PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan proposal tugas akhir ini sebagai berikut :
1.3.1 Menjelaskan perencanaan pondasi tiang pancang Jembatan Suramadu sisi
Surabaya.
1.3.2 Menjelaskan total biaya perencanaan pondasi tiang pancang.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut :
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jembatan
Menurut Struyk dan Veen (2007), jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya
untuk meneruskan jalan melalui rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan
ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa).
Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007), jembatan adalah suatu bangunan yang
memungkinkan suatu jalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang
jalan lain yang tidak sama tinggi permukaannya. Secara umum suatu jembatan
berfungsi untuk melayani arus lalu lintas dengan baik, dalam perencanaan dan
perancangan jembatan sebaiknya mempertimbangkan fungsi kebutuhan
transportasi, persyaratan teknis dan estetika-arsitektural yang meliputi : Aspek
lalu lintas, Aspek teknis, Aspek estetika.
Menurut Gunawan (1983) “Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan
yang bertugas meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (upper
structure/ super structure) ke dasar tanah yang cukup kuat mendukungnya. Untuk
tujuan itu pondasi bangunan harus diperhitungkan dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat sendiri, beban berguna, dan gaya-gaya luar, seperti
tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain, dan tidak boleh terjadi penurunan
pondasi setempat ataupun penurunan pondasi yang merata lebih dari batas
tertentu.”
Secara garis besar pondasi dibagi menjadi dua jenis yaitu pondasi dangkal dan
pondasi dalam. Jenis pondasi dangkal adalah pondasi menerus dan pondasi
setempat, sedangkan jenis pondasi dalam adalah pondasi sumuran dan pondasi
tiang pancang. https://id.wikipedia.org/wiki/Fondasi_(arsitektur)
Menurut Das (2007), Piles atau tiang pancang adalah struktur yang terbuat dari
baja, beton, atau kayu. Piles digunakan untuk membangun pondasi pile atau
Pondasi tiang pancang, yang membutuhkan biaya lebih besar daripada pondasi
dangkal. Pondasi tiang pancang sering diperlukan untuk keamanan struktural.
Dimaksudkan kekuatan tiang didasarkan pada daya dukung tanah. Sering kali
didalam perencanaan didapatkan daya dukung tersebut sangat besar sehingga
kekuatan tiang pancangnya sendiri yang lebih menentukan.
Jika tanah tersebut tanah liat, maka akan bekerja gaya – gaya lekatan. Tiang
pancang demikian dinamakan Adhesive pile.
Pada umumnya bentuk tiang pancang ini bulat atau segi empat.
Dilihat dari daya dukungnya tiang baja ini mempunyai kekuatan yang lebih besar
dari pada tiang beton (untuk luas bidang kekuatan yang sama). Untuk tanah–tanah
yang berpasir, tiang pancang baja lebih sesuai dari tiang beton. Pada umumnya
bentuk tiang pancang baja adalah profile atau pipa (bentuk–bentuk ini yang
banyak dilaksanakan untuk jembatan – jembatan di Indonesia).
Pemilihan jenis pondasi bergantung pada beban yang harus didukung dan kondisi
tanah. Langkah-langkah perencanaaan pondasi adalah sebagai berikut:
2.5.1 Menentukan jumlah beban efektif yang akan ditransfer ke tanah
bawah pondasi.
2.5.2 Menentukan nilai kapasitas dukung ijin (qa).
2.5.3 Menghitung momen-momen lentur dan gaya geser yang terjadi pada
pelat pondasi.
Menurut Reese & Wright (1977), pondasi adalah bagian terendah bangunan yang
meneruskan beban bangunan ke tanah atau bantuan yang berada di bawahnya.
Pada sebuah proyek, pemilihan tipe pondasi tergantung pada data tanah, beban
yang harus dipikul(ketinggian lantai, bahan bangunan yang digunakan), dan
kondisi lingkungan.Untuk bangunan jembatan jenis rangka atasnya adalah busur
baja dengan bentang ± 174 m dan tinggi maksimal ± 20 m ini disarankan
menggunakan pondasi dalam(pondasi tiang).Untuk pondasi tiang bor sendiri
memiliki beberapa kriteria, antara lain:dapat digunakan pada semua jenis tanah,
tingkat keberhasilan konstruksi sangat bergantung pada kemampuan dari
kontraktor pelaksana, dan berbahaya bila adatekanan artesis yang dapat
menerobos ke atas.
2.6.1 Perhitungan Daya Dukung Tiang Bor
Daya dukung pondasi tiang bor dihitung sebagai berikut:
Qu = Qp + Qs - Wp
dimana:
Qu = daya dukung ultimit tiang (ton)
Qp = daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
Qs = daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
Wp= berat pondasi tiang (ton)
2.6.2 Daya dukung ultimit ujung tiang (Qp) didapatkan dengan cara:
Qp= qp x A
dimana:
qp = tahanan ujung per satan luas (ton/m2)
A = luas penampang bor (m2)
2.6.3 Untuk tanah kohesif qp dapat diambil 9 kali kuat geser tanah, untuk tanah
non-kohesif diambil dari gambar 2.2.
2.6.4 Untuk daya dukung ultimit selimut tiang (Qs) dicari dengan cara
sebagai berikut:
Qs = fs x L x P
dimana:
fs = gesekan selimut tang (ton/m2)
L = panjang tiang
P = keliling penampang tiang (m)
Gambar 2.2 Tahanan Ujung Ultimit pada Tanah non-kohesif (sumber: ; GEC)
2.6.5 Gesekan selimut tiang dipengaruhi oleh jenis dan kuat geser tanah.
fs = α x cu
dimana:
α = faktor adhesi = 0,55
cu = kohesi tanah (ton/m2)
2) Untuk tanah non kohesif, fs diambil dari gambar berikut.
Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan studi lapangan, karena selain
menggunakan studi dari literatur, penulis juga melakukan penelitian di lokasi
Jembatan Suramadu sisi Surabaya.
Merupakan data yang didapat dari survey lapangan melalui pengamatan dan
pengukuran secara langsung, yaitu foto-foto kondisi jembatan terutama yang
berhubungan dengan pondasi.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait atau literatur
yang berhubungan dengan penelitian ini. Peta lokasi menggambarkan situasi di
lapangan dan data tanah digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah, jenis
tanah, sehingga dapat menentukan jenis dan kedalaman pondasi yang akan
dipakai.
3.4 Sarana Penelitian
3.4.1 Wawancara
3.4.2 Dokumentasi
Dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data–data yang dibutuhkan yang
berhubungan dengan karyawan dengan melihat dokumen–dokumen serta catatan
yang ada pada perusahaan tersebut sebagai data pendukung penulisan tugas akhir.
3.5 Alur Penelitian
Mulai
Tahap Persiapan
Pengumpulan Data
Metode Literatur
Survey Lokasi
Pengumpulan Data
Metode Observasi
Pengolahan Data
Pengolahan Data
Analisis Data
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Struyk dan Veen, The STP Guide – Design, Operation and Maintenance, First
Edition, Karnataka State Pollution Control Board (KSPCB), 2007, Bangalore,
India
https://id.wikipedia.org/wiki/Fondasi_(arsitektur)