METODOLOGI PENELITIAN
B. PERENCANAAN TRANSPORTASI
1. Bagan Alir Bidang Perencanaan Transportasi
Bidang ini memberikan gambaran tentang pola perjalanan lalu lintas dan angkutan jalan
di daerah studi dengan memperlihatkan tingkat kecenderungan pergerakan lalu lintas di
daerah studi.
Untuk memudahkan pengolahan data dan pedoman kerja dalam bidang
perencanaan transportasi, maka di buat bagian alir sebagai berikut :
`
MULAI
Pengumpulan Data
A
A
Bagian 2
TAHAP 2
Proses Pemutakhiran Data
Bangkitan Perjalanan
Survai asal tujuan orang dan barang (sampel untuk memutakhiran data)
Menganalisis trend pertumbuhan perjalanan Potensi perjalanan barang
Menghitung tingkat pertumbuhan tiap tahun
Menentukan metode yang akan digunakan untuk menghitung bangkitan
perjalanan tahun sekarang.
Penyajian Data
B
B
Penyajian Data
Penyajian Data
Pembebanan Perjalanan
TAHAP 5
1. Volume
2. Demand angkutan umum
3. Klasifikasi Jalan
4. Jaringan lintas
5. Aksesibilitas zona
6. Aksesibilitas angkutan umum
7. Indeks aksesibilitas
8. Panjang perjalanan antar zona
9. Biaya perjalanan antar zona
10. Perangkingan
C
C
Identifikasi Permasalahan
SELESAI
b. Data Primer
Data primer ini merupakan data yang diperoleh langsung dari survei di lapangan,
yaitu survei tata guna lahan dan survei asal tujuan. Dengan dilaksanakannya survei
tata guna lahan, maka kita dapat dengan mudah menentukan karakteristik
penggunaan lahan Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas dan juga
penentuan zona untuk survei asal dan tujuan perjalanan penduduk. Survei asal dan
perjalanan yang dilakukan dari asal perjalanan sampai ke tujuan perjalanan. Dengan
demikian, dapat diketahui pola perjalanan masyarakat Wilayah Perkotaan
Purwokerto Kabupaten Banyumas.
Dalam survei asal dan tujuan ini juga mempertimbangkan alasan mengapa orang
melakukan perjalanan dan pemilihan moda dalam perjalanan dari asal sampai ke
tujuan. Ada beberapa jenis survei asal tujuan yang dapat digunakan, yaitu sebagai
berikut :
a) Pendahuluan
Pengumpulan Data
SELESAI
Guna mengetahui ruas jalan yang sering digunakan (di bebani) dalam
melakukan perjalanan tersebut.
c) Persiapan Survei
Peralatan yang diperlukan untuk setiap regu dalam survei ini adalah:
o Formulir survei,
o Clip board,
Setelah peta tata guna lahan tersabut selesai, selanjutnya dapat ditentukan
wilayah studi yang akan dipelajari, dimana dalam hal ini adalah dengan
memberi batas garis dari wilayah studi dengan wilayah yang berbatasan
dengannya. Garis ini menunjukkan batas wilayah studi, dimana daerah yang
berada di dalam garis batas tersebut merupakan zona dalam (internal zone),
sedangkan daerah yang berada di luar garis batas yang telah ditetapkan
merupakan zona luar (external zone), dan zona yang berada di antara garis
luar dan dalam ditetapkan sebagai zona penghubung (intermediate zone)
Berdasarkan peta tata guna lahan yang telah dibuat, selanjutnya dapat
ditentukan zona–zona di dalam dan zona–zona di luar. Perkotaan di bagi
menjadi 22 Zona Internal, 7 Zona Intermediet, dan 8 Zona Eksternal .
Pendapatan Kategori
<2000000 RENDAH
2000000-4000000 SEDANG
>4000000 TINGGI
g) Pelaksanaan Survei
Survei dilaksanakan pada siang sampai sore hari pada hari kerja (saat
sebagian besar anggota keluarga kemungkinan sedang berada di rumah).
a) Pendahuluan
Survei waw
ancara di pinggir jalan biasanya dilakukan untuk survei daerah kordon luar,
dengan cara memberhentikan kendaraan yang melewati lokasi survei dan
melakukan wawancara kepada pengemudi atau penumpang kendaraan
mengenai rincian informasi perjalanan menurut daftar pertanyaan yang telah
disiapkan.
Dibawah ini adalah bagan alir dari Survei Road Side Interview adalah sebagai
berikut:
MULAI
Data Primer :
1. Survei Wawancara Tepi Jalan
2. Survei Traffic Counting
Data Sekunder :
1. Peta Jaringan Jalan
2. Peta Zona Lalu Lintas
3. Penentuan Lokasi Titik Survei
4. Penentuan Garis Kordon Luar
PENGAMBILAN SAMPEL
FAKTOR EKSPANSI
SELESAI
Gambar III.1 : Bagan Alir Survei Wawancara Tepi Jalan (Road Side Interview)
b) Maksud dan Tujuan
Eksternal-internal yaitu pergerakan dari luar area studi (zona luar) ke dalam
area studi (zona dalam);
Eksternal–eksternal yaitu pergerakan yang melintasi area studi, yang asal
dan tujuan perjalanan adalah zona luar.
Internal-Intermediate yaitu pergerakan perjalanan ulang alik (commuting).
Tujuan dari survei wawancara tepi jalan adalah:
c) Persiapan Survei
Perlengkapan yang diperlukan untuk setiap titik survei (per arah lalu lintas)
adalah:
Rambu-rambu portabel,
Traffic cone,
Clip board,
Formulir survei,
d) Tenaga pelaksana
Tenaga pelaksana yang diperlukan untuk setiap titik survei (per arah lalu
lintas) adalah :
Petugas pewawancara
Survei wawancara tepi jalan ini dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari, dimana
dalam satu hari terdapat 2 (dua) lokasi survei. Adapun pelaksanaannya
adalah 2 (dua) jam peak pagi dan 4 (dua) jam peak sore.
Lokasi survei dilaksanakan pada titik jalan yang memotong batas kordon luar
dan kordon dalam. Penentuan lokasi pos wawancara ini harus ditentukan
dengan teliti untuk menjaga keselamatan para pewawancara dan tidak
mengganggu arus lalu lintas yang lewat.
g) Pengambilan Sampel
Pada tahapan ini yang perlu dilakukan adalah survai pemutakhiran tata guna
lahan (land use) sehingga out put yang akan dihasilkan adalah mengetahui
perubahan pola penggunaan lahan pada wilayah studi tersebut. Data yang
disajikan adalah berupa peta updating tata guna lahan pada tahun sekarang.
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan lahan yang
digunakan sebagai data dasar dalam melakukan analisis perancanaan lanjutan.
2) Updating Zoning Perjalanan Orang
Daerah kajian adalah suatu daerah geografis yang didalamnya terletak semua
zona asal dan zona tujuan yang diperhitungkan dalam model kebutuhan akan
transportasi. Zona dapat juga dianggap sebagai satu kesatuan atau
keseragaman tata guna lahan. Pusat zona dianggap sebagai tempat atau lokasi
awal pergerakan lalu lintas dari zona tersebut dan akhir pergerakan lalu lintas
yang menuju ke zona tersebut. Kriteria terpenting pada daerah kajian adalah
daerah itu berisikan zona internal dan ruas jalan yang secara nyata dipengaruhi
oleh pergerakan lalu lintasn (zona eksternal). Sehubungan dengan dengan
adanya devinisi zona internal dan eksternal sebagai zona asal dan zona tujuan,
maka pergerakan arus lalu lintas dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe
pergerakan.
Pada tahap ini pemutakhiran data untuk zona internal dilakukan dengan
melakukan survai wawancara rumah tangga (HI) pada beberapa sampel zona di
daerah kajian. Sedangkan untuk zona eksternal pemutakhiran data didapatkan
dari hasil survai pencacahan lalu lintas terklasifikasi (TC).
3) Updating Data Bangkitan Perjalanan Orang
Pada tahapan ini yang perlu dilakukan adalah menyiapkan data matriks OD
perjalanan pada wilayah studi tersebut (data laporan umum sebelumnya),
tahapan selanjutnya adalah menganalisis pola tren tingkat pertumbuhan dan
menghitung berapa persen kenaikan faktor pertumbuhan (i) pada willayah studi
tersebut, setelah itu memilih model yang akan digunakan dalam melakukan
analisis bangkitan perjalanan.
Perlu diperhatikan pada tahapan ini variabel yang mempengaruhi perjalanan
berbeda-beda (sesuai dengan data lapum sebelunya).
Contoh: Paada wilayah studi ‘X’ persamaan regresi pada suatu zona adalah y =
2+3x diketehui jumlah penduduk pada zona tersebut di tahun 2018 sebesar
30.926 jiwa tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,84 % maka jumlah
bangkitan perjalanan di zona tersebut pada tahun 2023 adalah :
Jawab : Pt = Po (1+i) n = 30.926 (1 + 0,0084 )5
= 32.250 Jiwa
Maka prediksi jumlah bangkitan perjalanan ditahun 2018 adalah y=2+3x
= 2 + 3(32.250)
= 96.752 Perjalanan Orang/hari
Dari contoh diatas variabel yang mempengaruhi perjalanan adalah jumlah
anggota keluarga sehingga pada proses updating matrisk asal tujuan tahun
sekarang yang digunakan sebagai faktor pertumbuhan adalah kenaikan dari
variabel jumlah anggota keluarga, sehingga didapat jumlah penduduk pada
tahun sekarang. Selanjutnya dari model regresi tersebut dapat dihitung jumlah
perjalanan untuk tahun sekarang.
4) Analisis Distribusi perjalanan
Hasil dari survai wawancara rumah tangga berupa matrik asal dan tujuan
perjalanan serta peta garis keinginan (desire line) yang merupakan gambaran
pola perjalanan dari dan ke suatu zona baik di dalam wilayah studi.
Setelah matrik asal tujuan tahun dasar dibuat dan peramalan bangkitan dan
tarikan perjalanan tahun rencana sudah diramalkan maka langkah berikutnya
adalah melakukan prediksi nilai sel-sel dalam matrik asal tujuan tahun rencana.
b. Pemilihan Moda (Modal Split)
Dalam tahap pemilihan moda ini akan diidentifikasikan besarnya pergerakan antar
zona yang menggunakan setiap moda transportasi tertentu. Adapun moda yang
digunakan dalam analisis laporan umum ini adalah sepeda, sepeda motor, angkutan
umum, bus kecil, bus sedang, bus besar, becak, kendaraan pribadi, dan jalan kaki.
Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan
menggunakan setiap moda.
Faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda dapat dikelompokkan menjadi
tiga, sebagaimana dijelaskan berikut ini.
Ciri pengguna jalan, terdiri dari :
1) Ketersediaan atau pemilikan kendaraan pribadi; semakin tinggi pemilikan
kendaraan pribadi akan semakin kecil pula ketergantungan pada angkutan
umum;
1) Tujuan pergerakan;
Waktu terjadinya pergerakan; apabila ingin bergerak pada tengah malam, kita
pasti membutuhkan kendaraan pribadi karena pada saat itu angkutan umum
jarang beroperasi;
2) Jarak perjalanan;
Ciri kota atau zona, seperti jarak dari pusat kota dan kepadatan penduduk.
Pada analisis modal split ini digunakan asumsi, bahwa : Prosentasi dari masing-
masing moda untuk masa yang akan datang tidak mengalami perubahan. Jadi
hanya kuantitas daripada moda-moda itu saja yang berubah sedangkan komposisi
prosentasi dari moda splitnya tidak berubah.
Selama periode waktu peramalan tidak diperkenalkan jenis atau alat angkut yang
baru. Artinya penggunaan alat angkutan di masa yang akan datang adalah sama
dengan keadaan sekarang.
Menetapkan rute-rute yang akan digunakan oleh pembuat perjalanan dimasa yang
akan datang dalam wilayah studi Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten
Banyumas, sehingga dapat menghasilkan perkiraan tentang arus lalu lintas dimasa
yang akan datang pada jaringan jalan. Pembebanan lalu-lintas merupakan tahap
final dalam perencanaan angkutan yang melibatkan pembebanan dari bangkitan
perjalanan untuk setiap zona (Trip Generation) ke zona-zona tujuan (Trip
Distribution) sesuai dengan moda angkutan yang digunakan di ruas-ruas jalan yang
kemudian membentuk adanya jaringan transportasi.
Sebelum diadakan pembebanan perjalanan diperlukan adanya data-data pendukung
yang meliputi :
1) Jarak, waktu serta biaya untuk melakukan perjalanan dari satu zona ke zona
lainnya.
Hal ini juga dipertimbangkan bahwa orang dalam melakukan perjalanan selalu
mengambil jarak terdekat.
2) Distribusi perjalanan antar zona untuk keadaan sekarang dan masa yang akan
datang (O/D Matrik).
............................................. (III.1)
JS
Aij=
JL
Aksesibilitas jaringan jalan adalah hal yang sangat utama dalam konfigurasi
jalan dalam konteks jaringan. Aksesibilitas jaringan jalan diukur dengan nilai
indeks aksesibilitas (Aij). Indeks aksesibilitas adalah merupakan angka
perbandingan antara jarak lurus terhadap jarak sebenarnya dari setiap
pergerakan masyarakat.
Semakin mendekati angka 1 maka semakin baiklah aksesibilitas jaringan jalan
tersebut. Namun kondisi yang sangat ideal ini tidak mungkin dicapai mengingat
banyaknya keterbatasan-keterbatasan maupun kendala-kendala dilapangan.
Jl
Σ(tij ) ............................... (III.2)
JS
Aij=
Tij
Keterangan :
Aij : Indeks Aksesibilitas
Tij : Pergerakan antar zona lalu lintas
Jl : jarak lurus
Js : Jarak sebenarnya
Tij : Total Perjalanan dalam kota
A.
B. MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
1. Bagan Alir Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
`
PENGUMPULAN DATA
`
DATA PRIMER DATA SEKUNDER
```
DATA INVENTARISASI RUAS DAN SIMPANG
DATA VOLUME LALU LINTAS PETA JARINGAN JALAN
TERKLASIFIKASI (RUAS DAN SIMPANG) DATA FUNGSI DAN STATUS
DATA KECEPATAN JALAN
DATA PARKIR DATA PARKIR
DATA APILL
ANALISIS INDIKATOR
DINAMIS: DINAMIS:
STATIS STATIS - Derajat Kejenuhan
- Kecepatan - Panjang Antrian
Kondisi Fisik - VC ratio Kondisi Fisik - Proporsi Kendaraan
- Kepadatan berat
-Proporsi Kendaraa - Proporsi Sepeda
berat motor
- split/Distribusi Arah - Rasio Belok kanan
- Tundaan
IDENTIFIKASI MASALAH
PERANGKINGAN
USULAN PENANGANAN
Gambar V.1 Bagan Alir Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas untuk analisa
perangkingan dinamis
a. Perangkingan Statis
KEBUTUHAN DATA
ANALISIS INDIKATOR
PROPORSIONAL PEMBOBOTAN
PERMASALAHAN
USULAN PENANGANAN
Gambar III.1Bagan Alir Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas untuk analisa
perangkingan Statis
b. Perangkingan Dinamis
KEBUTUHAN DATA
ANALISIS INDIKATOR
PROPORSIONAL PEMBOBOTAN
PERMASALAHAN
USULAN PENANGANAN`
Gambar III.1Bagan Alir Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas untuk analisa
perangkingan Statis
2. Jenis Pengumpulan Data
Dalam penulisan laporan umum ini teradapat dua metode pengumpulan data yaitu,
secara langsung dan tidak langsung. Data-data yang diperoleh dikelompokkan menjadi
dua yaitu primer dan sekunder.
a. Data Sekunder
Data Sekunder didapat dari instansi-instansi terkait secara langsung maupun tidak
langsung sangat membantu dalam proses Analisa nantinya. Data sekunder yang
didapat antara lain:
1) Persiapan survei
a) Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan survei
inventarisasi jalan adalah:
b) Lokasi Survei
Survei inventarisasi ruas jalan dan simpang ini dilakukan di ruas jalan dan
simpang yang terdapat di daerah/lokasi studi.
2) Pelaksanaan survei
Survei inventarisasi ruas jalan dan simpang ini dilaksanakan dengan cara
mengamati, mengukur, dan mencatat data ke dalam formulir survei sesuai
dengan target data yang akan diambil. Metodologi yang digunakan dalam
pelaksanaan survei ini adalah pengukuran langsung terhadap semua komponen
ruas jalan dan simpang yang ada. Survei Inventarisasi dilaksanakan pada waktu
malam hari. Pengumpulan data ini dilakukan pada malam hari karena volume
lalu lintas menurun sehingga menghindari terjadinya gangguan terhadap
kelancaran arus lalu lintas dan untuk mempermudah serta mempercepat
pendataan. Selain itu faktor keamanan juga menjadi prioritas dalam
melaksanakan survei ini.
b. Data Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu pada
ruas jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan per jam atau satuan
mobil penumpang per jam.
Survei yang harus dilakukan untuk memperoleh data volume lalu lintas adalah
sebagai berikut:
Pencacahan Lalu
Lintas
16-24 Jam
Kordon Dalam
Kordon Luar
Pencacahan Lalu
3 periode sibuk
Lintas di Screen Line
Pencacahan Gerakan
3 periode sibuk
Membelok
Data volume lalu lintas dibedakan menjadi 3 bagian yaitu volume lalu lintas ruas,
volume lalu lintas pada simpang, dan volume lalu lintas mengambang. Ketiga bagian
data tersebut diperoleh melalui survei pencacahan lalu lintas terkasifikasi pada ruas
jalan untuk volume lalu lintas ruas, survei gerakan membelok terklasifikasi untuk data
volume lalu lintas di simpang dan survei Moving Car Observation dan Floating Car
Observation untuk data lalu lintas mengambang.
Teknik pelaksanaan survei volume lalu lintas seperti yang dijelaskan berikut :
ANALISIS DATA
OUTPUT
3) Lokasi Survei
Survei pencacahan lalu lintas terklasifikasi ini dilaksanakan pada kordon luar dan
kordon dalam.
a) Kordon Luar
Untuk titik survei pencacahan lalu lintas terklasifikasi di kordon luar terdapat
8 ruas jalan. Adapun ruas jalan yang di survei yaitu:
b) Kordon Dalam
Untuk titik survei pencacahan lalu lintas di kordon luar, terdapat 7 ruas jalan.
Adapun Ruas Jalan yang disurvei yaitu :
4) Pelaksanaan survai
Survai pencacahan lalu lintas ini dilaksanakan dengan perhitungan setiap
kendaraan yang melintasi pengamatan di suatu ruas jalan sesuai dengan
klasifikasi yang telah ditentukan sebelumnya dalam formulir sruvai. Surveyor
menempati tempat yang nyaman dalam arti terhindar dari panas dan
pandangan bebas dan tidak terhalang untuk mengamati kondisi arus lalu lintas.
Survai dilakukan setiap interval 15 menit selama 16 jam.
Dalam penghitungan kendaraan secara terklasifikasi, kendaraan dibedakan
menjadi:
PENGUMPULAN DATA
DATA PRIMER
ANALISA DATA
OUTPUT
7) Lokasi Survei
Survei gerkan membelok terklasifikasi dilakukan pada simpang-simpang sebagai
berikut:
- Simpang Museum BRI;
- Simpang Kalibogor;
- Simpang Sawangan;
- Simpang Alun-Alun;
- Simpang Giri Suman;
- Simpang Piere Suman;
- Simpang Suto Suman;
- Simpang Pasar Wage;dll
8) Pelaksanaan Survei
Survei gerakan membelok terklasifikasi ini dilaksanakan selama 2 jam sibuk
dengan interval 15 menit. Pada pelaksanaan survey ini, surveyor ditempatkan
pada tiap-tiap kaki simpang dan menghitung kendaraan-kendaraan berdasarkan
pergerakan lurus, belok kiri, dan belok kanan. Dalam survey ini surveyor
mengklasifikasikan kendaraan yang keluar dari kaki simpang tersebut, dari
survey ini dapat diperoleh volume ruas tiap kaki simpang pada persimpangan
tersebut
c. Data Kecepatan
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DATA
OUTPUT
1) Persiapan survey
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan sruvei
kecepatan perjalanan ini adalah :
- Alat tulis (pensil, pulpen, dll);
- Alat penghitung (counter);
- Clip Board;
- Formulir survey
- Stopwatch;
- Kendaraan
2) Lokasi Survei
Survei kecepatan perjalanan ini dilaksanakan pada ruas jalan arteri dan kolektor
yang ada di wilayah studi dan pada hari kerja serta tidak terdapat kegiatan-
kegiatan yang bersifat insidentil yang dapat mempengaruhi karakteristik
pergerakan kendaraan pada ruas jalan yang di survey.
3) Pelaksanaan survey
Survei ini dilakukan dengan cara menggunakan kendaraan sebagai tumpuan
pengamatan. Kendaraan pengamat bergerak sesuai dengan kecepatan rata-rata
melewati suatu ruas jalan yang ditentukan.
Pengamatan dilakukan mulai dari titik awal ( node) menyusuri jaringan jalan
yang ada dan mencatat waktu dari satu node ke node berikutnya sepanjang
rute yang ditentukan, mencatat jumlah kendaraan yang mendahului dan
didahului. Disamping itu itu juga mencatat lamanya waktu hambatan, lokasi dan
sebab-sebab terjadinya hambatan. Pengamatan dilakukan 3 (tiga) kali secara
berulang pada tiap-tiap ruas jalan, dan dilakukan pada saat jam sibuk dan tidak
sibuk.
d. Data Hambatan
Data hambatan terdiri dari:
Untuk memperoleh data hambatan di ruas berdasarkan hasil survey Moving car
oberserver (MCO) dan Floating car observer (FCO), sedangkan untuk hambatan di
simpang diperoleh dari hasil survey hambatan di simpang.
4) Lokasi survey
Survey hambatan pada simpang ini dilaksanakan pada simpang pada wilayah
studi dan pada hari kerja serta tidak terdapat kegiatan-kegaitan yang bersifat
insidentil yang dapat mempengaruhi karakteristik pergerakan kendaraan pada
simpang yang di survey.
5) Pelaksanaan survey
Cara pelaksanaan survey ini adalah sebagai berikut:
Surveyor (1) mencacah semua kendaraan yang memasuki persimpangan
dan kaki simpang selama 5 menit, dimana kendaraan-kendaraan tersebut
diklasifikasikan atas kendaraan yang berhenti dan titik berhenti pada kaki
simpang tersebut.
Surveyor (2) mencacah jumlah kendaraan yang terhenti dan sedang
menunggu untuk memasuki persimpangan pada kaki simpang tersebut
dalam setiap interval waktu 15 detik.
Surveyor (3) menghitung panjang antrian kendaraan berhenti dari stop
line sampai ujung antrian.
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DATA
OUTPUT
PANJANG RATA-RATA
ANTRIAN KENDARAAN
2) Lokasi survey
Survey ini dilaksanakan pada simpang bersinyal yang ada di wilayah studi dan
padahari kerja serta tidak terdapat kegiatan-kegiatan yang bersifat insidentil
yang dapat mengganggu/mempengaruhi karakteristik pergerakan kendaraan
pada simpang yang di survey.
3) Pelaksanaan survey
Cara pelaksanaan survey ini adalah sebagai berikut:
Metode survey antrian di persimpangan bersinyal dilakukan dengan
menempatkan dua orang pengamat (surveyor) pada tiap-tiap kaki simpang,
dimana:
- Pengamat 1 menghitung panjang antrian kendaraan pada fase waktu hijau
sebelumnya pada setiap siklus selama periode survey.
- Pengamat 2 mengitung panjang antrian tambahan yang dating pada fase
waktu merah di setiap siklus selama periode survey.
Antrian pada persimpangan tidak bersinyal adalah panjang antrian kendaraan yang
tertahan pada saat menunggu mendapatkan celah yang aman ( gap acceptance)
untuk melewati kaki simpang.
1) Persiapan survey
Dalam tahap persiapan untuk survey ini perlu untuk menyiapkan peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaannya, antara lain:
- Alat tulis (pensil, pulpen, dll)
- Clip board
- Formulir survey
- Stopwatch
- Walking measure
2) Lokasi survey
Survey ini dilaksanakan pada simpang tidak bersinyal yang ada di wilayah studi
dan pada hari kerja serta tidak terdapat kegiatan-kegiatan yang bersifat
insidentil yang dapat memengaruhi karakteristik pergerakan kendaraan pada
simpang yang di survey.
3) Pelaksanaan survey
Metode survey antrian di persimpangan tidak bersinyal dilakukan dengan
menempatkan dua orang pengamat (surveyor) pada tiap-tiap kaki simpang,
dimana surveyor menghitung panjang antrian kendaraan selama periode 15
menit pada periode survey.
Dalam hal ini kapasitas ruas jalan ditentukan berdasarkan factor-faktor penyesuaian
yang ditetapkan dalam IHCM,1996.
Keterangan:
C = Kapasitas jalan
Co = Kapasitas awal
Fw = Faktor penyesuaian lebar jalan
Fsp = Faktor penyesuaian pemisah arah atau median
Fsf = Faktor penyesuaian hambatan samping
Fcs = Faktor ukuran kota
Arus lalu lintas waktu sibuk dapat diketahui dari hasil survey pencacahan arus lalu
lintas terklasifikasi, survey pencacahan gerakan membelok dan MCO dimana dari
hasil pencacahan arus lalu lintas tersebut didapatkan volume kendaraan per jam
dalam satuan kendaraan yang kemudian dikonversikan ke dalam satuan mobil
penumpang (smp).
x+ y
Q=
Tw +Ta
y
t=Tw−
Q
0.36 s
v=
t
Keterangan:
Q = arus kendaraan per menit
T = waktu perjalanan rata – rata (detik)
X = kendaraan berlawanan arah
Y = kendaraan yang mendahului dikurangi kendaraan yang
didahului
v = kecepatan (km/jam)
s = panjang ruas (meter)
Ta = waktu berlawanan dengan arus
Tw = waktu searah dengan arus
c. Kecepatan Perjalanan Pada Ruas Jalan
Kecepaan perjalanan pada ruas jalan dapat diketahui dengan cara membagi panjang
ruas jalan tersebut dengan waktu perjalanan.
d. V/C Ratio
V/C ratio suatu ruas jalan didapatkan dari perbandingan arus waktu sibuk pada ruas
jalan dengan kapasitasnya. Dari V/C Ratio akan diketahui karakteristik pelayanan
suatu ruas jalan. Sedangkan dalam perhitungan V/C Ratio suatu ruas jalan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
e. Kepadatan
Kepadatan atau kendaraan per menit kilometer merupakan hasil dari kombinasi
antara volume lalul lintas (smp) dengan kecepatan serta mengukur besarnya total
waktu perjalanan kendaraan yang diperlukan untuk menempuh tiap-tiap ruas jalan.
h. Road Occupancy/m2
Road occupancy merupakan tingkat penggunaan ruang untuk lalu lintas berdasarkan
perkalian antara kerapatan, proporsi jenis kendaraan, dan ukuran masing-masing
kendaraan menurut standar ukuran kendaraan yang kemudian dibagi dengan luasan
segmen jalan.
Berikut ini merupakan rumus dari road occupancy/m2:
Untuk survey TC kordon dalam dan TC kordon luar dilaksanakan selama 16 jam
sedangkan untuk CTMC persimpangan dilaksanakan 2 jam pada jam sibuk yaitu
pagi, siang, dan sore. Adapun standar smp yang digunakan adalah sebagaimana
yang terlampir dibawah ini:
Tabel III.1. Standart SMP TC Untuk Jalan Perkotaan Tipe Tak Terbagi
Tipe jalan : EMP
Arus lalu
Jalan tak terbagi MC
lintas per
Lebar jalur lalu-
lajur HV
lintas Wc (m)
(kend/jam)
≤6 >6
Sedan/jeep
Oplet
LV 1.00
Mikrobus
Pick up
Bus standard
Truk berat
Becak
Sepeda UM 1.00
Andong, dll
A
A
1. Pengukuran Kuantitas dan Kualitas Pelayanan Angkutan Umum (Penumpang, Operator, Pemerintah)
2. Analisis Kinerja Angkutan Umum
- Analisis Kinerja Jaringan
- Analisis Kinerja Operasional/pelayanan
- Analisis Kinerja Kepengusahaan
3. Analisis Kinerja Kepengusahaan
4. Penilaian Sarana dan Prasarana Angkutan Umum
- Standar Fasilitas Pelayanan Angkutan Umum
- Standar Penentuan Kebutuhan Fasilitas Angkutan umum
5. Indentifikasi Permasalahan
- Kinerja Tiap Trayek (Untuk kota yang dilayani oleh angkutan umum dengan trayek tetap dan teratur)
- Kinerja Ruas Jalan yang dilayani angkutan umum (Untuk kota yang dilayani oleh angkutan umum dengan
trayek tetap dan teratur dan angkutan umum yang menyimpang dari trayek tetap dan teratur)
- Penilaian dengan SPM
Identifikasi Masalah
a. Data sekunder
Metode pengumpulan data sekunder ini mengambil data dari instansi yang terkait
dengan angkutan umum sehingga dapat membantu pelaksanaan survei serta
analisis data.
1. Data trayek angkutan umum, panjang trayek, izin trayek angkutan umum,
rancangan pengembangan prasarana angkutan umum ( Dinas Perhubungan
Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas )
b. Data primer
Data ini merupakan hasil dari survei lapangan dari keseluruhan aktifitas pelayanan
dari angkutan maupun pengguna jasa. Dari hasil survei tersebut akan diperoleh data
yang nantinya akan diketahui lebih akurat mengenai kinerja operasional angkutan
umum secara kualitas dan kuantitas.
a) Pendahuluan
Survei ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sarana dan prasaran angkutan
umum yang beroperasi di wilayah studi, jaringan pelayanan, dan jenis
pelayanannya.
c) Target
Data yang akan didapatkan dari survei inventarisasi angkutan umum yaitu
terkait beberapa informasi tentang sarana, prasarana, jaringan dan jenis
pelayanan, informasi pengemudi angkutan, rencana pengembangan, serta
informasi mengenai penyedia layanan angktan umum.
d) Pelaksanaan Survei
e) Persiapan Survei
Formulir survei
Alat tulis
Clipboard
Kamera
f) Lokasi Survei
g) Tenaga Pelaksana
Survei statis dibagi menjadi dua jenis survei yaitu menurut lokasinya yaitu
dilakukan di dalam terminal dan di ruas jalan.
a) Survei Statis di Terminal
Pendahuluan
Pengumpulan data
Analisa Data
Output
Frekuensi
Load Factor Statis
Headway
Tingkat Operasi Kendaraan
Target Data
Pelaksanaan Survei
Pendahuluan
Survei statis adalah survei yang dilakukan dari luar kendaraan dengan
mengamati, menghitung, dan mencatat informasi dari setiap kendaraan
penumpang umum yang melintas di ruas jalan yang banyak dilalui
angkutan umum yang memotong kordon dalam ke arah masuk pusat
kota untuk mengetahui tingkat kuantitas dan kualitas pelayanan
angkutan umum selama beroperasi pada masing-masing rute.
Target Data
Data yang akan diamati dan dikumpulkan serta dicatat melalui formulir
survei statis diluar bus, mencakup:
(a) Faktor muat pada jam sibuk dan diluar jam sibuk;
(b) Frekuensi angkutan umum tiap jam;
(c) Headway;
(d) Jumlah armada yang beroperasi.
Pelaksanaan Survei
Persiapan Survei
Formulir
Alat tulis
Clipboard
(b) Lokasi Survei
Survei statis angkutan umum di terminal dilakukan di pintu masuk
dan pintu keluar terminal.
a) Pendahuluan
Survai dinamis atau survai di dalam kendaraan (On Bus Survai) merupakan
survai dalam bidang angkutan umum yang dilaksanakan didalam kendaraan
yang menjadi obyek survai. Pada survei ini dilakukan dengan metode
pencatatan jumlah penumpang yang naik dan turun kendaraan yang
menempuh suatu lintasan trayek, dimana surveyor ikut naik di dalam
kendaraan tersebut untuk mencatat jumlah penumpang naik dan yang turun
serta waktu perjalanan pada setiap segmen atau setiap ruas jalan yang
dilewati masing-masing trayek. Bagan alr dari survei dinamis angkutan
umum yaitu sebagai berikut :
Total penumpang yang naik dan turun dalam suatu trayek. Total
penumpang naik/turun yang diperoleh dari survai ini dapat berupa total
penumpang per hari, yang dapat digunakan untuk menghitung tarif
angkutan, maupun total penumpang pada jam -jam sibuk dan tidak
sibuk, yang dapat digunakan untuk perencanaan trayek angkutan, serta
untuk mengetahui tingkat kepenuh-sesakan kendaraan.
Total penumpang yang naik dan turun per waktu pelayanan pada setiap
segmen/ruas atau total peumpang naik dan turun per km pelayanan.
c) Target Data
d) Persiapan Survei
e) Pelaksanaan Survei
a) Pendahuluan
Analisa data
Output
d) Pelaksanaan Survei
a. Biaya Langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan pada saat kendaraan
itu dioperasikan dijalan.
b. Biaya tidak langsung adalah biaya yang secara tidak langsung dikeluarkan,
biaya ini tetap harus dikeluarkan walaupun kendaraannya tidak dioperasikan
dijalan.
Dalam mengukur kuantitas dan kualitas pelayanan angkutan umum dalam trayek
tetap kita meninjau dari 3 (tiga) sudut pandang yaitu kebutuhan pengguna jasa
atau penumpang, operator dan pemerintah. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan
masing-masing sudut pandang berbeda.
(1) Dari Sisi Penumpang (pengguna jasa)
Penumpang tertarik pada pelayanan yang mempunyai kualitas yang baik dan
sesuai kebutuhannya sehingga memberikan kepuasan terhadap masyarakat
sebagai pengguna jasa. Dari survai unjuk kerja dapat diketahui mengenai
data kualitas pelayanan angkutan umum.
(a) Frekuensi
Frekuensi yang tinggi baik pada waktu sibuk maupun waktu diluar sibuk
juga akan mempengaruhi waktu tunggu kendaraan. Selain itu rute
angkutan yang merata penyebarannya serta dengan frekuensi pelayanan
yang cukup pula, akan mempengaruhi jarak berjalan kaki menuju
fasilitas angkutan (shelter) terdekat sehingga waktu jalan kaki juga relatif
singkat.
60
F=
Headway
Keterangan :
F : frekuensi kendaraan
Jml . pnp
Load Factor (LF)= × 100 %
Kapasitas
(c) Tingkat perpindahan
Jmh Perpindahan
Tingkat Perpindahan= χ 100%
Jmh sample Wawancara
Untuk melihat apakah suatu trayek bermasalah atau tidak ditinjau dari
sisi tingkat perpindahannya maka standart dari Bank Dunia adalah 50 %,
jadi trayek yang tingkat perpindahan nya lebih dari 50% adalah trayek
yang bermasalah.
Maksimum 2 kali
(d) Kecepatan
S=V × T
S
V=
t
Keterangan :
S : jarak (km)
V : kecepatan (km/jam)
t : waktu (jam)
Penilaian kinerja pelayanan angkutan umum dari sisi operator, tidak dapat
terlepas dengan kelangsungan hidup finansial angkutan umum yang
memperhatikan biaya operasi kendaraan dan pendapatan operasi. Jika
pelayanan tersebut tidak menguntungkan operator, maka dapat
menyebabkan operator tidak mau melayani rute tersebut.
Bila dilihat dari sisi operator, operator lebih menginginkan faktor muat
yang lebih besar. Faktor muat yang besar dapat memberikan keuntungan
bagi operator
Langkah 1 :
pnp rata−rata
=LF ( % ) × C
kend
Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKL D-IV TRANSDAR
Dengan :
LF = Faktor muat kendaraan
C = Kapasitas kendaraan
Langkah 2 :
Hitung jumlah permintaan penumpang dalam hal penumpang rata-rata
tiap jam.
pnp rata2
Jml permintaan pnp= ×F
kend
Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKL D-IV TRANSDAR
Dengan :
F = Frekuensi
Langkah 1 dan 2 sebaiknya dihitung terpisah untuk jam-jam sibuk dan
diluar jam sibuk. Untuk mendapatkan tingkat pemerataan penumpang
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Langkah 3 :
Untuk menetapkan bahwa trayek yang mempunyai kinerja yang buruk
yaitu trayek yang mempunyai tingkat kemerataan tertinggi. Jadi semakin
tinggi nilai tingkat kemerataan penumpang kinerja pelayanan angkutan
umum trayek tersebut semakin buruk. Jika hasil perbandingan satu maka
permintaan merata sepanjang hari. Peringkatan yang digunakan adalah
peringkatan sederhana yaitu memberikan peringkat 1 (satu) pada trayek
yang memiliki nilai kemerataan tinggi yaitu trayek yang bermasalah.
Langkah 1 :
pnp
∑ km
rata−rata pnp/km=
∑ ruas
Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKL D-IV TRANSDAR
Langkah 2 :
Menghitung pendapatan-penumpang per kilometer.
pnp
rata 2
pnp km ×tarif
pendapatan =
km panjang trayek
Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKL D-IV TRANSDAR
Tumpang tindih trayek yaitu dua atau lebih trayek yang berbeda tetapi
mempunyai lintasan rute yang hampir seluruh bagian sama. Indikator ini
adalah membandingkan jarak tumpang tindih yang terjadi dengan jarak
lintasan rute yang ada. Peringkatan yang digunakan adalah peringkatan
sederhana yaitu memberikan peringkat satu untuk trayek yang
mempunyai nilai perbandingan antara jarak tumpang tindih dengan
panjang trayek dengan semakin tinggi tingkat tumpang tindih trayek
maka kinerja pelayanan angkutan tersebut semakin buruk.
panjang penyimpangan
Penyimpangan trayek ( % ) = ×100%
panjang trayek
Pelayanan angkutan umum yang baik adalah dapat menyediakan frekuensi yang
cukup tinggi baik pada saat sibuk maupun diluar sibuk. Hal ini dikarenakan frekuensi
juga mempengaruhi waktu menunggu pada rute-rute terdekat yang dilayani
angkutan. Semakin besar frekuensi maka waktu menunggu akan semakin kecil
begitu juga sebaliknya. Dimana dilihat dari sisi penumpang tentunya mengharapkan
agar setiap saat mereka akan melakukan perjalanan, secepatnya mendapatkan
angkutan dan tentunya tidak menunggu terlalu lama.
Rata-rata 5 – 10 menit
Maksimum 10 – 20 menit
Semakin cepat waktu perjalanan seseorang dari asal ke tujuan, maka semakin baik
tingkat aksesibilitas jaringan trayek angkutan kota.
D. Transportasi Integrasi Antar Moda
DATA DATA
PRIMER SEKUNDER
ANALISIS
DATA
OUTPUT
Pengumpulan data sekunder ini didapatkan dari instansi-instansi atau lembaga yang
terkait dimana didapat secara langsung, pengumpulan data sekunder merupakan
salah satu bagian yang cukup penting dan tentunya sangat membantu dalam proses
analisis data kedepan.
1) Metode Instansional
Metode ini didapat dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari buku
referensi yang berkaitan dengan hal-hal transportasi ataupun masalah lalu lintas
khususnya bidang Integrasi Antar Moda serta studi yang telah dilakukan di Kota
Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
Data sekunder yang didapatkan dari Stasiun Besar Purwokerto dan Terminal
Bulupitu adalah:
Jadwal Kedatangan dan Keberangkatan Kereta/Bus
Data Prasarana Stasiun Besar Purwokerto dan Terminal Bulupitu
Layout Stasiun Besar Purwokerto dan Terminal Bulupitu
b. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan atau
survei langsung di lapangan mengenai kondisi yang ada. Data-data primer tersebut
didapatkan dengan melakukan survei-survei yang berhubungan dengan Integrasi
Antar Moda. Data primer dalam bidang Integrasi Antarmoda diperoleh dari survei
inventarisasi, survei statis, dan survei wawancara di setiap simpul transportasi di
Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
Target data yang akan didapatkan dari survei inventarisasi staisun dan terminal ini
adalah meliputi kelengkapan fasilitas yang terdapat di stasiun dan terminal antara
lain kenyamanan ruang tunggu dan fasilitas yang tersedia, ketersediaan ruang
parkir, aksesibilitas dari dan menuju angkutan jalan raya serta kelengkapan alat
keselamatan di simpul-simpul yang ada di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
b. Persiapan Survei
Sebelum melaksanakan survei harus dilakukan persiapkan hal hal untuk menunjang
kenyamanan, keamanan, dan kelancaran dalam pelaksanaan survei. Adapun hal-hal
yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan survei inventarisasi di stasiun dan
Terminal yakni:
c. Lokasi Survei
Formulir survei
Alat tulis
Clipboard
Camera
e. Tenaga Pelaksana
Survei ini dilaksanakan pada tanggal dan waktu yang ditentukan pada waktu pagi
dan siang hari di hari kerja.
g. Metode Pelaksanaan Survei
Maksud dari diadakan survei statis ini adalah untuk mengetahui seberapa besarnya
permintaan terhadap rute perpindahan moda kereta sebagai moda utama dengan
moda terusan atau lanjutan yang dilayani.
Tujuan dari survei statis ini adalah untuk menilai kinerja yang sesungguhnya dari
kinerja pelayanan angkutan kereta penumpang dan barang di Stasiun Besar dan
Terminal Bulupitu kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
b. Target Data
Adapun target data yang diharapkan dari survei statis ini adalah sebagai berikut:
Headway
Travel time
Persiapan Survei
c. Lokasi Survei
Selain persiapan yang dilakukan maka perlu di dukung dengan adanya peralatan
dan perlengapan untuk kelancaran pelaksanaan survei, adapun peralatan dan
perlengkapan tersebut berupa;
Formulir survei
Alat tulis
Clipboard
Camera
e. Tenaga Pelaksana
Tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk melakukan survei statis di Stasiun Besar
Purwokerto dan Terminal Bulupitu terbagi menjadi beberapa kelompok untuk setiap
kloter jam yang berbeda.
Survei ini dilaksanakan selama satu hari penuh pada satu hari kerja dan satu hari
libur.
Menghitung jumlah penumpang naik turun (hari kerja dan hari libur)
Sebelum melaksanakan survei yang sesungguhnya maka akan lebih baik apabila
dilakukan survei pendahuluan hal ini dimaksudkan agar lebih mengenal kondisi
lapangan guna menentukan titik-titik lokasi survei yang akan dilakukan dengan
tepat. Namun, sebelum melaksanakan survei maka diperlukan pemberitahuan
kepada pihak stasiun tentang maksud dan tujuannya akan adanya survei statis.
Setelah pemberitahuan tentang maksud dan tujuan survei dilakukan, maka surveior
segera menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan pembagian kelompok dan
tugas yang telah dibagi sebelumnya.
5. Survei Wawancara Penumpang
Survei wawancara penumpang dilakukan untuk mendapatkan data mengenai penilaian
ataupun persepsi masyarakat tentang penyediaan transportasi kereta di Kota
Purwokerto yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap penumpang
yang sedang menunggu dan penumpang yang datang dari kereta. Informasi yang
ditanyakan biasanya meliputi awal dan akhir perjalanan, maksud perjalanan,
karakteristik penumpang kereta, kendaraan yang digunakan sebelum dan sesudahnya
dan kendaraan yang digunakan dalam hal ini dilihat dari jenis pekerjaan serta moda
lanjutan yang digunakan penumpang untuk menuju ke tujuannya. Untuk lebih jelas
mengenai kegiatan yang dilakukan maka ditampilkan dalam bagan alir dibawah ini.
PENGUMPULAN DATA
DATA DATA
PRIMER SEKUNDER
ANALISIS
DATA
OUTPUT
Maksud diadakan survei wawancara ini adalah untuk mengetahui tingkat pelayanan
kereta api, mengetahui masalah di simpul, serta untuk menggali informasi tentang
kebiasaan perjalanan yang sering dilakukan oleh masyarakat dari dan menuju Kota
Purwokerto dan sekitarnya.
Untuk mengetahui lama waktu perjalanan yang dikeluarkan dari titik simpul
ke tujuan
b. Target Data
Maksud perjalanan
c. Persiapan Survei
1) Survei Pendahuluan
Sebelum melaksanakan survei yang sesungguhnya maka akan lebih baik apabila
di lakukan survei pendahuluan hal ini dimaksudkan agar lebih mengenal kondisi
lapangan guna menentukan titik-titik lokasi survei yang akan dilakukan dengan
tepat.
2) Pemberitahuan
Tarif
Rute pelayanan
Jumlah armada
Alat keselamatan
Dari hasil survei prasarana yang dilakukan di simpul transportasi maka diperoleh
informasi tentang prasarana seperti jalur pemberangkatan, jalur kedatangan,
bangunan kantor, tempat parkir, tempat menunggu penumpang dan pengantar,
kantor pengawasan, loket penjualan karcis, papan informasi tiket dan tarif, papan
informasi moda penghubung, jadwal kedatangan dan keberangkatan moda, fasilitas
penyandang cacat, kantin, sistem keamanan, toilet, penyediaan alat keselamatan
dan fasilitas tambahan.
c. Survei Statis
Frekuensi
Travel time
Load factor dari masing-masing simpul dapat di hitung menggunakan rumus berikut.
JUMLAH PENUMPANG
LF = ------------------------------ x 100%
KAPASITAS
Sebaran orang