Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS GAYA LATERAL PADA PONDASI

TIANG PANCANG SQUARE


(Studi Kasus: Pembangunan Continuous Stirred-Tank Reactor (CSTR)
PT.Ultra Jaya Milk Industri Bandung)

Rafini Aulia1),Hikmad Lukman2),Titik Penta Artiningsih3)


ABSTRAK

Dalam suatu bangunan, pondasi merupakan bagian paling bawah konstruksi bangunan yang memiliki
peranan penting yang memikul seluruh beban bangunan, serta meneruskannya ke dalam tanah sampai
kedalaman tertentu. Pembangunan suatu konstruksi sipil terdiri dari struktur bawah dan struktur atas.
Struktur atas didukung oleh struktur bawah sebagai pondasi yang berinteraksi dengan tanah dan akan
memberikan keamanan bagi struktur bagian atas.Penelitian ini menganalisis daya dukung pondasi tiang
pancang akibat gaya lateral. Secara umum dengan mengetahui besarnya tahanan lateral ultimit yang
bisa ditahan oleh tiang, maka dapat diketahui besarnya gaya lateral ijin, selain itu juga dapat mengetahui
besarnya defleksi yang terjadi pada pondasi tiang pancang tersebut. Metode yang digunakan untuk
penelitian ini adalah dengan metode Broms dan Brinch Hansen dengan dua karakteristik tiang yaitu
tiang ujung bebas dan tiang ujung terjepit.Berdasarkan analisis perhitungan dengan menggunakan
metode Broms didapat hasil tiang ujung bebas gaya lateral ultimit Hu = 4.585 kg, gaya lateral ijin Hijin =
1.528 kg, dan defleksi y0 = 6,90 mm dan tiang ujung terjepit gaya lateral ultimit H u = 8.980 kg, gaya
lateral ijin Hijin = 2.994 kg, dan defleksi y0 = 2,99 mm. Berdasarkan metode Brinch Hansen didapat nilai
L>3,5R sehingga tiang termasuk kedalam tiang panjang, maka perhitungan tidak dapat dilanjutkan
karena metode ini hanya digunakan untuk tiang pendek.
Kata Kunci : Pondasi Tiang Pancang, Beban lateral, Defleksi, Metode Broms, Metode Brinch Hansen,

I. PENDAHULUAN penahan, beban angin, beban gempa, dan


1.1. Latar Belakang beban-beban eksentrik pada kolom. Di
Dalam suatu bangunan, pondasi lapangan pondasi tiang pancang bisa terpasang
merupakan bagian paling bawah konstruksi pada kondisi bebas atau dalam keadaan kepala
bangunan yang memiliki peranan penting yang tiang terjepit.
memikul seluruh beban bangunan dan beban Penelitian ini mencoba untuk meneliti
lainnya yang turut diperhitungkan, serta kapasitas gaya lateral pada tiang pancang
meneruskannya ke dalam tanah sampai square pada pembangunan Instalasi Pengolahan
kelapisan atau kedalaman tertentu. Air Continuous Stirred-Tank Reactor (CSTR)
Pembangunan suatu konstruksi sipil yang PT.Ultra Jaya Milk Industri Bandung dengan
terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. menggunakan metode Broms, dan Brinch
Struktur atas didukung oleh struktur bawah Hansen.
sebagai pondasi yang berinteraksi dengan tanah 1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian
dan akan memberikan keamanan bagi struktur 1.2.1. Maksud
bagian atas. Adapun maksud penelitian ini adalah:
Tiang pancang merupakan salah satu 1. Menghitung tahanan lateral ultimit
jenis dari pondasi dalam dimana kalau dilihat pondasi tiang pancang square akibat
dari jenis materialnya dapat berupa tiang gaya lateral.
pancang kayu, tiang pancang beton, tiang 2. Menghitung momen maksimum yang
pancang baja, tiang komposit. Pondasi tiang terjadi pada tiang pancang square
pancang selain dirancang untuk menahan akibat gaya lateral.
beban-beban aksial, juga sering harus dirancang 3. Menghitung gaya lateral ijin yang aman
dengan memperhitungkan beban lateral. terhadap keruntuhan tanah dan tiang.
Sumber-sumber dari beban lateral sendiri
antara lain berupa tekanan tanah pada dinding

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 1


4. Menghitung besarnya defleksi yang 2.2. Gaya Lateral
terjadi akibat gaya lateral pada Gaya lateral merupakan beban yang
pondasi tiang pancang square. memiliki arah horizontal. Besarnya beban
lateral yang harus didukung oleh pondasi
1.2.2. Tujuan bergantung pada rangka bangunan yang
Sedangkan tujuan penelitian ini adalah: mengirimkan gaya lateral tersebut ke kolom
Untuk mengetahui besarnya kapasitas bagian bawah.
daya dukung beban lateral pondasi Pada beban horizontal terdapat gaya
tiang pancang square. lateral dan momen yang bekerja pada pondasi
tiang diakibatkan oleh gaya gempa, gaya angin
1.3. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah pada struktur atas, dan beban statis. Secara
Dalam penelitian ini ruang lingkup dan umum kriteria tiang dibedakan atas tiang
batasan masalah yang dtinjau adalah : pendek dan tiang panjang. Kondisi kepala tiang
1. Penelitian pondasi tiang pancang ini dibedakan menjadi kondisi kepala tiang bebas
dilakukan pada pembangunan Instalasi (Free Head) dan kondisi kepala tiang terjepit
Pengolahan Air Continuous Stirred-Tank (Fixed Head).
Reactor (CSTR) PT.Ultra Jaya Milk
Industri Bandung. 2.2.1. Berdasarkan ikatan ujung tiang
2. Meninjau daya dukung lateral pondasi dengan pelat penutupnya (pile cap)
tiang pancang dengan ukuran 30x30 cm2. Pondasi tiang dapat dibedakan menjadi dua
3. Perhitungan defleksi yang terjadi akibat yaitu:
gaya lateral pada pondasi tiang pancang 1. Tiang ujung bebas (free end pile)
square ukuran 30x30 cm2. 2. Tiang ujung jepit (fixed end pile)
4. Perhitungan daya dukung lateral ini
menggunakan dua metode yaitu metode 2.2.2. Berdasarkan pola keruntuhan yang
Broms dan metode Brinch Hansen. terjadi
Pondasi tiang ujung bebas dapat dibedakan
II. TINJAUAN PUSTAKA menjadi dua jenis (Prakash dan Sharma, 1990),
2.1. Tinjauan Umum yaitu:
Pondasi adalah suatu konstruksi pada 1. Pondasi tiang pendek.
bagian dasar struktur yang berfungsi 2. Pondasi tiang Panjang
meneruskan beban dari bagian atas struktur ke
lapisan tanah yang berada di bagian bawahnya 2.2.3. Gaya Lateral Ijin
tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah Tiang yang diperhitungkan akan
dan penurunan (settlement) tanah/pondasi yang menerima gaya horizontal hendaknya
berlebihan. Untuk tujuan itu pondasi bangunan direncanakan sehingga baik tegangan-tegangan
harus diperhitungkan agar dapat menjamin maupun perpindahan-perpindahan ujung atas
kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, tiang (kepala tiang) tidak akan melebihi
beban-beban berguna dan gaya-gaya luar, ketentuan-ketentuan yang diijinkan. Beban
seperti tekanan angina, gempa bumi dan tidak lateral yang diijinkan pada pondasi tiang
boleh terjadi penurunan pondasi setempat diperoleh berdasarkan salah satu dari dua
ataupun penurunan pondasi yang merata lebih kriteria berikut:
dari batas tertentu. (Ir. Rudi Gunawan, 1990). 1. beban lateral ijin ditentukan dengan
Pondasi tiang pancang adalah konstruksi membagi beban ultimit dengan suatu
yang dibuat dari kayu, beton atau baja, yang faktor keamanan.
digunakan untuk meneruskan beban-beban 2. beban lateral ditentukan berdasarkan
permukaan ketingkat-tingkat permukaan yang defleksi maksimum yang diijinkan.
lebih rendah dalam massa tanah. (Joseph E. (Rahardjo, 2005).
Bowles). Perpindahan lateral ijin pada bangunan
gedung adalah 6 mm, sedang untuk bangunan-
bangunan yang lain sejenis menara transmisi 12
mm atau sedikit lebih besar dengan faktor
keamanan (F) = 3. (McNulty 1956).

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2


2.3. Beban Lateral dan Defleksi Pada 2.3.2. Metode Brom’s
Pondasi Tiang Metode perhitungan ini menggunakan
Beban lateral dan momen dapat bekerja diagram tekanan tanah yang disederhanakan
pada pondasi tiang akibat gaya gempa, gaya dengan menganggap bahwa sepanjang
angin pada struktur atas, dan beban statik. kedalaman tiang reaksi atau tahanan tanah
Misalnya tekanan aktif tanah pada abutment mencapai nilai ultimit. Berikut ini adalah
jembatan atau pada soldier pile, tumbukan beberapa keuntungan menggunakan metode
kapal, dan lain-lain. Broms:
Perkiraan nilai kapasitas dukung lateral 1. Dapat digunakan pada tiang panjang
pondasi tiang, dapat dihitung dari data fisik maupun tiang pendek.
pondasi dan parameter tanah, dengan 2. Dapat digunakan pada kondisi kepala
menerapkan prinsip-prinsip mekanika. Salah tiang terjepit maupun bebas.
satu metode yang dapat digunakan untuk Selain itu, ada pula beberapa kekurangan dalam
menentukan tahanan lateral pada pondasi tiang penggunaan metode Broms, diantaranya yaitu:
adalah metode Broms dan metode Brinch 1. Hanya berlaku untuk lapisan tanah yang
Hansen. homogen, yaitu tanah kohesif saja atau
tanah non-kohesif saja.
2.3.1. Karakteristik Tiang Pancang Tahanan 2. Tidak dapat digunakan pada tanah
Beban Lateral Ultimit berlapis.
Untuk menentukan besar tahanan ultimit
tiang yang mendukung beban lateral, perlu 1. Tiang Dalam Tanah Kohesif
diketahui factor kekakuan tiang, R dan T. Menurut Broms tahanan tanah kohesif
Faktor ini dipengaruhi oleh kekakuan tiang (EI) atau lempung dianggap sama dengan nol (ϕ = 0)
dan kompresibilitas tanah (modulus tanah), K. di permukaan tanah sampai kedalaman 1,5 kali
Jika tanah berupa lempung kaku OC, Faktor diameter tiang (1,5d) dan konstan sebesar 9 cu
kekakuan untuk modulus tanah konstan (R) untuk kedalaman yang lebih besar dari 1,5d.
dinyatakan : Untuk tiang dalam tanah kohesif pengkaitan
4 𝐸𝐼 tipe tiang dan jepitan tiang berdasarkan factor
R= √ 2.1 tak berdimensi βL menurut Broms adalah
𝐾
dimana : sebagai berikut :
K1
K = modulus tanah (k1/1,5) Kh = 2.2
1,5
k1 = modulus reaksi subgrade Terzaghi 1
𝐾ℎ.𝑑 4
E = modulus elastis tiang β=( ) 2.3
4.𝐸𝑝.𝐼𝑝
I = momen inersia tiang
d = lebar atau diameter tiang dimana :
Nilai-nilai k1 yang disarankan oleh Tezaghi Kh =modulus subgrade lateral (kg/cm3)
(1955), ditunjukkan dalam tabel di bawah ini. K1 = modulus subgrade Terzaghi (kg/cm3)
β = koefisien untuk tanah kohesif
Tabel 2.1. Hubungan nilai k1 Terzaghi d = diameter tiang (cm)
Ep = modulus elastis tiang (kg/cm2)
Ip = inersia penampang tiang (cm4)
Tiang ujung bebas dianggap sebagai tiang
panjang (tiang kaku), βL > 2,5
Tabel 2.2. Faktor Kekakuan Tiang ujung jepit berkelakuan seperti tiang
pendek, βL < 0.5

a. Tiang Ujung Bebas


Mekanisme keruntuhan tiang ujung bebas untuk
tiang panjang (tidak kaku) dan tiang pendek
Kriteria tiang kaku (pendek) dan tiang tidak (kaku) diperlihatkan pada gambar 2.1 di bawah
kaku (panjang) berdasarkan faktor kekakuan ini.
diperlihatkan pada tabel di atas ini,

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3


b. Tiang Ujung Jepit
Mekanisme keruntuhan tiang ujung jepit,
diperlihatkan pada gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.1. Mekanisme keruntuhan tiang


ujung bebas untuk tiang pendek dan tiang
Panjang
Pada gambar 2.1, f mendefinisikan letak
momen maksimum, sehingga dapat diperoleh :
f = Hu / (9cu.d) 2.4
dimana :
f = Letak momen maks di lintang nol (cm)
Hu = Gaya lateral ultimit (kg)
Cu = Kohesi undrained (kg/cm2)
d = Diameter (cm)
Dengan mengambil momen terhadap titik Gambar 2.3. Mekanisme Keruntuhan tiang
dimana momen pada tiang maksimum, ujung jepit a. Tiang pendek, b. tiang sedang,
diperoleh : c. tiang Panjang
Mmaks = Hu (e + 3d/2 + f) – 1/2 f (9cu.d.f) 2.5
= Hu (e + 3d/2 + f) – 1/2 f Hu Untuk tiang pendek, dapat dihitung tahanan
= Hu (e + 3d/2 + 1/2 f) tiang ultimit terhadap beban lateral :
dimana : Hu = 9cud (L - 3d/2) 2.7
Hu = Gaya lateral ultimit (kg) Mmaks = Hu (L/2 + 3d/4) 2.8
e = jarak titik beban ke muka tanah (cm) dimana :
f = letak momen maks di lintang nol (cm) Hu = gaya lateral ultimit (kg)
Cu = kohesi undrained (kg/cm2) L = panjang tiang tertanam tanah (cm)
d = diameter (cm) Cu = kohesi undrained (kg/cm2)
Mmax = momen maksimum tiang (kg.cm) d = diameter (cm)
Momen maksimum dapat pula dinyatakan oleh Mmax = momen maksimum tiang (kg.cm)
persamaan :  Untuk tiang panjang sedang, dengan
Mmaks = (9/4)d.g2cu 2.6 mengambil momen dari permukaan tanah :
Karena L = 3d/2 + f + g, maka Hu dapat dicari My = (9/4) cud.g2 – 9cud.f (3d/2 + f/2) 2.12
menggunakan grafik seperti pada 2.2 untuk  Dari persamaan di atas Hu dapat dihitung
tiang panjang dan tiang pendek. dengan mengambil
L = 3d/2 + f +g, 2.9
 Untuk tiang panjang, Hu dinyatakan oleh
persamaan
2 𝑀𝑦
Hu = 3𝑑 𝑓 2.10
+2
2

2. Tiang Dalam Tanah Granuler


Untuk tiang dalam tanah granuler (C = 0),
Broms menganggap sebagai berikut,
Distribusi tekanan tanah dapat dinyatakan
dengan,
pu = 3 po Kp 2.11
dimana :
Gambar 2.2. Tahanan lateral ultimit po = tekanan overburden efektif
tiang dalam tanah kohesif (Broms)
Kp = koefisien tekanan tanah pasif
ϕ = sudut gesek dalam tanah

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 4


a. Tiang Ujung Bebas
Estimasi bentuk keruntuhan tiang,diperlihatkan
pada gambar dibawah ini,

Gambar 2.4. Mekanisme Keruntuhan Tiang


Ujung Bebas Pada Tanah Granuler
Pada tiang pendek, dengan mengambil momen
terhadap ujung bawah,
1
( )𝛾𝑑𝐿3 𝐾𝑝
Hu = 2 2.12
𝑒+𝐿
dimana : Gambar 2.6. Tiang Ujung Jepit Dalam Tanah
Hu = gaya lateral ultimit (kg) Granuler a. Tiang Pendek, b. Tiang Sedang, c.
L = panjang tiang tertanam tanah (cm) Tiang Panjang
Kp = koefisien tekanan tanah pasif
d = diameter (cm) Beban lateral ultimit untuk tiang pendek
e = jarak titik beban ke muka tanah (cm) dinyatakan oleh,
γ = berat volume tanah (kg/cm3) Hu = (3/2) 𝛾dL2Kp 2.16
Momen maksimum yang terjadi pada jarak f di Momen yang terjadi pada kepala tiang,
bawah permukaan tanah, dimana : Mmaks = (2/3)Hu 2.17
Hu = (3/2) 𝛾dKpf2 2.13 L = 𝛾dL3 Kp 2.18
𝐻𝑢 Jika Mmaks > My, maka keruntuhan tiang akan
dan f = 0,82 √ 2.14 berbentuk seperti tiang sedang, sehingga dapat
𝑑𝐾𝑝𝑔
diperoleh : F = (3/2) γdL2 Kp - Hu, sehigga nilai
sehingga momen maksimum dapat dinyatakan, Hu dapat dihitung dengan :
Mmaks = Hu (e + 2f/3) 2.15 My = (1/2) 𝛾dL3 Kp - HuL 2.19
Persamaan untuk menghitung Hu dalam Jika tiang panjang, Hu dapat diperoleh dari
tinjauan tiang panjang diplot dalam garfik persamaan :
hubungan Hu/(Kpγd3) dan My/(d4γKp), Hu = 2My / (e + 2f/3) 2.20
ditunjukkan pada gambar dibawah ini, dimana :
Hu = Gaya lateral ultimit (kg)
Kp = Koefisien tekanan tanah pasif
d = Diameter (cm)
e = jarak titik beban ke muka tanah (cm)
γ = Berat volume tanah (kg/cm3)
My = Momen tahanan bahan tiang (kg.cm)

2.3.3. Metode Brinch Hansen


Metode Brinch Hansen (1961) dapat
Gambar.2.5. Hubungan Momen digunakan untuk menghitung tahanan lateral
Maksimum Tiang Panjang dengan ultimit pada tiang – tiang pendek.
Kapasitas Lateral Ultimit Metode berdasarkan teori tekanan tanah
dan memiliki keuntungan karena dapat
b. Tiang Ujung Jepit diterapkan baik pada tanah homogen, tanah
Model keruntuhan untuk tiang-tiang pendek, dengan c-Ø dan tanah berlapis, tetapi hanya
sedang dan panjang, diperlihatkan pada gambar berlaku untuk tiang pendek. Tahanan ultimit
2.6 di bawah ini,

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 5


tanah pada suatu kedalaman dihitung dengan 1. Metode Konvensional
menggunakan persamaan: Metode ini berguna untuk mengecek defleksi
Psu = 𝜎1 𝑣 . 𝐾𝑞 + 𝑐 . 𝐾𝑐 2.21 tiang yang mengalami pembebanan lateral yang
Dimana Kc dan Kq merupakan fungsi Ø dan tidak begitu besar. Pada hitungan, tiang
x/D, yang ketentuannya seperti pada gambar 2.7 dianggap sebagai struktur kantilever yang
berikut. dijepit pada kedalaman zf
Defleksi tiang bebas dapat dinyatakan dengan
persamaan :
𝐻 (𝑒 + 𝑍𝑓 )3
y= 2.24
3 𝐸𝑝 𝐼𝑝
Defleksi tiang ujung jepit dinyatakan dengan
persamaan :
𝐻 (𝑒 + 𝑍𝑓 )3
y= 2.25
12 𝐸𝑝 𝐼𝑝
dimana :
Gambar.2.7. Metode Brinch Hansen (1961) H = beban lateral (kN)
Ep = modulus elastis tiang
Ditinjau tiang yang menahan gaya lateral, dan Ip = inersia tiang
terletak pada tanah yang mempunyai kohesi dan E = jarak beban lateral di muka tanah
gesekan (tanah c – φ) (gambar 2.14). Persamaan zf = jarak titik jepit dari muka tanah
tahanan ultimate lateral tanah pada sembarang
kedalaman z yang didasarkan pada teori 2. Metode Broms
tekanan tanah lateral, adalah sebagai berikut: a. Tiang dalam tanah kohesif Dikaitkan dengan
pu = po Kq + c Kc 2.22 factor tak berdimensi βL, dengan
1
dimana : 𝐾ℎ.𝑑 4
β=( ) 2.26
Po = tekanan overburden vertical 4.𝐸𝑝.𝐼𝑝
c = kohesi Defleksi ujung tiang di permukaan tanah (y 0)
Ko Kq = faktor fungsi φ dan z/d tergantung dari tipe jepitan tiang,
Jika kepala tiang terjepit (tiang jepit), tinggi  Tiang ujung bebas berkelakuan seperti tiang
ekivalen e1 (gambar 2.14) dari gaya H terhadap pendek, bila βL < 1,5 dengan besarnya
permukaan tanah dinyatakan oleh : defleksi
e1 = (e + zf) /2 2.23
4𝐻𝛽(𝑒𝛽+1)
dimana : y0 = 2.27
𝑘ℎ 𝑑𝐿
e = jarak gaya H terhadap muka tanah
rotasi tiang :
zf = jarak muka tanah terhadap titik jepit 6𝐻(1+2 𝑒/𝐿)
Jarak zf tidak diketahui pada tahap ini. Namun θ= 2 2.28
𝑘ℎ 𝑑𝐿
untuk maksud praktis, zf dapat diambil 1,5 m  Tiang ujung bebas berkelakuan seperti tiang
bila tanah berupa tanah pasir atau lempung panjang, bila βL > 2,5 dengan besarnya
kaku, dan 3 m untuk tanah lempung lunak atau defleksi
lanau. 4𝐻𝛽(𝑒𝛽+1)
y0 = 2.29
𝑘ℎ 𝑑
2.3.4. Defleksi rotasi tiang :
Menurut Mc Nulty dalam perencanaan 2𝐻𝛽2 (1+2𝑒𝛽)
θ= 2.30
pondasi tiang tidak dibolehkan mengalami 𝑘ℎ 𝑑
defleksi lateral terlalu besar. Jika kemiringan dimana :
tiang terlalu besar, maka akan membahayakan H = gaya lateral diijinkan (kg)
stabilitas jangka bangunan yang didukungnya. Kh = modulus subgrade (kg/cm3)
Bangunan gedung, jembatan dan struktur- β = koefisien tanah kohesif
struktur lainnya, umumnya gerakan lateral yang d = diameter tiang (cm)
ditoleransikan hanya berkisar 6 mm sampai 12 e = jarak gaya H di muka tanah (cm)
mm. L = Panjang tiang tertanam tanah (cm)
 Tiang ujung jepit berkelakuan seperti tiang
pendek, bila βL < 0,5 dengan besarnya
defleksi

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 6


𝐻 Ep = modulus elastis tiang (kg/cm2)
y0 = 2.31
𝑘ℎ 𝑑𝐿
Ip = inersia penampang tiang (cm4)
 Tiang ujung jepit berkelakuan seperti tiang e = jarak gaya H ke muka tanah (cm)
panjang, bila βL > 1,5 dengan besarnya L = panjang tiang tertanam tanah (cm)
defleksi Hitungan defleksi tiang dalam tanah granuler
𝐻β
y0 = 2.32 dengan menggunakan grafik dapat dilakukan
𝑘ℎ 𝑑
dimana : dengan memakai Gambar 2.9.
H = gaya H yang diijinkan (kg)
Kh = modulus subgrade (kg/cm3)
β = koefisien tanah kohesif
d = diameter tiang (cm)
dengan kh = koefisien reaksi subgrade untuk
pembebanan horizontal
Untuk menghitung besarnya defleksi tiang
dipermukaan tanah kohesif dengan
menggunakan grafik ditunjukkan pada Gambar 2.9. Defleksi lateral pada tanah
Gambar 2.8 di bawah ini : granuler
III. METODE PENELITIAN
1.1. Flowchart Analisis Perhitungan Gaya
Lateral
Untuk memudahkan menganalisis maka
dibuat flowchart analisis perhitungan gaya
lateral tentang urutan hal-hal yang harus
dikerjakan sehingga diharapkan pengerjaan
perencanaan dapat berurutan dan sistematis.
Gambar.2.8. Defleksi lateral pada tanah
kohesif
b. Tiang dalam tanah granuler Dikaitkan
dengan factor tak berdimensi αL, dengan
𝑛ℎ 1/5
α=[ ] 2.33
𝐸𝑝 𝐼𝑝
 Tiang ujung bebas dan jepit berkelakuan
seperti tiang pendek, bila αL < 2 dengan
besarnya defleksi, tiang ujung bebas
18𝐻(1 + 1,33 𝑒/𝐿)
y0 = 2 2.34
𝐿 𝑛ℎ
rotasi tiang :
24𝐻(1 + 1,5 𝑒/𝐿)
θ= 3 2.35
𝐿 𝑛ℎ
2𝐻
y0 = 2.36
𝐿2 𝑛ℎ
 Tiang ujung bebas dan jepit berkelakuan
seperti tiang panjang, bila αL > 4 dengan
besarnya defleksi, tiang ujung bebas
2,4 𝐻 1,6 𝐻𝑒
y0 = (𝑛 )3/5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝)2/5 + (𝑛 )2/5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝)3/5 2.37
ℎ ℎ
rotasi tiang :
1,6 𝐻𝑒 1,74 𝐻𝑒
θ =(𝑛 2/5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝)3/5 + (𝑛 1/5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝)4/5 2.38
ℎ) ℎ)
tiang ujung jepit :
0,93 𝐻
y0 = (𝑛 )3/5 (𝐸𝑝 2/5 2.39
ℎ 𝐼𝑝) Gambar 3.1. Flowchart Analisis
dimana : Perhitungan Gaya Lateral
α = koefisien untuk tanah granuler
nh = koefisien variasi modulus

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 7


1.2. Cara Perhitungan Gaya Lateral dan My = (9/4) cud.g2 – 9cud.f (3d/2 + f/2)
Defleksi Pada Pondasi Tiang Pancang 3.8
1. Karakteristik Tiang Pancang Tahanan Dari persamaan di atas Hu dapat
Beban Lateral Ultimit dihitung dengan mengambil
Ep = 4700 √𝑓, 𝑐 3.1 L = 3d/2 + f +g, 3.9
1 Untuk tiang panjang :
Ip = 𝜋𝑑 4 3.2 2 𝑀𝑦
64
Hu = 3𝑑 𝑓 3.10
Untuk menentukan besar tahanan ultimit +2
2
tiang yang mendukung beban lateral, b. Tiang Dalam Tanah Granuler
perlu diketahui factor kekakuan tiang, R  Tiang Ujung Bebas
dan T. Jika tanah berupa lempung kaku Pada tiang pendek :
OC, Faktor kekakuan untuk modulus 1
( )𝛾𝑑𝐿3 𝐾𝑝
tanah konstan (R) dinyatakan : Hu = 2 3.11
𝑒+𝐿
4 𝐸𝐼 Mmaks = Hu (e + 2f/3) 3.12
R= √ 3.3
𝐾  Tiang Ujung Jepit
2. Kriteria Tiang kaku dan Tidak Kaku Beban lateral ultimit untuk tiang
Menurut Broms kriteria tiang kaku dan pendek :
tidak kaku sebagai berikut : Hu = (3/2) 𝛾dL2Kp 3.13
a. Tiang Pendek Momen yang terjadi pada kepala
 Tiang ujung bebas berkelakuan tiang,
seperti tiang pendek bila βL ≤ 1,5 cm Mmaks = (2/3)Hu 3.14
 Tiang ujung jepit berkelakuan seperti L = 𝛾dL3 Kp 3.15
tiang pendek bila βL ≤ 0,5 cm Jika Mmaks > My, maka keruntuhan
b. Tiang Panjang tiang akan berbentuk seperti tiang
 Tiang ujung bebas dianggap sebagai sedang, sehingga jika tiang panjang,
tiang panjang (tidak kaku) bila βL ≥ Hu dapat diperoleh dari persamaan :
2,5 cm Hu = 2My / (e + 2f/3) 3.16
 Tiang ujung jepit sebagai tiang 2. Metode Brinch Hansen
panjang (tidak kaku) bila βL ≥ 1,5 cm Persamaan tahanan ultimit lateral tanah
3. Menghitung besarnya gaya lateral ijin pada sembarang kedalaman z yang
yang aman terhadap keruntuhan tanah didasarkan teori tekanan tanah lateral,
dan tiang dan mengetahui besarnya Pu = PoKq + CKc 3.17
defleksi yang terjadi pada pondasi tiang dimana:
pancang tersebut akibat gaya lateral yang Po = tekanan overburden tanah
terjadi dengan menggunakan 2 metode C = kohesi
yaitu: Kc, Kq = factor yang merupakan
1. Metode Brom’s fungsi ϕ dan z/d
a. Tiang Dalam Tanah Kohesif Tahanan tanah pasif pada tiap elemen
 Tiang Ujung Bebas horizontal adalah Pud(L/n). Dengan
Untuk mencari letak momen mengambil momen pada titik di mana
maksimum dapat diperoleh : beban horizontal bekerja,
F = Hu / (9cu.d) 3.4 ∑M = ∑ Pud(L/n) (e + z) - ∑
Dengan mengambil momen terhadap Pud(L/n) (e + z) 3.18
titik dimana momen pada tiang dimana :
maksimum, diperoleh L/n = tebal elemen
Mmaks = (9/4) d.g2cu 3.5 z = kedalaman elemen
Jika kepala tiang terjepit (tiang ujung
 Tiang Ujung Jepit jepit), tinggi ekivalen e1 dari gaya H
Untuk tiang pendek : terhadap permukaan tanah,
Hu = 9cud (L - 3d/2) 3.6 e1 = (e + zf)/2 3.19
Mmaks = Hu (L/2 + 3d/4) 3.7 dimana :
Untuk tiang panjang sedang : e = jarak H dari permukaan
tanah,

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 8


zf = jarak muka tanah terhadap b. Tiang dalam tanah granuler
titik jepit sebenarnya. Dikaitkan dengan factor tak berdimensi
Nilai zf dapat diambil 1,5m bila tanah αL, dengan
𝑛
berupa pasir atau lempung kaku, dan 3m α = ( ℎ )1/5 3.28
𝐸𝑝 𝐼𝑝
untuk tanah lempung lunak atau lanau.
Tahanan lateral ultimit tiang dapat Tiang ujung bebas dan jepit berkelakuan
diperoleh dengan: seperti tiang pendek, bila αL < 2 dengan
Hu (e + x) = ∑ Pud(L/n) (x – z) + ∑ besarnya defleksi, tiang ujung bebas
18𝐻 (1 + 1,33𝑒/𝐿)
Pud(L/n) (z – x) 3.20 y0 = 2 𝐿 𝑛ℎ
3.29

3. Defleksi Tiang Menggunakan Metode rotasi tiang


24𝐻 (1 + 1,5 𝑒/𝐿)
Brom’s θ= 3 3.30
𝐿 𝑛ℎ
a. Tiang dalam tanah kohesif tiang ujung jepit
Dikaitkan dengan factor tak berdimensi 2𝐻
y0 = 2 3.31
βL, dengan 𝐿 𝑛ℎ
𝐾 𝑑 Tiang ujung bebas dan jepit berkelakuan
Β = ( ℎ )1/4 3.21
4 𝐸𝑝 𝐼𝑝 seperti tiang panjang, bila αL > 4 dengan
 Tiang Ujung Bebas besarnya defleksi, tiang ujung bebas
Tiang ujung bebas berkelakuan 2,4𝐻 1,6𝐻𝑒
y0 = +
(𝑛 )3/5 (𝐸𝑝𝐼𝑝)2/5 (𝑛 )2/5 (𝐸𝑝𝐼𝑝)3/5
3.32
seperti tiang pendek, bila βL < 1,5 ℎ ℎ

dengan besarnya defleksi rotasi tiang


1,6 𝐻 1,74 𝐻𝑒
4𝐻 (1 + 1,5𝑒/𝐿) θ = (𝑛 2/5 (𝐸𝑝𝐼𝑝)3/5 +
(𝑛ℎ)1/5 (𝐸𝑝𝐼𝑝)4/5
3.33
y0 = 3.22 ℎ)
2
𝐾ℎ 𝑑 𝐿
6𝐻 (1 + 2𝑒/𝐿)
tiang ujung jepit
θ = 3.23 y0 =
0,93 𝐻
3.34
𝐾ℎ 𝑑 𝐿2 3/5(𝑛ℎ ) (𝐸𝑝𝐼𝑝)2/5
Tiang ujung bebas berkelakuan
seperti tiang panjang, bila βL > 2,5 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dengan besarnya defleksi Penelitian ini membahas perhitungan
4𝐻 𝛽 (𝑒𝛽 + 1)
y0 = 3.24 tahanan lateral ultimit pondasi tiang pancang
𝐾ℎ 𝑑
rotasi tiang square akibat gaya lateral, besarnya defleksi
2𝐻 𝛽2 (1 + 2𝑒𝛽) yang terjadi akibat gaya lateral, momen
θ= 3.25 maksimum yang terjadi pada tiang pancang
𝐾ℎ 𝑑
 Tiang Jepit square ukuran 30 x 30 cm2 akibat gaya lateral.
Tiang ujung jepit berkelakuan seperti
tiang pendek, bila βL < 0,5 dengan 4.1. Karakteristik Tiang Pancang Tahanan
besarnya defleksi Beban Lateral Ultimit
𝐻𝛽
y0 = 3.26
𝐾ℎ 𝑑𝐿
Tiang ujung jepit berkelakuan seperti
tiang panjang, bila βL > 1,5 dengan
besarnya defleksi
𝐻𝛽
y0 = 3.27
𝐾ℎ 𝑑
dimana :
kh = koefisien reaksi subgrade untuk
pembebanan horizontal
Untuk tanah dengan modulus konstan,
diambil kh = k1
Untuk tanah dengan modulus Pancang 30 x 30 cm2
bertambah secara linier, kh diambil
rata-rata dari k1 disepanjang
kedalaman 0,8βL
Tanah Keras

Gambar 4.1. Detail Tiang Pancang

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 9


Diketahui data tanah : βL ≤ 0,5 cm
 Dimensi Tiang Pancang : 30 x 30 cm βL = 0,00540 * 1400 cm
 Panjang Tiang Pancang : 1400 cm 7,56 cm > 0,5 cm
 Mutu Beton Tiang Pancang (f’c): 25 Mpa (Tidak Memenuhi Syarat)
= 250 kg/cm2 b. Tiang Panjang
 Jarak Horizontal ke Permukaan Tanah e:  Tiang ujung bebas dianggap sebagai
25 cm tiang panjang (tidak kaku) bila βL ≥
 Jenis Tanah : Tanah Lempung 2,5 cm
 Modulus Elastisitas Tiang Pancang (Ep): βL = 0,00540 * 1400 cm
Ep = 4700 √𝑓, 𝑐 = 4700 √25 = 23.500 Mpa 7,56 cm > 2,5 cm (Memenuhi Syarat)
 Tiang ujung jepit sebagai tiang
= 235.000 kg/cm2
panjang (tidak kaku) bila βL ≥ 1,5 cm
 Momen Inersia Tiang Pancang (Ip) :
1 1 βL = 0,00540 * 1400 cm
Ip = 𝑏ℎ3 = ∗ 30 ∗ 303 = 67.500 cm4 7,56 cm > 1,5 cm (Memenuhi Syarat)
12 12
 Modulus Subgrade Horizontal (kh) :  Menurut Broms, karakteristik pondasi
𝑘1 2,7
kh = = = 1,8 kg/cm3 tiang yang digunakan ada 2 macam yaitu
1,5 1,5
tiang ujung bebas dianggap sebagai tiang
Nilai k1 didapat dari tabel hubungan
panjang (tidak kaku) dan tiang ujung jepit
Terzaghi
sebagai tiang panjang (tidak kaku).
K = 1,8 * b = 1,8 * 30 = 54 kg/cm2
 Modulus Tanah Konstan (R) : 4.3. Menghitung Besarnya Gaya Lateral dan
4𝐸𝐼 4235.000∗ 67.500 Defleksi
R= √ = √ = 131 cm
𝐾 54 Menghitung besarnya kekuatan beban tiang
 Menghitung Kohesi (Cu) dalam menahan momen (My) :
Kuat lentur beban tiang pancang
Tabel 4.1. Nilai kohesi (Cu) fb = 0,40 * f’c = 0,40 * 25 = 100 kg/cm2
Kedalaman 𝐼𝑝 67.500
L1 Cu Cu * L1 Tahanan Momen (W) = = = 4.500 cm3
No. 𝑏/2 30/2
Z1 Z2 (m) (KN/m2) (KN/m2)
(m) (m) Momen Maksimum Tiang
1. 0 6 6 23 138 (My) = fb.W (Persamaan 1)
My = fb.W = 100 * 4.500 = 450.000 kg.cm
2. 6 12 6 30 180
3. 12 14 2 52 104
4.3.1. Metode Brom’s
⅀ 14 422
1. Gaya Lateral Pada Tiang Ujung Bebas
Cu rata-rata = ⅀Cu * L1 / ⅀L1 = 422 / ⅀H = 0
14 = 30,1 KN/m2 ~ 0,301 kg/cm2 H = 9cu.b
4.2. Kriteria Tiang Kaku dan Tidak Kaku f = Hu / (9cu.b) (Persamaan 2)
Menurut Broms : f = Hu / (9 * 0,301 * 30) = 0,0123 Hu
Untuk tiang dalam tanah kohesif pengkaitan ⅀ Mmaks = Hu (e + 3b/2 + 1/2 f)
tipe tiang dan jepitan tiang berdasarkan faktor (Persamaan 3)
tak berdimensi βL yaitu : Mmaks = Hu (e + 3b/2 + 1/2 f)
1 1 Mmaks = (9/4) d.g2cu (Persamaan 4)
𝐾ℎ.𝑏 4 1,8∗30 4
β = (4.𝐸𝑝.𝐼𝑝) = (4∗235.000∗ 67.500) = 0,00540 Dari Persamaan 3 dan 4, diperoleh
persamaan sebagai berikut:
a. Tiang Pendek Hu (e + 3b/2 + 1/2 f) = (9/4) d.g2cu
 Tiang ujung bebas berkelakuan Hu (25 + 3 * 30/2 + ½ * 0,0123 Hu) =
seperti tiang pendek bila βL ≤ 1,5 cm (9/4) * 30 * g2 * 0,301
βL ≤ 1,5 cm Hu (70 + 0,00615Hu) = 20,317 g2
βL = 0,00540 * 1400 cm (Persamaan 5)
7,56 cm > 1,5 cm L = 3b/2 + f +g
(Tidak Memenuhi Syarat) g = L – 3b/2 - f
 Tiang ujung jepit berkelakuan seperti g = 1400 – 3 * 30/2 – 0,0123Hu
tiang pendek bila βL ≤ 0,5 cm g = 1355 – 0,0123Hu

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 10


g2 = (1355-0,0123Hu)2 450.000
Hu = (70
g2 = 1.836.025 – 33,333Hu + 0,00015Hu2 + 0,00615 𝐻𝑢)
Hu (70 + 0,00615 Hu) = 450.000
Menggunakan persamaan 5 dihitung Hu: 70 Hu + 0,00615 Hu2 = 450.000
Hu (70 + 0,00615Hu) = 20,317 g2 0,00615 Hu2 + 70 Hu – 450.000 = 0
70Hu + 0,00615 Hu2 = 20,317 * [0,00615 𝐻𝑢2 +70 𝐻𝑢 −450.000 ]
=0
(1.836.025 – 33,333Hu + 0,00015Hu2) 0,00615
0,00615 Hu2 + 70 Hu = 37.302.519,93 – Hu + 11.382,11 – 73.170.731,71 = 0
2

−𝑏 ± √𝑏2 −4𝑎𝑐
677,226 Hu + 0,00305 Hu2 𝑋=
2𝑎
0,00615 Hu2 - 0,00305 Hu2 + 70 Hu + 2

677,226 Hu - 37.302.519,93 = 0 Hu = −11.382,11 ± √11.382,11


2∗1
−4∗1∗(−73.170.731,71 )

2
0,0031 Hu2 + 747,226 Hu - Hu1 = −11.382,11 + √11.382,11
2∗1
−4∗1∗(−73.170.731,71 )

37.302.519,93 = 0 Hu1 = 4.583,13 kg = 4.584 kg


[0,0031 𝐻𝑢2 +747,226 𝐻𝑢 −37.302.519,93 ]
=0 (Nilai Hu yang digunakan)
0,0031 2 −4∗1∗(−43.079.268,29)

Hu + 241.040,64 Hu – 1,2033 * 10 = 0
2 10 Hu2 = −11.382,11 − √11.382,11
2∗1
−𝑏 ± √𝑏2 −4𝑎𝑐 Hu2 = -15.965,24 = -15.966 kg
X=
2𝑎 Dari Hu = 4.584 kg dan Hu = -15.966 kg
−241.040,64 ± √241.040,64 2 −4∗1∗(−1,2033∗1010 digunakan Hu = 4.584 kg. Hu juga dapat
Hu =
2∗1 dicari dengan menggunakan grafik
−241.040,64 + √241.040,64 2 −4∗1∗(−1,2033∗1010 )
Hu =
1
2∗1 seperti pada gambar 4.2. tahanan lateral
Hu1 = 42.446,39 kg ultimit tiang panjang dalam tanah kohesif
(Nilai Hu digunakan untuk Brom’s (1964) sebagai berikut:
menghitung Mmaks)
2 10
Hu2 =−241.040,64 − √241.040,64
2∗1
−4∗1∗(−1,2033∗10 )

Hu2 = -283.487,03 kg
Dari Persamaan 2, dapat dihitung f:
f = Hu / (9cu.b)
f = 42.446,39 / (9 * 0,301 * 30)
f = 522,288 cm
Menggunakan persamaan 3 dapat
dihitung Mmaks :
Mmaks = Hu (e + 3b/2 + 1/2 f)
Mmaks = 42.446,39 * (25 + 3 * 30/2 + ½ Gambar 4.2. Diagram tegangan tanah
* 522,288) untuk mencari Hu dan M Maks ujung
Mmaks = 14.055.867,37 kg.cm bebas

Karena Mmaks > My (14.055.867,37 Momen maks (My) = 450.000 kg.cm


𝑀𝑦 450.000
kg.cm > 450.000 kg.cm), maka tiang 3 =
𝐶𝑢 𝑏 3 = 55,371
0,301∗ 30
tersebut termasuk kedalam tiang panjang, 𝐻𝑢
= 17 (Hasil dari grafik)
artinya tiang terlebih dahulu patah 𝐶𝑢 𝑏2
sebelum keruntuhan tanah. Dengan Hu = 17 (Cu.b2)
menganggap momen maksimum adalah Hu = 17 * (0,301 * 302)
sebagai momen tahanan dari tiang (My), Hu = 4.605,3 ~ 4.606 kg
maka tahanan lateral ultimit tiang dapat Terdapat selisih tahanan lateral ultimit
dicari dengan menggunakan persamaan 3 (Hu) metode Broms cara perhitungan
sebagai berikut : biasa yaitu sebesar 4.584 kg dengan
Mmaks = Hu (e + 3b/2 + 1/2 f) menggunakan grafik yaitu sebesar 4.606
𝑀𝑦 kg. Hal ini dikarenakan kurang telitinya
Hu = 1
(𝑒+1,5𝑏+2 ∗ 𝑓) dalam menentukan nilai grafik, namun
450.000 kedua hasil tersebut tidak jauh berbeda.
Hu = 1
(25+1,5∗30 +2 ∗ 0,0123 𝐻𝑢)

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 11


Besarnya nilai tahanan lateral ultimit Dari Hu = 8.980 kg dan Hu = -16.297 kg
(Hu) yang digunakan adalah tahanan digunakan Hu = 8.980 kg. Hu juga dapat
lateral ultimit metode Brom’s dengan dicari dengan menggunakan grafik
menggunakan perhitungan biasa, yaitu seperti pada Gambar 4.3.
Hu = 4.584 kg, dengan mengambil faktor
keamanan F = 3, gaya lateral ijin yang
aman terhadap keruntuhan tanah dan
tiang adalah:
Hijin = Hu/F
Hijin = 4.584 / 3
Hijin = 1.528 kg
Besarnya nilai gaya lateral ijin tiang
ujung bebas adalah H = 1.528 kg
Gambar 4.3. Diagram tegangan tanah untuk
2. Gaya Lateral Pada Tiang Ujung Jepit mencari Hu dan M Maks ujung jepit
Didapat dari persamaan 2 :
f = Hu / (9cu.b) Momen Maks (My) = 264.937,5 kg.cm
f = Hu / (9 * 0,301 * 30) 𝑀𝑦 450.000
= 3 = 55,371
f = 0,0123 Hu 𝑐𝑢 𝑏3 0,301 ∗ 30
𝐻𝑢
Dengan menganggap momen maksimum = 33 (Hasil dari grafik)
𝑐𝑢 𝑏2
adalah momen dari penampang tiang
(My), nilai Hu dapat diketahui dari Hu = 33 (cu b2)
persamaan sebagai berikut : Hu = 33 (0,301 * 302)
⅀ Mx = Mmaks (Persamaan 6) Hu = 8.939,7 kg = 8.934 kg
2 My + Hu ½ f – Hu (1,5 b + f) = 0 Terdapat selisih tahanan lateral ultimit
2 My – Hu (1,5 b + ½ f) = 0 (Hu) metode Broms cara perhitungan
2 𝑀𝑦 biasa yaitu sebesar 8.980 kg dengan
Hu = 1 menggunakan grafik yaitu sebesar 8.934
(1,5 𝑏 + 2 𝑓)
2 ∗ 450.000 kg. Hal ini dikarenakan kurang telitinya
Hu = 1 dalam menentukan nilai grafik, namun
(1,5 ∗ 30 + 2 ∗ 0,0123 𝐻𝑢)
900.000 kedua hasil tersebut tidak jauh berbeda.
Hu = (45 + 0.00615 𝐻𝑢) Besarnya nilai tahanan lateral ultimit
Hu (45 + 0.00615 Hu) = 900.000 (Hu) yang digunakan adalah tahanan
45 Hu + 0,00615 Hu2 = 900.000 lateral ultimit metode Broms dengan
45 Hu + 0,00615 Hu2 - 900.000= 0 perhitungan biasa, yaitu Hu = 8.980 kg
0,00615 𝐻𝑢2 + 45 𝐻𝑢 − 900.000 Menggunakan faktor keamanan F = 3,
=0
0,00615
gaya lateral ijin yang aman terhadap
Hu2 + 7.317,07 Hu – 146.341.463,4 = 0
keruntuhan tanah dan tiang adalah :
−𝑏 ± √𝑏2 −4𝑎𝑐
𝑋= Hijin = Hu / F
2𝑎
2 Hijin = 8.980 / 3
Hu = −7.317,07 ± √7.317,072∗1
−4∗1∗(−146.341.463,4 )

2
Hijin = 2.993,33 kg ~ 2.994 kg
Hu1 = −7.317,07 + √7.317,072∗1
−4∗1∗(−146.341.463,4 )
Besarnya nilai gaya lateral ijin tiang
Hu1 = 8.979,75 kg = 8.980 kg ujung jepit adalah Hijin = 2.994 kg
(Nilai Hu yang digunakan)
3. Defleksi Tiang Ujung Bebas
−7.317,07 − √7.317,072 −4∗1∗(−146.341.463,4 ) Menurut hasil perhitungan faktor tak
Hu2 = 2∗1
berdimensi, maka dapat disimpulkan
Hu2 = -16.296,82 = -16.297 kg
jenis pondasi tiang pancang termasuk
Menggunakan persamaan 2, dapat
kedalam jenis pondasi tiang pancang
dihitung f :
ujung bebas karena βL > 2,5. Besarnya
f = Hu / (9cu.d)
defleksi dapat dihitung dengan rumus
f = 8.980 / (9 * 0,301 * 30)
sebagai berikut:
f = 110 cm 4𝐻𝛽(𝑒𝛽+1)
y0 =
𝑘ℎ 𝑏

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 12


4 ∗ 1.528 ∗ 0,00540 (25 ∗ 0,00540+1) Karena L > 3,5 R sehingga termasuk
y0 =
1,8∗ 30 tiang Panjang maka perhitungan dengan
y0 = 0,69 cm = 6,90 mm metode Brinch Hansen ini tidak dapat
Rotasi: digunakan karena metode ini hanya
2𝐻𝛽2 (1+2𝑒𝛽)
θ= digunakan untuk tiang pendek.
𝑘ℎ 𝑏
2 ∗ 1.528 ∗ 0,005402 (1+ 2 ∗ 25 ∗ 0,00540)
θ= V. KESIMPULAN DAN SARAN
1,8∗ 30
θ = 0,0021 5.1. Kesimpulan
βL = 0,00540 * 14 = 0,0756 m Berdasarkan hasil perhitungan daya
dukung pondasi tiang pancang pada Proyek
4. Defleksi Tiang Ujung Jepit Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
Sesuai dengan hasil perhitungan Continuous Stirred-Tank Reactor (CSTR)
menggunakan factor tak berdimensi βL > PT.Ultra Jaya Milk Industri Bandung, maka
1,5 maka tiang termasuk ke dalam jenis didapat hasil sebagai berikut:
tiang Panjang tidak kaku ujung jepit, 1. Hasil perhitungan dengan metode Brom’s
maka defleksi tiang tersebut dapat untuk kriteria pondasi tiang ujung bebas
dihitung dengan menggunakan rumus: dianggap sebagai tiang panjang atau tidak
𝐻𝛽 kaku (βl > 2,5) dan untuk pondasi tiang
y0 =
𝑘ℎ 𝑏 ujung jepit juga dianggap sebagai tiang
2.994 ∗ 0,00540
y0 = panjang atau tidak kaku (βl > 1,5).
1,8 ∗ 30
2. Gaya lateral ultimit yang dapat ditahan oleh
y0 = 0,299 cm = 2,99 mm
tiang pancang panjang ujung bebas yaitu Hu
βL = 0,00540 * 14 = 0,0756 m
= 4.584 kg, sedangkan tiang pancang
panjang ujung terjepit yaitu Hu = 8.980 kg.
4.3.2. Metode Brinch Hansen
Terlihat bahwa tiang pancang panjang ujung
Metode ini digunakan untuk menghitung
bebas < tiang pancang panjang ujung
tahanan lateral pada tiang pendek pada
terjepit, sehingga dalam hal ini tiang
tanah uniform dan berlapis. Ditinjau
pancang ujung terjepit lebih aman
tiang yang menahan gaya lateral,
digunakan untuk menahan gaya lateral
persamaan tahanan ultimit lateral tanah
ultimit yang bisa ditahan oleh tiang.
pada sembarang kedalaman z yang
3. Gaya lateral ijin dengan memperhitungkan
didasarkan teori tekanan tanah lateral.
factor keamanan 3 yang dapat ditahan oleh
Data Teknis Tanah :
tiang pancang panjang ujung bebas yaitu H
Ep = 235.000 kg/cm2
= 1.528 kg, sedangkan tiang pancang
Ip = 67.500 cm4
panjang ujung terjepit yaitu H = 2.994 kg.
Modulus Subgrade Horizontal (kh) :
4. Besar defleksi yang terjadi akibat gaya
Nilai k1 didapat dari tabel hubungan
lateral ijin pada pondasi tiang pancang
Terzaghi = 27 MN/m3 = 2,7 kg/cm3
𝑘1 2,7 panjang ujung bebas yaitu 6,90 mm,
kh = = = 1,8 kg/cm3 sedangkan tiang pancang panjang ujung
1,5 1,5
K = 1,8 * b = 1,8 * 30 = 54 kg/cm2 terjepit yaitu 2,99 mm. Terlihat defleksi
Dengan metode Brinch Hansen, tiang pancang Panjang ujung bebas > dari
menetukan gaya horizontal yang dapat defleksi ijin yang disarankan sedangkan
didukung tiang. tiang pancang Panjang ujung terjepit < dari
Faktor kekakuan untuk modulus tanah defleksi ijin yang disarankan oleh McNulty
konstan : yaitu 6 mm.
4 𝐸𝐼 4 235.000∗ 67.500 5. Berdasarkan hasil perhitungan
R= √ =√ = 131 cm menggunakan metode Brinch Hansen
𝐾 54
R = 131 cm ~ 1,31 m didapat nilai L > 3,5 R sehingga tiang
Cek tiang Panjang atau pendek termasuk dalam tiang panjang dengan data
Tiang Panjang bila L > 3,5 R perhitungan maka metode Brinch Hansen
3,5 R = 3,5 * 1,31 = 4,58 m tidak dapat digunakan karena metode ini
14 m > 4,58 m (Termasuk Tiang Panjang) hanya dapat digunakan untuk tiang pendek.

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 13


5.2. Saran 6. Lesmana, Yosep. 2012. Pondasi Tiang
Adapun saran yang dapat disampaikan Lanjutan.
setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai https://www.scribd.com/document/
berikut 87545954/Pondasi-Tiang-Lanjutan-RekPII-
1. Sebelum melakukan perhitungan hendaknya 1. (1 April 2012).
memperoleh data yang lengkap, karena data 7. Parinduri, Indra P. 2013. Analisi Daya
tersebut sangat menunjang dalam membuat Dukung Pondasi dan Penurunan Tiang
rencana analisis perhitungan sesuai dengan Pancang. Jurnal Departemen Teknik Sipil
standar dan syarat-syaratnya. Universitas Sumatera Utara: 1-10.
2. Dalam melakukan perhitungan analisis daya
dukung lateral pondasi tiang pancang masih 8. Sardjono, HS. 1998. Pondasi Tiang
banyak metode yang digunakan agar lebih Pancang I. Surabaya: Sinar Wijaya.
terarah dalam menganalisis sehingga didapat 9. Sardjono, HS. 1998. Pondasi Tiang
perbandingan-perbandingan yang lebih Pancang II. Surabaya: Sinar Wijaya.
akurat. 10.Tomlinson, M. J. 1995. Foundation Design
3. Dalam memilih metode yang digunakan and Construction (6th Edition). Singapore:
hendaknya lebih memperhatikan data yang Longman Singapore Publishers (Pte) Ltd.
dimiliki apakah sesuai dengan metode
tersebut atau tidak. Ketika data yang BIODATA PENULIS
diperoleh belum lengkap sebaiknya 1. Rafini Aulia, ST. Alumni (2019) Program
dilakukan perhitungan sendiri. Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
4. Untuk hasil lebih maksimal, diharapkan Universitas Pakuan Bogor (E-mail :
untuk menghitung juga gerakan tanah pada rafiniaulia14@gmail.com)
alam seperti beban angin dan beban gempa. 2. Ir. Hikmad Lukman, MT. Dosen Program
Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
DAFTAR PUSTAKA Universitas Pakuan Bogor.
3. Dr. Ir. Titik Penta Artiningsih. MT. Dosen
1. Bowles, J. E. 1988. Analisa dan Desain Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Pondasi I Edisi Keempat Jilid I. Jakarta: Universitas Pakuan Bogor.
Erlangga.
2. Bowles, J. E. 1988. Analisa dan Desain
Pondasi I Edisi Keempat Jilid II. Jakarta:
Erlangga.
3. Habibah, Iim. 2015. Analisis Daya Dukung
Pondasi Tiang Pancang Tunggal Akibat
Gaya Lateral. Jurnal Teknik Sipil
Universitas Pakuan: 1-8.
4. Hardiyatmo, Hary Cristady. 2011. Analisis
dan Perancangan Pondasi II. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
5. Kawengian, Sabrina. 2018. Analisis Daya
Dukung Lateral Pada Tiang Pancang
Kelompok di Dermaga Belang. Jurnal Sipil
Statik. 6(9): 683-692.

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan 14

Anda mungkin juga menyukai