23

BAB IV MACAM GARIS

Macam – macam garis dan penggunaanya sesuai ketentuan ISO R128

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Macam Garis dan Penggunaanya

GAMBAR TEKNIK HARTONO GUNTUR R, ST., MT.

 24

Menurut tebalnya ada 2 macam garis : tebal dan tipis. Kedua jenis tersebut
mempunyai perbandingan tebal 2:1. Tebal garis disesuaikan dengan besar
– kecilnya gambar. Biasanya garis tebal dipilih berukuran 0,5 atau 0,7 mm.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar garis berdasar
standar :
a) Perbandingan tebal garis ( a = tebal garis )
Tabel 4.2 Perbandingan Tebal Garis

GAMBAR TEKNIK HARTONO GUNTUR R, ST., MT.

 25

b) Ketentuan mengenai jarak garis

Gambar 4.1 Ketentuan Jarak Garis

Keterangan :
a : tebal garis
b : jarak antar garis diambil dari sumbu, dianjurkan minimal 3a (atau 3
kali tebal garis yang paling tebal )
c : ruang antar garis, minimal 0,7 mm

Gambar 4.2 Garis sejajar yang saling berpotongan

Jarak antara garis – garis sejajar yang berpotongan sebaiknya minimal
4 kali tebal garis (Gambar 4.2)
c) Bila beberapa garis berpusat pada satu titik, garis – garisnya tidak
digambar berpotongan pada titik pusatnya, tetapi berhenti pada titik
dimana jarak antar garis kira – kira = 3 kali tebal garis.

Gambar 4.3 Garis – garis yang memotong pada sebuah titik

GAMBAR TEKNIK HARTONO GUNTUR R, ST., MT.

 26

d) Untuk penggambaran garis gores dan garis bertitik yang berpotongan,

atau bertemu, harus diperlihatkan dengan jelas titik potongnya. Panjang
garis gores dan jarak antaranya harus sama

Gambar 4.4 Gambar garis gores dan garis bertitik

Sementara jika dua garis atau lebih yang berbeda jenisnya berhimpit maka
urutan penggambaran jenis garis (Tabel 4.1) berdasar prioritas adalah
sebagai berikut :
1. Garis gambar ( tebal kontiyu, jenis A )
2. Garis tidak tampak ( gores tipis, jenis E )
3. Garis potong ( jenis H )
4. Garis sumbu ( jenis G )
5. Garis bantu, garis ukur dan garis arsir ( tipis kontinyu, jenis B )

GAMBAR TEKNIK HARTONO GUNTUR R, ST., MT.