Anda di halaman 1dari 109

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. PERENCANAAN TRANSPORTASI
1. Bagan Alir Bidang Perencanaan Transportasi

Bidang ini memberikan gambaran tentang pola perjalanan lalu lintas dan angkutan
jalan di daerah studi dengan memperlihatkan tingkat kecenderungan pergerakan lalu
lintas di daerah studi.
Untuk memudahkan pengolahan data dan pedoman kerja dalam bidang
perencanaan transportasi, maka di buat bagian alir sebagai berikut :

MULAI

Kebutuhan Data

Data Sekunder Data Pemutakhiran

 Peta Tata Guna Lahan  Asal Tujuan Perjalanan


 RTRW Orang dan Barang
 Data Sosio Ekonomi  Faktor-faktor yang
 Data Kependudukan mempengaruhi
 DLL perjalanan
 Moda yang digunakan
 Rute yang dipilih
 Biaya perjalanan
 Panjang perjalanan
 Waktu perjalanan

Pemutakhiran Data Untuk Bangkitan


Perjalanan
TAHAP 1
Matriks OD Tahun Sekarang

Bagian 2
Bagian 2

Proses Pemutakhiran Data


TAHAP 2 Bangkitan Perjalanan

 Survai asal tujuan orang dan barang (sampel untuk memutakhiran data)
 Menganalisis trend pertumbuhan perjalanan Potensi perjalanan barang
 Menghitung tingkat pertumbuhan tiap tahun
 Menentukan metode yang akan digunakan untuk menghitung bangkitan
perjalanan tahun sekarang.

Penyajian Data

Pemodelan Distribusi Perjalanan


TAHAP 3

Perjalanan Orang dan Barang

a. Hubungan alasan pemilihan moda ( hasil survai )


dengan distribusi perjalanan
b. Menentukan faktor kendala yang menghambat
perjalanan (jarak, waktu, Biaya) hasil survai
c. Memprediksi distribusi perjalanan tahun sekarang
d. Model distribusi perjalanan dan proses validasi

Penyajian Data

Pemodelan Pemilihan Moda


TAHAP 4

Proporsi Pemilihan Moda Karakteristik Pelaku

TAHAP 5 Penyajian Data


Pembebanan Perjalanan

1. Membuat kodifikasi jaringan


jalan
2. Menyiapkan data input
aplikasi program transportasi
(vissim,visum)
3. Validasi model

a. Volume,
b. Demand angkutan umum,
c. Klasifikasi jalan,
d. Jaringan lintas
e. Aksesibilitas zona
f. Aksesibilitas angkutan umum
g. Indeks aksesibilitas
h. Panjang perjalanan antar
zona
i. Biaya perjalanan antar zona
j. Perangkingan

Identifikasi Permasalahan

Saran Pemecahan Permasalahan

Gambar III.1 : Bagan Alir Bidang Perencanaan Transportasi

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam pembuatan laporan umum, diperlukan data yang dapat mendukung tujuan
akhir terhadap penyelesaian masalah perencanaan transportasi di Wilayah
Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas.
Data yang diperlukan ini meliputi data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait
(data sekunder) maupun dari survei – survei di lapangan (data primer).
a. Data Sekunder
Data sekunder yang terkait dengan perencanaan transportasi dapat diperoleh
dari :

1) Badan Pusat Statistik (BPS) Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten


Banyumas
Data yang diperoleh adalah;
a) Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun
2014, meliputi:
(1) Jumlah penduduk;
(2) Luas wilayah;
(3) Pembagian wilayah administrasi
2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Wilayah Perkotaan
Purwokerto Kabupaten Banyumas. Data yang diperoleh antara lain :
a) Peta Administrasi
b) Peta Kepadatan Penduduk
c) Peta Distribusi Penduduk
d) Perda Kabupaten Banyumas No. 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Banyumas 2011 – 2031
3) Satuan Lalu Lintas Kepolisian Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten
Banyumas. Data yang diperoleh meliputi:
a) Data kecelakaan lalu lintas;
b) Pertumbuhan kendaraan bermotor di Wilayah Perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas ;
c) Banyaknya kendaraan bermotor di Wilayah Perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas berdasarkan kendaraan.
4) Perpusatakaan Sekolah Tinggi Transportasi Darat. Data yg diperoleh
meliputi :
a) Laporan Umum Transportasi Darat Wilayah Perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas TIM PKL Kabupaten Banyumas Tahun 2014

b. Data Primer
Data primer ini merupakan data yang diperoleh langsung dari survei di lapangan,
yaitu survei tata guna lahan dan survei asal tujuan. Dengan dilaksanakannya
survei tata guna lahan, maka kita dapat dengan mudah menentukan
karakteristik penggunaan lahan Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten
Banyumas dan juga penentuan zona untuk survei asal dan tujuan perjalanan
penduduk. Survei asal dan perjalanan yang dilakukan dari asal perjalanan
sampai ke tujuan perjalanan. Dengan demikian, dapat diketahui pola perjalanan
masyarakat Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas.
Dalam survei asal dan tujuan ini juga mempertimbangkan alasan mengapa
orang melakukan perjalanan dan pemilihan moda dalam perjalanan dari asal
sampai ke tujuan. Ada beberapa jenis survei asal tujuan yang dapat digunakan,
yaitu sebagai berikut :

1) Survei wawancara rumah tangga (Home Interview);


2) Survei wawancara pinggir jalan (Road Side Interview).

Untuk memperjelas survei yang ada dibidang perencanaan transportasi sebagai


berikut :

1) Survei Wawancara Rumah Tangga (Home Interview Survei)


a) Pendahuluan
Survei wawancara rumah tangga, yang biasanya dilakukan dengan
wawancara langsung atau kuisioner, memungkinkan pengumpulan
informasi yang maksimum dalam hal kebiasaan perjalanan yang
dilakukan oleh anggota rumah tangga untuk kemudian dapat digunakan
untuk meramalkan pergerakan arus lalu lintas dan pilihan perjalanan.
Berikut adalah bagian alir survei home interview sebagai berikut:
PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER : DATA SEKUNDER :


SURVEI WAWANCARA RUMAH 1. PETA ADMINISTRASI
TANGGA(HOME INTERVIEW) 2. PETA ZONA LALU LINTAS
3. PETA TATA GUNA LAHAN
4. DATA KEPENDUDUKAN
5. DATA SOSIAL EKONOMI

PENENTUAN VARIABLE PERJALANAN SAMPEL HI

UKURAN RUMAH TANGGA

PENDAPATAN

ANGGOTA KELUARGA YANG BEKERJA

KEPEMILIKAN KENDARAAN

OUTPUT

MODEL BANGKITAN PERJALAN


MATRIK ASAL–TUJUAN PERJALANAN
PROSENTASE MAKSUD PERJALANAN
PROPORSI PENGGUNAAN MODA

Gambar III.2 : Bagan Alir Survei Wawancara Rumah Tangga

b) Maksud dan Tujuan


Maksud dari pelaksanaan survei wawancara rumah tangga adalah :
(1) Untuk mengetahui penyebaran perjalanan yang dilakukan dari zona
asal ke zona tujuan yang masih berada dalam satu wilayah studi.
(2) Untuk mengetahui moda–moda yang digunakan dalam melakukan
perjalanan dan juga mengetahui kepemilikan kendaraan yang
berpengaruh pada perjalanan yang dilakukan.
(3) Guna mengetahui ruas jalan yang sering digunakan (di bebani)
dalam melakukan perjalanan tersebut.
(4) Untuk mengetahui proporsi maksud perjalanan penduduk.
(5) Guna mengetahui waktu perjalanan penduduk dari satu zona ke
zona yang lain, khususnya dengan menggunakan kendaraan
pribadi.
(6) Untuk mengetahui biaya yang dihabiskan penduduk dengan
menggunakan moda per maksud perjalanan, baik perorangan
maupun kategori keluarga.
(7) Untuk mengetahui potensi multimoda mobility yang ada di wilayah
studi.
Tujuan dari pelaksanaan survei wawancara rumah tangga adalah :

- Untuk mendapatkan data lapangan yang relevan guna mengetahui


dan menemukan permasalahan didalam wilayah sudi.
- Agar dapat mengetahui pola pergerakan penduduk secara lengkap
di Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas.
c) Persiapan Survei
Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan survei adalah
:
(1) Perlengkapan dan peralatan
Peralatan yang diperlukan untuk setiap regu dalam survei ini adalah
:
(a) Formulir survei,
(b) Alat tulis (pensil/pena dan penghapus),
(c) Clip board,
(d) Surat tugas dan tanda pengenal.
(2) Tenaga pelaksana
Untuk melaksanakan survei wawancara rumah tangga ini
memerlukan beberapa tenaga pelaksana yang bertugas untuk
melakukan wawancara pada zona, jumlah pewawancara setiap
zona tergantung jumlah sampel dan waktu yang diperlukan untuk
melakukan wawancara.
(3) Pembuatan peta tata guna lahan serta penentuan daerah studi.
Sebelum studi perencanaan lalu lintas dilaksanakan, terlebih dahulu
diperlukan peta tata guna lahan yang ada di wilayah studi Wilayah
Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah penentuan zona, daerah–daerah yang
memiliki karakteristik yang homogen bisa di kelompokkan menjadi
zona tersendiri. Pembuatan peta tata guna lahan yang sesuai
dengan kondisi untuk sekarang ini (exsisting).
Setelah peta tata guna lahan tersabut selesai, selanjutnya dapat
ditentukan wilayah studi yang akan dipelajari, dimana dalam hal ini
adalah dengan memberi batas garis dari wilayah studi dengan
wilayah yang berbatasan dengannya. Garis ini menunjukkan batas
wilayah studi, dimana daerah yang berada di dalam garis batas
tersebut merupakan zona dalam (internal zone), sedangkan daerah
yang berada di luar garis batas yang telah ditetapkan merupakan
zona luar (external zone), dan zona yang berada di antara garis
luar dan dalam ditetapkan sebagai zona penghubung
(intermediate zone)
(4) Penentuan zona lalu lintas di dearah studi.
Berdasarkan peta tata guna lahan yang telah dibuat, selanjutnya
dapat ditentukan zona–zona di dalam dan zona–zona di luar.
Perkotaan di bagi menjadi 22 Zona Internal, 7 Zona Intermediet,
dan 8 Zona Eksternal .
(5) Menentukan Jumlah Populasi dan Sampel Setiap Zona.
Untuk pengambilan sampel dalam survei wawancara rumah tangga
berdasarkan kategorisasi pendapatan penduduk. Penentuan jumlah
sampel dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel III.1: Sampel Statistik Untuk Survei Wawancara Rumah Tangga

Pendapatan Kategori
<2000000 RENDAH
2000000-4000000 SEDANG
>4000000 TINGGI

d) Pelaksanaan Survei
Dari penetapan sample untuk di Wilayah Perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas yang berjumlah 417.395 jiwa. Pelaksanaan survei
home interview di Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas
dilaksanankan selama 7 hari dengan target pengumpulan data adalah
keluarga.
Survei dilaksanakan pada siang sampai sore hari pada hari kerja (saat
sebagian besar anggota keluarga kemungkinan sedang berada di
rumah).

2) Survei Wawancara Pinggir Jalan (Road Side Interview)

a) Pendahuluan

Survei wawancara di pinggir jalan biasanya dilakukan untuk survei


daerah kordon luar, dengan cara memberhentikan kendaraan yang
melewati lokasi survei dan melakukan wawancara kepada pengemudi
atau penumpang kendaraan mengenai rincian informasi perjalanan
menurut daftar pertanyaan yang telah disiapkan.

Informasi yang dikumpulkan meliputi awal dan akhir perjalanan orang


maupun barang, jenis kendaraan, maksud perjalanan, jumlah
penumpang dan kapasitas kendaraan, waktu perjalanan, tonase
kendaraan, berat muatan, jarak tempuh, dan jenis barang.

Dibawah ini adalah bagan alir dari Survei Road Side Interview adalah
sebagai berikut:

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER : DATA SEKUNDER :

1. SURVEI WAWANCARA TEPI JALAN 1. PETA JARINGAN JALAN


2. SURVEI TRAFFIC COUNTING (TC) 2. PETA ZONA LALU LINTAS
3. PENENTUAN LOKASI TITIK SURVEI
4. PENENTUAN GARIS KORDON LUAR
METODE PENGAMBILAN SAMPEL
OUTPUT

Gambar III.3 : Bagan Alir Survei Wawancara Tepi Jalan (Road Side Interview)

b) Maksud dan Tujuan

Survei ini dimaksudkan untuk menggambarkan pola pergerakan yang


terjadi antar daerah studi dengan daerah sekitarnya. Pola
pergerakannya adalah:

(1) Internal–eksternal yaitu pergerakan dari dalam area studi (zona


dalam) ke di luar area studi (zona luar);
(2) Eksternal-internal yaitu pergerakan dari luar area studi (zona luar)
ke dalam area studi (zona dalam);
(3) Eksternal–eksternal yaitu pergerakan yang melintasi area studi,
yang asal dan tujuan perjalanan adalah zona luar.

(4) Internal-Intermediate yaitu pergerakan perjalanan ulang alik


(commuting).
Tujuan dari survei wawancara tepi jalan adalah:
(a) Untuk mendapatkan data lapangan yang relevan guna
mengetahui karakteristik perjalanan dan identifikasi
permasalahan yang ada pada wilayah studi pada masa
sekarang dan memprediksikannya untuk masa yang akan
datang setelah dipadukan dengan hasil survei wawancara
rumah tangga.
(b) Untuk mengetahui pola pergerakan dan penyebaran penduduk
di wilayah studi.
(c) Untuk mengetahui pola pergerakan barang, baik itu antar
daerah Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas,
dari luar Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas
ke dalam Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas,
dari dalam wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten
Banyumas ke luar Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten
Banyumas, maupun bagi yang hanya melintas di Wilayah
Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas.
(d) Untuk mengetahui proporsi jenis barang yang diangkut oleh
kendaraan barang.

c) Persiapan Survei
(1) Perlengkapan Survei

Perlengkapan yang diperlukan untuk setiap titik survei (per arah


lalu lintas) adalah:
(a) Rambu-rambu portabel,
(b) Rambu peringatan (bahwa ada survei),
(c) Rambu petunjuk, untuk masuk/keluar lajur survei,
(d) Traffic cone,
(e) Clip board,
(f) Alat tulis (pensil/pena dan penghapus),
(g) Formulir survei,
(h) Surat tugas dan tanda pengenal.

(2) Tenaga pelaksana

Untuk pelaksanaan survei wawancara di pinggir jalan ini


mengikutkan semua anggota kelompok yang ada yaitu 11 orang
taruna/i, serta melibatkan 2 orang petugas lalu lintas dari Bidang
Lalu Lintas Dinas Perhubungan Wilayah Perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas .
Tenaga pelaksana yang diperlukan untuk setiap titik survei (per
arah lalu lintas) adalah :
(a) Petugas pewawancara
Untuk petugas pewawancara ini satu arah diperlukan 4 orang
taruna/i.
(b) Petugas penghenti kendaraan
Untuk petugas penghenti kendaraan ini satu arah diperlukan 2
orang petugas dari lalu lintas dari Bidang Lalu Lintas Dinas
Perhubungan Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten
Banyumas.

(c) Pelaksanaan Survei Wawancara Tepi Jalan

Survei wawancara tepi jalan ini dilaksanakan selama 7 (tujuh)


hari, dimana dalam satu hari terdapat 2 (dua) lokasi survei.
Adapun pelaksanaannya adalah 2 (dua) jam peak pagi dan 4
(dua) jam peak sore.

(d) Penentuan Lokasi Survei


Lokasi survei dilaksanakan pada titik jalan yang memotong
batas kordon luar dan kordon dalam. Penentuan lokasi pos
wawancara ini harus ditentukan dengan teliti untuk menjaga
keselamatan para pewawancara dan tidak mengganggu arus
lalu lintas yang lewat.

(e) Pengambilan Sampel

Dalam melakukan survei wawancara tepi jalan ini kendaraan


yang diwawancarai antara lain sepeda motor, kendaraan
pribadi, angkot, bus kecil, bus sedang, bus besar, pick up, truk
kecil, truk sedang dan truk besar. Sampel ditentukan menurut
dari 10% dari volume jam sibuk masing-masing kendaraan
dari survei volume lau lintas.
(f) Metode Pelaksanaan Survei
Survei ini dilakukan dengan cara menghentikan kendaraan
dan kemudian kita ajukan pertanyaan, dimana pertanyaan
tersebut telah disusun dalam formulir yang intinya
menanyakan :
- Asal : Darimana anda datang ?
- Tujuan : Kemana anda pergi ?
- Maksud : Apamaksud anda melakukan
perjalanan ?
- Jenis Barang : Apa jenis barang yang di
angkut ?
Teknik pelaksanaan survei wawancara tepi jalan adalah :
Surveyor berada di tepi jalan pada masing-masing arah di
pintu keluar dan masuk daerah studi. Pengambilan sampel
dilakukan secara random dengan menghentikan kendaraan.

3. Teknik Analisis dan Pengolahan Data


1) Pemutakhiran Data Bangkitan Perjalanan (TG)
a. Updating Peta Dasar Perencanaan
Pada tahapan ini yang perlu dilakukan adalah survai pemutakhiran tata guna
lahan (land use) sehingga out put yang akan dihasilkan adalah mengetahui
perubahan pola penggunaan lahan pada wilayah studi tersebut. Data yang
disajikan adalah berupa peta updating tata guna lahan pada tahun sekarang.
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan lahan
yang digunakan sebagai data dasar dalam melakukan analisis perancanaan
lanjutan.
b. Updating Zoning Perjalanan Orang
Daerah kajian adalah suatu daerah geografis yang didalamnya terletak semua
zona asal dan zona tujuan yang diperhitungkan dalam model kebutuhan akan
transportasi. Zona dapat juga dianggap sebagai satu kesatuan atau
keseragaman tata guna lahan. Pusat zona dianggap sebagai tempat atau
lokasi awal pergerakan lalu lintas dari zona tersebut dan akhir pergerakan
lalu lintas yang menuju ke zona tersebut. Kriteria terpenting pada daerah
kajian adalah daerah itu berisikan zona internal dan ruas jalan yang secara
nyata dipengaruhi oleh pergerakan lalu lintasn (zona eksternal). Sehubungan
dengan dengan adanya devinisi zona internal dan eksternal sebagai zona asal
dan zona tujuan, maka pergerakan arus lalu lintas dapat dikelompokkan
menjadi 4 tipe pergerakan.
Pada tahap ini pemutakhiran data untuk zona internal dilakukan dengan
melakukan survai wawancara rumah tangga (HI) pada beberapa sampel zona
di daerah kajian. Sedangkan untuk zona eksternal pemutakhiran data
didapatkan dari hasil survai pencacahan lalu lintas terklasifikasi (TC).
c. Updating Data Bangkitan Perjalanan Orang
Pada tahapan ini yang perlu dilakukan adalah menyiapkan data matriks OD
perjalanan pada wilayah studi tersebut (data laporan umum sebelumnya),
tahapan selanjutnya adalah menganalisis pola tren tingkat pertumbuhan dan
menghitung berapa persen kenaikan faktor pertumbuhan (i) pada willayah
studi tersebut, setelah itu memilih model yang akan digunakan dalam
melakukan analisis bangkitan perjalanan.
Perlu diperhatikan pada tahapan ini variabel yang mempengaruhi perjalanan
berbeda-beda (sesuai dengan data lapum sebelunya).
Contoh: Paada wilayah studi ‘X’ persamaan regresi pada suatu zona adalah y
= 2+3x diketehui jumlah penduduk pada zona tersebut di tahun 2018
sebesar 30.926 jiwa tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,84 % maka
jumlah bangkitan perjalanan di zona tersebut pada tahun 2023 adalah :

Jawab : Pt = Po (1+i) n = 30.926 (1 + 0,0084 )5

= 32.250 Jiwa
Maka prediksi jumlah bangkitan perjalanan ditahun 2018 adalah y=2+3x
= 2 + 3(32.250)
= 96.752 Perjalanan Orang/hari
Dari contoh diatas variabel yang mempengaruhi perjalanan adalah jumlah
anggota keluarga sehingga pada proses updating matrisk asal tujuan tahun
sekarang yang digunakan sebagai faktor pertumbuhan adalah kenaikan dari
variabel jumlah anggota keluarga, sehingga didapat jumlah penduduk pada
tahun sekarang. Selanjutnya dari model regresi tersebut dapat dihitung
jumlah perjalanan untuk tahun sekarang.
d. Analisis Distribusi perjalanan
Hasil dari survai wawancara rumah tangga berupa matrik asal dan tujuan
perjalanan serta peta garis keinginan ( desire line) yang merupakan gambaran
pola perjalanan dari dan ke suatu zona baik di dalam wilayah studi.
Setelah matrik asal tujuan tahun dasar dibuat dan peramalan bangkitan dan
tarikan perjalanan tahun rencana sudah diramalkan maka langkah berikutnya
adalah melakukan prediksi nilai sel-sel dalam matrik asal tujuan tahun
rencana.
e. Pemilihan Moda (Modal Split)
Dalam tahap pemilihan moda ini akan diidentifikasikan besarnya pergerakan
antar zona yang menggunakan setiap moda transportasi tertentu. Adapun
moda yang digunakan dalam analisis laporan umum ini adalah sepeda,
sepeda motor, angkutan umum, bus kecil, bus sedang, bus besar, becak,
kendaraan pribadi, dan jalan kaki. Model pemilihan moda bertujuan untuk
mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan setiap moda.
Faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda dapat dikelompokkan
menjadi tiga, sebagaimana dijelaskan berikut ini.
Ciri pengguna jalan, terdiri dari :
(1) Ketersediaan atau pemilikan kendaraan pribadi; semakin tinggi
pemilikan kendaraan pribadi akan semakin kecil pula
ketergantungan pada angkutan umum;

(2) Pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM);


(3) Struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga dengan anak,
pensiun, bujangan, dan lain-lain);
(4) Pendapatan; semakin tinggi pendapatan akan semakin besar peluang
menggunakan kendaraan pribadi;
(5) Faktor lain misalnya keharusan menggunakan mobil ke tempat
bekerja dan keperluan mengantar anak sekolah.
Ciri pergerakan, terdiri dari :
(1) Tujuan pergerakan;
(2) Waktu terjadinya pergerakan; apabila ingin bergerak pada tengah
malam, kita pasti membutuhkan kendaraan pribadi karena pada saat
itu angkutan umum jarang beroperasi;
(3) Jarak perjalanan; semakin jauh perjalanan, maka semakn cenderung
memilih angkutan umum dibandingkan dengan angkutan pribadi.
Ciri fasilitas moda transportasi. Dikelompokkan menjadi dua kategori.
Pertama, faktor kuantitatif seperti :
(1) Waktu perjalanan; waktu menunggu di tempat perhentian bus,
waktu berjalan kaki ke tempat perhentian bus, waktu selama
bergerak, dan lain- lain;
(2) Biaya transportasi (tarif, biaya bahan bakar, dan lain-lain);
(3) Ketersediaan ruang dan tarif parkir.
Faktor kedua bersifat kualitatif yang cukup sukar menghitungnya,
meliputi kenyamanan dan keamanan, keandalan dan keteraturan,
dan lain- lain.
Ciri kota atau zona, seperti jarak dari pusat kota dan kepadatan
penduduk.
Pada analisis modal split ini digunakan asumsi, bahwa :

(1) Prosentasi dari masing-masing moda untuk masa yang akan


datang tidak mengalami perubahan. Jadi hanya kuantitas
daripada moda-moda itu saja yang berubah sedangkan
komposisi prosentasi dari moda splitnya tidak berubah.
(2) Selama periode waktu peramalan tidak diperkenalkan jenis
atau alat angkut yang baru. Artinya penggunaan alat angkutan
di masa yang akan datang adalah sama dengan keadaan
sekarang.

f. Pembebanan Perjalanan (Trip Assignment )


Menetapkan rute-rute yang akan digunakan oleh pembuat perjalanan dimasa
yang akan datang dalam wilayah studi Wilayah Perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas, sehingga dapat menghasilkan perkiraan tentang arus
lalu lintas dimasa yang akan datang pada jaringan jalan. Pembebanan lalu-
lintas merupakan tahap final dalam perencanaan angkutan yang melibatkan
pembebanan dari bangkitan perjalanan untuk setiap zona (Trip Generation)
ke zona-zona tujuan (Trip Distribution) sesuai dengan moda angkutan yang
digunakan di ruas-ruas jalan yang kemudian membentuk adanya jaringan
transportasi.

Sebelum diadakan pembebanan perjalanan diperlukan adanya data-data


pendukung yang meliputi :
Jarak, waktu serta biaya untuk melakukan perjalanan dari satu zona ke zona
lainnya. Hal ini juga dipertimbangkan bahwa orang dalam melakukan
perjalanan selalu mengambil jarak terdekat.
(1) Distribusi perjalanan antar zona untuk keadaan sekarang dan masa yang
akan datang (O/D Matrik).
(2) Jaringan jalan yang menghubungkan antara pusat zona (centroid).
Untuk membebankan perjalanan-perjalanan antar zona di suatu jaringan
jalan, diasumsikan bahwa semua perjalanan mempunyai asal dan tujuan ke
atau dari pusat zona dan semua orang memilih satu rangkaian ruas jalan
(rute) untuk mengurangi jarak, waktu dan biaya dalam membuat perjalanan.
Metode sederhana yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan
software vissum.
Secara sederhana metode ini tidak memperdulikan kendala kapasitas, dimana
semua perjalanan dibebankan pada perjalanan terpendek antara zona asal
dan zona tujuan tanpa memperdulikan apakah volume lalu lintas dapat
menampung atau tidak di ruas-ruas jalan tersebut.

2. Analisa Aksesibilitas
(1) Aksesibilitas Antar zona
Untuk analisa aksesibilitas antar zona digunakan perbandingan antara jarak
lintasan sebenarnya dengan jarak lintasan lurus ( Crow Fly Distance Ratio).
Jarak lintasan sebenarnya (JS) merupakan jarak antar pusat zona ( centroid)
lalu lintas melalui ruas-ruas jalan dengan lintasan jarak minimum antar zona
pada jaringan jalan utama yang ada. Sedangkan jarak lintasan lurus (JL)
merupakan jarak lurus antara pusat zona ( centroid), yang diperoleh dengan
mengukur jarak antara setiap centroid pada peta berskala dengan menarik
garis lurus/lintasan lurus.

Analisa aksesibilitas antar zona ini dapat dirumuskan dengan persamaan


sebagai berikut :

JS
Aij=
JL
............................................. (III.1)

Sumber: Buku Pedoman PKL 2018


Keterangan :
Aij = Indeks aksesibilitas antar zona i dan j,
JS = Jarak lintasan sebenarnya melalui jalan raya yang
terpendek dari zona asal ke zona tujuan,
JL = Jarak lintasan lurus.
Hasil dari perbandingan itu menunjukkan tingkat aksesibilitas unjuk kerja
jaringan jalan yang ada. Apabila angka banding atau ratio itu semakin
kecil (mendekati angka 1), berarti bahwa jaringan jalan yang ada
memberikan aksesibilitas yang cukup baik bagi pergerakan perjalanan,
sebaliknya jika angka banding atau ratio itu semakin besar maka jaringan
jalan yang ada memiliki tingkat aksesibilitas yang rendah.

(2) Aksesibilitas Jaringan Jalan

Aksesibilitas jaringan jalan adalah hal yang sangat utama dalam


konfigurasi jalan dalam konteks jaringan. Aksesibilitas jaringan jalan
diukur dengan nilai indeks aksesibilitas (Aij). Indeks aksesibilitas adalah
merupakan angka perbandingan antara jarak lurus terhadap jarak
sebenarnya dari setiap pergerakan masyarakat.
Semakin mendekati angka 1 maka semakin baiklah aksesibilitas jaringan
jalan tersebut. Namun kondisi yang sangat ideal ini tidak mungkin
dicapai mengingat banyaknya keterbatasan-keterbatasan maupun
kendala-kendala dilapangan.

Jl
Σ(tij )
JS ............................... (III.2)
Aij=
Tij

Sumber : Buku Pedoman PKL 2018

Keterangan :
Aij : Indeks Aksesibilitas
Tij : Pergerakan antar zona lalu lintas
Jl : jarak lurus
Js : Jarak sebenarnya
Tij : Total Perjalanan dalam kota
B. MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
1. Bagan Alir Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

 DATA LAYOUT JALAN


 DATA VOLUME LALU LINTAS  PETA JARINGAN JALAN
TERKLASIFIKASI  DATA FUNGSI DAN STATUS
 DATA VOLUME LALU LINTAS DI JALAN
PERSIMPANGAN TERKLASIFIKASI  DATA PARKIR
 DATA VOLUME MENGAMBANG ( MCO DAN  DATA APILL
FCO )
ANALISIS INDIKATOR

RUAS JALAN SIMPANG

 MOBILITAS  MOBILITAS
 LINGKUNGAN  LINGKUNGAN
 KESELAMATAN  KESELAMATAN
 AKSESIBILITAS  AKSESIBILITAS
 BIAYA  BIAYA

IDENTIFIKASI MASALAH

Gambar III.4 : Bagan Alir Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas untuk analisa
perangkingan dinamis

a. Perangkingan Statis

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

 DATA LAYOUT JALAN


 DATA INVENTARISASI JALAN  PETA JARINGAN JALAN
 DATA PANJANG KERUSAKAN JALAN/KM  DATA FUNGSI DAN STATUS
 DATA INVENTASRISASI PERSIMPANGAN JALAN
 DATA KELENGKAPAN RAMBU  DATA PARKIR
 JUMLAH BANYAK AKSES KE JALAN  DATA APILL
ANALISIS INDIKATOR

RUAS JALAN SIMPANG

PEMBOBOTAN

IDENTIFIKASI MASALAH

Gambar 2.2 : Bagan Alir Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas untuk analisa perangkingan
Statis

2. Jenis Pengumpulan Data


Dalam penulisan laporan umum ini teradapat dua metode pengumpulan data yaitu,
secara langsung dan tidak langsung. Data-data yang diperoleh dikelompokkan menjadi
dua yaitu primer dan sekunder.
a. Data Sekunder
Data Sekunder didapat dari instansi-instansi terkait secara langsung maupun
tidak langsung sangat membantu dalam proses Analisa nantinya. Data
sekunder yang didapat antara lain:

DATA INSTANSI JENIS DATA FUNGSI DATA


SEKUNDER ASAL DATA
A. Jaringan Dinas 1. Peta 1. Peta Dasar Jaringan
Jalan Pekerjaan 2. Data Jalan
Umum/ Dinas Inventarisa 2. Data awal karakteristik
Perhubungan si jalan untuk
perangkingan
prasarana (supply)
3. Penentuan cakupan
jaringan jalan yang
dikaji
4. Data awal dalam
penentuan
Kapasitas{Perangkinga
n unjuk kerja lalu lintas
(demand)}
B. Jaringan Dinas Jaringan Jalan Penentuan cakupan
Trayek Perhubungan yang Dilewati jaringan jalan yang dikaji
Angkutan Rute Angkutan
Umum Umum
C. Data Dinas Jenis 1. Desain Layout Simpang
Inventarisasi Pekerjaan Pengendalian 2. Data awal karakteristik
Simpang Umum dan Simpang simpan untuk
Dinas perangkingan
Perhubungan prasarana (supply)
3. Penentuan cakupan
simpang yang dikaji
4. Data awal dalam
penentuan Kapasitas
{perangkingan unjuk
lalu lintas (demand)}
D. Data Dinas Data Peta lokasi Kelengkapan
Kelengkapa Pekerjaan Inventarisasi Jalan (Rambu, Marka)
n Jalan Umum dan Kelengkapan
Dinas Jalan
Perhubungan
E. Keselamatan Dinas Data 1. Peta Lokasi fasilitas
Perhubungan Inventarisasi pejalan kaki (trotoar,
dan Dinas Fasilitas Pejalan zebra cross, JPO,
Pekerjaan Kaki Pelican crossing)
Umum 2. Peta Lokasi ZOSS
F. Fasilitas Dinas Parkir (On Street 1. Peta Lokasi Parkir (on
Pendukung Pekerjaan dan Off street) street dan off street)
Umum dan 2. Data Karakteristik
Dinas Parkir (on street dan off
Perhubungan street)
G. Studi Dinas Data Mendukung data sekunder
Terdahulu Perhubungan, Inventarisasi yang ada
Dinas Jalan dan Volume
Pekerjaan Lalu Lintas
Umum, dan Wilayah Studi
Badan
Perencanaan
Pembangnan
Daerah

Tabel 2.1: Tabel Data Sekunder yang dibutuhkan

b. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan, pengukuran,
dan perhitungan di lapangan. Data tersebut berfungsi untuk melengkapi dan
memperbaharui (updating) data sekunder yang telah diperoleh. Data tersebut
diperoleh dari hasil survai sebagai berikut:

SURVAI YANG TARGET DATA FUNGSI DATA


DILAKUKAN
1. Data a. Tata Guna Lahan a. Mengetahui karakteristik tata guna
Inventarisasi b. Sirkulasi arus lalu lintas lahan jalan maupun simpang.
Jalan dan c. Prasarana jalan: b. Mengetahui bagaimana sirkulasi lalu
Simpang - Panjang jalan, lintas, baik pda jalan maupun
- Lebar jalan, simpang.
- Lebar jalur efektif c. Fungsi target data pada prasarana
jalan, jalan
- Lebar bahu jalan.  Data inventarisasi jalan secara
- Lebar median, tabulasi termasuk visualisasi
- Lebar trotoar, dan gambar (desain jalan dan
- Jenis pekerasan jalan penampang melintang jalan)
- Tipe jalan  Kapasitas jalan
- Fungsi jalan, - Dua arah
- Kondisi jalan, - Per arah
- Fasilitas perlengkapan  Indikator untuk perangkingan
jalan secara visual, ruas yaitu:
- Hambatan samping, - Kondisi fisik jalan untuk
- Jumlah lajur, perangkingan
- Lebar lajur, - Luas jalan rusak
- Ketersediaan fasilitas, perkilometer
- Luas jalan rusak, - Jumlah akses perkilometer
- Jumlah akses d. Fungsi target data pada prasarana
perkilometer simpang:
d. Prasarana Simpang:  Data Inventarisasi simpang
- Tipe simpang, secara tabulasi dan visualisasi
- Lebar lajur, dan gambar
- Radius,  Kondisi fisik simpang
- Rambu kelengkapan
jalan
- Kondisi fisik geometric
simpang,
- Stop line,
- Median,
- Pengendalian
simpang,
- Plan siklus APILL
- Hirarki pendekat
(kolektor-kolektor,
arteri-kolektor,
kolektor-lokal, dll).
2. Data Volume  Volume lalu lintas di  Pada Ruas :
Lalu Lintas ruas dan simpang  Fluktuasi volume lalu lintas tiap
a. TC  Periode jam sibuk di ruas
b. CTMC ruas dan simpang  Flutuasi volume lalu lintas tiap
c. MCO  Proporsi kendaran di jenis kendaraan
ruas dan simpang  Jam sibuk pagi, siang, dan sore
 Periode sibuk lalu lintas
 Volume jam tersibuk pagi, siang
dan sore
 Proporsi tiap kendaraan per
ruas jalan
 Peak hour factor (phf)
 Distribusi antar waktu
 Split/distribusi arah
 Road occupancy/m2
 Kecelakaan/km
 Pada Simpang
 Derajat kejenuhan kritis
(pendekat paling kritis)
 Jumlah kendaraan yang
dilewatkan dalam simpang per
jam waktu sibuk
 Jumlah kendaraan terhenti, laju
henti di simpang semua
pendekat
 Antrian {number of queue
(kendaraan/smp) dan length of
queue (meter)} dan hambatan
di simpang (detik/smp)
keselurahan pendekat
 Proporsi sepeda motor
 Rasio belok kanan dengan
keseluruhan arus pendekat kritis
di simpang
3. Data  Waktu perjalanan rata-  Kecepatan perjalanan
Kecepatan rata per segmen  Kecepatan berjalan
a. MCO dan  Waktu bergerak  Rasi kecepatan jam sibuk dan
FCO  Waktu henti karena tidak sibuk
b. Spot Speed hambatan  Rasio kecepatan per arah, yaitu
 Waktu perjalaan total rasio kecepatan A ke B dan
rasio kecepatan B ke A
 Waktu perjalanan (journey
time)
 Waktu berjalan (running time)
 Waktu henti karna hambatan
4. Data Hambatan  Waktu hambatan pada  Waktu henti karena hambatan
a. MCO dan ruas  Penyebab terjadinya hambatan
FCO  Jenis hambatan pada
b. Hambatan ruas
pada  Waktu hambatan pada
Simpang simpang
5. Data antrian  Simpang bersinyal:  Simpang bersinyal:
a. Antrian - Panjang antrian Panjang rata-rataan antrian
simpang kendaraan yang kendaraan pada awal sinyal
bersinyal tersisa dari fase hijau
b. Antrian hijau sebelumnya  Simpang tidak bersinyal:
simpang - Panjang antrian Panjang rata-rata antrian
tidak kendaraan yang kendaraan pada saat menunggu
bersinyal dataing selama mendapatkan Gap Acceptance
fase merah
 Simpang tidak
bersinyal:
- Panjang antrian
kendaraan yang
tertahan pada saat
menunggu
mendapatkan Gap
Acceptance

Tabel 2.2: Tabel Data Primer yang dibutuhkan

3. Teknik Pengumpulan Data


1. Data inventarisasi Jalan dan Simpang
Data Inventarisasi jalan dimaksudkan untuk mengidentifikasi karakteristik prasarana
jalan, antara lain panjang jalan, lebar jalan, kondisi jalan, dan juga fasilitas
perlengkapan jalan secara visual, dengan pertimbangan bahwa komponen-
komponen tersebut dapat mempengaruhi kapasitas ruas jalan maupun
persimpangan, pergerakan serta keselamatan lalu lintas. Data inventarisasi ruas
jalan dan simpang diperoleh melalui survei inventarisasi ruas jalan dan simpang.
Survei inventarisasi jalan ini dimaksudkan untuk menunjang survei-survei
selanjutnya.
a. Persiapan survei
1) Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan survei
inventarisasi jalan adalah:
a. Pita Ukur (roll meter);
b. Roda meter (walking measure);
c. Alat tulis
d. Clip board;
e. Formulir Survei;
f. Kendaraan survei.

2) Lokasi Survei
Survei inventarisasi ruas jalan dan simpang ini dilakukan di ruas jalan dan
simpang yang terdapat di daerah/lokasi studi.
b. Pelaksanaan survei
Survei inventarisasi ruas jalan dan simpang ini dilaksanakan dengan cara mengamati,
mengukur, dan mencatat data ke dalam formulir survei sesuai dengan target data
yang akan diambil. Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan survei ini adalah
pengukuran langsung terhadap semua komponen ruas jalan dan simpang yang ada.
Survei Inventarisasi dilaksanakan pada waktu malam hari. Pengumpulan data ini
dilakukan pada malam hari karena volume lalu lintas menurun sehingga menghindari
terjadinya gangguan terhadap kelancaran arus lalu lintas dan untuk mempermudah
serta mempercepat pendataan. Selain itu faktor keamanan juga menjadi prioritas
dalam melaksanakan survei ini.

2. Data Volume Lalu Lintas


Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu pada
ruas jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan per jam atau satuan mobil
penumpang per jam.
Survei yang harus dilakukan untuk memperoleh data volume lalu lintas adalah
sebagai berikut:

Jenis dan Lokasi Survei Kota Kabupaten Keterangan

Pencacahan Lalu Lintas


 
 Kordon Dalam 16-24 Jam
 
 Kordon Luar

Pencacahan Lalu Lintas di


  3 periode sibuk
Screen Line

Pencacahan Gerakan
  3 periode sibuk
Membelok

MCO dan FCO  3 periode sibuk

Data volume lalu lintas dibedakan menjadi 3 bagian yaitu volume lalu lintas ruas,
volume lalu lintas pada simpang, dan volume lalu lintas mengambang. Ketiga bagian
data tersebut diperoleh melalui survei pencacahan lalu lintas terkasifikasi pada ruas
jalan untuk volume lalu lintas ruas, survei gerakan membelok terklasifikasi untuk
data volume lalu lintas di simpang dan survei Moving Car Observation dan Floating
Car Observation untuk data lalu lintas mengambang.

Teknik pelaksanaan survei volume lalu lintas seperti yang dijelaskan berikut :
a. Survei Pencacahan Lalu Lintas Terklasifikasi
Bagan alir survei volume lalu lintas terklasifikasi dapat dilihat pada gambar
berikut:

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

 DATA VOLUME LALU LINTAS


TERKLASIFIKASI  PETA JARINGAN JALAN
 DATA FUNGSI DAN STATUS
JALAN

ANALISIS DATA

OUTPUT

VOLUME LALU LINTAS

Gambar 2.3: Bagan Alir Survai Volume Lalu Lintas Terklarifikasi

Survai volume lalu lintas terklarifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kepadatan lalu lintas pada ruas jalan berdasarkan volume lalu lintas terklarifikasi,
arah arus lalu lintas, jenis kendaraan dalam satuan waktu tertentu yang
dilakukan dengan pengamatan dan pencacahan langsung dilapangan.

Tujuan pelaksanaan survai ini adalah untuk mengetahui periode jam-jam sibuk
pada masing-masing titik survai.
1) Persiapan Survai
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan survai
pencacahan lalu lintas adalah:
a. Alat tulis;
b. Alat hitung(counter);
c. Clip board;
d. Formulir survai;
e. Stopwatch
2) Lokasi Survai
Survei pencacahan lalu lintas terklasifikasi ini dilaksanakan pada kordon luar
dan kordon dalam.
a) Kordon Luar
Untuk titik survei pencacahan lalu lintas terklasifikasi di kordon luar
terdapat 8 ruas jalan. Adapun ruas jalan yang di survei yaitu:
- Jl. Raya Notog
- Jl. Purwokerto-Baturraden
- Jl. Pattimura
- Jl. Patikraja-Kaliori
- Jl. Sokaraja-Kaliori
- Jl. Patikraja-Rawalo
- Dll

b) Kordon Dalam
Untuk titik survei pencacahan lalu lintas di kordon luar, terdapat 7
ruas jalan. Adapun Ruas Jalan yang disurvei yaitu :
- Jl. Jend. Gatot Subroto 3
- Jl. D.I. Panjaitan
- Jl. Jenderal Soedirman 3
- Jl. Overste Isdiman
- Jl. S. Parman
- Jl. Pahlawan
- dll
3) Pelaksanaan survai
Survai pencacahan lalu lintas ini dilaksanakan dengan perhitungan setiap
kendaraan yang melintasi pengamatan di suatu ruas jalan sesuai dengan
klasifikasi yang telah ditentukan sebelumnya dalam formulir sruvai. Surveyor
menempati tempat yang nyaman dalam arti terhindar dari panas dan
pandangan bebas dan tidak terhalang untuk mengamati kondisi arus lalu
lintas. Survai dilakukan setiap interval 15 menit selama 16 jam.
Dalam penghitungan kendaraan secara terklasifikasi, kendaraan dibedakan
menjadi:
a) Kendaraan ringan, meliputi :
- Mobil pribadi;
- MPU/angkot;
- Pick up;
- Bus Kecil
b) Kendaraan berat, meliputi:
- Bus besar;
- Bus sedang;
- Truk kecil;
- Truk sedang;
- Truk besar;
c) Sepeda motor
d) Kendaraan tidak bermotor, meliputi:
- Sepeda;
- Becak.
e) Kendaraan roda tiga

Dan dalam pelaksanaan perhitungan jumlah kendaraan yang melewati suatu


ruas jalan tertentu nantinya akan dibedakan antara kendaraan diesel dengan
kendaraan bensin untuk mengetahui tingkat pembakaran karbon setiap ruas
jalan. Dimana untuk mengetahui tingkat pembakaran karbon setiap ruas jalan
tersebut dengan memperhatikan kapasitas lingkungan jalan.

b. Survei Gerakan Membelok Terklasifikasi


PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER

Gerakan Membelok Terklasifikasi :


Volume Lalu Lintas Pada
DATA SEKUNDER
Persimpangan, Klasifikasi Jumlah
Kendaraan di Setiap gerakan  Peta Jaringan Jalan
Membelok Pada Persimpangan, Waktu  Peta Simpang Apill
Jam Sibuk di Persimpangan
ANALISA DATA

OUTPUT

 Fluktuasi Volime Lalu Lintas di


Persimpangan
 Proporsi Jumlah Kendaraan

Gambar 2.4: Bagan Alir Survei Gerakan Membelok Terklasifikasi

Survei gerakan membelok terklasifikasi (survey pencacahan lalu lintas


terklasifikasi di persimpangan) ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kepadatan lalu lintas pada suatu persimpangan berdasarkan volume lalu lintas
terklasifikasi yang mencakup jenis kendaraan dan arah gerakan kendaraan,
dengan melakukan pengamatan dan pencacahan langsung pada tiap kaki
simpang dalam periode waktu tertentu.

Tujuan pelaksanaan survey gerakan membelok adalah untuk desain geometric


simpang, menganalisa system pengendalian persimpangan dan kapasitas dengan
referensi khusus terhadap lalu lintas yang belok kanan dan hambatan.

Survei ini perlu dilakukan karena sebagian besar hambatan perjalanan terjadi
pada persimpangan yang disebabkan karena persimpangan merupakan suatu
system pembagian ruang, jadi bila satu kendaraan memperoleh prioritas, maka
kendaraan yang lain akan terhambat. Prioritas diperlukan untuk memperkecil dan
mengendalikan konflik yang terjadi, khususnya antara lalu lintas yang bergerak
lurus dengan lalu lintas yang belok kanan dari arah berlawanan.

1) Persiapan survey
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan survey
gerakan membelok ini adalah :
a. Alat tulis (pensil, pena, dan lain-lain);
b. Alat hitung (Counter);
c. Clip Board;
d. Formulir Survei;
e. Stopwatch/Jam.

2) Lokasi Survei
Survei gerkan membelok terklasifikasi dilakukan pada simpang-simpang
sebagai berikut:
- Simpang Museum BRI;
- Simpang Kalibogor;
- Simpang Sawangan;
- Simpang Alun-Alun;
- Simpang Giri Suman;
- Simpang Piere Suman;
- Simpang Suto Suman;
- Simpang Pasar Wage;dll
3) Pelaksanaan Survei
Survei gerakan membelok terklasifikasi ini dilaksanakan selama 2 jam sibuk
dengan interval 15 menit. Pada pelaksanaan survey ini, surveyor ditempatkan
pada tiap-tiap kaki simpang dan menghitung kendaraan-kendaraan
berdasarkan pergerakan lurus, belok kiri, dan belok kanan. Dalam survey ini
surveyor mengklasifikasikan kendaraan yang keluar dari kaki simpang
tersebut, dari survey ini dapat diperoleh volume ruas tiap kaki simpang pada
persimpangan tersebut

3. Data Kecepatan
PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

 DATA SURVEI PENGAMATAN KENDARAAN


BERGERAK  PETA JARINGAN JALAN

ANALISIS DATA

OUTPUT

VOLUME LALU LINTAS


KECEPATAN
PERJALANAN

Gambar 2.5: Bagan Alir Survai Pengamatan Kendaraan Bergerak

Maksud dilakukannya survey kecepatan perjalanan ini adalah untuk mendapatan


data tentang jumlah arus lalu lintas, waktu perjalanan rata-rata dan kecepatan
perjalanan rata-rata pada setiap ruas jalan. Sedangkan tujuan survey kecepatan
perjalanan ini adalah untuk mengevaluasi kinerja ruas jalan serta tingkat
pelayanan jalan yang ada di wilayah studi berdasarkan data kecepatan
perjalanan tiap ruas jalan.

a. Persiapan survey
1) Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan sruvei
kecepatan perjalanan ini adalah :
- Alat tulis (pensil, pulpen, dll);
- Alat penghitung (counter);
- Clip Board;
- Formulir survey
- Stopwatch;
- Kendaraan

b. Lokasi Survei
Survei kecepatan perjalanan ini dilaksanakan pada ruas jalan arteri dan
kolektor yang ada di wilayah studi dan pada hari kerja serta tidak terdapat
kegiatan-kegiatan yang bersifat insidentil yang dapat mempengaruhi
karakteristik pergerakan kendaraan pada ruas jalan yang di survey.

c. Pelaksanaan survey
Survei ini dilakukan dengan cara menggunakan kendaraan sebagai tumpuan
pengamatan. Kendaraan pengamat bergerak sesuai dengan kecepatan rata-
rata melewati suatu ruas jalan yang ditentukan.

Pengamatan dilakukan mulai dari titik awal ( node) menyusuri jaringan jalan
yang ada dan mencatat waktu dari satu node ke node berikutnya sepanjang
rute yang ditentukan, mencatat jumlah kendaraan yang mendahului dan
didahului. Disamping itu itu juga mencatat lamanya waktu hambatan, lokasi
dan sebab-sebab terjadinya hambatan. Pengamatan dilakukan 3 (tiga) kali
secara berulang pada tiap-tiap ruas jalan, dan dilakukan pada saat jam sibuk
dan tidak sibuk.

4. Data Hambatan
Data hambatan terdiri dari:
a. Data hambatan ruas;
b. Data hambatan simpang.
Untuk memperoleh data hambatan di ruas berdasarkan hasil survey Moving car
oberserver (MCO) dan Floating car observer (FCO), sedangkan untuk hambatan di
simpang diperoleh dari hasil survey hambatan di simpang.
Teknis pelaksanaan survey tersebut :

a. Survey hambatan di ruas


Untuk teknis survey MCO dan FCO sesuai dengan penjelasan teknis survey pada
bagian pengumulan data kecepatan yang telah dijelaskan sebelumnya.
b. Survey hambatan di Simpang
Untuk melakukan survey ini diperlukan 3 (tiga) surveyor ditempatkan di masing-
masing kaki simpang.
1) Persiapan survey
Dalam tahap persiapan untuk survey ini menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaannya, antara lain:
- Alat tulis (pensil, pulpen, dll);
- Alat hitung (counter);
- Clip board;
- Formulir Survei;
- Stopwatch;
- Walking measure.
2) Lokasi survey
Survey hambatan pada simpang ini dilaksanakan pada simpang pada wilayah
studi dan pada hari kerja serta tidak terdapat kegiatan-kegaitan yang bersifat
insidentil yang dapat mempengaruhi karakteristik pergerakan kendaraan pada
simpang yang di survey.
3) Pelaksanaan survey
Cara pelaksanaan survey ini adalah sebagai berikut:
 Surveyor (1) mencacah semua kendaraan yang memasuki
persimpangan dan kaki simpang selama 5 menit, dimana kendaraan-
kendaraan tersebut diklasifikasikan atas kendaraan yang berhenti dan
titik berhenti pada kaki simpang tersebut.
 Surveyor (2) mencacah jumlah kendaraan yang terhenti dan sedang
menunggu untuk memasuki persimpangan pada kaki simpang
tersebut dalam setiap interval waktu 15 detik.
 Surveyor (3) menghitung panjang antrian kendaraan berhenti dari
stop line sampai ujung antrian.

5. Data Antrian di Simpang


Antrian di simpang bersinyal merupakan perhitungan panjang antrian kendaraan
pada saat awal sinyal hijau.

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

 DATA PENGAMATAN DI SIMPANG  PETA PENGATURAN


BERSINYAL SIMPANG BERSINYAL

ANALISIS DATA

OUTPUT

PANJANG RATA-RATA
ANTRIAN KENDARAAN

Gambar 2.6: Bagan alir survey antrian di persimpangan

a. Simpang Bersinyal
1) Persiapan survey
Dalam tahap persiapan untuk survey ini menyiapkan peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaannya, antara lain:
- Alat tulis (pensil, pulpen, dll)
- Clip board
- Formulir survey
- Stopwatch
- Walking measure
2) Lokasi survey
Survey ini dilaksanakan pada simpang bersinyal yang ada di wilayah studi
dan padahari kerja serta tidak terdapat kegiatan-kegiatan yang bersifat
insidentil yang dapat mengganggu/mempengaruhi karakteristik pergerakan
kendaraan pada simpang yang di survey.

3) Pelaksanaan survey
Cara pelaksanaan survey ini adalah sebagai berikut:
Metode survey antrian di persimpangan bersinyal dilakukan dengan
menempatkan dua orang pengamat (surveyor) pada tiap-tiap kaki simpang,
dimana:
- Pengamat 1 menghitung panjang antrian kendaraan pada fase waktu
hijau sebelumnya pada setiap siklus selama periode survey.
- Pengamat 2 mengitung panjang antrian tambahan yang dating pada fase
waktu merah di setiap siklus selama periode survey.

b. Simpang Tidak Bersinyal


Antrian pada persimpangan tidak bersinyal adalah panjang antrian kendaraan
yang tertahan pada saat menunggu mendapatkan celah yang aman ( gap
acceptance) untuk melewati kaki simpang.
1. Persiapan survey
Dalam tahap persiapan untuk survey ini perlu untuk menyiapkan peralatan
dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaannya, antara lain:
- Alat tulis (pensil, pulpen, dll)
- Clip board
- Formulir survey
- Stopwatch
- Walking measure
2. Lokasi survey
Survey ini dilaksanakan pada simpang tidak bersinyal yang ada di wilayah
studi dan pada hari kerja serta tidak terdapat kegiatan-kegiatan yang bersifat
insidentil yang dapat memengaruhi karakteristik pergerakan kendaraan pada
simpang yang di survey.
3. Pelaksanaan survey
Metode survey antrian di persimpangan tidak bersinyal dilakukan dengan
menempatkan dua orang pengamat (surveyor) pada tiap-tiap kaki simpang,
dimana surveyor menghitung panjang antrian kendaraan selama periode 15
menit pada periode survey.
4. TEKNIS ANALISIS DATA
1. Data Inventarisasi ruas dan simpang
Dalam hal ini kapasitas ruas jalan ditentukan berdasarkan factor-faktor
penyesuaian yang ditetapkan dalam IHCM,1996.
Adapun formulasi yang digunakan untuk menentukan kapasitas jalan perkotaan
adalah :

C=Co x Fw x Fsp x Fsf x Fcs

Keterangan:
C = Kapasitas jalan
Co = Kapasitas awal
Fw = Faktor penyesuaian lebar jalan
Fsp = Faktor penyesuaian pemisah arah atau median
Fsf = Faktor penyesuaian hambatan samping
Fcs = Faktor ukuran kota

2. Data Volume Lalu Lintas


Arus lalu lintas waktu sibuk dapat diketahui dari hasil survey pencacahan arus
lalu lintas terklasifikasi, survey pencacahan gerakan membelok dan MCO dimana
dari hasil pencacahan arus lalu lintas tersebut didapatkan volume kendaraan per
jam dalam satuan kendaraan yang kemudian dikonversikan ke dalam satuan
mobil penumpang (smp).
Persamaan yang digunakan adalah:

x+ y
Q=
Tw +Ta

y
t=Tw−
Q

0.36 s
v=
t
Keterangan:
Q = arus kendaraan per menit
T = waktu perjalanan rata – rata (detik)
X = kendaraan berlawanan arah
Y = kendaraan yang mendahului dikurangi kendaraan yang
didahului
v = kecepatan (km/jam)
s = panjang ruas (meter)
Ta = waktu berlawanan dengan arus
Tw = waktu searah dengan arus

1) Kecepatan Perjalanan Pada Ruas Jalan


Kecepaan perjalanan pada ruas jalan dapat diketahui dengan cara membagi
panjang ruas jalan tersebut dengan waktu perjalanan.
Panjang ruas jalan
Kecepatan Perjalanan = Waktu perjalanan

2) V/C Ratio
V/C ratio suatu ruas jalan didapatkan dari perbandingan arus waktu sibuk
pada ruas jalan dengan kapasitasnya. Dari V/C Ratio akan diketahui
karakteristik pelayanan suatu ruas jalan. Sedangkan dalam perhitungan V/C
Ratio suatu ruas jalan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Volume waktu sibuk


V/C Ratio =Kapasitas

3) Kepadatan
Kepadatan atau kendaraan per menit kilometer merupakan hasil dari
kombinasi antara volume lalul lintas (smp) dengan kecepatan serta mengukur
besarnya total waktu perjalanan kendaraan yang diperlukan untuk
menempuh tiap-tiap ruas jalan.
Adapun rumus kepadatan adalah:

Waktu perjalanan x volume lalu lintas jam tersibuk


Kepadatan = panjang ruas jalan
4) Peak Hour Factor (PHF)

Laju arus jam jaman ( q60)


Peak Hour Pactor (PHF) =4 x Laju arus 15 menit puncak (q15 )

Keterangan:
Laju arus jam jaman : Volume lalu lintas tersibuk dalam 1 hari
Laju arus 15 menit : Volume lalu lintas 15 menit pada 1 jam
puncak tersibuk tersebut.

5) Distribusi Antar Waktu


Distribusi antar waktu merupakan rasio antara volume pada jam sibuk ( on
peak) dengan volume pada jam tidak sibuk (off peak).

Volume jam tersibuk


Distribusi antar waktu = Volume jam tidak sibuk

6) Road Occupancy/m2
Road occupancy merupakan tingkat penggunaan ruang untuk lalu lintas
berdasarkan perkalian antara kerapatan, proporsi jenis kendaraan, dan
ukuran masing-masing kendaraan menurut standar ukuran kendaraan yang
kemudian dibagi dengan luasan segmen jalan.
Berikut ini merupakan rumus dari road occupancy/m2:

kerapatan x proporsi kendaraan x standar ukuran kendaraan


RO =luas segmen jalan

7) Rasio Kecepatan Sibuk dan Tidak Sibuk


Rasio kecepatan merupakan perbedaan kecepatan pada jam sibuk dengan
jam tidak sibuk pada suatu ruas jalan.

Kecepatan jam sibuk (smp/jam )


Rasio Kecepatan =Kecepatan jam tidak sibuk (smp/jam )
Untuk survey TC kordon dalam dan TC kordon luar dilaksanakan selama 16 jam
sedangkan untuk CTMC persimpangan dilaksanakan 2 jam pada jam sibuk yaitu
pagi, siang, dan sore. Adapun standar smp yang digunakan adalah sebagaimana
yang terlampir dibawah ini:

Tabel 2.3 : Standart SMP TC Untuk Jalan Perkotaan Tipe Tak Terbagi
Tipe jalan : EMP

Jalan tak terbagi Arus lalu MC


lintas per
lajur Lebar jalur lalu-
HV
(kend/jam) lintas Wc (m)

≤6 >6

Dua lajur tak terbagi 0 1.3 0.5 0.40

(2/2 UD) ≥ 1900 1.2 0.35 0.25

Empat lajur tak 0 1.3 0.40

terbagi (4/2 UD) ≥ 3700 1.2 0.25

(Sumber Standar SMP TC : IHCM, Indonesia Highway Capacity Manual – 1997)

Tabel 2.4 : Standart SMP TC Untuk Jalan Perkotaan Tipe Terbagi Dan Satu Arah
Tipe jalan : Arus lalu EMP
lintas per
Jalan satu arah dan lajur HV MC
jalan terbagi (kend/jam)

Dua lajur satu arah


0 1.3 0.40
(2/1) dan

Empat lajur terbagi


≥ 1050
(4/2D) 1.2 0.25

Tiga lajur satu arah 0 1.3 0.40


(3/1) dan

Enam lajur terbagi


≥ 1100
(6/2D) 1.2 0.25

(Sumber Standar SMP TC : IHCM, Indonesia Highway Capacity Manual – 1997)

Tabel 2.5 : Standart SMP TC Untuk Jalan Luar Kota Tipe 2/2 UD

EMP
Arus total
MC
Alinyemen (kend/jam
) MHV LB LT 6-
<6m 8m >8m

Datar 0 1.2 1.2 1.8 0.8 0.6 0.4

800 1.8 1.8 2.7 1.2 0.9 0.6

1350 1.5 1.6 2.5 0.9 0.7 0.5

≥ 1900 1.3 1.5 2.5 0.6 0.5 0.4

Bukit 0 1.8 1.6 5.2 0.7 0.5 0.3

650 2.4 2.5 5.0 1.0 0.8 0.5

1100 2.0 2.0 4.0 0.8 0.6 0.4

≥ 1600 1.7 1.7 3.2 0.5 0.4 0.3

Gunung 0 3.5 2.5 6.0 0.6 0.4 0.2

450 3.0 3.2 5.5 0.9 0.7 0.4

900 2.5 2.5 5.0 0.7 0.5 0.3

≥ 1350 1.9 2.2 4.0 0.5 0.4 0.3

(Sumber Standar SMP TC : IHCM, Indonesia Highway Capacity Manual – 1997)


Tabel 2.6 : Standart SMP TC Jalan 4 Lajur 2 Arah (4/2) Terbagi Dan Tak Terbagi
Tipe Arus total (kend/jam) EMP
Alinyeme
n Jalan terbagi Jalan tak
per arah terbagi total MHV LB LT MC
kend/jam kend/jam

Datar 0 0 1.2 1.2 1.6 0.5

1000 1700 1.4 1.4 2.0 0.6

1800 3250 1.6 1.7 2.5 0.8

>2150 >3950 1.3 1.5 2.0 0.5

Bukit 0 0 1.8 1.6 4.8 0.4

750 1350 2.0 2.0 4.6 0.5

1400 2500 2.2 2.3 4.3 0.7

> 1750 >3150 1.8 1.9 3.5 0.4

Gunung 0 0 3.2 2.2 5.5 0.3

550 1000 2.9 2.6 5.1 0.4

1100 2000 2.6 2.9 4.8 0.6

>1500 >2700 2.0 2.4 3.8 0.3

(Sumber Standar SMP TC : IHCM, Indonesia Highway Capacity Manual – 1997)

Tabel 2.7 Standart EMP Simpang


Jenis Kendaraan Kelas Kendaraan EMP

Sedan/jeep LV 1.00

Oplet
Mikrobus

Pick up

Bus standard

Truk sedang HV 1.30

Truk berat

Sepeda motor MC 0.40

Becak

Sepeda UM 1.00

Andong, dll

Sumber:Indonesia Highway Capacity Manual (1997)

C. BIDANG ANGKUTAN UMUM


1. Bagan Alir Penelitian
Pegumpulan data untuk bidang angkutan umum dapat dilihat pada bagan alir di
bawah ini :

Pengumpulan Data Sekunder


Model atau Jenis Peraturan/
Studi Pelayanan Data Pelayanan AU yang
Pelayanan Angkutan perundangantentang
Angkutan Umum sudah ada :
Kota : Angkutan Umum :
Terdahulu :
- Undang-Undang (UU) - JaringanTrayek
Dilayani Angkutan Umum
- Peraturan Pemerintah - Jenis Pelayanan : AKAP,
dengan Trayek Tetap
- Tatralok (Tataran (PP) AKDP, Angkutan dalam
&Teratur
Transportasi Lokal) - Keputusan Menteri (KM) Kota, Taxi, Paratransit
Dilayani Angkutan Umum
- Masterplan - Peraturan daerah - Simpul-simpul angkutan
tetapi beroperasi
Transportasi (perda) umum
menyimpang dari trayek - Standar Pelayanan
- Perencanaan Jaringan - Jumlah Armada
tetap dan teratur Minimal Angkutan Umum
Angkutan Umum - Jenis Moda yang
Belum ada trayek tetap (SPM)
- Dan lain-lain. melayani
dan teratur - dll.

Penentuan Jenis Survei Sesuai dengan Model Pelayanan

Dilayani Angkutan Umum dengan Trayek Dilayani Angkutan Umum Tetapi Beroperasi Belum Ada Trayek Tetap dan Teratur
Tetap dan Teratur Menyimpang Dari Trayek Tetap dan Teratur

Survei Inventarisasi Angkutan Umum 1. Survei Inventarisasi


Analisa Data : Angkutan Umum 1. Survei Inventarisasi Angkutan
- Database ketersediaan pelayanan angkutan
Analisa Data : Umum yang ada (Paratransit)
umum
- Database ketersediaan pelayanan angkutan Analisa Data :
- Organisasi Angkutan Umum
umum - Database ketersediaan pelayanan
Survei Statis angkutan umum
Analisa Data : 2. Survei Statis
- Tingkat Operasi Analisa Data : 2. Survei Statis
- Kepenuhsesakan(Overcroading) Analisa Data :
- Tingkat Operasi
- Frekuensi Pelayanan - Tingkat Operasi
- Kepenuh sesakan (Overcroading)
- Waktu Pelayanan - Tingkat Okupansi dititik awal
Survei Dinamis - Frekuensi Pelayanan perjalanan, diruas jalan
Analisa Data : - WaktuPelayanan - Frekuensi Pelayanan
Jumlah penumpang yang diangkut pada - Waktu Pelayanan
trayek tertentu (naik turun penumpang)
3. Survei Wawancara 3. Survei Wawancara
Waktu Perjalanan (Trip Time)
Analisa Data : Analisa Data :
Produktifitas segmen/ruas pada setiap trayek
- Asal Tujuan penumpang tiap trayek - Asal Tujuan Penumpang
Survei Wawancara - Jumlah penumpang yang melakukan - Persepsi penumpang
Analisa Data : perpindahan dalam satu perjalanan setiap
- Asal Tujuan penumpang tiap trayek trayek
- Jumlah penumpang yang melakukan - Moda yang digunakan sebelum dan
perpindahan dalam satu perjalanan setiap sesudahnya
trayek - Persepsi penumpang
- Moda yang digunakan sebelum dan
sesudahnya
- Waktu Transfer
- Persepsi penumpang
Analisis Kinerja

Angkutan Umum

1. Pengukuran Kuantitas dan Kualitas Pelayanan Angkutan Umum (Penumpang, Operator, Pemerintah)
2. Analisis Kinerja Angkutan Umum
- Analisis Kinerja Jaringan
- Analisis Kinerja Operasional/pelayanan
- Analisis Kinerja Kepengusahaan
3. Analisis Kinerja Kepengusahaan
4. Penilaian Sarana dan Prasarana Angkutan Umum
- Standar Fasilitas Pelayanan Angkutan Umum
- Standar Penentuan Kebutuhan Fasilitas Angkutan umum
5. Indentifikasi Permasalahan
- Kinerja Tiap Trayek (Untuk kota yang dilayani oleh angkutan umum dengan trayek tetap dan teratur)
- Kinerja Ruas Jalan yang dilayani angkutan umum (Untuk kota yang dilayani oleh angkutan umum
dengan trayek tetap dan teratur dan angkutan umum yang menyimpang dari trayek tetap dan teratur)
- Penilaian dengan SPM

Identifikasi Masalah

Saran Awal Perbaikan

Gambar . Bagan Alir Bidang Angkutan Umum

2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk menyusun Laporan Umum wilayah
Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas sebagai bahan analisis bidang
angkutan umum berupa penggabungan data sekunder dan data primer yang
diperoleh dengan cara survei di lapangan , rencana-rencana pengembangan
sektor lain serta rencana pengembangan sistem transportasi yang dikumpulkan
sebagai dasar dalam penentuan lebih lanjut terkait survey-survey primer
transportasi di wilayah tersebut.
A. Data sekunder
Metode pengumpulan data sekunder ini mengambil data dari instansi yang
terkait dengan angkutan umum sehingga dapat membantu pelaksanaan
survei serta analisis data.
1. Data trayek angkutan umum, panjang trayek, izin trayek angkutan umum,
rancangan pengembangan prasarana angkutan umum ( Dinas
Perhubungan Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas )
2. Data mengenai terminal serta halte wilayah perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas
3. Data sarana angkutan umum meliputi tipe kendaraan, umur kendaraan,
kode trayek angkutan umum ( Dinas Perhubungan Wilayah Perkotaan
Purwokerto Kabupaten Banyumas )
4. Tarif angkutan umum yang dikenakan penumpang (Dinas Perhubungan
Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas)
5. Data tentang angkutan umum tidak dalam trayek seperti angkutan
pariwisata, taksi, ojek, angkutan sewa ( travel ), dan lain-lain
6. Data peraturan terkait dengan angkutan umum.

B. Data primer
Data ini merupakan hasil dari survei lapangan dari keseluruhan aktifitas
pelayanan dari angkutan maupun pengguna jasa. Dari hasil survei tersebut
akan diperoleh data yang nantinya akan diketahui lebih akurat mengenai
kinerja operasional angkutan umum secara kualitas dan kuantitas.
Berikut beberapa survei yang dilakukan :
1. Survei inventarisasi angkutan umum
a) Pendahuluan
Data inventarisasi angkutan umum merupakan data tentang
inventarisasi angkutan umum baik sarana maupun prasarananya,
dimana data inventarisasi angkutan umum ini dapat diperoleh dari
Dinas Perhubungan Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten
Banyumas dan untuk melengkapinya dapat dilakukan dengan cara
melakukan survei inventarisasi angkutan umum dilapangan.

b) Maksud dan Tujuan


Survei ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sarana dan prasaran
angkutan umum yang beroperasi di wilayah studi, jaringan pelayanan,
dan jenis pelayanannya.

c) Target
Data yang akan didapatkan dari survei inventarisasi angkutan umum
yaitu terkait beberapa informasi tentang sarana, prasarana, jaringan
dan jenis pelayanan, informasi pengemudi angkutan, rencana
pengembangan, serta informasi mengenai penyedia layanan angktan
umum.
1) Sarana angkutan umum, meliputi :
 Jenis kendaraan
 Umur rata-rata kendaraan
 Kapasitas kendaraan
 Kepemilikan kendaraan
 Jumlah kendaraan per trayek
 Panjang trayek
2) Jaringan pelayanan, meliputi :
 Jaringan trayek
 Panjang trayek
 Rute yang dilewati
 Pejabat pemberi ijin
3) Jenis pelayanan, meliputi :
 Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)
 Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP)
 Angkutan kota
 Operator
 Pentarifan
 Sistem pemberangkatan
4) Prasarana angkutan umum, meliputi :
 Terminal
 Halte
 Pangkalan
5) Terkait pengemudi angkutan umum, meliputi :
 Umur
 Pendidikan
 Kelengkapan administrasi
 Pendapatan per hari
 Perawatan kendaraan
 Konsumsi BBM per hari
 Pembagian tanggung jawab dan pembiayaan dan resiko
operasi armada

d) Pelaksanaan Survei
Survei inventarisasi angkutan umum ini dilakukan dengan menyiapkan
peta rute atau peta jaringan jalan angkutan umum, identifikasi lokasi
terminal bus resmi maupun tidak resmi serta lokasi terminal untuk
moda angkutan umum lainnya, mencatat dan membuat daftar tiap
pelayanan rute tetap, membuat sketsa prasana angkutan umum,
melakukan wawancara kepada pengemudi tentang hal-hal yang
termuat dalam formulir survei inventarisasi angkutan umum.

e) Persiapan Survei
Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan survei inventarisasi
angkutan umum ini adalah Peralatan dan perlengkapan Peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan survei inventarisasi
angkutan umum ini adalah:
 Formulir survei
 Alat tulis
 Clipboard
 Kamera

f) Lokasi Survei
Survei inventarisasi angkutan umum ini dilakukan di terminal
angkutan umum pada seluruh trayek kota yang berada di Kota
Purwokerto , dimana angkutan kota ini merupakan suatu trayek
angkutan yang melayani permintaan akan angkutan di Kota
Purwokerto Kabupaten Banyumas.
g) Tenaga Pelaksana
Tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk melakukan survei
inventarisasi angkutan umum di wilayah studi Kota Purwokerto adalah
seluruh anggota kelompok Tim PKL Kota Purwoketo yang berjumlah
14 ( empat belas ) orang taruna/i.

2. Survei Statis Angkutan Umum


Survei statis dibagi menjadi dua jenis survei yaitu menurut lokasinya yaitu
dilakukan di dalam terminal dan di ruas jalan.
a) Survei Statis di Terminal
1) Pendahuluan
Survei statis yang dilakukan dari luar kendaraan dengan
mengamati, menghitung, dan mencatat informasi dari setiap
kendaraan penumpang umum di setiap terminal kedatangan dan
keberangkatan angkutan umum di Kota Purwokerto untuk
mengetahui tingkat pelayanan kinerja angkutan umum di dalam
terminal. Bagan alir dari survei statis angkutan umum di terminal
adalah sebagai berikut :

Pengumpulan data

Data primer : Data sekunder :

Statis didalam dan  Peta jaringan trayek


diluar terminal  Inventarisasi angkutan
umum
Analisa data

Output

 Frekuensi
 Load Factor Statis
 Headway
 Tingkat Operasi Kendaraan

Gambar. Bagan Alir Survei Angkutan Umum di Terminal

2) Maksud dan Tujuan


Maksud pelaksanaan survei statis adalah untuk mengumpulkan
data yang berkaitan dengan gambaran pelayanan angkutan
umum, antara lain:
(a) Jumlah armada operasi, adalah jumlah kendaraan
penumpang umum dalam trayek yang beroperasi selama
waktu pelayanan.
(b) Kelebihan muatan (Overloaded), adalah indikator yang
menggambarkan tingkat kemudahan angkutan. Bila
indikatornya tinggi berarti penawaran tidak dapat
memenuhi permintaan, sebaliknya bila indikatornya rendah
berarti ada kemungkinan penawaran melebihi permintaan.
(c) Frekuensi pelayanan, adalah banyaknya kendaraan
penumpang umum persatuan waktu. Besarannya dapat
dinyatakan dalam kendaraan/jam atau kendraan/hari.
(d) Waktu pelayanan, adalah waktu yang diberikan oleh
setiap trayek untuk melayani rute tertentu dalam satu hari.
Tujuan pelaksanaan dari survei ini adalah mengetahui kinerja
pelayanan angkutan umum yang telah beroperasi di wilayah
studidan untuk medapatkan data output yang dapat
dipergunakan untuk :
(a) Menilai dan menganalisis kinerja yang sesungguhnya dari
setiap pelayanan angkutan umum dengan rute tetap dalam
wilayah penelitian.
(b) Menilai apakah jumlah angkutan yang beroperasi sesuai
dengan jumlah yang diijinkan dan menilai apakah terjadi
penyimpangan trayek.

3) Target Data
Target data yang diperoleh dari survei ini adalah:
 Kode trayek kendaraan;
 Frekuensi pelayanan angkutan umum;
 Lamanya kendaraan berada di dalam terminal (lay over);
 Time headway;
 Faktor muat ( load faktor );
 Jumlah armada yang beroperasi;

4) Pelaksanaan Survei
Pelaksanaan survei statis angkutan umum adalah sebagai berikut :
(a) Lokasi survei :
Pada tempat dimana tiap rute menyilang kordon dalam kearah
masuk.
(b) Waktu Survei :
Waktu pelaksanaan survei statis angkutan umum 1 jam waktu
sibuk pagi, 1 jam diluar waktu sibuk pagi.

5) Persiapan Survei
(a) Peralatan dan Perlengkapan
 Formulir
 Alat tulis
 Clipboard
(b) Lokasi Survei
Survei statis angkutan umum di terminal dilakukan di pintu
masuk dan pintu keluar terminal.

(c) Tenaga Pelaksana


Tenaga pelaksana untuk melakukan survei statis angkutan
umum adalah seluruh anggota Tim PKL Wilayah Perkotaan
Purwokerto Kabupaten Banyumas.

b) Survei Statis di Ruas Jalan


1) Pendahuluan
Survei statis adalah survei yang dilakukan dari luar kendaraan
dengan mengamati, menghitung, dan mencatat informasi dari
setiap kendaraan penumpang umum yang melintas di ruas jalan
yang banyak dilalui angkutan umum yang memotong kordon
dalam ke arah masuk pusat kota untuk mengetahui tingkat
kuantitas dan kualitas pelayanan angkutan umum selama
beroperasi pada masing-masing rute.

2) Maksud dan Tujuan


Maksud pelaksanaan survai statis di ruas jalan adalah untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan gambaran pelayanan
angkutan umum, meliputi:
(a) Jumlah armada operasi, adalah jumlah kendaraan
penumpang umum dalam trayek yang beroperasi selama
waktu pelayanan
(b) Kepenuhsesakan (Over crowding), adalah indikator yang
menggambarkan tingkat kemudahan angkutan. Bila
indikatornya tinggi berarti penawaran tidak dapat memenuhi
permintaan, sebaliknya bila indikator rendah berarti ada
kemungkinan penawaran melebihi permintaan.
(c) Frekuensi pelayanan, adalah banyaknya kendaraan
penumpang umum per satuan waktu. Besarannya dapat
dinyatakan dalam kendaraan/jam atau kendaraan/hari.
(d) Waktu pelayanan, adalah waktu yang diberikan oleh setiap
trayek untuk melayani rute tertentu dalam satu hari.
Sedangkan tujuan survai statis digunakan dalam :
(a) Menilai dan menganalisis kinerja yang sesungguhnya dari
setiap pelayanan angkutan umum dengan rute tetap dalam
wilayah penelitian.
(b) Menilai apakah jumlah armada yang beroperasi sesuai dengan
jumlah yang diizinkan.
(c) Menilai apakah terjadi penyimpangan trayek.

3) Target Data
Data yang akan diamati dan dikumpulkan serta dicatat melalui
formulir survei statis diluar bus, mencakup:
(a) Faktor muat pada jam sibuk dan diluar jam sibuk;
(b) Frekuensi angkutan umum tiap jam;
(c) Headway;
(d) Jumlah armada yang beroperasi.

4) Pelaksanaan Survei
Pelaksanaan survei statis angkutan umum adalah sebagai berikut :
(c) Lokasi survei :
Pada tempat dimana tiap rute menyilang kordon dalam kearah
masuk.
(d) Waktu Survei :
Waktu pelaksanaan survei statis angkutan umum 1 jam waktu
sibuk pagi, 1 jam diluar waktu sibuk pagi.

5) Persiapan Survei
(d) Peralatan dan Perlengkapan
 Formulir
 Alat tulis
 Clipboard
(e) Lokasi Survei
Survei statis angkutan umum di terminal dilakukan di pintu
masuk dan pintu keluar terminal.

3. Survai Dinamis Angkutan Umum (On Bus Survey)


1) Pendahuluan
Survai dinamis atau survai di dalam kendaraan (On Bus Survai)
merupakan survai dalam bidang angkutan umum yang dilaksanakan
didalam kendaraan yang menjadi obyek survai. Pada survei ini
dilakukan dengan metode pencatatan jumlah penumpang yang naik
dan turun kendaraan yang menempuh suatu lintasan trayek, dimana
surveyor ikut naik di dalam kendaraan tersebut untuk mencatat
jumlah penumpang naik dan yang turun serta waktu perjalanan pada
setiap segmen atau setiap ruas jalan yang dilewati masing-masing
trayek. Bagan alr dari survei dinamis angkutan umum yaitu sebagai
berikut :

Pengumpulan data

Data primer : Data sekunder :


Data dinamis ( naik  Peta jaringan
turun penumpang) trayek
didalam kendaraan  Data
inventarisasi

Analisa

Output

 Waktu tempuh pada setiap segmen


 Load factor dinamis
 Waktu perjalanan rata – rata tiap rute
 Kecepatan pada setiap rute
 Jumlah penumpang yang naik dan turun pada
setiap segmen
Gambar. Bagan Alir Survai Dinamis Angkutan Umum

2) Maksud Dan Tujuan


Dilaksanakannya survai dinamis adalah untuk mendapatkan data
kinerja pelayanan angkutan dengan maksud mengetahui:

(a) Jumlah penumpang yang diangkut pada trayek tertentu, yaitu :


Total penumpang yang naik dan turun dalam suatu trayek. Total
penumpang naik/turun yang diperoleh dari survai ini dapat berupa
total penumpang per hari, yang dapat digunakan untuk
menghitung tarif angkutan, maupun total penumpang pada jam -
jam sibuk dan tidak sibuk, yang dapat digunakan untuk
perencanaan trayek angkutan, serta untuk mengetahui tingkat
kepenuh-sesakan kendaraan.
(b) Waktu perjalanan, yaitu :
Total waktu yang digunakan untuk melayani suatu trayek tertentu
dalam sekali jalan, termasuk tundaan, waktu berhenti untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang
(c) Produktivitas ruas pada setiap trayek, yaitu:
Total penumpang yang naik dan turun per waktu pelayanan pada
setiap segmen/ruas atau total peumpang naik dan turun per km
pelayanan.

Tujuan Survai Dinamis Angkutan Umum, sebagai berikut :


(a) Sebagai dasar evaluasi kinerja angkutan umum;
(b) Mengidentifikasi permasalahan pada tiap-tiap trayek, seperti
misalnya penyimpangan trayek;
(c) Identifikasi kebutuhan jumlah armada, bisa berupa penambahan
maupun pengurangan armada.

3) Target Data
Target data yang diperoleh dari survai ini adalah :
(a) Waktu dan Durasi Survai.
(b) Tanda Nomor Kendaraan.
(c) Kode, Nama Trayek dan Jurusannya.
(d) Jam keberangkatan dan kedatangan.
(e) Kapasitas Kendaraan.
(f) Jumlah Penumpang yang naik tiap segmen.
(g) Jumlah penumpang yang turun tiap segmen.
(h) Waktu tempuh tiap segmen.
(i) Identifikasi kantong penumpang
(j) Kecepatan pada setiap rute.

4) Persiapan Survei
(a) Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada survai ini
adalah sebagai berikut :
 Formulir survai
 Alat tulis
 Clip board
 Stop watch
(b) Lokasi Survai
Survai dinamis ini dilakukan pada semua trayek angkutan
perkotaan yang ada di Kota Sorong, yang berjumlah 4 (empat)
trayek angkutan kota.

(c) Tenaga Pelaksana


Tenaga pelaksana (surveyor) yang dibutuhkan untuk melakukan
survai dinamis angkutan umum adalah seluruh anggota Tim PKL
Kota Sorong yang berjumlah 14 (empat belas) orang taruna/i.
5) Pelaksanaan Survei
Surveyor mengambil posisi strategis dalam kendaraan dan mencatat
jam keberangkatan dan kedatangan serta mencatat hal-hal yang
tercantum dalam formulir survei dinamis. Survei ini dilaksanakan
selama jam operasi angkutan umum. Pelaksanaan survei tersebut
dilaksanakan sebanyak dua kali perjalanan pulang pergi untuk setiap
trayek pada masing-masing periode waktu.
Pelaksanaan survai dinamis adalah sebagai berikut :
(a) Lokasi survai
1 atau 2 orang surveyorberada dalam satu angkutan dan
mencatat data sebagai tercantum dibawah.
(b) Jumlah kendaraan yang disurvai
 + 6 perjalanan pp. pada jam sibuk pagi
 + 6 perjalanan pp. pada jam sepi
 + 6 perjalanan pp. pada jam sibuk sore

4. Survei Wawancara Penumpang


1) Pendahuluan
Survei ini dilakukan di dalam kendaraan umum dengan melakukan
wawancara langsung kepada penumpang, sehingga diperoleh
karekteristik perjalanan penumpang dengan kendaraan umum pada
suatu trayek atau artianya yaitu :
Survei wawancara penupang ini dilakkukan bersama-sama dengan
survai on bus, yaitu dengan mewawancarai beberapa penumpang
yang ada dalam kendaraan dengan pertanyaan yang telah disediakan
dalam formulir survai.
Bagan alir survei wawancara penumpang adalah sebagai berikut:

Pengumpulan data

Data primer : Data sekunder :

Data wawancara  Peta jaringan


penumpang trayek
didalam  Data inventarisasi
kendaraan angkutan umum
 Peta zona lalu
lintas

Analisa
Gambar. Bagan Alir Survai Wawancara Penumpang

2) Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya survai ini adalah untuk mengumpulkan data
yang berkaitan dengan gambaran pelayanan angkutan umum,
meliputi:
 Asal dan tujuan penumpang pada tiap-tiap trayek
 Jumlah penumpang yang melakukan perpindahan dalam satu
perjalanan untuk setiap trayek,
 Moda lain yang digunakan sebelum dan sesudahnya
Survai wawancara ini bertujuan:
Untuk mendapatkan informasi kinerja pelayanan pada suatu trayek
angkutan, yang akan digunakan untuk kegiatan perencanaan
angkutan yang meliputi evaluasi tingkat pelayanan angkutan, serta
penyusunan rencana dan program aksi.

3) Target Data
Target data yang diperoleh dari survai ini adalah
(a) tanda nomor kendaraan;
(b) kode dan nama trayek;
(c) durasi survai;
(d) asal dan tujuan penumpang (minimum kelurahan);perpindahan
penumpang;
(e) kendaraan yang digunakan sebelumnya;
(f) kendaraan yang digunakan sesudahnya.

4) Pelaksanaan Survei
Survai dilakukan bersama-sama dengan survai dinamis, yaitu dengan
mewawancara beberapa penumpang yang ada di dalam kendaraan
dengan pertanyaan yang telah disediakan dalam formulir survai,
untuk mendapatkan data sebagai berikut :
(a) Asal dan tujuan perjalanan
(b) Moda yang digunakan sebelum naik angkutan umum
(c) Moda yang akan digunakan setelah turun dari angkutan umum,
untuk mencapai tempat tujuan
(d) Jumlah perpindahan moda yang harus dilakukan

5. Survei Stated Preference


merupakan teknik pengumpulan data yang berdasarkan pada pendekatan
terhadap pendapat responden dalam menghadapi berbagai pilihan
alternatif yang bertujuan untuk mengetahui fakta dari sekelompok
masyarakat tetentu dan melakukan evaluasi sehingga dapat membuat
suatu alternatif pemecahan masalah. Dalam hal ini survai stated
preference angkutan umum dilakukan untuk mengetahui bagaimana
pendapat masyarakat di wilayah studi berkaitan dengan kinerja angkutan
umum yang sudah ada dan kondisi angkutan umum yang diinginkan.
Survai dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada masyarakat
(disertakan dalam survai Home Interview), dengan memberikan alternatif
pilihan jawaban sehingga memungkinkan responden dapat memberikan
pendapat yang bisa dinyatakan dalam pilihan maupun pandangan.
Target data yang perlu dikumpulkan antara lain:
 Data responden
 Besaran potensi penggunaan angkutan umum
 Prediksi Asal-Tujuan Perjalanan menggunakan angkutan umum
 Rencana Operasional angkutan umum yang melipiuti : jenis
Kendaraan Angutan Umum, waktu pelayanan dan rute yang
diinginkan.
 Harapan responden terhadap pengembangan angkutan umum
 Mencari model pelayanan angkutan umum yang diinginkan oleh
pengguna jasa angkutan umum

6. Survei Wawancara Pengemudi atau Operator


Survey wawancara kepada pegemudi/operator dilakukan pada saat
kendaraan berhenti atau pada saat diterminal. Maksud survey ini
dilakukan untuk mengetahui beberapa indikator seperti :
(a) Umur;
(b) Pendidikan Terakhir;
(c) Pendapatan/hari;
(d) Perolehan Rit/Hari;
(e) Konsumsi BBM/hari;
(f) Sistem Penggajian;
(g) Perawatan Kendaraan;
(h) Pembagian Resiko dan Tanggung Jawab.

3. Metode Analisa Data


A. Perhitungan BOK Trayek Angkutan Umum
Perhitungan besarnya BOK atau biaya operasi kendaraan mengacu keputusan
Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.687/AJ.206/DRJD/2002
Tentang Pedoman Teknis Penyelenggraan Angkutan Penumpang Umum di
Wilayah Studi Dalam Rute Tetap dan Teratur.
Dalam perhitungan besarnya biaya operasi kendaraan terdapat banyak
komponen – komponen yang harus di perhitungkan, dimana biaya operasi
kendaraan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Biaya Langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan pada saat kendaraan
itu dioperasikan dijalan.
b. Biaya tidak langsung adalah biaya yang secara tidak langsung
dikeluarkan, biaya ini tetap harus dikeluarkan walaupun kendaraannya
tidak dioperasikan dijalan.

B. Pengukuran Kuantitas dan Kualitas Angkutan Umum


Dalam mengukur kuantitas dan kualitas pelayanan angkutan umum dalam
trayek tetap kita meninjau dari 3 (tiga) sudut pandang yaitu kebutuhan
pengguna jasa atau penumpang, operator dan pemerintah. Hal tersebut
dikarenakan kebutuhan masing-masing sudut pandang berbeda.
1) Dari Sisi Penumpang (pengguna jasa)
Penumpang tertarik pada pelayanan yang mempunyai kualitas yang
baik dan sesuai kebutuhannya sehingga memberikan kepuasan
terhadap masyarakat sebagai pengguna jasa. Dari survai unjuk kerja
dapat diketahui mengenai data kualitas pelayanan angkutan umum.
Indikator-indikator yang digunakan dalam menilai kinerja pelayanan
angkutan umum ditinjau dari sisi penumpang di Kota Purwokerto
adalah:
a) Frekuensi
Frekuensi yang diharapkan oleh penumpang adalah tinggi
khususnya pada saat kebutuhan memuncak (waktu sibuk). Untuk
mengetahui tingkat frekuensi pelayanan angkutan umum
diperoleh dengan menganalisa data hasil survai statis amgkutan
umum yang dilakukan. Dalam tahap analisa, penggunaan data
nomor rute dan waktu kedatangan untuk menghitung frekuensi
kendaraan-kendaraan kearah masuk setiap jam pada setiap rute.
Frekuensi yang tinggi baik pada waktu sibuk maupun waktu diluar
sibuk juga akan mempengaruhi waktu tunggu kendaraan. Selain
itu rute angkutan yang merata penyebarannya serta dengan
frekuensi pelayanan yang cukup pula, akan mempengaruhi jarak
berjalan kaki menuju fasilitas angkutan (shelter) terdekat
sehingga waktu jalan kaki juga relatif singkat.
Rumus yang digunakan untuk menentukan besar load factor
adalah sebagai berikut :

60
F= ..............
Headway

Keterangan :
F : frekuensi kendaraan
Headway : jarak antar dua kendaraan (menit)

b) Faktor muat (load factor)


Faktor muat merupakan perbandingan antara jumlah penumpang
yang berada didalam kendaraan dengan kapasitas kendaraan
dalam bentuk persentase. Penumpang lebih menginginkan load
faktor yang lebih rendah, karena dengan sedikitnya jumlah
penumpang maka mereka akan merasa lebih nyaman.
Rumus yang digunakan untuk menentukan besar load factor
adalah sebagai berikut :

Jml . pnp
Load Factor (LF)= × 100 %
Kapasitas

c) Tingkat perpindahan
Setiap penumpang tentu lebih senang pada pelayanan dengan
tingkat perpindahan kendaraan yang sekecil-kecilnya atau trayek
yang melayani secara langsung penumpang dari daerah asal
ketujuan tanpa adanya perpindahan moda angkutan. Dalam
analisa nya menghitung prosentase perpindahan penumpang
kemudian untuk peringkatannya menggunakan peringkatan
sederhana dimana trayek yang prosentase perpindahan
penumpang tinggi diberi peringkat 1 yang berarti mempunyai
kinerja pelayanan yang buruk dibandingkan dengan trayek lain
yang memiliki prosentase perpindahan kecil.
Tingkat Perpindahan dapat dihitung dengan formula :

Jmh Perpindahan
Tingkat Perpindahan= χ 100%
Jmh sample Wawancara

Untuk melihat apakah suatu trayek bermasalah atau tidak ditinjau


dari sisi tingkat perpindahannya maka standart dari Bank Dunia
adalah 50 %, jadi trayek yang tingkat perpindahan nya lebih dari
50% adalah trayek yang bermasalah.

Tabel. Kriteria jumlah pergantian moda

Kriteria Ukuran

Rata – rata 0 – 1 kali

Maksimum 2 kali

d) Kecepatan
Merupakan kecepatan rata-rata kendaraan yang dicatat saat
melewati setiap ruas yang telah ditentukan Dimana diperoleh dari
panjang rute dan waktu tempuh perjalanan tiap rute.
Formula yang digunakan :

S=V × T

S
V=
t

Keterangan :
S : jarak (km)
V : kecepatan (km/jam)
t : waktu (jam)
2) Dari Sisi Operator
Penilaian kinerja pelayanan angkutan umum dari sisi operator, tidak
dapat terlepas dengan kelangsungan hidup finansial angkutan umum
yang memperhatikan biaya operasi kendaraan dan pendapatan
operasi. Jika pelayanan tersebut tidak menguntungkan operator, maka
dapat menyebabkan operator tidak mau melayani rute tersebut.
Indikator-indikator yang digunakan dalam menilai kinerja pelayanan
angkutan umum dari sisi operator adalah sebagai berikut :
a) Jumlah Penumpang Tiap Perjalanan
Penumpang tiap perjalanan diperoleh dari perbandingan
penumpang rata-rata per perjalanan dengan kapasitas angkut
kendaraan. Dalam peringkatan menggunakan peringkatan
sederhana dimana trayek yang mempunyai nilai terburuk diberi
nilai 1 berarti trayek tersebut bermasalah.
Untuk mengolah angka hasil perbandingan ke nilai peringkat
digunakan rumus :

pnp rata 2 tiap perjalanan


jml pnp tiap perjalanan= .
kapasitas kendaraan

Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKL D-IV TRANSDAR

b) Faktor Muat (load factor)


Bila dilihat dari sisi operator, operator lebih menginginkan faktor
muat yang lebih besar. Faktor muat yang besar dapat memberikan
keuntungan bagi operator.

c) Tingkat Kemerataan Penumpang


Bagi operator angkutan, trayek-trayek yang permintaannya merata
sepanjang hari lebih menguntungkan. Permintaan yang stabil
memungkinkan para operator mencapai faktor muat yang tinggi
sepanjang hari. Dengan menggunakan data survei statis untuk
mengukur jumlah permintaan pada tiap trayek dalam hal
penumpang tiap jam selama jam sibuk dan diluar jam sibuk.
Untuk mendapatkan tingkat kemerataan penumpang tiap trayek
dapat dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1 : Pindahkan data faktor muat dari % ke penumpang
rata-rata tiap kendaraan.

pnp rata−rata
=LF ( % ) × C
kend
Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKL D-IV TRANSDAR

Dengan :
LF = Faktor muat kendaraan
C = Kapasitas kendaraan

Langkah 2 : Hitung jumlah permintaan penumpang dalam hal


penumpang rata-rata tiap jam.

pnp rata2
Jml permintaan pnp= ×F
kend
Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKL D-IV TRANSDAR

Dengan :
F = Frekuensi

Langkah 1 dan 2 sebaiknya dihitung terpisah untuk jam-jam sibuk


dan diluar jam sibuk. Untuk mendapatkan tingkat pemerataan
penumpang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :

permintaan pada wakti sibuk


Tingkat kemerataan=
permintaandi luar jam sibuk

Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKL D-IV TRANSDAR

Langkah 3 : Untuk menetapkan bahwa trayek yang


mempunyai kinerja yang buruk yaitu trayek yang mempunyai
tingkat kemerataan tertinggi. Jadi semakin tinggi nilai tingkat
kemerataan penumpang kinerja pelayanan angkutan umum trayek
tersebut semakin buruk. Jika hasil perbandingan satu maka
permintaan merata sepanjang hari. Peringkatan yang digunakan
adalah peringkatan sederhana yaitu memberikan peringkat 1
(satu) pada trayek yang memiliki nilai kemerataan tinggi yaitu
trayek yang bermasalah

d) Pendapatan Penumpang Per Kilometer


Langkah-langkah dalam menghitung pendapatan-penumpang per
kilometer adalah sebagai berikut.
Langkah 1 : Menghitung rata-rata penumpang per kilometer
pnp
∑ km
rata−rata pnp/km=
∑ ruas
Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKL D-IV TRANSDAR

Langkah 2 : Menghitung pendapatan-penumpang per kilometer.


pnp
rata 2
km ×tarif
pendapatan pnp/km=
panjang trayek

Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKL D-IV TRANSDAR

Untuk peringkatan menggunakan peringkatan sederhana dimana


trayek yang memiliki nilai penyimpangan tinggi diberi peringkat 1
(satu). Perhitungannya adalah dengan membandingkan
pendapatan rata-rata tiap pnp-km dengan pendapatan rata-rata
tiap pnp-km semua trayek.

3) Dari Sisi Pemerintah


Kebijakan pemerintah yang sesuai dalam penetapan trayek maupun
perizinan sangat diharapkan pengguna jasa dan operator. Untuk
menilai kinerja pelayanan angkutan umum ditinjau dari sisi pemerintah
digunakan indikator-indikator sebagai berikut :
a) Tingkat Operasi Kendaraan
Perbandingan antara jumlah kendaraan yang beroperasi di
lapangan dengan jumlah kendaraan sesuai izin. Dalam
peringkatannya menggunakan perangkingan sederhana yaitu
trayek yang memiliki perbandingan tingkat operasi kendaraan
sangat jauh dengan jumlah kendaraan yang diizinkan atau
melebihi 100% diberi rangking satu yang berarti trayek tersebut
mempunyai kualitas pelayanan yang buruk.Untuk mendapatkan
persentase tingkat operasi kendaraan dapat dicari dengan rumus :

kend yang beroperasi


Tingkat operasi ( % )= ×100
kend menurut izin

b) Tingkat Tumpang Tindih Trayek (over lapping)


Tumpang tindih trayek yaitu dua atau lebih trayek yang berbeda
tetapi mempunyai lintasan rute yang hampir seluruh bagian sama.
Indikator ini adalah membandingkan jarak tumpang tindih yang
terjadi dengan jarak lintasan rute yang ada. Peringkatan yang
digunakan adalah peringkatan sederhana yaitu memberikan
peringkat satu untuk trayek yang mempunyai nilai perbandingan
antara jarak tumpang tindih dengan panjang trayek dengan
semakin tinggi tingkat tumpang tindih trayek maka kinerja
pelayanan angkutan tersebut semakin buruk.Untuk mendapatkan
persentase
tingkat tumpang tindih trayek dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut :

panjang tumpang tindih


Tumpang tindih ( % ) = ×100%
panjang trayek

c) Tingkat Penyimpangan Trayek


Penyimpangan trayek yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh
suatu trayek dimana tidak mengikuti rute yang ditetapkan oleh
pemerintah. Terdapat 2 macam penyimpangan trayek, yaitu
trayek tersebut bertambah panjang atau trayek tersebut menjadi
lebih pendek dari trayek sesuai izin yang dikeluarkan. Indikator ini
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
penyimpangan yang terjadi dari jarak sesungguhnya yang
ditetapkan oleh pemerintah tersebut. Untuk peringkatan
menggunakan peringkat sederhana yaitu memberikan rangking 1
(satu) pada trayek yang memiliki tingkat penyimpangan tinggi, ini
menandakan trayek tersebut memiliki kinerja yang buruk.

Untuk menghitung besarnya tingkat penyimpangan trayek


digunakan rumus sebagai berikut :

panjang penyimpangan trayek


penyimpangan trayek ( % ) = ×100%
panjang trayek

 Loading profile

Loading profile merupakan data jumlah penumpang tiap ruas yang


didapat dari survai dinamis (on bus).

C. Pengukuran Tingkat Aksesibilitas Jaringan Trayek


adalah tingkat kemudahan dalam melakukan suatu perjalanan untuk
mencapai tujuan.
Frekuensi yang tinggi baik pada waktu jam sibuk maupun waktu diluar sibuk
juga akan mempengaruhi waktu tunggu kendaraan (access time). Selain itu
rute angkutan yang merata penyebarannya serta dengan frekuensi pelayanan
yang cukup pula, akan mempengaruhi jarak berjalan kaki ke tempat
menunggu angkutan (shelter) terdekat sehingga waktu jalan kaki pun
semakin singkat.

1. Waktu Menunggu Kendaraan


Pelayanan angkutan umum yang baik adalah dapat menyediakan
frekuensi yang cukup tinggi baik pada saat sibuk maupun diluar sibuk. Hal
ini dikarenakan frekuensi juga mempengaruhi waktu menunggu pada
rute-rute terdekat yang dilayani angkutan. Semakin besar frekuensi maka
waktu menunggu akan semakin kecil begitu juga sebaliknya. Dimana
dilihat dari sisi penumpang tentunya mengharapkan agar setiap saat
mereka akan melakukan perjalanan, secepatnya mendapatkan angkutan
dan tentunya tidak menunggu terlalu lama.

Tabel 3.35 Kriteria Waktu menunggu

Kriteria Ukuran

Rata-rata 5 – 10 menit

Maksimum 10 – 20 menit

2. Waktu Jalan Kaki ke Rute Angkutan Umum Terdekat


Trayek angkutan umum sebaiknya dibuat menyebar sehingga dapat
melayani semua daerah parmintaan penumpang secara merata. Jarak
berjalan kaki ke tempat tunggu angkutan umum (shelter) terdekat
seharusnya tidak terlalu jauh sehingga waktu tempuhnya juga tidak
terlalu lama. Jaringan trayek yang melewati daerah-daerah dengan
permintaan penumpang yang cukup tinggi akan meyebabkan waktu jalan
kaki ke rute angkutan umum terdekat juga cukup pendek.
Dari sisi penumpang, pelayanan angkutan umum tersebut mampu
menunjukkan kualitas yang baik.
Tabel 3.36 Jarak jalan kaki ke shelter

Kriteria Ukuran

Rata-rata 300 - 500 meter

Maksimum 500 – 1000 meter

3. Total Waktu Perjalanan dari Asal ke Tujuan


Semakin cepat waktu perjalanan seseorang dari asal ke tujuan, maka
semakin baik tingkat aksesibilitas jaringan trayek angkutan kota
D. Bidang Keselamatan Lalu Lintas

1. Bagan Alir Bidang Keselamatan Lalu Lintas

PENGUMPULAN
DATA

DATA SEKUNDER : DATA PRIMER :

1. Data Kecelakaan
1. 1. Kejadian Kecelakaan
2. Data Populasi ( Penduduk) ,Jumlah kendaraan, 1. Survai kecepatan titik (spot speed)
Panjang2.jalan, Volume lalu lintas, Jumlah SIM. 2. Investigasi daerah rawan kecelakaan
3. Data Fasilitas IGD , Ambulance sebagai bantuan 3. Survai wawancara pada daerah rawan kecelakaan .
darurat3.kecelakaan
2. Faktor Manusia
1. Survai perilaku pengendara dan pengemudi
4. Hasil Survai wawancara HI (lokasi Rawan
4. 2. Survai penyalaan lampu di siang hari
Kecelakaan) 3. Survai karakteristik pejalan kaki
3. Faktor sarana dan prasarana
1. Kelegalan Uji
2. Modifikasi kendaraan
3. Survai penyalaan lampu disiang hari
4. Survai fasilitas tanggap darurat pada ambulance
5. Survai Inventarisasi
6. Survai Lokasi/ruas potensi kecelakaan

ANALISA MAKRO : ANALISA MIKRO:

A. ANALISIS TREN KECELAKAAN 1. Analisa tipe kecelakaan


B. Tingkat kecelakaan 2. Analisafaktor penyebab
1. Kecelakaan per 10.000 penduduk 3. Analisa kecelakaan berdasarkan SIM yang diterbitkan
2. Kecelakaan per 10.000 kendaraan 4. Analisa jenis kendaraan yang terlibat
3. Kecelakaan per km 5. Analisa berdasarkan Usia, jenis kelamin,pekerjaan, dan pendidikan
4. Jumlah kematian per kecelakaan 6. Analisa berdasarkan jam, bulan,tahun kejadian kecelakaan
(severity index) 7. Analisa potensi laka dan Analisi biaya kecelakaan
TARGET ANALISA PKL

1. Peta penyebrangan lokasi kejadian kecelakaan dan


fatalitas kecelakaan
2. Peta lokasi rawan kecelakaan lalu lintas dan potensi
KESIMPULAN DAN SARAN kecelakaan
PENYELESAIAN 3. Perangkingan daerah rawan kecelakaan
4. Faktor penyebab kecelakaan diwilayah Kota
Pekanbaru dan DRK
5. Kedisplinan dan ketertiban pengguna jalan
6. Review kinerja keselamatan lalu lintas Kota
Pekanbaru
7. Sistem Informasi Keselamatan
8. Biaya analisa kecelakaan
9. Mengkolaborasikan peluang terjadinya kecelakaan
dengan bidang TE

Gambar III.25. Bagan Alir Bidang Keselamatan Lalu Lintas


1) Latar Belakang

Keselamatan lalu lintas transportasi ini sudah merupakan masalah global yang
bukan semata – mata masalah transportasi saja tetapi sudah menjadi persoalan
sosial kemasyarakatan. Hal ini terlihat dari kepedulian Badan Kesehatan Dunia
(WHO) terhadap keselamatan transportasi, salah satunya yaitu dengan
dicanangkannya hari keselamatan dunia tahun 2004 dengan tema yaitu Road
Safety is No Accident.

Permasalahan keselamatan lalu lintas jalan di Indonesia pada saat ini meliputi
masalah umum, masalah operasional, masalah teknis, masalah sosial, dan lain-
lain. Masalah umum yang ada pada keselamatan pada lalu lintas jalan yang ada di
Indonesia saat ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap ketertiban
berlalu lintas di jalan, lemahnya sistem pengawasan dan pengendalian
transportasi baik di jalan maupun di terminal. Adapun permasalahan yang ada
pada saat ini adalah rendahnya kualitas prasarana dan sarana jalan dan jembatan,
kurangnya fasilitas perlengkapan jalan dan kelayakan sarana yang masih sangat
kurang sehingga mengakibatkan meningkatnya resiko terjadinya kecelakaan
lalulintas jalan.

Permasalahan sosial adalah rendahnya kesadaran dan kepedulian serta


pengetahuan masyarakat terhadap keselamatan lalulintas di jalan dan rendahnya
kemampuan ekonomi pada sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga
menyebabkan rendahnya disiplin dalam berlalu lintas di jalan yang pada akhirnya
menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu kejadian yang bersifat jarang, acak dan
dipengaruhi banyak faktor dan selalu didahului oleh situasi dimana satu atau
beberapa orang gagal menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ada 4 elemen
utama yang saling berinteraksi dalam kecelakaan lalu lintas yaitu:
1) Manusia (yaitu berupa pengemudi, penumpang, pejalan kaki, dan
masyarakat umum)
2) Kendaraan (sarana)

III-75 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
3) Prasarana (jalan, fasilitas kelengkapan jalan, dll)
4) Lingkungan (kondisi lingkungn, siang-malam, cuaca, dll)

2) Maksud dan Tujuan


Laporan yang dilakukan bermaksud untuk mengidentifikasi kecelakaan yang
terjadi di Kab.Banyumas, melalui data – data yang diperoleh baik sekunder
maupun primer selama 4 (lima) tahun terakhir.

Tujuan dalam bidang keselamatan lalu lintas adalah sebagai berikut:


1. Melaksanakan evalusi kinerja keselamatan transportasi jalan di Kab.Banyumas
(berdasarkan RUNK Keselamatan Jalan 2011-2035);
2. Menyusun Buku Kinerja Keselamatan Transportasi Jalan di Kab.Banyumas
Tahun 2018;
3. Mengetahui Lokasi Rawan Kecelakaan & Penanganannya di Kab.Banyumas.

3) Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan ini dibatasi pada ruas jalan rawan kecelakaan di
Kab.Banyumas. Tahapan laporan ini dilakukan dengan meliputi:
a. Penentuan ruas jalan rawan kecelakaan dengan menggunakan analisis
pembobotan tingkat keparahan, analisis tahun kejadian, analisis bulan
kejadian, analisis jam kejadian, analisis jumlah kendaraan terlibat, analisis
jenis kendaraan terlibat, analisis jenis kecelakaan.
b. Menentukan periode waktu penelitian selama 4 (empat) tahun terakhir.
c. Laporan ini ditujukan untuk mencari pola umum dan karakteristik kecelakaan
serta hipotesa faktor-faktor penyebabnya.
d. Menggali informasi mengenai pendapat masyarakat terhadap daerah dan
waktu rawan kecelakaan.

III-76 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
4) Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam bidang keselamatan lalu lintas yaitu
dengan pengumpulan data sekunder dan data primer. Data sekunder didapat dari
instansi terkait dalam hal ini BAPEDDA, PU, SATLANTAS POLRES, DISHUB, RUMAH
SAKIT dan PT. JASA RAHARJA di Kab.Banyumas. Sedangkan untuk data primer
didapat dari survai atau pengamatan langsung di lapangan.

a. Data Sekunder
5 PILAR KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
i. PILAR I Manajemen Keselamatan Jalan
 RPJMD dan Renstra
 Data Wilayah Pengembangan
 Peta Citra Kota/Kabupaten
 SHP Jaringan Jalan
 SHP TataGuna Lahan
ii. PILAR II Jalan yang Berkeselamatan
 Renstra dan Renja
 Peta Jaringan jalan
 Data administrasi
 Data laik fungsi jalan
iii. PILAR III Kendaraan yang Berkeselamatan

 Renstra & Renja

 Data Prasarana Jalan

 Data Lalu Lintas

 Data Pengujian Kendaraan Bermotor

 Data Angkutan Umum

 Data Sosialisasi Keselamatan Jalan

III-77 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
iv. PILAR IV Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan

 Renstra dan Renja

 Data Kecelakaan dan PelanggaranLalin

 Data Kepemilikan SIM

 Data Lokasi Rawan Kecelakaan

 Data Sosialisasi KeselamatanJalan

 Data LPK Mengemudi

v. PILAR V Penanganan Korban Pasca Kecelakaan

 Renstra dan Renja

 Data RS, Tenaga Medis dan Fasilitas Kesehatan

 Data Sistem Tanggap Darurat Kecelakaan Lalin

 Data Klaim Asuransi

b. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari hasil pengamatan dan
pengukuran langsung di lapangan terutama di ruas – ruas jalan rawan
kecelakaan. Data yang diperlukan dalam bidang kecelakaan berupa data
volume ruas jalan, data kecepatan ruas rawan kecelakaan, serta data
inventarisasi ruas jalan rawan kecelakaan.
Pengumpulan data Primer dilakukan dengan berbagai survai – survai serta
melalui pengamatan langsung di lapangan. Adapun data yang didapat adalah :

1) Survai Inventarisasi
Survai inventarisasi dilakukan untuk mengetahui kelengkapan prasarana,
fasilatas perlengkapan jalan, serta menilai kondisi prasarana/fasilitas jalan
dalam keadaan normal maupun sudah terjadi kerusakan. Survai ini
dilakukan diruas jalan, persimpangan,serta daerah rawan kecelakaan.

III-78 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
(a) Pendahuluan
Data inventarisasi jalan dimaksudkan untuk mengidentififkasi
karakteristik prasaran jalan,antara lain panjang jalan, lebar jalan,
kondisi jalan, dan juga fasilitas perlengkapan jalan secara visual,
dengan pertimbangan bahwa komponen-komponen tersebut dapat
mempengaruhi kapasitas ruas jalan maupun persimpangan,
pergerakan serta keselamatan lalu lintas.
(b) Maksud dan tujuan
Survai invetarisasi jalan dilakukan untuk mengetahui kondisi ruas jalan
berupa panjang dan lebar seluruh jalan yang ada dalam Kota
Pekanbaru serta semua fasilitas yang ada di jalan. Survai inventarisasi
jalan dimaksudkanuntuk menunjang pelaksanaan survai-survai
selanjutnya.
(c) Target data
Target data yang akan didapatkan dari survai ini adalah hambatan
samping, panjang ruas jalan, lebar jalur efektif jalan, lebar bahu jalan,
lebar median, lebar trotoar, lebar drainase, jenis perkerasan jalan, tipe
jalan fungsi jalan dan pembinaan jalan.
(d) Persiapan survai
(1) Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
survai inventarisasi jalan adalah :
i. Alat-alat tulis ( Pensil,dan lain-lain);
ii. Pita ukur ;
iii. Roda meteran (Walking Measure);
iv. Clip board;
v. Formulir survai;
vi. Kendaraan survai
vii. Peta jarinagn jalan
(2) Lokasi survai
Suvai inventarisasi ruas jalan dilakukan pada ruas jalan yang
berasa di Kab.Banyumas. Selain itu survai inventarisasi

III-79 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
persimpangan dilakukan pada persimpangan tempat lokasi survai
gerakan membelok.
(3) Pelaksanaan survai
Survai inventarisasi jalan dilaksanakan dengan cara
mengamati,mengukur dan mencatat dta kedalam formulir survai,
sesuai dengantarget data yang akan diambil.

2) Survai Pencacahan lalu lintas


Survai pencacahan lalu lintas terklasifikasi dibidang keselamatan lalu lintas
digunakan untuk mengetahui volume lau lintas, kinerja ruas jalan, serta
digunakan dalam penentuan sampel survai kecepatan segmen.
Teknis survai pencacahan lau lintas terklasifikasi adalah sebagai berikut :
a) Pendahuluan
Pengumpuan data arus lalu lintas dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat kepadatan arus lintas pada ruas jalan pada satuan waktu
tertentu guna menentukan tingkat pelayanan jalan dan persimpangan.
Hasil pengumpulan data ini merupakan masukan untuk pelaksanaa
manajamen dan rekayasa lau lintas di ruas jalan maupun
persimpagan.
b) Maksud dan tujuan
Survai volume lalu lintas terklasifikasi ini dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat kepadatan lau lintas pada ruas jalan berdasarkan
volume lau lintas terklasifikasi ,arah arus lalu lintas,jenis kendaraan
dalam satuan waktu tertentu yang dilakukan dengan pengamatan dan
pencacahan langsung dilapangan.
Sedangkan tujuannya untuk mengtahui periode jam-jam sibuk pada
masing-masing titik survai.
c) Target data
Target data yang diamati adalah data arus lalu lintas atau jumlah dan
jenis/klasifikasi jenis kendaraan untuk setiap arah dalam satuan waktu
tertentu.

III-80 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
d) Persiapan survai
e) Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
survai inventarisasi jalan adalah :
i. Alat-alat tulis ( Pensil,dan lain-lain);
ii. Alat penghitung ( counter );
iii. Clip board;
iv. Formulir survai;
v. Stop wacth.

f) Lokasi survai

Survai ini dilakukan pada kordon dalam dan kordon luar Kota
Pekanbaru.
g) Pelaksanaan survai
Survai pencacahan lalu lintas dilaksanakan dngan cara
menghitung setiap kendaraan yang melintasi titik pengamatan
disuatu ruas jalan sesuai dengan klasifikasi yang telah ditentukan
sebelumnya dalam formulir survai. Dimana surveyor menempati
posisi yang nyaman dan jarak pandang yang tidak terhalang oleh
benda apapun guna melihat kendaraan yang melintasi di depan
surveyor. Survey dilakukan setiap interval 15 menit selama 16
jam dan 24 jam dimulai pukul 06.00-22.00 WIB dan 06.00-06.00
WIB.

3) Survai investigasi Daerah Rawan Kecelakaan


a) Pendahuluan
Data inventarisasi ruas jalan rawan kecelakaan dimaksudkan
untuk mengidentifikasi karakteristik prasarana jalan, antara lain
panjang jalan, lebar jalan, kondisi jalan, dan juga fasilitas
perlengkapan jalan secara visual. Dengan pertimbangan bahwa

III-81 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
komponen – komponen tersebut dapat mempengaruhi tingkat
keselamatan lalu lintas.
b) Maksud dan tujuan
Survai inventarisasi ruas jalan rawan kecelakaan ini untuk
mengetahui kondisi ruas jalan berupa penampang melintang jalan,
panjang jalan dan lebar seluruh ruas jalan rawan kecelakaan yang
ada pada daerah studi serta semua fasilitas yang ada di jalan.
c) Target data
Target data yang diperoleh dari survai inventarisasi jalan adalah
hambatan samping, panjang ruas jalan, lebar jalur efektif jalan,
lebar bahu jalan, lebar median, lebar trotoar, jenis perkerasan
jalan, tipe jalan, fungsi jalan.
d) Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
survai inventarisasi jalan adalah :
i. Pita ukur (roll meter);
ii. Roda meteran (walking measure);
iii. Alat-alat tulis ( pensil, dan lain-lain );
iv. Clip board;
v. Formulir survai;
vi. Kendaraan survai.
vii. Kompas
viii. GPS
e) Lokasi survai
Suvai ini dilakukan pada ruas jalan rawan kecelakaan yang ada
pada daerah studi penelitian
f) Pelaksanaan survai
Survai inventarisasi ruas jalan rawan kecelakaan ini dilaksanakan
dengan cara mengamati, mengukur dan mencatat data ke dalam
formulir survai, sesuai dengan target data yang akan diambil.
Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan survai ini adalah
pengukuran langsung terhadap semua ruas jalan yang ada. Data

III-82 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
yang diperoleh dari survai inventarisasi yaitu : panjang jalan,
lebar jalan, lebar bahu, lebar trotoar, lebar median.

4) Survai Penggunaan helm


(a) Pendahuluan
Dalam mengendarai sepeda motor menggunakan helm
merupakan hal yang wajib digunakan. Namun banyak
masyarakat saat ini yang sengaja melanggar aturan
menggunakan helm pada saat mengendarai sepeda motor.
(b) Maksud dan tujuan
Maksud dari survai ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab
kecelakaan sepeda motor sering menimbulkan luka berat
bahkan kematian. Hal ini terkait dengan tingginya tingkat
kecelakaan yang menyebabkan luka berat bahkan kematian
disebabkannya tidak menggunakan pelindung kepala.
Sedangkan untuk tujuan pelaksanaan survai penggunaan
helm adalah untuk mengetahui persentase penggunaan helm
dan tidak ada pengendara sepeda motor.

(c) Target data


Target data yang diamati adalah kendaraan bermotor yang
melintasi daerah survai serta banyaknya pengguna sepeda
motor yang tidak menggunakan helm.
(d) Persiapan survai
(1) Peralatan dan perlengkapan.
i. Alat tulis (pensil dan lain –lain)
ii. Clipboard
iii. Formulir survai
(2) Lokasi survai
Survai ini dilakukan dijalan yang sering terjadi kecelakaan serta
ruas jalan yang berpotensi seringn menimbulkan kecelakaan lalu

III-83 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
lntas. Dan waktu pelaksanaan survai ini adalah pada periode sibuk
pagi dan sore.

(3) Pelaksanaan survai


Survai dilakukan dengan cara observasi langsung dimana
surveyor mencatat jumlah pengguna sepeda motor yang tidak
menggunakan helm.Dalam pelaksanaannaya, pengendara sepeda
motor dapat dikategorikan menjadi beberapa kondisi :

1. Sepeda motor sengan 2 orang pengendara, 2 prang tidak


memakai helm dianggap 1 kendaraan tidak mnggunakan
helm
2. Sepeda motor dengan 1 orang memakai helm dan satu
pengendara lagi tidak memakai helm, berarti pengendara
dihitung 1 kendraan tidak memakai helm.
3. Sepeda motor dengan pengendara memakai helm semua
tidak dihitung.

(e) Survai Kecepatan Sesaat (spot speed)


(a) Pendahuluan
Data kecepatan perjalanan merupakan parameter yang
penting khususnya dipergunakan dalam analisis data
kecelakaan, yang dapat digunakan sebagai acuan untuk
keperluan desain dan rancang bangun jalan baru.

(b) Maksud dan tujuan


Maksud dilakukan survai kecepatan sesaat adalah untuk
mendapatkan data kecepatan perjalanan rata – rata pada
setiap ruas jalan, khususnya ruas jalan rawan kecelakaan.
Sedangkan tujuannya adalah untuk mengevaluasi kinerja
ruas jalan serta tingkat pelayanan jalan yang ada di wilayah
studi berdasarkan kecepatan titik tiap ruasnya.
(c) Target data

III-84 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
Target data yang akan didapatkan dalam survai ini adalah
kecepatan rata – rata pada ruas jalan tersebut.
(d) Persiapan survai
(1) Peralatan dan perlengakapan.
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan survai kecepatan sesaat ini adalah :
i. Alat – alat tulis (pensil dan lain- lain)
ii. Stop watch
iii. Formulir survai
iv. Clip board
v. Bendera/alat pemberi isyarat
vi. Speed gun

(2) Lokasi survai


Survai kecepatan sesaat ini dilaksanakan pada ruas jalan
rawan kecelakaan yang berada pada wilayah studi.

(e) Pelaksanaan survai


Survai ini dilakukan dengan cara menggunkan stopwatch
untuk menghitung waktu yang tempuh kendaraan dalam
jarak 100 meter. Dari hasil waktu tempuh tersebut maka
dapat diketahui kecepatan rata – rata yang ruas jalan
tersebut pada daerah studi penelitian.
Pengamatan dilakukan dengan cara menempatkan surveyor
pada titik awal kemudian menempatkan surveyor yang
lainnya dengan jarak 100 meter. Surveyor pertama bertugas
mengamati kendaraan yang akan dicatat, kemudian surveyor
kedua mencatat waktu tempuh kendaraan yang diamati
setelah menempuh lintasan sepanjang 100 meter dari titik
awal surveyor yang pertama. Pengamatan kecepatan
dilakukan sesuai dengan jenis kendaraan dengan mengambil
sampel yang dibutuhkan. Pengamatan dilakukan pada ruas
jalan rawan kecelakaan pada jam sibuk.

III-85 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
(f) Survai Penggunaan Sabuk Pengaman ( Safety belt)
a) Pendahuluan
Sebagian besar penggunaan jalan merupakan pengguna kendaraan
pribadi yaitu mobil.dilihat dari aspek keselamatan berkendara,
memakai sabuk pengamn adalah salah satu alat keselamatan dalam
mengendarai mobil. Hal ini jelas efeknya apabila pengguna mobil
pribadi tidak menggunakan sabuk pengaman, apabila terjadi
kecelakaan maka kemungkinan besar badan pengendara dapat
terlempar dari tempat duduk mereka. Oleh karena itu memakai sabuk
pengaman penting bagi pengguna mobil pribadi.
b) Maksud dan tujuan
Survai ini dilaksanakan untuk mengetahui tingginya disiplin
masyarakat menggunakan sabuk pengama dalam berkendara.
Sedangkan tujuan dilaksanakannya survai pengguna sabuk
pengaman adalah bertujuan untuk mengetahui persentase
pengguna sabuk pengaman dengan jumlah kendaraan yang
beroperasi disuatu kawasan atau ruas jalan.
c) Target data
Target dari survaiini adalah jumlah pengguna mobil pribadi yang
menggunakan sabuk pengaman. Dari data ini dapat diketahui rasio
pengguna sabuk pengaman dengan jumlah kendaraan yang
beroperasi di jalan.
d) Persiapan survai
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
survai inventarisasi jalan adalah :
i. Alat tulis
ii. Clip board
iii. Formulir survai
e) Lokasi survai

III-86 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
Suvai ini dilakukan dijalan yang sering terjadi kecelakaan serta
ruas jalan yang berpotensi sering menimbulkan kecelakan lalu
lintas.
f) Pelaksanaan survai
Survai ini dilaksanakak dengan mencatat pengguna kendaraan
mobil pribadi yang tidak menggunakan sabuk pengaman saat
berkendara. Apabila pengguna mobil pribadi yang duduk dikursi
depan baik supir maupun penumpang yang tidak menggunakan
sabuk pengaman, maka dicatat sebagai pengguna yang tidak
menggunakan sauk pengaman.

(g)Survai Pejalan kaki


a) Pendahuluan
Keselamatan lalu lintas tidak dapat lepas dari keselamatan
menyeberang dan menyusuri pejalan kaki. Pejalan kaki juga
merupakan pengguna jalan.terlebih lagi adanya kegiatan
menyebrang jalan melibatkan langsung dengan kendaraan yang
beroperasi di jalan.
b) Maksud dan tujuan
Survai pejalan kaki dimaksudkan untuk mengidentifikasi pengaruh
pejalan kaki dengan ruas jalan yang ada. Untuk tujuan
dilakukannya survai pejalan kaki adalah mengetahui jumlah pejalan
kaki yang menyusuri maupun menyeberang suatu ruas jalan.
c) Target data
Target data survai pejalan kaki adalah :
i. Jumlah Pejalan kaki menyeberang ruas jalan
ii. Jumlah Pejalan kaki yang menyusuri ruas jalan
d) Perlengkapan Survai\
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan survai pejalan
kaki sebagai berikut :
i. Alat tulis
ii. Clip board

III-87 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
iii. Formulir survai
iv. Stopwacth
e) Lokasi survai
Survai ini dilakukan dijalan yang sering terjadi kecelakaan serta ruas
jalan yang berpotensi sering menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
f) Waktu pelaksanaan survai
Survai ini dilakukan dengan intrval waktu sesuai sengan kondisi
ruas jalan apakah ruas jalan tersebut terdpat banyak pejalan kaki
atau tidak selama periode sibuk.
g) Pelaksanaan survai
i. Survai menyebrang jalan
Survai dilakukan dengan cara menghitung setiap orang yang
menyebrang pada suatu garis jalan baik menyeberang dari
zebra cross maupun tidak selama periode waktu survai.
ii. Survai menyusuri ruas jalan
Survai ini dilakukan dengan cara menghitung semua orang
yang menyeberang dan menyusuri ruas jalan yang melewati
garis survai yang telah ditentukan selama periode survai

5) METODE ANALISIS
A. Analisis kejadian laka secara detail
a. Analisis tipe kecelakaan
Analisis tipe kecelakaan dilakukan terhadap data kecelakan yang
didapatkan. Tipe kecelakaan antara lain kecelakaan depan-depan
(head on collision), kecelakaan tabrak samping ( rear on collison),
kecelakaan lepas kendali atau kecelakaan tunggal, kecepatan
belakang-depan ,dan lain-lain.

b. Analisis berdasarkan faktor penyebab ( manusia,kendaraan,jalan


dan lingkungan )
Analisis berdasarkan faktor penyebab kecelakaan dilakukan lebih
mendalam.biasanya walaupun faktor manusia menjadi faktor yang

III-88 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
paling dominan sebagai penyebab kecelakaan namun perlu
dilakukan analisis lebih mendalam lagi, seperti kecelakaan yang
disebabkan oleh manusia karena kelelahan ,kurang hati-hati,kerang
disiplin berlalu lintas,tidak menyebrang pada tempat penyebrangan
dan lain-lain.

c. Analisis kecelakaan berdasarkan kepemilikan SIM


Analisis kecelakaan berdasarkan kepemilikan SIM dilakukan
berdasarkan misalnya golongan SIM, kecelakaan per 10.000
kepemilikan SIM, meninggal dunia per kepemilikan SIM dan lain-
lain.

d. Analisis jenis kendaraan yang terlibat


Analisis kecelakaan dapat juga dilakukan berdasarkan jenis
kendaraan yang terlibat misalnya kecelakaan yang melibatkan
sepeda, sepeda motor,angkutan umum(bus,angkot),truk,mobil
penumpang,dan lain-lain.Dari keseluruhan jenis kendaraan yang
terlibat kecelakaan dapat diketahui jenis tertinggi yang sering
menyebabkan kecelakaan.

e. Analisis Menurut Usia korban,jenis kelamin ,jenis kelamin,


pekerjaan dan pendidikan
Analisis kecelakaan berdasarkan usia korban dapat dikelompokkan
misalnya umur 5-15 tahun, 16-25 tahun, 26-30 tahun, 31-50 tahun
dan di atas 50 tahun.sedangkan berdasarkanjenis kelamin
dikelompokkan misalnya PNS ,swasta, TNI/Polri, pelajar dan
mahasiswa dan lain-lain.pendidikan dapat dikelompokkan TK, SD,
SMP, SMA dan perguruan tinggi.

f. Analisis berdasarkan jam, bulan, tahun kejadian kecelakaan


Analisis kecelakaan berdasarkan jam ,bulan, tahun untuk
mengetahui kecendrungan waktu kejadian kecelakaan apakah

III-89 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
umumnya terjadi pagi sore atau malam dalam bulan tertentu atau
bulan tertentu dalam tahun.

g. Analisis kecendrungan kecelakaan (trend)


Analisis kecendrungan atau ternd kecelakaan dapat diketahui dari
data 3-5 tahunan yang ada. Analisis kecendrungan antara
lainterkait dengan kelompok penguna jalan yang sering
terlibat ,jenis kendaraan yang paling sering terlibat, lokasi kejadian,
fatalitas korban,fungsi dan status jalan dan lain- lain.

h. Analisis potensi laka melalui pelaksanaan hasil audit dan inspeksi


keselamatan jalan pada persimpangan dan ruas
Untuk mengetahui adanya potensi laka pada ruas jalan pada lokasi
studi dilakukan melalui pelaksanaan audit keselamatan jalan atau
inspeksi keselamatan jalan ruas-ruas jalan terpilih yang dianggap
berpotensi untuk terjadainya kecelakaan. Untuk melaksanakan
audit dan inspeksi dengan menggunakan formulir check list audit
dan inspeksi keselamatan. Dari hasil pelaksanaan audit atau
inspeksi akan diketahui permasalahan yang ada, kemungkinan
potensi jenis laka yang mungkin akan terjadi dan usulan
penangannya.

i. Analisis baiaya kecelakaan lalu lintas


Apabila data kecelakaan yang ada cukup lengkap, maka dapat
dilakukan analisis biaya kecelakaan lalu lintas bisa terjadi pada
lokasi studi, Analisis baiya kecelakaan lalu lintas bisa dilakukan
melalui pendekatan produktifitas, willingnes atau metode lainnya
sesuai yang didapatkan pada bangku perkuliahan.

B. Peta penyebaran lokasi kejadian kecelakaan dan fatalitas


kecelakaan

III-90 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
Data kecelakan dan fatalitas kecelakaan dapat juga ditampilkan pada
peta untuk mengetahui ruas jalan atau persimpangan atau lokasi yang
sering terjadi kecelakaan dan tingkat fatalitasnya. Dari peta ini dapat
diketahui daerah rawan kecelakaan (DRK).

C. Peta lokasi rawan laka dan potensi laka


Darai data kepolisian dan dinas perhubungan serta jasa raharja
biasanya diketahui lokasi-lokasi yang berpotensi dan rawan
kecelakaan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kondisi lokasi-
lokasi potensi dan rawan kecelakaan tersebut perlu dilakukan pada
kunjungan langsung ke lapangan dan wawancara dengan penduduk
setempat. Selanjutnya lokasi potensi dan rawan kecelakaan ini dapat
ditampilkan pada peta ruas jalan pada wilayah Kab.Banyumas.

D. Kecelakaam per 100.000 penduduk


Analisis kinerja atau kondisi keselamatan suatu kota atau wilayah
studi dapat juga dilihat dari index/angka keterlibatan kecelakaan per
100.000 penduduk di kota Pekanbaru dengan formula sebagai :

Kp (In) = (N x 100.000) / P

Kp(In) = Index/angka keterlibatan kecelakaan per 100.000 penduduk


N = Jumlah kejadian kecelakaan pada tahun tersebut
P = Jumlah penduduk di Kab. Banyumas

E. Kecelakaan per 10.000 kendaraan terdaftar


Analisis kinerja atau kondisi keselamatan kota Pekanbaru dapat juga
dari index/angka keterlibatan kecelakaan per 10.000 kendaraan
terdaftar di kota Pekanbaru dengan formula sebagi berikut ;

KK (In) = (N x 10.000) / Kb

III-91 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
Kk(In) = Index/angka keterlibatan kecelakaan per 10.000 kendaraan
terdaftar
N = Jumlah kejadian kecelakaan pada tahun tersebut
Kb = Jumlah total kendaraan terdaftar pada Kab.banyumas

F. Kecelakaan per 100.000.000 km tempuh


Metode analisis tingkat keterlibatan kecelakaan menggambarkan
jumlah kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan per 100 juta
kendaraan kilometer dari perjalanannya. Formula sebagai berikut ;

R (In) = (N x 100.000.000) / V

R(In) = Index/angka keterlibatan kecelakaan per 100 juta kendaraan


-kilometer
N = Total pengemudi yang terlibat kecelakaan selama periode
penelitian
V = Jumlah kilometer kendaraan yang dapat ditempuh oleh
seseorang dalam setahun.

G. Kecelakaan per 10.000 kepemilikan SIM


Analisis kinerja atau kondisi keselamatan suatu kota juga dapat dilihat
dari index/angka keterlibatan kecelakaan per 10.000 kepemilikan SIM
dikota Pekan baru dengan formula sebagai berikut :

Ks (In) = (N x 10.000.) / Sm
Ks(In) = Index/angka keterlibatan kecelakaan per 10.000
kepemilikan SIM
N = Jumlah kejadian kecelakaan pada tahun tersebut
V = Jumlah total kepemilikan SIM pada Kab.Banyumas.

H. Jumlah kematian per kecelakaan ( severity index)

III-92 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
Analisis tingkat keparahan atau severity index dapat dilakukan untuk
mengetahui fatalitas kejadian kecelakaan yanga da pada suatu kota
Pekanbaru dengan formula sebagai berikut :

Ks (In) = (N x 10.000.) / Sm

SI = Severity index atau tingkat keparahan


K = Kejadian kecelakaan
F = Fatalitas korban ( MD)

I. Persentase Penyalaan Lampu disiang hari


Untuk mengetahui kinerja keselamatan Kab.Banyumas dapat juga
dilihat dari persentase pengendara sepeda motor yang menyalakan
lampu utama pada saing hari. Penyalaan lampu disiang hari dapat
meningkatkan keterlihatan jalan pengendara sepeda motor yang
dapat mengurangi resiko terjadinya kecelakaan.
Semakin tinggi persentase penyalaan lampu disiang ahri maka
diharapkan keselamatan pengendara sepeda motor akan meningkat.
Survai penyalaan lampu dilakukan siang hari pada jalan utama atau
tertentu pada wilayah studi.

J. Persentase penggunaan sabuk keselamatan


Kinerja keselamatan Kab.Banyumas juga dapat dilihat dari presentase
penggunaan sabuk keselamatan pada mobil penumpang. Sabuk
keselamatan memang tidak mengurangi resiko terjadi kecelakaan tapi
dapat mengurangi fatalitas atau keprahan korban apabila terjadi
kecelakaan.
Tingkat penggunaan Sabuk keselamatan yang tinggi dapat
mengurangi fatalitas korban kecelakaan lalu lintas pada setiap kejadia
kecelakaan. Survai atau observasi penggunaan sabuk keselamatan
dapat dilakukan pada ruas-ruas jalan utama atau jalan tertentu pada
kab.Banyumas.

III-93 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
K. Persentase Penggunaan Helm
Semakin tinggi tingkat penggunaan helm pada Kab.Banyumas
diharapkan tingkat keselamatan semakin meningkat. Survai untuk
mengetahui tingkat penggunaan helm dapat dilakukan pada ruas-ruas
jalan utama atau jalan tertentu pada Kab. Banyumas

E. INTEGRASI ANTARMODA

1. Bagan Alir Bidang Integrasi Antarmoda


Sistem transportasi memiliki peranan dan pengaruh yang sangat penting bagi
perkembangan suatu kota. Untuk menciptakan angkutan umum yang nyaman,
efisien dan efektif senyaman kendaraan pribadi, sehingga dapat menarik
penumpang angkutan pribadi (mobil, sepeda motor) menjadi penumpang
angkutan umum secara tetap. Langkah dan terobosan untuk ini dikenal dengan
melakukan sistem angkutan yang terintegrasi. Integrasi antarmoda adalah
pengangkutan orang dari satu tempat menuju ke tempat lain dengan
menggunakan lebih dari satu moda tanpa terputus, terkombinasikan dengan baik,
efisien dan efektif sehingga orang dapat berpindah dari satu jenis angkutan ke
angkutan lainnya dengan cepat, murah dan nyaman. Profil kerja suatu bidang
dalam menjalankan tugasnya sebelumnya harus mengetahui bagaimana awal
melaksanakan tugas agar lebih efisien dan efektif, selain itu agar pekerjaan yang
di lakukan mencapai target. Untuk mencapai maka persiapan yang matang sangat
berpengaruh dalam melaksanakan tugas. Pelaksanaan kegiatan ini harusnya
memiliki perencanaan yang matang beserta dengan analisa yang akan dijalankan
sehingga tidak menjalankan tugas yang kurang efektif. Untuk lebih jelas mengenai
kegiatan yang dilakukan maka ditampilkan dalam bagan alir dibawah ini :

III-94 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
Pengumpulan Data

SEKUNDER PRIMER

 Layout dan fasilitas stasiun dan  Kedatangan dan keberangkatan


 Kapasitas dan pelayanan
terminal  Checklist layout dan fasilitas
angkutan sebelum transport di
 Data kedatangan dan  TGL sekitar simpul
simpul
keberangkatan  Integrasi dengan jalan utama  Pola perjalanan --- HI
 Kapasitas & pelayanan angkutan
penumpang/barang kurang lebih  Kedatangan dan keberangkatan  Persepsi penumpang ---SI
setelah transport di simpul
selama 1 bulan + LF KA/Bus
 Persepsi penumpang terhadap
 Kedatangan dan keberangkatan  Inventarisasi simpul + dengan
pelayanan simpul
+ LF KA/ bus interaksi

Pengolahan Data

Sintesis dan Analisis

 Potensi pelayanan dan tingkat  Kapasitas simpul  Kinerja akses


perpindahan  Volume simpul  Kinerja simpul
 Biaya perjalanan  Tingkat pelayanan (LOS)  Kinerja angkutan sebelum dan
 Waktu perjalanan  Diagram interaksi antar komponen sesudah transfer

III-95 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
Kinerja dan perangkingan

Kesimpulan

Gambar III.15 : Bagan Alir Bidang Integrasi Antarmoda

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam biadang ini terdiri dari dua jenis yaitu pengumpulan data sekunder dan
pengumpulan data primer.
a. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder ini didapatkan dari instansi-instansi atau lembaga yang terkait dimana didapat secara langsung,
pengumpulan data sekunder merupakan salah satu bagian yang cukup penting dan tentunya sangat membantu dalam proses
analisis data kedepan.

1) Metode Instansional
Metode ini dilakukan dengan tujuan mengumpulkan data sekunder yang semuanya berkaitan dengan masalah lalu lintas dari
instansi terkait. Data sekunder yang diperlukan adalah Jadwal Kedatangan dan Keberangkatan Kereta Api, Data spesifikasi
lokomotif, Layout Stasiun Purwokerto yang berada pada DAOP 5 Purwokerto yang berada di bawah naungan Dinas

III-96 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
Perhubungan Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas, layout Terminal Bulupitu, perusahaan angkutan jalan yang
yang beroperasi di Terminal Bulupitu.

III-97 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
2) Metode Kepustakaan
Metode ini didapat dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari
buku referensi yang berkaitan dengan hal-hal transportasi ataupun masalah
lalu lintas khususnya bidang multimoda serta studi yang telah dilakukan di
Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas.

III-98 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
b. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan
atau survei langsung di lapangan mengenai kondisi yang ada. Data-data
primer tersebut didapatkan dengan melakukan survei-survei yang
berhubungan dengan integrasi antarmoda. Data primer dalam bidang
multimoda diperoleh dari survei inventarisasi, survei Statis, dan survei
wawancara di setiap simpul transportasi di Wilayah Perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas.

1) Survei Inventarisasi Stasiun dan Terminal


(a) Pendahuluan
Sebelum melaksanakan survei yang sesungguhnya maka akan lebih
baik apabila dilakukan survei pendahuluan hal ini dimaksudkan agar
lebih mengenal kondisi lapangan guna menentukan titik-titik lokasi
survei yang akan dilakukan dengan tepat. Data inventarisasi stasiun
dimaksudkan untuk dapat mengidentifikasi sarana dan prasarana yang
ada pada simpul transportasi di Wilayah Perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas.
(b) Target Data
Target data yang akan didapatkan dari survei inventarisasi stasiun KA
ini adalah meliputi kelengkapan fasilitas yang terdapat di stasiun antara
lain kenyamanan ruang tunggu dan fasilitas yang tersedia, ketersediaan
ruang parkir, aksesibilitas menuju angkutan jalan raya serta
kelengkapan alat keselamatan di simpul-simpul yang ada di Wilayah
Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas. Begitu sebaliknya untuk
survei inventarisasi terminal bulupitu.
(c) Persiapan Survei
Sebelum melaksanakan survei tentunya akan dibutuhkan suatu
persiapan agar pelaksanaan survei dapat berjalan dengan lancar.
Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan survei
inventarisasi di Terminal dan Stasiun yakni :
(1) Lokasi Survei

III-99 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
Survei inventarisasi prasarana dilakukan di masing-masing tempat
yang terdapat di wilayah studi dalam hal ini Wilayah Perkotaan
Purwokerto Kabupaten Banyumas, yaitu Stasiun Purwokerto dan
Terminal Bulupitu.
(2) Peralatan dan Perlengkapan
Selain tahap persiapan yang diperlukan untuk pelaksanaan survei
maka tentunya diperlukan peralatan dan perlengkapan untuk
mendukung pelaksanaan survei inventarisasi ini, adapun peralatan
dan perlengkapan tersebut berupa;
a. Formulir survei
b. Alat tulis
c. Clipboard
d. Camera
e. Tanda pengenal taruna
(3) Tenaga Pelaksana
Tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk melakukan survei
inventarisasi Terminal dan Stasiun di wilayah studi Wilayah
Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas terbagi dalam
kelompok yang beranggotakan 11 orang taruna/i.
(4) Waktu Pelaksanaan Survei
Survei ini dilaksanakan selama satu hari pada waktu pagi dan siang
hari pada hari dinas.
(5) Metode Pelaksanaan Survei
Survei Inventarisasi ini dilaksanakan dengan cara mengamati,
mengukur dan mencatat data kedalam formulir survei, sesuai
dengan tareget data yang akan diambil.
Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan survei ini adalah
pengamatan yang dilakukan dengan cara mengukur dan mencatat
semua titik survei yang telah ditetapkan, yaitu:
- Sarana yang tersedia di masing-masing simpul
- Prasarana yang tersedia di masing-masing simpul
- Layout dari tiap simpul

III-100 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
Untuk pelaksanaan survei inventarisasi di wilayah studi ini di
laksanakan secara bertahap di Wilayah Perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas.

2) Survei Statis di Stasiun dan Terminal


(a) Pendahulan
Survei ini dilakukan di Stasiun Purwokerto dan Terminal Bulupitu.
Pelaksanaan survei ini pun dilakukan dengan menghitung jumlah
penumpang yang naik atau turun dari kereta di stasiun dan moda
angkutan jalan di terminal.
(b) Maksud dan Tujuan
Maksud dari diadakan survei statis ini adalah untuk mengetahui
seberapa besarnya permintaan terhadap rute perpindahan moda kereta
api sebagai moda utama dengan moda terusan atau lanjutan yang
dilayani.
Tujuan dari survei statis ini adalah untuk menilai kinerja yang
sesungguhnya dari kinerja pelayanan perpindahan di Stasiun dan
terminal dalam wilayah penelitian Wilayah Perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas.
(c) Target Data
Adapun target data yang diharapkan dari survei statis ini adalah sebagai
berikut :
1. Frekuensi pelayanan di stasiun dan terminal
2. Headway
3. Travel time
4. Rute jaringan jalan yang dilalui

Data sekunder yang didapatkan dari stasiun Purwokerto adalah;


1. Jadwal kedatangan dan keberangkatan Kereta Api
2. Nama Kereta api yang beroperasi di stasiun Purwokerto
3. Data emplasemen dan Lokomotif yang melayani di stasiun
Purwokerto

III-101 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
4. Layout Stasiun Purwokerto

Data sekunder yang didapatkan dari Terminal Bulupitu adalah;


1. Jadwal kedatangan dan keberangkatan Moda angkutan jalan raya
2. Nama PO Bus yang beroperasi di Terminal Bulupitu
3. Layout Terminal Bulupitu

(d) Persiapan Survei


Sebelum melaksanakan survei tentunya akan dibutuhkan suatu
persiapan agar pelaksanaan survei dapat berjalan dengan lancar.
Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan survei
statis di Terminal dan Stasiun yakni :

(1) Lokasi Survei


Survei statis di Terminal dan Stasiun dilakukan di masing-masing
tempat yang terdapat di wilayah studi dalam hal ini Wilayah
Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas, yaitu Stasiun
Purwokerto dan Terminal Bulupitu.

(2) Peralatan dan Perlengkapan


Selain tahap persiapan yang diperlukan untuk pelaksanaan survei
maka tentunya diperlukan peralatan dan perlengkapan untuk
mendukung pelaksanaan survei statis ini, adapun peralatan dan
perlengkapan tersebut berupa;
a. Formulir survei
b. Alat tulis
c. Clipboard
d. Camera
e. Tanda pengenal taruna

(3) Tenaga Pelaksana

III-102 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
Tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk melakukan survei statis
Terminal dan Stasiun, di wilayah studi Wilayah Perkotaan
Purwokerto Kabupaten Banyumas terbagi dalam kelompok yang
beranggotakan 11 orang taruna/i.

(4) Waktu Pelaksanaan survei


Survei statis yang dilakukan di Stasiun adalah:

a. Mencatat nama kereta


b. Menghitung jumlah penumpang naik turun
c. Mencatat realisasi keberangkatan dan kedatangan jadwal
d. Mencatat jumlah armada yang beroperasi
e. Mencatat tujuan penumpanng

(5) Metode Pelaksanaan Survei


Sebelum melaksanakan survei yang sesungguhnya maka akan lebih
baik apabila dilakukan survei pendahuluan hal ini dimaksudkan agar
lebih mengenal kondisi lapangan guna menentukan titik-titik lokasi
survei yang akan dilakukan dengan tepat.
Namun, Sebelum melaksanakan survei maka diperlukan
pemberitahuan tentang maksud dan tujuannya akan adanya survei
statis ditiap simpul jaringan transportasi.
Setelah pemberitahuan tentang maksud dan tujuan survei
dilakukan, maka surveyor segera menjalankan tugas masing-masing
sesuai dengan pembagian kelompok dan tugas yang telah dibagi
sebelumnya

III-103 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
3) Survei Wawancara Penumpang

PENGUMPULAN
DATA

DATA PRIMER:
DATA SEKUNDER:
1. Asal tujuan perjalanan
1. Rute Pelayanan 2. Maksud perjalanan
3. Moda yang digunakan
4. Biaya yang dikeluarkan
5. Karakteristik pengguna
jasa

ANALISA DATA

OUTPUT

1. Asal dan tujuan perjalanan


2. Prosentase penggunaan moda
3. Karakteristik pengguna moda

Gambar III.16 : Bagan Alir survei wawancara

III-104 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
(1) Pendahuluan
Survei wawancara penumpang dilakukan untuk mendapatkan data
mengenai penilaian masyarakat atupun persepsi tentang penyediaan
transportasi kereta api dan transportasi jalan raya yang ada di Wilayah
Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas yang dilakukan dengan cara
malakukan wawancara terhadap penumpang yang sedang menunggu
kereta api di Stasiun dan penumpang yang turun dari kereta api yang
tiba. Selain itu dilakukan juga wawancara terhadap penumpang yang
sedang menunggu moda angkutan umum di terminal. Informasi yang
ditanyakan biasanya meliputi awal dan akhir perjalanan, maksud
perjalanan, karakteristik penumpang kereta api, kendaraan yang
digunakan sebelum dan sesudahnya dan kendaraan yang digunakan
dalam hal ini dilihat dari jenis pekerjaan serta moda lanjutan yang
digunakan penumpang untuk menuju ke tujuannya.

(2) Maksud dan Tujuan


Maksud diadakan survei wawancara ini adalah untuk mengetahui tingkat
pelayanan kereta api, tingkat pelayanan moda angkutan jalan raya,
mengetahui masalah di setiap simpul, serta untuk menggali informasi
tentang kebiasaan perjalanan yang sering dilakukan oleh masyarakat
Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas.
Tujuan survei wawancara penumpang ini antara lain addalah :
(a) Untuk mengetahui daerah asal tujuan perjalanan yang dilakukan
dengan kereta api maupun moda angkutan jalan raya.
(b) Untuk mengetahui maksud perjalanan masyarakat Wilayah Perkotaan
Purwokerto Kabupaten Banyumas
(c) Untuk mengetahui karakteristik dari perjalanan penumpang dalam hal
ini dilihat dari segi pekerjaan
(d) Untuk mengetahui seberapa besar biaya yang dikeluarkan dalam
melakukan perpindahan moda, dari moda utama menuju ke moda
lanjutan setelah keluar atau menuju simpul jaringan transportasi.

III-105 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
(e) Untuk mengetahui lama waktu perjalanan yang dikeluarkan dari titik
simpul ke tujuan
(f) Untuk mengetahui lamanya waktu menunggu moda utama dan moda
lanjutan
(g) Untuk mengetahui persepsi masyarakat dan harapan terhadap
Integrasi Antarmoda yang ada di Wilayah Perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas.
(3) Target Data
Target data yang diharapkan dicapai pada survei wawancara adalah:
(a) Asal dan tujuan perjalanan
(b) Maksud perjalanan
(c) Moda yang digunakan sebelum dan sesudah perjalanan
(d) Lama waktu menunggu Kereta Api dan moda angkutan jalan raya
(e) Lama waktu tempuh
(f) Hambatan yang ditemui saat perjalanan menuju simpul
(g) Persepsi masyarakat dan harapan tentang pelayanan di simpul
transportasi.

(4) Persiapan Survei


(a) Peralatan dan Perlengkapan Survei
Sebelum melaksanakan survei tentunya akan dibutuhkan suatu persiapan
agar pelaksanaan survei dapat berjalan dengan lancar. Adapun hal-hal
yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan survei wawancara yakni;
- Lokasi survei di Stasiun Purwokerto dan Terminal Bulupitu
- Penentuan Zona persebaran penumpang dari titik simpul
Perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk setiap kelompok
dalam melakukan survei ini adalah :
- Formulir survei
- Alat tulis (pensil/pena dan penghapus)
- Clip board
- Surat tugas dan tanda pengenal

III-106 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
(b) Tenaga pelaksana
Untuk melaksanakan survei wawancara ini, maka diperlukan beberapa
tenaga pelaksana yang bertugas untuk melakukan survei pada stasiun
dan terminal.

(c) Metode Pelaksanaan Survei


(1) Survei Pendahuluan
Sebelum melaksanakan survei yang sesungguhnya maka akan lebih
baik apabila di lakukan survei pendahuluan hal ini dimaksudkan agar
lebih mengenal kondisi lapangan guna menentukan titik-titik lokasi
survei yang akan dilakukan dengan tepat.
(2) Pemberitahuan
Sebelum melaksanakan survei maka diperlukan pemberitahuan
tentang maksud dan tujuannya akan adanya survei wawancara ditiap
simpul jaringan transportasi. Pemberitahuan ini dapat dilakukan
melalui bantuan dari instansi terkait dalam hal ini Stasiun Purwokerto
dan Terminal Bulupitu.
(3) Pelaksanaan
Setelah pemberitahuan tentang maksud dan tujuan survei dilakukan,
maka surveyor segera menjalankan tugas masing-masing sesuai
dengan pembagian kelompok dan tugas yang telah dibagi
sebelumnya.
Metode yang digunakan dalam survei wawancara penumpang ini
yaitu dengan melakukan wawancara tehadap penumpang yang
sedang menunggu di ruang tunggu dan penumpang yang turun dari
bus dan kereta, mengenai ;
a) Asal tujuan perjalanan
b) Maksud perjalanan
c) Karakteristik penumpang dari segi pendapatan
d) Biaya yang di keluarkan penumpang dalam melakukan
perpindahan moda angkutan

III-107 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
e) Lama waktu perjalanan menuju dan keluar dari terminal/stasiun
menuju tujuan akhir
f) Lama waktu menunggu moda utama kereta Api dan moda
lanjutan
g) Persepsi dan harapan penumpang

3. TEKNIK ANALISIS DATA


a. Survei inventarisasi Sarana
Dalam metodologi pengumpulan data untuk survei inventarisasi sarana di
terminal, Wilayah Perkotaan Purwokerto Kabupaten Banyumas dapat diketahui
data mengenai rute dan jaringan angkutan umum. Data untuk stasiun diperoleh
data tentang kereta yang beroperasi di Stasiun Wilayah Perkotaan Purwokerto
Kabupaten Banyumas, jadwal kedatangan, dan keberangkatan Kereta.
Data tentang Terminal dan Stasiun berisi tentang informasi-informasi sebagai
berikut :
1) Tarif
2) Rute pelayanan
3) Jumlah armada
4) Nama kereta yang beroperasi
5) Kapasitas angkut
6) Alat keselamatan
7) Jadwal kedatangan dan keberangkatan

b. Survei Inventarisasi Prasarana


Dari hasil survei prasarana yang dilakukan di simpul transportasi maka
diperoleh informasi tentang prasarana seperti jalur pemberangkatan, jalur
kedatangan, bangunan kantor, tempat parkir, tempat menunggu penumpang
dan pengantar, kantor pengawasan, loket penjualan karcis, papan informasi
tiket dan tarif, papan informasi moda penghubung, jadwal kedatangan dan
keberangkatan moda, fasilitas penyandang cacat, kantin, sistem keamanan,
toilet, penyediaan alat keselamatan dan fasilitas tambahan.

III-108 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII
c. Survei Statis
Dari hasil survei statis maka diperoleh data sebagai berikut :
1) Load factor penumpang
2) Frekuensi
3) Travel time
4) Tingkat pelayanan angkutan yang tersedia
Load factor dari masing-masing simpul dapat di hitung menggunakan rumus
berikut :

JUMLAH PENUMPANG
LF = ----------------------------------- x 100%
KAPASITAS
.............…..(III.27)

d. Survei Wawancara Penumpang


Data hasil survei wawancara penumpang dapat digunakan untuk mengetahui:

1) Prosentase penggunaan moda


2) Karakteristik pengguna moda
3) Sebaran orang

III-109 POLA UMUM TRANSPORTASI DARAT PERKOTAAN PURWOKERTO


DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHANNYA
TIM PKL KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018/ ANGKATAN XXXVII

Anda mungkin juga menyukai