Anda di halaman 1dari 15

3.1.

1 Teknik Analisis dan Pengolahan Data

1. Survei Wawancara Rumah Tangga (Home Interview)


a. Analisis Bangkitan Perjalanan

Salah satu tujuan dari survei wawancara rumah tangga


adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi jumlah perjalanan di suatu zona. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi jumlah perjalanan adalah ukuran
keluarga (family size), tingkat kepemilikan kendaraan, dan
pendapatan.
1) Ukuran Keluarga (Family Size)

Ukuran keluarga adalah semua anggota keluarga yang


melakukan perjalanan dan tidak termasuk yang tidak
melakukan perjalanan. Besarnya jumlah ukuran keluarga akan
mempengaruhi jumlah perjalanan pada setiap keluarga.
Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang melakukan
perjalanan,

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 30
maka jumlah perjalanan semakin tinggi, sebaliknya semakin
rendah jumlah anggota keluarga yang melakukan perjalanan
maka jumlah perjalanan semakin rendah.
2) Kepemilikan kendaraan

Jumlah kepemilikan kendaraan untuk setiap rumah


tangga mempengaruhi bangkitan/tarikan perjalanan. Jika suatu
rumah tangga memiliki kendaraan lebih banyak melakukan
perjalanan dibanding dengan rumah tangga yang tidak memiliki
kendaraan.
3) Pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga dihitung berdasarkan jumlah


pendapatan seluruh anggota keluarga yang bekerja (memiliki
pendapatan). Jika pendapatan keluarga tinggi maka jumlah
perjalanan lebih besar dibandingkan dengan keluarga yang
memiliki pendapatan sedang/rendah.
Perjalanan adalah fungsi tata guna lahan, karakteristik
pelaku perjalanan dan sistem transportasi. Perhitungan
perjalanan dapat berbasis individu, keluarga atau zona.
Sehubungan dengan ketersediaan data bebasis keluarga/rumah
tangga, maka hubungan perjalanan dengan variabel yang
mempengaruhi digunakan data-data yang berbasis keluarga.
Fungsi perjalanan (Y) adalah jumlah bangkitan
perjalanan setiap keluarga yang dipengaruhi oleh ukuran
keluarga (X1), kepemilikan kendaraan (X2), dan pendapatan
keluarga (X3). Fungsi ini dirumuskan sebagai berikut :

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑥1 + 𝑏2𝑥2 + 𝑏3𝑥3 (III.1)

Sebelum melakukan permodelan bangkitan perjalanan


dengan metode regresi terlebih dahulu dilakukan uji korelasi antar
variabel. Uji korelasi ini digunakan untuk menilai hubungan antara
jumlah bangkitan perjalanan (variabel terikat) dengan faktor-
faktor

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 31
yang mempengaruhinya (variabel bebas) serta hubungan antar
variabel bebas.
Batasan nilai uji korelasi yang digunakan adalah 0,6 artinya
apabila nilai korelasi lebih besar atau sama dengan 0,6 maka antar
variabel mempunyai hubungan yang kuat. Sebaliknya apabila nilai
korelasi adalah <0,6 maka antar variabel mempunyai hubungan
yang lemah (tidak saling mempengaruhi). Apabila ada lebih dari
satu variabel bebas yang mempunyai hubungan yang kuat
terhadap variabel terikat maka perlu dinilai korelasi antara variabel
bebas tersebut.
Apabila nilai korelasi antar variabel bebas lemah, maka
seluruh variabell bebas tersebut dapat digunakan dalam proses
regresi. Sedangkan bila nilai korelasi antar variabel bebas kuat,
maka dipilih salah satu dari variabel bebas tersebut yang akan
digunakan dala proses regresi, yaitu variabel bebas yang dipilih
memiliki nilai korelasi terkuat terhadap variabel terikat.
Analisis krelasi dan regresi dapat menggunakan perangkat
lunak Microsoft Excel :
a) Uji Korelasi

b) Model Regresi

b. Tahapan Peramalan Jumlah Bangkitan Perjalanan

Dalam melakukan peramalan jumlah bangkitan perjalanan


dibutuhkan data sebagai berikut :
1) Hasil Survei Wawancara Rumah Tangga adalah :

(1) Jumlah bangkitan perjalanan

(2) Ukuran keluarga

(3) Kepemilikan kendaraan

(4) Pendapatan

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 32
Data lain yang dibutuhkan untuk peramalan adalah proporsi
keluarga sesuai ukuran keluarga.
Untuk memperkirakan trend rencana pada tahun yang akan
datang pada tiap-tiap zona lalu lintas dapat diketahui dengan
rumus metode faktor pertumbuhan bunga
berbunga (compounding
factor):
𝑃𝑡 = 𝑃𝑜 (1 + 𝑖)ⁿ (III.2)

Dengan :
Pt = Perkiraan Nilai Variabel Bebas (jumlah penduduk,
kendaraan) pada tahun rencana (umumnya 5
tahun)
Po = nilai Variabel bebas (jumlah penduduk,
kendaraan) pada tahun dasar
i = tingkat pertumbuhan rata-rata variabel
bebas (diperoleh dari hasil analisis data time
series)
n = jumlah tahun rencana
c. Tahapan Peramalan Jumlah Tarikan Perjalanan

Dalam melakukan peramalan jumlah bangkitan perjalanan


dilakukan langkah sebagai berikut :
1) Jumlah bangkitan (A) dan tarikan perjalanan (B) tahun
eksisting digunakan sebagai dasar perhitungan
2) Jumlah bangkitan perjalanan tahun rencana (A”) digunakan
sebagai pembanding dalam menghitung jumlah tarikan
perjalanan tahun rencana (B”)
3) Metode yang digunakan adalah perkalian silang dengan rumus
sebagai berikut :
A/B = A”/B”
B” (A” X B)/A
d. Analisis Distribusi
Perjalanan

Hasil dari survei wawancara rumah tangga berupa matrik asal


POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG
TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 33
dan tujuan perjalanan serta peta garis keinginan ( desire line) yang
merupakan gambaran pola perjalanan dari dan ke suatu zona baik
di dalam wilayah studi.

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 34
Setelah matrik asal tujuan tahun dasar dibuat dan peramalan
bangkitan dan tarikan perjalanan tahun rencana sudah diramalkan
maka langkah berikutnya adalah melakukan prediksi nilai sel-sel
dalam matrik asal tujuan tahun rencana. Dalam melakukan analisa
dan Menentukan distribusi perjalanan dari zona asal menuju zona
tujuan. Terdapat 2 (dua) metode yang digunakan yaitu:
(1) Metode Langsung

Metode Konvensional
(a) Wawancara di tepi jalan

(b) Wawancara di rumah

(c) Menggunakan bendera

(d) Menggunakan foto udara

(e) Mengikuti mobil

(2) Metode Tidak Langsung

(a) Metode Analogi

i. Seragam (Uniform Growth Faktor)

ii. Rata - rata (Average Growth Faktor)

iii. Fratar

iv. Detroit

v. Furness

(b) Sintetis

i. Opportunity

ii. Gravity

iii. Gravity Opportunity

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 35
(c) Metode Tidak Konvensional

(3) Berdasarkan Informasi Arus Lalu Lintas;


(4) Estimasi Matriks Entropi maksimum;
(5) Estimasi Kebutuhan Transportasi
Setelah didapat matrik asal–tujuan perjalanan di Kota
Semarang tahun 2020, maka dilakukan analisis distribusi perjalanan
tahun rencana yaitu dari tahun 2020 sampai dengan 2025. Dalam
hal analisis distribusi perjalanan tahun rencana, metode yang
digunakan adalah metode. Gravity Metode sintetis (interaksi
spasial) yang paling terkenal dan sering digunakan adalah model
gravity (GR) karena sangat sederhana, sehingga mudah dimengerti
dan digunakan. Model ini menggunakan konsep gravity yang
diperkenalkan oleh Newton pada tahun 1686 yang dikembangkan
dari analogi hukum gravitasi (Tamin, 2008). Metode ini didasarkan
pada asumsi bahwa:
1) Kita harus mengerti sebab-sebab dari pergerakan,
sebelum dapat meramalkan penyebaran perjalanan
dimasa datang.

2) Bahwa hubungan dan sebab akibat dari pergerakan


tersebut dapat dipahami dalam bentuk yang serupa
dengan ketentuan-ketentuan hukum gravitasi yang
dikenalkan oleh Newton, di mana didasarkan pada asumsi
bahwa “perpindahan perjalanan” (i-j) dari zona-zona
adalah berbanding lurus dengan tarikan relatif dari tiap-
tiap zona dan berbanding terbalik dengan fungsi jarak,
waktu atau biaya yang memisahkan zona-zona tersebut.
Secara sistematis rumus model gravity adalah sebagai
berikut.

Tid=Oi.Dd.Ai.Bd.exp(-β.Cid)
(III.3)
1 1
Ai  (B .D . f ) Bd 
 ( A .O )
.f
d d id i i id
d d

Keterangan :
POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG
TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 36
Tid = Jumlah perjalanan dari zona i ke zona d (j)

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 37
Oi = Total Perjalanan dari zona I (sama
Pi)
dengan Dd = Total Perjalanan ke zona d (sama dengan
Aj)

β = Fungsi Hambatan
d = Jarak antara zona i dan d (j)
Cid = Fungsi hambatan dari zona i ke zona d (j)
Ai = Faktor penyeimbang (Bangkitan)
Bd = Faktor penyeimbang (Tarikan)
Dari hasil tahap bangkitan pergerakan, telah didapatkan
angka hasil peramalan terjadi bangkitan dan tarikan.
e. Analisis Pemilihan Moda

Setelah melakukan analisis bangkitan perjalanan dan


distribusi perjalanan maka langkah berikutnya adalah melakukan
analisis pemilihan moda untuk mengetahui proporsi pemilihan
moda baik angkutan umum maupun angkutan pribadi yang terdiri
dari berbagai jenis kendaraan pribadi khususnya sepeda motor
dibanding pemilihan kendaraan angkutan umum.
Moda split adalah menentukan perjalanan-perjalanan yang
mengunakan berbagai alat angkutan. Pemilihan moda dipngaruhi
berbagai faktor, yaitu :
1) Proporsi pemilihan moda

2) Pemilikan kendaraan

3) Karakteristik soaial ekonomi

Dari hasil analisis pemilihan moda diharapkan dapat diketahui :


1) Proporsi pemilihan moda

2) Karakteristik pelaku perjalanan sesuai jenis pemilihan


moda

3) Alasan pemilihan moda

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 38
4) Identifikasi masalah terkait aksesibilitas dan ketersediaan
angkutan umum

f. Analisis Pembebanan Perjalanan

Pembebanan perjalanan merupakan tahap akhir dalam


permodelan transportasi di Kota Semarang. Didalam analisis
pembebanan perjalanan dilakukan simulasi pemilihan rute dari zona
bangkitan perjalanan menuju ke zona tarikan perjalanan yang
menggunakan metode pendekatan “equilibrium assignment”.
Setelah melakukan pembebanan untuk seluruh perjalanan
antar zona di suatu wilayah studi, selanjutnya melakukan
identifikasi terhadap ruas-ruas jalan yang memiliki pembebanan
tertinggi. Ruas- ruas jalan ini perlu diberi perhatian khusus karena
kinerja lalu lintas diruas jalan tersebut akan mempunyai nilai yang
buruk dengan ditandai oleh nilai v/c ratio yang tinggi. Pendekatan
ini dapat juga disempurnakan dengan menggunakan proporsi
volume lalu lintas hasil analisis bidang manajemen rekayasa lalu
lintas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pembebanan perjalanan adalah sebagai berikut :
a) Perjalanan antar zona berawal dari pusat zona ( centroid )
dan berakhir di pusat zona (centroid ) yang merupakan
tujuan akhir dari perjalanan tersebut.

b) Rute yang dipilih adalah rute dengan waktu perjalanan


terpendek dan mengabaikan kendala kapasitas.

c) Jumlah perjalanan yang dibebankan adalah jumlah


perjalanan yang diperoleh dari masing-masing sel matrik
asal tujuan (populasi) pada tahun dasar.

d) Perjalanan yang dibebankan pada jaringan jalan adalah


perjalanan yang sifatnya internal-internal (pergerakan
antar zona didalam wilayah studi).

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 39
e) Pembebanan perjalanan dilakukan secara bertahap
dengan menggunakan pola lintasan minimum yang
berasal dari zona asal ke zona tujuan didalam wilayah
studi. Dengan demikian seluruh perjalanan dibebankan
pada rute-rute minimum yang menghubungkan zona asal
ke zona tujuan.

Menjumlahkan angka-angka volume hasil pembebanan


perjalanan yang pada masing-masing rute antara satu
cabang pohon lintasan minimum dengan cabang pohon
lintasan minimum lainnya.

2. Survei Wawancara Tepi Jalan (Road Side Interview)


Pengolahan atau analisis dari data hasil survei wawancara tepi
jalan (road side interview / RSI ) dimulai dengan proses inputing
data, yaitu sebagai berikut :
a. Memasukkan data hasil Survei dalam format computer(Ms. Excel ).
b. Menentukan asal-tujuan dan jumlah perjalanan sample untuk tiap-
tiap kendaraan dengan bantuan aplikasii komputer Microsoft Excel
(Pivot Table) sehingga dihasilkan Matrik Asal Tujuan Perjalanan
Sampel.

c. Menentukan faktor ekspansi kendaraan dengan membandingkan


jumlah volume lalu lintas 24 jam untuk tiap jenis kendaraaan
dengan Jumlah sampel kendaraan yang diwawancara.
Rumus perhitungan Faktor ekspansi kendaraan adalah sebagai
berikut :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐽𝑎𝑚 𝑆𝑖𝑏𝑢𝑘 (III.4)
(𝐹𝑉𝑖) =
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝑃𝐹 24 𝐽𝑎𝑚
Dengan :
Fvi = faktor ekspansi kendaraan i
Volume JamSibuk
𝑃𝐹 24 𝐽𝑎𝑚 =
Volume 24 jam (III.5)

Volume jam sibuk = jumlah kendaraan satu jam sibuk


Volume 24 jam = jumlah kendaraan 24 jam, yang diketahui dengan
menggunakan data Survei Pencacahan Lalu Lintas 24 Jam atau

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 40
menggunakan data Survei pencacahan lalu lintas 16 jam dengan
asumsi bahwa volume lalu lintas 16 jam dianggap mewakili 95%
dari volume lalu lintas 24 jam.
d. Menghitung faktor okupansi untuk setiap kendaraan
Faktor okupansi diasumsikan sebagai rata-rata jumlah penumpang
untuk tiap jenis kendaraan yang di survei.
Rumus perhitungan faktor okupansi adalah sebagai berikut:

∑ (III.6)
𝐹𝑜𝑘, 𝑉𝑖 = PVi
∑ Vi
Dengan:
Fok, Vi = faktor okupansi kendaraan i
∑ Pvi = jumlah penumpang kendaraan i periode survei
∑ Vi = jumlah kendaraan i periode survei
e. Proses ekspansi dan konversi
Setelah mengetahui faktor ekspansi dan faktor okupansi
maka langkah berikutnya adalah melakukan proses ekspansi dan
konversi dari satuan perjalanan kendaraan menjadi satuan
perjalanan orang. Adapun proses ekspansi dan konversi adalah

Jml Kend Hasil RSI (Per Moda Jml Kend 24 Jam (Per Moda Per

Per Arah) Arah)

DikaliDikalifaktor Okupansi
Faktor Ekspansi

sebagai berikut :
Jumlah Trip (Orang/hari) (Per Moda Arah)

Bagan 2 Proses Ekspansi dan Konversi


3. Survei Potensi Angkutan Barang
Target utama dari survei potensi angkutan barang adalah untuk
mengetahui potensial demand jasa angkutan barang, karakteristik
angkutan barang dan pola pergerakan kendaraan angkutan barang.
Adapun analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Potensi Angkutan Barang

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 41
Dari hasil survei dapat dipetakan titik-titik lokasi yang
merupakan awal dan akhir pergerakan barang seperti :
pabrik/industri, terminal angkutan barang, pelabuhan, bandara,
stasiun, dan pusat kegiatan lainnya yang memerlukan pelayanan
jasa angkutan barang. Selain itu, di suatu kota/kabupaten juga
ada yang memiliki kawasan industri yang tentunya merupakan titik
utama/sentral pergerakan angkutan barang di Kota Semarang.
Selain bentuk peta, juga dapat disertakan data/informasi
tambahan sebagai berikut:
1) Dokumentasi visual mengenai titik-titik lokasi potensi
angkutan barang

2) Nama lokasi dan Nama Perusahaan

3) Karakteristik Perusahaan

4) Karakteristik Jenis Muatan/Barang

5) Jadwal pergerakan angkutan barang

b. Distribusi Perjalanan Barang

Dari hasil survei dapat diketahui asal dan tujuan perjalanan


barang dari tiap-tiap titik lokasi potensi angkutan barang yang
dapat ditampilkan dalam bentuk:
1) Matriks Asal Tujuan Perjalanan Barang

2) Peta Garis Keinginan (Desire Line) Perjalanan Barang

3) Database Tujuan Perjalanan Barang (arah keluar dari dan


arah masuk ke wilayah studi)

4) Database maksud perjalanan berdasarkan asal dan tujuan


perjalanan

c. Pemilihan Moda Angkutan Barang

Dari hasil survei dapat diketahui proporsi pemilihan berbagai


jenis kendaraan/moda angkutan barang serta alasan pemilihan

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 42
jenis kendaraan/moda tersebut yang dapat ditampilkan dalam
bentuk:
1) Grafik Pie Chart Proporsi Pemilihan Moda Angkutan
Barang

2) Grafik Pie Chart Alasan Pemilhan Moda Angkutan Barang


Per-Jenis Moda

3) Grafik Pie Chart Proporsi Pemilihan Moda Berdasarkan


Asal dan Tujuan Perjalanan

4) Grafik Pie Chart Proporsi Pemilihan Moda Berdasarkan


Jenis Muatan

d. Jenis dan Ukuran Muatan Angkutan Barang

Dari hasil survei dapat diketahui jenis barang yang diangkut


oleh kendaraan angkutan barang dari dan keluar wilayah studi
yang dapat ditampilkan dalam bentuk:
1) Tabel Jenis dan Ukuran Muatan Angkutan Barang per-Asal
dan Tujuan Perjalanan
2) Tabel Jenis dan Ukuran Muatan Angkutan Barang per-jenis
Moda Angkutan Barang
e. Pemilihan Rute Perjalanan Angkutan Barang

Dari hasil survei dapat diketahui rute yang dilalui oleh


kendaraan angkutan barang dari dalam wilayah studi keluar
wilayah studi dan sebaliknya dari luar wilayah studi ke dalam
wilayah studi yang dapat ditampilkan dalam bentuk:
1) Peta lintasan/rute perjalanan angkutan barang

2) Tabel rute perjalanan angkutan barang

Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai pertimbangan


dalam perencanaan jaringan lintas.
f. Panjang dan Biaya Perjalanan

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 43
Dari hasil survei dapat diketahui karakteristik panjang dan
biaya perjalanan untuk masing-masing asal tujuan dan jenis
muatan yang diangkut. Data/informasi yang diperoleh dapat
ditampilkan dalam bentuk:
1) Tabel Panjang Perjalanan Per- Asal Tujuan

2) Tabel Biaya Perjalanan Per-Asal Tujuan

3) Tabel Panjang Perjalanan Per- Jenis Muatan

4) Tabel Biaya Perjalanan Per-Jenis Muatan

5) Tabel Panjang Perjalanan Per-Jenis Kendaraan

6) Tabel Biaya Perjalanan Per-Jenis Kendaraan

4. Aksesbilitas dan Ketersediaan Angkutan Umum


Di dalam bidang Perencanaan terdapat analisis lain selain dari
analisis Four Steps Model yaitu analisis aksesbilitas dan ketersediaan
angkutan umum. Dalam analisis ini diperlukan data tambahan dari
bidang lain seperti bidang Rekayasa Lalu Lintas dan bidang Angkutan
Umum. Adapun analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Aksesibilitas

1) Road Ratio

Untuk menghitung Road Ratio, rumus yang digunakan


adalah sebagai berikut:
= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐽𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑚2 )/𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑍𝑜𝑛𝑎 (𝑚2 )𝑥 100% (III.7)
2) Road
Density

POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT KOTA SEMARANG


TIM PKL KOTA SEMARANG-2020/PTDI-STTD/ANGKATAN XXXIX III - 44

Anda mungkin juga menyukai