Anda di halaman 1dari 23

1

PERTEMUAN 2
GARIS, HURUF DAN KONSTRUKSI GEOMETRIS
2.1. Berbagai jenis huruf dan garis serta penggunaannya
Dalam gambar dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing-masing mempunyai arti dan
penggunaannya sendiri. Oleh karena itu penggunaanya harus sesuai dengan maksud dan
tujuannya.

a. Jenis-jenis garis
Jenis-jenis garis yang dipergunakan dalam gambar teknik ditentukan oleh gabungan bentuk dan
tebal garis. Tiap jenis dipergunakan menurut peraturan tertentu. Ada empat jenis garis seperti
dijelaskan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 jenis-jenis garis dasar



Berikut ini beberapa ketentuan yang menyangkut tentang garis:
1. Jenis garis menurut tebalnya ada dua macam, yaitu : garis tebal, dan garis tipis. Kedua jenis
tebal garis ini mempunyai perbandingan 1 : 0,5. Tebal garis dipilih sesuai besar kecilnya
gambar, dan dipilih dari deretan tebal berikut : 0,18, 0,25, 0,35, 0,5, 0,7, 1, 1,4 dan 2 mm
2. Karena kesukaran-kesukaran yang ada pada cara reproduksi tertentu, tebal 0,18 mm
sebaiknya jangan dipakai
3. Pada umumnya tebal garis tebal adalah 0,5 atau 0,7 mm
4. Jarak minimum antara garis (jarak antara garis tengah garis) sejajar termasuk garis arsir,
tidak boleh kurang dari tiga kali tebal garis yang paling tebal dari gambar (Gb. 2.1).
Dianjurkan agar ruang antara garis tidak kurang dari 0,7 mm.

2


a = tebal garis
b = jarak antara garis; dianjurkan minimum 3a
c = ruang antara garis; dianjurkan tidak kurang
dari 0,7 m

Gb. 2.1. jarak antara garis-garis

5. Pada garis-garis sejajar yang berpotongan (Gb. 2.2) jaraknya dianjurkan paling sedikit empat
kali tebal garis.


Gb. 2.2. Garis-garis sejajar yang saling berpotongan


6. Bila beberapa garis berpusat pada sebuah titik, garis-garisnya tidak digambar berpotongan
pada titik pusatnya, tetapi berhenti pada titik dimana jarak antara garis kurang lebih
samadengan tiga kakli lebih tebal garisnya (Gb. 2.3).


Gb. 2.3. Garis-garis yang memotong pada sebuah titik

7. Garis gores dan garis bertitik yang berpotongan, atau bertemu, harus diperlihatkan
dengan jelas titik pertemuannya atau titik perpotongannya, seperti pada Gb. 2.4. Panjang
garis gores dan jarak antaranya pada satu gambar harus sama. Panjang ruang antara harus
cukup pendek dan jangan terlalu panjang.
3



Gb. 2.4. Gambar garis gores dan garis bertitik

b. Garis-garis yang berhimpit
Bila dua garis atau lebih yang berbeda-beda jenisnya berhimpit, maka penggambarannya harus
dilaksanakan sesaui urutan prioritas berikut:
1) Garis gambar (garis tebal kontinu, jenis A)
2) Garis tidak tampak (garis gores tipis, jenis E)
3) Garis potong (garis bergores, yang dipertebal pada ujung-ujungnya dan tempat-
tempatperubahan arah, jenis H)
4) Garis sumbu (garis bergores,jenis G)
5) Garis Bantu,garis ukur dan garis arsir (garis tipis kontinu, jenis B)


4

Table 2.2 Macam-macam garis dan penggunaannya



5



Gb. 2.5. Contoh penggunaan dari macam-macam garis

c. Huruf-huruf
Dalam gambar huruf-huruf, angka-angka dan lambang-lambang dipergunakan untuk memberi
ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul dan sebagainya, disamping gambar-gambar itu sendiri.
Ciri-ciri yang perlu pada huruf dan angka pada gambar teknik ialah :
1) Jelas
2) Seragam
3) Dapat dibuat micro film, atau lain cara reproduksi

Oleh karena itu huruf dan angka harus digambar dengan cermat dan jelas, agar supaya tidak
menimbulkan salah baca dari pembaca gambar yang berbeda-beda. Angka-angka baru
dapatdibedakan dengan jelas; agar tidak menimbulkan keraguan antara mereka, walaupun
terdapat kerusakan ringan.


6

d. Bentuk Huruf
Bentuk huruf harus mudah ditulis dan dibaca. Dalam ISO 3098/1-1974 diberikan contoh-contoh
sebagai penuntun (Gb. 2.6), satu untuk huruf miring dan satu untuk huruf tegak. Contoh-contoh
ini dimaksudkan sebagai gambaran yang ditulis dengan bantuan sablon atau penulis otomatis.
Contoh dari standar Jepang untuk tulisan tangan diberikan pada Gb. 2.7.




7

Gb. 2.6. Bentuk huruf-huruf



Gb. 2.7. Bentuk huruf-huruf JIS

e. Ukuran Huruf
Beberapa hal yang menyangkut dengan ukuran huruf adalah sebagai berikut:
1) Tinggi h dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Daerah standar tinggi huruf
adalahsebagai berikut : 2,5, 3,5, 5, 7, 10, 14, dan 20 mm.
2) Angka perbandingan 2 dalam daerah ukuran tinggi huruf diambil dari perbandingan
ukurankertas gambar (Gb. 2.8)


Gb. 2.8. Perbandingan huruf yang dianjurkan

3) Tinggi h (tinggi huruf besar) dan c (tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm.
Iniberarti bahwa bila terdapat gabungan antara huruf besar dan kecil, dengan huruf
kecil setinggi 2,5 mm, maka h akan menjadi 3,5 mm.
4) Tabel huruf d ditentukan oleh dua perbandingan standar d/h, 1/14 dan 1/10.
Perbandinganyang dianjurkan untuk tinggi huruf-huruf kecil, jarak antara huruf-huruf,
ruang minimumantara garis dasar dan jarak antara perbatasan-perbatasan diberikan
pada Table 2.3 dan Tabel 2.4.



8


Tabel 2.3. Perbandingan Huruf A (d = h/14)


Tabel 2.4. Perbandingan Huruf B (d = h/10)


2.2. Peralatan gambar dan penggunaannya
1) Peralatan Gambar
Peralatan gambar yang dipergunakan dalam bidang gambar terdiri dari kertas
gambar,potlot gambar, kotak jangka, penggaris-T, sepasang segitiga, sepasang mal lengkungan,
malbentuk, mistar skala, bujur derajat, penghapus, pelindung penghapus, pita gambar, mesin
gambar,dan alas gambar.

2) Kertas Gambar dan Ukurannya
Sesuai dengan tujuan gambar, bermacam-macam kertas gambar dipakai, seperti kertas gambar
putih, kertas kalkir, film dan sebagainya.
a) Kertas gambar untuk tata letak : Untuk gambar tata letak dengan potlot dipergunakan
kertasgambar putih biasa, kertas sketsa atau kertas milimeter yang bermutu baik dan
dapat mudahdihapus.
b) Kertas gambar untuk gambar asli : Gambar asli digambar di atas kertas kalkir, karena
gambarcetak biru (blueprint) atau cetak kontak (contact print) dibuat langsung dari
gambar tersebut.Untuk gambar potlot dipergunakan kertas kalkir kasar, sedangkan
untuk gambar tinta dipergunakan kertas kalkir mengkilat. Mutu kertas yang
9

dikehendaki adalah tahan lama dan tahan lembab, mudah untuk gambar potlot
maupun tinta, dan mudah dicetak kembali

Tabel 2.5. Lambang dan ukuran kertas gambar
Lambang A0 A1 A2 A3 A4
a x b 841 x 1189 594 x 841 420 x 594 297 x 420 210 x 297
c min 20 20 10 10 10
d min
Tanpa tepi jepit 20 20 10 10 10
Dengan tepi jepit 25 25 25 25 25

Tabel 2.6. Ukuran diperpanjang
Penunjukan Ukuran (mm)
A3 x 3
A3 x 4
A4 x 3
A4 x 4
420 x 891
420 x 1189
297 x 630
297 x 841

Tabel 2.7. Ukuran sangat panjang
Penunjukan Ukuran (mm) Penunjukan Ukuran (mm)
Ao x 2
Ao x 3
A1 x 4
A2 x 3
A2 x 4
A2 x 5
A3 x 5
1189 x 1682
1189 x 2523
841 x 2378
594 x 1261
594 x 1682
594 x 2102
420 x 1486
A3 x 6
A3 x 7
A4 x 5
A4 x 6
A4 x 7
A4 x 8
A4 x 9
420 x 1783
420 x 2080
297 x 1051
297 x 1261
297 x 1471
297 x 1682
297 x 1892

Kertas gambar yang dipergunakan mempunyai ukuran-ukuran yang telah dinormalisir. Ukuran
yang paling banyak dipergunakan adalah dari seri A (Tabel 2.5). Seri A ini mempunyai ukuran
standar yang dinyatakan dengan membubuhkan 0 (nol) di belakang huruf A, dan ukuran-ukuran
yang lebih kecil dengan membubuhkan angka 1 sampai dengan 4. Ukuran standar, yaitu A0,
mempunyai luas 1 m
2
.

2.3. Susunan pada Kertas Gambar
1. Posisi dan ukuran kepala gambar


Nomor gambarJudul
gambarNama
instansiTanda tangan
penanggung
jawabKeterangan
gambarCara proyeksi

10




2.4. Posisi Kertas Gambar



11

2.5. Pensil Gambar




2.6. Penggaris



12

2.7. Penghapus




2.8. Dasar-dasar konstruksi geometris
Gambar mesin harus digambar dengan teliti dan cermat. Untuk itu diperlukan ketrampilan
dalam menggunakan pneggaris T, jangka, segi tiga dan lain-lain. Namun kini dengan bantuan
software dapat dilakukan dengan mudah dan teliti.
2.8.1. Konstruksi-Konstruksi dengan Lingkaran
(a) Membagi keliling lingkaran dalam bagian-bagian yang sama:
Pada umumnya membagi keliling lingkaran dapat dilakukan dengan cara membagi sebuah
sudut. Di sini akan dijelaskan cara membagi keliling lingkaran dalam dua belas bagian yang
sama. Dengan sebuah penggaris T dan sebuah segitiga 30- 60 pembagian ini dapat dilakukan
dengan mudah seperti gambar 2.9 berikut:
2. Tariklah diameter dengan segitiga sudut 60 menempel pada penggaris T ke kiri, dan
sebuah diameter dengan cara yang sama tetapi sudut 60 menghadap ke kanan.
3. Tariklah diameter dengan cara yang sama, tetapi dengan sudut 30 yang menempel
pada penggaris T, sekali menghadap ke kiri dan sekali menghadap ke kanan.
13

4. Garis-garis diameter dan garis-garis sumbu lingkaran ini akan membagi lingkaran dalam
dua belas bagian yang sama.
Pembagian ini dapat diselesaikan juga dengan cara geometris, sebagai berikut ( Gb. 2.10 ):
1. Gambarlah sumbu-sumbu AB dan CD, dan dengan titik potong 0 dari kedua garis sumbu
tadi sebagai titik pusat, gambarlah Iingkaran yang akan dibagi dalam 12 bagian yang
sama.
2. Dengan jari-jari lingkaran tersebut buatlah busur-busur kecil dengan titik pusat
berturut-turut A, B, C dan D yang memotong lingkaran. Maka titik-titik potong ini
merupakan titik-titik pembagi lingkaran.
(b) Menggambar garis singgung pada sebuah lingkaran:
Menggambar garis singgung pada lingkaran melalui titik pada lingkaran dapat diselesaikan
seperti Gb. 2.11.
1. Tentukan titik A sedemkian rupa sehingga PA = OP = jari-jari lingkaran.
2. Hubungkanlah titik 0 dengan A dan perpanjanglah dengan AB = OA. Garis PB adalah
garis singgung melalui titik P pada lingkaran.



Gb. 2.9 membagi keliling lingkaran menjadi dua belas
bagian yang sama dengan penggaris T dan sebuah segitiga


14



Gb. 2.10 membagi keliling lingkaran menjadi
Dua belas bagian yang sama
Gb. 2.11 sebuah garis singgung pada sebuah
lingkaran melalui sebuah titik pada lingkaran



Gb. 2.12 sebuah busur yang menyinggung
dua gari tegak lurus
Gambar 2.13 sebuah busur yang menyinggung dua
garis berpotongan
( c ) Menggambar lingkaran atau busur lingkaran yang menyinggung pada dua buah garis
lurus:
i) Pertama-tama akan dibahas cara membuat lingkaran singgung pada dua garis tegak lurus
(Gb. 2.12 ).
1. Tentukanlah dua buah titik T1 dan T2, masing-masing pada garis AB dan CD, dimana
jarak PT1 = PT2 = jari-jari lingkaran singgung r yang ditanyakan.
2. Dengan ti dan T2 sebagai titik pusat dan jari-jari r, tentukanlah titik O .Maka titik adalah
titik pusat lingkaran singgung yang ditanyakan. Jika dipergunakan mesin gambar atau
segitiga, titik O dapat ditentukan dengan menarik garis tegak lurus melalui ti dan T2.
Titik O adalah titik potong dari dua garis tegak lurus tersebut.
ii) Berikutnya cara membuat lingkaran singgung pada dua garis berpotong: (Gb.2.13 ).
1. Tariklah garis-garis EF dan GH masing-masing sejajar dengan AB dan EF, pada lingkaran,
yang diketahui.
15

2. Titik potong dari EF dan GH adalah titik pusat dari lingkaran singgung yang dicari
(d) Menggambar garis-garis singgung pada dua lingkaran:
Ada dua pasang garis singgung pada dua lingkaran, seperti tampak pada Gb. 6.
i) Pasangan garis singgung luar ( Gb. 14 (a)).
Jari-jari lingkaran adalah R dan r, dan jarak antara titik pusat O1O2 = c.
1. Buatlah lingkaran dengan jari-jari (R r) dan titik pusat di O1.
2. Tentukanlah titik A pada lingkaran ini, sebagai berikut. Gambarlah busur lingkarar
irngan O2 sebagai titik pusat dan jari-jari c/2, yang memotong lingkaran dengan jari-jari
(R r) di A dan B. Titik O2 ialah titik tengah dari O1O2.
3. Hubungkanlah O1 dengan A dan B, dan perpanjanglah garis-garis penghubung ini hingga
masing-masing memotong lingkaran besar pada T1 dan T'1.
4. Tariklah garis sejajar dengan AO2 dan BO2 melalui T1 dan T'1. Garis-garis T1T2 dan T1 T'2
adalah pasangan garis singgung yang pertama.
ii) Pasangan garis singgung dalam (Gb. 2.14 (b)).
Dengan cara yang sama seperti di atas masalah ini dapat diselesaikan, dengan perbedaan
bahwa lingkaran yang digambar berjari-jari (R + r) pada titik pusat O2.
(e) Menggambar busur lingkaran yang menyinggung dua buah lingkaran dengar jari-jari R1
dan R2.
Di sini terdapat juga dua pasang busur lingkaran singgung. Pada, Gb 2.15 hanya digambar se-
buah.
i) Pasangan pertama (Gb. 2.15 (a)).
1. Gambarlah busur-busur lingkaran dengan jari-jari R1 + r dan R2 + r masing-masing
dengan O1 dan O2 sebagai titik pusat. Kedua busur lingkaran ini akan berpotongan di
titik M.
2. Dengan titik M sebagai titik pusat dan jari-jari r gambarlah busur lingkaran yang
ditanyakan.
16



(a) Sabuk terbuka


(b) Sabuk menyilang

Gb. 14 Garis singgung pada dua buah lingkaran

17


(a)
Gb. 2.15 Sebuah busur menyinggung dua buah
lingkaran

(b)



Gb. 2.17 panjang garis lurus yang sama dengan
panjang busur


ii) Pasangan kedua (Gb. 15 (b)).
Pelaksanaannya sama seperti di atas, dengan perbedaan jari-jari busur lingkaran. Jari-jari busur
lingkaran di sini adalah r R1 dan r R2. Setelah ditemukan titik M, maka busur lingkaran
singgung dapat diselesaikan dengan mudah.

(f) Panjang garis lurus yang mendekati panjang busur lingkaran atau sebaliknya:
18

Suatu bagian garis lurus yang panjangnya sama dengan panjang busur lingkaran, atau panjang
busur lingkaran yang panjangnya sama dengan panjang garis lurus, dapat digambar dengan cara
pendekatan.
i) Menentukan panjang garis lurus yang mendekati panjang busur lingkaran ( Gb. 16 ).
1. Tentukanlah titik bagi C dari busur lingkaran AB, dan perpanjanglah BA dengan AD = AC.
2. Gambarlah garis singgung busur pada titik A, dan gambarlah busur lingkaran dengan
jari-jari BD dan titik pusat D, yang memotong garis singgung tadi di E. Maka =

.
Jika sudut busur AOB lebih besar dari 90, kesalahannya akan menjadi terlalu besar. Dalam hal
ini bagilah busur lingkaran tersebut dalam beberapa bagian dengan sudut yang lebih kecil dari
pada 90, kemudian tentukanlah panjang busur lingkaran seperti di atas. Maka panjang
keseluruhan dari busur lingkaran tersebut adalah jumlah dari bagian-bagian panjang busur
lingkaran.
ii) Menentukan panjang garis lurus pada busur lingkaran ( Gb. 2.17 )
1. Gambarlah garis singgung busur pada titik A. Buatlah AC sama dengan seperempat AB.
2. Gambarlah dengan titik C sebagai titik pusat dan CB sebagai jari-jari busur lingkaran
yang memotong busur lingkaran yang diketahui di D. Maka

=
Jika sudut busur lebih besar dari 60, selesaikanlah dengan membaginya dalam dua atau empat
bagian dengan cara seperti di atas.


Gb. 17 Panjang busur yang sama dengan panjang garis lurus
19


iii) Panjang garis lurus yang mendekati keliling lingkaran.
Cara yang digambarkan pada Gb. 2.18 merupakan pendekatan, tetapi mempunyai ketelitian
yang cukup tinggi.
1. Ambillah titik C pada lingkaran, di mana sudut AOC = 30.
2. Gambarlah CD tegak lurus pada AB.
3. Gambarlah garis singgung pada lingkaran di titik B, dan tentukanlah titik E dengan BE =
3 x AB.
4. Hubungkanlah D dengan E, maka panjang DE adalah pendekatan panjang keliling yang
diketahui.
iv) Panjang garis lurus yang mendekati panjang keliling setengah lingkaran.
Cara pada Gb. 2.19 merupakan pendekatan dengan ketelitian yang cukup tinggi.
1. Tentukanlah titik C pada garis singgung lingkaran melalui titik B, di mana sudut BOC =
30.
2. Buat CD = 3 x OA. OA adalah jari-jari lingkaran.
3. Hubungkanlah D dengan A, maka AD adalah kurang lebih panjang setengah keliling
lingkaran yang diketahui.


Gb. 2.18 Panjang garis lurus yang sama dengan keliling lingkaran

20


Gb. 19 Panjang garis lurus yang sama dengan setengah keliling lingkaran

2.8.2. Garis Garis lengkung
Jika sebuah kerucut dipotong oleh sebuah bidang datar dalam macam-macam kedudukan, akan
menjadi bermacam-macam garis potong. Tergantung dari kedudukan bidang datar tersebut,
maka garis potongnya dapat berbentuk lingkaran, elips, parabola atau hyperbola, yang disebut
potongan-potongan kerucut. Sudut antara sumbu kerucut dan garis pembentuk disebut , dan
sudutantara sumbu kerucut dan bidang potong disebut . Hubungan antara dan
menentukan bentuk potongan kerucut sebagai berikut


< , elips (Gb. 2.20)
= , parabola (Gb. 2.21)
> , hyperbola (Gb. 2.22)




Gb. 2.20 < , elips Gb. 2.21 = , parabola Gb. 2.22 > , hyperbola

2.8.3. Lengkungan Roda Gigi
Pada konnstruksi mesin, untuk mendapatkan keadaan transmisi gerak dan daya yang baik, maka
profil gigi harus mempunyai bentuk yang teratur sehingga kontak gigi berlangsung dengan
mulus. Oleh karena itu profil gigi dibuat dengan bentuk geometris tertentu, agar perbandingan
21

kecepatan sudut antara pasangan roda gigi selalu sama. Untuk memenuhi hal tersebut dikenal 3
jenis konstruksi profil gigi, yaitu :
1. Konstruksi kurva evolvent

Gb. 2.23 Evolvent
Merupakan kurva yang dibentuk oleh sebuah titik yang terletak pada sebuah garis lurus yang
bergulir pada suatu silinder atau kurva yang dibentuk oleh satu titik pada sebuah tali yang
direntangkan dari suatu gulungan pada silinder
Keuntungan kurva evolvent.
Pembuatan profil gigi mudah dan tepat, karena menggunakan sisi cutter (pisau potong)
yang lurus.
Ketepatan jarak sumbu roda gigi berpasangan tidak perlu presisi sekali.
Jika ada perubahan kepala gigi atau konstruksi gigi pada suatu pengkonstruksian
perubahan dapat dilakukan dengan sutler (pisau pemotong).
Dengan modul yang sama, walaupun jumlah giginya berbeda, maka pasangan dapat
dipertukarkan.
Arah dan tekanan profil gigi adalah sama.

2. Konstruksi kurva sikloida
Profil sikloida digunakan karena cara kerja sepasang roda gigi sikloida sama seperti dua
lingkaran yang saling menggelinding antara yang satu dengan- pasangannya.

22


Gb. 2.24 Sikloida
Kurva sikloida adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik pada sebuah lingkaran yang
menggelinding pada sebuah jalur gelinding. Dari keadaan konstruksi pasangan roda gigi, maka
kurva sikloida dapat berupa:
a. Orthosikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa garis lurus.
b. Episikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa sisi luar lingkaran.
c. Hiposikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding berupa sisi dalam lingkaran.
23

Profil sikloida bekerja berpasangan dan dengan jarak sumbu yang presisi, sehingga tidak dapat
dipertukarkan dengan mudah, kecuali yang dibuat berpasangan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai