan tidak terlalu
macet dan hanya mempunyai rute alternatif yang terbatas
b) Model stokastik / model banyak rute
- lebih realistis dibanding AON
- memperhitungkan variasi persepsi waktu tempuh antara pengendara
- pengendara tidak tahu secara pasti mana rute yang tercepat, sehingga
pemilihan rute lebih acak
- mengabaikan efek kemacetan
c) Model batasan – kapasitas (Capacity Restraint )
- mempertimbangkan efek kemacetan
- mempertimbangkan batasan kapasitas / arus yang mampu ditampung jalan
d) Model keseimbangan (ekuilibrium)
- model terbaik untuk kondisi jalan macet
- terbaik untuk kota-kota besar
- kelemahan : memerlukan waktu yang lamam untuk proses komputer
5.3 Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan regulasi transportasi sangat tergantung pada karakteristik suatu
wilayah urban, rural, regional, atau lingkup yang lebih luas yaitu negara. Kebijakan
dan regulasi berpengaruh terhadap perencanaan transportasi, yaitu mempengaruhi tiap
tahapan four stages model.
Sehingga perencanaan transportasi perlu dilakukan secara komprehensif dengan
selalu melihat keterkaitan aspek-aspek kebijakan dan regulasi.