Anda di halaman 1dari 9

ISBN : 978-623-7297-39-0

ANALISA FAKTOR KEAMANAN TIANG PANCANG PADA


PEMBANGUNAN DERMAGA SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR

Bangun Pasaribu, Jupriah Sarifah, Ahmad Fidel Rifky


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam Sumatera Utara
bangun@ft.uisu.ac.id; jupriah.sarifah@gmail.com; Ahmadfidel1@gmail.com

Abstrak
Dermaga diketahui suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang
melakukan bongkar muat barang dan menaik- turunkan penumpang. Struktur awal dari pembangunan dermaga
adalah pondasi, pondasi yang dipakai pada pembangunan proyek Dermaga SImanindo Kabupaten Samosir
adalah pondasi tiang pancang. Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton dan
baja, yang digunakan untuk meneruskan (mentransmisikan) beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat
permukaan yang lebih rendah di dalam massa tanah. Pada pembangunan proyek Dermaga Simanindo Kabupaten
Samosir, jenis tiang pancang yang dipakai adalah tiang pancang baja (steel pile) dengan diameter 508 mm,
dengan tebal 12 mm, dan tebal plat 10 mm. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa faktor keamanan (Fs),
diketahui dengan cara perhitungan daya dukung dengan (metode hiley) dan perhitungan besarnya pembebanan
pada platform. Daya dukung yang sangat signifikan diantara tiang pancang yang berdekatan pada tiang pancang
titik no. 1 (113, 00 ton) dengan tiang pancang titik no.2 (156, 63 ton). Sedangkan daya dukung tiang pancang
yang mempunyai daya dukung yang hampir sama pada tiang pancang titik no. 6 (117,35 ton) dengan tiang
pancang titik no. 14 (117,46 ton). Dari hasil perhitungan daya dukung tiang pancang yang dibandingkan dengan
beban yang akan dipikul, dari semua perhitungan Fs bahwa Fs yang paling besar berada pada tiang pancang
titik no. 12 (Fs=2,74), sedangkan Fs yang paling terkecil berada pada tiang pancang titik no. 1 (Fs=1,96). Dan
bila ditinjau dari hasil perhitungan keseluruhan tiang pancang masih berada pada zona aman.

Kata-Kata Kunci : Dermaga, Pondasi, Tiang Pancang, Faktor Keamanan.

I. PENDAHULUAN meneruskan beban dari atas struktur/bangunan ke


lapisan tanah dibawahnya. Maka dari itu pondasi
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
yang digunakan untuk merapat dan menambatkan pondasi mampu untuk menahan semua beban, baik
kapal yang melakukan bongkar muat barang dan beban vertikal akibat beban sendiri struktur
menaik- turunkan penumpang. Bentuk dan dimensi dermaga dan seluruh beban diatas bangunan serta
dermaga tergantung pada jenis dan ukuran kapal harus mampu menahan beban horizontal akibat
yang bertambat pada dermaga tersebut. Dermaga gaya lateral, tiang pancang selain dirancang untuk
harus direncanakan sedemikian rupa sehingga menahan beban-beban aksial, juga harus dirancang
kapal dapat merapat dan menambat serta untuk menahan beban horizontal atau lateral.
melakukan kegiatan dipelabuhan dengan aman, Untuk menahan gaya lateral yang cukup besar
cepat dan lancar (Tiadmojo, B., 2010). akibat kondisi lingkungan (arus, gelombang,
Dermaga dibangun untuk melayani gempa) dan operasi kapal (berthing, mooring),
kebutuhan tertentu. Pemilihan tipe dermaga dapat dilakukan dengan pemasangan tiang pancang
tergantung pada jenis kapal yang dilayani kapal miring.
penumpang atau barang yang bisa berupa barang Sementara untuk meninjau daya kekuatan
satuan dan ukuran kapal, kondisi topografi dan tiang pancang adalah dengan menghitung beban
tanah dasar danau, Tipe dermaga dipilih yang secara keseluruhan dari tiang pancang yang
paling sesuai sehingga biaya pembangunannya memiliki beban terpusat, dengan cara menghitung
seekonomis mungkin (Triadmojo, B., 2010). faktor keamanan dimana ditinjau dengan
Pembangunan dermaga Simanindo Samosir menghitung secara keseluruhan (beban
merupakan salah satu bagian dari pembangunan mati+beban gempa+beban hidup).
dermaga multipurpose yang dibangun "Seiring Adapun maksud dari penulisan ini adalah untuk
dengan kebutuhan penyeberangan antar pulau”, memahami faktor keamanan tiang pancang dengan
dermaga ini sangat strategis dalam rangka menghitung daya dukung tiang pancang pada
menciptakan keterhubungan masyarakat pembangunan dermaga Simanindo Samosir.
khususnya di kawasan Danau Toba sehingga
diharapkan juga dapat meningkatkan ekonomi II. TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat setempat.
Pondasi yang dipakai dipembangunan 2.1 Umum
Dermaga Simanindo Kabupaten Samosir ini adalah Tiang pancang adalah bagian-bagian
pondasi tiang pancang, pondasi merupakan struktur konstruksi yang dibuat dari kayu, beton dan baja,
dasar pada suatu bangunan yang berfungsi untuk yang digunakan untuk meneruskan
34 SEMNASTEK UISU 2021
ISBN : 978-623-7297-39-0

(mentransmisikan) beban-beban permukaan ke lapisan pasir tersebut juga akan akan


tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di menghasilkan karat yang kecil sekali pada
dalam massa tanah (Bowles, 1991). tiang pancang baja.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai
pondasi bangunan apabila tanah yang berada Pada umumnya tiang pancang baja akan
dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya berkarat di bagian atas yang dekat dengan
dukung (bearing capacity) yang cukup untuk permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena
memikul berat bangunan dan beban yang bekerja Aerated-Condition ( keadaan udara pada pori-pori
padanya (Sardjono HS, 1988). Atau apabila tanah tanah ) pada lapisan tanah tersebut dan adanya
yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk bahan-bahan organis dari air tanah. Hal ini dapat
memikul berat bangunan dan beban yang bekerja ditanggulangi dengan memoles tiang baja tersebut
berada pada lapisan yang sangat dalam dari dengan (coaltar) atau dengan sarung beton sekurang-
permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles, 1991). kurangnya 20” (± 60 cm ) dari muka air tanah
Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang terendah.
adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban- Karat /korosi yang terjadi karena udara
beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke (atmosphere corrosion) pada bagian tiang yang
lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam. terletak di atas tanah dapat dicegah dengan
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya pengecatan seperti pada konstruksi baja biasa.
dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada
juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat 2.3 Peralatan Pemancangan (Driving Equipment)
menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Sudut Untuk memancangkan tiang pancang ke
kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dalam tanah digunakan alat pancang. Pada dasarnya
dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula alat pancang terdiri dari tiga macam, yaitu :
dengan perencanaannya. 1. Drop Hammer
Secara umum, fondasi dalam (deep foundation) Drop hammer merupakan palu berat yang
mengacu kepada fondasi dengan kedalaman diletakan pada ketinggian tertentu di atas tiang palu
melebihi dari 4.0 m. Meskipun demikian definisi- tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai
definisi lain bisa saja ada. Dalam makalah ini, bagian atas tiang, untuk menghindari menjadi rusak
fondasi dalam yang akan dibicarakan adalah fondasi akibat tumbukan ini, pada kepala tiang dipasangkan
yang tergolong sebagai fondasi tiang. Fondasi semacam topi atau cap sebagai penahan energi atau
kaison, juga termasuk dalam kategori fondasi dalam, shock absorber. Biasanya cap dibuat dari kayu.
tapi tidak dibicarakan, karena biasanya untuk 2. Diesel Hammer
bangunan tinggi di Indonesia hampir tidak pernah Alat pemancang tiang tipe ini berbentuk lebih
menggunakan fondasi kaison. Diaphragm wall, sederhana dibandingkan dengan hammer lainnya.
sheet pile juga ada yang menggolongkannya Diesel hammer memiliki satu silinder dengan dua
mesin diesel, piston, atau ram, tangki bahan baker,
2.2 Tiang Pancang Baja tengki pelumas, pompa bahan baker, injector, dan
Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk mesin pelumas.
profil H. karena terbuat dari baja maka kekuatan dari 3. Hydaulic Hammer
tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam Cara kerja hammer ini adalah berdasarkan
pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan perbedaan tekanan pada cairan hidrolis. Salah satu
bahaya patah seperti halnya pada tiang beton precast. hammer tipe ini dimanfaatkan untuk memancang
Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat fondasi tiang baja H dan fondasi lempengan baja
bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang dengan cara dicengkram,didorong dan ditarik Alat
yang panjang dengan tahanan ujung yang besar. ini baik digunakan jika ada keterbatasan daerah
1. Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat operasi karena tiang pancang yang dimasukan cukup
berbeda-beda terhadap texture tanah, panjang pendek. Untuk memperpanjang tiang maka
tiang yang berada dalam tanah dan keadaan dilakukan penyambungan pada ujung-ujungnya.
kelembaban tanah. Bagian-bagian yang paling penting pada alat
2. Pada tanah yang memiliki texture tanah yang pancang adalah pemukul (hammer), leader, tali atau
kasar/kesap, maka karat yang terjadi karena kabel dan mesin uap.
adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut
hampir mendekati keadaan karat yang terjadi 2.4 Perhitungan Daya Dukung Dengan
pada udara terbuka. Kalendering ( Rumus Hiley)
3. Pada tanah liat ( clay ) yang mana kurang Perhitungan kapasitas daya dukung tiang
mengandung oksigen maka akan menghasilkan pancang dengan menggunakan rumus dinamis
tingkat karat yang mendekati keadaan karat (Hiley).
yang terjadi karena terendam air. 2𝑊𝐻 𝑊+ 𝑁2 𝑃
R= 𝑆+𝐾 .
4. Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan 𝑊+𝑃
terletak dibawah lapisan tanah yang padat akan Keterangan :
sedikit sekali mengandung oksigen maka R = Kapasitas daya dukung batas (ton)

SEMNASTEK UISU 2021 35


ISBN : 978-623-7297-39-0

W= Berat palu atau ram (ton) 2.6 Faktor Keamanan


P = Berattiang pancang (ton) Untuk memperoleh kapasitas ujung tiang,
H = tinggi jatuh ram maka diperlukan suatu angka pembagi kapasitas
S = Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan ultimate yang disebut dengan faktor aman
terakhir, atau “set” (cm) (keamanan) tertentu. Faktor keamanan ini perlu
K = Rata-rata Rebound untuk 10 pukulan terakhir diberikan dengan maksud :
(cm) 1. Untuk memberikan keamanan terhadap
N= Koefisien restitusi ketidakpastian metode hitungan yang digunakan.
2. Untuk memberikan keamanan terhadap variasi
2.5 Metode Kalendering Pemancangan Tiang kuat geser dan kompresibilitas tanah.
Pancang. 3. Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang cukup
Secara umum kalendering digunakan pada aman dalam mendukung beban yang bekerja.
pekerjaan pemancangan tiang pancang (beton 4. Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang
maupun pipa baja) untuk mengetahui daya dukung terjadi pada tiang tunggal atau kelompok tiang
tanah secara empiris melalui perhitungan yang masih dalam batas – batas toleransi.
dihasilkan oleh proses pemukulan alat pancang. 5. Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak
Alat pancang disini bisa berupa diesel hammer seragam diantara tiang-tiang masih dalam batas-
maupun hydraulic hammer. Biasanya kalendering batas toleransi.
dalam proses pemancangan tiang pancang
merupakan item wajib yang harus dilaksanakan dan Sehubungan dengan alasan butir (d) dari hasil
menjadikan laporan untuk proyek. Sebagaitambahan banyak pengujian - pengujian beban tiang, baik tiang
selain kalendering dilakukan pengecekan dengan pancang maupun tiang bor yang berdiameter kecil
PDA test. Perhitungan kalendering menghasilkan sampai sedang (600 mm). penurunan akibat beban
output yang berupa daya dukung tanah dalam Ton. kerja (working load) yang terjadi lebih kecil dari 10
Sebelum dilaksanakan kalendering biasanya mm untuk faktor aman yang tidak kurang dari 2, 5.
juga dilakukan monitoring pemukulan saat Reese dan O’Neill (1989) menyarankan
pemancangan yaitu untuk mengetahui jumlah pemilihan faktor aman (F) untuk perancangan
pukulan tiap meter dan total sebagai salah satu pondasi tiang (Tabel 2.5), yang dipertimbangkan
benuk data yang dilampirkan beserta hitungan faktor - faktor sebagai berikut :
kalendering. Untuk itu sebelumnya tiang pancang 1. Tipe dan kepentingan dari struktur.
yang akan dipancang diberikan skala terlebih 2. Variabilitas tanah (tanah tidak uniform).
dahulu tiap meternya menggunakan penanda 3. Ketelitian penyelidikan tanah .
misalnya cat semprot /philox. Untuk 4. Tipe dan jumlah uji tanah yang dilakukan.
mengitungnya disediakanterlebih dahulu counter 5. Ketersediaan tanah ditempat (uji beban )
agar mudah dalam menghitung jumlah pukulan tiap 6. Pengawasan/kontrol kualitas di lapangan.
meter dan totalnya. 7. Beban desain aktual yang terjadi selama
beban layanan struktur.
Tahapan pelaksanaanya yaitu:
1. Saat kalendering telah ditentukan dihentikan Tabel 1. Faktor Aman Yang Disarankan (Reese &
pemukulannya oleh hammer O’Neill, 1989)
2. Memasang kertas millimeter block pada tiang Faktor Keamanan
pancang menggunakan selotip Klasifikasi Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol
3. Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, Struktur Baik Buruk Jelek S. Jelek
kemudianmenempelkan ujung spidol pada Monumenta 2,3 3 3,5 4
kertas millimeter Permanen 2,9 3 3,5 3,6
4. Menjalankan pemukulan Sementara 2,9 3 3,3 3,8
5. Satu orang melakukan kalendering dan satu
orang mengawasi serta menghitung jumlah
pukulan Rumus Perhitungan Faktor Kemanan (FS) adalah:
6. Setelah 10 pukulan kertas millimeter diambil Daya dukung tiang
F = (Beban Mati+Beban Hidup+Beban Gempa)
7. Tahap ini bisa dilakukan 2-3kali agar
memperoleh grafik yang bagus
8. Usahakan kertas bersih, karena kalau
menggunakan diesel hammer biasanya kena oli 2.7 Pembebanan pada Platform
dan grafiknya jadi kurang valid karena tertutup Beban yang dipikul oleh Platform adalah:
oli.  Beban mati/berat sendiri
9. Setelah tahapan selesai hasil kalendering Berat sendiri merupakan berat dari beban –
ditanda tangani kontraktor, pengawas, dan beban mati yang secara permanen dan konsta
direksi lapangan untuk selanjutnya dihitung selama waktu hidup kontruksi yaitu beban
daya dukungnya. pelat, balok memanjang dan melintang, serta
poer. Untuk beban pelat, pertama dihitung
beban terbagi ratanya pada setiap luasan pelat,
36 SEMNASTEK UISU 2021
ISBN : 978-623-7297-39-0

kemudian dicari beban terbagi rata Adapun penelitian skripsi ini di ambil pada
ekuivalensinya yang akan diterima pada balok. lokasi Simanindo, Kabupaten Samosir, Provinsi
Hal ini dilakukan untuk memudahkan Sumatera Utara.
pelaksanaan analisa strukturnya. Pada balok,
beban terbagi ratanya tergantung dari beban 3.1 Data Umum
yang direncanakan, dan begitu juga dengan Data umum dari proyek lanjutan pembangunan
poer. Kemudian jumlah beban dari beban mati dermaga Simanindo Danau Toba Tahap – III adalah
ditotalkan secara keseluruhan. (Berat tiang sebagai berikut :
pancang + Berat poer + Berat isi tiang + Berat 1. Nama proyek : Lanjutan pembangunan dermaga
balok melintang + Berat balok memanjang + Simanindo Danau Toba Tahap
Berat plat lantai) – III.
 Beban hidup 2. Lokasi proyek : Simanindo, Kabupaten Samosir,
Beban yang diakibatkan oleh beban hidup yang Provinsi Sumatera Utara.
ada diatas dermaga, dipengaruhi oleh beban 3.Waktu pelaksanaan : pekerjaan proyek adalah 150
orang, beban truk, Dan sesuai fungsi platform (seratus lima puluh) hari.
pada pembangunan dermaga Simanindo
Kabupaten Samosir adalah sebagai tempat 3.2 Data Teknis
parkir kendaraan maka kendaraan maksimum Data ini diperoleh dari lapangan menurut
pada tempat tersebut adalah kendaraan truk perhitungan dari pihak konsultan, dengan data
berat. Untuk beban roda maksimum pada truck sebagai berikut:
75% . berat kendaraan 1. Pipa baja : Ø 508 mm.
berat adalah ( ). Sesuai
2 2. Diameter : Ø 508 mm.
Dengan Ditjen Bina Marga,
3. Tebal tiang pancang baja: 12 mm.
No.01/MN/BM/1983 Dan
4. Tebal plat : 10 mm.
Permenhub.NO.14 Tahun 2017.
3.3 Metode Pengolahan Data
Beban gempa
Untuk mencapai maksud dan tujuan
 Beban gempa ditentukan berdasarkan data penulisan, dilakukan beberapa tahapan yang
gempa pada lokasi dermaga yang mengacu dianggap perlu dan secara garis besar diuraikan
pada SNI-1726-2002 dengan menggunakan sebagai berikut :
peta zonasi gempa indonesia. Untuk rumus
 Tahapan pertama adalah melakukan review dan
perhitungan beban gempa adalah .
studi keperpustakaan terhadap text book dan
jurnal-jurnal terkait dengan pondasi tiang,
Beban gempa : (1,6 x Jumlah beban mati ).
permasalahan pada pondasi tiang, dengan
desain dan pelaksanaan pemancangan tiang.
2.8 Alasan Pemilihan Pondasi Tiang Pancang
 Tahapan kedua adalah meninjau langsung ke
Pondasi tiang pancang dapat memikul beban
lokasi proyek dan menentukan lokasi
struktur atas pada kedalaman tanah keras yang dalam
dengan memikul beban menggunakan gaya gesekan pengambilan data yang dianggap perlu.
selimut tiang dan terhadap tanah keras. Apabila  Tahapan ketiga adalah Pelaksanaan
kondisi tanah cukup labil dan tanah keras berada pengumpulan data – data dari pihak konsultan
pada kedalaman tertentu dimana tidak yaitu CV.Rancang Bangun Consultant.
memungkinkan untuk dibuat pondasi dangkal, selain Data yang diperoleh adalah :
itu pemakaian tiang pancang lebih ekonomis dan 1. Data hasil dari kalendering.
tidak memakan banyak waktu dalam 2. Data as built drawing.
pelaksanaannya. 3. Data pile driver record (PDR).
 Tahap keempat adalah mengadakan analisis
III. METODE PENELITIAN data dengan menggunakan data-data diatas
berdasarkan formula yang ada.
Dalam penelitian ini, lokasi wilayah studi diperlukan  Tahapan kelima adalah mengadakan analisis
untuk mengumpulkan sejumlah informasi mengenai terhadap hasil perhitungan yang dilakukan dan
daerah serta lingkungan tempat atau lokasi membuat kesimpulan.
penelitian.
Untuk itu dilakukan pengambilan data baik IV. ANALISA DAN PERHITUNGAN
secara langsung maupun tidak lansung. Pengambilan
data langsung maksudnya adalah peninjauan 4,1 Jenis Tiang Pancang.
pencatatan atau pengukuran langsung di lapangan. Jenis tiang pancang pada pembangunan
Yang dimaksud dengan data tidak langsung ialah dermaga Simanindo Kabupaten Samosir, berjenis
pengambilan data kepada instansi atau pejabat yang tiang pancang baja (steel pile) dengan diameter 508
berkaitan dengan pengadaan data-data guna mm, dengan tebal 12 mm, dan tebal plat 10 mm.
membantu memenuhi melengkapi data. Tipikal sambungan tiang pancang baja dengan cara
SEMNASTEK UISU 2021 37
ISBN : 978-623-7297-39-0

dilas keliling, Gambar 4.1 dibawah ini menunjukan Kedalaman pemancangan pada pembangunan
sambungan las dan bagian bagian tiang. dermaga Simanindo Kabupaten Samosir, dihitung
dengan data pendukung yaitu data kalendering dan
data pile drive record (PDR).
4.2 Kedalaman Pemancangan

Tabel 2. Pile Driving Record (PDR)


Pile Pile Seabed Pile Top Pile Tip
No Diameter Rake Pile Length Elevasi Elevasi Elevasi
(mm) (m) (m) (m) (m)
1 508 Vertical Top : 27 0,75 40,50 38,80
Middle : 9
Bottom :9
Total :45
2 508 Vertical Top : 18 0,8 40,2 38,47
Middle : 9
Bottom : 13,7
Total : 40,70
3 508 Vertical Top : 18 0,9 39,67 37,77
Middle : 9
Bottom : 13,17
Total : 40,17
4 508 Vertical Top : 18 1,105 41,17 39,02
Middle : 9
Bottom : 14,67
Total : 41,67
5 508 Vertical Top : 27 1,20 40,5 38,38
Middle : 9
Bottom : 9
Total : 45
6 508 Vertical Top : 27 1,3 40,00 37,65
Middle : 9
Bottom : 9
Total : 45
7 508 Vertical Top : 27 1,05 40,00 37,95
Middle : 9
Bottom : 9
Total : 45
8 508 Vertical Top : 27 0,95 40,00 37,96
Middle : 9
Bottom : 9
Total : 45
9 508 Vertical Top : 27 0,65 39,70 38,05
Middle : 9
Bottom : 9
Total : 45
10 508 Vertical Top : 27 0,55 39,65 38,00
Middle : 9
Bottom : 9
Total : 45
11 508 Vertical Top : 18 1,15 39,55 37,40
Middle : 9
Bottom : 13,5
Total : 40,50
12 508 Vertical Top : 18 1,00 39,05 37,05
Middle : 9
Bottom : 13
Total : 40

13 508 Vertical Top : 18 0,85 39,08 37,28


38 SEMNASTEK UISU 2021
ISBN : 978-623-7297-39-0

Middle :9
Bottom : 13
Total : 40
14 508 Vertical Top : 18 0,90 38,85 36,95
Middle :9
Bottom : 12,93
Total : 39,93

4.3 Data Kalendering 2 . 4,5 . 180 4,5 + 0,52 . 6,605


R = 0,6+2,4 .
Untuk menghitung kapasitas tiang pancang 4,5+6,605
berdasarkan data kalendering dengan menggunakan = 106,13 Ton.
rumus metode Hiley.
2𝑊𝐻 2𝑃 h) Pile no 8
= ( R= 𝑆+𝐾 . 𝑊+𝑁
𝑊+𝑃
) 2 . 4,5 . 180 4,5 + 0,52 . 6,605
Daya dukung. R= .
0,3+2,0 4,5+6,605
a) Pile no 1 = 132,65 Ton.
2 . 4,5 . 180 4,5 + 0,52 . 6,605 i) Pile no 9
R= 0,8+1,9 . 2 . 4,5 . 180 4,5 + 0,52 . 6,605
4,5+6,605
= 113,00 Ton. R= .
0,4+1,9 4,5+6,605
= 132,65 Ton.
b) Pile no 2 j) Pile no 10
2 . 4,5 . 180 4,5 + 0,52 . 5,973 2 . 4,5 . 180 4,5 + 0,52 . 6,605
R = 0,6+1,5 . R= .
4,5+5,973 0,4+1,6 4,5+6,605
= 156,63 Ton. = 129,56 Ton.
c) Pile no 3 k) Pile no 11
2 . 4,5 . 160 4,5 + 0,52 . 5,896 2 . 4,5 . 180 4,5 + 0,52 . 5,944
R= . R= .
0,5+1,7 4,5+5,896 0,7+2,0 4,5+5,944
= 150,14 Ton. = 116,92 Ton.
d) Pile no 4 l) Pile no 12
2 . 4,5 . 160 4,5 + 0,52 . 6,116 2 . 4,5 . 160 4,5 + 0,52 . 5,871
R = 0,8+1,7 . R= .
4,5+6,116 0,5+1,6 4,5+5,871
= 130,58 Ton. = 157,50 Ton.
e) Pile no 5 m) Pile no 13
2 . 4,5 . 160 4,5 + 0,52 . 6,605 2 . 4,5 . 180 4,5 + 0,52 . 5,871
R = 0,8+1,5 . R = 0,3+2,0 .
4,5+6,605 4,5+5,871
= 138,43 Ton. = 137,80 Ton.
f) Pile no 6 n) Pile no 14
2 . 4,5 . 180 4,5 + 0,52 . 6,605 2 . 4,5 . 180 4,5 + 0,52 . 5,860
R= . R = 0,4+2,3 .
0,7+1,9 4,5+6,605 4,5+5,860
= 117,35 Ton. = 117,46 Ton.
g) Pile no 7

Tabel 3. Kapasitas Tiang


No Pile W(ton) H(cm) S(cm) C(cm) N P(ton) R(ton)
1 4,5 180 0,8 1,9 0,5 6,605 113,00
2 4,5 150 0,6 1,5 0,5 5,973 156,63
3 4,5 160 0,5 1,7 0,5 5,896 150,14
4 4,5 160 0,8 1,7 0,5 6,116 130,58
5 4,5 160 0,8 1,5 0,5 6,605 138,43
6 4,5 180 0,7 1,9 0,5 6,605 117,35
7 4,5 180 0,6 2,4 0,5 6,605 106,13
8 4,5 180 0,3 2,0 0,5 6,605 132,65
9 4,5 180 0,4 1,9 0,5 6,605 132,65
10 4,5 180 0,4 1,6 0,5 6,605 129,56
11 4,5 180 0,7 2,0 0,5 5,944 116,92
12 4,5 160 0,5 1,6 0,5 5,871 157,50
13 4,5 180 0,3 2,0 0,5 5,871 137,80
14 4,5 180 0,4 2,3 0,5 5,860 117,46

SEMNASTEK UISU 2021 39


ISBN : 978-623-7297-39-0

180 Grafik Data Kalendering


160 156,63 157,5
150,14
140 138,43 137,8
130,38 132,65 132,65 129,56
120 116,92 117,46
113 111,35
100
80
60
40
20
0
Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile
No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.8 No.9 No.10 No.11 No.12 No.13 No.14
Gambar 1. Grafik data kalendering

4.4 Besarnya Pembebanan Pada Platform. Berat = Volume x  beton


Dalam pembebanan pada kontruksi perlu = (0,75 m3 x 2,4 ton/m3 )
diperlukan beban mati, beban hidup, dan beban = 1,8 ton.
gempa sebagai berikut, perhitungan diambil dari
tiang pancang yang memiliki beban terpusat atau  Berat balok memanjang
memiliki beban yang paling besar : Untuk menghitung berat balok memanjang dengan
:
4.4.1 Beban Mati. Volume = 0,5 m x 0,5 m x 3 m = 0,75 m3 .
 Berat tiang pancang Berat = Volume x  beton
Untuk berat tiang pancang yang berdiameter = (0,75 m3 x 2,4 ton/m3 )
508 mm adalah : = 1,8 ton.
 508 = 147,7 kg/m.
Panjang 1 titik tiang pancang : 45 m.  Berat plat lantai
Berat = 45 m x 147,7 kg/m = 6,646 ton. Untuk menghitung berat plat lantai dengan :
Volume = 3 m x 3 m x 0,3 m = 2,7 m3 .
 Berat poer Berat = Volume x  beton
Untuk perhitungan berat poer dengan : = (2,7 m3 x 2,4 ton/m3 )
Volume = 1 m x 1 m x 0,4 m = 0,4 m3 . = 6,48 ton.
Berat = Volume x  beton
(0,4 m3 x 2,4 ton/m3 ) = 0,96 ton.  Jumlah beban mati
(Berat tiang pancang + Berat poer + Berat isi
 Berat isi tiang tiang + Berat balok melintang +
Untuk menghitung berat isi tiang dengan : Berat balok memanjang + Berat plat lantai)
1
A = 4 x 𝜋 x D2 (6,646 ton + 0,96 ton + 0,785 ton + 1,8 ton +
1 1,8 ton + 6,48 ton ) = 18,471 ton.
= x (3,14) x (0,484)2
4
= 0,183 m2 4.4.2 Beban Hidup.
Volume = A x T  Sesuai fungsi platform adalah sebagai
= (0,183 m2 x 1,6 m) tempat parkir kendaraan maka kendaraan
= 0,292 m3 maksimum pada tempat tersebut adalah
Berat = Volume x  beton kendaraan truk berat. Untuk beban roda
= ( 0,292 m3 x 2,4 ton/m3 ) maksimum pada truck berat adalah (
= 0,785 ton. 75% . berat kendaraan
). Beban maksimum
2
truck berat adalah 25 ton, Maka :
 Berat balok melintang 75% . 25
Untuk menghitung berat balok melintang ( ) = 9,75 ton.
2
dengan :
Volume = 0,5 m x 0,5 m x 3 m = 0,75 m3 .

40 SEMNASTEK UISU 2021


ISBN : 978-623-7297-39-0

4.4.3 Beban Gempa. Daya dukung tiang


F = total beban
 Beban gempa ditentukan berdasarkan data
a) Pile no 1
gempa pada lokasi dermaga yang mengacu 113,00
pada SNI-1726-2002 dengan menggunakan F = 57,399 = 1,96
peta zonasi gempa indonesia. Untuk rumus b) Pile no
perhitungan beban gempa adalah : 156,63
F = 57,399 = 2,72
Beban gempa : (1,6 x Jumlah beban mati),
c) Pile no 3
maka: 150,14
= (1,6 x 18,471 ton) F = 57,399 = 2,61
= 29 ,553 ton.
d) Pile no 4
4.4.4 Total Beban 130,58
F = 57,399 = 2,27
 Total = ( Beban mati + beban hidup + beban
gempa ) e) Pile no 5
138,43
= (18,471 ton + 9,375 ton + 29,553 ton) F = 57,399 = 2,41
f) Pile no 6
= 57,399 ton 117,35
F = 57,399 = 2,03
g) Pile no 7
Tabel 4. Analisis beban mati pada dermaga. 106,13
F = 57,399 = 1,84
NO Beban Mati Berat Beban
1 Berat tiang pancang  6,646 Ton h) Pile no 8
132,65
508 mm F = 57,399 = 2,31
2 Berat Poer 0.96 Ton i) Pile no 9
3 Berat isi tiang 0,785 Ton 132,65
F = 57,399 = 2,31
4 Berat balok melintang 1,8 Ton
j) Pile no 10
5 Berat balok memanjang 1,8 Ton 129,56
6 Berat plat lantai 6,48 Ton F = 57,399 = 2,25
k) Pile no 11
116,92
Tabel 5. Analisis beban hidup (LL) pada dermaga. F = 57,399 = 2,02
NO Beban Hidup Berat Beban l) Pile no 12
1 Beban truck 9,375 Ton 157,50
F = 57,399 = 2,74
Tabel 6. Analisis beban gempa pada dermaga.
m) Pile no 13
137,80
NO Beban Gempa Berat Beban F = 57,399 = 2,40
1 Akibat Gempa 29,553 Ton n) Pile no 14
117,46
F= = 2,04
57,399
4.4.5 Faktor Keamanan.
 Rumus faktor keamanan pada kontruksi
dermaga adalah :

Tabel 7. Hasil Perhitungan Faktor keamanan.

No Pile W(ton) H(cm) S(cm) C(cm) N P(ton) R(ton) Fs

1 4,5 180 0,8 1,9 0,5 6,605 113,00


1,96
2 4,5 150 0,6 1,5 0,5 5,973 156,63 2,72
3 4,5 160 0,5 1,7 0,5 5,896 150,14 2,61
4 4,5 160 0,8 1,7 0,5 6,116 130,58 2,27
5 4,5 160 0,8 1,5 0,5 6,605 138,43 2,41
6 4,5 180 0,7 1,9 0,5 6,605 117,35 2,03
7 4,5 180 0,6 2,4 0,5 6,605 106,13 1.84
8 4,5 180 0,3 2,0 0,5 6,605 132,65 2,31
9 4,5 180 0,4 1,9 0,5 6,605 132,65 2,31
10 4,5 180 0,4 1,6 0,5 6,605 129,65 2,25
11 4,5 180 0,7 2,0 0,5 5,944 116,92 2,02
12 4,5 160 0,5 1,6 0,5 5,871 157,50 2,74
13 4,5 180 0,3 2,0 0,5 5,871 137,80 2,40
14 4,5 180 0,4 2,3 0,5 5,860 117,46 2,04

SEMNASTEK UISU 2021 41


ISBN : 978-623-7297-39-0

Grafik Faktor Keamanan dan Daya Dukung


200
156,63 150,14 157,5 137,8
113 130,58 138,43 117,35 106,13 132,65 132,65 129,65 116,92 117,46
100
0 1,96 2,72 2,61 2,27 2,41 2,03 1,84 2,31 2,31 2,25 2,04 2,74 2,4 2,04
Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile Pile
No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6 No.7 No.8 No.9 No.10 No.11 No.12 No.13 No.14

Faktor Keamanan Daya Dukung

Gambar 2. Grafik Faktor Keamanan dan Daya Dukung Tiang Pancang

V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan [1]. Bowlesh,J.E,. 1991, Analisa dan Desain
sebagai berikut: Pondasi, Edisi Keempat Jilid I, Erlangga,
1. Melihat kondisi pemancangan pada kontruksi Jakarta.
Dermaga Simanindo Kabupaten Samosir [2]. DPU. SNI-1726-2002. Perencanaan
bahwa disetiap tiang pancang mempunyai daya Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
dukung yang berbeda-beda walaupun Gedung. Dinas Pekerjaaan Umum, Jakarta.
mempunyai jarak yang berdekatan. [3]. Hardiyatmo,H.C. 2002, Teknik Pondasi 1.
2. Daya dukung yang sangat signifikan diantara Beta Offset:Yogjakarta.
tiang pancang yang berdekatan adalah pada [4]. Hardiyatmo,H.C. 2002, Teknik Pondasi 2.
tiang pancang titik no.1 (113,00 ton) dengan Beta Offset:Yogjakarta.
tiang pancang titik no.2 (156,63 ton). [5]. Takhdir Rochjati, S. 2015. Analisis Kapasitas
3. Sedangkan daya dukung tiang pancang yang Daya Dukung Tiang Pancang Terhadap
mempunyai daya dukung yang hampir sama Hasil Uji Calendering. Jurusan Teknik Sipil
pada tiang pancang titik no.6 (117,35 ton) Universitas Darul Ulum Islamic Center
dengan tiang pancang titik no.14 (117,46 ton). Sudirman, Semarang.
4. Dari hasil perhitungan daya dukung tiang [6]. Sardjono. H.S. 1984, Pondasi Tiang Pancang
pancang yang dibandingkan dengan beban Jilid 1. Sinar Wijaya, Surabaya.
yang akan dipikul disebut faktor keamanan [7]. Sardjono. H.S. 1984, Pondasi Tiang Pancang
(Fs). Jilid 2. Sinar Wijaya, Surabaya.
5. Dari semua perhitungan Fs bahwa Fs yang [8]. Wesley, L.D. 1977, Mekanika Tanah. Badan
paling besar berada pada tiang pancang titik Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
no.12 (Fs=2,74), sedangkan Fs yang paling [9]. Pintor Tua. S. 2004, Rekaya Pondasi I,
terkecil berada pada tiang pancang titik no.1 Jakarta.
(Fs=1,96). [10]. Darlina, T., dan Bangun Pasaribu., dan
6. Dan bila ditinjau dari hasil perhitungan Jupriah, S. 2015, Rekayasa Pondasi II,
keseluruhan tiang pancang masih berada pada Medan.
zona aman.

42 SEMNASTEK UISU 2021

Anda mungkin juga menyukai